Anda di halaman 1dari 1

Penjanjian Aqobah 1 dan 2

Perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan perwakilan penduduk Yatsrib yang
kini disebut Kota Madinah pada garis besarnya memuat tentang kesetiaan mereka untuk
melindungi Nabi Muhammad SAW. Ada dua peristiwa perjanjian Aqabah. Perjanjian Aqabah
pertama terjadi pada tahun ke-12 kenabian (621 M). Sedangkan Perjanjian Aqabah kedua
terjadi pada tahun ke-13 kenabian (622 M).
Pada Perjanjian Aqabah pertama, ada 12 penduduk Yatsrib datang ke Makkah untuk
berhaji. Mereka terdiri atas 10 orang suku “Khazraj” dan 2 orang suku “Aus”. Kedatangan
mereka ke Makkah, di samping untuk berhaji, juga bermaksud ingin menemui Rasulullah
SAW. Namun Rasulullah SAW tidak bersedia menemui mereka di Kota Makkah, karena
khawatir akan dicelakai oleh orang-orang kafir Quraisy.
Akhirnya Nabi SAW bersedia menemui mereka di Desa Aqabah ( sebuah desa di
dekat Mina) pada suatu malam. Pada malam itu juga, mereka melakukan perjanjian atau baiat
tanda setia kepada Rasulullah SAW. Penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah,
lemah lembut, dan suka menolong itu berjanji untuk setia dan melindungi keselamatan dan
keamanan dakwah Nabi SAW. Baiat tersebut dikenal dengan nama Baiat Aqabah Pertama
( Baiat al-Aqabah al-Ula) atau Baiat an-Nisa’ (Baiat Wanita). Hal itu karena di antara mereka
terdapat seorang wanita, yaitu Afra binti Ubaid Ibnu Tsa’labah. Dialah wanita Yatsrib pertama
yang berbaiat kepada Rasulullah SAW.
Berikut Isi Perjanjian Aqabah Pertama:
1. Tidak mempersekutukan Allah.
2. Tidak berdusta.
3. Tidak mencuri.
4. Tidak membunuh anak-anak perempuan.
5. Tidak memfitnah.
6. Tidak melakukan hal-hal tercela.
7. Akan tetap setia kepada Allah dan Rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai