Anda di halaman 1dari 12

|254

PENINGKATAN KEMAMPUAN HITUNG BILANGAN BULAT


DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 9 MAGELANG
KELAS VII

Syukur Rokhisnain1a), Syita Fatih ‘Adna2b)


1
SMP Negeri 9 Magelang
2
Universitas Pekalongan
e-mail: a)syukur.rokhisnain@gmail.com, b)syita.fatih@gmail.com

Received: Revised: Accepted:

ABSTRAK
Matematika wajib diajarkan dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Namun demikian,
Matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa. Banyak siswa yang mengeluh
terhadap mata pelajaran Matematika. Siswa-siswa SMP Negeri 9 magelang khususnya kelas VII B masih
tergolong lemah dalam hal berhitung. Selain itu, beberapa siswa terlihat kurang siap menerima pelajaran
Matematika, beberapa tidak berani bertanya, kurang berani menjawab pertanyaan guru, serta hanya
sebagian yang aktif dalam kegiatan diskusi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
bertujuan untuk (1) meningkatkan kemampuan hitung bilangan bulat menggunakan model pembelajaran
STAD berbasis edugame, (2) meningkatkan aktivitas belajar Matematika siswa menggunakan model
pembelajaran STAD berbasis edugame. Metode yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi,
observasi, dan tes. Hasil yang telah dicapai yaitu (1) persentase ketuntasan kemampuan hitung pada pra
siklus sebesar 20%, pada siklus I sebesar 33,3%, pada siklus II sebesar 53,3%, dan pada siklus III sebesar
83,3%, (2) persentase aktivitas belajar Matematika pada pra siklus sebesar 40%, pada siklus I sebesar
54,6%, pada siklus II sebesar 71,3%, dan pada siklus III sebesar 84%, (3) keterlaksanaan pembelajaran
guru menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan edugame pada siklus I yaitu 67,5%, pada siklus
II 82,5%, dan pada siklus III 85%. Kesimpulannya (1) terdapat peningkatan kemampuan hitung Bilangan
Bulat menggunakan model pembelajaran STAD berbasis edugame, (2) terdapat peningkatan aktivitas
belajar Matematika siswa menggunakan model pembelajaran STAD berbasis edugame. Sehingga, model
pembelajaran STAD berbasis edugame dapat digunakan sebagai alternative dalam pembelajaran yang
membuat siswa aktif.

Kata Kunci : Kemampuan hitung Bilangan Bulat, Aktivitas Belajar Matematika, Model STAD, Edugame

ABSTRACT
Mathematics had to be taught from basic education to secondary education. However, Mathematics was a
subject that is a scourge for students. Many students complained about Mathematics. Students of Magelang
9th Middle School especially class VII B were still relatively weak in terms of numeracy. In addition, some
students seemed unprepared to accept Mathematics, some did not dare to ask, lacked the courage to answer
teacher questions, and only some were active in discussion activities. This research is a classroom action
research which aimed to (1) improve integer count ability using an edugame-based STAD learning model,
(2) improve mathematics learning activities of students using edugame-based STAD learning models. The
methods used were interviews, documentation, observation, and tests. The results that had been achieved
were (1) the percentage of completeness of the calculation ability in the pre cycle of 20%, in the first cycle
of 33.3%, in the second cycle of 53.3%, and in the third cycle of 83.3%, (2) the percentage of Mathematics
learning activities in the pre-cycle was 40%, in the first cycle was 54.6%, in the second cycle was 71.3%,
and in the third cycle was 84%, (3) the implementation of teacher learning using the STAD learning model
assisted by edugame the first cycle was 67.5%, in the second cycle was 82.5%, and in the third cycle was
85%. In conclusion (1) there was an increase in the number ability of integers using an edugame-based
STAD learning model, (2) there was an increase in Mathematics learning activities of students using an
edugame-based STAD learning model. So, the edugame-based STAD learning model could be used as an
alternative in learning that makes students active.

Keywords: Round Number Counting Ability, Mathematical Learning Activity, STAD Model, Edugame

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|255

PENDAHULUAN Kemampuan berhitung meliputi


kemampuan siswa dalam menjumlahkan,
Matematika merupakan ilmu yang kemampuan siswa dalam mengurangkan,
sangat berperan dalam kehidupan sehari- kemampuan siswa dalam menkalikan, serta
hari. Bahkan ilmu Matematika digunakan kemampuan siswa dalam membagi.
dalam bidang-bidang ilmu lainnya. Dalam Tentunya kemampuan ini sangatlah
bidang ekonomi, bidang teknik, bidang penting. Mengingat hampir semua materi
pertanian, bidang kesehatan, juga Matematika membutuhkan kemampuan
memanfaatkan ilmu Matematika, berhitung. Level kemampuan berhitung
disamping bidang pendidikan. Karena dari tingkatan pendidikan dasar selalu
pentingnya peran Matematika, mata meningkat pada tingkatan pendidikan lebih
pelajaran Matematika wajib diajarkan dari tinggi. Sehingga, apabila tidak menguasai
pendidikan dasar hingga pendidikan kemampuan hitung siswa pasti tidak dapat
menengah yang ditegaskan dalam [4] pasal mendapat nilai maksimal pada semua
37. Maka tak heran bahwa mata pelajaran materi Matematika.
Matematika mendapat porsi jam yang Berdasarkan hasil wawancara dengan
paling banyak dibandingkan mata pelajaran guru kelas VII B SMP Negeri 9 Magelang,
yang lain. bahwa hampir seluruh siswa memiliki
Pemerintah selalu berupaya meningkatkan kemampuan hitung bilangan bulat yang
kualitas pembelajaran Matematika. Selain rendah. Tentu saja tidak berhenti disitu,
dari jumlah jam yang sudah ditambahkan, peneliti kemudian melakukan tes kondisi
pemerintah juga sering mengadakan awal terkait kemampuan hitung bilangan
olimpiade-olimpiade Matematika, bulat. Soal yang diberikan hanya 5 soal
termasuk untuk kalangan siswa SMP. dalam bentuk uraian yang disertai cara
Prestasi anak bangsa Indonesia di dunia penyelesaiannya. Setelah dianalisis hasil
Internasional dalam bidang Matematika tes, ternyata sebagian besar siswa belum
cukup gemilang pada 5 tahun terakhir. menguasai kemampuan hitung. Padahal
Namun, secara keseluruhan kemampuan kemampuan hitung sudah diajarkan sejak
siswa SMP di bidang Matematika masih pendidikan dasar. Hasil tes kondisi awal
rendah. Hal ini terlihat pada hasil TIMMS sebagai kegiatan pra siklus yaitu 80% siswa
kemampuan matematika siswa Indonesia belum tuntas.
pada tahun 2015 hanya mendapat peringkat Wawancara juga dilakukan untuk
46 dari 51 negara yang terdata dalam mendapatkan bagaimana aktivitas belajar
survey dengan skor 397. Matematika siswa kelas VII B SMP Negeri
Tidak sedikit siswa-siswa menganggap 9 Magelang. Aktivitas belajar diartikan
Matematika sebagai mata pelajaran yang sebagai kegiatan siswa selama mengikuti
sulit dan penuh dengan rumus. Hal yang proses pelajaran [6]. Sedangkan menurut
sama diungkapkan oleh [7] bahwa [5] aktivitas belajar merupakan segala
Matematika merupakan pelajaran yang sulit kegiatan yang dilakukan dalam proses
sehingga orang menjadi takut dan bahkan interaksi guru dan siswa dalam rangka
“alergi” manakala mereka mendengar kata mencapai tujuan belajar. Untuk mendukung
Matematika. Sehingga, menjadi tantangan pernyataan guru terkait dengan rendahnya
bagi seorang guru yaitu bagaimana cara aktivitas belajar siswa, peneliti melakukan
mengubah pandangan tersebut dengan observasi pada saat guru mengajar. Kelas
menyajikan Matematika secara sederhana VII B terdiri dari 30 siswa dengan 15 siswa
dan menarik tetapi mudah dipahami oleh laki-laki dan 15 siswa perempuan.
siswa. Berdasarkan hasil analisis observasi, hanya
Salah satu kemampuan yang selalu 18 siswa yang membawa kelengkapan
melekat pada Matematika yaitu pembelajaran, 15 siswa antusias terhadap
kemampuan berhitung bilangan bulat. pembelajaran Matematika, hanya 7 siswa

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|256

yang menanggapi pertanyaan guru, 15 mendapatkan hasil yang lebih baik


siswa aktif dalam kelompok, serta 5 siswa sehingga poin peningkatan individupun
menjawab benar dalam pertanyaan guru meningkat. Poin peningkatan individu ini
terkait materi yang sudah dipelajari. Tidak akan sangat berpengaruh terhadap
banyak siswa yang mau menanggapi pemberian penghargaan kelompok.
pertanyaan dari guru. Sehingga, guru harus Untuk mendukung pelaksanaan
menunjuk siswa untuk menjawab pembelajaran STAD, perlu adanya suatu
pertannyaannya tersebut. Siswa sering media pembelajaran. Media pembelajaran
menunggu ditunjuk daripada menjawab yang seirama dengan perkembangan
sendiri. Jika dirata-rata, 60% dari jumlah revolusi teknologi 4.0 yaitu media yang
siswa belum aktif dalam pembelajaran berbasis teknologi/komputer. Menurut [1],
Matematika. seorang guru harus kreatif dalam
Ada beberapa yang menjadi faktor menyiapkan bahan ajar, jangan hanya
rendahnya kemampuan hitung bilangan terpaku pada bahan ajar yang instan. Media
bulat dan aktivitas belajar Matematika pembelajaran adalah segala sesuatu yang
siswa pada siswa kelas VII B SMP Negeri dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
9 Magelang. Faktor pertama, siswa merasa (bahan pembelajaran), sehingga dapat
pembelajaran Matematika menakutkan merangsang perhatian, minat, pikiran dan
sehingga siswa sering mengabaikan perasaan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran Matematika. Siswa merasa belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran Matematika tidak disajikan pembelajaran tertentu [3]. Media
dengan model pembelajaran yang menarik. pembelajaran yang digunakan dalam
Faktor kedua, guru belum memanfaatkan penelitian ini adalah media pembelajaran
media pembelajaran berbasis teknologi. menggunakan Microsoft Power Point roda
Faktor ketiga, siswa kurang adanya drill angka yang dilengkapi dengan drill soal.
dalam pembelajaran terutama kemampuan Berdasarkan permasalahan di atas tujuan
hitung bilangan bulat. diadakannya penelitian adalah bagaimana
Untuk mengatasi permasalahan meningkatkatkan kemampuan hitung
tersebut, salah satu model pembelajaran bilangan bulat dan aktivitas belajar
yang dapat membuat siswa lebih aktif Matematika siswa kelas VII B SMP Negeri
dalam pembelajaran adalah model 9 Magelang.
pembelajaran kooperatif. Menurut [2]
model pembelajaran kooperatif ditandai METODE PENELITIAN
oleh struktur tugas, tujuan dan
penghargaan. Salah satu model Penelitian ini termasuk penelitian tindakan
pembelajaran kooperatif adalah model kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan di
pembelajaran STAD. Pembelajaran SMP Negeri 9 Magelang, Jl. Cemara No 7
Kooperatif tipe STAD menekankan Magelang. Kelas yang dijadikan sebagai
aktivitas, dimana siswa belajar bersama subyek dalam penelitian ini adalah siswa-
dalam kelompok kecil untuk mempelajari siswa kelas VIIB yang terdiri dari 15 siswa
materi dan mengerjakan tugas. Pada laki-laki dan 15 siswa perempuan.
pembelajaran STAD, anggota kelompok Pelaksanaan penelitian yaitu pada tahun
bertanggung jawab atas kesuksesan ajaran 2018/2019 semester ganjil.
kelompoknya. Pada pembelajaran
kooperatif tipe STAD, poin peningkatan PTK dilaksanakan tiga siklus. Setiap siklus
individu akan memberikan hasil yang lebih terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
baik jika mereka bekerja lebih giat dan pelaksanaan tindakan, observasi, dan
memperlihatkan prestasi yang lebih baik refleksi. Sebelum dilaksanakan kegiatan
dari sebelumnya, hal ini akan mendorong PTK, terlebih dahulu peneliti menganalisis
siswa untuk belajar lebih giat untuk keadaan awal siswa. Siswa kelas VII B

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|257

terdiri dari siswa yang memiliki secara persentase dengan langkah-langkah:


kemampuan yang heterogen. Namun, (1) melakukan rekapitulasi skor siswa, (2)
sebagian besar memiliki kemampuan menghitung skor kumulatif, dan (3)
berhitung yang lemah dan aktivitas dalam menghitung persentase skor dengan rumus
belajar yang kurang. Rata-rata siswa sebagai berikut.
berasal dari keluarga yang kurang mampu 𝑁𝐾
dan kurangnya kesadaran orang tua tentang 𝑁𝑃 = × 100%
𝑅
akan pentingnya pendidikan. Tidak sedikit
siswa yang memiliki buku panduan 𝑁𝑃 = skor persentase
pendamping sebagai sarana belajar. 𝑁𝐾 = skor kumulatif yang diperoleh siswa
Teknik pengambilan data dalam penelitian 𝑅 = responden
ini yaitu berupa wawancara, dokumentasi,
tes, observasi. Wawancara dilakukan Sedangkan analisis secara kualitatif
dengan guru tentang keadaan awal siswa. digunakan untuk menganalisis hasil
Dokumentasi digunakan untuk observasi aktivitas siswa dalam
mengumpulkan data jumlah siswa serta pembelajaran, sehingga dapat dilihat
pengambilan foto kegiatan pembelajaran peningkatan aktivitas siswa dalam
selama penelitian. Tes digunakan untuk pembelajaran setiap siklus berdasarkan
mengukur kemampuan awal berhitung aspek-aspek tertentu. Aspek-aspek yang
siswa dari penjumlahan, pengurangan, diamati pada kegiatan observasi antara lain
perkalian serta pembagian dan kemampuan persiapan kelengkapan pembelajaran,
berhitung siswa setiap siklus. Tes berupa motivasi siswa, sikap terhadap penjelasan
soal uraian yang sebelumnya divalidasi guru, bertanya terkait materi, keaktifan
oleh dua guru Matematika. Tes dalam diskusi, evaluasi. Analisis secara
dilaksanakan sebanyak empat kali, satu kali kualitatif juga digunakan untuk mengamati
sebagai kegiatan pra siklus, dan tiga kali keterlaksanaan pembelaran STAD
sebagai kegiatan siklus I, siklus II dan berbantuan edugame setiap siklusnya.
siklus III. Cakupan materi pembelajaran Indikator kinerja dalam penelitian ini
dalam penelitian ini adalah materi pecahan meliputi dua aspek, yaitu indikator
penjumlahan dan pengurangan, materi kuantitatif dan kualitatif. Indikator kerja
pecahan perkalian dan pembagian, serta kuantitatif merupakan indikator kinerja
materi KPK dan FPB. Sedangkan meliputi daya serap individu dan klasikal.
pengambilan data melalui observasi Adapun indikator kinerja secara individu
digunakan untuk mengambil data aktivitas dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 70
pembelajaran siswa dan keterlaksanaan dan indikator kinerja secara klasikal
pembelajaran guru dalam menggunakan ditetapkan sebesar 80 % siswa tuntas dalam
model pembelajaran STAD berbantuan proses pelaksanaan pembelajaran.
edugame. Dikatakan berhasil apabila skor yang
Teknik analisis data yang digunakan diperoleh siswa minimal 70 pada setidak-
adalah analisis secara kuantitatif dan teknik tidaknya 80% dari seluruh siswa.
kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan Sedangkan indikator kerja kualitatif adalah
untuk menganalisis data yang diperoleh aktivitas siswa selama mengikuti
dari hasil tes. Sehingga dapat dilihat pembelajaran yang diketahui melalui hasil
peningkatan kemampuan berhitung siswa. observasi. Siswa dinyatakan berhasil jika
Penilaian berdasarkan pada kriteria yang rata-rata aspek aktivitas belajar siswa
telah ditentukan dengan memperhatikan dilakukan oleh setidak-tidaknya 80% dari
indikator kemampuan berhitung siswa. jumlah seluruh siswa. Analisis kualitatif
Hasil analisis kuantitatif data tes sebagai juga digunakan untuk menganalisis
mana yang menurut Sri Lestari, dihitung keterlaksanaan pembelajaran guru

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|258

menggunakan model pembelajaran STAD siklus II belum terpenuhi indikator kinerja.


berbantuan edugame. Dikatakan berhasil Masing-masing siklus terdapat 2 kali
apabila setidaknya 90% dari kegiatan inti pertemuan.
pembelajaran guru benar-benar Sebelum penelitian, diadakan kegiatan pra
menggunakan model pembelajaran STAD siklus berupa tes kemampuan awal terkait
berbantuan edugame. kemampuan berhitung siswa. Soal terdiri
dari 5 butir tentang kemampuan hitung
HASIL DAN PEMBAHASAN bilangan bulat, tambah, kurang, kali, dan
bagi. Sekilas soal terlihat mudah apalagi
Pada penelitian PTK ini berfokus pada dikerjakan oleh siswa SMP. Terlebih materi
kemampuan berhitung siswa dan aktivitas tersebut sudah diajarkan di pendidikan SD.
belajar Matematika siswa sesuai dengan Namun, berdasarkan hasil tes kemampuan
hasil analisis wawancara terkait awal, rata-rata yang diperoleh siswa adalah
permasalahan siswa. Model pembelajaran 55,7. Hanya 6% yang nilainya di atas 70.
yang diterapkan guru di kelas VII B dalam Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah
PTK ini adalah model pembelajaran STAD ini.
berbantuan edugame. PTK dilaksanakan
hingga 3 kali siklus dikarenakan hingga
Tabel 1 Kondisi Awal Kemampuan Hitung Bilangan Bulat
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1 0 ≤ 𝑛 < 41 10 33,3% Belum Tuntas

2 41 ≤ 𝑛 < 70 14 46,7% Belum Tuntas

3 70 ≤ 𝑛 ≤ 100 6 20% Tuntas

paket, maupun alat tulis. Ketika guru


Rata-rata nilai kemampuan hitung memberikan pertanyaan, banyak siswa
bilangan bulat pada kondisi awal siswa yang merasa malu untuk menjawab karena
adalah 55,17. Adapun salah satu pengerjaan takut apabila jawaban yang akan diberikan
siswa sebagai berikut. salah. Ketika guru meminta siswa untuk
Soal: tentukan hasil dari 24 × 98 × 2! berdiskusi, hanya separo yang ikut serta
Pengerjaan siswa: dalam kegiatan diskusi, hal ini dikarenakan
24 × 98 × 2 = 1852 × 2 = 3.704 antusias siswa terhadap Matematika masih
Sehingga terlihat bahwa siswa tersebut kurang lebih jelasnya lihat tabel kondisi
belum dapat menghitung perkalian 24 × awal aktivitas belajar Matematika Siswa.
98.
Sedangkan hasil observasi pada pra siklus
hanya 18 siswa membawa kelengkapan
pembelajaran, seperti buku tulis , buku

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|259

Tabel 2 Kondisi Awal Aktivitas Belajar Matematika Siswa

No Aspek Aktivitas Siswa Jumlah Siswa Presentase


1 Siswa membawa kelengkapan pembelajaran 18 60%

2 Siswa antusias dalam pembelajaran 15 50%

3 Siswa menanggapi pertanyaan guru saat 7 23,3%


pembelajaran
4 Siswa aktif dalam diskusi 15 50%

5 Siswa menjawab benar pertanyaan guru terkait 5 16,7%


materi yang sudah dibahas (akhir pembelajaran)

Hasil siklus I
Pada siklus I ada peningkatan kemampuan menjumlahkan maupun mengurangkan
hitung bilangan bulat. Materi yang bilangan pecahan yang berbeda
diajarkan pada siklus I adalah materi penyebutnya, siswa harus dapat
jumlah dan kurang bilangan pecahan. menyamakan penyebutnya. Proses ini jelas
Ketika dalam mempelajari jumlah dan membutuhkan kemampuan hitung bilangan
kurang bilangan pecahan, siswa harus bulat. Lebih jelasnya dapat dilihat tabel di
menguasai kemampuan hitung jumlah, bawah ini.
kurang, kali dan bagi bilangan bulat. Untuk
Tabel 3 Kemampuan Hitung Bilangan Bulat Siklus I
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1 0 ≤ 𝑛 < 41 6 20% Belum Tuntas

2 41 ≤ 𝑛 < 70 14 46,7% Belum Tuntas

3 70 ≤ 𝑛 ≤ 100 10 33,3% Tuntas

Rata-rata kemampuan hitung bilangan meningkat dari kegiatan pra siklus. Dalam
bulat pada siklus I adalah 61. Delapan siswa pembelajaran siswa mulai berani menjawab
memperoleh nilai tertinggi yaitu 80. pertanyaan dari guru. Siswa juga lebih
Sebagian besar kesalahan siswa terletak banyak membawa kelengkapan
pada menyamakan penyebutnya. Sehingga, pembelajaran karena sebelumnya sudah
guru perlu memberikan tugas tambahan diinformasikan bahwa akan ada kegiatan
terkait dengan menyamakan penyebut. diskusi. Serta antusias siswa juga lebih
Pada kegiatan siklus I yang nilainya di atas banyak dari kegiatan pra siklus, karena
70 meningkat hingga 33,3%. Meskipun guru memanfaatkan media pembelajaran
terdapat peningkatan dari hasil yang edugame. Berikut adalah hasil rekapan
diperoleh pra siklus, namun belum observasi aktivitas belajar Matematika
terpenuhi indikator kinerja yang telah siswa pada siklus I.
ditetapkan yaitu 80%.
Sedangkan hasil obeservasi terkait aktivitas
belajar Matematika Siswa pada siklus I

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|260

Tabel 4 Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I


No Aspek Aktivitas Siswa Jumlah Siswa Persentase

1 Siswa membawa kelengkapan pembelajaran 20 66,7%

2 Siswa antusias dalam pembelajaran 20 66,7%

3 Siswa menanggapi pertanyaan guru saat pembelajaran 12 40%

4 Siswa aktif dalam diskusi 20 66,7%

Siswa menjawab benar pertanyaan guru terkait materi yang sudah


5 10 33,3%
dibahas (akhir pembelajaran)

Peningkatan aktivitas belajar dalam menggunakan model pembelajaran.


Matematika siswa tentu saja berkaitan Model pembelajaran yang digunakan
dengan keterlaksanaan pembelajaran guru adalah STAD berbantuan edugame.
Tabel 5 Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Menggunakan Model Pembelajaran STAD berbantuan Edugame
Siklus
Dilakukan Penilaian
No Aspek yang diamati Ya Tidak 1 2 3 4

1 Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator


√ √
pembelajaran

2 Mengaitkan pembelajaran dengan materi


√ √
sebelumnya

3 Memberikan motivasi √ √

4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok diskusi √ √

5 Membimbing siswa dalam diskusi kelompok √ √

6 Melatih kemampuan kooperatif siswa √ √

7 Memberikan umpan balik √ √

8 Memanfaatkan media pembelajaran edugame √ √

9 Memberikan kuis √ √

10 Memberikan penghargaan kelompok √ √

Berdasarkan hasil observasi, belum maksimal dalam membimbing siswa


keterlaksanaan pembelajaran yang dicapai dalam diskusi. Hal ini dikarenakan masih
guru 67,5%. Hal ini dikarenakan model banyak siswa yang rame dalam kelompok.
pembelajaran yang digunakan guru masih Namun, hanya beberapa siswa yang aktif
baru. Pada aspek yang pertama, guru sudah dalam kegiatan diskusi. Termasuk dalam
menyampaikan kompetensi dasar namun, mengerjakan soal dalam kelompok. Tidak
belum menyampaikan indikator semua siswa terlibat dalam kelompoknya.
pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi guru Guru sudah memanfaatkan media

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|261
pembelajaran berbasis teknologi yaitu mencapai nilai 100. Sedangkan rata-rata
edugame. Karena pembelajaran masih baru, kemampuan hitung bilangan bulat pada
edugame hanya berisi 8 soal saja, karena siklus II adalah 72. Sebenarnya rata-rata 72
waktu pembelajaran yang belum sudah mencapai batas ketuntasan. Hanya
terkoordinasi. saja belum mencapai indikator kinerja 80%
Hasil siklus II yang mencapai ketuntasan. Materi pada
Pada kegiatan siklus II, terdapat siklus II adalah perkalian dan pembagian
peningkatan kemampuan hitung bilangan pecahan. Pada indikator pembagian siswa
bulat. Sejumlah 16 siswa mampu mencapai belum menguasai. Hasil tes pada siklus II
ketuntasan yaitu 70, yang sebelumnya yaitu dapat dilihat berikut.
pada siklus I hanya 10 siswa. Lima siswa

Tabel 6 Kemampuan Hitung Bilangan Bulat Siklus II


No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1 0 ≤ 𝑛 < 41 4 13,3% Belum Tuntas

2 41 ≤ 𝑛 < 70 10 33,3% Belum Tuntas

3 70 ≤ 𝑛 ≤ 100 16 53,4% Tuntas

Aktivitas belajar Matematika Siswa pada kelompok berusaha agar kelompoknya


siklus II juga terdapat peningkatan dari menjadi juara. Keaktifan dalam kegiatan
kegiatan siklus I. Rata-rata aktivitas belajar diskusi sudah meningkat. Pada siklus II
Matematika siswa yaitu 71,3%. Siswa 60% siswa aktif dalam kegiatan diskusi,
sudah mulai terbiasa dengan model STAD. bahkan beberapa siswa saling membantu
Terlebih siswa antusias dengan adanya temannya dalam membahas soal dalam
media pembelajaran edugame. Setiap kelompok.

Tabel 7 Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II


No Aspek Aktivitas Siswa Jumlah Siswa Persentase

Siswa membawa kelengkapan


1 25 83,3%
pembelajaran

2 Siswa antusias dalam pembelajaran 24 80%

Siswa menanggapi pertanyaan guru


3 26 86,7%
saat pembelajaran

4 Siswa aktif dalam diskusi 18 60%

Siswa menjawab benar pertanyaan


5 guru terkait materi yang sudah dibahas 16 53,3%
(akhir pembelajaran)

Keterlaksanaan pembelajaran guru dalam berbantuan edugame pada siklus II


menggunakan model pembelajaran STAD mencapai 82,5%. Guru sudah lebih mampu

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|262
mengorganisasikan siswa dalam kelompok, edugame lebih maksimal daripada siklus
serta memberikan bimbingan pada siswa sebelumnya dengan menambah jumlah soal
dalam kelompok. Guru juga pada edugame. Hasil observasi terkait
menyampaikan kompetensi dasar dan keterlaksanaan pembelajaran terlihat pada
indikator pembelajaran untuk kegiatan tabel berikut.
siklus II. Guru juga memanfaatkan media
Tabel 8 Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Menggunakan Model Pembelajaran STAD berbantuan Edugame
Siklus II
Dilakukan Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4

1 Menyampaikan kompetensi dasar dan


√ √
indikator pembelajaran

2 Mengaitkan pembelajaran dengan materi


√ √
sebelumnya

3 Memberikan motivasi √ √

4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok


√ √
diskusi

5 Membimbing siswa dalam diskusi


√ √
kelompok

6 Melatih kemampuan kooperatif siswa √ √

7 Memberikan umpan balik √ √

8 Memanfaatkan media pembelajaran


√ √
edugame

9 Memberikan kuis √ √

10 Memberikan penghargaan kelompok √ √

Hasil siklus III pengurangan. Siswa sudah terbiasa dengan


Berdasarkan hasil tes kemampuan drill soal melalui edugame, sehingga hasil
hitung bilangan bulat pada siklus III, 25 yang diperoleh siswameningkat dari siklus
siswa mencapai ketntasan, atau dapat sebelumnya. Rata-rata yang diperoleh
dikatakan 83,3% siswa mencapai siswa pada siklus III adalah 81, dengan 9
ketuntasan. Sehingga hasil tes ini sudah siswa mencapai nilai maksimal 100. Hasil
memenuhi indikator kinerja 80%. Materi tes siklus III dapat dilihat pada tabel
dalam siklus III adalah materi KPK dan berikut.
FPB, yang tentunya juga memanfaatkan
perkalian, pembagian, penjumlahan,

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|263
Tabel 9 Kemampuan Hitung Bilangan Bulat Siklus III
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1 0 ≤ 𝑛 < 41 2 6,7% Belum Tuntas

2 41 ≤ 𝑛 < 70 3 10% Belum Tuntas

3 70 ≤ 𝑛 ≤ 100 25 83,3% Tuntas

Aktivitas belajar siswa pada siklus III Dengan memanfaatkan media edugame,
juga mengalami peningkatan. Rata-rata siswa merasa belajar Matematika
aktivitas siswa sebesar 84%. Hal ini sudah menyenangkan. Hamper seluruhnya siswa
memenuhi indikator kinerja, yaitu rata-rata aktif dalam kegiatan diskusi. Selain itu 80%
aspek aktivitas belajar siswa dilakukan oleh siswa mau menanggapi pertanyaan guru
setidak-tidaknya 80% dari jumlah seluruh saat pembelajaran. Siswa tidak lagi merasa
siswa. Siswa merasa antusias dalam belajar malu untuk menjawab, atau takut salah
Matematika. Harapannya tidak lagi siswa dalam menjawab pertanyaan guru.
merasa Matematika itu menakutkan.
Tabel 10 Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus III
No Aspek Aktivitas Siswa Jumlah Siswa Persentase

Siswa membawa kelengkapan


1 28 93,3%
pembelajaran

2 Siswa antusias dalam pembelajaran 27 90%

Siswa menanggapi pertanyaan guru


3 24 80%
saat pembelajaran

4 Siswa aktif dalam diskusi 27 90%

Siswa menjawab benar pertanyaan


5 guru terkait materi yang sudah dibahas 20 66,7%
(akhir pembelajaran)

Berdasarkan hasil observasi, rata-rata keterlaksanaan pembelajaran guru dalam


keterlaksanaan pembelajaran guru dalam menggunakan model pembelajaran STAD
menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan edugame. Drill soal pada
berbantuan edugame adalah 92,5%. Guru edugame memberikan pengaruh juga pada
sudah memenuhi aspek-aspek model keberhasilan siswa dalam soal yang
pembelajaran STAD. Sehingga, berkaitan dengan hitung bilangan bulat.
peningkatan kemampuan hitung bilangan Untuk lebih jelasnya, keterlaksanaan
bulat dan peningkatan aktivitas belajar pembelajaran guru dapat dilihat pada tabel
siswa pada siklus III didukung oleh di bawah ini.

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|264

Tabel 11 Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Menggunakan Model Pembelajaran STAD berbantuan Edugame
Siklus III
Dilakukan
Penilaian
No Aspek yang diamati

Ya Tidak 1 2 3 4

1 Menyampaikan kompetensi dasar dan


√ √
indikator pembelajaran

2 Mengaitkan pembelajaran dengan materi


√ √
sebelumnya

3 Memberikan motivasi √ √

4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok


√ √
diskusi

5 Membimbing siswa dalam diskusi


√ √
kelompok

6 Melatih kemampuan kooperatif siswa √ √

7 Memberikan umpan balik √ √

8 Memanfaatkan media pembelajaran


√ √
edugame

9 Memberikan kuis √ √

10 Memberikan penghargaan kelompok √ √

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut. (1) terdapat peningkatan
kemampuan hitung Bilangan Bulat
menggunakan model pembelajaran STAD
berbasis edugame, (2) terdapat peningkatan
aktivitas belajar Matematika siswa
menggunakan model pembelajaran STAD
berbasis edugame.

DAFTAR PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018
|265

DAFTAR PUSTAKA dan Menyajikannya dengan


Menarik, Jakarta: Depdiknas, 2006.

[1] Alwi, Zahra, Abdulla Idi, dan


Nurhayati, “Perception and Need
Analysis of Development Poem
Teaching Materials Based on Local
Wisdom”, This paper was presented
at 2nd SULE-IC 2016, Faculty of
Teacher Training and Education,
Sriwijaya University, Palembang,
October 7-8 2016, p.1373 – 1392.

[2] Arends, Richard I, Learning to


Teach, Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2007.

[3] Dick, Walter, Lou Carey, dan James


O. Carey, The Systematic Design of
Instruction, Amerika: United State
of Amerika, 2006.

[4] Indonesia, P. R, Undang-Undang


Republik Indonesia Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia, 2003.

[5] Lindawati, L, Peningkatan Aktivitas


dan Prestasi Belajar Peserta Didik
Materi Perubahan Fisika-Kimia
Menggunakan Snowball Modifikasi
Jet Plane Throwing Berbantuan
Media Bohlam Tetes pada Peserta
Didik Kelas VII Al Mulk SMP Al
Irsyad Purwokerto Semester 2
Tahun Pelajaran 2013/2014,
Metodika Jurnal Pendidikan Dasar,
Volume 4 Nomor 13. Hal. 71-82,
2014.

[6] Pidarta, I.M, Landasan Pendidikan.


Bandung: Citra Adi Karya, 2007.

[7] Prihandoko, A.C, Memahami


Konsep Matematika secara Benar

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018


Magelang, 10 November 2018

Anda mungkin juga menyukai