Anda di halaman 1dari 105

BUKU PANDUAN

Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan


Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

SKILLS LAB
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
[ AKADEMI KEPERAWATAN MANDIRI DI BANGLI]
PROGRAM STUDI D-III KEPRAWATAN
PANDUAN PRAKTIK LABORATORIUM

(SKILLS LAB)
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
MAHASISWA REGULER

NAMA :
NIM :

AKADEMI KEPERAWATAN MANDIRI DI BANGLI


T.A. 2020-2021
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya
buku Panduan Praktik Laboratorium (Skills Lab) mahasiswa D-III Keperawatan
Semester 3 Akademi Keperawatan Mandiri di Bangli.

Praktik Laboratorium (Skills Lab) merupakan bagian integral dari proses


pembelajaran yang menerapkan kurikulum berbasis capaian pembelajaran dengan
harapan agar keluaran lulusan mahasiswa keperawatan mampu mengaplikasikan
ilmunya secara professional dalam praktik keperawatan.

Buku ini sebagai pegangan bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran guna
memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa di laboratorium dengan penekanan
pada pemahaman dan aplikasi proses keperawatan. Diharapkan dengan bantuan buku ini
mahasiswa tidak cepat puas sehingga ada keinginan untuk meningkatkan diri.

Buku ini juga sebagai pegangan tenaga pendidik yang diharapkan ada kesamaan
pengertian, pendangan antara tenaga pendidik dan mahasiswa sehingga dapat
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Akhirnya kami sebagai penyusun buku
ini sangat buku ini sangat mengharapkan masukan dan saran yang sifatnya membangun
dan perbaikan.

Tim Penyusun
TATA TERTIB PRAKTIK LABORATORIUM (SKILLS LAB)
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
MAHASISWA REGULER

1. Mahasiswa harus hadir 10 menit sebelum mulai, bagi yang terlambat tidak diijinkan
untuk mengikuti praktikum.
2. Praktikum wajib mengenakan pakaian seragam sopan dan jas praktikum selama
praktik di laboratorium.
3. Praktikum dilarang membawa makanan dan minuman selama praktek berlangsung.
4. Sebelum praktik mahasiswa wajib mengajukan permohonan peminjaman alat.
5. Setelah selesai praktikum, mahasiswa praktik wajib membersihkan, merapikan dan
menyerahkan peralatan yang dipinjam kepada petugas laboratorium.
6. Alat yang rusak, pecah atau hilang selama praktikum yang disebabkan oleh
praktikan wajib diganti oleh praktikan dengan alat dan merk yang sama.
7. Dosen pengampu berhak mengeluarkan atau tidak mengijinkan praktikan jika
terdapat pelanggaran yang dilakukan praktikan.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
TATA TERTIB PRAKTIKUM LABORATORIUM................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
PENGATURAN POSISI DAN AMBULASI............................................................
TEKNIK RELAKSASI..............................................................................................
KEBERSIHAN DIRI MANDI..................................................................................
BED MAKING..........................................................................................................
KEBERSIHAN RAMBUT (KERAMAS).................................................................
HAND WASHING (CUCI TANGAN EFEKTIF)....................................................
TANDA – TANDA VITAL.......................................................................................
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)..............................................................
KEBERSIHAN MULUT (ORAL HYGIENE)..........................................................
PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELEMINASI....................................
PERAWATAN KUKU TANGAN DAN KAKI.......................................................
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN........................................................................
KOMPRES.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

PEMENUHAN KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI

Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari musculoskeletal dan system saraf
untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh dan ambulasi
merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan
tenaga, terkoordibasi, serta aman dalam menggerakan dan mempertahankan
keseimbangan selama aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat
meningkatkan fungsi tubuh terhadap susunan musculoskeletal, mengurangi tenaga yang
dikeluarkan, dan mengurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena
pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari
kecelakaan seperti jatuh

Prinsip Mekanika Tubuh


Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh adalah sebagai berikut:
1. Gravitasi. Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam
melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai
sumbu dalam perangtkat tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan
dalam gravitasi:
a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada dipertengahan tubuh
b. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imaginer vertical
melalui pusat gravitasi
c. Dasar tumpuan (base of support ), merupakan dasar tempat seseorang
dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh
2. Keseimbangan . Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai
dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat garavitasi dan
dasar tumpuan
3. Berat. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah
berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan
mempengaruhi mekanika tubuh.

Pergerakan dasar dalam Mekanika Tubuh


Mekaniaka tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. Gerakan (ambulating). Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan
keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan orang pada saat berdiri dan
berjalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding
dengan orang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpidahan dasar
tumpuan dari sisi satu ke sisi lain dan pusat gravitasi selaluberubah pada posisi
kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan berat dan fase
mengayun, yang akan mengasilkan gerakan halus dan berirama.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

2. Menahan (squatting). Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu


berubah. Sebagai contoh,posisi orang yang duduk akan berberapa dengan orang
yang jongkok, dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi
adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam
menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakyang akan dilakukan.
3. Menarik. (pulling). Menarik dengan benar akan memudahkan untuk
memindahkan benda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
menarik benda, diantaranya ketinggian,letak benda (sebaiknya berada didepan
orang yang akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti
condong kedepan dari depan), sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah
pusat gravitasi klien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat
tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk, lakukan penarikan.
4. Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik.
Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas kaki bagian bawah, perut,
dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5. Memeutar (pivioting). Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota
tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik
memperhatikan ketiga unsure grafvitasi dalam pegerakan agar tidak memberikan
pengaruh buruk pada postur tubuh.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi
1. Status kesehatan
2. Nutrisi
3. Emosi
4. Situasi dan kebiasaan
5. Gaya hidup
6. Pengetahuan
Dampak Mekanika Tubuh dan Ambulasi
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energy secara
berlebihan. Danpak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang
salah sebagai berikut:
- Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan
dalam system musculoskeletal
- Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem musculoskeletal. Seseorang salah
dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan
dalam struktur muskuloskeletal, misalnya kelainan pada tulang vertebra.

Gambar 1. Memindahkan klien dari kursi roda, memindahkan klien dari tempat tidur ke
kereta dorong.
Gambar 2 Membantu Klien
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

PENGATURAN POSISI

Pengaturan posisi yang tepat dan benar pada klien serta merubah posisi secara
teratur dan sistematis merupakan aspek yang sangat penting dalam praktek keperawatan.
Klien yang tidak mempunyai gangguan fungsi gerak dapat merubah posisi mereka
sendiri tanpa kesulitan dan member rasa nyaman. Beberapa Klien kadang memerlukan
bantuan yang minimal dari perawat dalam merubah posisi.
Bagi semua klien sangatlah penting untuk di lakukan pengkajian pada kulit dan
dilakukan perawatan kulit sebelum dan sesudah perubahan posisi. Pemberian posisi
secara regular dapat bermanfaat untuk mencegah ketidaknyamanan otot, dekubitus dan
kontraktur.
Sering kali dalam merubah posisi dibutuhkan lebih dari 2 orang perawat untuk
menghindari risiko kecelakaan baik bagi perawat dank lien dalam mengatur posisi klien
di tempat tidur agar klien tetap dalam keadaan amamn dan nyaman.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan posisi :


1. Yakinkan bahwa tempat tidur telah siap digunakan
2. Yakinkan tempat tidur sudah tertutup sprei yang bersih, rapi dan kering
3. Gunakan Peralatan penduduk di area spesifik yang disesuaikan dengan posisi
klien seperti bantal, matras/kasur khusus ( contoh kasur anti dekubitus), papan
tempat tidur, trochanter roll, chair bed, trapeze bar pengan tempat tidur dll.
4. Peralatan yang digunakan tersebut sesuai kebutuhan dan bertujuan untuk
mempertahankan posisi yang benar dan mencegah stress pada otot dan sendi.
Jika klien mampu bergerak, peralatan yang berlebihan untuk membatasi
perngerakan/mobilitas dan mengakibatkan kelemahan otot (atropi)
5. Hindari penekanan pada daerah body prominen, tekanan yang terus menerus
akan merusak vena dan memudahkan terjadinya thrombus. Tekanan pada daerah
popliteal dapat merusak saraf dan pembuluh darah pada daerah tersebut.
6. Perhatikan respon klien setelah perubahan posisi
Perawata dapat membuat jadwal kegiatan perubahan posisi seperti contoh di bawah
ini:
Waktu Posisi
Pk. 10.00 Lateral Kiri
Pk. 12.00 Fowler
Pk. 14.00 Lateral Kanan
Pk. 16.00 Sim’s Kiri
Pk. 18.00 Fowler
Pk. 20.00 Lateral Kiri
Pk. 22.00 Sim’s Kanan
Pk. 24.00 Supinasi
Pk. 02.00 Lateral Kiri
Pk. 04.00 Sim’s Kiri
Pk. 06.00 Supinasi
Pk. 08.00 Fowler

Jadwal perubahan posisi diatas seharusnya diletakkan pada dokumen perencanaan


keperawatan dan jika mungkin dapat dibuat dengan ukuran lebih besar dan diletakkan di
dekat tempat tidur klien.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Macam-macam pengaturan posisi :


1. Posisi Supinasi
2. Posisi Pronasi
3. Posisi Lateral
4. Posisi Sim’s
5. Posisi Fowler
6. Posisi Semi Fowler
7. Posisi Dorsal Recumbent
8. Posisi Trendelenberg
9. Posisi Lithotomy
10. Posisi Genupectoral (knee chest potition)

Persiapan Alat
1. Tempat tidur lengkap dengan kasur dan sprei yang bersih, rapi dan kering
2. Bantal 4 buah
3. Papan kaki (footboard)
4. Trochanter Rolls
5. Kantong Pasir
6. Hands rolls
7. Restraint
8. Trapezebar
9. Pengaman Tempat Tidur
Ket:
Jika alat tidak tersedia di bangsal dapat diganti dengan alat lain yang berfungsi
sama.

Implementasi:
1. Cek Alat Bantu yang dibutuhkan/tersedia
2. Atur tinggi tempat tidur agar perawat dapat bekerja lebih nyaman
3. Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan
4. Cuci tangan
5. Perhatikan privasi klien
6. Atur posisi klien sesuai dengan kebutuhan (Supinasi, Pronasi, Fowler, Laterran,
Sim’s dll)
7. Evaluasi posisi tubuh dan respon//kenyamanan klien

Gambar 1 Posisi Fowler Gambar 2 Posisi Sim


Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Gambar 5 Posisi Lithotomi Gambaran 6 Posisi Genu Pectoral

Gambar 7 Posisi Supinasi Gamabar 8 Posisi Pronasi


Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : DORSAL RECUMBENT


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Jaga Privasi klien
13. Tekuk kedua tungkai
14. Regangkan sedikit dan menambahkkan kedua kaki pada kasur
15. Rapikan tempat tidur
Tahap Terminasi
16. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
17. Berikan reinforcement positif pada klien
18. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
19. Salam penutup
20. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
21. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : GENU PECTORAL (KNEE CHEST)


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
-Bantal 2 buah bantal
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Letakkan bantal di daerah kepala dan lutut
14. Klien diminta untuk menungging (lutut, kepala dan dada
menempel ke bantal)
15. Buka pakaian bahawa (bila ada pemeriksaan)
Tahap Terminasi
16. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
17. Berikan reinforcement positif pada klien
18. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
19. Salam penutup
20. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
21. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MEMBETULKAN LETAK KLIEN YANG MELOROT


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Bantal 1 buah
- Guling 1 buah
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Berdiri disebelah kanan klien
14. Membalikan dan merapikan bantal
15. Masukan tanggan kanan melalui ketiak kanan klien sampai ke
tulang belikat
16. Masukan tangan kiri menelusuri leher
17. Suruh klien memegang bahu kanan perawat dari arah belakang
18. Klien menekuk lutut
19. Mengankat badan klien bagian atas dan klien menahan sedikit
dengan siku atau tangan kiri pada kasur
20. Tangan kiri memegang belakang ketiak kiri klien, tangan kanan
memegang pangkal lengan kanan klien
Tahap Terminasi
21. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
22. Berikan reinforcement positif pada klien
23. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
24. Salam penutup
25. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
26. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Ket : Bangli, …………………….


Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : PRONASI
WAKTU : 15 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Bantal besar 1 buah
- Bantal kecil 1 buah
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Berikan klien posisi lateral sebelum memberikan klien posisi pronasi
14. Bantu klien merubah posisi dari lateral ke posisi terngkup
15. Arahkan kepala klien pada satu sisi (kanan/kiri) dan support dengan
bantal
16. Letakkan bantal kecil di bawah abdomen di bagian bawah diagframa
(jika klien menghendaki )
17. Letakan lengan pada posisi fleksi sejajar dengan bahu
18. Letakkan bantal pada kaki bawah.
Tahap Terminasi
19. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
20. Berikan reinforcement positif pada klien
21. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
22. Salam penutup
23. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
24. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : SUPINASI
WAKTU : 15 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Footboard 1 buah
- Bantal besar 4 buah
- Trochanter rolls/ Kantong pasir 2 buah
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Posisi kepala dan punggung rata/mendatar dengan tempat tidur
14. Letakkan bantal dibawah bahu atas, leher dan kepala
15. Letakkan Trochanter rolls atau kantong pasir secara paraler pada
permukaan lateral paha
16. Letakkan bantal dibawah lengan
17. Letakkan bantal dibawah lutut kedua kaki
18. Letakan footboard
Tahap Terminasi
19. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
20. Berikan reinforcement positif pada klien
21. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
22. Salam penutup
23. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
24. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : SIKAP FOWLER


WAKTU : 15 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Bantal 5-6 buah
- Guling 1 buah
- Foot board/papan kaki/Sandaran kaki
- Sandaran punggung
- Tempat tidur orthopedic (bila ada)
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Angkat dan mendudukkan klien
14. Pasang sandaran punggung
15. Atur bantal pada sandaran
16. Sandarkan klien pada sandaran
17. Letakkan guling dibawah lipatan lutut
18. Letakkan kedua tangan datas bantal
19. Pasang sandaran kaki (jika tidur agak lama pada sikap Fowler
20. Rapikan tempat tidur
Tahap Terminasi
21. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
22. Berikan reinforcement positif pada klien
23. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
24. Salam penutup
25. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
26. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Ket : Bangli, …………………….


Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : SIKAP SIM’S


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
-Bantal 4-5 buah
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Jaga Privasi klien
13. Miringkan tubuh klien ke salah satu sisi
14. Atur posisi kepala klien kea rah sisi yang di inginkan
15. Letakkan tangan yang tertindih tubuh ke belakang
16. Luruskan tangan bagian atas
17. Atur kedua kaki agar fleksi dan beri bantal kedua kaki tersebut
18. Satu bantal penyangga punggung
19. Rapaikan klien
Tahap Terminasi
20. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
21. Berikan reinforcement positif pada klien
22. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
23. Salam penutup
24. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
25. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Ket : Bangli, …………………….


Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : SIKAP TRENDELENBURG


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Bantal besar 3 buah
- Bantal kecil 1 buah
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Memposisikan kepala berada di bawah jantung atau letak kaki lebih
tinggi dari pada kepala
14. Letakakan bantal kecil di bokong klien
15. Letakakan bantal besar di lipatan lutut
16. Letakakan bantal besar pada kaki
17. Rapikan klien
Tahap Terminasi
18. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
19. Berikan reinforcement positif pada klien
20. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
21. Salam penutup
22. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
23. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan keperawatan

Pencapaian (total item )


Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE


KURSI RODA
WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Satu buah kursi roda
- Satu buah bantal
- Slimut
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Mengatur posisi klien
14. Mengunci kursi roda. Bila tidah ada kuncinya, bagian belakang
kursi roda ditahan oleh seorang perawat
15. Melipat/menyampingkan tempar kaki kursi roda agar kaki klien
tidak terhalang waktu berdiri di depan kursi roda
16. Mementangkan selimut di atas kursi/klien
17. Meletakan bantal pada sandaran kursi
18. Menurunkan selimut dari badan klien
19. Membantu klien duduk di sisi tempat tidur dengan kedua
kakinya dijuntaikan
20. Memperhatikan keadaan klien (mengukur nadi)
21. Membantu lien turun dari tempat tidur dengan cara kedua
tangan perawat memegang pinggang klien dan kedua tangan
kien memegang bahu perawat
22. Berjalan perlahan-lahan bersama ke kursi roda dengan lagkah
perawat mundur
23. Mendudukkan klien di kursi roda
24. Memeriksa denyut nadi klien dan bertanya pada klien apakah
merasa pusingg atau tidak
25. Menaikan kedua kaki klien keatas kursi yang lain
26. Melingkarkan atau menutupkan selimur ke badak klien
27. Membereskan tempat tidur
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Tahap Terminasi
28. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
29. Berikan reinforcement positif pada klien
30. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
31. Salam penutup
32. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
33. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI :MEMINDAHKAN KLIEN DARI KURSI RODA KE


TEMPAT TIDUR
WAKTU :10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Tempat tidur yang sudah disesuaikan dengan keadaan
umum klien
- 1-2 tenaga perawat
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Mengunci kursi roda. Bila tidak da kuncinya bagian belkang
kursi roda ditahan oleh seorang perawat
14. Melipat/menyampingkan tempat kaki kursi rida agar kaki
pasien tidak terhalang waktu berdiri di depan kursi roda
15. Mengatur posisi kien
16. Perawat berdiri di depan klien
17. Kedua tangan perawat memegang pinggang klien dan kedua
tangan kien memegang bahu perawat
18. Membantu klien berdiri dan keluar dari kursi roda
19. Memegang pinggang klien dengan tangan kanan dan tangan kiri
klien memeluk bahu kiri klien
20. Memegang tangan kiri klien dengan tangan kiri perawat
21. Menuntun klien ke sisi tempat tidur dengan melangkah kaki
secara teratur
22. Mendudukkan klien di sisi tempat tidur
23. Menahan punggung klien dengan tangan kanan,dan tangan kiri
membantu klien mengangkat kedua kaki klien, diletakkan di
atas tempat tidur, lalu dibaringkan
24. Merapikan klien
25. Mengembalikan kursi roda ke tempat semula
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Tahap Terminasi
26. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
27. Berikan reinforcement positif pada klien
28. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
29. Salam penutup
30. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
31. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MEMINDAHKAN KLIEN DARI KERETA DORONG


KE TEMPAT TIDUR
WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Tempat tidur yang sudah disesuaikan dengan keadaan
umum klien
- 2-3 tenaga perawat
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Menyiapkan kereta dorong sedemikaian rupa sehungga bagian
kepala klien membentuk sudut 45-750
14. Perawat yang akan mengangkat klien berdiri berbanjar
disebelah kanan klien, masing-masing perewat berdiri menurut
tingginya (yang tinggi berdiri dibagian kepala dan yang pendek
berdiri dibagian kaki klien)
15. Perawat memajukan masing-masing kaki kiri sedikit kedepan
16. Menyusupkan tangan perawat kebawah leher, punggung,
bokong,paha, dan kaki dengan telapak tangan menghadap ke
atas sampai mencapai sisi kiri klien
17. Rapatkan telapak tangan perewat ke badan klien dengan sedikit
menehan agar klien tidak terlepas jatuh
18. Perawat yang berdiri di bagian kepala memberi abaiaba dan
dengan serentak klien diangkat
19. Perawat harus melangkahkan kaki menuju tempat tidur dengan
teratur dan hati-hati
20. Meletakkan klien perlahan-lahan ketempat tidur
21. Merapikan klien
22. Mengembalikan kereta dorong pada tempatnya semula
23. Cucitangan
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Tahap Terminasi
24. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
25. Berikan reinforcement positif pada klien
26. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
27. Salam penutup
28. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
29. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

TEKNIK RELAKSASI

Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa
keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stress
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Terdapat beberapa teknik relaksasi sebagai berikut :
1. Massage
Massage dilakukan untuk memanipulasi jaringan secara berirama. Efek
fisiologinya pada jaringan tubuh dan efek psikologinya pada psikis klien. Secara
fisiologi, massage menyebabkan vasodilatasi perifer yang meningkatkan
pertukaran nutrient dan produk – produk sisa metabolism. Rangsangan vaskuler
merelaksasikan otot – otot punggung menimbulkan kenyamanan psikis dan
emosional klien.
Massage pada umumnya dilakukan di :
- Ekstremitas
- Leher
- Punggung (back massage) :
Back massage atau massage punggung biasanya diberikan bersamaan dengan
kegiatan memandikan klien. Dapat juga dilakukan di kesempatan lain jika
sepertinya klien mempunyai resiko untuk mengalami iritasi kulit karena
bedrest. Pada saat melakukan back massage, perawat dapat mengkaji kondisi
kulit klien dan memberikan kesempatan pada perawat untuk menunjukan
tingkah laku caring. Luasnya massage punggung dan tipe tekanan yang
digunakan, termasuk jumlah tekanan akan menentukan efek pada klien.
Tujuan dilakukan back massage adalah untuk meningkatkan relaksasi,
mengurangi tegangan otot, dan merangsang sirkulasi. Kontraindikasi
dilakukan back massage adalah klien dengan fraktur vertebral, fraktur
iga/rib, luka bakar, luka terbuka, perdarahan, atau serangan jantung.
Indikasi dilakukan back massage adalah pada pasien bed rest.
Hasil yang diinginkan dari prosedur back massage adalah :
1. Klien merasa segar dan rileks, yang dibuktikan dengan respon verbal dan
atau non verbal.
2. Suplai darah ke otot – otot dan kulit punggung, dibuktikan dengan
adanya perubahan warna kulit dan kehangatan.
3. Klien yang merasa nyeri merasa lebih nyaman setelah back massage,
dibuktikan dengan respon verbal dan atau non verbal.
Beberapa gerakan sederhana yang efektif untuk menstimulasi sirkulasi dan
relaksasi otot adalah sebagai berikut :
1. Stroking/effeurage : yaitu gerakan dengan menggunakan telapak tangan,
dilakukan sesuai arah sirkulasi vena menuju jantung.
2. Kneading/petrissage : yaitu gerakan meremas, dengan memegang
jaringan diantara jari jempol.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

3. Friction : yaitu gerakan dengan gerakan melingkar menggunakan telapak


tangan, dilakukan sesuai arah sirkulasi vena menuju jantung.
4. Tapping/tapotement : yaitu gerakan dengan menggunakan tepi tangan
bagian ulnar merangsang sirkulasi.
5. Vibrasi yaitu dengan menggunakan telapak tangan untuk memberikan
getaran.

2. Teknik Relaksasi Progresive


Relaksasi progresive adalah relaksasi yang ditunjukan pada otot – otot yang
kaku, sehingga menjadi rileks dapat membuat pasien menjadi lebih nyaman.
Relaksasi progresive dilakukan pada otot ekstremitas dan otot wajah.

3. Guided Imagery
a. Meminta klien berimajinasi membayangkan hal – hal yang menyenangkan,
tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi
dari klien.
b. Apabila klien mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan.
c. Tindakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang
nyeri akut.
d. Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu
cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu.
e. Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri
dapat terdiri atas menggabungkan suatu napas berirama lambat dengan suatu
bayangan mental relaksasi dan kenyamanan.
f. Biasanya, pasien diminta untuk mempraktikan imajinasi terbimbing selama
sekitar 5 menit, tiga kali sehari.
g. Banyak pasien mulai mengalami efek rileks dari imajinasi terbimbing saat
pertama kali mereka mencobanya.
h. Nyeri mereda dapat berlanjut selama berjam – jam setelah imajinasi
digunakan.
i. Pasien harus diinformasikan bahwa imajinasi terbimbing hanya dapat
berfungsi pada beberapa orang.
j. Imajinasi terbimbing harus digunakan hanya sebagai tambahan dari bentuk
pengobatan yang telah terbukti, sampai riset telah menunjukan efektifitas
teknik ini.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : TEHNIK MASSAGE


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Lakukan pengkajian yang terdiri dari :
- Kondisi bagian tubuh yang akan dimassage
- Karakteristik nyeri klien
- Posisi kontraindikasi
3. Cuci tangan
4. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Skin lubricant (minyak/lotion)
- Bantal (pilih sesuai kebutuhan)
- Handuk
5. Cuci tangan
Tahap Orientasi
6. Mengucap salam dan perkenalkan diri
7. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
8. Tanya keluhan klien
9. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
10. Jelaskan prosedur
11. Kontrak waktu
12. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
13. Menjaga privasi klien
14. Anjurkan klien untuk memberitahukan perawat apakah nyeri
bertambah berat/berkurang setelah dilakukan massage
15. Cuci tangan efektif
16. Gunakan sarung tangan (jika diperlukan/disesuaikan dengan
kondisi klien)
17. Atur posisi tempat tidur untuk meningkatkan kenyamanan
bekerja
18. Tentukan daerah yang di massage, posisi tubuh :
- Tangan, tempatkan lengan pada bantal jika klien
duduk/posisi supine
- Lengan, tempatkan lengan pada bantal jika klien
duduk/posisi supine
- Leher, posisi klien pronasi
19. Perhatikan keadaan klien, usahakan klien memperlihatkan
bagian tubuh yang akan dimassage
20. Gunakan lotion ditangan dan gosok – gosokan pada tangan
hingga hangat
21. Massage bagian tubuh :
- Tangan :
- Buat kontak pertama dengan satu tangan, kemudian dua
tangan secara perlahan buka tangan klien, saat menyanggah
tangan klien gunakan ibu jari untuk gerakan sirkuler, untuk
merentangkan telapak bagian menggosok telapak tangan,
gunakan ibu jari dengan telapak tangan keluar, massage
setiap jari kearah keluar. Massage setiap jari secara terpisah,
gunakan gerakan seperti gerakan membuka tutup botol
(cork-srewlike)dari dasar sampai ujung jari. Luncurkan
tangan perawat dengan lembut dari ujung jari sampai
pergelangan tangan. Ulang dengan tangan yang lain.
- Lengan :
Remas – remas tangan dari pergelangan tangan menuju
keatas, kemudian remas – remas otot bisep, trisep, deltoid.
Lakukan gerakan meluncur dari pergelangan tangan keatas
sampai dengan pangkal lengan
- Leher :
Dukung leher dengan tangan dan massage leher atas dengan
usapan meluncur, remas otot pada satu samping leher,
pindah tangan untuk mendukung leher dan remas samping
leher yang lain. Rentangkan leher perlahan – lahan dengan
satu tangan yang pada bagian atas dan yang lain dibawah.
22. Selama massage, catat respon non verbal yang menunjukkan
tingkat kenyamanan klien dan catat otot – otot relaks atau
tangan
23. Setelah massage, ijinkan klien untuk rileks dan mencari posisi
yang nyaman
24. Cuci tangan efektif dan rapikan alat
TahapTerminasi
25. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
26. Berikan reinforcement positif pada klien
27. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
28. Salam penutup
29. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
30. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : BACK MASSAGE


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Lakukan pengkajian yang terdiri dari :
- Kondisi bagian tubuh yang akan dimassage
- Karakteristik nyeri klien
- Posisi kontraindikasi
3. Cuci tangan
4. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Selimut
- Lotion
- Handuk
5. Cuci tangan
Tahap Orientasi
6. Mengucap salam dan perkenalkan diri
7. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
8. Tanya keluhan klien
9. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
10. Jelaskan prosedur
11. Kontrak waktu
12. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
13. Menjaga privasi klien
14. Cuci tangan efektif
15. Gunakan sarung tangan (jika diperlukan/disesuaikan dengan
kondisi klien)
16. Atur posisi tempat tidur untuk meningkatkan kenyamanan
bekerja
17. Minta klien untuk membuka pakaian atas sampai bawah bokong
18. Atur klien ke posisi prone/side lying dengan punggung
menghadap kea rah perawat
19. Tutup bagian tubuh yang lain dengan memakai selimut
20. Letakkan handuk di bawah punggung klien
21. Katakan pada klien bahwa massage akan dilakukan dan lotion
mungkin akan terasa dingin
22. Gunakan lotion ditangan dan gosok – gosokan pada tangan
hangat
23. Mulai massage dengan gerakan stroking/effleurage, bergerak
dari booking menuju bahu dengan gerakan yang kuat.
Kemudian bahu menuju bokong dengan gerakan lebih ringan.
Ubah gerakan dengan gerakan sirkuler khususnya pada daerah
sacrum dan pinggang
24. Ubah gerakan dengan kneading/petrissage, dimulai dari bokong
menuju bahu dan kembali ke bokong. Fokuskan pada trapezius
muscles
25. Ubah gerakan dengan teknik friction, dimulai dari bokong
menuju bahu. Ubahlah gerakan menjadi gerakan
strocking/effeuragge, saat bergerak dari arah bahu menuju
bokong dan kemudian ulangi gerakan friction saat menuju
bahu. Berikan perhatian pada area yang kemerahan atau daerah
pressure point
26. Ubahlah gerakan menjadi gerakan tapotement dimulai dari
bokong menuju bahu. Ubahlah gerakan menjadi gerakan
stroking/effleurage saat bergerak menuju bokong
27. Akhiri massage dengan memberikan gerakan vibrasi yaitu
memberikan getaran untuk memberikan efek menenangkan
pada jaringan
28. Bersihkan sisa lubrikasi dari punggung klien dengan handuk
29. Bantu klien memakai bajunya kembali dan mencari posisi yang
nyaman
30. Cuci tangan efektif dan simpan kembali peralatan
Tahap Terminasi
31. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
32. Berikan reinforcement positif pada klien
33. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
34. Salam penutup
35. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
36. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : TEHNIK GUIDED IMAGERY


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan

Tahap Orientasi
3. Mengucap salam dan perkenalkan diri
4. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
5. Tanya keluhan klien
6. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
7. Jelaskan prosedur
8. Kontrak waktu
9. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
10. Menjaga privasi klien
11. Cuci tangan
12. Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman menurut
klien
13. Duduk dekat klien, tapi tidak mengganggu
14. Lakukan bimbingan dengan baik terhadap klien:
- Minta klien untuk memikirkan hal – hal yang menyenangkan
atau pengalaman yang membantu penggunaan semua indra
dengan suara yang lembut
- Ketika klien relaxing, klien berfokus pada bayangan pada saat
itu perawat tidak perlu berbicara lagi
- Jika klien menunjukkan tanda – tanda agitasi, gelisah atau tidak
nyaman, latihan dan mulai lagi kalau klien sudah siap
- Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh (klien harus
memperhatikan tubuhnya, catat daerah – daerah yang tegang,
daerah ini akan digantikan dengan relaksasi, biasanya klien
rileks setelah menutup mata atau mendengar music yang lembut
sebagai back round yang membantu
15. Catat hal – hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk
digunakan pada latihan selanjutnya dengan menggunakan
informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat
perubahan
16. Cuci tangan efektif dan rapikan alat
Tahap Terminasi
17. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
18. Berikan reinforcement positif pada klien
19. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
20. Salam penutup
21. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
22. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : RELAKSASI PROGRESIVE


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cek kontraindikasi dilakukan relaksasi
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
4. Mengucap salam dan perkenalkan diri
5. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
6. Tanya keluhan klien
7. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
8. Jelaskan prosedur
9. Kontrak waktu
10. Berikan kesempatan klien untuk bertanya

Tahap Kerja
11. Menjaga privasi klien
12. Cuci tangan efektif
13. Anjurkan klien pada posisi yang nyaman dan ciptakan
lingkungan yang nyaman
14. Bimbing klien untuk melakukan teknik relaksasi (prosedur
diulang paling tidak satu kali, jika area tetap tegang dapat
diulang 5 kali dengan melihat respon klien):
- Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan bisep dan
lengan bawah selama 5-7 detik, perawat membimbing klien
ketempat daerah otot. Anjurkan klien untuk memikirkan
rasanya dan tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaksasi
selama 12-30 detik
- Kerutkan dahi keatas, pada saat yang sama tekan kepala
sejauh mungkin kebelakang, putar searah jarum jam dan
kebalikannya. Kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan
otot muka seperti menari, cemberut, mata dikerdipkan, bibir
dimonyongkan kedepan, lidah ditekan ke langit – langit dan
bahu dibungkukkan. Dilanjutkan 5-7 detik, perawat
membimbing klien kedaerah otot yang tegang anjurkan
klien untuk memikirkan rasanya dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik
- Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas
dalam masuk, tekan keluar lambung, tahan dan relaks, nafas
dalam, tekan keluar perut, tahan dan relaks
15. Tarik kaki dan ibu jari kebelakang mengarah kemuka, tahan,
relaks. Lipat ibu jari kebelakang secara serentak kencangkan
betis, paha, dan pantat selama 5-10 detik, perawat membimbing
klien ketempat daerah otot sepenuhnya kemudian relaks selama
12-20 detik. Selama melakukan teknik relaksasi catat respon
non verbal klien, jika klien menjadi agitasi atau tidak nyaman,
hentikan latihan dan jika klien terlihat kesulitan relaxing hanya
sebagian tubuh, perawat melambatkan kecepatan latihan dan
berkonsentrasi pada bagian tubuh yang tegang (klien harus
mengetahui dari awal bahwa latihan ini dapat dihentikan
kapanpun)

Tahap Terminasi
16. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
17. Berikan reinforcement positif pada klien
18. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
19. Salam penutup
20. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
21. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket :
Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KEBERSIHAN DIRI MANDI

Pemeliharaan kebutuhan fisik diperlukan untuk rasa nyaman, rasa aman dan
perasaan sehat dari individu. Tindakan tersebut meliputi usaha – usaha untuk
memelihara kebersihan personal dan penampilan yang baik. Secara normal seseorang
yang sehat mampu untuk memenuhi kebutuhan akan kebersihan dirinya sendiri. Akan
tetapi seseorang yang sakit mungkin memerlukan bantuan perawat untuk melakukan
perawatan diri yang rutin. Perawat memiliki tanggung jawab dalam menentukan klien
untuk melakukan kebersihan diri dan memberikan perawatan kebersihan sehuubungan
dengan kebutuhan kien.
Perawatan akan kebersihan berarti membantu membuat klien menjadi bersih dan
nyaman, disamping itu perawatan kebersihan membantu untuk mencegah infeksi,
meningkatkan sirkulasi, mempertahankan integritas jaringan dank lien dapat menjadi
lebih rileks. Pada saat memberikan perawatan kebersihan diri, perawat mempunyai
kesempatan untuk mengkaji keadaan fisik dan emosional klien, dalam hal ini perawat
dapat menggunakan kemampuan komunikasi untuk menciptakan hubungan yang
terapeutik.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KEBERSIHAN


DIRI
Perilaku seseorang dalam melakukan perawatan diri dipengaruhi oleh
keyakinan, nilai – nilai, kebiasaan individu dan status kesehatan orang tersebut. Tiap
orang biasanya melakukan perawatan diri dengan cara yang berbeda, oleh karena itu
perawat harus memperhatikan hal tersebut dalam membuat perencanaan untuk
perawatan kebersihan diri klien. Perawat harus mengerti dan memperhatikan faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku perawatan diri klien :
1. Gambaran tubuh
Penampilan secara umum dari klien menunjukkan pentingnya kebersihan bagi
dirinya.
2. Status sosial ekonomi
Sumber – sumber ekonomi seseorang mempengaruhi tipe dan tindakan kebersihan
3. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan implikasi bagi kesehatan
mempengaruhi tindakan kebersihan seseorang. Akan tetapi pengetahuan saja tidak
cukup, seseorang harus juga termotivasi untuk mempertahankan perawatan diri.
4. Budaya
Keyakinan budaya, nilai – nilai pribadi dan praktek dalam keluarga klien
mempengaruhi perawatan kebersihan. Orang dari latar belakang budaya yang
berbeda akan mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

5. Kesenangan pribadi
Ketika merencanakan perawatan diri klien, perawat harus menyadari kapan waktunya
klien menyukai mandi, keramas, bercukur atau menyikat gigi. Juga harus
memperhatikan produk perawatan kebersihan yang disukai klien dan tiap klien juga
mempunyai kesukaan bagaimana tindakan ini dilakukan. Dengan menghargai kesukaan
klien membantu perawat mengembangkan perencanaan perawatan yang lebih
individual.

TUJUAN MEMANDIKAN KLIEN :


1. Untuk menghilangkan keringat, sel – sel kulit yang mati dan bakteri
2. Untuk menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Menstimulasi peredaran darah/sirkulasi
4. Meningkatkan perasaan sembuh pada klien
5. Meningkatkan rasa nyaman pada klien
6. Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengakaji kondisi kulit klien

HASIL YANG DIHARAPKAN :


1. Kulit bersih, kering, elastic, baik hidrasinya dan tidak ada daerah yang meradang
2. Tidak ada lesi baru, luka dekubitus dan sebagainya
3. Lesi yang bersih, tidak ada drainase dan lebih kecil dari sebelumnya

KEUNTUNGAN SECARA UMUM DIEVALUASI DENGAN KRITERIA DASAR


SEBAGAI BERIKUT :
1. Klien mengekspresikan perasaan yang nyaman dan relaksasi
2. Sendi – sendi dapat bergerak secara bebas
3. Klien menyatakan perasaan yang positif

PRINSIP – PRINSIP UMUM DALAM MELAKUKAN KEBERSIHAN DIRI


PENGKAJIAN
1. Periksa catatan dan rencana perawatan untuk berbagai informasi yang
berhubungan dengan kemampuan klien untuk berbagai informasi yang
berhubungan dengan kemampuan klien untuk berpartisipasi selama dilakukan
prosedur, seperti diagnosa medis dan gangguan aktivitas.
2. Kaji keadaan klien untuk menentukan prioritas tindakan dan gejala yang ada
pada klien.
3. Persiapkan/cek alat dan bahan yang tersedia diruangan.

PERENCANAAN
1. Tentukan apakah prosedur yang akan dilakukan memerlukan asisten atau tidak.
2. Tentukan apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan sebelum memulai tindakan
3. Cuci tangan efektif
4. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

IMPLEMENTASI
1. Yakinkan bahwa prosedur akan dilakukan pada klien yang benar
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Berikan privasi klien
4. Tempatkan tempat tidur pada posisi yang nyaman digunakan untuk bekerja
5. Lakukan prosedur hygiene yang akan dilakukan
6. Perhatikan respon verbal dan nonverbal klien ketika melakukan prosedur, sambil
melakukan pengkajian
7. Buang alat yang telah dipakai secara benar dan kembalikan klien pada posisi
yang nyaman dan aman
8. Cuci tangan efektif

EVALUASI
Evaluasi hasil kegiatan yang meliputi :
1. Tingkat kelelahan
2. Perasaan tentang kenyamanan dan kebersihan
3. Tanda – tanda objektif bersih

DOKUMENTASI
Dokumentasikan perawatan yang telah dilakukan dan efeknya pada klien
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MEMANDIKAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Kaji kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan alat – alat :
a. 2 buah handuk ukuran besar
b. 2 buah waslap
c. Selimut mandi (untuk menutup tubuh klien selama mandi)
d. Sabun mandi
e. 2 buah Waskom berisi air dingin/hangat kuku
f. Lotion dan deodorant (k/p)
g. Satu stel pakaian ganti
h. Alat tenun tambahan (k/p)
i. Urinal/pispot
j. Handscoon 1 pasang
k. Keranjang/plastic pakaian kotor
l. Bengkok
m. 1 buah kom kecil berisi kapas vulva hygiene/kapas sublimat
(cairan NaCl)
n. Tissue
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Cuci tangan efektif
14. Pakai sarung tangan (prinsip bersih)
15. Tawarkan pispot/urinal pada klien untuk BAK/BAB
16. Atur tinggi tempat tidur sesuai dengan posisi yang nyaman
untuk bekerja dan nyaman untuk pasien
Membersihkan wajah
17. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi
18. Berikan perawtan oral (k/p)
19. Letakkan handuk untuk wajah diatas dada klien, masukkan
kebawah dagu
20. Gunakan waslap bersihkan mata klien tanpa menggunakan
sabun, gunakan bagian yang berbeda untuk tiap – tiap mata,
bersihkan dari kantus luar kedalam kemudian keringkan area
mata
21. Bersihkan wajah, leher dan telinga klien, kemudian keringkan
Membersihkan ekstremitas atas
22. Lepaskan pakaian klien, bila ekstremitas luka mulai melepas
pakaian dari daerah yang tidak luka
23. Letakkan handuk mandi kea rah memanjang dibawah lengan
klien (dahulukan lengan yang jauh)
24. Bersihkan telapak tangan dan jari – jari dengan sabun dan air
25. Bersihkan lengan dengan sabun dan air, gunakan usapan
memanjang dan tegas dari daerah distal ke proksimal, bersihkan
axilla dengan baik
26. Keringkan lengan dan axilla dengan baik
27. Ulangi langkah (23-26) untuk lengan yang satunya
Membersihkan dada, perut, dan punggung
28. Lipat selimut mandi kearah pubis klien
29. Bersihkan dada sampai perut dengan usapan memanjang dan
tegas. Gunakan sabun dan air untuk membersihkannya
30. Beri perhatian khusus untuk membersihkan lipatan kulit
dibawah payudara klien wanita, umbilicus dan lipatan – lipatan
pada perut
31. Keringkan area dada dan perut
32. Tawarkan penggunaan lotion
33. Anjurkan pasien untuk miring kearah yang jauh dari pasien
34. Bentangkan handuk dibawah punggung klien
35. Bersihkan dengan sabun dan air pada area punggung dari leher
ke bokong dengan usapan memanjang dan tegas. Beri perhatian
khusus pada lipatan di daerah bokong dan anus
36. Lakukan gerakan backrub pada area punggung pada saat
menyabuni klien
37. Bilas dengan air dan keringkan dengan handuk
38. Berikan lotion pada area punggung
39. Kenakan pakaian atas.
Membersihkan ekstremitas bawah
40. Lepas pakaian bawah klien
41. Buka kaki yang terjauh dengan melipat selimut mandi kearah
tengah diantara kedua paha. Tutup bagian perineum
42. Tekuk lutut klien dengan meletakkan tangan diatas tungkai.
Angkat tangan diatas dan pasang handuk secara memanjang di
bawah tungkai
43. Bersihkan dengan sabun dan air dari lutut ke ujung dan dari
lutut ke pangkal paha
44. Lalu keringkan dengan handuk yang bersih
45. Ulangi langkah (41-44) untuk kaki yang satunya
46. Tawarkan penggunaan lotion
Membersihkan Perineum
47. Lakukan vulva hygiene dengan prinsip bersih pada daerah
vulva, kemudian keringkan dengan tissue
48. Kenakan pakaian bawah klien
49. Ganti selimut mandi dengan selimut klien
50. Lakukan bed making dang anti jika sprei basah
51. Rapikan klien dan pasang selimut
52. Bereskan dan rapikan alat
53. Lepas sarung tangan
54. Buka sampiran
55. Cuci tangan
Tahap Terminasi
56. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
57. Berikan reinforcement positif pada klien
58. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
59. Salam penutup
60. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
61. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

BED MAKING

Pengertian
Bed making/merapikan tempat tidur adalah mengganti alat tenun kotor dengan
alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien. Ada 2 macam bed making yaitu :
1. Dengan klien diatas tempat tidur
2. Tanpa klien diatas tempat tidur
Tempat tidur harus dirancang untuk kenyamanan, keamanan, kemampuan
adaptasi dalam mengubah posisi. Ciri khas tempat tidur rumah sakit terdiri dari matras
keras pada rangkaian metal yang dapat dinaikkan dan diturunkan secara horizontal.
Tujuan :
1. Menciptakan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman
2. Untuk mencegah/menghindari iritasi kulit dengan menciptakan alas tempat tidur
dan selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapid an nyaman
4. Mengontrol penyebaran mikroorganisme

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan bed making :


1. Pengendalian infeksi :
Mikroorganisme dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, dari tempat yang
satu ke tempat yang lain melalui udara, alat – alat maupun kontak langsung
karena itu :
- Hindari memegang kain kotor
- Jangan mengibas kain kotor
- Selalu mencuci tangan efektif sebelum ke klien
- Ikuti prinsip asepsis (keadaan yang bebas infeksi) dengan menjaga laken
yang kotor jauh dari pakaian perawat
- Jangan pernah meletakkan linen yang kotor dilantai untuk mencegah infeksi
- Jika linen bersih menyentuh lantai, segera ganti
2. Gunakan body mekanik yang sesuai selama bed making
3. Privasi, kenyamanan dankeamanan klien adalah penting saat bed making
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : BED MAKING TANPA KLIEN DIATASNYA


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Kaji kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan alat – alat :
- Laken
- Perlak (zeii)
- Steek laken
- Boven laken
- Selimut
- Sarung bantal
- Baskom dan Lysol / chlorine 1%
- Baskom berisi air bersih
- 3 buah lap
- Tempat pakaian kotor
- Handscoon
- Bengkok
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
a. Tempat tidur tertutup
12. Letakkan alat – alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas
trolly
13. Bawa alat ke dekat tempat tidur klien
14. Pakai sarung tangan
15. Pindahkan bantal klien
16. Lepaskan pinggir – pinggir laken, stik laken, perlak boven, dan
selimut
17. Gulung alat tenun satu persatu kemudian masukkan ke dalam
keranjang
18. Bersihkan kasur dengan larutan desinfektan (chlorine 1%)
19. Bersihkan kembali dengan air bersih
20. Bersihkan dengan lap kering
21. Ganti handscoon
22. Pasang laken dengan lipatan memanjang dengan garis
tengahnya ditengah – tengah tempat tidur
23. Masukkan ujung laken pada bagian kepala dan kaki tempat
tidur kurang lebih 25cm dibawah kasur hingga permukaan
tempat tidur rata. Kemudian buat sudut pada kedua ujungnya
24. Masukkan laken bagian sisi kebawah kasur
25. Letakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur
bagian kepala, demikian juga steek laken, dan masukkan secara
bersamaan ke bawah kasur
26. Pindahkan semua peralatan kesisi yang lain dan ulangi langkah
(17-19)
27. Pasang boven laken dengan bagian dalam berada diluar (atas)
dengan ujung dipinggir kepala tempat tidur
28. Pasang selimut 30cm dari pinggir kepala tempat tidur
29. Lipat bagian atas boven selimut kearah kaki atau pada atas
kepala tempat tidur (tertutup)
30. Memasukkan banatal kedalam sarungnya dan meletakkan
bantal dengan bagian yang tertutup kejurusan pintu
31. Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi sebelumnya
32. Memasang over laken
b. Tempat tidur terbuka
33. Kalau sudah tersedia tempat tidur tertutup, hanya over laken
yang diangkat dan dilipat sebagaimana mestinya lalu disimpan
34. Melipat boven laken dan selimut kebawah pada kaki dengan
dua tangan memegang boven laken dan selimut, kemudian
ditarik kebagian kaki lalu dilipat bersusun
35. Kembalikan alat – alat pada tempatnya
36. Cuci tangan
Tahap Terminasi
37. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
38. Berikan reinforcement positif pada klien
39. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
40. Salam penutup
41. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
42. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : BED MAKING DENGAN KLIEN DIATASNYA


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Kaji kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan alat – alat :
- Laken
- Perlak (zeii)
- Steek laken
- Boven laken
- Selimut
- Sarung bantal
- Baskom dan Lysol / chlorine 1%
- Baskom berisi air bersih
- 3 buah lap
- Tempat pakaian kotor
- Handscoon
- Bengkok
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Sediakan privacy bagi klien
13. Cuci tangan
14. Pasang sarung tangan
15. Turunkan penghalang tempat tidur pada tempat perawat berdiri,
atur tinggi tempat tidur
16. Angkat bantal dan miringkan klien (membelakangi perawat),
bila klien tidak dapat miring sendiri dibantu oleh seorang
perawat lagi/penunggu klien yang memegang atau menahan
bagian bahu dan paha klien dari sisi lain
17. Lepaskan pinggir – pinggir laken, stik laken, perlak, boven dan
selimut
18. Gulung steek laken sampai kepunggung klien
19. Membersihkan perlak dengan lap yang dicelupkan kedalam
larutan Lysol/chlorine 1% lalu dibersihkan dengan air bersih,
kemudian dikeringkan dan ditutupkan sampai punggung klien
20. Menggulung laken sampai punggung klien
21. Membersihkan kerangka tempat tidur sebelah tempat perawat
berdiri dengan Lysol/chlorine 1% kemudian keringkan dengan
lap (bila perlu zeil diganti)
22. Pasang laken bersih memanjang dengan lipatan tengahnya tepat
pada bagian tengah tempat tidur
23. Masukkan ujung laken bagian kepala dan kaki tempat tidur
kebawah kasur hingga permukaan tempat tidur rata/tegang.
Kemudian buat sudut pada kedua ujungnya
24. Bentangkan kembali zeil yang ditutupkan pada punggung klien
kemudian dipasang kembali
25. Angkat laken kotor, kemudian dimasukkan ke tempat alat tenun
kotor
26. Membersihkan kerangka tempat tidur seperti yang dilakukan
pada sisi lain
27. Menarik laken bersih pada punggung klien, lalu dibentangkan
sampai rata, menyisipkan laken bagian kepala dan kaki
kebawah kasur lalu membuat sudut dan menyisipkan kebagian
sisi kebawah kasur
28. Membentangkan kembali zeil dan steek laken lalu menyisipkan
kebawah kasur
29. Menterlentangkan klien
30. Mengangkat bantal, diratakan kapuknya dan mengganti
sarungnya dengan yang bersih lalu diletakkan kembali dibawah
kepala klien
31. Memasang boven laken
32. Memasang selimut dan menyisipkan bagian kaki kebawah
kasur
33. Merapikan klien
34. Membereskan alat – alat dan dikembalikan ketempat masing –
masing
Tahap Terminasi
35. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
36. Berikan reinforcement positif pada klien
37. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
38. Salam penutup
39. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
40. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing
( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

MERAWAT RAMBUT

Menurut Poter. Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

Perawatan rambut bertujuan untuk :


1. Memberikan rasa nyaman
2. Menghilangkan debu dan minyak dari rambut dan kulit kepala
3. Menghilangkan bau
4. Membunuh/menghilangkan kutu
5. Melakukan pengkajian terutama pada bagian kepala
6. Sebagai sarana pengobatan

Indikasi untuk perawatan rambut (keramas) antara lain :


1. Rambut terlihat kotor
2. Klien mengeluh gatal pada rambut dan kulit kepala

Kontraindikasi untuk perawatan rambut (keramas) antara lain :


1. Klien dengan peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
2. Klien post operasi kepala
3. Klien dengan suspect cedera kepala
4. Klien dengan suspect fraktur pada vertebra
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MENCUCI RAMBUT DAN MENYISIR RAMBUT


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Kaji kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan alat – alat :
- Handuk 2 buah
- Sarung tangan
- Perlak panjang sebagai alas 1 buah
- Baskom berisi air hangat dan gayung 1 buah
- Shampoo
- Kom kecil 1 buah
- Sisir 1 buah
- Kasa dan kapas secukupnya
- Ember kosong 1 buah
- Bengkok 1 buah
- Celemek 1 buah
- Handrub
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Tahap Kerja
12. Jaga privacy klien
13. Atur bed dan dekatkan alat
14. Gunakan celemek
15. Cuci tangan dengan alcuta
16. Gunakan sarung tangan
17. Atur posisi pasien dengan kepala dipinggir tempat tidur (lateral)
18. Letakkan ember dibawah tempat tidur yang tepat pada bagian
kepala
19. Pasang perlak pengalas dibawah kepala pasien dengan sisi
kanan dan kiri digulung sedikit kedalam dan ujungnya berada
didalam ember
20. Tutup lubang telinga dengan kapas dan tutup kedua mata
dengan kasa
21. Pasang handuk dari dada sampai leher
22. Sisir rambut dari ujung hingga pangkal rambut
23. Siram rambut dengan air hangat
24. Oleskan shampoo dengan kasa pada kulit kepala
25. Lakukan pemijatan pada kepala sampai merata
26. Bilas rambut beberapa kali dengan air hangat sampai bersih
27. Angkat kepala dan pindahkan handuk didada kekepala sambil
menarik perlak kedalam ember selanjutnya keringkan rambut
dengan handuk
28. Buka kapas dan kasa penutup telinga dan mata
29. Pasang bantal yang ditutupi handuk kering, letakkan dibawah
kepala sebagai pengganti handuk basah
30. Sisir rambut dari ujung kepangkal rambut
31. Atur kembali posisi pasien
32. Rapikan alat
33. Buka sarung tangan
34. Buka celemek
35. Buka sampiran
36. Cuci tangan efektif
Tahap Terminasi
37. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
38. Berikan reinforcement positif pada klien
39. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
40. Salam penutup
41. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
42. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Ket : Bangli, …………………….


Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

HAND WASHING (CUCI TANGAN EFEKTIF)

Pengertian :
Cuci tangan efektif adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat atau petugas
kesehatan dimana kita mengalirkan air dari ujung – ujung jari sampai siku dengan
menggunakan alat atau bahan dari sabun atau desinfektan lainnya.

Macam – macam cuci tangan :


1. Cuci tangan efektif tidak steril (prinsip bersih)
2. Cuci tangan efektif steril

Tujuan :
1. Untuk menghilangkan mikroorganisme yang didapat dari pasien, pengunjung
atau petugas tenaga kesehatan lain
2. Untuk melaksanakan tindakan dalam proses operasi
3. Untuk melaksanakan tindakan menolong persalinan
4. Untuk melaksanakan tindakan menjahit luka pada kasus gawat darurat
5. Sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan

Perawat mencuci tangan efektif apabila :


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan disekitar pasien

Pasien mencuci tangan efektif apabila :


1. Sebelum makan
2. Setelah Bab/Bak
3. Setelah tangan berhubungan dengan bagian – bagian yang terinfeksi

Tenaga Kesehatan Mencuci tangan efektif apabila :


1. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
2. Setelah menyentuh alat – alat yang digunakan oleh pasien
3. Sebelum menggunakan benda/alat yang steril

Pengunjung Mencuci tangan efektif apabila :


1. Setelah menyentuh pasien yang terinfeksi
2. Setelah menyentuh alat – alat/barang yang terkontaminasi
3. Sebelum memberi makan pada pasien
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : CUCI TANGAN EFEKTIF PRINSIP BERSIH


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Kaji kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan alat – alat :
- Sabun cair atau handrub
- Air yang mengalir
- Handuk/tissue kering pada tempatnya
4. Cuci tangan efektif
Tahap Kerja
5. Gunakan wastafel yang mudah digapai dengan air mengalir
yang hangat, sabun, biasa atau sabun antimicrobial, lap tangan
kertas atau pengering
6. Lepaskan jam tangan dan gulung lengan panjang ke atas
pergelangan tangan. Hindari memakai cincin, jika memakai
cincin lepaskan selama mencuci tangan efektif
7. Jaga supaya kuku tetap pendek dan datar
8. Inspeksi permukaan tangan dan jari akan adanya luka atau
sayatan pada kulit dan kutikula. Laporkan adanya lesi pada saat
merawat klien yang sangat rentan
9. Berdiri di depan wastafel. Jaga agar tangan dan seragam tidak
menyentuh wastafel (jika tangan menyentuh permukaan
wastafel selama mencuci tangan efektif, ulangi)
10. Alirkan air. Tekan pedal pada kaki untuk mengatur aliran dan
suhu. Apabila tidak ada pedal pada kaki buka keran dengan
tangan
11. Hindari percikan air mengenai seragam
12. Atur aliran air sehingga suhu hangat
13. Basahi tangan dan lengan bawah dengan seksama. Pertahankan
supaya tangan dan lengan bawah lebih rendah daripada siku
selama mencuci tangan efektif
14. Taruh sedikit sabun biasa atau sabun antimikrobal cair pada
tangan. Sabuni dengan seksama
15. Gosok kedua tangan dengan cepat paling sedikit 10-15 detik
(menggunakan 6 langkah). Pertahankan supaya ujung jari
berada dibawah untuk memungkinkan pemusnahan
mikroorganisme
16. Telapak tangan kanan menggosok telapak tangan kiri
17. Telapak tangan saling menggosok dan jari – jari ketemu
18. Tekuk jari – jari tangan kanan dan kiri saling terkait
19. Ibu jari digosok secara berputar dan bergantian
20. Gosok telapak tangan kiri dengan jari – jari kanan secara
berputar dan sebaliknya. Ulangi beberapa kali untuk waktu 20-
25 detik
21. Jika daerah dibawah kuku kotor, bersihkan dengan kuku jari
tangan yang satunya dan tambah sabun dengan menggunakan
sikat kuku yang bersih
22. Bilas tangan dan pergelangan tangan dengan seksama,
pertahankan supaya letak tangan dibawah siku
23. Keringkan tangan dari jari tangan ke pergelangan tangan dan
lengan bawah dengan handuk, tissue atau pengering
24. Tutup kran dengan tissue, kassa, siku, lutut atau kaki sesuai
dengan tempat kran yang ada
Tahap Evaluasi :
Tangan bersih

Pencapaian (total item )


Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : CUCI TANGAN EFEKTIF PRINSIP STERIL


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Kaji kebutuhan perawatan diri klien
3. Siapkan alat – alat :
- Sabun cair atau handrub
- Air yang mengalir
- Handuk/tissue kering pada tempatnya
- Sarung tangan steril
- Sikat kuku
- Baju operasi
4. Cuci tangan efektif
Tahap Kerja
5. Gunakan wastafel yang mudah digapai dengan air mengalir
yang hangat, sabun, biasa atau sabun antimicrobial, lap tangan
kertas atau pengering
6. Lepaskan jam tangan dan gulung lengan panjang ke atas
pergelangan tangan. Hindari memakai cincin, jika memakai
cincin lepaskan selama mencuci tangan efektif
7. Jaga supaya kuku tetap pendek dan datar
8. Inspeksi permukaan tangan dan jari akan adanya luka atau
sayatan pada kulit dan kutikula. Laporkan adanya lesi pada saat
merawat klien yang sangat rentan
9. Berdiri di depan wastafel. Jaga agar tangan dan seragam tidak
menyentuh wastafel (jika tangan menyentuh permukaan
wastafel selama mencuci tangan efektif, ulangi)
10. Alirkan air. Tekan pedal pada kaki untuk mengatur aliran dan
suhu. Apabila tidak ada pedal pada kaki buka keran dengan
tangan
11. Hindari percikan air mengenai seragam
12. Atur aliran air sehingga suhu hangat
13. Basahi tangan dan lengan bawah dengan seksama. Pertahankan
supaya tangan dan lengan bawah lebih rendah daripada siku
selama mencuci tangan efektif
14. Taruh sedikit sabun biasa atau sabun antimikrobal cair pada
tangan. Sabuni dengan seksama
15. Gosok telapak tangan kiri dengan jari – jari kanan secara
berputar dan sebaliknya. Ulangi beberapa kali untuk waktu 20
sampai 25 detik
16. Cuci tangan efektif selama 1 menit, ulangi langkah 7-12 dan
cuci tangan efektif lebih lama (1-3 menit)
17. Cuci tangan efektif dibawah air yang mengalir dan pertahankan
posisi tangan lebih tinggi dari siku
18. Amati kuku tangan. Bersihkan dengan pembersih atau sikat
kuku
19. Ulangi langkah 7-16 sebanyak 3 kali
20. Gunakan handuk steril untuk mengeringkan tanagn mulai dari
jari – jari ke siku lakukan gerakan melingkar
21. Tutup kran, tangan tidak boleh menyentuh kran jadi gunakan
siku atau kassa steril atau sesuai dengan system pembukanya
22. Pertahankan posisi tangan dibagian depan dengan jari – jari
dibagian atas
23. Pakai baju operasi (bila akan mengasisteni dokter bedah)
24. Keringkan tangan dengan handuk steril atau keringkan dengan
pengering
25. Pakai sarung tangan
Tahap Evaluasi :
Tangan bersih

Pencapaian (total item )


Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

TANDA – TANDA VITAL

Pengertian
Tanda – tanda vital adalah ukuran dari berbagai fisiologis statistik, sering
diambil oleh professional kesehatan, dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang
paling dasar. Tindakan mengambil tanda – tanda vital biasanya mencakup perekaman
suhu tubuh, pulse rate (atau detak jantung), tekanan darah, dan tingkat pernafasan, tetapi
dapat juga mencakup pengukuran lain.
Ada empat tanda – tanda vital yang standar dalam sebagian besar pengaturan medis :
1. Body temperature
2. Pulse rate (or heart rate)
3. Blood pressure
4. Respiratory rate

Peralatan yang diperlukan adalah thermometer, sebuah sphygmomanometer, stethoscope


dan jam tangan.

Pengukuran Suhu
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Hipertermi adalah peningkatan
suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. Hipotermi adalah pengeluaran
panas akibat paparan menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
memproduksi panas.

Ada tiga jenis thermometer kaca :


1. Termometer oral, sehingga memungkinkan ujung thermometer lebih banyak
terpapar pada pembuluh darah dalam mulut
2. Termometer stubby biasanya lebih pendek dan lebih gemuk daripada jenis oral
3. Termometer rectal memiliki ujung yang tumpul untuk mencegah trauma
terhadap jaringan rectal pada saat insersi, biasanya ujung thermometer berwarna
merah.
Tempat pengukuran Suhu
Oral 370C
Rektal 37,50C
Aksila 36,50C

Suhu tubuh juga dapat diambil di anus. Dubur suhu dapat diambil dengan
memasukkan sebuah thermometer medis tidak lebih dari 25 mm (1 inci) ke dalam
rectum melalui anus. Sebuah thermometer raksa harus dimasukkan selama 3 sampai 5
menit, termometer digital harus tetap terpasang sampai berbunyi ‘bip’.
Suhu rektal normal biasanya berkisar antara 36-380C (97,6-100,40F) dan sekitar 0,50C
(10F) diatas oral (mulut) suhu dan sekitar 1 0C (20F) diatas aksila (ketiak) suhu. Biasanya
pada saat dilakukan pengukuran suhu pada anak dilakukan pada rectum karena dua
alasan :
1. Suhu dubur paling dekat dengan inti suhu tubuh dan anak kecil, akurasi sangat
penting.
2. Anak yang lebih muda tidak dapat bekerja sama jika mengalami suhu mereka
diambil oleh mulut (oral), yang direkomendasikan untuk anak usia 6 tahun
keatas hingga dewasa.

Pengukuran tekanan darah :


Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan dari jantung

Sphygmomanometer
Sebuah sphygmomanometer atau tekanan darah meter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur tekanan darah, yang terdiri dari tiup manset untuk
membatasi aliran darah, dan air raksa atau mekanis manometer untuk mengukur
tekanan. Selalu digunakan bersama dengan alat untuk menentukan apa aliran darah
tekanan baru memulai, dan pada apa tekanan itu tanpa hambatan. Manual
sphygmomanometer digunakan dalam hubungannya dengan stetoskop.
Ada tiga jenis sphygmomanometer :
1. Digital dengan manual atau otomatis inflasi. Ini adalah elektronik, mudah
dioperasikan, dan praktis dilingkungan bising.
2. Digital portable jari tekanan darah otomatis monitor dengan inflasi. Ini lebih
portable dan mudah dioperasikan, walaupun kurang akurat.
3. Manual harus dioperasikan oleh orang yang terlatih. Manometer merkuri
dianggap sebagai “standar emas” dari pengukuran karena pengukuran mereka
adalah mutlak dan tidak memerlukan kalibrasi ulang. Unit pengukuran tekanan
darah adalah millimeter air raksa (mmHg). Manual sphygmomanometer
memerlukan stetoskop untuk auskultasi.

Usia Tekanan darah normal rata - rata


Bayi baru lahir 40 mmHg
1 bulan 85/54 mmHg
1 tahun 95/65 mmHg
6 tahun 105/65 mmHg
10-13 tahun 110-65 mmHg
14-17 tahun 120-75 mmHg
Dewasa tengah 120-80 mmHg
Lansia 140-90 mmHg
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Stethoscope
Stetoskop adalah sebuah akustik medis perangkat untuk auskultasi, atau
mendengarkan suara – suara internal tubuh. Hal ini sering digunakan untuk
mendengarkan paru – paru dan bunyi jantung. Hal ini juga digunakan untuk
mendengarkan usus dan aliran darah dalam arteri dan vena. Lima bagian utama
stethoscope yaitu earpieces, binaural, selang, bel dan diafragma.

Korotkoff
Korotkoff adalah suara yang mendengarkan personel medis ketika mereka
mengambil tekanan darah menggunakan non-invasif prosedur.
Korotkoff sebenarnya menggambarkan lima jenis suara korotkoff:
1. Korotkoff pertama suara adalah suara patah pertama kali mendengar ditekanan
sistolik. Jelas penyadapan, suara yang berulang – ulang selama paling sedikit
dua ketukan dianggap sebagai tekanan sistolik
2. Suara kedua adalah mendengar bisikan untuk sebagian besar wilayah antara
tekanan sistolik dan diastolic
3. Ketiga = A keras, renyah penyadapan suara
4. Suara keempat, pada tekanan dalam 10 mmHg diatas tekanan darah sistolik,
yang digambarkan sebagai “berdebar” dan “mematikan”.
5. Korotkoff kelima suara adalah diam sebagai penurunan tekanan manset dibawah
tekanan darah sistolik. Hilangnya suara dianggap tekanan darah diastolic dua
poin di tekanan bawah mendengar suara terakhir.

Kedua dan ketiga suara korotkoff tidak memiliki makna klinis. Secara
tradisional, tekanan darah sistolik dianggap tekanan di mana suara korotkoff pertama
kali terdengar dan tekanan darah darah diastolic adalah tekanan dimana suara korotkoff
keempat yang hanya nyaris tak terdengar. Namun, baru – baru ini (2000 dan seterusnya)
telah bergerak kearah penggunaan suara korotkoff kelima (yaitu diam) sebagai diastolik
tekanan darah, karena hal ini telah dirasakan menjadi lebih direproduksi. Namun untuk
pediatric, auskultasi keempat suara Korotkoff sekarang indicator penuntun tekanan
diastolic. Korotkoff pertama kalinya suara rata – rata adalah penanda tekanan yang
dapat diandalkan sistol jantung. Korotkoff keempat kalinya suara rata – rata adalah
penanda tekanan yang dapat diandalkan diastole jantung.

Pengukuran Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat
pada tubuh. Denyut nadi seseorang adalah palpasi arteri dari letak jantung . Ini bisa
teraba di setiap tempat yang memungkinkan untuk arteri menjadi terkompresi terhadap
tulang, seperti di leher (arteri carotid), dipergelangan tangan (radial arteri), dibelakang
lutut (poplitea arteri), dibagian dalam siku (arteri brakialis), dan dekat sendi pergelangan
kaki (tibialis posterior). Denyut nadi juga dapat diukur dengan mengukur denyut
jantung secara langsung (apical pulsa).
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Karakteristik nadi :
- Frekuensi nadi
- Irama nadi
- Kekuatan nadi
- Kesamaan
Tempat nadi :
- Nadi temporal : diatas tulang tengkorak, diatas dan lateral mata
- Nadi carotid : sepanjang tepi medial otot sternokleidomastoid di leher
- Nadi apical : rongga interkostal keempat sampai kelima pada garis
midklavikula kiri
- Nadi brakial : alur diantara otot bisep dan trisep pada fosa antekubital
- Nadi radial : radial atau di sisi ibu jari dari jari telunjuk pada
pergelangan tangan
- Ulnar : bagian ulnar dari pergelangan tangan
- Femoral : dibawah ligament inguinal, ditengah antara simfisis fubis
dan spinal iliaka anterior superior
- Nadi poplitea : dibelakang tumit pada fossa popliteal
- Tibia posterior : bagian dalam pergelangan kaki di bawah maleolus
medial
- Pedis dorsal : sepanjang bagian atas kaki, diantara tendon ekstensi dari
jari kaki pertama dan besar

Usia Frekuensi jantung normal


Bayi 120-160/mnt
Toddler 90-140/mnt
Prasekolah 80-100/mnt
Usia sekolah 75-100/mnt
Remaja 60-90/mnt
Dewasa 60-100/mnt

Pengukuran Respirasi Rate


Pernapasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara
atmosfer dengan darah serta darah dengan sel.
Karakteristik respirasi rate :
- Frekuensi
- Kedalaman ventilasi
- Irama ventilasi
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Usia Frekuensi Pernapasan rata – rata


Normal
Bayi baru lahir 35-40
Bayi (6 bulan) 30-50
Toddler (2 tahun) 25-32
Anak – anak 20-30
Remaja 16-19
Dewasa 12-20
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : PENGUKURAN TANDA – TANDA VITAL (TTV)


WAKTU : 15 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Stetoscope
- Spigmomanometer
- Termometer
- Jam tangan (stopwatch)
- Tissue
- Handscoon bersih
- Air bersih
- Alcuta
- Alkohol
- Kapas
- Baki
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Atur posisi yang nyaman : duduk atau berbaring dengan posisi
tangan rileks
Mengukur Suhu
14. Bersihkan termometer dari atas ke bawah
15. Turunkan batas angka pada termometer sampai dibawah 350C
dengan cara menggoyang – goyangkan termometer (posisi
termometer saat membaca angka adalah sejajar mata)
16. Buka baju klien dan bersihkan/keringkan aksila
17. Letakkan termometer di aksila 5-10 menit dengan tangan
disilangkan. Lepaskan termometer dari aksila dan baca
kenaikan air raksa.
18. Bersihkan termometer dengan gerak berputar dari bagian bersih
dengan air bersih kemudian dengan alcohol dan keringkan
19. Baca hasil pengukuran termometer
20. Turunkan air raksa dan kembalikan ke tempat semula. (Sembari
mengukur suhu klien, lakukan perhitungan denyut nadi dan
pernafasan).
Menghitung denyut nadi
21. Letakkan 3 ujung jari tangan (jari telunjuk, tengah dan manis)
diatas nadi brachialis/radialis yang akan diukur
22. Tekan nadi dengan tekanan yang cukup
23. Hitung frekuensi nadi :
- Untuk ritme nadi yang teratur hitung frekuensi nadi mulai
hitungan nol selama 30 detik (kalikan 2x untuk memperoleh
frekuensi dalam satu menit). Jika ritme nadi tidak teratur,
hitung selama satu menit.
- Lanjutkan perhitungan pernafasan
24. Tentukan kekuatan nadi (menonjol, kuat, lemah atau cepat)
Menghitung Respiratory Rate (RR)
25. Hitung siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali
ekspirasi) lihat naik dan turunnya dada klien
26. Perhatikan jarum jam (detik) di mulai sekali siklus pernapasan
lengkap selama 1 menit sembari memegang arteri radialis
(seolah – olah masih menghitung denyut nadi)
27. Perhatikan irama pernafasan, dangkal, normal atau terjadi
perubahan pola
Mengukur Tekanan Darah
28. Bantu klien pada posisi yang nyaman
- Duduk dengan tangan fleksi, lengan bawah disangga
setinggi jantung dan telapak tangan menghadap keatas
- Berbaring dengan posisi supine
29. Gulung lengan baju klien. Palpasi ateri brakhialis
30. Pasang manset sphygmomanometer
- Manset dipasang setinggi jantung
- Letakkan tepi bawah 2-3 cm diatas arteri brakhialis (ruang
antekubital)
31. Naikkan tekanan dalam manset sambil meraba arteri radialis
sampai denyutnya hilang dan dinaikkan lagi kurang lebih 30
mmHg
32. Letakkan stetoskop pada arteri brakhialis pada fossa cubitti
33. Turunkan tekanan manset dengan kecepatan 4 mmHg/detik
sambil mendengar hilangnya pembuluh yang mengikuti 5 fase
korotkoff
34. Ulang pengukuran 1 kali lagi dengan air raksa dalam
sphygmomanometer dikembalikan pada angka 0. Lakukan
tindakan seperti diatas
35. Lepaskan manset dari lengan, lipat dan simpan dengan benar
36. Bantu posisi klien dengan posisi yang diinginkan
37. Lepas sarung tangan
38. Buka sampiran
39. Cuci tangan efektif
Tahap Terminasi
40. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
41. Berikan reinforcement positif pada klien
42. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
43. Salam penutup
44. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
45. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan fisik dasar


Batasan :
Tahap ketika dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan
– kelainan dari suatu system atau organ bagian tubuh dengan cara melihat
(inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi), dan mendengarkan
(auskultasi).
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan
data objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya
dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan
adalah pada kemampuan fungsional klien. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam
keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi
masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
keperawatan.

1. Inspeksi
Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat dan mengingat bagian
tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Dengan melihat maka kita akan
mendapatkan hasil pemeriksaan, focus inspeksi pada setiap bagian tubuh
meliputi :
a. Kesamaan umum penderita :apakah tampak kesakitan atau tidak,
bagaimana cara jalannya, dan lain – lain.
b. Warna :warna dari permukaan tubuh yang dapat
dilihat seperti warna tubuh (sianosis, hiperpigmentasi), warna sclera (sclera
kuning=inkterus), dll
c. Bentuk : bentuk badan dan bagian badan tertentu
d. Ukuran tubuh : perbandingan antara bagian tubuh atau
ukuran tubuh seluruhnya
e. Gerakan : adanya gerakan normal atau abmnormal
dari dinding dada pada waktu bernafas.

2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, mempergunakan rasa
propiospektif ujung jari dan tangan. Dengan palpasi dapat terbentuk gambaran
dari berbagai aspek :
a. Permukaan : misalnya halus atau kasar,
menonjol atau
datar, keras atau lunak, dll.
b. Getaran/fibrasi/denyutan : denyut nadi, pukulan jantung pada
dinding dada, dll.
c. Keadaan alat dibawah permukaan: misalnya batas – batas hepar/hati, adanya
massa abnormal ditempat yang tidak
seharusnya, dll.
d. Temperatur : misalnya akral panas, hangat dan dingin
e. Turgor kulit : misalnya elastic, tidak elastic, dll.

3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan
dengan perantara jari tangan. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi,
ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan atau organ-organ di dalam tubuh.
Tergantung dari isi jaringan yang ada dibawahnya, maka akan timbul berbagai
nada yang dibedakan menjadi 5 kualitas dasar yaitu : pekak, redup, sonor,
hipersonor dan timpani.
a. Nada suara pekak dihasilkan oleh massa padat misalnya perkusi pada paha.
b. Nada suara redup dihasilkan oleh suara perkusi hati, daerah paru – paru pada
pneumonia.
c. Nada suara sonor dihasilkan oleh perkusi dari paru yang normal
d. Nada suara hipersonor dihasilkan oleh paru yang emfisetous suara perkusi
pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah cavern paru, pada
klien asthma kronik.
e. Nada suara tympani dihasilkan oleh perkusi pada pipi yang dikembangkan
ayau gelembung udara pada lambung.

4. Auskultasi
Auskultasi adalah mendengarkan suara yang terdapat di dalam tubuh
dengan bantuan alat yang disebut stetoskop. Alat ini berfungsi sebagai saluran
pendengaran di luar tubuh untuk dapat meredam suara disekitarnya. Dari
pemeriksaan auskultasi, pemeriksa dapat mendengarkan suara – suara secara
kualitas dan kuantitatif yang ditimbulkan oleh jantung, pembuluh darah, paru
dan usus.
Cara melakukan auskultasi dengan stetoskop yaitu menggunakan pipa
pendek (25-30cm). Pasangkan kedua cur pieces kedalam telinga, sehingga betul-
betul masuk, tetapi tidak menekan. Gunakan bagian bel dari stetoskop untuk
memeriksa thoraks dan bagian diagfragma/membrane untuk memeriksa
abdomen. Bagian cup meneruskan sebagian besar dari suara frekuensi rendah,
sedangkan bagian membrane menyaring suara berfrekuensi rendah, sehingga
meneruskan terutama suara berfrekuensi tinggi.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


WAKTU : 15 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Stetoscope
- Spigmomanometer
- Termometer
- Lampu senter (flashlight)
- Tongue spatel
- Pemukul reflek
- Penggaris/meteran
- Handscoon
- Alcuta
- Baki
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Mempersilahkan klien untuk berbaring terlentang
14. Menggunakan sarung tangan jika perlu prinsip bersih
15. Mintalah klien untuk membuka baju seperlunya agar daerah
yang akan diperiksa terbuka dan bebas dari penghalang
16. Meminta klien untuk memberikan respon terhadap pemeriksaan
(rasa sakit, dll)
17. Berdiri atau duduk disebelah kanan penderita
18. Mulailah melakukan pemeriksaan fisik dengan teknik head to
toe (dari ujung rambut sampai ujung kaki)
19. Kepala dan rambut
- Inspeksi (bentuk kepala, kesimetrisan, warna, distribusi, lesi,
dll)
- Palpasi (benjolan, nyeri tekan)
20. Mata
- Inspeksi (kesimetrisan, palpebra, bulu mata, konjungtiva,
sclera, pupil, dll)
- Palpasi (nyeri tekan)
21. Telinga
- Inspeksi (kesimetrisan, telinga luar, telinga tengah)
- Palpasi (benjolan, nyeri tekan)
22. Hidung dan sinus
- Inspeksi (kesimetrisan, discharge, silia, alat bantu O2, kotoran
hidung, dll)
- Palpasi (palpasi sinus frontalis, etmoidalis, splenoidalis,
masiliaris)
23. Mulut dan faring
- Inspeksi (kesimetrisan, sianosis, membrane, mukosa, kondisi
gigi, lidah, platum, gusi, dll)
- Palpasi (benjolan, nyeri tekan)
24. Leher
- Inspeksi (kesimetrisan, bendungan JVP, hiperpigmentasi,
pembesaran kelenjar tiroid, dll)
- Palpasi (benjolan, nyeri tekan)
25. Dada (thoraks)
Paru :
- Inspeksi (bentuk dada, kesimetrisan, interkostal, deviasi)
- Palpasi (nyeri tekan, rasakan gerakan dinding dada, vocal
fremitus)
- Perkusi (menentukan batas paru dan hati, suara sonor akan
berubah menjadi redup/pekak)
- Auskultasi (dilakukan mulai dari atas klavikula, sisi-sisi
dinding, kebelakang dada, apabila ada perubahan suara
tentukan secara pasti lokasi perubahan suara)
Jantung :
- Inspeksi (bentuk dada, kesimetrisan, perhatikan ruang
interkostal IVdan V pada linia media klavikula kiri)
- palpasi (pulsasi iktus kordis, apabila ada kelainan besar jantung,
maka iktus kordis akan bergeser sesuai kelainannya, catat
fibrilasi/thrills)
- Perkusi (perhatikan posisi dari jantung, dan bandingkan hasil
perkusinya)
- Auskultasi (di daerah apek dengan corongan stetoskop, di
intercostals 2 ke kiri ke arah sternum dengan membran, Di
interkostal 4 dan 5 kiri kea rah sternum dengan corongan
stetoskop)
26. Abdomen
- Inspeksi
- Auskultasi
- Palpasi
- Perkusi
27. Pemeriksaan batang tubuh (truncus)/ ekstremitas atas dan
bawah
- Inspeksi : kesimetrisan, turgor kulit, lesi, odem, CRT, dll
- Palpasi : benjolan, nyeri tekan
Tahap Terminasi
28. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
29. Berikan reinforcement positif pada klien
30. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
31. Salam penutup
32. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
33. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KEBERSIHAN MULUT
(ORAL HYGIENE)

Pendahuluan
Mulut adalah bagian pertama dari saluran percernaan dan alat tambahan dari
system pernafasan. Daktus dari kelenjar ludah terbuka ke dalam vestibula mulut. Gigi
daan lidah adalah organ asesori dalam mulutdan memaikan peranan penting dalam
memulai pencernaan dengan memecah partikel – partikel makanan dan mencampurnya
dengan ludah (saliva). Saliva juga penting sebagai pembersih mekanik dari mulut.

Ada banyak keuntungan bila memelihara kebersihan mulut dan merawat gigi.
Terdapat nilai estetika bila memiliki mulut yang bersih dan sehat. Memiliki gigi sendiri
berkontribusi terhadap gambaran diri.

Anatomi Fisiologi Mulut


Jaringan khusus dari mulut adalah jaringan yang terutama sekali rentang
terhadap injury atau infeksi karena mulut terbuka terhadap dunia luardari system
gastrointestinal tubuh. Mulut dibatasi dengan mukosa, sebuah jaringan epitel yang
lembut diluar lapisan pelinduk dari kulit. Membrane mukosa mulut secara kontinu
dilubrikasi dengan saliva, sebuah sekresi yang melubirasi, melarutkan dan memuai
proses pencernaan mekanik dari makanan. Normalnya membrane mukosa lembab dan
berwana merah muda tetapi lebih gelap pada orang hitam.
Lidah terdiri dari otot – otot multiple dan ditutupi dengan membran mukosa
yang membuatnya lembab, fleksibel. Papillae pada permukaan superior dan lateral dari
lidah terdiri dari pucuk – pucuk. Gigi ditutupi dengan sebuah subtansi yang keras yang
disebut dendim dan tumbuh dari ginggiva atau gusi, bagian dari struktur skekletal yang
ditutupi oleh mukosa. Normalnya, warna mulut bervariasidari putih sampai gading ke
pucat kuning. Secara fungsinya, gigi menoyak dan memecah makanan ketika lidah
memanipilasi makanan dan cairan melalui mulut dan memulai menelan. Lidah, gigi,
gusi, dan langit – langit mulut bekerjasama untuk membentuk suara.
Meminum cairan, mengunyah makanan berserat dan berkumur merupakan cara
membersihkan mulut dan gigi secara alami. Untuk melengkapi ini, seseorang yang
sehatdan sadar mebersihkan mulutnya dengan cara menyikat dan menggunakan benang
gigi beberapa kali setiap hari untuk memelihara kesegaran dan kesehatan lingkungan
mulut. Jika klien tidak dapat makan atau minum atau tidak dapat melakukan perawatan
mulutnya sendiri, rongga mulut dengan cepat mengakumulasi sekret dan
mikroorganisme. Hal ini merupakan lingkungan yang rentan terhadap rusaknya jaringan
atau infeksi.

Alasan dilakukannya oral hygiene :


1. partikel – partikel makanan yang menyangkut di gigi menyebabkan
pembusukan, bau nafas ( halitosis) dan peradangan pada gigi (pyorrhea)
2. beberapa penyakit atau terapi menyebabkan iritasi, kekeringan atau
meninggalkan lapisan kecoklatan (sonderes) pada lidah dan membrane mukosa
mulut
3. kondisi mulut yang buruk dapat menurunkan nafsu / selera makan yang akhirnya
menyebabkan defisiensi nutrisi
4. kondisi mulut yang buruk menyebabkan nyeri pada bagian tubuh yang lain
5. Halitosis membuat gelisah seseorang yang dapat mempengaruhi harga diri
seseorang

Membantu tercapainya kesehatan mulut dengan :


1. Membersihkan gigi dan partikel makanan, plak dan bakteri
2. Masase gusi
3. Mengurangi kenyamanan akibat baud an rasa tidak enak pada mulut

Masalah kebersihan mulut yang sering terjadi


1. Dendal caries, kerusakan dari gigi dengan pembentukan rongga yang
disebut caries. Caries terjadi akibat dari gagalnya lepasnya plak, bakteri
yang terdapat pada setiap gigi individu dan menyebabkan kerusakan
anamel gigi. Mengurangi plak dapat dilakukan dengan cara menghindari
makanan yang manis antara waktu permen seperti permen, soft drink,
permen karet, selai dan jelly, membersihkan dan sikat gigi teratur.
Penggunaan anti plak, pasta gigi flourida dan pembersih mulut
membantu mencegah karies gigi.
2. Penyakit pariodotal seperti ginggivitas dan pyorrhea. Gingivitis adalah
peradangan dari gingvia, jaringan yang ada disekitar gigi. Pyorrhea,
ditandai dengan peradangan gusi dan juga melibatkan jaringan alveolar.
Gejalanya meliputi gusi berdarah, bengkak, merah, gusi nyeri,
mundurnya batasgusi dengan pembentukan kantung antara gigi dan gusi,
pus (nanah) tampak saat gusi ditekan, dan tanggalnya gigi. Mulut
halitosis atau adanya rasa yang tidak enak pada mulut mungkin indikasi
pertama adanya penyakit periodontal.
3. Stomatitis adalah peradangan dari mukosa mulut dengan berbagai
penyebab seperti bakteri, virus, trauma makanik, iritan, defisiensi nutrisi
dan infeksi sistemik. Gejala meliputi panas, nyeri, meningkatnya saliva,
dan halitosis.
4. Glositis adalah peradangan dari lidah
5. Cheilosis adalah ulserasi dari bibir ( celah memerah pada sudut – sudut
mulut ) paling sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B kompleks
(khususnya riboflavin)
6. Mokusa mulut kering mungkin berhubungan dengan dehidrasi, beberapa
medikasi
7. Keganasan mulut

Memberikan perawatan mulut


Pengkajian
Data objektif dan subjektif Rasional
1. Cek mulut klien: gigi, cek kondiri gigi Menentukan tipe perawatan mulut yang
dan gusi akan dilakukan. Gigi yang sehat sama
dalam hal warna, tanpa kerusakan dan
benar – benar tertanam dalam gusi. Gusi
yang bersih adalah pink, kuat tanpa
peradangan atau lesi.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

2. Tentukan bagimana dan apakah klien Mengijinkan perawatan untuk melanjutkan


membersihkan gigi dan mulut. praktik yang biasa dilakukan klien. Jika
Identifikasi apakah klien menggunakan klien bertanya atau memiliki masalah,
pasta gigi, benang gigi, atau mouth perawat harus mulai mempersiapkan
wash rencanan pembelajaran

3. 4. Identifikasi apakah klien memakai gigi Menentukan metode perawatan mulut


palsu dan kapan dan bagaimana klien yang akan dilakukan
membersihkannya
4. Identifikasi apakah klien secara Makanan dan cairan secara alami
langsung makan dan minum dengan membersihkan dan membuang partikel
adekuat dalam bentuk cairan makanan dari bakteri diri gigi. Jika klien
NPO lebih dari 12 – 24 jam dapat
dipertimbangangkan memiliki debris
jaringan dan mikroorganisme yang
berisiko merusak integritas membran
mikosa
5. Tanyakan apakah klien merasakan Mengidentifikasi gejala patologi atau
nyeri, iritasi atau masalah lain dalam patologi risiko dan harus dievaluasi lebih
mulutnya jauh

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan


Alat dan bahan Rasional
1. Air segar atau mouth wash Mencuci dan membersihkan mulut dari
partikel makanan atau debris organik
2. Cangkir tempat air atau mouth wash
3. Bengkok Tempat pembuangan air kumur dari mulut
4. Sikat gigi Membersihkan gigi dan membuang
partikel makanan atau debris organic
5. Pasta gigi Sebagai penggosok untuk membuang
makanan atau plak dari gigi
6. Benang gigi Membuang partikel makanan atau plak
dari celah – celah diantara gigi
7. Kasa atau washlap Menggosok atau menyeka makanan ataau
debris organic dari lidah dan rongg mulut.
Juga digunakan sebagai lubrikasi membran
organik
8. Tounge blade Untuk menahan rahang
9. Spuit (30 -50 ml) Mendorong arus sahat membersihkan
mulut untuk membuang makanan atau
debris organik
10. Cangkir tempat gigi palsu Menyimpan gigi palsu secara aman bila
tidak dipakai klien
11. Cream/powder gigi palsu Memberikan bahan pelekat yang
mempertahankan gigi palsu dalam posisi
dekat gusi
12. Water-soluble lubricant/ lubrikasi Melembabkan membrane mukosa
(borak gliseri)
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

13. Handuk Mengeringkan wajah dan mulut klien dan


melindungi pakian saat berkumur
14. Sarung tangan bersih Melindungi tanagn perawat dari terkspose
mikroorganisme yang berbahaya
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : ORAL HYGIENE (KLIEN SADAR)


WAKTU : 15 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan nedik dan catatan keperawatan klien
2. Kaji kebutuhan klien akan perawatan mulut
3. Cuci tangan dengan benar
4. Siapkan alat – alat :
a. Sikat gigi pada tempatnya 1 buah
b. Pasta gigi 1 buah
c. Mouth wash 1 buah
d. Gelas berisi air bersih / minerat 1 buah
e. Lidi kapas pada tempatnya 1 buah
f. Handscoon bersih 1 pasang
g. Handuk kecil 1 buah
h. Pengalas kecil ( perlak + kain ) 1 buah
i. Pelembab bibir
j. Tissue seperlunya
k. Sedotan k/p
l. Bengkok 1 buah
5. Cuci tangan dengan benar
Tahap Orientasi
6. Mengucap salam dan perkenalkan diri
7. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
8. Tanya keluhan klien
9. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
10. Jelaskan prosedur
11. Kontrak waktu
12. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
13. Sediakan privasi bagi klien : tutup sampiran
14. Posisikan klien : duduk atau tidur
15. Pasang pengalas : jika klien duduk pengalas di paha lien, jika
klien tidur pengalas di sebelah wajah klien
16. Letakkan bengkok di atas pengalas
17. Pakai handscool
18. Basahi sikat gigi, oleskan pasta gigi secukupnya kemudian
basahi sikat dan pasta gigi lagi
19. Anjurkan klien untuk berkumur dengan menggunakan air bersih
20. Gosok gigi klien secara perlahan dengan gerakan searah dan
sirkuler
21. Anjurkan klien untuk berkumur sampai bersih
22. Bersihkan dan keringkan bibir klien dengan tissue
23. Tawarkan kepada klien untuk berkumbur dengan mouth wash
24. Tawarkan kepada klien pelembab bibir
25. Rapikan alat dan kembalikan pada tempatnya
26. Rapikan klien
27. Lepas handscoon
28. Cuci tangan dengan benar
Tahap Terminasi
29. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
30. Berikan reinforcement positif pada klien dan keluarga
31. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
32. Salam penutup
33. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
34. Catat hasil kegiatan : nama klien, waktu ( tanggal dan jam),
hasil evaluasi
Pencapaian (total item=… )
Sebab penyimakan

35. Penyimakan kritikaal poin :

36. Khusus :

37. Umum :

Tanggal
Pembimbing / TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : ORAL HYGIENE ( KLIEN TIDAK SADAR


WAKTU : 15 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Pra interaksi
1. Cek Catatan Medik dan catatan Keperawatan klien
2. Kaji kebutuhan klien akan kebutuhan mulut
3. Cuci tangan
4. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
a. Kupet / tempat tertutup berisi :
1) Klem arteri 1 buah
2) Deppers sesuari kebutuhan
3) Tongue spatel denagn bagian ujungnya di balut dengan
kasa 1 buah
4) Kom kecil 2 buah : km 1 berisi cairan antiseptic
( betasin gargling), kom 2 berisi air hangat
b. Pelembab bibir
c. Bengkok 1 buah
d. Handuk kecil 1 buah
e. Tissue sesuai kebutuhan
f. Handscoon bersih 1 pasang
5. Cuci tangan
Tahap Orientasi
6. Mengucap salam dan perkenalkan diri
7. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
8. Tanya keluhan klien
9. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
10. Jelaskan prosedur
11. Kontrak waktu
12. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
13. Sediakan privasi bagi kilen : tutup sampiran
14. Posisikan klien : kepala miring mendekati tempat tidur
15. Letakkan handuk di bawah kepala dan leher
16. Letakkan bengkok dekat pipi, dibawwah mulut dan leher klien
17. Cuci tangan
18. Pakai handscoon
19. Buka mulut klien: tangan kiri perawat menekan lidah klien
dengan tongue spatel
(perhatikan: jangan pernah menempatkan jari diantara rahang
klien, karena dapat tergigit)
20. Jepit deppers dengan klem arteri, celupkan ke air hangat, dan
peras sedikit
21. Bersihkan rongga mulut, gigi, lidah dan bibir seluruhnya
sampai bersih
22. Deppers bekas di buang ke bengkok
23. Ulangi langkah 20-21 tapi gigi dibersihkan dengan
menggunakan cairan antiseptic, kemudian bersihkan dan bilas
dengan air hangat
24. Bersihkan dan keringkan bibir klien dengan tissue
25. Oleskan pelembab bibir
26. Rapikan alat dan kembalikan pada tempatnya
27. Rapikan klien
28. Lepas handscoon
29. Cuci tangan
Tahap Terminasi
30. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
31. Berikan reinforcement positif pada klien dan keluarga
32. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
33. Salam penutup
34. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
35. Catat hasil kegiatan : nama klien, waktu, ( tanggal dan jam)
hasil evaluasi
Pencapaian (total item=… )
Tanggal
Pembimbing / TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI

1. Tujuan Instruksional :
Setelah mempelajari prosedur ini mahasiswa mampu :
a. Memenuhi kebutuhan defikasi menggunakan pispot
b. Mengavakuasi feses secara manual
c. Memenuhi kebutuhan berkemih menggunakan urinal
d. Mengevakuasi urin secara manual
Pemenuhan kebutuhan eliminasi terdiri dari eliminasi alvi (berhubungan
dengan defikasi) dan kebutukan eliminasi uri (berhubungan dengan urin) dalam
memenuhi kebutuhan eliminasi sangat diperlukan pengawasan terhadap
masalah yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi seperti,
obstipasi, inkontinensia, retensi urine, dll. Gangguan tersebut dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Untuk menuhi kebutuhan eliminasi, ada beberapa prosedur keperawatan
yang dapat dilakuakan, diantaranya memenuhi kebutuahan eliminasi alvi
dengan pispot pada pasien yang tidak dapat melakukan dengan mandiri,
memenuhi kebutuhan eliminasi urine dengan urinal pada pasien yang tidak
dapat melakukan dengan mandiri.

A. MENOLONG BUANG AIR BESAR DENGAN MENGGUNAKAN PISPOT


Pengertian
Defikasi adalah proses pengosonyan usus yang sering disebut dengan
buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai reflek untuk defikasi yang
terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Apabila ada rangsangan
parasimpatis, spinter anus bagian dalam akan mengandor dan ususbesar
mengucup. Reflek defikasi dirangsang untuk buang air besar, kemudian spinter
anus bagian luar yang di awali oleh syaraf parasimpatis setiap waktu menguncup
atau mendorong selama defikasi berbagai otot lain membantu proses itu seperti
otos dinding perut, diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umus terdiri dari 2 macam reflek yang membantu proses defikasi
yaitu, reflek defikasi interistik yang mulai dari zat sisa makanan (feses) dalam
rektum sehingga terjadi distensi, kemudian flexus mesenterius merangsang
gerakan pristaltik dan akhirnya feses sampai di anus. Pada saat spinter interna
relaksasi, maka terjadilah proses defikasi. Kedua , reflek defikasi parasimpatis
adanya feses pada rektum yangb merangsang syaraf rektum ke spinal cord dan
merangsang ke kolon desenden kemudian ke sidmoid lalu ke rektum, dengan
gerakan pristaltik dan akgirnya terjadi relaksasi spinter anterna, maka terkadilah
proses defikasi saat spinter interna berelaksasi.
Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot merupakan
tindakan keparawatan yang dilakukan kepada pasien yang tidak mampu buang air
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

besar secara mandiri di kamar kecil dengan cara menggunakan pispot


(penampung) di tempat tidur, dengan tujuan memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.

Tujuan
Memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses defikasi
a. Usia
Setiapa tahap perkembangan atau usia memiliki kemampuan mengontrol
proses defekasi yang berbeda. Pada bata belum mempunyai kemampuan
mengontror defekasi secata penuh dalam buang air besar, sedangakan orang
dewasa sudah mempunyai kemampuan mengontrol secara penuh. Kemudian
pada usia lanjut proses pengontrolan tersebut mengalami penurunan.
b. Diet
Diet atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses
defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu
proses percepatan defekasi dan jumlah yang di komsumsi pun dapat
mempengaruhinya.
c. Asupan cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh dapat membuat defekasi menjadi
keras oleh karena proses absorsbsi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi
kesulitan proses defekasi.
d. Aktifitas
Aktifitas dapat mempengaruhi proses defekasi kerena melalui aktifitas tonus
otot, abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses
defekasi, sehingga proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat
bertambah baik dan memudahkan untuk kelancaran proses defekasi.
e. Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi seperti penggunaan
obat-obatan laksatif atau antasida yang terlalu kering.
f. Gaya hudup
Gaya hudup dapat mempengaruhi proses defekasi, hal ini dapat dilihat pada
seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan melakukan biuang air
besar di tempat yang bersih atau toilet, maka ketika seseorang itu buang air
besar di tempat yag kotor atau terbuaka dia akan mengalami kesulitan dalam
proses defekasi.
g. Penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-
penyakit tersebut berhubugan langsung dengan sistem pencernaan
gastroenterisris atau penyakit infeksi lainnya.
h. Nyeri
Adanya nyeri dapat mempengaruhi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi
seperti pada kasus hemoroid dan episiotomi.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

i. Kerusakan motorik dan sensorik


Kerusakan pada sistem sensori dan metoris dapat mampengaruhi proses
defekasi karena dapar mempengaruhi proses penurunan simulasi sensori dalam
berdefekasi, hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang belakang
atau kerusakan syarafa yainnya.

Karakteristik Feses
No Keadaan Normal Abnormal Penyebab
1. Warna Bayi : kuning Putih, hitam/tar, Kurangnya kadar empedu,
atau merah perdarahan saluran cerna
atas atau bawah.
Dewasa : coklat Pucat berlemak Mengabsorsi lemahk
2. Bau Khas fesas dan Amis dan Darah dan infeksi
dipengaruhi oleh perubahan bau
makanan
3. Konsistensi Lunak dan Cair Diare dan absorsi kurang
bermentuk
4. Bentuk Sesuai diameter Kecil bentuknya Obstuksi dan pristaltik
rektum seperti pensil yang cepat
5. konstituen Makanan yang Darah, pus, benda Internal bleeding, infeksi,
tidak dicerna, asing, mukosa tertelan benda, iritasi atau
bakteri yang atau cacing inflamasi
mati, lemak,
pigmen empedu,
mukosa usus, air

Meningkatkan defekasi mormal


Untuk membantu klien berdefekasi secara normal dan tanpa rasa tidak nyaman,
sejumlah intervensi dapat menstimulasi reflek daekasi mempengaruhi karakter feses
atau meningkatkan peristaltik.
Posisi jongkok, perawat mungkin perlu membantu klien yang memliki
kesulitan untuk mengambil posisi jongkok akibat kelamahan otot atau masalah-
masalah mobilitas. Toilet umum biasanya terlalu rendah untuk mengambil posisi
jongkok akibat menderita penyakit sendi atau penyakit yang menyebabkan kehilangan
masa otot, klien dapat membeli tempat duduk toilet yang dapat ditinggikan untuk
digunakan di rumah. Dengan tempat duduk seperti ini , klien tidak perlu melalukan
banyak upaya untuk berdiri atau duduk.
Mengatur posisi di atas pispot, klien yang menjalani tirah baring harus
menggunakan pispot untuk defekasi. Wanita menggunakan pispot sebagai tempat
mengeluarkan urin dan feses, sementara pria menggunakan pispot dapat sangat tidak
nyaman. Perawat harus membantu klien mengambul posisi yang nyaman.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

Saat mengataur posisi klien penting mencegah agar otot tidak tegang sehingga
tidak menimbulkan rasa nyaman. Klien tidak pernah boleh dibiarkan duduk diatas
pispot dan membiarkan tempat tidurnya dalam posisi datar, kecuali jikab restriksi
aktivitas membuat tempat tidurnya harus dalam posisi keatas pispot mungkin tempat
tidur harus darat. Setelah klien berada di atas pispot, perawat meningkatkian kepala
tempat tidur dengan sudut 300. Meninggikan klien dengan sudut 900 akan membuat
sulit pengaturan posisi. Dapam posisi duduk, klien harus mengangkat tubuhnya
dengan menggunakan kekuatan lengannya semetara perawat meletakan pispot,
kebanyakan klien terlalu lemah untuk melalukan hal tersebut. Klien yang baru
menjalani bedah abdomen, takut kalau jahitannya terkoyak akibat rengekan yang
mereka lakukan. Terlebih lagi, perawat membuat klien beresiko mengalami cedera
dengan berupaya mengangkat klien ke atas pispot.
Alat dan Bagan
a. Alat/perlak
b. Pispot
c. Air bersih
d. Tissue
e. Skrin (sampiran)
f. Sarung tangan
g. Sabun
h. Handuk

Presedur kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
b. Pasang sampiran
c. Cuci tangan
d. Gunakan sarung tangan
e. Pasang pengalas di bawah glutea
f. Tempatkan pispot di atas pangalas tepat dibawah glutea dengan posisi bagian
lubang pispot tepat di atas lubang anus. Pada saat melalukan posisi anjurkan pasien
untuk menganggkat daerah glutea (bila pasien mampu) untuk memudahkan
meletakkan pispot.
g. Setelah posisi pispot tepat dibawah glotea, tanyakan pada pasien tentang
kenyamanan posisi tersebut. Jaga privasi pasien selama prosedur.
h. Anjurkan pasien untuk defekasi pada tempatnya/pispot yang telah terpasang.
i. Setelah selasai siram daerah anus dan sekitarnya sampai bersih dengan air sampai
bersih dengan bantuan tangan yang bersarung tangan, kemudian keringkan dengan
tissue.
j. Cuci tangan
k. Catat tanggal defekasi: karakteristik feses sepeti jumlah, konsistensi, warna, dan
respos pasien selama prosedur.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

B. MENGGUNAKAN URINAL UNTUK BERKAMIH


Pengertian
Membantu pasien yang hendak biang air kecil. Tindakan ini adalah membantu
klien yang tidak mampu berkemih secara mandiri ke kamar kecil sehingga harus
memenuhi kebutuhan berkemih dengan menggunakan urinal.
Tujuan
a. Membantu pasien dalam upaya memenuhi kebutuhan eliminasi
b. Pengurangi pergerakan klien
c. Mengetahui adanya kelainan urien secara langsung
Persiapan alat
a. Sarung tangan bersih
b. Urinal
c. Perlak dan pengalas
d. Tissue
e. Air dalam botol
Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Penjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tuluan tindakan yang
akan dilaksanakan. Penjelaskan yang disampaikan dimengerti klien/keluarga.
d. Selama komunikasi gunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam
e. Klien dan keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
f. Privasi klien selama komunikasi dihargai
g. Memperlihatkan kesabaran, penuh empatu, sopan, dan perhatian serta respek
selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
h. Membuat kontrak (waktu, tempat, dan tindakan yang akan dilakukan)
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Pasang alas urinal di bawah glutea
d. Lepas pakaian bawah klien
e. Letakkan urinal di bawah bokong (untuk wanita) anta kedua paha dengan ujung
penis masuk ke lubang urinal (untuk pria)
f. Anjurkan klien untuk berkemih
g. Setelah selesai, bersihkan dengan tissue kamar mandi
h. Rapikan alat
i. Cuci tangan, catat prosedur tindakan, respon klien, warna, dan jumlah urine.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MEMBANTU PASIEN BAB DI TEMPAT TIDUR


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Alas/perlak
- Pispot
- Air bersik
- Tissue
- Skrin (sampiran) bila klien dirawat di bangsal umum
- Sarungtangan bersih
- Sabun
- Handuk
- bengkok
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Mendekatkan alat ke samping kanan klien
14. Pasang sarung tangan
15. Pasang pengalas di bawah glutea
16. Pasang selimut mandi
17. Posisikan klien dorsal rekumben
18. Tempatkan pispot yang sudah berisi air di bawah glutea,
tanyakan pada klien apakah sudah nyaman atau belum, kalau
belum atur sesuai dengamn kenyamanan klien
19. Letakan sebuah gulungan handuk di bawah kurva lumbal
punggung klien untuk menambah rasa nyaman
20. Anjurkan klien buang air besar pada pispot yang sudah
disediakan
21. Pastika bahwa seprai dan stik laken tidak terkena
22. Tinggalkan klien dan anjurkan untuk membunyikan bel jika
sudah selesai atau memanggil perawat
23. Jika sudah selasai, siram daerah anus dan sekitarnya dengan
air bersih
24. Basuh dengan sabun dan air sampai bersih, kemudian
keringkan dengan tissue
25. Tarik pispot dan letakan lengkap dengan tutupnya di atas meja
dorong atau troli
26. Bereskan alat dan rapikan klien
27. Lepaskan sarung tangan
28. Cuci tangan
Tahap Terminasi
29. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
30. Berikan reinforcement positif pada klien
31. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
32. Salam penutup
33. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
34. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MEMBANTU PASIEN BAK DI TEMPAT TIDUR


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Sarung tangan bersih
- Urinal
- Perlak dan pengalas
- Tissue
- Air dalam botol
- Bengkok
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Mendekatkan alat ke samping kanan klien
14. Pasang sarung tanagan
15. Pasang selimut mandi
16. Lepas pakian bawah klien
17. Pasanga pengalas di bawah glutea
18. Letakkan pispot di bawah bokong (untuk wanita) dan posisikan
urinal di antara paha klien dan kepala penis klien masuk ke
dalan lubang urinal (untuk pria)
19. Anjurka klien untuk berkemih
20. Setelah selesai, bersihkan dengan air dan keringkan dengan
tissue kamar mandi
21. Rapikan alat dan klien
Tahap Terminasi
22. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
23. Berikan reinforcement positif pada klien
24. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
25. Salam penutup
26. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
27. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

PERAWATAN KUKU KAKI DAN TANGAN

Perawatan kuku kaki dan tangan sering kali dilupakan oleh perawat, sehingga
memunculkan masalah kuku sampai terjadi nyeri dan ketidaknyamanan. Masalah
disebabkan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti
mengigit kuku atau memotong yang tidak tepat, paparan dengan zat kimia yang tajam,
dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat dapat mengarah pada
stres fisik dan emosional.
Perawatan penting untuk kesehatan fisik dan emosional. Nyeri pada kaki dapar
menyebabkan seseorang berjalan berbeda, yang menyababkan ketegangan pada
kelompok otot yang berbeda. Banyak orang harus berdiri nyaman untuk melakukan
pekerjaan mereka dengan efektif sehingga memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan kaki dapat dikakukan
pada saat mandi atau pada waktu yang terpisah.

tabel 1. Masalah Kaki dan Tangan


Karakteristik Implikasi Intervensi
Kalus :
Bagian yang mengeras dari Kondisi dapat - Perawat menyarankan klien
epidermis terjadi dari menyebabkan menggunakan sarung tangan jika
massa sel tanduk dan keidaknyamanan menggunakan alat-alat atau benda
kentotik. Kalus biasanya jika memakai yang menimbulkan friksi pada
datar, tidak terasa nyeri, sepatu tang ketat. permukaan telapak tangan.
dan ditemukan dibawah - Perawat menganjurkan klien
telapak kaki atau telapak untuk mengenakan sepatu yang
tangan. Masalah nyaman. Perawat perendam kalus
disebabkan oleh friksi atau pada air hangat dan garan
tekanan lokal. epsomuntuk melunakan lapisan
sel.
- Anjurkan klien menggunakan
krim atau losion yang berfingsi
mengurangi pembentukan ulang
- Dorong klien untuk menemui
pediatrist.
Katimumbulan :
Ketarosis disebabkan friksi Bentuk kerucut Pembedahan mungkin diperlukan
dan tekanan dari sepatu. menekan dermis di tergantung pada keparahan nyeri dan
Hal ini terlihat dengan bawahnya, yang ukurannya. Perawat menggindari
jelas pada jari kaki, di atas akan menjadi tipis penggunaan bantalan ovalkorn, yang
penonjolan tulang. dan lunak. Nyeri meningkatkan tekanan pada jari kaki
Katimumbulan biasanya akan meningkat dan ngengurangi sirkulasi.
berbentuk kerucut, bulat, jika menggunakan
dan naik. sepatu yang ketat.
Jaringan dapat
menempel dengan
tulang jika
dibiarkan tumbuh.
Klien akan
mengalami
perubahan cara
berjalan karena
nyeri.
Kutil pada kaki (Planter
Wart) :
Luka tang menjamu pada Kitul dapat Pengobatan yang dipesan termasuk
tumit kaki dan disebabkan menular. Hal ini penggunaan asam salisilat,
oleh virus papiloma. sangat nyeri dan elektrodesikasi (pembakaran dengan
sulit berjalan. percikan lestrik, atau membekukan
dengan karbon dioksida padat.
Infeksi jamur kaki (Tinea
Pedis) :
Tinea Pedis adalah infeksi Infeksi kaki dat Kaki seharusnya bervantilasi baik.
jamur pada kaki: menyebar ke Pengerinagn kjaki dengan baik
ketidaksamaan sisi dan bagian tubuh yang setelah mandi dan penggunaan bedak
keretakan kulit terjadi lain, khususnya membantu mencegah infeksi.
antar jari atau tumit kaki. tangan. Hal ini Menegenakan kaos kaki atau stoking
Kaki yang melepuh kecil sering kali yang bersih mengurangi insiden.
berisi cairan dapat terlihat. menular dan sering Dokter mungkin memesan
Masalah disebabkan kambuh. penggunaan griseofulvin,
karena penggunaan alas miconazole, atau tolnaftate.
kaki yang ketat.
Kuku yang tumbuh ke
dalam :
Kuku jari kaki atau tangan Kuku yang Pengobatan yang sering adalah
yang masuk ke dalam tumbuh ke dalam berendam pada larutan antiseptic
jaringan yang halus sekitar dapat yang panas dan mengangkat bagian
kuku. Kuku yang masuk ke mengakibatkan kuku yang telah tumbuh ke dalam
dalam akibat pemotongan nyeri lokal jika kulit. Intuksikan klien tentang teknik
kuku yang tidak tepat. terkena tekanan pengobatan kuku yang tepat dan
rujuk ke podiatrist.
Kuku tanduk ram :
Kuku kaki rem biasanya Usaha perawat Perawat merujuk klien ke podiatrist
kuku kaki yang meliuk memotong kuki
panjang. kaki dapat
menyebabkan
kerusangan dasar
kuku dengan
resiko infeksi
Paronisia :
Infeksi jaringan sekitar jari Daerah yang Pengobatan adalah pengompresan
terjadi setelah bintil kuku terjadi infeksi atau merendaman panas dan
atau cedera lain. Ini terjadi menggunakan salep antibiotic lokal.
pada orang yang tangannya Paronisia dapat dicegah dengan
sering berada di air dan perawatan tangan yang teliti.
umumnya klien diabetes.
Bau kaki :
Bau kaki adalah akibat Kondisi dapat Pencucian yang sering, penggunaan
keringat yang berlebih menyebabkan deodoran kaki dan bedak, dan
yang meningkatkan ketidaknyamanan pemakaian alas kaki yang bersih
perkembangan akibat keringat mencegah atau mengurangi masalah
mikroorganisme. yang berlebih.

Hal-hal yang harus diidentifikasi oleh perawat sebelum dilakukan perawatan


kuku adalah :
Lansia Perubahan dalam fungsi sensori dan motorik dengan penuaan
yang menggunakan praktik keperawatan mandiri. Perubahan
fisiologis pada masa lansia mengubah kondisi kaki dan kuku.
Klien dengan Perubahan vaskuler yang berhubungan dengan diabetes dapat
penyakit diabetes merugikan aliran darah ke jaringan perifer.
Klien gagal jantung Kondisi ini menyebabkan edema jaringan dan penurunan aliran
atau penyakit ginjal darak ke ekstremitas.
Klen cedera Paralisis radius atau penurunan sensasi menyebabkan pola
sarabrosvaskular berjalan yang abnormal akibat friksi dan tekanan pada kaki.

Hal ini harus diperhatikan perawat pada saat memotong kuku klien adalah lulu harus
memanjang dengan ujung jari rata (liat gambar). Bentuk kuku dengan papan
penghalus. Pemotongan lutus mencegah pinggir kuku menjadi robek dan pembentukan
ujung kuku yang tajam yang mengiritasi pinggir samping kuku. Pengikiran mencegah
kuku terlalu dekat dengan dasar kuku.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : PERAWATAN KUKU


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Gunting dan potongan kuku 1 buah
- Bengkok berisi larutan lysol
- Hom berisi air hangat 1 buah
- Bagun dalam tempatnya 1 buah
- Sikat kaki 1 buah
- Baskom 1 buah berisi air hangat
- Beby oil/ hean body lition
- Penggosik kapalan
- Aseton bila perlu
- Kapas secukupnya
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Posisikan klien senyaman mungkin
14. Tangan dan kaki direndam dalam air hanyat selama 3-5 menit
15. Bila kuku kutor, disikat dulu dengan sabun kemudian di bilas
dengan air bersih dan dikeringkan dengan handuk.
16. Potung kuku tangan dan kaki dengan dialaskan bengkok atau
handuk agar tidak berserakan (lalukan satu persatu hingga kuku
terpotong semua)
17. Kikir permukaan potongan kuku
18. Bila ada kapalan pada tangan dan kaki dilakukan penggosokan
19. Balurkan minyak kelapa atau beby oil pada ujung jari klien dan
kalukan massage ringan pada telapak kaki klien untuk
melancarkan peredaran darah
20. Rapikan klien dan alat
Tahap Terminasi
21. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
22. Berikan reinforcement positif pada klien
23. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
24. Salam penutup
25. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
26. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

PEMAKAIAN SARUNG TANGAN

Sarung tangan atau istilahnya handscoon salah satu kunci disamping mencuci tangan
dalam meminimalisir penularan penyakit, merupakan alat yang mutlak harus
dipergunakan oleh perugas kesehatan, termasuk parawat.

Sarung tangan (handscoon) dipergunakan dalam hal:


1. Sebelum terjadi kontak langsung dengan cairan klien (darah, keringat, ueine,
air liur, dll) terutama pada klien yang menderita penyakit menular melalui
cairan.
2. Sebelum melalukan tindakan infasif (mengambil sempal darah, pemasangan
infus, dll)
3. Sebelum membersihkan sampah terkontaminasi atau memegang pernukaan
yang terkontaminasi.
Jika sarung tangan yang dimiliki dalamjumlah terbatas, maka sarung tangan yang akan
dipakai berulang-ulang harus :
 Didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
 Dicuci dan dikeringkan
 Disterilisasi dengan otoklaf atau didesinfeksi tingkat tinggi (dengan mengukus)
Jenis-jenis sarung tangan (handscoon) :
1. Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau
pembedahan.
2. Sarung tangan pemeriksaan atau tindakan, dipakai untuk melindungi petugas
kesehatan sewaktu melalukan meperiksaan atau tindakan keperawatan.
3. Sarung tangan rumah tangga, digunakan sewktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
Sarung tangan yang baik terbuat dari bahab lateks, karena elastis, tahan lama, dan
sensitif serta dapat disesuaikan dengan ukuran tangan. Karena meningkatnya masalah
alergi lateks, sedang dikembangkan bahan serupa yang disebut nitril yang merupakan
bahan sintetis seperti lateks. Bahan ini tidak menimbulkan alergi.

Sarung tangan (heanscoen) yang ideal untuk pemeriksaan:


Pemakaian sarung tangan apa yang baik untuk pemeriksaan tergantung pada tingkat
resiko paparan terhadap darah atau cairan tubuh klien yang terinfeksi (resiko tendah
dan tinggi), lamanya tindakan, dan kemungkinan alergi dengan bahan sarung tangan.
 Sarung tangan lateks
Jenis sarung tangan ini memberikan perlindungan terbaik. Digunakan untuk
tindakan bedah atau pemeriksaan yang beresiko sedang sampai tinggi terhadap
paparan darah atau cairan tubuh klien yang potensial terkontaminasi
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

 Sarung tangan vinil


Sarung tangan ini paling murah, baik untuk pemeriksaan yang singkat dan
resiko paparan rendah, namun jenis ini kurang elasris dan mudah robek.
Digunakan pada aspirasi sekret endotrakel, memasang infus, mengambul
urinal, dll. Jika resiko akan terpapar oleh darah dan cairan cukup tinggi
pertimbangkan untuk memakai sarung tangan rangkap.
 Sarung tangan nitril
Sarung tangan ini dianjurkan untuk perugas yang alergi dengan lateks, dapat
digunakan untuk kegiatan yang beresiko sedang sampai tinggi. Sarung tangan
nitril memiliki sifat yang sama dengan lateks, tetapi lebih tahan terhadap
bagan-bahan minyak, namun perugas yang alergi terhadap nitrat jangan
menggunakan sarung tangan jenis ini.

Jenis Sarung Tangan Keuntungan Kerugian


Sarung tangan bedah Ukuran dapat Harganya mahal dan jarang
steril (DTT). Digunakan disesuaikan agar dipakai untuk hal-hal lain
pada semua tundakan gerakan tangan yang tidak memerlukan
bedah (SC, Laparatomu, selama prosedur kesterilan.
dll). bebas.
Sarung tangan Harga lebih murah Biasanya tersedia dalam
pemeriksaan. Dugunakan sampai 25-30 %. ukuran S, M, L, XL. Tidak
pada kontak dengan tersedia disetiap negara.
selaput lendir, kulit Mungkin bisa dipakai
(pemeriksaan) yang tidak berulang-ulang
steril.
Sarung tangan rumah Harga murah, dapat Tidak tersedia disetiap
tangga dipakai menangani dicuci dan dipakai negara
peralatan medis, yang berulang-ulang.
terkontaminasi Membantu petugas
darah/caitan tubuh pasien. pembersih dan
pembawa sampah.

Tindakan ini sangat diperlukan karena menggunakan sarung tangan salah satu cara
untuk mengurangi resiko transmisi pathogen yang dapat ditularkan melalui darah.
Dengan menggunakan sarung tangan akan melindungi pengguna sarung tangan dari
resiko tersebut. Penggunaan tersebut juga diperlukan untuk prosedur diagnostic dan
terapeutuk. Dalam metode penggunaan sarung tangan terdapat dua cara yaitu steril dan
tidak steril.

NB: sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan baru (tidak pernah
digunakan). Sarung tangan rumah tangga bisa digunakan berulang setelah dicuci.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : MEMASANG HANDSCOON


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Heanscoon steril
- Korentang
2. Cuci tangan
Prosedur memasang headscoon
3. Siapakan sarung tangan steril sesuai dengan ukuran tangan
4. Lakukan teknik cuci tangan 6 langkah
5. Buka pembungkus bagian paling luar dari kemasan srung tangan
dengan melepaskan dan memisahkan dari sisi-sisinya
6. Pegang bagian dalam kemasan dan letakan pada bagian yang
bersih, datar tepat diatas tinggi siku. Buka kemasan, jaga supaya
sarung tangan tetap berada di atas permukaan bagian dalam
pembungkus.
7. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri, kenakan sarung tangan
terlebih dahulu.
8. Ibu jari dan tepunjuk tangan yang non dominan memegang tepi dari
manset sarung tangan yang dominan. Hanya menyentuh bagian
dalam cari sarung tangan.
9. Pakai sarung tangan pada tangan yang dominan, pastikan manset
tidak tertumpik pada pegelangan tangan. Pastikan ibu jari dan jari
yangan yanga lain pada tempatnya yang tepat.
10. Dengan tangan yanga dominan yang sudah memakai sarung tanagn,
selipkan jari kedalam sarung tangan kedua.
11. Kenakan sarung tangan non dominan. Jangan biarkan tangan dan
ibu jari dari tangan dominan yang bersarung tangan mengentuh
setiap bagian tangan non dominan teradubsi kebelakang.
12. Setelah sarung tangan dikenakan, pastikan hanya menyentuh sarung
tangan steril
Membuang Sarung Tangan
13. Peganga bagian luar dari satu manset dengan tangan tangan yang
bersarung tangan (hindari menyentuh pergelangan tangan).
14. Lepaskan sarung tanag, balikan menjadi bagian yang ke dalam ke
luar.
15. Buang ke pembuangan

Tahap Evaluasi
Sarung tangan tetap steril
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPRES

Kompres Hangat
A. Pengertian
Komptres hangat adalah pemberian rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan.
B. Manfaat
1. Melancarkan sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa sakit
3. Memberikan rasa hangat/nyaman dan rasa tenang
4. Menurunkan suhu tubuh dalam menangani kasus klien yang mengalami
pireksia.
C. Petode Kompres Hangat
1. Kompres hangat basah
2. Kompres hangat kering menggunakan:
 Buli-buli panas (wwz)
 Bantal listrik
 Busur lampu/cahaya
3. Indikasi
1. Klien dengan perut kembung.
2. Klien yang kedinginan misal: akibat nekrosa, iklim, dll.
3. Klien yang mengalami radang misal: radang persendian, adneksitis, dll.
4. Kejang otot (spasmus).
5. Adanya abses (bengkak) akibat suntikan.
6. Tubuh dengan abses, hematom.
7. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Kompres hangat basah :
1. Kain kasa harus diganti pada waktunnya dan suhu kompres di[erjatukan
tetap hangat.
2. Cairan jangan terlalu panas, hindarkan kulit terbakar (suhu 400c – 460c).
3. Kain kompres harus lebih lebar dari bagian tang di kompres.
4. Untuk kompres hangat basah pada luka terbua kain harus steril.
5. Untuk permukaan tertutup (bengkak, memar) peralatan harus bersih (tidak
steril).
Kompres hanyat kering (buli-buli)
1. Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien dengan perdarahan.
2. Jika buli-buli pacas dipasang pada bagian perut, tutup buli-buli mengarah
ke at ke samping.
3. Jika dipasang pada bagian kaki, tutup bili-buli mengarah ke bawah atau ke
sampung.
4. Buli-buli diperiksa kembali, harus ada cincin karet pada tutupnya.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPRES DINGIN
A. Pengertian
Kompres dingin adalah memasang suatu zat dengan suhu rendah pada tubuh
untuk tujuan terapiutuk.
B. Tujuan
1. Menurunkan suhu tubuh
2. Pemcegah peradangan meluas
3. Mengurangi kongesti
4. Mengurangi perdarahan likal
5. Mengurangi rasa sikit lokal
6. Untuk membersihkan luka
C. Indikasi
1. Suhu tinggi
2. Peadang
3. Memar
4. Batuk/muntah darah
5. Pascatonsilektemi
6. Luka tertutup/terbuka
D. Lokasi Pengomptesan
1. Untuk penurunan suhu badan : ketiak dan lipatan
2. Untuk mengurangi perdarahan/rasa sakit : tergantung pada tempatnya.
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Kain kasa harus sering dibasahi agar tetap basah.
2. Pada luka kotor, kasa diganti setiap 1-2 jam.
3. Perhatikan kulit setempat/sekitarnya, jika terjadi irutasi laporkan.
4. Pada malam hari agar kelembapan kompres tahan lama, tutup dengan kas
berlemak.
5. Pada suhu 390c atau lebih, kompres diberikan pada ketiak dan lipatan.
6. Pada pemberian kompres di lipatan paha, angkat selimut dan pasang
busur .di atas dada dan perut klien agar sprei atas tidak basah.
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : KOMPRES HANGAT BASAH


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Air hangat suhu 400c
- Baskom 1
- Handuk/kain/wash lap
- Handuk pengering
- Sarung tangan
- Termometer
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Pakai sarung tangan (apabila klien berpotensi menularkan
penyakit)
14. Ukur suhu tubuh klien
15. Basahi kalin pengompres dengan air hangat dalam baskon,
peras kalin hingg tidak terlalu basah
16. Lerakan kain pada daerah yang akan dikompres (dahi, ketiak,
perut, leher dan daerah lipatan lain)
17. Tutup kain kompres dengan handuk kering
18. Apa bila kain kompresan kering dan relative dingin masukan
kembali kalin ke dalam baskom, peras dan ketakan kembali
pada daerah kompresan, lakukan berulang kali hingga efek
yang diinginkan tercapai
19. Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien selama 20
menit
20. Setelah selesai keringkan daerah kompresan atau bagian tubuh
yang masah
21. Rapikan alat dan klien
Tahap Terminasi
22. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
23. Berikan reinforcement positif pada klien
24. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
25. Salam penutup
26. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
27. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
Pengantar Praktik Laboratorium Keperawatan
Prodi D-III Keperawatan Akper Mandiri di Bangli

KOMPETENSI : KOMPRES HANGAT KERING (BULI-BULI)


WAKTU : 10 MENIT
NAMA MAHASISWA :
NIM :
Kompetensi
Aspek yang dinilai
YA TDK
Tahap Preinteraksi
1. Cek Catatan Medis dan Keperawatan
2. Cuci tangan
3. Siapkan Peralatan yang diperlukan:
- Air hangat suhu 400c
- Buli-buli dan sarungnya
- Handuk pengering
- Sarung tangan
- Termometer
- Termomeret Air
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Mengucap salam dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan Nama dan lihat
No.RM/tanggal lahir)
7. Tanya keluhan klien
8. Jelaskan kepada klien tentang tujuan
9. Jelaskan prosedur
10. Kontrak waktu
11. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Menjaga privasi klien
13. Pakai sarung tangan (apabila klien berpotensi menularkan
penyakit)
14. Ukur suhu tubuh klien
15. Lakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli panas dengan
cara mengisi buli-buli dengan air panas , mengencangkan
penutupnya, kemudian membalikkan posisinya berulang kali
lalu dikosongkan isinya
16. Siapkan dan ukue air panas yang diingikan (500-600 cc)
17. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak ½ bagian, kaku
keluarkan udaranya dengan cara :
 Meletakkan dan menidurkan buli-buli di atas meja
/tempat datar
 Melipat bagian atas buli sampai keluhatan bagian
permukaan air di leher buli-buli
 Menutup buli-buli dengan benar dan rapat
18. Periksa apakah buli-buli bocor/tidak, lalu keringkan buli-buli
dengan lap dan masukan dalam sarungnya atau dilapisi dengan
kain
19. Atur posisi klien senyaman mungkin
20. Letakkan buli-buli pada bagian/are yang memerlukan
21. Kaji secara teratus kondisi klien untuk mengetahui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli hangat
misalnya, kemerahan, kebocoran, ketudaknyamanan dan
sebagainya
22. Ganti buli-buli setelah 20 menit dipasang dengan air hangat
sesuai dengan kebutuhan
23. Setelah selesai angkat buli-bulu
24. Ukur suhu klien
25. Rapikan alat dan klien
Tahap Terminasi
26. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
27. Berikan reinforcement positif pada klien
28. Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
29. Salam penutup
30. Cuci tangan
Tahap dokumentasi
31. Catat hasil tindakan dan respon klien di dalam catatan
keperawatan
Pencapaian (total item )
Sebab Penyimpangan
Tanggal
Pembimbing/TT
Ket : Bangli, …………………….
Pembimbing

( )
DAFTAR PUSTAKA

Bickley, L.S. (2007). Buku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed. Ke 5 (Edisi
terjemahan). Jakarta : EGC

Brown. At. All. (2005). Lewi’s medical surgical nursing : Assesment and management
of clinical problem. Toronto : Mosby

Perry and Potter. (2006). Clinical Nursing Skills and technique 6th Edition, Elsevier
Mosby, St Louis, Missouri

Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi. Jakarta : EGC

Sitorus, ratna. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarja :
EGC

Smeltzer, Suzanne C. O’Connell; Bare, Brenda G; 2007, Brunner and Suddarth’s


textbook of medical surgical nursing 10th Edition

Anda mungkin juga menyukai