Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS

ULKUS TRAUMATIK

Nama : Witri Setiatuti, S.KG


No. Mahasiswa : 20164021052

MODUL LESI ORAL


PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
LAPORAN KASUS

A. Pemeriksaan Subjektif

Pasien perempuan berinisial FA (7 tahun) mengeluhkan sakit pada bibir bawah


kanannya sariawan. Keluhan ini sudah dirasakan sejak kurang lebih 3 hari yang lalu.
Pasien mengaku belum mengobati sariawan yang diderita, hanya menghindarkan
sariawan tersebut dari makanan pedas dan panas. Pasien mengatakan bahwa sariawan ini
muncul akibat tergigit pada saat pasien makan. Pasien tidak mengeluhkan adanya demam
sebelum sariawan tersebut timbul. Pasien mengaku jarang mengalami sariawan.
Pasien baru pertama kali ke dokter gigi. Pasien menyikat gigi 2x sehari saat mandi
pagi dan mandi sore. Ayah dan ibu pasien tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
begitupun dengan pasien. Pasien rutin mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.

B. Pemeriksaan Objektif

Terdapat lesi ulseratif pada mukosa labial sebelah kiri, single, berwarna putih
dengan lapisan pseudomembrane, tepi kemerahan, berbatas regular, berdiameter kurang
lebih 0,5 mm.
C. Assessment

Ddx : Ulkus Traumatik, Recurrent Apthous Stomatitis.

Dx : Ulkus traumatik.

D. Treatment Planning

1. KIE
 Kondisi sariawan pada pasien bukan suatu keganasan, tidak menular dan umum
 Faktor etiologi dan predisposisi
 Instruksi untuk mencegah/mengeliminasi faktor pencetus
 Tetap menjaga kebersihan rongga mulut
2. Medikasi
R/ Triamcinolone acetonide 0,1 % tube No. I
S.2dd lit.or

PEMBAHASAN

Ulkus merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan hilangnya jaringan


epitel (lapisan epitelium), akibat dari ekskavasi permukaan jaringan yang lebih dalam
dari jaringan epitel. Adanya ulkus di rongga mulut dapat disebabkan gangguan lokal
namun juga dapat merupakan pertanda penyakit sistemik lain di dalam tubuh, dimana
dapat disebabkan karena berbagai faktor seperti trauma (mekanik atau kimia), infeksi
(bakteri, virus, jamur atau protozoa), gangguan system imun (imunodefisiensi, penyakit
autoimun, atau alergi), defisiensi zat makanan tertentu (vitamin C, B12, zat besi atau
zinc) serta kelainan sistemik lainnya.
Ulkus traumatic merupakan lesi ulseratif pada mukosa mulut yang disebabkan
oleh trauma. Traumatik ulser mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal yang tidak
teratur. Ulkus traumatic memiliki gambaran klinis dengan eksudat fibrin berwarna
kekuningan di tengah dan tepi eritema. Ulser biasanya terlihat sedikit oval, zona eritema
pada awalnya terlihat di bagian tepi, dan semakin muda warnanya sejalan dengan
penyembuhan ulser. Traumatik ulser mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal
yang tidak teratur Gejala ulkus traumatik ini adalah sakit serta ketidaknyamanan dalam
24 hingga 48 jam sesudah trauma terjadi dan gambaran lesi ulkus bergantung pada faktor
iritannya. Ulkus ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10 hingga 14 hari
apabila iritan penyebab dihilangkan karena terjadi proses keratinisasi dan pembaharuan
sel-sel epitel mukosa oral. Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR) sendiri adalah suatu
peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan.
Ulser ini berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu. SAR dapat menyerang mukosa
mulut yang tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, labial, lateral, dan ventral lidah, dasar
mulut, palatum lunak, dan mukosa orofaring. Faktor etiologi SAR belum diketahui,
namun telah banyak dugaan mengenai faktor predisposisi SAR. Faktor-faktor tersebut
seperti genetik, hematologik, gastrointestinal, hormonal, trauma, stress, kebiasaan
merokok, kondisi medik, pengobatan, dan infeksi.

PERBEDAAN SAR MINOR DENGAN ULKUS TRAUMATIKUS

ULKUS
KETERANGAN TRAUMATIKUS SAR MINOR

Ukuran lesi Tergantung trauma < 5 mm


Jumlah Biasanya tunggal 2-8
Masa penyembuhan 2 minggu 7-10 hari

Usia yang bisa Semua usia Remaja / usia 20 tahun


terkena
Etiologi Trauma Belum diketahui
Faktor predisposisi Trauma dari bahan-bahan:  Genetik
 Kimia  Hematologik
 Panas  Gastrointestinal
 Listrik  Hormonal
 Gaya mekanik  Trauma
 Stress
 Kebiasaan merokok
 Kondisi medik
 Pengobatan
 Infeksi
Ciri-ciri  Ulser tunggal yang tidak  Lesi dangkal
teratur  Rasa sakit dan ter-
 Lesi cekung dan oval bakar
 Bagian tengah lesi bi-  Warna abu-abu
asanya kuning kelabu. sampai kuning
 Batasnya tidak jelas dan  Tepi lesi dikelilingi
mengandung kulit per- jaringan eritema
mukaan yang terkoagu- yang mengembung
lasi dan mengelupas  Tidak meninggalkan
 Permukaan lesi halus jaringan parut
 Bewarna merah atau
putih kekuningan dengan
eritema tipis
 Palpasi lunak
Lokasi  Mukosa pipi  Lidah
 Palatum  Mukosa labial
 Gingiva  Mukosa bukal
 Lateral lidah  Dasar mulut
Bentuk  Bulat  Lesi berbentuk bulat
 Oval atau oval
Perawatan  Umunya sembuh dalam  Obat yang dapat di-
waktu ± 2 minggu. gunakan antara lain:
 Untuk mencegah infeksi anestetikum (benzo-
dapat diberikan obat ku- caine 4% dalam bo-
mur antiseptic rax glycerine)
 Obat kumur antibi-
otika (chlorhexidine
gluconate 0,2%,
larutan tetrasiklin
2%)
 Anti inflamasi dan
anti udema (sodium
hyaluronat)
 Obat muko-adhesive
dan anti inflamasi
(bentuk kumur atau
gel)
 Vitamin C

Ulkus traumatic dapat terjadi pada mukosa yang berkeratin ataupun yang non
keratinisasi. Etilogi ulkus traumatikus yaitu trauma, baik disebabkan oleh bahan kimia,
panas, gaya mekanis seperti tersodok sikat gigi atau alat lainnya. Kemungkinan trauma
akan meningkat pada sisi/bagian yang cenderung mudah terkena trauma, seperti bibir,
mukosa bukal, atau bagian yang berbatasan dengan gigi tiruan.. Etiologi ulkus traumatic
yang paling sering adalah trauma mekanik atau fisik. Contoh dari trauma fisik adalah
gigitan, plat ortodontik, sikat gigi dan makanan. Lokasi yang paling sering berpotensi
terkena trauma fisik adalah mukosa bukal, bibi, dan lidah.
Secara umum pengobatan yang dilakukan dengan pemberian obat yang bersifat
farmakologis dan non farmakologis yang bertujuan menjaga kebersihan mulut, mengganti
obat yang menimbulkan reaksi alergi, mencegah infeksi sekunder dan timbulnya jamur
serta mengurangi peradangan. Terapi untuk ulkus traumatikus dengan cara
nonfarmakologis adalah dengan menghilangkan penyebab local. Terapi ulkus traumatic
secara farmakologis adalah dengan menggunakan obat-obatan secara topikal seperti
kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, obat kumur yang mengandung anti septik
seperti klorheksidin gluconat 0,2 % atau benzidamin hidroklorid. Sediaan kimiawi
(farmakologis) yang beredar dipasaran saat ini adalah sediaan bahan yang mengandung
PVP (polivinilpirolidon) yang berfungsi membentuk suatu lapisan tipis diatas ulkus
sehingga menutupi dan melindungi akhiran saraf yang terbuka. Lapisan tipis ini dapat
mengurangi rasa nyeri dan mencegah iritasi pada ulkus.
Hasil dari anamnesa menunjukkan bahwa pasien jarang mengalami sariawan.
Pasien saat ini mengalami sariawan disebabkan karena tergigit pada saat makan.

KESIMPULAN

Hasil dari pemeriksaan subjektif dan objektif mengenai riwayat stomatitis pasien
yaitu pasien jarang mengalami sariawan, dan sariawan yang dialami pasien disebabkan
oleh karena tergigit pada saat makan. Bentuk dari sariawan yang dialami pasien
diperkirakan berdiameter lebih dari 0,5 mm, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
diagnosa yang tepat adalah ulkus traumatik.

Yogyakarta, Oktober 2018

Menyetujui,
Dokter Gigi Pembimbing Operator

Dr. drg. Erlina Sih Mahanani, M. Kes. Witri Setiatuti, S.KG

Anda mungkin juga menyukai