Anda di halaman 1dari 7

71Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan Vol. 10 No.

2 Tahun 2020| 71-77

Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan


https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/FIK
2088-415x (Print) |2685-9998 (online)

Implementasi Dukungan Spiritual Berbasis Budaya Menurunkan


Kecemasan pada Pasien Stroke
Ahmad Zaini Arif

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nazhatut Thullab Sampang


zainiliaciciarsy@gmail.com*
*Corresponding author

Informasi artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Stroke merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang, melumpuhkan
Received: 05-10-2020 serta bisa membunuh manusia. Salah satu masalah yang dialami pasien
Revised: 10-11-2020 stroke selain masalah psikologis dan fisik juga masalah psikospiritual juga
Accepted: 29-11-2020 sering dialami pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Kata kunci: pengaruh implementasi dukungan spiritual berbasis budaya terhadap
Spiritual, Budaya, tingkat kecemasan pada Pasien Stroke. Penelitian ini menggunakan desain
Kecemasan, Stroke Quasi-Experimental menggunakan pendekatan pre post test control group
design, besar sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu
perlakuan dan kontrol dengan teknik simple random sampling berjumlah
masing-masing 18 pasien. Intervensi implementasi dukungan spiritual
berbasis budaya, dilakukan dengan cara memberikan dukungan spiritual
berupa pendampingan, membantu doa’, dukungan praktik keagamaan dan
rujukan konseling spiritual dengan mempertimbangkan budaya pasien.
Analisa data menggunakan Uji t independen dengan tingkat kemaknaan =
0,05. Hasil penelitian didapatkan hasil selisih tingkat kecemasan kelompok
perlakuan yaitu nilai rata-rata ± standar deviasi = -4.61± (1.94) dan
kelompok kontrol yaitu nilai rata-rata ± standar deviasi = 0,22 ± (3,38).
Berdasarkan Hasil uji t Uji t independen dengan didapatkan nilai P = 0.007,
artinya ada pengaruh implementasi dukungan spiritual berbasis budaya
Terhadap tingkat kecemasan. Pemberian Implementasi dukungan spiritual
berbasis budaya dapat menurunkan tingkat kecemasan. Perawat bisa
memberikan dukungan spiritual sebagai bagian dari intervensi asuhan
keperawatan spiritual berbasis budaya pada pasien stroke.

ABSTRACT
Keywords: Stroke is a disease that can attack, paralyze, and kill humans. One of the
Spiritual, Culture, problems experienced by stroke patients apart from psychological and
Anxieti, Stroke physical problems as well as psychospiritual problems is also often
experienced by stroke patients. This study aims to analyze the effect of
implementing cultural-based spiritual support on the level of anxiety in
stroke patients. This study used a Quasi-Experimental design using a pre-
post test control group design approach, the sample size in this study
consisted of 2 groups, namely treatment, and control with simple random
sampling technique, amounting to 18 patients each. The intervention to
implement cultural-based spiritual support is carried out by providing
spiritual support in the form of accompaniment, prayer assistance, religious
practice support, and spiritual counseling referrals by considering the
patient's culture. Data analysis used an independent t-test with a
significance level = 0.05. The results showed the difference in the level of
anxiety in the treatment group, namely the mean ± standard deviation = -
4.61 ± (1.94) and the control group, namely the mean ± standard deviation
= 0.22 ± (3.38). Based on the results of the t-test, the independent t-test with
the value of P = 0.007, meaning that there is an effect of implementing

71| WirarajaMedika email: wiraraja.medika@wiraraja.ac.id


Ahmad Zaini Arif|Implementasi Dukungan Spiritual Berbasis …..

cultural-based spiritual support on the level of anxiety. Giving


Implementation of cultural-based spiritual support can reduce anxiety
levels. Nurses can provide spiritual support as part of a culture-based
spiritual nursing care intervention for stroke patients.

PENDAHULUAN menurut El-Noor (2012) dapat dengan tujuan


Penyakit Stroke merupakan penyakit untuk mengurangi masalah psikologis dan
yang dapat menyerang, melumpuhkan meningkatkan kemampuan pasien dalam
serta bisa membunuh manusia. Seseorang mengatasinya secara emosional dan
dengan stroke gangguan fungsional otak mengurangi kecemasan. Cara yang dapat
seperti kelumpuhan saraf (deficit digunakan untuk mengurangi kecemasan
neurologic) sering dialami pasien stroke. pasien adalah dukungan spiritual yang
Stroke saat ini merupakan urutan kedua sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan
penyakit mematikan setelah penyakit pasien. Dengan terpenuhinya kebutuhan
jantung (Suprayitno, E, 2020). prevalensi spiritual, sehingga pasien dapat mencapai
kejadian penyakit stroke didunia kesejahteraan spiritual (Moeini, 2012). Hasil
diperkirakan 200 per 100.000 penduduk penelitian menurut (Faeze et al., 2017)
per tahun. Menurut data American Heart menunjukkan bahwa perawatan spiritual
Association / American Stroke menyebabkan pengurangan dalam skor rata-
Association (AHA/ASA) dalam Heart rata kecemasan.Ini menunjukkan bahwa
Disease and Stroke Statistics-2017 perawatan spiritual sangat efektif dalam
Updates, disebutkan bahwa rata-rata mengurangi kecemasan. Hasil penelitian
setiap 40 detik seseorang mengalami (Taraghi et al., 2016) menyebutkan Praktik
stroke dan dalam 4 menit meninggal keagamaan dan doa dapat menjadi sumber
akibat stroke di Amerika (Benjamin et al., yang kuat untuk mengatasi situasi yang
2017) menekandan dukungan psiko-sosial pada
Indonesia saat ini menduduki pasien dengan stroke.
peringkat pertama di Dunia berdasarkan Dalam melaksanakan proses
data Kementrian kesehatan dimana jumlah keperawatan Pengaruh budaya penting
penderita stroke di Indonesia tahun 2013. untuk diperhatikan. suatu teori yang
Setiap tahun di Indonesia sekitar 500.000 mengungkapkan dalam midle range theory
penduduk terkena serangan stroke, yaitu Transcultural Nursing Theory.
125.000 atau sekitar 2,5% orang meninggal Leininger menyampaikan memperhatikan
sisanya cacat berat dan ringan (Data keanekaragaman budaya dan nilai-nilai
Kementrian Kesehatan RI (2014). dalam penerapan asuhan keperawatan
Sedangkan Data Riskesdas Tahun 2018 kepada pasien sangatlah penting. Menurut
prevalensi penyakit stroke terjadi kenaikan Leininger culture and social structure
pada tahun 2013 7% dan pada 2018 dimension atau culture care merupakan
menjadi 10,9 (Riskesdas, 2018). Data di pengaruh dari segala faktor budaya tertentu
Jawa Timur penderita penyakit Stroke (sub budaya) yang meliputi falsafah hidup
dari Dinas Kesehatan Surabaya didapatkan dan agama, sosial dan keterikatan keluarga,
jumlah total penderita stroke tahun 2013 politik dan ekonomi, pendidikan legal,
sebanyak 1166 penderita. Di RSUD teknologi serta nilai-nilai budaya yang saling
Soetomo Surabaya, "Pasien stroke selama berhubungan dan berfungsi dalam
24 jam setiap harinya bisa mencapai 5-10 mempengaruhi perilaku dalam konteks
orang (Firdaus, 2017) lingkungan yang berbeda (Alligood, 2017).
Penderita stroke umumnya mengalami Implementasi keperawatan (care) dan
perubahan perilaku dan emosional seperti budaya (culture) adalah dua hal yang saling
syok, ansietas, marah penolakan, marah, keterkaitan dan berhubungan. Pemahaman
stres sampai depresi. Semua itu adalah terhadap budaya akan menjadikan
respon psikologis yang mengalami implementasi keperawatan menjadi lebih
gangguan (Potter 2016). Hasil penelitian terarah, inovatif dan akhirnya bisa
yang dilakukan (Ridwan dan Hasriani, meningkatkan pelayanan kesehatan
2014) bahwa dari 39 pasien stroke dengan (Andrews dan Boyle, 2018).
tingkat kecemasan sedang (71,8 %) atau 28 Masalah spiritual merupakan masalah
pasien, tingkat kecemasan berat (17,9 % ) keperawatan dan diselesaikan dengan
atau 7 pasien, kecemasan ringan (10,3%) intervensi mandiri (CNA, 2010). Pasien
atau 4 pasien Pendekatan spiritual stroke tidak hanya butuh perawatan medis,

Wiraraja Medika|72
Ahmad Zaini Arif| Implementasi Dukungan Spiritual Berbasis …..

namun juga membutuhkan layanan dukungan spiritual berbasis budaya


psikospiritual untuk membangkitkan terhadap tingkat kecemasan pada pasien
kekuatan spiritual. Tindakan keperawatan stroke.
yang dapat dilakukan dalam mengurangi
tingkat kecemasannya dapat dilakukan METODE PENELITIAN
dengan pendekatan teori Transkultural Desain penelitian ini adalah Quasy-
Nursing leininger dengan mengkaji faktor Experimental dengan pendekatan pre post
religious and Cultural value pasien test control group design, untuk
sehingga perawat dapat melakukan mengetahui pengaruh implementasi
implementasi dukungan spiritual, leininger dukungan spiritual berbasis budaya
menyebutkan bahawa bantuan baru efektif terhadap tingkat kecemasan pada pasien
jika latar belakang budaya pasien stroke. Intervesi diberikan dengan cara
dipertimbangkan, dan bahwa implementasi memberikan dukungan spiritual berupa
keperawatan selalu dikaitkan dengan pendampingan, membantu doa’ dukungan
budaya. Menurut (Kozier, 2015) perawat praktik keagamaan dan rujukan konseling
mendampingi pasien, membantu dalam spiritual dengan mempertimbangkan
berdoa atau mendoakan pasien dan budaya pasien dengan durasi 45-60 menit
memberikan dukungan praktik keagamaan dalam 1 kali pertemuan dilakukan selama
adalah salah satu implementasi 3 kali pertemuan. Jumlah Sampel pada
keperawatan mengenai spiritual pasien penelitian ini sebanyak 18 sampel
dan perawat perlu juga merujuk pasien kelompok intervensi dan 18 sampel
kepada pemuka agama. dalam kelompok kontrol di RSUD Kabupaten
memenuhi kebutuhan spiritual pasien Sampang dengan Simple Random
perawat dan pemuka agama bisa Sampling. Sampel diambil dengan kriteria:
bekerjasama. Bimbingan rohani Islam Kriteria Inklusi: Pasien dengan skor
untuk pasien stroke bisa diberikan kecemasan > 7 (DASS) dari hasil pe test,
sentuhan rohani dalam bentuk TTV dalam batas normal, nadi 60- 100
memberikan motivasi supaya sabar dan x/menit, suhu 36-38°C, Respiratory rate
tabah dalam menghadapi cobaan, dengan 16-24x/menit, Kesadaran komposmentis
cara menuntun do’a, cara bersuci, skor GCS (14-15), Pasien stroke dengan
shalat, serta amalan ibadah lain yang Skor NIHSS < 15dan Kriteria eksklusi
dapat dilakukan dalam keadaan sakit :Pasien saat penelitian kritis (Koma) dan
(Bukhori, 2008). penelitian ini bertujuan Pasien dengan gangguan psikosis
untuk Menganalisis pengaruh implementasi (Demensia, Delirium dan Skizofrenia )

HASIL
1. Karakteristik responden
Tabel 1 Karakteristik Responden
Kelompok
Total
Karakteristik Intervensi Kontrol
F % F % F %
Usia
Dewasa akhir 1 5,6 0 0 1 2,8
Lansia awal 9 50 4 22.2 13 36,1
Lansia akhir 4 22,2 8 44.4 12 33,3
Manula 4 22,2 6 33.3 10 27,8
Total 18 100 18 100 36 100
Jenis Kelamin
Perempuan 13 72,2 9 50 22 61,1
Laki-laki 5 27,8 9 50 14 38,9
Total 18 100 18 100 36 100
Pendidikan
Tidak sekolah 4 22,2 9 50 13 36,1
SD 11 61,1 9 50 20 55,5
SMP 1 5,6 0 0 1 2,8
SMA 1 5,6 0 0 1 2,8
Perguruan Tinggi 1 5,6 0 0 1 2,8
Total 18 100 18 100 36 100
Pekerjaan
Swasta 8 44,4 9 50 17 47,2
Nelayan 3 16,7 3 16,7 6 16,7
Tani 6 33,3 6 33,3 12 33,3
PNS 1 5,6 0 0 1 2,8
Total 18 100 18 100 36 100

Wiraraja Medika|73
Ahmad Zaini Arif|Implementasi Dukungan Spiritual Berbasis …..

Pada tabel 1 diperoleh bahwa pada didapatkan bahwa pada kelompok


kelompok intervensi 50% pada rentang intervensi 61,1% dengan latar belakang
usia 46-55 tahun. Pada kelompok kontrol (SD). Pada kelompok kontrol 50% pasien
44,4% pada rentang usia 56-65 tahun. Jenis tidak sekolah. Sedangkan status pekerjaan
kelamin perempuan kelompok intervensi kelompok intervensi 44,4% swasta. Pada
72,2%, dan pada kelompok kontrol 50% kelompok kontrol 50% status pekerjaan
pasien berjenis kelamin laki-laki. pasien adalah swasta.
Berdasarkan tingkat pendidikan

Data khusus
Tabel 2 Perbedaan tingkat kecemasan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum
dan setelah dilakukan dukungan spiritual berbasis budaya pada pasien stroke
Kelompok intervensi Kelompok kontrol
Tingkat kecemasan Pre test Post test Pre test Post test
n % n % N % n %
Tidak ada cemas 0 0 1 5.6 0 0 0 0
Ringan 0 0 6 33,3 0 0 0 0
Sedang 8 44,4 10 55,6 6 33,3 5 27,8
Berat 10 55,6 1 5,6 11 61,1 12 66,7
Sangat berat 0 0 0 0 1 5,6 1 5,6
Jumlah 18 100 18 100 18 100 18 100
Mean ±SD 14,94±2,01 10,33±2,24 15,72±1,93 15,94±2,36
Uji t Independent P= 0.000 P= 0.784

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan tingkat dan terdapat penurunan tingkat


kecemasan sebelum intervensi dukungan kecemasan pada kelompok perlakuan
spiritual berbasis budaya pada kelompok sebelum dan setelah dilakukan dukungan
perlakuan sebagian besar mengalami spiritual berbasis budaya. Pada kelompok
kecemasan berat yang ditunjukkan dengan kontrol yang mendapatkan intervensi
nilai X ± (SD) = 14,94±(2,01). Setelah sesuai standar rumah sakit sebagain besar
diberikan intervensi dukungan spiritual memiliki tingkat kecemasan berat yang
berbasis budaya mengalami penurunan ditunjukkan dengan nilai X ±(SD) =
tingkat kecemasan, yaitu sebagian besar 15,94±(2,3), yang sebelumnya juga
tingkat kecemasan sedang yang sebagian besar mengalami tingkat
ditunjukkan dengan nilai X ±(SD) = kecemasan berat ditunjukkan dengan nilai
10,33±(2,24). Hasil uji normalitas pada X ±(SD)= 15,72±(1,93). Hasil analisis uji t
kelompok perlakuan dan kelompok independent diperoleh nilai P = 0.784 yang
kontrol menggunakan Shapiro-Wilk artinya tidak ada perbedaan yang
didapatkan data berdistribusi normal Hasil signifikan tingkat kecemasan sebelum dan
uji t 2 sampel berpasangan diperoleh nilai setelah perlakuan.
P = 0.000 yang artinya terdapat perbedaan

Tabel 3 Analisis perbedaan selisih tingkat kecemasan kelompok intervensi dukungan


spiritual berbasis budaya dengan kelompok kontrol.
Variabel Kelompok n Mean ±SD Median t df P
Perlakuan 18 -4,61±1,94 -4,0
Tingkat Kecemasan 5.250 34 0.000
Kontrol 18 0,22±3,38 1,5
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan Shapiro-Wilk data berdistribusi normal.
hasil nilai selisih tingkat kecemasan Hasil uji t independent diperoleh nilai P
kelompok perlakuan adalah X ∆± (SD) = - = 0.000 berarti terdapat perbedaan nilai
4.61± (1.94) dan nilai selisih tingkat selisih tingkat kecemasan pada kelompok
kecemasan kelompok kontrol yaitu intervensi dukungan spiritual berbasis
X ∆ ± (SD) 0,22±(3,38). Hasil uji normalitas budaya dan kelompok kontrol.

74| WirarajaMedika
Ahmad Zaini Arif| Implementasi Dukungan Spiritual Berbasis …..

PEMBAHASAN intervensi doa. Juga didukung oleh hasil


1. Perbedaan tingkat kecemasan pada penelitian (Trihandini, Fatmasari, Hartati
kelompok perlakuan dan kontrol dan Sudirman, 2018). Ada efek yang
sebelum dan setelah diberikan signifikan perawatan keperawatan spiritual
dukungan spiritual berbasis budaya pada tingkat kecemasan pada pasien
Berdasarkan hasil penelitian dengan stroke.
menunjukan bahwa pada kelompok Hawari (2013), mengungkapkan
intervensi ada perbedaan terhadap tingkat dimana gangguan aktivitas atau mobilitas
kecemasan sebelum dan setelah dilakukan yang dialami pasien stroke bisa
intervensi dukungan spiritual berbasis menimbulkan dampak psikologis
budaya. Pada kelompok intervensi terjadi kecemasan yang meningkat. Kondisi
pengurangan tingkat kecemasan setelah kecemasan dapat dipahami oleh karena
diberikan perlakuan. Sedangkan pada keterbatasan kemampuan yang dimiliki,
kelompok kontrol pada kelompok kontrol sakit yang diderita pasien yang sudah
masih dalam keadaan cemas sebelum dan terlalu lama menyebabkan pasien akan
setelah intervensi yang diberikan sesuai terganggu dan mengalami kecemasan
standar rumah sakit tetap tidak bahkan mengakibatkan panik sebagai
melaksanakan ibadah. Kecemasan adalah bentuk respon dari kebutuhan dasar yang
reaktivitas emosional yang berlebih, atau mengganggu dirinya. Hal yang didapat oleh
konteks sensitif, respon emosional dan peneliti, bahwa pasien stroke sebagian
depresi yang tumpul (Clift, 2011). besar mengalami tingkat kecemasan
Disebutkan dalam pendapat yang lain sedang. Kecemasan dari setiap pasien pada
bahwa kecemasan merupakan perwujudan hakikaatnya berbeda.
dari segala emosi yang terjadi oleh karena Adanya kecemasan atau ketakutan
seseorang yang mengalami tekanan bisa menyebabkan perasaan kacau, yang
perasaan dan tekanan batin. Sehingga membuat diri pasien membutuhkan
dapat menyebabkan perasaan tidak ketenangan, bersama Tuhan adalah
menyenangkan dalam bentuk takut, ketenangan yang paling besar. Dari hasil
bersalah atau perasaan gelisah penelitian adanya penurunan kecemasan
(Supriyantini, 2010). pada kelompok intervensi karena dengan
Menurut Smeltzer dan Bare (2013) dukungan spiritual Impuls yang dihasilakn
respon kecemasan, stres bermula dari akan diteruskan ke daerah audiotorik
hipotalamus mensekresi (CRF) cortico primer dan sekunder, yang selanjutnya
tropin-releasing faktor, yang menstimulasi diolah di daerah wernicke untuk
pituitari anterior untuk memproduksi diinterpretasikan makna-maknanya. Dari
Adeno Cortico Tropic Hormone (ACTH). daerah wernicke akan mengasosiasikannya
ACTH kemudian akan menstimulasi ke daerah prefrontal guna dilakukan
pituitari anterior guna memproduksi perluasan pemikiran atau pendalaman
glukokortikoid, dan kortisol. Stress mental makna, yang akhirnya akan ikut berfungsi
dapat meningkatkan kortisol. Sehingga dalam menentukan respon hipotalamus
memacu respon saraf simpatis seperti yang dapat menurunkan kortisol
frekuensi jantung meningkat, tekanan dihasilkan kelenjar adrenal yang
darah meningkat, pupil akan berdilatasi diproduksi oleh Adeno Cortico Tropic
dan aktivitas mental meningkat. Secara Hormone (ACTH) sehingga memberikan
subjektif seseorang akan merasa kakinya ketenangan dalam hati pasien dan
dingin, kulit dan tangan lembab, menggigil, menerima dengan apa yang diberikan oleh
kejang pada perut dan berdebar-debar. tuhan karena sakit merupakan ujian dari
pada saat mengalami ketegangan atau tuhan untuk menguji manusia sejauh
kecemasan, maka reaksi fisiologis yang mana mereka bersabar. Tuhan akan
dirasakannya akan berkurang pada saat memberikan hikmah dan akan diberi
seseorang melakukan relaksasi. kesembuhan, bagi yang tabah dan sabar,
Penelitian ini didukung oleh hasil sehingga mentalitas dan dirinya akan
penelitian yang dilakukan (Boelens, bertambah kuat serta nilai kerohaniannya
Reeves,William, Replogle, Harold dan juga meningkat, sehingga bagi dirinya sakit
Koenig, 2012) menunjukkan bahwa terjadi bukanlah suatu masalah yang menyita
penurunan yang signifikan depresi dan pikiran, karena ia yakin bahwa di balik
kecemasan serta peningkatan pengalaman sakit yang dideritanya ada hikmah yang
spiritual dan optimisme dibandingkan lebih besar dari tuhan. Ini menjadi
dengan kontrol yang tidak menerima motivasi bagi pasien dari dalam yang bisa

Wiraraja Medika|75
Ahmad Zaini Arif|Implementasi Dukungan Spiritual Berbasis …..

membantu proses penyembuhan. Dalam Mirghafourvand, Charandabi, Malakouti


kondisi yang demikian maka dukungan dan Erfani (2018), menyatakan ada
spiritual bagi pasien memberi dorongan pengaruh konseling spiritual terhadap
moral dan spiritual sangat dibutuhkan. stress dan kecemasan dengan nilai P =
Sehingga Implementasi dukungan spiritual (0,001) dibandingkan dengan kelompok
Berbasais budaya dapat diterapkan di tanpa perlakuan.
Rumah Sakit untuk menurunkan tingkat Penyakit stroke merupakan
kecemasan pasien. penyakit kronis (Suprayitno, E dan Wahid,
A, 2019). Namun, bagi penderitanya
2. Analisis perbedaan selisih tingkat berdampak signifikan pada aspek
kecemasan pada kelompok perlakuan psikologis, sosial, dan spiritual. Seorang
dan kelompok kontrol setelah yang menderita gangguan fisik akibat
dilakukan implementasi dukungan operasi dan cidera, dapat mudah
spiritual berbasis budaya mengalami kelelahan fisik sehingga lebih
Hasil penelitian setelah dilakukan mudah mengalami kecemasan, disamping
implementasi dukungan spiritual berbasis itu kecemasan mudah dialami oleh orang
budaya didapatkan yaitu terdapat yang mengalami kelelahan fisik. (Stuart,
perbedaan secara signifikan tingkat 2013). Kebutuhan spiritual bisa
kecemasan antara kelompok perlakuan meningkatkan koping, optimis, harapan,
dan kelompok kontrol. Hasil penilaian dukungan sosial, mengurangi kcemasan
pada kelompok intervensi didapatkan dan depresi, serta mendukung perasaan.
sebelum diberikan implementasi dukungan Oleh karena itu perawat perlu memberikan
spiritual berbasis budaya sebagian besar asuhan spiritual untuk mengurangi tingkat
pasien berada pada tingkat kecemasan kecemasan yang dialami oleh pasien
berat dan setelah intervensi ada stroke.
penurunan yaitu berada pada tingkat
kecemasan sedang. Sedangkan hasil KESIMPULAN
penilaian pada kelompok kontrol sebagian Terdapat penurunan tingkat
besar tetap ditingkat kecemasan berat kecemasan antara sebelum dan sesudah
sebelum dan sesudah mendapatkan diberikan Implementasi dukungan spiritual
intervensi sesuai dengan standart. Berbasis budaya pada kelompok perlakuan.
Pendekatan spiritual menurut El- Tidak ada penurunan tingkat kecemasan
Noor, (2012) bisa dilakukan yang bertujuan baik sebelum dan sesudah diberikan
untuk mengurangi masalah psikologis dan Implementasi sesuai standar Rumah Sakit
meningkatkan kemampuan pasien dalam pada kelompok kontrol. Implementasi
mengatasinya secara emosional dan dukungan spiritual berbasis budaya dapat
menurunkan tingkat kecemasan. Salah menurunkan tingkat kecemasan.
satu cara yang bisa mengurangi kecemasan Implementasi dukungan spiritual berbasis
pasien adalah dengan dukungan spiritual budaya dapat diterapkan dalam pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan dan keperawatan dalam menurunkan tingkat
kayakinan pasien. Dengan terpenuhinya kecemasan pasien stroke. Perlu dibentuk
kebutuhan spiritual, sehingga diharapkan struktur bimbingan Rohani dan rujukan
kesejahteraan spiritual pasien dapat konseling spiritual bagi Rumah sakit pada
tercapai. Namun, apabila kesejahteraan unit binroh untuk menurunkan tingkat
spiritual pasien tidak tercapai maka kecemasan pasien stroke.
dimensi lain misalnya biologis, psikologis
serta sosial tidak dapat berfungsi dengan DAFTAR PUSTAKA
baik atau tidak dapat mencapai
kapasitasnya secara maksimal yang Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori
berakibat derajat kualitas kehidupan Keperawatan dan Teori mereka. The
tertinggi tidak akan tercapai (Moeini, 2012) CV Mosby Company St. Louis.
Menurut Hasil penelitian yang Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc.
dilakukan (Torabi, Sajjadi, Nourian, American Heart Association. (2015). Heart
Borumandnia dan Farahani, 2017). Bahwa disease and stroke-2014 update: A
perawatan spiritual menyebabkan report from American Heart
pengurangan dalam skor rata-rata Association. Circulation. 129(3), e28–
kecemasan dalam posttest. Penelitian ini e292. doi: 10.1161 /01.
juga didukung oleh Haghighat, cir.0000441139.02102.80

Wiraraja Medika|76
Ahmad Zaini Arif| Implementasi Dukungan Spiritual Berbasis …..

Andrews, M., & Boyle, J. S. (2018). M. (2018). The Effect of Spiritual


Transcultural Concepts in Nursing Counseling on Stress and Anxiety in
Care (LWW; Seven). St Louis: Mosby. Pregnancy : A Randomized Controlled
Benjamin, E.J., Blaha, M.J., Chiuve, S.E., Clinical Trial,Iran Red Crescent Med J.
Cushman, M., Das, S.R., Deo, R., de In Press. 1–
Ferranti, S.D., Floyd, J., Fornage, M., 9.https://doi.org/10.5812/ircmj.6409
Gillespie, C., Isasi, C.R., Jiménez, M.C., 4.Research
Jordan, L.C., Judd, S.E., Lackland, D., Hawari, D. (2008). Integritas Agama Dalam
Lichtman, J.H., Lisabeth, L., Liu, S., Pelayanan Medik, Do’a dan Dzikir
Longenecker, C.T., Mackey, R.H., sebagai Pelengkap Teori Medik.
Matsushita, K., Mozaffarian, D., Jakarta: akultas Kedokteran
Mussolino, M.E., Nasir, K., Neumar, Universitas Indonesia.
R.W., Palaniappan, L., Pandey, D.K., Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Shirlee, J., &
Thiagarajan, R.R., Reeves, M.J., Snyder. (2015). Buku Ajar
Ritchey, M., Rodriguez, C.J., Roth, Fundamental Keperawatan Konsep,
G.A., Rosamond, W.D., Sasson, C., Proses & Praktik (7th ed.). Jakarta:
Towfighi, A., Tsao, C.W., Turner, M.B., EGC.
Virani, S.S., Voeks. J.H., Willey, J.Z., Moeini, M., Ghasemi, T. M. G., Yousefi, H.,
Wilkins, J.T., Wu, J.H., Alger, H.M., &Abedi, H. (2012). The effect of
Wong, S.S., & Muntner, P. (2017). Heart spiritual care on spiritual health of
Disease and Stroke Statistics - 2017 patients with cardiac ischemia.
Update: A Report From the American Iranian Journal of Nursing and
Heart Association. Circulation Midwifery Research,17(3), 195.
135:e146–e603. doi: 10.1161/ Mysoon, K., & El-Noor, A. (2012). Spiritual
Cir.0000000000000485. Care Of The Hospitalized Patients
Boelens, P. A., Reeves, R. R., Replogle, W. Following Admission To The Cardiac
H., & Koenig, H. G. (2012). The Effect Care Units: Policy Implications. A
of Prayer on Depression and Anxiety: Dissertation.The Graduate Faculty of
Maintenance of Positive Influence One The University of Akron.
Year after Prayer Intervention. The Potter, P., & Perry. A. G. (2016). Nursing,
International Journal of Psychiatry in Fundamental of. Jakarta: EGC.
Medicine, 43(1), 85–98. Stuart, G. W. (2013). Buku Saku
https://doi.org/10.2190/PM.43.1.f Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta:
Bukhori. (2008). Model Bimbingan EGC.
Psikoreligius Islami Bagi Pasien Rawat Suprayitno, E., Damayanti, C. N., & Hannan,
Inap Di Rumah Sakit Di Jawa M. (2019). Gambaran Status Tekanan
Tengah.Laporan Penelitian DIKNAS Darah Penderita Hipertensi Di Desa
CNA. (2010). Spirituality, Health And Karanganyar Kecamatan Kalianget
Nursing Practice (Canadian Nurse Kabupaten Sumenep.Journal Of Health
Associaton).www.nanb.nb.ca/PDF/CNA Science (Jurnal Ilmu Kesehatan), 4(2),
_Spirituality_2010_e.pdf. 20–24.
Clift, T. (2011). Emotion modulated startle Suprayitno, E., & Huzaimah, N. (2020).
in anxiety disorders is blunted as a Pendampingan lansia dalam
function of co-morbid depressive pencegahan komplikasi hipertensi.
episodes.Psychological Medicine. 41, Selaparang Jurnal Pengabdian
129–139. Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 518–
doi:10.1017/S003329171000036X 521.
Faeze, T., Moosa, S., Nourian, M., Suprayitno, E, & Wahid, A. (2019).
Borumandnia, N., & Farahani, A.S, Pendampingan Tentang Penyakit
(2017). The Effects of Spiritual Care Hipertensi Dan Perawatan Keluarga
on Anxiety in Adolescents with Dengan Hipertensi. Seminar Nasional
Cancer. Psycho-Oncology, 1(1). Hasil Pengabdian …, 104–106.
https://doi.org/http://dx.doi.org/ http://proceeding.uim.ac.id/index.ph
10.1002/ pon.3874 p/senias/article/view/299
Firdaus, A. (2017). Waspadai Stroke di Usia
Muda. In Surabaya TIMES. Raafi
Prapandha.
Haghighat, M., Mirghafourvand, M.,
Charandabi, S., Malakouti, J., & Erfani,

Wiraraja Medika|77

Anda mungkin juga menyukai