Anda di halaman 1dari 3

Biodata

Nama : Celonia Areta


Kelas : 9.5
Umur : 15 tahun
Tempat/tanggal lahir : Batam, 21 Maret 2007
Alamat rumah : Taman Lestari blok A6 no. 7
Hobby : Rebahan, main hp, memasak, bersepeda,
bermain
sama binatang peliharaaan (kucing),
membantu
orang tua.
Cita-cita : Ingin masuk ke STAN (Sekolah Tinggi
Akutansi
Negara) supaya bisa bekerja di bagian
pemerintahan negara.
Teks Cerita Inspiratif berdasarkan pengalaman pribadi beserta strukturnya.
Orientasi
Sepatu menjadi salah satu item penting yang harus dikenakan ketika pergi kesekolah
setiap hari. Seragam yang rapi dan sepatu yang ber-merek serta keren adalah hal yang bisa
aku banggakan sejak dahulu. Ibuku membeli sepatu baru untukku sebagai hadiah ulang
tahunku. Akan tetapi, tak pernah ada rasa antusias ketika memakai sepatu baru tersebut,
karena ibu yang membelikannya bukan atas dasar keinginanku sendiri, melainkan karena
harganya yang sedikit murah dibanding harga sepatu yang lain.
Perumitan Masalah
Setiap detik tatapanku terpaku pada sepatu yang kini telah dipakai. Sama sekali tidak
keren dan mengesankan seperti sepatu milik teman-teman yang lain. Aku merasa malu
memiliki sepatu baru ini. Tak terasa aku termenung sendiri karena memikirkan sepatu baru
ini memang tidak keren.
Komplikasi
Ada juga perkataan beberapa temanku yang membuat aku semakin malu untuk
memakai sepatu baru ini. Seorang dari mereka mengejekku dengan mengatakan bahwa
sepatu ini kelihatan tidak keren dan pasti dibeli dengan harga yang sangat murah dengan
tatapan wajah yang meremehkanku. Perkataaan nya membuat aku termenung sambil berkata
dalam hati, kenapa ibuku membeli sepatu seperti ini, coba saja kalau ibuku membeli sepatu
yang keren pasti tidak ada temanku yang berkomentar seperti itu dengan wajah yang
ngeselin.
Tiba-tiba seorang teman menepuk pundak dan membuyarkan lamunanku. Namanya
Celine dan dia duduk tepat di sampingku sambil bercerita tentang pekerjaan rumahnya.
Kuperhatikan Celine dari ujung kepala sampai ujung kaki secara saksama dan kaget melihat
sepatunya yang bolong.
Secara spontan aku bertanya soal sepatunya. Kemudian Celine menjelaskan sambil
tertawa, jika dia belum mampu membeli sepatu baru meski dengan harga murah sekalipun
karena keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan hanya untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari-hari saja.
Resolusi
Setelah kejadian ini aku merasa menjadi orang beruntung karena memakai sepatu
baru ke sekolah. Sedangkan orang lain bahkan belum mampu membeli sepatu baru meskipun
sudah rusak dan bolong di beberapa bagian contohnya seperti Celine. Sungguh aku malu pada
Celine yang masih bersyukur dengan sepatu bolongnya dari pada diriku sendiri.
Koda
Kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang dan kita harus berpikir
bahwa kita adalah salah satu orang beruntung dibandingkan dengan orang lain karena masih
banyak orang diluar sana yang tidak bisa memiliki seperti apa yang kita punya bahkan untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya saja susah. Ingat bahwa penampilan bukan yang utama untuk
anak sekolah karena kita datang ke sekolah untuk menimba ilmu bukan untuk memamerkan
penampilan saja.

Anda mungkin juga menyukai