Anda di halaman 1dari 7

Nama Julaiha

NIM 219.057.20202.1049
Kelas Non Reg Ganjil
Semester 4
Mata Kuliah Akuntasi Manajerial
Dosen Pengampu Indriati Sumarni, S.E., M.M.
Tandatangan Signed

SOAL…
1. Jelaskan definisi biaya dan objek biaya serta berikan contoh masing-masing
sehingga jelas perbedaan diantara keduanya.
2. Jelaskan perbedaan antara tiga metode pembebanan biaya ke objek biaya.
(metode penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi).
3. Jelaskan karakteristik-karakteristik dan system akuntansi manajemen berdasarkan
fungsi dan buatlah gambar yang memudahkan saudara memahami system
manajemen ini.
4. Jelaskan karakteristik-karakteristik dan system akuntansi manajemen berdasarkan
aktivitas dan buatlah gambar yang memudahkan saudara dalam memahami system
manajemen ini.
JAWAB!!!
1. Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan
suatu manfaat yaitu peningkatan laba dimasa mendatang.
Contoh biaya adalah persediaan bahan baku, beban penyusutan.
Sedangkan Objek Biaya dapat didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas yang
biayanya diakumulasi dan diukur.
Contoh objek biaya adalah: Produk, Produksi, Proses, Proyek, dsb.
2. a. Penelusuran langsung adalah proses indentifikasi dan pembebanan biaya pada
obyek biaya yang secara spesifik atau fisik berhubungan dengan obyek biaya.
Sebagai contoh Departemen pemasaran adalah obyek biaya
b. Sehubungan dengan kenyataan bahwa tidak semua biaya dapat diamati secara
fisik pada obyek biaya, maka untuk mengamati dan mengukur konsumsi sumber
daya dari obyek biaya digunakan pendekatan pertimbangan sebab akibat atau
disebut pendorong/ penggerak
c. Biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya karena tidak ada
hubungan penyebab antara biaya dan obyek biaya. Pembebanan biaya tidak
langsung ke obyek biaya disebut Alokasi Biaya
Secara ringkas hubungan antara ketiga metode Metode Penelusuran Langsung,
Penelusuran Pendorong/ Penggerak dan Alokasi Biaya dengan pembebanan pada
obyek biaya dapat digambarkan sebagai berikut:

3. Karakteristik dan system akuntansi manajemen berdasarkan fungsi:


Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi atau FBM telah dikenal dari tahun
1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur maupun
jasa. (Hansen Mowen, 2006: 57).
Tinjauan biaya FBM dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya
dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian ke produk. Dalam pembebanan
biaya digunakan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak, akan tetapi
dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi
(tingkat unit), pengukuran konsumsi sangat berkorelasi dengan keluaran produksi.
Jadi, produk unit atau penggerak yang saling berkorelasi dengan unit yang
diproduksi.Pendekatan pembebanan biaya dianggap sebagai pembiayaan
berdasarkan produksi atau fungsional (Functional Based Costing – FBC). Produksi
atau penggerak tingkat unit dimana FBC sering tergantung padanya adalah bukan
satu-satunya penggerak yang menjelaskan hubungan sebab akibat. Penggerak
selain dari penggerak produksi yang menggambarkan hubungan sebab akibat
dianggap sebagai penggerak tingkat non unit.
Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan berdasarkan fungsional dapat
dipenuhi dengan pembebanan biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok
penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. (Hansen, Mowen, 2006: 55)
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan pada unit-unit
yang berfungsi, kemudian pada produk. Dalam pembebanan biaya, penelusuran
langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Akan tetapi dalam sistem FBM
penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit),
pengukuran konsumsi yang sangat berkerolerasi dengan keluaran produksi.
Jadi, produk unit atau penggerak yang sangat berkorelasi dengan unit yang di
produksi, seprti jam kerja dari tenaga kerja langsung, material langsung, dan jam
kerja mesin, adalah hanya penggerak yang di asumsikan penting. Karena sistem
FBM hanya mengguankan penggerak yang berhubungan dengan fungsi produksi
untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini di anggap sebagai
pembiayaan berdasarkan produksi atau fungsional (functional based costing-FBC).
Produksi atau penggerak tingkat unit di mana FBC sering tergantung padanya
adalah bukan satu-satunya penggerak uang menjelaskan hubungan sebab-akibat.
Pengerak selain dari penggerak produksi yang menggambarkan hubungan sebab
akibat dianggap sebagai penggerak tingkat nonunit.sebagai contoh, penggerak
produksi seperti unit yang di produksi atau jam kerja tenaga kerja langsung dapat
tidak memiliki apapun hubungan dengan biaya dari pembelian bahan mentah.
Gambaran contoh dalam system manajemen akuntansis berbasis fungsi melalui
functional based costing ialah:
- Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menghitung biaya produk adalah
membebankan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung,
karena kedua biaya ini dapat langsung ditelusuri ke produk. Sedangkan
pembebanan biaya overhead unit produk dalam berbagai hal merupakan tugas
yang sulit. Untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan teknik alokasi.
Teknik alokasi dikerjakan melalui pemilihan suatu dasar aktivitas yang dikaitkan
pada seluruh produk melalui proses produksi pada satu periode, kemudian
dihitung tarif overheadnya.
- Kedua, Tarif overhead yang dipilih menyatakan hubungan dari overhead pabrik
dengan dasar yang dipilih. Bila perusahaan banyak menggunakan tenaga kerja
sehingga biaya upah pekerjanya dominan dalam struktur biaya produk, maka
dasar yang digunakan adalah jam tenaga kerja langsung. Demikian pula jam
mesin menjadi unsur yang dominan, maka pembebanan biaya overhead
berdasarkan jam mesin.
- Ketiga, Sistem ini mengalokasikan biaya overhead melalui dua pendekatan,
yakni dengan menggunakan tarif overhead keseluruhan pabrik (plantwide rate)
dan tarif overhead departemen (departemental rate). Kedua pendekatan tersebut
mengasumsikan bahwa biaya overhead yang terjadi berhubungan dengan
volume unit yang diproduksi. Pendekatan yang digunakan oleh sistem ini
sebenarnya bukanlah suatu pendekatan yang salah. Namun seiring dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, metode ini sudah menjadi kurang
akurat untuk digunakan sebagai penunjang decision making oleh manajemen
suatu perusahaan.

4. Karakteristik dan system akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas:


Activity-Based Management adalah sebagai pendekatan untuk keseluruhan sistem
yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas
dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan
mewujudkan nilai ini tersebut. (Hilton, 2006) mendefinisikan manajemen berdasarkan
aktivitas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi biaya dan nilai-nilai dari
kegiatan proses untuk mengidentifikasi peluang untuk peningkatan efisiensi.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) biaya
ditelusuri hingga aktivitas, kemudian produk. Sebagaimana perhitungn biaya
bedasarkan fungsi, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan.
Namun, penelusuran penggerak secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasi
dan menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang
diproduksi (penggerak berdasarkan nonunit).
Jadi, pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan pada penelusuran
alokasi, bahkan, bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.penggunaan
pengerak unit dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, kualitas
keseluruhan, dan informasi biaya yang relevan. Sebagai contoh, pertimbangkanlah
pembebanan biaya dari akivitas “mengerakkan bahan mentah dan bahan setengah
jadi dari satu titik ke titik lain dalam suatu pabrik”. Jumlah penggerak uyang
dibutuhkan untuk suatu produk adalah ukuran yang jauh lebih baik dri permintaan
produk untuk aktivitas penggunaan bahan dari dari jumlah unit yang diproduksi. Pada
kenyataanya, jumlah unit yang diproduksi bisa jadi tidak berpengaruh pada
pengukuran permintaan produk untuk penanganan bahan. Suatu kelompok yang
terdiri dari 10 unit bisa saja membutuhkan aktivitas penanganan bahan yang sama
dengan satu kelompok yang terdiri dari 100 unit).
Perhitungan harga produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksibel. Informasi biaya
dibuat untuk mendukung beragai tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan
keuangan. Definisi peritungan harga pokok produksi yang lebih komprehensif
ditekankan pada perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang
lebih baik.
Tinjauan efisiensi operasional ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada pengelolaan aktivitas dengan tujuan
memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima dengan
menyediakan nilai ini. Hal ini meliputi analisi penggerak, analisis aktivitas, evaluasi
kinerja, dan penggunaan perhitungan biaya bedasarkan aktivitas sebagai sumber
informasi utama. Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi faktor-faktor
penyebab biaya suatu aktivitas (menjelaskan penyebab munculnya biaya),
pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi aktivitas), serta
evaluasi kinerja peerjaan dan ahsil yang dicapai (seberapa baik aktivitas yang
dikerjakan). Jadi pengendalian berdasarkan aktivitas membutuhkan informasi
terperinci mengenai aktivitas. (Mowen, 2009)
Dimensi Activity Based Management
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi yaitu sebagai berikut :
a. Dimensi biaya (cost dimension), memberikan informasi biaya mengenai
sumberdaya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya lain yang
diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas
dan kemudian di aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian,
dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya terhadap
aktivitas dan biaya aktivitas terhadap objek biaya seperti pelanggan dan produk agar
dapat menganalisis keputusan critical. Keputusan tersebut termasuk penetapan
harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha perbaikan.
b. Dimensi Proses (process dimension), Memberikan informasi mengenai aktivitas
apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa
baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pertanggung
jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi kinerja
sistem secara menyeluruh bukan pada kinerja secara individu. Dengan demikian
dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru
mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan
pemicu biaya dan bagaimana pengukuran kinerjanya.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management
1. Budaya organisasi, Mencerminkan kerangka berfikir dari karyawan termasuk
perilaku, nilai, keyakinan yang dianut karyawan. Budaya organisasi menunjukkan
keterlibatan, kerja sama, serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya
organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu
organisasi.
2. Top Management Support and Commitment, Penerapan suatu sitem manajemen
biaya yang baru seperti ABM dan ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh
karena itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk
keberhasilan penerapannya.
3. Change Process, Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang
sudah dirancang menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang
sudah ada sangatlah mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari
proses diantaranya daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tingkatan lanjutan.
4. Continuing Education, Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja
yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen
biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerjasama dari karyawan
suatu organisasi.
Manfaat ABM menurut Supriyono (Supriyono, 1999: 356) adalah :
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (non keuangan) organisasi dan
aktivitas – aktivitasnya.
b. Menentukan biaya – biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk
dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas – aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
d. Mengelompokkan aktivitas – aktivitas (faktor – faktor yang men-driver biaya –
biaya) dan mengendalikannya.
e. Mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas – aktivitas
tak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian
didasarkan pada isu – isu bisnis yang luar dan tidak semata berdasarkan pada
informasi keuangan.
e. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasaan konsumen.
Gambaran umum dalam Activity Based Management yaitu berfokus ke pengelolaan
secara terpadu dan bersistem terhadap aktivitasYaitu serangkaian kegiatan yang
membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa. Di dalam
manajemen tradisional, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa dipecah ke
dalam bagian-bagian yang lebih kecil, karena diyakini bahwa jika pengerjaan bagian-
bagian yang lebih kecil dilaksanakan secara berkualitas dan efisien, proses
pembuatan produk dan penyerahan jasa secara keseluruhan akan berkualitas dan
efisien. Oleh karena itu, manajemen berbasis aktivitas berusaha memadukan
kembali proses pembuatan produk dan penyerahan jasa yang telah difragmentasi
dalam manajemen tradisional tersebut, dengan memfokuskan ke pengelolaan secara
terpadu dan berbasis system terhadap aktivitas pembuatan produk dan penyerahan
jasa.
Juga, Bertujuan untuk meningkatkan customer value dan laba Tujuan manajemen
berbasis aktivitas adalah untuk improvement secara berkelanjutan terhadap
customer value dan penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya pemborosan
tersebut, biaya dapat berkurang dan sebagai akibatnya laba akan meningkat.
Pengurangan biaya merupakan akibat dari dihilangkannya pemborosan.

Anda mungkin juga menyukai