Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDIPEKERTI

NAMA : ALANNA NABILAH AZAHRA

KELAS : VI B. TURKI

BAIAT AQABAH I DAN II

Sumpah setia penduduk Madinah kepada Nabi yang dilakukan pada


tahun 621 M dan 622 M dikenal dengan istilah Baiat Aqabah. Baiat Aqabah
atau Perjanjian Aqabah adalah perjanjian yang sangat berpengaruh dalam
proses dakwah Islam oleh Nabi Muhammad SAW. Perjanjian ini terjadi
antara Nabi Muhammad dengan penduduk Yastrib atau sekarang lebih
dikenal Madinah, yang dilakukan di sebuah bukit bernama Aqabah, sekitar
5 kilometer dari Mekkah. Baiat Aqabah terjadi dua kali, pertama pada
tahun 621 dan yang kedua pada 622.

LATAR BELAKANG

Proses dakwah Islam yang dilakukan Nabi Muhammad dan umat


Muslim di Mekkah pada awal kenabiannya tidak mudah. Dakwah Islam di
Mekkah mendapat tentangan dari kaum Quraisy, yang selalu melakukan
teror dan siksaan bagi orang-orang yang baru masuk Islam. Posisi dakwah
Islam di Mekkah semakin tertekan saat Nabi Muhammad kehilangan
istrinya, Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib, yang menjadi pelindungnya.
Sementara itu, di Yastrib atau Madinah tengah terjadi perpecahan serta
konflik antara suku Aus dan Khazraj. Antara Aus dan Khazraj sebenarnya
hanya membutuhkan sosok pemersatu yang dapat mengurai dan
menengahi masalah mereka. Kedua suku tersebut juga telah mendengar
datangnya Nabi dari orang-orang Yahudi.

Setelah itu, turun perintah hijrah untuk Nabi Muhammad dari


Mekkah ke Madinah melalui Surat Al-Baqarah ayat 218.
BAIAT AQABAH I

Pada tahun ke-11 kenabian atau pada 620, Nabi Muhammad ditemui
enam orang dari Madinah ketika sedang musim haji. Mereka mengaku mau
masuk Islam dan berjanji akan menyebarkan ajarannya di daerahnya. Pada
musim haji berikutnya, Nabi Muhammad kembali ditemui oleh orang-orang
Madinah.

Pertemuan kali ini terjadi di Aqabah, yang kemudian dikenal sebagai


peristiwa Baiat Aqabah I. Baiat Aqabah Pertama terjadi pada tahun
kenabian ke-12 atau pada 621. Baiat Aqabah I diikuti oleh 10 orang Khazraj
dan dua orang dari suku Aus. Lima di antara mereka adalah orang yang
telah diislamkan Nabi pada tahun sebelumnya. Dalam pertemuan kali ini,
Nabi Muhammad berdakwah, yang disambut oleh 12 orang dari rombongan
Suku Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam.

Adapun isi Perjanjian Aqabah I adalah sebagai berikut :

1. Tidak menyekutukan Allah SWT


2. Setia kepada Nabi Muhammad SAW
3. Bersedia ikut menyebarkan agama Islam
4. Pernyataan tidak saling membunuh
5. Pernyataan tidak saling melakukan kecurangan dan kebohongan

Perjanjian Aqabah Pertama disebut Baiat Wanita karena di antara


orang-orang Madinah yang mendatangi Nabi, ada satu wanita bernama Afra
binti Ubaid Ibnu Tsa'labah.

Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah juga menjadi wanita Madinah


pertama yang berbaiat kepada Nabi. Setelah Baiat Aqabah I selesai, Nabi
Muhammad mengutus Mus'ab bin Umair bergabung rombongan orang
Madinah. Mus'ab bin Umair ditugaskan untuk membantu mereka
menyebarkan agama Islam di Madinah.
BAIAT AQABAH II

Pada tahun 622 atau tahun ke-13 kenabian, 73 orang rombongan


haji dari Madinah menemui Nabi Muhammad SAW. Pertemuan tersebut
kemudian dikenal dengan peristiwa Baiat Aqabah II, yang dilaksanakan
pada Hari Tasyriq 11, 12, dan 13 Zulhijah. Perjanjian Aqabah II diikuti oleh
73 orang, yang membawa pesan yang berisi permintaan masyarakat
Madinah supaya Nabi Muhammad datang dan berdakwah di sana.

Berikut ini adalah isi Baiat Aqabah Kedua :

1. Pernyataan mematuhi Nabi Muhammad SAW


2. Berinfak baik dalam keadaan susah maupun lapang
3. Menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran
4. Berjuang karena Allah
5. Mendukung dan menjaga Nabi beserta keluarganya

Setelah Baiat Aqabah II, Nabi Muhammad SAW menunjuk 12 orang


dari rombongan Madinah itu menjadi naqib atau pemimpin. Sembilan naqib
berasal dari orang Khazraj dan tiga di antaranya adalah orang Aus, yang
ditugasi oleh Nabi Muhammad untuk merealisasikan hasil Baiat Aqabah II.

Anda mungkin juga menyukai