(Temulawak)
OLEH :
G2 / P3
Hal
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................1
Tujuan Percobaan .........................................................................................2
KESIMPULAN .....................................................................................................19
LAMPIRAN
i
DAFTAR TABEL
Hal
No.
1. Data organoleptik minuman sari temulawak (temulawak) ...................................9
ii
DAFTAR GAMBAR
Hal
No.
1. Penampakan umum bahan pembuatan minuman sari temulawak ...................11
2. Temulawak ......................................................................................................12
3. Bahan tambahan dalam pembuatan minuman sari temulawak ...................... 13
4. Minuman sari temulawak ............................................................................. 15
5. Penambahan gula merah dalam percobaan ................................................ 16
iii
PENDAHULUAN
Latar belakang
terletak di bawah tanah dan biasa juga disebut dengan umbi batang atau umbi
memiliki ukuran paling besar. Rimpang temulawak terdiri dari rimpang induk dan
anakan. Rimpang induknya berbentuk bulat seperti telur dan berwarna kuning tua,
kurkuminoid, pati, protein, lemak, selulosa, dan minyak atsiri. Pati merupakan
Dalam industri pangan, temulawak dapat diolah menjadi berbagai macam produk
seperti tepung, manisan, pewarna alami, dan minuman. Jenis minuman yang dapat
yang ada di Indonesia. Minuman sari temulawak terbuat dari rimpang temulawak,
1
2
asam jawa, kencur, jintan, gula aren, daun pandan, kayu manis, dan air. Asam
untuk mengatasi diare, sembelit, demam, dan tukak lambung dikarenakan asam
berupa kurkumin dan minyak esensial yang bersifat antiinflamasi. Minuman sari
karena dapat meredakan rasa sakit pada sendi. Senyawa kurkumin pada
Tujuan Praktikum
temulawak dan untuk mengetahui mutu sensori dari minuman sari temulawak
dapat tumbuh di daerah tropis pada tanah yang gembur. Temulawak memiliki
aroma dan warna yang khas yaitu memiliki aroma yang tajam, bewarna kuning
dan memiliki rasa yang pahit. Senyawa kimia yang terdapat temulawak adalah
pati, kurkuminoid, minyak atsiri, karbohidrat, protein, lemak, serat, abu dan
mineral yaitu kalium, natrium, magnesium, besi, mangan, dan kadmium. Senyawa
kurkuminoid yang terdapat pada temulawak terbagi menjadi dua komponen yaitu
temulawak itu berfungsi untuk memberikan warna kuning pada temulawak. Selain
kesehatan merupakan salah satu produk minuman yang dibaut dari campuran gula
dan rempah atau tanpa penambahan bahan makanan yang dizinkan. Produk
serbuk atau tablet. Minuman sari temulawak merupakan salah satu minuman
kesehatan tradisional yang terbuat dari bahan utama temulawak yang ditambahkan
bahan tambahan lainnya yaitu asam jawa, jintan hitan, gula aren, kencur, daun
pandan, dan kayu manis. Manfaat dari minuman temulawak adalah dapat
3
4
berfungsi intuk meningkatkan daya tahan tubuh dari radikal bebas yang dapat
Tanaman ini diyakini berasal asli dari Afrika tropis. Tamarindus hanya memilki
satu spesies yaitu indica. Pusat produksi asam jawa berada di negara-negara asia
Amerika dan Mexico memanfaatkan tanaman ini untuk diekspor ke Eropa dan
Ameriika Utara untuk digunakan dalam Industri minuman dan makanan. Buah
asam jawa terdiri dari daging buah sekitar 30-50% dari seluruh buah. Bagian
cangkang dan seratnya berjumlah 11-30% dan bijinya sekitar 25-40%. Asam jawa
memiliki rasa asam karena di dalamnya terdapat asam tartarat sekitar 10%. Buah
asam jawa juga dapat dianggap sebagai sumber dari asam amino esensial, kecuali
triptofan. Buah asam jawa juga mengandung asam organik yaitu asam tartarat,
Asam jawa atau Tamarindus indica adalah salah satu jenis rempah yang
menghasilkan buah dari tanaman asam. Pohon dari tanaman asam memiliki tinggi
mecapai 12-18 meter yang dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki cahaya
matahari cukup. Buah yang dihasilkan tanaman asam memiliki ukuran 12-15 cm
dan di dalamnya terdapat biji sekitar 6-12 biji. Karakteristik daging buah yang
dihasilkan tanaman asam yaitu tebal, berair, memiliki rasa asam yang khas, saat
matang memiliki warna coklat pucat atau coklat gelap. Buah asam yang sudah
matang mengandung karbohidrat yatiu gula dan serat, lemak, potein, vitamin B,
fosfor, kalium, dan zink. Senyawa bioaktif yang terdapat pada asam jawa yaitu
sehingga dapat berperan melawan radikal bebas pada tubuh dan sebagai obat dari
Jintan hitam merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak digunakan
sebagai bahan pengobatan dari berbagai penyakit. Oleh karena itu, jiten hitam
sering dikenal sebagain habbatusauda yang berarti obat herba. Jiten hitam dalam
bahasa latin disebut dengan Nigella sativa Jintan hitam mengandung senyawa
alkaloids, saponin, dan flavonoid. Selain itu, jiten hitam mengandung bahan
penting yaitu minyak, asam lemak esensial, vitamin, karbohidrat protein, asam
amino esensial, serat, kalsium, zat besi, natrium, dan kalium. Senyawa-senyawa
digunakan untuk memasak dan juga sering digunakan untuk pengobatan. Kayu
manis sering digunakan sebagai bahan makanan, bahan pembuat parfum dan
bahan obat-obat, Kayu manis sering digunakan untuk memasak bertujuan untuk
memberikan aroma yang lebih pada makanan. Selain digunakan sebagai bumbu
dan penyedap rasa, kayu manis juga dapat ditambahkan ke rasa permen karet
untuk menghilangkan bau mulut. Kayu manis terdiri dari berbagai senyawa kimia
6
yaitu senyawa resin termasuk sinamadehida, sinama, dan banyak minyak esensial
pedas pada kayu manis. Kayu manis mengandung minyak astiri sehingga
bewarna coklat dan mengkilap. Kencur memiliki daging buah yang bewarna putih
dan di dalam daging terdapat kandungan air yang banyak. Kencur memiliki aroma
yang khas dan rasanya agak pedas. Kencur sering digunakan karena sebagai bahan
aroma dan rasa yang lebih khas lagi pada masakan. Kencur juga sering dimanfaat
air dan angin yang terdapat di dalam tubuh serta dapat mengencerkan dahak.
Kandungan gizi yang terdapat di kencur adalah pati, mineral, dan minyak atsiri
asam anisik, alkaloid, dan gum. Minyak atsiri yang terdapat pada kencur dapat
Daun pandan merupakan salah satu tanaman herbal yang sering digunakan
sebagai bumbu dalam berbagai makanan Asia Tenggara. Daun pandan berbentuk
panjang dan runcing serta bewarna hjau. Daun pandan sering digunakan sebagai
bahan pemberi rasa dan aroma pada makanan. Daun pandan mengandung serat,
vitamin, mineral, senyawa aromatik yang bertanggung jawab atas aroma yang
dihasilkan oleh daun panda, minyak atsiri, alkanoid, isoflavon, glikosida, dan
7
senyawa fenolik. Hal inilah yang menyebabkan daun pandan bersifat antioksidan.
Daun panda sering digunakan sebagai bahan untuk obat tradisional karena daun
gula darah, menetralkan racun dalam tubuh, dan lain-lain (Peter, 2004).
METODOLOGI
dilakukan pada hari Sabtu, 6 Maret 2022 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah temulawak, asam jawa
tanpa biji, kencur, jintan, air, gula aren, daun pandan, dan kayu manis yang
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kompor siap pakai, panci
prebusan stainless steel, pisau stainless steel, sendok stainless steel, piring,
Prosedur Percobaan
Dicampur temulawak, kencur, asam jawa, jintan dan 100 ml air matang
Dididihkan air dengan gula dan daun pandan hingga gula larut
Dicampur hasil campuran yang telah diblender dengan rebusan air gula,
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
dengan beberapa parameter seperti warna, aroma, rasa dan viskositas dapat dilihat
pada Tabel 1.
Keterangan :
9
10
4 = Suka 4 = Kental
a, b, c, d, e = Panelis
11
Pembahasan
yang dibuat dengan campuran bahan makanan yang diizinkan seperti campuran
gula, rempah dan bahan lainnya. Minuman kesehatan tradisional dikenal juga
dengan sebutan jamu, dimana jamu merupakan ramuan tradisional yang dapat
digunakan sebagai salah satu upaya pengobatan. Salah satu contoh dari produk
minuman kesehatan ini yaitu minuman sari temulawak. Minuman sari temulawak
ini terbuat dari temulawak sebagai bahan utama dan ditambahkan asam jawa,
jintan hitam, gula aren, kencur, pandan serta kayu manis sebagai bahan tambahan.
Langkah pertama dari pembuatan minuman sari temulawak ini yaitu disiapkan
alat dan bahan. Bahan yang digunakan yaitu temulawak, asam jawa tanpa biji,
kencur, jintan, air, gula aren, daun pandan, serta kayu manis. Penampakan umum
minuman sari temulawak ini. Minuman sari temulawak ini dikatakan minuman
sesuai dengan pernyataan Putri (2013) bahwa senyawa kurkuminoid yang terdapat
Gambar 2. Temulawak
ditambahkan pada minuman ini juga memiliki khasiat yang hampir sama yang
dapat memberi dampak baik bagi kesehatan. Contohnya yaitu asam jawa, asam
jawa mengandung senyawa bioaktif yang dapat melindungi tubuh seperti tannin,
betakaroten, antosianin dan lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putri dan
Fibrianto (2018) mengatakan bahwa senyawa- senyawa bioaktif dalam asam jawa
13
radikan bebas pada tubuh. Sama halnya dengan asam jawa, bahan tambahan yang
digunakan yaitu jinten hitam memiliki beberapa kandungan penting yang dapat
analgesik, dan antiinflamasi. Bahan tambahan lainnya juga seperti kencur dan
antibakteri dan antiokasidan. Bahan tambahan yang terakhir juga sama seperti
yang lain yaitu daun pandan mengandung senyawa aromatik yang bertanggung
jawab atas aroma yang dihasilkan oleh daun pandan, minyak atsiri, alkanoid,
isoflavon, glikosida, dan senyawa fenolik. Adapun gambar bahan tambahan yang
ditambahkan dalam pembuatan minuman sari temulawak ini dapat dilihat pada
Gambar 3.
yaitu dilakukan pengecilan ukuran pada temulawak dan kencur dengan cara diiris
14
kedua bahan setipis mungkin. Proses pengirisan ini dilakukan agar mempermudah
proses selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Utami, dkk. (2016) bahwa
proses pengeringan dan proses lanjutannya. Arah irisan terdiri dari dua yaitu irisan
melintang dan membujur, namun pada percobaan ini irisan yang dilakukan pada
temulawak dan kencur adalah irisan melintang. Setelah diiris, kedua bahan
jawa, kencur dan jintan dicampur terlebih dahulu dengan air yang sudah matang
sebanyak 100 ml. Selain itu, dididihkan air sebanyak 1 liter, lalu gula aren yang
Gula aren yang akan dilarutkan dapat diperkecil ukurannya dengan cara diiris agar
lebih cepat larut, serta diberikan juga perlakuan pengadukan agar gula aren dapat
larut dengan cepat. Kemudian, 2 helai daun pandan dimasukkan ke dalam rebusan
air gula, daun pandan dapat diikat terlebih dahulu sebelum dimasukkan karena
pandan akan memberikan aroma yang harum setelah minuman selesai direbus.
rebusan gula. Diaduk rata semua bahan kemudian disaring. Terakhir disajikan
minuman ke dalam gelas. Proses penyajian pada minuman sari temulawak ini ada
dua yaitu penyajian pada saat minuman masih dalam keadaan hangat atau pada
15
saat minuman sudah dingin. Adapun penampakan hasil pembuatan minuman sari
mutunya jika belum dilakukan pengujian organoleptik. Oleh karena itu, pada
mengetahui mutu sensori dari minuman sari temulawak yang dihasilkan. Uji
organoleptik yang dilakukan terdiri dari 5 orang dan parameter yang diuji ada
empat, yaitu warna, aroma, rasa dan viskositas. Hasil dari uji organoleptik yang
dilakukan. Parameter yang pertama yaitu warma, warna merupakan atribut yang
dianggap paling penting dalam menentukan mutu suatu bahan pangan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Supandi, dkk., (2016) bahwa warna adalah salah satu
faktor yang menentukan mutu secara visual, dimana warna merupakan hal yang
dilihat lebih dahulu oleh penglihatan dan kadang sangat menentukan, sehingga
warna dijadikan atribut yang paling pada suatu bahan pangan. Berdasarkan hasil
temulawak dapat dilihat bahwa nilai 4 merupakan nilai terbanyak dimana nilai 4
termasuk kedalam skala hedonik suka. Panelis menyukai warna dari minuman sari
temulawak yang dihasilkan. Adapun warna minuman yang dihasilkan yaitu warna
kuning jingga atau kecoklatan. Hal ini sesuai dengan literatur Putri (2013) yang
atau minuman yang berbahan dasar temulawak. Hal ini dikarenakan rimpang
atau jingga yang tidak akan larut dalam air dan dietileter. Selain senyawa
produk yang dihasilkan berwarna kuning yaitu minyak atsiri minyak yang terdapat
dalam rimpang temulawak yang merupakan cairan berwarna kuning atau kuning
jingga. Namun, pada percobaan ini hasil minuman sari temulawak tidak dapat
dikatakan kuning karena adanya penambahan gula aren sebanyak 100 gram
dapat menentukan mutu, kelezatan dari suatu makanan serta cita rasa bahan
temulawak dapat dilihat bahwa nilai 4 dan 5 merupakan nilai terbanyak dimana
nilai 4 termasuk kedalam skala hedonik suka dan nilai 5 termasuk kedalam skala
hedonik suka. Dari pengujian organoleptik, aroma dari minuman sari temulawak
dapat diterima dengan baik dan panelis menyukai aroma dari minuman sari
temulawak karena aroma dari minuman sari jika dihirup dapat memberikan efek
menyegarkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putri, (2013), kurkuminoid yang
terdapat dalam temulawak memiliki aroma khas dan tidak bersifat toksik. Selain
itu penambahan kayu manis juga dapat mempengaruhi aroma pada minuman sari
temulawak. Menurut Rao dan Gan, (2014) kayu manis terdiri dari berbagai
senyawa kimia yaitu senyawa resin termasuk sinamadehida, sinama, dan banyak
Parameter yang ketiga adalah rasa. Rasa merupakan parameter yang dapat
menentukan mutu dari suatu makanan dan bahan pangan dengan menggunakan
indera pencicipan yaitu lidah. Rasa merupakan salah satu faktor penting dalam
temulawak dapat dilihat bahwa nilai 4 merupakan nilai terbanyak dimana nilai 4
termasuk kedalam skala suka. Sehingga dapat dinyatakan bahwa minuman sari
temulawak disukai panelis. Tetapi ada beberapa panelis yang tidak menyukai rasa
dari minuman sari temulawak karena adanya rasa pahit yang terdapat pada
minuman sari temulawak. Hal ini sesuai dengan pernyatan Putri, (2013)
kurkuminoid yang terdapat pada temulawak dapat memberikan rasa pahit pada
18
minuman sari temulawak. Untuk menghilangkan rasa pahit yang terdapat pada
minuman sari temulawak perlu ditambahkan gula seperti gula aren. Menurut
Yopi, (2020), gula aren merupakan gula yang berasal dari bahan baku nira dan
memberikan rasa manis pada makanan. Hal inilah yang menyebabkan minuman
sari temulawak dapat diterima dengan baik dari segi rasa berdasarkan pengujian
organoleptik Tabel 1, karena rasa pahit pada temulawak sudah tertutupi dengan
satu parameter yang dapat menentukan mutu suatu produk yang dilhat dari tingkat
merupakan nilai terbanyak dimana nilai 3 termasuk kedalam skala agak kental.
Viskositas dari minuman sari temulawak dipengaruhi oleh penambahan asam jawa
dan juga air. Jika semakin banyak asam jawa yang diberikan dan sedikitnya
penambahan air maka viskositas dari minuman sari temulawak akan tinggi
ataupun sebaliknya semaki sedikit asam jawa yang diberikan dan banyakknya
penambahan air makan viskositas dari minuman saru temulawak akan rendah. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Wijayanti, dkk (2016) bahwa asam jawa yang
polimer dari pektin, sehingga daya ikat air oleh pektin ini menjadi menurun dan
minyak atsiri.
3. Kencur memiliki aroma yang khas dan rasanya agak pedas. Kencur
ditambahkan dengan tujuan untuk memberikan aroma dan rasa yang lebih
4. Daun pandan sering digunakan sebagai bahan pemberi rasa dan aroma pada
yang bertanggung jawab atas aroma yang dihasilkan oleh daun pandan. Daun
penilaian panelis terhadap parameter warna adalah 4 yang artinya suka. Panelis
19
20
menyukai warna dari minuman sari temulawak yang dihasilkan. Adapun warna
minuman yang dihasilkan yaitu warna kuning jingga atau kecoklatan. Hal ini
menghasilkan warna kuning atau jingga serta warna cokelat yang dihasilkan
minuman sari temulawak dapat diterima dengan baik dan panelis menyukai
aroma dari minuman sari temulawak karena aroma dari minuman sari jika
penilaian panelis terhadap parameter rasa yaitu 4 yang artinya suka. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa minuman sari temulawak disukai panelis. Tetapi ada
beberapa panelis yang tidak menyukai rasa dari minuman sari temulawak
karena adanya rasa pahit yang terdapat pada minuman sari temulawak.
asam jawa dan juga air. Semakin banyak asam jawa yang diberikan dan
sedikitnya penambahan air, maka viskositas dari minuman sari temulawak akan
tinggi, begitu juga sebaliknya semakin sedikit asam jawa yang diberikan dan
air yang ditambahakn banyak maka viskositas dari minuman sari temulawak
akan rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Peter, K. V. 2014. Handbook of nerbs and spices second edition volume two.
Woodhead Publishing, Philadelphia.
Supandi, M., Nuryati dan R. Amalia. 2016. Pemanfaatan temulawak, jahe merah,
kunyit putih, kapulaga, bunga lawang, daun salam, sebagai bahan
tambahan pembuatan jamu. Jurnal Teknologi. 3(2): 15-22.
Wijayanti, R. K., Putri, W. D. R., dan N.I. P. Nugrahini. 2016. Pengaruh proporsi
kunyit (Curcuma longa l.) dan asam jawa (Tamarindus indica) terhadap
karakteristik leather kunyit asam. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 4(1):
164.
Yopi, S. 2020. Analisis fisikokimia gula aren cair. Jurnal Agroscience. 10(1): 69-
78.
21
Vol. 2, No. 2, Tahun 2013
Abstrak
Temulawak adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-
temuan. Minyak atsiri temulawak mengandung limonina yang mengharumkan,
sedangkan kandungan flavonoidanya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak
atsiri juga bisa membunuh mikroba. Rimpang temulawak segar berdasarkan analisis
proksimat banyak mengandung karbohidrat 12,87%. Kandungan zat yang cukup
besar terdapat pada rimpang temulawak yaitu pati yang berkisar antara 48%-54%.
Sedangkan kandungan kurkumin 1-2%, dan minyak atsiri antara 6-10%.
ABSTRAK
Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) merupakan salah satu jenis tumbuhan dari Keluarga
Zingiberaceae yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional atau bahan makanan dan
minuman di Indonesia. Temulawak memiliki potensi yang luar biasa untuk pengembangannya sebagai
tanaman obat. Temulawak memiliki keunggulan setara dengan gingseng dari Korea sehingga banyak
anggapan bahwa temulawak sebagai ”gingsengnya” Indonesia. Pembuatan serbuk temulawak dalam
penelitian ini melalui proses pengeringan pada kondisi vakum yang selanjutnya proses penggilingan dan
pengayakan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kondisi optimum suhu dan tekanan pada pembuatan
serbuk temulawak sebagai bahan dasar minuman temulawak. Dari hasil penelitian diperoleh kondisi
0
optimum pada suhu pengeringan 55 C dengan tekanan 12,5 cm Hg. Hasil pengeringan berupa padatan
kering temulawak yang kemudian dengan cara penggerusan dan pengayakan dibentuk sebagai bubuk.
Analisa produk yaitu kadar air, kandungan kurkumin dan organoleptik. Hasil analisa pada produk yaitu
bubuk mengandung kadar air 9,06 % dan kandungan kurkumin 61,26 %. Hasil organoleptik yang terbaik
adalah campuran sirup 150 ml dengan 3 gram serbuk temulawak dan dicampur air dengan perbandingan 1 :
3.
Kata kunci
Temulawak, pengeringan vakum, minuman temulawak
55
PENDAHULUAN diperoleh mencakup analilis organoleptic dan indeks
Alam Indonesia dikenal sebagai penghasil tanaman bias.
obat. Sebagai negara tropis, banyak tanaman
berkhasiat obat tumbuh subur di hamparan tanah HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia. Nama Temulawak sebagai tanaman obat,
sudah tidak asing lagi bagi rakyat Indonesia Penentuan Waktu Operasi Pengeringan
khususnya di pulau Jawa. Temulawak merupakan Cara untuk menentukan lamanya waktu operasi yang
salah satu tumbuhan asli Indonesia yang dibutuhkan yaitu dengan cara menentukan kandungan
penyebarannya hanya terbatas di Jawa, Maluku, dan air kritik dari rimpang temulawak yang
Kalimantan. Temulawak (Curcuma Xanthorriza dikeringkan. Penentuan kandungan air kritik
0 0
Roxb) banyak digunakan sebagai rempah hingga dilakukan pada suhu 35 C dikarenakan suhu 35 C
bahan baku obat tradisional atau bahan makanan merupakan suhu paling rendah dari variasi suhu yang
dan minuman. Temulawak memiliki potensi yang akan dilakukan pada proses pengeringan selanjutnya.
luar biasa untuk dikembangkan manfaatnya, bahkan, Rimpang temulawak yang akan dikeringkan
tanaman temulawak memiliki keunggulan setara berdiameter 4-5 cm dan dengan ketebalan sekitar 0,1
dengan gingseng Korea sehingga banyak orang cm, hal ini dilakukan agar pengeringan berjalan lebih
menganggap temulawak sebagai ”gingseng sempurna karena luas permukaannya yang menjadi
Indonesia”. Selain digunakan sebagai obat 0
besar. Pengeringan pada suhu 35 C berlangsung
tradisional, temulawak dapat dijadikan minuman. selama 9 jam dan 9 jam inilah yang dijadikan acuan
Khasiat minuman temulawak adalah waktu operasi pengeringan tanpa vakum. Pada jam
kemampuannya untuk meningkatkan stamina oleh ke- 9 penurunan berat hasil pengeringan sudah
aktivitas imuno modulator dari kurkumin dalam hampir konstan namun sebenarnya masih banyak
temulawak, yang dapat meningkatkan daya tahan mengandung air yang terikat dengan dapat dilihat
tubuh terhadap serangan penyakit. Secara jelas dari tekstur hasil pengeringan yang masih
tradisional pada pengolahan temulawak kering lembab. Dengan dasar laju konstan setelah
untuk dibuat serbuk temulawak hanya mengalami pengeringan selama 9 jam inilah yang merupakan
proses pencucian dan pengeringan baik dalam waktu operasi yang dipakai untuk pengeringan tanpa
bentuk utuh maupun irisan. Proses pengeringan vakum.
dilakukan di bawah terik matahari dan diperlukan
waktu 8 – 10 jam pada suhu ± 45ºC, untuk Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Air
mencapai kadar air 10 – 14%. Untuk memperoleh Gambar 1 menunjukkan pengaruh suhu terhadap
temulawak padat kering yang bermutu baik maka kadar air.
proses pengeringan tradisional ini diperbaiki dengan
pengeringan menggunakan oven baik tanpa vakum
ataupun dengan vakum. Dengan demikian akan
diperoleh produk temulawak padat dengan warna
yang baik, mutu terjaga dan waktu proses
pengeringan yang relatif singkat.
METODOLOGI
Pembuatan serbuk temulawak secara pengeringan
menggunakan oven dengan variasi suhu 35-60 ºC dan
tekanan vakum 12,5- 63,1 cm Hg. Kandungan air
kritik dan waktu tercapainya kandungan air kritik
diperoleh dari hasil pengeringan pendahuluan pada
suhu 35 ºC. Kondisi pada suhu 35 ºC dijadikan acuan
lamanya pengeringan pada setiap variasi suhu Gambar 1. Grafik Pengaruh suhu terhadap kadar air
pengeringan. Hasil pengeringan dilanjutkan dengan
proses grinding (penggerusan) dan sizing Kadar air yang terkandung dalam produk cenderung
(pengayakan). Proses grinding bertujuan untuk menurun dengan semakin besarnya suhu. Dengan
mendapatkan bentuk bubuk dari temulawak yang semakin besar suhu pengeringan semakin sempurna
telah mengalami pengeringan dan proses sizing pengeringan. Hal ini ditunjukkan dari bahan hasil
diperlukan untuk mendapatkan serbuk yang seragam bahan hasil pengeringan mudah digerus menjadi
dan mudah larut dalam air. Analisis terhadap produk 0
bubuk yang halus. Pada pengeringan 35 C tidak
serbuk temulawak adalah kadar air, dan kandungan terjadi pengeringan dengan sempurna. Rimpang
kurkumin. Analisis terhadap minuman yang temulawak hasil pengeringan perrmukaannya masih
56
Agroscience Vol. 10 No. 1 Tahun 2020 ISSN Cetak: 1979-4681 e-ISSN: 2579-7891
69
Oleh :
Yopi Setiawan
Universitas Al - Ghifari, Bandung, Indonesia
Abstrak
Gula cair merupakan cairan berwarna jernih, memiliki rasa manis, kental dan tidak
berbau. Gula aren cair atau sirup aren dapat diproleh dari bahan baku nira segar dan gula
merah grundulan dengan cara dipanaskan dan diangkat sebelum gula mengkristal. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan hasil terbaik dari analisa gula cair aren berdasarkan analisis
fisikokimia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Rancangan Perlakuan,
Rancangan Percobaan, Rancangan Respon. Nilai viskositas terbaik dari analisa gula cair aren
berdasarkan analisis fisikokimia yang diambil dari berbagai produsen yaitu sampel a2 dengan
nilai viskositas 612 cps.
Kata Kunci: Gula aren, gula aren cair, nira, fisikokimia, viskositas.
Abstrac
Liquid sugar is a clear colored liquid, has a sweet, thick and odorless taste. Liquid palm sugar or
palm syrup can be obtained from the raw material of fresh juice and brown sugar by heating and removing it
before the sugar crystallizes. This study aims to get the best results from the analysis of palm sugar based on
physicochemical analysis. The method used in this study is the Treatment Design Method, Experimental
Design, Response Design. The best viscosity value from the analysis of liquid palm sugar based on
physicochemical analysis taken from various manufacturers is a2 sample with a viscosity value of 612 cps.
Review Article
Cinnamon: A Multifaceted Medicinal Plant
Copyright © 2014 P. V. Rao and S. H. Gan. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution
License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly
cited.
Cinnamon (Cinnamomum zeylanicum, and Cinnamon cassia), the eternal tree of tropical medicine, belongs to the Lauraceae family.
Cinnamon is one of the most important spices used daily by people all over the world. Cinnamon primarily contains vital oils and
other derivatives, such as cinnamaldehyde, cinnamic acid, and cinnamate. In addition to being an antioxidant, anti-inflammatory,
antidiabetic, antimicrobial, anticancer, lipid-lowering, and cardiovascular-disease-lowering compound, cinnamon has also been
reported to have activities against neurological disorders, such as Parkinson’s and Alzheimer’s diseases. This review illustrates the
pharmacological prospective of cinnamon and its use in daily life.
O O O
H OH O
H
HO
(a) 𝛼-Thujene (b) 𝛼- (c) 𝛼-Cubebene
Terpineol
have important activities, including antimicrobial [17–20], Table 1: Chemical constituents of different parts of cinnamon [136]
antifungal [21], antioxidant [22–26], and antidiabetic [27–33]. (Vangalapati et al., 2012 [2]).
Cinnamon has been used as anti-inflammatory [34–36],
antitermitic [36], nematicidal [37, 38], mosquito larvicidal Part of the plant Compound
[39], insecticidal [40], antimycotic, [40–43] and anticancer Cinnamaldehyde: 1.00 to 5.00%
Leaves
agent [44–47]. Cinnamon has also been traditionally used as Eugenol: 70.00 to 95.00%
tooth powder and to treat toothaches, dental problems, oral Cinnamaldehyde: 65.00 to 80.00%
microbiota, and bad breath [48, 49]. Bark
Eugenol: 5.00 to 10.00%
Root bark Camphor: 60.00%
4. Chemical Constituents trans-Cinnamyl acetate (42.00 to 54.00%)
Fruit
and caryophyllene (9.00 to 14.00%)
Cinnamon consists of a variety of resinous compounds,
Terpene hydrocarbons: 78.00%
including cinnamaldehyde, cinnamate, cinnamic acid, and
numerous essential oils [50] (Table 1). Singh et al. [51] C. zeylanicum buds alpha-Bergamotene: 27.38%
reported that the spicy taste and fragrance are due to the alpha-Copaene: 23.05%
presence of cinnamaldehyde and occur due to the absorption Oxygenated terpenoids: 9.00%
of oxygen. As cinnamon ages, it darkens in color, improving (E)-Cinnamyl acetate: 41.98%
the resinous compounds [51]. Sangal reported various phys- C. zeylanicum flowers trans-alpha-Bergamotene: 7.97%
iochemical properties of cinnamon (Table 2). The presence of
Caryophyllene oxide: 7.20%
a wide range of essential oils, such as trans-cinnamaldehyde,
cinnamyl acetate, eugenol, L-borneol, caryophyllene oxide,
b-caryophyllene, L-bornyl acetate, E-nerolidol, 𝛼-cubebene,
𝛼-terpineol, terpinolene, and 𝛼-thujene, has been reported
[35, 36]. antioxidants have been used to delay or prevent food spoilage.
The chemical structures of some important constituents Spices and medicinal plants have received rapid consideration
of cinnamon are shown in Figures 1, 2, 3, 4, and 5. as sources of beneficial antioxidants against various diseases
[52]. Antioxidants have been considered the most important
5. Antioxidant Activity drivers in the progress and existence of humans, as they
respond to free radicals and damage in metabolic diseases and
Antioxidant compounds present in foodstuffs play a vital age-related syndromes of humans and other animals [53, 54].
role in human life, acting as health-protecting agents. In Mancini-Filho et al. reported various extracts of cin-
addition to this role, antioxidants are one of the key additives namon, such as ether, aqueous, and methanolic extracts
used in fats and oils. Even in the food processing industry, that have shown considerable antioxidant activities [22].
Vol. 14(9) pp. 285-294, October 2020
DOI: 10.5897/AJFS2018.1744
Article Number: DFE5EFE64946
ISSN: 1996-0794
Copyright ©2020
Author(s) retain the copyright of this article African Journal of Food Science
http://www.academicjournals.org/AJFS
Key words: Tamarind, Tamarindus indica, Ghana, multipurpose, benefits, nutritional potential, medicinal,
proximate composition.
INTRODUCTION
Tamarind (Tamarindus indica) is a leguminous tree that Mozambique (Bhadoriya et al., 2011). According to
belongs to the family Fabaceae with Subfamily Abubakari and Muhammad (2013), the tamarind tree was
Caesalpiniaceae (Stege et al., 2011). The plant is long ago introduced into and adapted to India such that it
believed to be indigenous to tropical Africa and also has often been reported been indigenous from there.
described by some botanist as a pan-tropical species They added that, it was apparently from this Asiatic
which stretches from Senegal to Eritrea, from Sierra country that it reached the Persians and the Arabs who
Leone to Cameroon, from Ethiopia and Somalia to called it “Tamar Hindi” (Indian date, from the date-like
Author(s) agree that this article remain permanently open access under the terms of the Creative Commons Attribution
License 4.0 International License
286 Afr. J. Food Sci.
A B
Figure 1. (A) The tamarind tree; (B) Tamarind shoot with hanging fruit pods and leaves.
Source: Field survey (2019).
appearance of the dried pulp) traded in it, and thus giving with a yellowish or brown pulp, fibrous with an acid like
rise to both its common and generic name. Unfortunately, but pleasant taste. The seeds are hard and shiny with the
the specific name “indica” also perpetuates the illusion of bark of pod been fragile and easily broken by hand
Indian origin. The genus, Tamarindus is monotypic in its (Okello et al., 2018).
taxon, and therefore has only one species (indica). As indicated by Shankaracharya (1998), the fruit pulp
According to El-Siddig et al. (2006) the major of tamarind comprises 30-50% of the ripe fruit while its
production centres of tamarind are in the Asian countries shell and fibre account for 11-30% and the seed about
like India, Sri Lanka, Thailand, Bangladesh, Indonesia 25-40%. The most outstanding characteristic of tamarind
and Thailand. Whiles in the Americas, Mexico and Costa as indicated by El-Siddig et al. (2006) is its sweet acidic
Rica are the biggest producers. India is the major country taste due to the presence of tartaric acid (10%). The
that has broadly utilized the tree, with more than 250,000 author describes tamarind to be simultaneously the most
tons of the fruit harvested each year. Of this, about 3,000 acidic and sweetest fruit. According the World Health
tons is exported into Europe and North America for use in Organization (WHO) tamarind can be considered a
the food and beverage industries (Abdelrahman and source of all essential amino acids, with the exclusion of
Mariod, 2019). Africa on the other hand does not produce tryptophan. It contains also other organic acids as
tamarind on large scale basis, although it is widely tartaric, succinic and malic acid (Ferrara, 2019).
utilized by locals in some minor producing countries The tree plays major and important roles in many
mostly in West African. aspects of life from food, pharmaceutical, and textile
The tamarind tree is well adapted to semi-arid regions industries, to being used as timber, fodder, and as a
of the tropics and can withstand drought conditions source of fuel (Pugalenthi et al., 2004). The fruit pulp of
relatively well. It can tolerate a great diversity of soil types tamarind is edible and is considered more appealing and
but does best in deep, well-drained soils, which are palatable, as it becomes sweeter and less sour (acidic)
slightly acid or saline. The tree will not tolerate cold and as the fruit matures. It is rich in vitamins, minerals and
continuous wet soils (Bhadoriya et al., 2011). The tree is other proximate elements (Emmy et al., 2010). According
fairly large in size (Figure 1A and B) and can produce up to El-Siddiq et al. (2006) in most growing areas,
to 175 kg as fruit yield per year (Dassanayake and processed tamarind beverage drink is among the most
Fosberg, 1991). popular flavoured drinks and the brand name “Jarritos” is
Generally, there are sweet and sour types and this a well-known tamarind export traded soda drink. As
differ significantly in their morphological characteristics. described by Arbonnier (2004), the tree‟s morphological
Hailay et al. (2020) in a study in Ethiopia found that the features are distinct;
sweet tamarind trees produced significantly more fruit
pulp, seed, seed size and weight than the sour trees. (i) Stems are more or less pubescent, fissured and scaly.
They also observed that tamarind fruit vary from curved Bark Scaly, with longitudinal and transverse fissures.
to straight. The colour of the sour variety pods and fresh Some pale brown-grey patches showing between the
pulp are a light brown, while the sweet variety pods and rectangular scales. Slash with yellow outer layer, pale red
fresh pulp are usually deep brown. Ripe fruits are filled beneath.
JURNAL TEKNOLOGI ISSN 2407-4624
AGRO-INDUSTRI
Vol. 3 No.2 ; November 2016
*
MUHAMMAD SUPANDI1, NURYATI1, RIZKI AMALIA1
1
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km. 6, Ds.
Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan
ABSTRAK
Jamu merupakan ramuan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuh-
tumbuhan dan hewan tanpa penambahan zat kimia. Jamu temulawak yang dipadukan dengan
rempah-rempah di Kabupaten Tanah Laut masih belum banyak yang memproduksi, sehingga
pembuatan jamu temulawak sebagai salah satu produk olahan temulawak memiliki potensi yang
bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan jamu temulawak dengan
penambahan rempah-rempah dan menentukan formulasinya, sehingga dapat meningkatkan nilai
jual temulawak dan rempah-rempah (jahe merah, kunyit putih, kapulaga, bunga lawang dan daun
salam) yang ada di pasaran. Pembuatan jamu temulawak dilakukan dengan memvariasikan
perbandingan temulawak, rempah-rempah dan gula. Proses pembuatan jamu yang terdiri dari tiga
tahap yaitu penghalusan, pencampuran dan penyangraian. Hasil uji organoleptik terhadap rasa,
aroma dan warna, menunjukkan perlakuan terbaik adalah T15 dengan komposisi 100 g
temulawak: 500 g gula. Berdasarkan hasil pengujian kadar air jamu temulawak terbaik adalah
T17 dengan kadar air 1,21% dan berdasarkan pengujian kurkumin yang terbaik T16 dan T29
dengan kadar kurkumin 0.996 .10-3% dan T29 0,372%, nilai ini standar SNI 01-4320-2001.
Sehingga jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari sedangkan
untuk tikus 5 g/hari.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah, termasuk
tumbuh tumbuhan. Berbagai macam spesies tumbuh tumbuhan yang tersebar diseluruh wilayah
Indonesia memiliki khasiat sebagai obat tetapi sedikit orang yang mengetahui zat yang terkandung
didalamnya. Sejak dulu nenek moyang telah memanfaatkan tumbuh tumbuhan sebagai obat dan
mereka meracik sendiri tumbuh tumbuhan tersebut, hal ini dilakukan turun temurun kepada anak
cucu mereka. Zaman modern seperti ini masih ada orang yang mengikuti jejak nenek moyang
dahulu, karena badan mereka merasa lebih bugar dengan menggunakan tumbuh tumbuhan yang
bebas bahan kimia (Muhlisah, 2005). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin kritis terhadap konsumsi makanan dan minuman
untuk menunjang kesehatan, sehingga masyarakat akan lebih selektif dalam memilih suatu produk
pangan. Kesibukan dan aktivitas dari masyarakat di era modern menuntut produsen produk pangan
menciptakan sebuah inovasi produk pangan yang dapat disajikan dengan cepat dan praktis namun
*
Korespondensi: 15
Telp. : 08122581589
Email : nuryati77@yahoo.com
Kemasan klip plastik merupakan kemasan yang cocok digunakan pada serbuk minuman.
Klip plastik merupakan kantong berbahan LDPE (Low Density Polyethylene) yang dapat digunakan
sebagai pembungkus dan mempunyai rel atau klip diatasnya yang bisa dibuka atau ditutup kembali.
Klipnya mempunyai strip berwarna merah. Karena penggunaannya yang praktis dan ekonomis
serta tahan lama dan dapat digunakan kembali merupakan alasan pemilihan klip plastik. LDPE
merupakan salah satu jenis plastik yang memiliki massa jenis rendah, kuat, agak tembus cahaya,
fleskibel dan permukaannya agak berlemak. Pada suhu dibawah 60oC sangat resisten terhadap
senyawa kimia dan daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, namun kurang baik bagi gas-gas
yang lain seperti oksigen. Titik lelehnya berkisar antara 105-115oC. LDPE biasanya digunakan
untuk mangkuk, botol, dan wadah/kemasan. Plastik LDPE dapat didaur ulang, namun sulit
dihancurkan (Julianti dan Nurminah, 2006).
UJI ORGANOLEPTIK
Rasa lebih banyak melibatkan panca indra lidah. Bahan makanan yang mempunyai sifat
merangsang syaraf perasa akan menimbulkan perasaan tertentu. Cita rasa makanan merupakan
salah satu faktor penentu bahan makanan. Makanan yang memiliki rasa yang enek dan menarik
akan disukai oleh konsumen. Tekstur atau konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa
yang ditimbulkan oleh bahan tersebut (Winarno, 2004). Berdasarkan uji organoleptik dan uji
ANOVA berpengaruh sangat nyata pada rasa, dilakukan uji lanjutan yaitu uji duncan. Dilihat dari
hasil uji Duncan/DMRT untuk uji hedonik dan mutu hedonik pada T15 tidak berbeda sangat nyata.
a. Aroma
Aroma merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu dari bahan pangan, pada
umumnya bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan berbagai ramuan atau
campuran empat bau utama yaitu harum, asam, tengik dan hangus (Winarno, 2004). Berdasarkan
uji organoleptik hedonik aroma di dapatkan nilai rata rata tertinggi pada T15 3,53 sedangkan uji
mutu hedonik didapatkan nilai rata rata tertinggi pada T15 3,9. Berdasarakan uji ANOVA
penambahan pada gula berpengaruh sangat nyata pada jamu yang dihasilkan, hal ini disebabkan
karena setiap melakukan pengujian dengan panelis yang berbeda beda sehingga penciuman setiap
penelis mempengaruhi nilai skor sheet aroma yang diterima, sedangkan untuk uji Duncan/DMRT
yang dilihat pada uji hedonik dan mutu hedonik pada T15 berbeda sangat nyata.
b. Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu secara fisual warna tampil
lebih dahulu dan kadang kadang sangat menentukan, sehingga warna dijadikan atribut yang
penting adalah suatu bahan pangan (Winarno, 2002). Berdasarkan hasil uji hedonik terhadap jamu
temulawak diperoleh nilai rata rata tertinggi yaitu 3,8 sedangkan hasil rata rata uji mutu hedonik
tertinggi untuk jamu tradisional temulawak yaitu 3,73 dengan parameter penilaian panelis yaitu
kuning cerah. Nilai nilai tersebut diperoleh dari perlakuan T15 dimana temulawak sebanyak 100 g
+ gula sebanyak 500 g, sedangkan untuk uji lanjutan yaitu uji Duncan/DMRT pada uji hedonik dan
mutu hedonik T15 tidak berbeda sangat nyata.
UJI KURKUMIN
Dari 4 sampel yang diuji kurkuminnya yaitu T16, T29, T39 dan kontrol didapatkan hasil
yang signifikan yaitu temulawak kontrol memiliki kadar kurkumin yang tinggi yaitu 3,380%, karna
kandungan kurkumin yang tinggi menyebabkan temu lawak berwarna coklat kehitaman.
Sedangkan T16 mendapatkan nilai kadar kurkumin 0.996 .10-3%, hal ini disebabkan karena proses
penambahan temulawak yang sedikit dan perlakuan pemanasan berupa pendidihan serbuk selama
20