Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

AN G2P1001 UK 42 MINGGU PK II + DISTOSIA


BAHU

Disusun oleh:

Ni Komang Tri Bagia Putri, A.Md.Keb

Ni Luh Linda Setia Wati, A.Md.Keb

RUMAH SAKIT BANGLI MEDIKA CANTI


BANGLI - BALI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Makrosomia adalah istilah untuk neonatus yang lahir dengan berat lebih dari 4000
gram atau berada dalam persentil 90 terhadap usia kehamilan. Makrosomia meningkatkan
kejadian risiko cedera bagi ibu maupun janin selama proses persalinan. Makrosomia dapat
dicegah atau dideteksi lebih awal dengan mengendalikan faktor risiko.
Makrosomia dapat memicu terjadinya distosia bahu. Distosia bahu adalah presentasi
sefalik dengan bahu anterior terjepit diatas simfisis pubis (Varney, 2008) atau dengan kata
lain Kepala janin sudah lahir tetapi bahu tidak dapat (sukar) dilahirkan atau bahu gagal
melewati pangul secara spontan setelah pelahiran kepala.
Komplikasi yang terjadi akibat distosia bahu pada janin yaitu kerusakan otak, fraktur
klavikula, paralisis pleksus brakhialis (Erb), bahkan kematian. Sedangkan komplikasi pada
ibu yaitu laserasi perineum dan vagina yang luas, distress emosional akibat persalinan
traumatis, dan syok emosional serta rasa berduka jika bayi mengalami cedera atau kematian.
Waktu yang aman dalam pertolongan persalinan yaitu 5 sampai 10 menit jika tidak ada
gangguan sebelumnya. Namun, untuk mengantisipasi dan memberikan kesempatan terbaik
untuk menyelamatkan dan meminimalkan kerusakan otak bayi akibat hipoksia adalah 3
menit. Sebagai seorang bidan, perlu mengetahui bahwa pencegahan trauma lahir dapat
dilakukan dengan identifikasi melalui faktor resiko terjadinya distosia bahu serta melakukan
penatalaksanaan yang tepat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Bidan mampu memberikan asuhan kepada ibu bersalin dengan distosia bahu.

2. Tujuan Khusus
 Mampu memperoleh data subjektif pada Ny. AN
 Mampu memperoleh data obyektif pada Ny. AN
 Mampu menganalisa kasus pada Ny. AN
 Mampu mengelola dan memberi asuhan pada Ny. AN
BAB II
KASUS

17/3/2022 pukul 01.50 wita


Data Subjektif:
Ibu AN umur 34 tahun datang ke UGD RS BMC dengan keluhan nyeri perut hilang timbul
sejak pukul 19.00 wita (16/3/22), keluar lendir darah (+), keluar air (-). Ibu mengatakan
riwayat persalinan sebelumnya dengan bayi besar. Riwayat alergi disangkal, riwayat
penyakit/keturunan disangkal, riwayat KB suntik 1 bulan
HPHT: 27/5/2021 TP: 3/3/2022
Riwayat obstetri:
1. 2018/PsptB/aterm/laki-laki/4.050gram/RS
2. Hamil ini

Data Objektif:
Ku: Baik, kes: CM, TD: 130/80 mmHg, Nadi: 84x/menit suhu: 36.7ºC RR: 20x/menit.
BB: 85 kg, TB: 150cm
Inspeksi: pembesaran perut searah sumbu ibu
Palpasi: J/T/H/IU/preskep/puki. Kontraksi 3x dalam 10 menit durasi 35 detik
Auskultasi: DJJ 150 x/menit
Mcd:38cm,LP:110cm
VT: vulva vagina dbn, pembukaan lengkap, ketuban utuh, teraba kepala, denominator UUK
Kiri Depan, penurunan kepala Hodge IV, bloodslym (+).

Pemeriksaan penunjang:
Rapid antigen: Non Reaktif
PPIA: NR
HbsAg: NR
Siphilis: NR
WBC: 10
HGB: 11,5
HCT: 37,0
PLT: 249
Protein urine: Negatif

Assesement:
G2P1001 UK 42 minggu J/T/H/IU/preskep/puki PK II + susp. Makrosomia

Planning:
 Pimpin Persalinan
 Help! Panggil bantuan, aktivasi protokol.
 Episiotomi : memungkinkan akses lebih baik bagi janin dan manuver internal \
 Legs (tungkai) : manuver Mc Robert (30-60 detik), yaitu hiperfleksi tungkai ibu
membentuk posisi lutut mendekati dada, untuk memperbaiki hubungan sakrum
dengan lumbal dan memungkinkan simpisis pubis berotasi ke arah superior sehingga
PAP (pintu atas panggul) tegak lurus terhadap kekuatan maksimum ekspulsif
maternal, serta mengurangi sudut inklinasi.
 Pressure (tekanan) : tekanan suprapubis eksternal (30-60 detik) yaitu memberikan
tekanan lembut dengan telapak tangan atau pangkal tangan terhadap punggung janin,
arahkan tekanan ke arah garis tengah janin. Tindakan ini akan mengaduksi bahu dan
mengurangi diameter bisakromial sehingga memungkinkan bahu untuk memutar
tulang pubis dan ke dalam panggul. Yakinkan kandung kemih dalam keadaan kosong
 Enter the vagina (masuk vagina) : Manuver wood’s screw; Rubin (30-6- detik).
Manuver woows’s srew memerlukan bantuan asisten yang memberikan tekanan ke
bawah secara lembut pada bokong janin dengan satu tangan sementara bidan
memasukkan dua jari ke dalam vagina sampai menemukan dinsing dada anterior yang
berhadapan dengan bahu posterior dan mendorong bahu posterior ke belakang dengan
arkus 1800. Manuver Rubin dijelaskan sebagai kebalikan manuver woods’ screw. 
Praktik Klinik Kebidanan III  147
 Remove (keluarkan) lengan posterior. Pelahiran lengan posterior dilakukan jika
manuver rotasional gagal menurunkan impaksi janin yang tersangkut pada PAP.
Tekanan ke dalam fossa antekubiti membantu lengan bawah fleksi sehingga dapat
melewati dada. Pelahiran lengan posterior dapat memudahkan rotasi janin dengan
arkus 1800 .
 Roll (putar) melalui manuver all fours. Jika manuver Mc Robert bukan tindakan yang
tepat, posisikan ibu dalam keadaan menungging dengan tangan dan lutut menjadi
tumpuan (posisi all four).
 Lakukan pencatatan
BAB III
KESIMPULAN

Laporan kasus ini menunjukkan bahwa makrosomia dapat meningkatkan risiko


terjadinya komplikasi bagi ibu dan bayi terutama saat persalinan salah satunya yaitu
terjadinya distosia bahu. Komplikasi dapat dihindari dengan mencegah dan mendiagnosis
lebih awal adanya makrosomia dengan mengendalikan faktor risiko.
DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR. 2016. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui dini. Jakarta : Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik.

Manuaba. 2014. IlmuKebidanan, Penyakit Kandungandan KB. Jakarta:E.

Anda mungkin juga menyukai