Anda di halaman 1dari 24

KESIMPULAN

PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL

ANTARA

Ir. LISTIORINI : -------------------------------- PENGGUGAT

MELAWAN

1. DINAS PERHUBUNGAN DKI JAKARTA : --------------------------------- TERGUGAT I


(dahulu Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Raya [DLLAJR] DKI Jakarta)

2. ORGANDA DKI JAKARTA : -------------------------------- TERGUGAT II

3. KOPERASI ANGKUTAN JAKARTA : ------------------------------- TERGUGAT III


(KOPAJA)

4. MUHAMMAD NASIR : ------------------------------ TERGUGAT IV

5. RIIH : ------------------------------- TERGUGAT V

6. ANDI GUNAWAN : ------------------------------ TERGUGAT VI

No. : 080/WAP/XII/2005 Jakarta, 21 Desember 2005

Kepada Yth.:
KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN
Jl. Ampera Raya No. 133.
Jakarta Selatan
_________________________________________
U.p.: Majelis Hakim PN Jakarta Selatan
Perkara No. 414/Pdt.G/2005/PN.Jkt.Sel

Perihal : KESIMPULAN PENGGUGAT


PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL
--------------------------------------------------------------

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini WIBISONO OEDOYO, SH., dan MOHAMMAD AQIL
ALI, SH., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 April 2005 (terlampir dalam
berkas) bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Ir. LISTIORINI selaku
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 2

__________________________________________________________________________________________________

PENGGUGAT dalam Perkara No. 414 / Pdt.G / 2005 / PN.Jkt.Sel, dengan ini
mengajukan KESIMPULAN sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

Bahwa Eksepsi TERGUGAT I, II dan V yang menyatakan Gugatan PENGGUGAT salah


alamat (Error In Persona), prematur, dan kabur (Obscuur Libel) sebagaimana tersebut
dalam Surat Jawaban dan Surat Dupliknya haruslah ditolak, baik dengan alasan-
alasan yang telah PENGGUGAT ajukan dalam Surat Replik terdahulu maupun dengan
alasan-alasan sebagai berikut :

TENTANG GUGATAN SALAH ALAMAT (ERROR IN PERSONA)

1. Bahwa Eksepsi TERGUGAT I, II dan V yang menyatakan Gugatan PENGGUGAT


salah alamat (Error In Persona) haruslah ditolak oleh Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a-quo karena mengenai ada atau tidaknya
hubungan hukum antara PENGGUGAT dengan PARA TERGUGAT dalam
perkara a-quo tidak dapat dipersamakan dengan pengertian hubungan hukum
yang berlaku pada perkara-perkara tentang wanprestasi misalnya yang
didasarkan pada adanya suatu perjanjian / suatu perikatan antara para pihak
sebagai suatu peristiwa hukum

Namun didasarkan pada tanggung jawab yang tanggung menanggung antara


PARA TERGUGAT dari suatu kejadian kecelakaan lalu lintas sebagai peristiwa
hukumnya yang mengakibatkan kerugian atas diri PENGGUGAT baik kerugian
materil maupun kerugian in materil.

2. Bahwa tentang kepanjangan ORGANDA adalah Organisasi Pengusaha


Angkutan Darat telah diketahui secara umum di tengah-tengah masyarakat dan
didalam pemberitaan media massa, sehingga apa yang telah diketahui umum
tidak dapat dijadikan alasan dalil TERGUGAT II sebagai alasan gugatan salah
alamat.;

Silahkan lihat pemberitaan media massa sekitar bulan juli sampai dengan bulan
oktober 2005 yang lalu seputar issu kenaikan harga BBM yang memicu keinginan
ORGANDA menaikkan tariff angkutan umum.

OLEH KARENANYA DALIL TERGUGAT I, II DAN V YANG MENYATAKAN


PERKARA A-QUO SALAH ALAMAT (ERROR IN PERSONA) HARUSLAH
DITOLAK DAN DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA.

TENTANG GUGATAN PREMATUR

3. Bahwa Eksepsi TERGUGAT I yang menyatakan Gugatan PENGGUGAT


prematur haruslah ditolak oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara a-quo karena pengertian prematur dalam perkara perdata mengandung
arti bahwa gugatan mendahului waktu yang seharusnya.

Sedangkan dalam perkara a-quo kecelakaan lalu lintas KOPAJA 606 sebagai
suatu peristiwa hukum telah terjadi dan telah pula mengakibatkan
PENGGUGAT mengalami kerugian berupa cacat tubuh permanen seumur
hidup.
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 3

__________________________________________________________________________________________________

4. Bahwa selain itu perlu PARA TERGUGAT ketahui, khususnya TERGUGAT I,


bahwasanya perkara pidana kelalaian yang menyebabkan matinya orang
lain dan cacatnya PENGGUGAT (Pasal 359 dan 360 ayat (1) KUH-Pidana)
telah diperiksa, diadili dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dengan No. Perkara 52/Pid.B/2005/PN.Jak.Sel tanggal 23
Maret 2005.

Selanjutnya, putusan perkara tersebut telah Berkekuatan Hukum Tetap (Incraht)


dan telah dieksekusi (dijalankan) oleh Sdr. Yosep Wisnu Sigit, SH. selaku
Jaksa/Penuntut Umum perkara tersebut di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang
Jakarta.

OLEH KARENANYA DALIL TERGUGAT I YANG MENYATAKAN PERKARA


A-QUO PREMATUR HARUSLAH DITOLAK DAN DINYATAKAN TIDAK
DAPAT DITERIMA.

TENTANG GUGATAN KABUR (OBSCUUR LIBEL)

5. Bahwa Eksepsi TERGUGAT II dan V yang menyatakan Gugatan PENGGUGAT


kabur (Obscuur Libel) haruslah ditolak oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a-quo karena gugatan a-quo telah memenuhi syarat-syarat
gugatan, baik syarat formal maupun syarat substansialnya (Vide Darwan Prinst,
2002 : 33 dan Vide Retnowulan Sutantio & Iskandar Oeripkartawinata, 1997 :
15).

Suatu gugatan baru bisa dianggap kabur apabila tidak jelas pokok perkaranya
tentang apa. Atau PENGGUGAT membuat petitum yang sama sekali tidak
didukung oleh posita-posita yang jelas.

Dalam gugatan a-quo pokok perkaranya jelas yaitu tentang perbuatan melawan
hukum (Onrechtmatige Daad) yang didasarkan pada Pasal 1365, 1366, 1367
dan 1371 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dimana nantinya Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara inilah yang akan memutus apakah
PARA TERGUGAT dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum atau tidak.
Biarkan roda hukum berputar untuk mencapai keadilan dan ketertiban umum
yang hakiki bagi PENGGUGAT dan keluarganya.

Kemudian, yang dituntut PENGGUGAT juga didasarkan pada rangkaian posita


yang kuat dan berdasar, dimana tuntutan atas ganti kerugian didasarkan pada
posita yang jelas, tuntutan sita jaminan juga jelas positanya, dan seterusnya.

OLEH KARENANYA DALIL TERGUGAT II DAN V YANG MENYATAKAN


PERKARA A-QUO KABUR (OBSCUUR LIBEL) HARUSLAH DITOLAK DAN
DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA.

DALAM POKOK PERKARA


No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 4

__________________________________________________________________________________________________

Bahwa dari seluruh rangkaian proses jawab-menjawab maupun proses pembuktian baik
pembuktian tertulis maupun pengajuan saksi-saksi di muka persidangan, maka
PENGGUGAT memperoleh Kesimpulan sebagai berikut :

TENTANG TERBUKTINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG


DILAKUKAN TERGUGAT I

6. Bahwa terbukti dimuka persidangan dengan diajukannya Bukti P-4, P-5 dan P-6
bahwasanya kecelakaan Buskota KOPAJA 606 No. Pol B 7984 NP (untuk
selanjutnya disebut : BUSKOTA) yang terjadi pada hari Jumat tanggal 15
Oktober 2004 sekitar pukul 11.00-12.00 WIB di jalan raya Lenteng Agung-Depok
terjadi di jalan raya yang tidak memiliki rambu-rambu lalu lintas memadai
yang seharusnya menjadi kewajiban hukum TERGUGAT I selaku regulator
perhubungan di DKI Jakarta,;

7. Bahwa TERGUGAT I adalah regulator yang bertanggung jawab penuh terhadap


seluruh pengaturan dan pengelolaan di bidang lalu lintas dan angkuatan jalan,
khususnya bidang perhubungan darat di wilayah DKI Jakarta, in casu
bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan lalu lintas KOPAJA 606 B 7984
NP yang disebabkan oleh kelalaian TERGUGAT I dalam melakukan pengaturan
dan pengelolaan rambu-rambu lalu lintas disekitar lokasi tempat kejadian
kecelakaan tersebut. Tanggung jawab ini diatur dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal
51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip )

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 1992

(1) Lalu lintas dan angkutan jalan dikuasai oleh negara dan
pembinaannya dilakukan oleh pemerintah
.
Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 1992

(1) Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan pemerintahan dalam


bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada Pemerintah Daerah.

8. Bahwa TERGUGAT I secara tegas mengakui bahwa dirinya memang bertugas


melakukan pengelolaan dan pengendalian kegiatan dibidang perhubungan darat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 Perda DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001
tentang Bentuk, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan
Sekretariat DPRD DKI Jakarta.;

9. Bahwa PENGGUGAT mendapatkan fakta dengan telah mengajukan bukti-bukti


yang cukup serta keterangan saksi PENGGUGAT yang bernama Anto dimuka
persidangan yang menerangkan bahwasanya di sekitar lokasi tempat kejadian
kecelakaan maupun di jalan menjelang lokasi kecelakaan tidak ditemukan
satupun rambu lalu lintas yang menandakan bahwa jalan tersebut
bercabang dua dan menikung tajam. Hal ini melanggar ketentuan Pasal 8 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip )

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 1992

(1) Untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas


serta kemudahan bagi pemakai jalan, jalan wajib dilengkapi dengan :
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 5

__________________________________________________________________________________________________

a. rambu-rambu
b. marka jalan
c. alat pemberi isyarat lalu lintas
d. alat pengendali dan alat pengaman pemakai jalan
e. alat pengawasan dan pengamanan jalan
f. fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan
yang berada dijalan dan diluar

Penjelasan Pasal 8 ayat (1)

Pengertian rambu-rambu adalah salah satu alat perlengkapan jalan


dalam bentuk yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau
perpaduan diantaranya yang digunakan untuk memberikan peringatan,
larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan.

Pengertian marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan


jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur,
garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan daerah kepentingan lalu lintas.

10. Bahwa dengan tidak dipasangnya rambu-rambu lalu lintas tersebut berarti
TERGUGAT I telah melalaikan kewajiban hukumnya.;

11. Bahwa kelalaian TERGUGAT I yang tidak memberi tanda-tanda bahaya pada
tempat-tempat umum yang dapat menimbulkan bahaya bagi orang jelas
bertentangan dengan kewajiban hukumnya.

Hal ini sesuai dengan Putusan PN-Jakarta No. 772/1970.G register 530/1971.G
dan sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI pada putusannya Reg.
No. 2947.K/Pdt/1988 mengenai kasus perawatan dan pemeliharaan jalan antara
Galung Hutabarat melawan Pemerintah i.c. Walikota KDH Tk. II Medan.

12. Bahwa selain itu, berdasarkan Pasal 2 RO (Rechterlijke Organisatie) Arrest


Hoge Raad 18 Agustus 1944 (NJ 1944/45, 589) yang lebih dikenal dengan
Arrest Kotapraja Alkmaar melawan N. Holland, menetapkan bahwa
pengadilan umum berwenang mengadili tuntutan kepada penguasa atas dasar
perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Overheids Daad).

Adapun pertimbangannya antara lain bahwa Pasal 1401 Ned-BW atau sekarang
dikenal dengan Pasal 1365 KUH-Perdata memberi hak atas ganti rugi. Jadi
tuntutan ganti kerugian berdasarkan Pasal 2 RO memberi kewenangan kepada
hakim untuk mengadilinya, baik kerugian tersebut mengenai hukum publik
maupun privat. (Vide R.M. Suryodiningrat, 1982 : 52)

13. Bahwa PENGGUGAT menolak dalil dan bukti-bukti TERGUGAT I yang


menyatakan pengujian buskota telah dilakukan dan buskota tersebut masih laik
jalan, karena dalil ini tidak dapat berlaku surut terhadap kejadian tanggal 15
Oktober 2004, karena pengujian baru dilakukan pada tanggal 29 Maret 2005.
Mengenai bagaimana keadaan buskota tersebut saat kejadian terjadi tidak dapat
dibuktikan lagi oleh TERGUGAT I dalam persidangan perkara ini.;
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 6

__________________________________________________________________________________________________

TENTANG TERBUKTINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG


DILAKUKAN TERGUGAT II

14. Bahwa TERGUGAT V selaku pengusaha angkutan darat yang mengelola dan
mengoperasikan Buskota adalah anggota dari TERGUGAT II yang merupakan
Organisasi Pengusaha Angkutan Darat.;

15. Bahwa TERGUGAT II adalah organisasi yang mewadahi kepentingan seluruh


pengusaha angkutan darat, dalam hal ini yaitu mewadahi majikan/pengusaha
dari angkutan umum buskota Kopaja 606 dengan No. Pol. B 7984 NP yang
dikelola oleh TERGUGAT V.

16. Bahwa oleh karena itu dalam hal ini TERGUGAT II harus ikut bertanggungjawab
atas kerugian yang diderita PENGGUGAT selaku penumpang buskota milik
anggotanya.;

Oleh karena itu sudah tepat dan benar TERGUGAT II harus bertanggungjawaba
dalam perkara a-quo yang mana TERGUGAT II dipersamakan kedudukannya
sebagai Organisasi Majikan, sesuai dengan maksud Pasal 1367 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip)

Pasal 1367

Seseorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan


karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau
disebabkan oleh orang-orang yang berada di bawah pengawasannya.

TENTANG TERBUKTINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG


DILAKUKAN TERGUGAT III

17. Bahwa Buskota tersebut adalah anggota dari TERGUGAT III yaitu Koperasi
Angkutan Jakarta (KOPAJA), bukan anggota Miniarta, Kowanbisata, Koantas
Bima atau yang lainnya,;

18. Bahwa diperoleh fakta hukum di muka persidangan bahwasanya antara


TERGUGAT III, V dan VI saling terkait dan berhubungan satu sama lain baik
hubungan langsung maupun tidak langsung.;

19. Bahwa adanya hubungan tersebut adalah berdasarkan fakta-fakta sebagai


berikut :

19.1. Bahwa beberapa saat setelah kejadian kecelakaan terjadi dan berlanjut
selama masa PENGGUGAT dirawat dirumah sakit, salah seorang staff
TERGUGAT III bernama SUTOPO berulang kali menemui Suami
PENGGUGAT untuk melakukan upaya damai dengan membawa uang
bantuan dari TERGUGAT V.;

19.2. Bahwa Suami PENGGUGAT juga pernah mendatangi Drs. H. Syamsudin


Yusuf selaku Ketua Umum KOPAJA.;
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 7

__________________________________________________________________________________________________

19.3. Bahwa pada butir 3, 4 dan 6 Surat Jawaban TERGUGAT V mengakui


dengan jelas dan nyata bahwasanya TERGUGAT III pernah mengatakan,
“Biar semua kami yang mengurus” dan mengatakan “Biar semua
saya yang urus”.;

19.4. Bahwa secara yuridis formal, antara TERGUGAT III dengan TERGUGAT
VI selaku Sopir memiliki hubungan tidak langsung yang diakui
keberadannya sebagai mitra kerja TERGUGAT III sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 huruf a Surat Keputusan No. 115-C/KAJ/IX/2003 Tentang
Peraturan Khusus Hubungan Kerja Pengemudi/Crew Kopaja Dengan
Anggota Kopaja, Petugas Lapangan Serta Organisasi Kopaja yang
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 4 huruf b

(a) Hubungan antara Pengemudi / Crew Kopaja dengan Organisasi /


Kepengurusan Kopaja adalah hubungan secara tidak langsung ;
namun Pengemudi / Crew Kopaja tersebut adalah sebagai mitra
kerja Organisasi Kopaja.

19.5. Bahwa selanjutnya, secara yuridis formal antara TERGUGAT III dengan
TERGUGAT V memiliki hubungan langsung sebagaimana diatur dalam
Pasal 4 huruf b Surat Keputusan No. 115-C/KAJ/IX/2003 Tentang
Peraturan Khusus Hubungan Kerja Pengemudi/Crew Kopaja Dengan
Anggota Kopaja, Petugas Lapangan Serta Organisasi Kopaja yang
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 4 huruf b

(b) Sedang hubungan antara Anggota Kopaja (Pemilik Kendaraan)


dengan Organisasi/Kepengurusan Kopaja adalah hubungan
langsung dan diatur dalam AD/ART Kopaja maupun peraturan-
peraturan lainnya.

20. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas maka TERGUGAT III sebagai
organisasi yang memiliki hubungan langsung dengan TERGUGAT V serta
hubungan dengan TERGUGAT VI selaku Mitra Kerjanya, juga harus ikut
bertanggungjawab secara tanggung renteng menanggung kerugian yang
diderita PENGGUGAT.;

TENTANG TERBUKTINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG


DILAKUKAN TERGUGAT IV

21. Bahwa TERGUGAT IV ternyata benar dan terbukti ikut serta dalam membantu
TERGUGAT V mengelola Buskota tersebut,;

22. Bahwa TERGUGAT IV secara jelas dan nyata terikat dengan kewajiban
menanggung kerugian yang diderita oleh PENGGUGAT sebagaimana diatur
dalam dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e Akta Perubahan Anggaran dasar KOPAJA
yang terdaftar dalam Daftar Umum Departemen Koperasi dan Pembinaan
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 8

__________________________________________________________________________________________________

Pengusaha Kecil RI No. 965b/BH/I tanggal 22 Juni 1995 yang berbunyi sebagai
berikut :

Pasal 7 ayat (1)

(e) Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan Pasal 35 ayat (1)

23. Bahwa PENGGUGAT menolak dalil TERGUGAT IV tentang pengakuannya


sebagai orang yang sewaktu-waktu dimintai untuk menolong dan membantu
dalam hal pengecatan, karena TERGUGAT IV adalah orang yang menerima
penitipan barang bukti berupa Buskota Kopaja 606 No. Pol B 7984 NP dari
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk disimpan dan ditempatkan di rumah
saksi korban / pemohon (Vide Berita Acara Penitipan Barang Bukti dari
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan).;

24. Bahwa tidak benar Suami PENGGUGAT mengatakan “Apa perlu bunuh orang.....
dst”, tetapi lebih kurang sebagai berikut : (Dikutip)

“Kalau Cuma segitu (Rp. 5.000.000,- yang ditawarkan) saya juga sanggup
kasih segitu, tapi kaki Bapak-Bapak dipotong dulu (sama seperti yang
diderita PENGGUGAT).”

Sebab bagi PENGGUGAT dan keluarga besarnya, tawaran bantuan sebesar Rp.
5.000.000,- tersebut tak ubahnya seperti olok-olok terhadap nasib yang sedang
diderita istrinya saat itu. Dimuka persidangan Suami PENGGUGAT telah
menjelaskan saat itu betapa besarnya biaya pengobatan dan perawatan yang
harus ia tanggung, ditambah lagi memang suasana saat itu sedang panik.

TENTANG TERBUKTINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG


DILAKUKAN TERGUGAT V

25. Bahwa Buskota tersebut setiap harinya berada dalam penguasaan TERGUGAT
V, dimana dia menerima uang setoran buskota tiap harinya dari TERGUGAT VI
dan sopir-sopir lainnya.;

26. Bahwa selain mengelola Buskota 606, TERGUGAT V juga mengelola 1 (satu)
buah Buskota KOPAJA dengan trayek lain.;

27. Bahwa TERGUGAT V adalah benar orang yang menguasai serta orang yang
menerima kenikmatan dari buskota tersebut, dimana TERGUGAT V setiap
harinya menerima uang setoran dari para sopir yang bekerja untuknya.
Selanjutnya mengingat usianya yang sudah tua, maka pada prakteknya buskota
tersebut ikut dikelola oleh TERGUGAT IV.;

28. Bahwa setoran itu tidak diberikan kepada anak-anak Ibu Andri selaku nama
yang tertera dalam BPKB dan STNK Buskota.;

29. Bahwa dengan tidak diserahkannya setoran-setoran tersebut kepada anak-anak


tersebut, maka TERGUGAT V telah terbukti secara nyata memang
menguasai Buskota itu secara penuh.

30. Bahwa Buskota tersebut adalah termasuk kategori Benda Bergerak.;


No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 9

__________________________________________________________________________________________________

31. Bahwa menurut ketentuan Hukum Benda (Zaak Recht), maka barangsiapa yang
menguasai suatu benda bergerak, maka dipersamakan sebagai orang yang
memiliki benda bergerak tersebut.

Misal, si A memakai sebuah jam tangan, maka ia dianggap pemilik jam tersebut,
sebab jam itu memang berada dalam penguasaannya.;;

32. Bahwa mengenai nama yang tertera pada Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK) buskota tersebut adalah memang nama orang lain, namun masih
keluarga dekat TERGUGAT V, dan terbukti dari keterangan Saksi TERGUGAT
V bahwasanya setiap hari Buskota tersebut tidak berada dalam penguasaannya,
serta tidak pula mereka menerima kenikmatan dari Buskota tersebut.;

33. Bahwa diperoleh fakta hukum yang kuat dan sempurna berupa pengakuan dari
TERGUGAT V yang tidak dibantah sebagai berikut (Vide Surat Jawaban
TERGUGAT V Halaman 2, 3 dan 4) :

- Bahwa TERGUGAT V mengakui sebagai WALI dari keponakan yang


ditinggal orang tuanya yang bernama Andri Purwiyandari (Vide Butir 6).;

- Bahwa TERGUGAT V mengakui telah mengumpulkan uang sebanyak Rp.


5.000.000,- (lima juta rupiah) yang dititipkan pada SUTOPO, staff
TERGUGAT III sebagai uang bantuan untuk PENGGUGAT (Vide Butir 4).;

- Bahwa TERGUGAT V mengakui telah memberikan bantuan uang yang


diterima oleh keluarga Kondektur untuk keperluan penyelenggaraan
pemakaman (Vide Butir 3).;

- Bahwa TERGUGAT V mengakui telah mendatangi PENGGUGAT di RS


Fatmawati Jakarta Selatan (Vide Butir 4).

- Bahwa TERGUGAT V mengakui pernah menawarkan perdamaian dengan


suami PENGGUGAT di RS Fatmawati Jakarta Selatan (Vide Butir 4).;

- Bahwa TERGUGAT V juga telah mengakui adanya pertemuan di Mapolresta


Jakarta Selatan guna membicarakan kerugian yang diderita PENGGUGAT
(Vide Butir 5).

34. Bahwa apabila memang TERGUGAT V tidak menguasai buskota Kopaja 606 No.
Pol B 7984 NP tersebut, mengapa fakta-fakta hukum tersebut diatas dilakukan
dan diakuinya dalam sidang terdahulu? ;

35. Bahwa sebagai seorang majikan, maka TERGUGAT V harus dihukum untuk
membayar ganti kerugian yang diderita PENGGUGAT sebagaimana ketentuan
mengenai hal ini telah ditentukan dalam Pasal 1367 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip)

Pasal 1367

Seseorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan


karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 10

__________________________________________________________________________________________________

tanggungannya, atau disebabkan oleh orang-orang yang berada di


bawah pengawasannya.
Majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain
untuk mewakili urusan-urusan mereka adalah bertanggung jawab
tentang kerugian yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau
bawahan-bawahan mereka didalam melakukan pekerjaan untuk mana
orang-orang itu dipakainya.

Junto Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip)

Pasal 24 UU No. 14 Tahun 1992

(2) Pengemudi dan pemilik kendaraan bertanggung jawab terhadap


kendaraan berikut muatannya yang ditinggalkan di jalan.

Junto Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip)

Pasal 31 UU No. 14 Tahun 1992

(1) Apabila korban meninggal, pengemudi dan atau pemilik dan atau
pengusaha angkutan umum wajib memberi bantuan kepada ahli
waris dari korban berupa biaya pengobatan dan / atau biaya
pemakaman.
(2) Apabila terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban,
bantuan yang diberikan kepada korban berupa biaya pengobatan.

Junto Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip)

Pasal 45 UU No. 14 Tahun 1992

(1) Pengusaha angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian


yang diderita penumpang, pengirim barang atau pihak ketiga,
karena kelalaiannya dalam melaksanakan pelayanan angkutan.

36. Bahwa sebagai Wali yang diamanatkan mengurus anak-anak yang masih
dibawah umur, maka TERGUGAT V harus bertanggung jawab sebagaimana
ketentuan Pasal 1367 KUH-Perdata yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1367

Seseorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan


karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya, atau disebabkan oleh orang-orang yang berada di
bawah pengawasannya.

Orangtua dan wali bertanggung jawab tentang kerugian yang disebabkan


oleh anak-anak belum dewasa yang tinggal pada mereka dan terhadap
siapa mereka melakukan kekuasaan orang tua atau wali.
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 11

__________________________________________________________________________________________________

TENTANG TERBUKTINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG


DILAKUKAN TERGUGAT VI

37. Bahwa Kecelakaan itu terjadi karena kelalaian TERGUGAT VI sebagai sopir
yang mengemudikan buskota tersebut,;

38. Bahwa TERGUGAT VI telah mengakui hal-hal sebagai berikut :

35.1. Bahwa benar telah terjadi kecelakaan lalu lintas pada hari Jum’at tanggal
15 Oktober 2004 sekitar pukul 11.00 WIB terhadap Buskota Kopaja 606
Jurusan Kalibata-Pasar Minggu P.P No. Pol B 7984 NP yang
dikemudikannya.;

35.2. Bahwa benar lokasi kejadian adalah di sekitar Jalan Raya Lenteng
Agung-Depok.;

35.3. Bahwa benar kaki kanan PENGGUGAT yang terjepit badan buskota
tersebut diamputasi di Rumah Sakit Fatmawati dimaksud.;

35.4. Bahwa benar hingga saat ini keluarga TERGUGAT VI tidak pernah
menghubungi pihak PENGGUGAT guna menunjukkan itikad baiknya.

39. Bahwa tindakan TERGUGAT VI yang tidak menolong PENGGUGAT dalam


kecelakaan tersebut bertentangan dengan amanat Pasal 27 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
berbunyi sebagai berikut : (dikutip )

Pasal 27 UU Nomor 14 Tahun 1992

(1) Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan


lalu lintas wajib :

a. menghentikan kendaraan;
b. menolong korban yang menjadi korban kecelakaan;
c. melaporkan kecelakaan tersebut kepada pejabat negara Republik
Indonesia.

40. Bahwa pernyataan TERGUGAT VI yang menyatakan tidak dapat mengganti


kerugian yang diderita PENGGUGAT karena tidak sanggup dan merasa telah
‘pasang badan’ di LP Cipinang. tidak dapat diterima dan harus ditolak karena
putusan perkara pidana kecelakaan lalu lintas tidak menutup hak PENGGUGAT
untuk meminta ganti kerugian terhadap TERGUGAT VI, hal ini sesuai dengan
maksud Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi
sebagai berikut : (dikutip)

Pasal 1365 KUH-Perdata

Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang


lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut.

Junto Pasal 1371 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi sebagai
berikut : (dikutip)
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 12

__________________________________________________________________________________________________

Pasal 1371 KUH-Perdata

Penyebaban luka atau cacatnya sesuatu anggauta badan dengan sengaja


atau karena kurang hati-hati memberikan hak kepada si korban untuk
selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, menuntut penggantian
kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut.

Junto Pasal 28 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip)

Pasal 28 UU No. 14 Tahun 1992

Pengemudi kendaraan bermotor bertanggungjawab atas kerugian yang


diderita oleh penumpang dan atau pemilik barang dan atau pihak ketiga,
yang timbul karena kelalaian atau kesalahan pengemudi dalam
mengemudikan kendaraan bermotor.

Pasal 1367

Seseorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan


karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya, atau disebabkan oleh orang-orang yang berada di
bawah pengawasannya.

Majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk


mewakili urusan-urusan mereka adalah bertanggung jawab tentang
kerugian yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau bawahan-
bawahan mereka didalam melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang
itu dipakainya.

41. Bahwa dalam persidangan dengan acara pemeriksaan saksi-saksi


PENGGUGAT, yaitu saksi bernama Ir. Andi Sularto, yang juga adalah Suami
PENGGUGAT, Majelis Hakim telah menanyakan tentang berapa kerugian yang
diderita saksi dan PENGGUGAT berkenaan dengan biaya-biaya lain yang tidak
tercatat, tidak memiliki faktur dan tidak memiliki kwitansi, seperti ongkos taksi PP
dari rumah ke Rumah Sakit, ongkos DHL (jasa pengiriman kaki palsu), Pajak
Import di Bandara, dll).

42. Bahwa atas pertanyaan ini Saksi Andi Sularto mengatakan untuk pengeluaran
biaya tersebut diatas diperkirakan sebesar Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus
ribu rupiah).;

43. Bahwa oleh karena itu, biaya-biaya ini juga harus dimasukkan sebagai kerugian
materil PENGGUGAT.

TENTANG SITA JAMINAN.

44. Bahwa benar TERGUGAT V memiliki sebidang tanah yang terletak di Jalan
Srengseng Sawah Pertigaan Rt. 006 Rw. 03 Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 13

__________________________________________________________________________________________________

- Sebelah Barat : Jl. Raya Srengseng Sawah


- Sebelah Utara : Tanah milik Hj. Riah
- Sebelah Timur : Tanah milik Bp. Sinan
- Sebelah Selatan :Tanah milik Ibu Sainah dan Bpk. Suparmo.;

45. Bahwa TERGUGAT V tidak pernah menolak dan membantah permohonan sita
jaminan ini, maka dengan maka dengan demikian permohonan Sita Jaminan
atasnya sudah patut untuk dikabulkan.;

TENTANG PERMOHONAN PUTUSAN SERTA MERTA (UIT VOERBAAR BIJ


VOORRAD)

46. Bahwa yang menjadi tuntutan pokok PENGGUGAT adalah mengenai ganti
kerugian materil dan in materil kepada PARA TERGUGAT, dimana untuk
membuktikan gugatannya tersebut PENGGUGAT mengajukan bukti-bukti yang
sangat kuat di muka persidangan berupa kwitansi-kwitansi tanda bukti bayar
pengobatan rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit, kwitansi tanda bukti bayar
pembelian kaki palsu, kwitansi tanda bukti bayar pembelian obat-obatan dan lain-
lain sebagainya yang menunjukan besarnya kerugian yang dideritA
PENGGUGAT.;

47. Bahwa disamping itu PARA TERGUGAT tidak pernah membantah adanya
kejadian kecelakaan lalu lintas dimaksud.;

48. Bahwa karena obyek ekskusi adalah bukan penyerahan benda tetap atau
bergerak yang kepemilikannya masih bisa diperdebatkan, tetapi obyek eksekusi
adalah pembayaran ganti kerugian dalam bentuk sejumlah uang dari PARA
TERGUGAT kepada PENGGUGAT, maka jaminan seharga nilai obyek eksekusi
tidak bisa diterapkan dalam perkara a-quo.

49. Berdasarkan hal-hal diatas maka sudah terbukti secara sah dan meyakinkan
bahwasanya tuntutan PUTUSAN SERTA MERTA (UIT VOERBAAR BIJ
VOORRAD) layak untuk dikabulkan.

BUKTI BUKTI PENGGUGAT

Untuk membuktikan dalil-dalil yang diajukannya dalam Gugatan dan Repliknya


PENGGUGAT telah mengajukan bukti-bukti sebagai berikut :

1. BUKTI P – 1
Berupa Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) WNI Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta No. 09.5308.631165.0015 tertanggal 03 Maret 2004 yang
dikeluarkan oleh Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan.

Keterangan :

Bukti P-1 ini membuktikan mengenai identitas diri PENGGUGAT yang dapat
menjelaskan bahwa orang yang tercantum dalam identitas inilah yang menjadi
korban kecelakaan lalu lintas KOPAJA 606 No. Pol B 7984 NP pada tanggal 15
Oktober 2004 yang lalu.
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 14

__________________________________________________________________________________________________

TENTANG BUKTI PENITIPAN BARANG BUKTI PERKARA PIDANA


TERGUGAT VI KEPADA TERGUGAT IV

2. BUKTI P – 2
Berupa Copy Berita Acara Penitipan Barang Bukti 1 (satu) unit mobil
KOPAJA No. Pol. B 7984 NP, atas nama tersangka TERGUGAT VI tertanggal
04 Januari 2005 yang dikeluarkan oleh Yosep. W.S., SH., selaku Jaksa
Penyidik/Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk
selanjutnya dititipkan kepada TERGUGAT IV.

Keterangan :

Bukti P-2 ini telah membuktikan dan menguatkan penolakan PENGGUGAT atas
dalil TERGUGAT IV tentang pengakuannya sebagai orang yang sewaktu-waktu
dimintai untuk menolong dan membantu dalam hal pengecatan. Dari bukti ini
diperoleh fakta bahwasanya TERGUGAT IV adalah orang yang menerima
penitipan barang bukti berupa Buskota Kopaja 606 No. Pol B 7984 NP dari
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk disimpan dan ditempatkan di rumah
saksi korban / pemohon.

TENTANG BUKTI TELAH DIPUTUSNYA PERKARA PIDANA ATAS NAMA


TERDAKWA VI

3. BUKTI P – 3
Berupa Copy Petikan Putusan Perkara Pidana No. 52/Pid.B/2005/PN.Jak.Sel
tertanggal 23 Maret 2005 atas nama terdakwa TERGUGAT VI.

Keterangan :

Bukti P-3 ini membuktikan bahwa perkara pidana kelalaian yang menyebabkan
matinya orang lain dan cacatnya PENGGUGAT (Pasal 359 dan 360 ayat (1)
KUH-Pidana) telah diperiksa, diadili dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan.

Selanjutnya, putusan perkara tersebut telah Berkekuatan Hukum Tetap (Incraht)


dan telah dieksekusi (dijalankan) oleh Jaksa/Penuntut Umum perkara tersebut di
LP Cipinang Jakarta.

TENTANG BUKTI KELALAIAN TERGUGAT I

4. BUKTI P – 4, BUKTI P – 5 dan BUKTI P – 6


Berupa Asli Gambar-Gambar Tempat Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas
KOPAJA 606 No. Pol B 7984 NP, yang mana gambar tersebut diambil
langsung oleh Tim Kuasa Hukum Penggugat pada tanggal 20 September
2005.

Keterangan :

Bukti P-4, Bukti P-5 dan Bukti P-6 ini membuktikan bahwa TERGUGAT I telah
lalai dalam melaksanakan kewajiban hukumnya dengan tidak melakukan
pengaturan dan pengelolaan rambu-rambu lalu lintas disekitar lokasi tempat
kejadian kecelakaan tersebut.
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 15

__________________________________________________________________________________________________

Dalam gambar-gambar tersebut terlihat jelas bahwa di lokasi kejadian tidak


terdapat satupun terpasang rambu lalu lintas demi keselamatan para pengguna
jalan raya.

Kewajiban hukum TERGUGAT I ini diatur dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 51
ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang berbunyi sebagai berikut : (dikutip )

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 1992


(1) Lalu lintas dan angkutan jalan dikuasai oleh negara dan
pembinaannya dilakukan oleh pemerintah
.
Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 1992
(1) Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan pemerintahan dalam
bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada Pemerintah Daerah.

TENTANG BUKTI KEADAAN DIRI PENGGUGAT SESAAT SETELAH


KECELAKAAN LALU LINTAS

5. BUKTI P – 7 dan BUKTI P – 8


Berupa Asli Gambar-Gambar Keadaan Kaki Kanan Penggugat yang luka
parah. Gambar-gambar tersebut diambil oleh Tim Dokter RSUP Fatmawati
Jakarta Selatan pada tanggal 15 Oktober 2004 sesaat sebelum
dilaksanakannya operasi amputasi terhadap Penggugat.

Keterangan :

Bukti P-7 dan Bukti P-8 ini membuktikan keadaan kaki kanan PENGGUGAT
akibat kelalaian TERGUGAT VI yang harus diganti secara tanggung renteng oleh
PARA TERGUGAT.

TENTANG BUKTI KEADAAN DIRI PENGGUGAT DAN KELUARGANYA


SEKARANG INI

6. BUKTI P – 9
Berupa Asli Gambar-Gambar Keadaan Diri Penggugat yang menunjukkan
Kaki Kanan Penggugat telah diamputasi. Gambar-gambar tersebut diambil
oleh Suami Penggugat pada tanggal 02 Oktober 2005.

Keterangan :

Bukti P-9 ini membuktikan bahwa inilah kondisi kaki kanan PENGGUGAT saat ini
dengan luka jahitan amputasi yang panjang. Dalam melaksanakan aktifitasnya di
rumah sehari-hari sebagai ibu rumah tangga PENGGUGAT sering menggunakan
kursi roda warna merah tersebut untuk mobilitasnya, sehingga Suami
PENGGUGAT pun sengaja mendekorasi interior dalam rumah dengan bentuk
lapang agar mempermudah PENGGUGAT.

7. BUKTI P – 10
Berupa Asli Gambar-Gambar Keadaan Diri Penggugat sekarang ini bersama
dengan Suami dan anaknya yang masih kecil dan belum dewasa. Gambar-
gambar tersebut diambil oleh Suami Penggugat pada tanggal 02 Oktober
2005.
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 16

__________________________________________________________________________________________________

Keterangan :

Bukti P-10 ini menguatkan tuntutan ganti kerugian inmateril yang diajukan
PENGGUGAT. Dalam keadaan seperti ini, PENGGUGAT harus kehilangan
kesempatan berkarier, berprofesi sesuai disiplin ilmunya sebagai seorang
insinyur. Ditambah lagi halangan dan hambatan fisik dalam mengemban
kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri dan sekaligus seorang ibu dari
anak yang masih kecil.

Untuk itu, PENGGUGAT dan Suaminya mempekerjakan seorang pembantu


rumah tangga untuk membantu PENGGUGAT mengurus rumah dan
pekarangan.

8. BUKTI P – 11
Berupa Asli Gambar-Gambar Tongkat Penyangga dan Sebuah Kaki Palsu
yang dibeli oleh Suami Penggugat untuk dipergunakan sebagai alat bantu
berjalan bagi Penggugat. Gambar-gambar tersebut diambil oleh Suami
Penggugat pada tanggal 02 Oktober 2005.

9. BUKTI P – 12
Berupa Asli Gambar-Gambar Penggugat yang sedang memperagakan
usahanya memasang kaki palsu di kaki kanannya yang telah diamputasi
sebagai alat bantunya berjalan. Gambar-gambar tersebut diambil oleh
Suami Penggugat pada tanggal 02 Oktober 2005.

10. BUKTI P – 13
Berupa Asli Gambar-Gambar Penggugat yang sedang berdiri dengan
bantuan sepasang Tongkat Penyangga dan Sebuah Kaki Palsu. Gambar-
gambar tersebut diambil oleh Suami Penggugat pada tanggal 02 Oktober
2005.

Keterangan :

Bukti P-11, Bukti P-12 dan Bukti P-13 ini membuktikan bahwa sekarang ini ada 2
(dua) macam alat bantu yang dipakai PENGGUGAT untuk berjalan, yaitu
sepasang tongkat penyangga dan sebuah kaki palsu yang dibeli dengan harga
sangat mahal dari luar negeri.

TENTANG BUKTI PERTOLONGAN PERTAMA OLEH AMBULANS 118

11. BUKTI P – 14
Berupa Copy Formulir Data Identitas Pasien Keluarga Miskin / Tidak mampu
No. 001205 tertanggal 15 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh Yayasan
Ambulans Gawat Darurat 118.

Keterangan :

Bukti P-14 ini membuktikan hal-hal sebagai berikut :

a. Bahwa PENGGUGAT memang benar telah mengalami kecelakaan lalu lintas


(Vide Butir 6) ;

b. Bahwa sesaat setelah terjadinya kecelakaan lalu lintas, PENGGUGAT dibawa


oleh petugas Paramedis dari Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118 ;
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 17

__________________________________________________________________________________________________

c. Bahwa PENGGUGAT dibawa Paramedis ke 2 (dua) rumah sakit yang


berbeda, yaitu RSUD Pasar Rebo dan kemudian dibawa ke RSUP Fatmawati
(Vide Butir 8).

TENTANG BUKTI PENGELUARAN BIAYA MEDIS DAN OBAT-OBATAN


PENGGUGAT SELAMA DIRAWAT DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR

12. BUKTI P – 15
Berupa Copy Struk dan Kwitansi pembayaran biaya farmasi No. 286295
tertanggal 15 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUD Pasar Rebo,
Jakarta Timur, sebesar Rp. 273.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu
Rupiah).

Keterangan :

Bukti P-15 ini membuktikan bahwa biaya yang telah PENGGUGAT keluarkan
selama dirawat di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur adalah sebesar : Rp.
273.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Rupiah).

TENTANG BUKTI PENGELUARAN BIAYA MEDIS DAN OBAT-OBATAN


PENGGUGAT SELAMA DIRAWAT INAP DAN DIRAWAT JALAN DI RSUP
FATMAWATI JAKARTA SELATAN

13. BUKTI P – 16
Berupa Asli Tanda Bukti Pembayaran Pembuatan Kartu Berobat No. 559754
yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 2000,-
(Dua Ribu Rupiah).

14. BUKTI P – 17
Berupa Copy Bukti Pembayaran No. 081784 dan Copy Perincian Biaya Unit
Emergency tertanggal 15 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP
Fatmawati, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 1.034.650,- (Satu Juta Tiga Puluh
Empat Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah).

15. BUKTI P – 18
Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023758 tertanggal 15
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 1.063.000,- (Satu Juta Enam Puluh Tiga Ribu Rupiah).

16. BUKTI P – 19
Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023166 tertanggal 16
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 279.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah).

17. BUKTI P – 20
Berupa Copy Bukti Pembayaran No. E 001620 dan Copy Perincian Biaya No.
AE 062917 tertanggal 16 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP
Fatmawati, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 65.000,- (Enam Puluh Lima Ribu
Rupiah).

18. BUKTI P – 21
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 18

__________________________________________________________________________________________________

Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023195 tertanggal 18


Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 37.000,- (Tiga Puluh Tujuh Ribu Rupiah).
19. BUKTI P – 22
Berupa Copy Kwitansi Pembelian Pispot tertanggal 18 Oktober 2004 yang
dikeluarkan oleh Apotik Juanda, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 40.000,-
(Empat Puluh Ribu Rupiah).

20. BUKTI P – 23
Berupa Copy Struk dan Copy Kwitansi Pembelian Obat-obatan tertanggal
18 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh Apotik Melawai, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 265.600,- (Dua Ratus Enam Puluh Lima Ribu Enam Ratus
Rupiah).

21. BUKTI P – 24
Berupa Copy Kwitansi Pembelian Obat-obatan tertanggal 18 Oktober 2004
yang dikeluarkan oleh Apotik Melawai, Jakarta Selatan, sebesar Rp.
133.000,- (Seratus Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah).

22. BUKTI P – 25
Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023211 tertanggal 18
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 63.000,- (Enam Puluh Tiga Ribu Rupiah).

23. BUKTI P – 26
Berupa Copy Struk Pembelian Obat-obatan tertanggal 18 Oktober 2004
yang dikeluarkan oleh Apotik Melawai, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 18.450,-
(Delapan Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah).

24. BUKTI P – 27
Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023238 tertanggal 19
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 123.000,- (Seratus Dua Puluh Tiga Ribu Rupiah).

25. BUKTI P – 28
Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023701 tertanggal 19
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 348.500,- (Tiga Ratus Empat Puluh Delapan Ribu Lima Ratus
Rupiah).

26. BUKTI P – 29
Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023722 tertanggal 20
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 285.500,- (Dua Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Lima Ratus
Rupiah).

27. BUKTI P – 30
Berupa Copy Nota Pembelian Handerpet tertanggal 20 Oktober 2004 yang
dikeluarkan oleh Toko KORPRI RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan sebesar
Rp. 14.800,- (Empat Belas Ribu Delapan Ratus Rupiah).

28. BUKTI P – 31
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 19

__________________________________________________________________________________________________

Berupa Copy Struk Pembelian Obat-obatan tertanggal 22 Oktober 2004


yang dikeluarkan oleh Apotik Melawai, Jakarta Selatan, sebesar Rp.
230.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah).

29. BUKTI P – 32
Berupa Copy Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023453 tertanggal 23
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 37.000,- (Tiga Puluh Tujuh Ribu Rupiah).

30. BUKTI P – 33
Berupa Copy Perincian Biaya Rawat Inap dan Kwitansi Bukti Pembayaran
Pelunasan Biaya Rawat Inap No. 73476 tertanggal 27 Oktober 2004 yang
dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 20.203.450,-
(Dua Puluh Juta Dua Ratus Tiga Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah).

31. BUKTI P – 34
Berupa Copy Struk dan Copy Kwitansi Pembelian Obat-obatan tertanggal
27 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh Apotik Melawai, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 975.000,- (Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah).

32. BUKTI P – 35
Berupa Asli Karcis Poliklinik Rujukan No. 064282 sebesar Rp. 5000,- (Lima
Ribu Rupiah) dan Asli Bukti Pembayaran Farmasi No. A 023841 tertanggal
29 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 218.000,- (Dua Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah).

33. BUKTI P – 36
Berupa Asli Karcis Poliklinik Rujukan No. 064255 sebesar Rp. 5000,- (Lima
Ribu Rupiah) dan Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 075484
tertanggal 29 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta
Selatan, sebesar Rp. 52.500,- (Lima Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah).

34. BUKTI P – 37
Berupa Asli Karcis Poliklinik Rujukan No. 064565 sebesar Rp. 5000,- (Lima
Ribu Rupiah) dan Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 077338
tertanggal 29 Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta
Selatan, sebesar Rp. 52.500,- (Lima Puluh Dua Ribu Ribu Lima Ratus
Rupiah).

35. BUKTI P – 38
Berupa Asli Struk dan Asli Kwitansi Pembelian Obat-obatan tertanggal 31
Oktober 2004 yang dikeluarkan oleh Apotik Melawai, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 88.000,- (Delapan Puluh Delapan Ribu Rupiah).

36. BUKTI P – 39
Berupa Asli Karcis Poliklinik Rujukan RSUP Fatmawati Jakarta Selatan No.
064322 sebesar Rp. 5000,- (Lima Ribu Rupiah) dan Asli Struk dan Kwitansi
Pembelian Obat-obatan tertanggal 06 Nopember 2004 yang dikeluarkan
oleh Apotek Endah, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 29.000,- (Dua Puluh
Sembilan Ribu Rupiah).

37. BUKTI P – 40
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 20

__________________________________________________________________________________________________

Berupa Asli Karcis Poliklinik Rujukan No. 064423 sebesar Rp. 5000,- (Lima
Ribu Rupiah) dan Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 076184
tertanggal 08 Nopember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati,
Jakarta Selatan, sebesar Rp. 13.500,- (Tiga Belas Ribu Lima Ratus Rupiah).

38. BUKTI P – 41
Berupa Asli Karcis Poliklinik Tanpa Rujukan No. 072580 sebesar Rp.
10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah) dan Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No.
AE 091506 tertanggal 12 Nopember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP
Fatmawati, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 22.500,- (Dua Puluh Dua Ribu Lima
Ratus Rupiah).

39. BUKTI P – 42
Berupa Asli Karcis Poliklinik Rujukan No. 073158 sebesar Rp. 5000,- (Lima
Ribu Rupiah) dan Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 083226
tertanggal 22 Nopember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati,
Jakarta Selatan, sebesar Rp. 24.000,- (Dua Puluh Empat Ribu Rupiah).

40. BUKTI P – 43
Berupa Asli Karcis Poliklinik Rujukan No. 074040 sebesar Rp. 5000,- (Lima
Ribu Rupiah) dan Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 083247
tertanggal 23 Nopember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati,
Jakarta Selatan, sebesar Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah).

41. BUKTI P – 44
Berupa Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 083377 tertanggal 24
Nopember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah).

42. BUKTI P – 45
Asli Kwitansi Pembelian Obat-obatan tertanggal 25 Nopember 2004 yang
dikeluarkan oleh Apotek Endah, Jakarta Selatan, sebesar Rp. 33.800,- (Tiga
Puluh Tiga Ribu Delapan Ratus Rupiah).

43. BUKTI P – 46
Berupa Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 060730 tertanggal 26
Nopember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah).

44. BUKTI P – 47
Berupa Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 071189 tertanggal 02
Desember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah).

45. BUKTI P – 48
Berupa Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 091541 tertanggal 29
Nopember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 22.500,- (Dua Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah).

46. BUKTI P – 49
Berupa Asli Perincian Biaya Rawat Jalan No. AE 090726 tertanggal 08
Desember 2004 yang dikeluarkan oleh RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,
sebesar Rp. 16.500,- (Enam Belas Ribu Lima Ratus Rupiah).
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 21

__________________________________________________________________________________________________

Keterangan :

Bukti P-16 sampai dengan Bukti P-49 ini membuktikan bahwa besarnya biaya
keseluruhan yang telah PENGGUGAT keluarkan selama dirawat di RSUP
Fatmawati Jakarta Selatan, baik itu biaya operasi amputasi kaki, ataupun biaya-
biaya selama rawat inap sejak tanggal 15 Oktober 2005 s/d tanggal 27 Oktober
2005 maupun selama melakukan rawat jalan di rumah sakit tersebut adalah
sebesar : Rp. 25.915.750,- (Dua Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Lima Belas
Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah).

TENTANG BUKTI PENGELUARAN BIAYA PEMBELIAN KAKI PALSU “OTTO


BOCK” YANG HARUS DIMPOR DARI LUAR NEGERI

47. BUKTI P – 50
Berupa Copy Bukti Pengiriman Uang No. 6970806S / L883H No. Validasi :
6970002T 510 069702912112830 1411 tertanggal 29 Desember 2004 yang
diterbitkan oleh Kantor Bank Central Asia (BCA) Cabang Kartini Jakarta
Pusat, sebesar Rp. 11.694.902,00,- (Sebelas Juta Enam Ratus Sembilan
Puluh Empat Ribu Sembilan Ratus Dua Rupiah).

48. BUKTI P – 51
Berupa Copy Surat tentang Charges Refund TT L883H tertanggal 15
Februari 2005 yang dikeluarkan oleh Pejabat Bank Central Asia (BCA)
Cabang Pasar Baru, sebesar EUR 827,02. (Delapan Ratus Dua Puluh Tujuh
Euro Dua Sen)

Keterangan :

Bukti P-50 dan Bukti P-51 membuktikan bahwa PENGGUGAT telah membeli kaki
palsu dan sekaligus bukti ini dipergunakan untuk menguatkan tuntutan
penggantian biaya pembelian kaki palsu di luar negeri dari PARA TERGUGAT.

49. BUKTI P – 52
Berupa Asli Faktur Pembelian Komponen dan Pemasangan Kaki Palsu
tertanggal 19 Januari 2005 yang dikeluarkan oleh Prostetik Ortotik “Hartono
/ Kadri”, Depok Jawa Barat, sebesar Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah).

Keterangan :

Bukti P-52 ini membuktikan bahwa PENGGUGAT masih harus mengeluarkan


biaya lagi setelah kaki palsu dibeli dari luar negeri, karena kaki tersebut masih
memerlukan alat-alat dan komponen-komponen lain yang dipasang pada lutut
hingga paha PENGGUGAT agar kaki palsu tersebut dapat cocok dan nyaman
digunakan oleh PENGGUGAT. Biaya pengukuran dan pemasangan komponen
inilah yang kami ajukan juga sebagai bukti.

TENTANG BUKTI PENGELUARAN BIAYA HONORARIUM DAN


OPERASIONAL ADVOKAT DAN PENASIHAT HUKUM

50. BUKTI P – 53
Berupa Copy Tanda Terima Pembayaran Honorarium Jasa Hukum Advokat
dari Law Office W.A.P sebesar Rp. 7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu
Rupiah).
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 22

__________________________________________________________________________________________________

51. BUKTI P – 54
Berupa Copy Tanda Terima Deposit I Pembayaran Biaya Operasional
Penanganan Perkarta dari Law Office W.A.P sebesar Rp. 2.500.000,- (Dua
Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

52. BUKTI P – 55
Berupa Copy Tanda Terima Deposit II Pembayaran Biaya Operasional
Penanganan Perkarta dari Law Office W.A.P sebesar Rp. 2.500.000,- (Dua
Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

53. BUKTI P – 56
Berupa Copy Tanda Terima Deposit II (a) Pembayaran Biaya Operasional
Penanganan Perkarta dari Law Office W.A.P sebesar Rp. 1.500.000,- (Satu
Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

54. BUKTI P – 57
Berupa Copy Tanda Terima Deposit III Pembayaran Biaya Operasional
Penanganan Perkarta dari Law Office W.A.P sebesar Rp. 500.000,- (Lima
Ratus Ribu Rupiah).

Keterangan :

Bukti P-53 sampai dengan Bukti P-57 ini membuktikan bahwa besarnya biaya
keseluruhan yang telah PENGGUGAT keluarkan sebagai kerugian materiil in
casu guna mendapatkan kembali hak-haknya dari PARA TERGUGAT adalah
sebesar Rp. 14.500.000,- (Empat Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

KESIMPULAN AKHIR

Dari proses jawab menjawab serta pemerikasaan bukti-bukti dalam perkara a-quo,
maka terbukti secara sah dan menyakinkan bahwa PARA TERGUGAT telah melakukan
perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365, 1366, 1367, dan
Pasal 1371 KUH. Perdata. Selanjutnya mereka harus dihukum mengganti kerugian
PENGGUGAT baik itu kerugian materil maupun kerugian inmateril secara tanggung
renteng sesuai dengan skala pertanggungjawabannya masing-masing. Skala ini tentu
sepenuhnya kami serahkan kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini yang menentukannya. Adalah suatu hal yang hampa apabila ternyata
TERGUGAT VI yang dibebani hukuman, sedangkan majikan, organisasi majikan dan
regulator perhubungan tidak dikenakan tanggung renteng juga, sebab yakinlah satu
peristiwa tidak terjadi dengan hanya satu sebab saja, namun ada rentetan sebab yang
harus dipikul secara bersama pula oleh mereka.

BERDASARKAN SELURUH URAIAN DIATAS, MAKA PENGGUGAT DENGAN


TEGAS MENYATAKAN TETAP PADA GUGATANNYA DAN MOHON KEPADA
MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN YANG MEMERIKSA
DAN MENGADILI PERKARA A-QUO AGAR MEMBERIKAN PUTUSAN SEBAGAI
BERIKUT :

DALAM EKSEPSI

Menolak Eksepsi PARA TERGUGAT secara keseluruhan atau setidak-tidaknya


menyatakan Eksepsi PARA TERGUGAT tidak dapat diterima.
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 23

__________________________________________________________________________________________________

DALAM POKOK PERKARA

PRIMAIR :

1. Memutuskan, menyatakan menerima dan mengabulkan Gugatan PENGGUGAT


untuk seluruhnya. ;
2. Memutuskan, menyatakan PARA TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan
hukum incasu tidak bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang ditanggung oleh
PENGGUGAT berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada tanggal 15
Oktober 2004 di Jalan raya Lenteng Agung Depok atas Bus Kota Kopaja 606 No.
Pol. B 7984 NP. ;

3. Memutuskan, menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar dan menyerahkan


kepada PENGGUGAT secara tanggung renteng ganti kerugian materiil sebesar Rp.
Rp. 63.883.652,- (enam puluh tiga juta delapan ratus delapan puluh tiga ribu
enam ratus lima puluh dua rupiah) dan EUR 872,02 (delapan ratus tujuh puluh
dua Euro dua sen) sebagai pengganti biaya-biaya yang telah PENGGUGAT
keluarkan sampai saat gugatan ini didaftarkan pada registrasi Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan perincian sebagai berikut :

a. Biaya Medis dan Pengobatan selama di


RS UD Pasar Rebo Jakarta Timur Rp. 273.000,-

b. Biaya Medis, Pengobatan dan Rawat Jalan selama


di RS UP Fatmawati Jakarta Selatan Rp. 25.915.750,-

c. Biaya Pembelian kaki palsu dan


Pemasangan kaki palsu Rp. 15.694.902,-

d. Biaya Charge Bank berkaitan dengan pengiriman


Kaki palsu dari luar negeri UER 827,02

e. Biaya-biaya lain yang tidak tercatat, tidak memiliki


faktur dan kwitansi (seperti ongkos taksi PP
dari rumah ke RS, ongkos DHL, Pajak Import
di Bandara, dll) Rp. 7.500.000,-

f. Biaya Pengacara dan Penasihat Hukum Rp. 14.500.000,-


___________________________________________________________

Total Rp. 63.883.652,-


dan EUR 872,02

Terbilang (enam puluh tiga juta delapan ratus delapan puluh tiga
ribu enam ratus lima puluh dua rupiah dan delapan ratus
tujuh puluh dua Euro dua sen)

4. Memutuskan, menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar kepada


PENGGUGAT ganti kerugian inmateriil sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) sebagai pengganti beban fisik dan psikologis PENGGUGAT dan keluarga
besarnya. ;

5. Memutuskan, menyatakan sah dan berharga atas Sita Jaminan yang telah
diletakkan terhadap :
No. 080 / WAP / XII / 2005 Jakarta, 21 Desember 2005
KESIMPULAN (KONKLUSI) PENGGUGAT PERKARA NO. 414/Pdt.G/2005/PN.JKT.SEL Halaman : 24

__________________________________________________________________________________________________

a. Tanah beserta bangunan milik TERGUGAT V yang terletak di Jalan


Srengseng Sawah Pertigaan Rt. 006 Rw. 03 Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan batas-batas sebagai
berikut :

1. Sebelah Barat : Jl. Raya Srengseng Sawah


2. Sebelah Utara : Tanah milik Hj. Riah
3. Sebelah Timur : Tanah milik Bp. Sinan
4. Sebelah Selatan :Tanah milik Ibu Sainah dan Bpk. Suparmo

b. 1 (satu) unit mobil minibus KOPAJA 606 Trayek Jurusan Kalibata-Pasar


Minggu PP, dengan No. Pol. B 7984 NP milik TERGUGAT V.

6. Memutuskan, menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih


dahulu meskipun ada upaya hukum Bantahan ( Verzet ), Banding maupun Kasasi
(Uit Voerbaar Bij Voorraad ) ;

7. Memutuskan, menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya-biaya yang


timbul dalam perkara ini ;

SUBSIDAIR:

8. Apabila Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat lain, PENGGUGAT mohon


Putusan yang seadil-adilnya ( Ex Aequo Et Bono ) .

Hormat kami,
Kuasa Hukum PENGGUGAT.

WIBISONO OEDOYO, SH. MOHAMMAD AQIL ALI, SH.

Anda mungkin juga menyukai