Anda di halaman 1dari 30

PENGELOLAAN ASSET DAERAH .

MELALUI E-GOVT

“Disampaikan pada Seminar Nasional Pengelolaan Aset Daerah


Melalui E-Government Berbasis Digital”
Institut Ilmu Sosial & Manajemen STIAMI

| 2 April 2022

Oleh:
Dr. TUMPAK HAPOSAN SIMANJUNTAK, MA, CRGP, QGIA, CFrA, CGCAE
Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri
Jati Diri
Nama : Dr. Tumpak Haposan Simanjuntak MA, CRGP, QGIA, Cfra, CGCAE..
Tpt/Tgl lahir : Balige, 9 November 1962.
Agama : Protestan
Status : Menikah
Anak/Mantu : 3 (tiga)/1 Mantu.
Alamat : Jl. Sawit Raya 23, Rt 0013/010, Kalisari III, Pasar Rebo, Jakarta Timur,
Indonesia. 13790
Kantor : Inspektorat Jenderal Kemendagri
Pendidikan : Dulu sekolah S1 di Fisip USU (1982 – 1987).
Sekolah S2 di ANU, Australia (1994 – 1996).
Commonwealth Grant Comission (1996).
Sekolah S3 (Unpad 2009 )
Sertifikasi Keahlian : - CRGP (Certified Risk Governanace Professional).
- QGIA (Qualified Governement Internal Auditor).
- CFrA (Certified Forensic Auditor).
- Procurement.
- O M (Organizing & Method)..
- CGCAE (Certified Government Chief Audit Executive).
- Appraisal, dll.
OUTLINE

01 GOOD GOVERNANCE & KELEMBAGAAN

02
PRINSIP DASAR TT KELOLA BMD

03 TRANSFORMATIVE GOVERNANCE
Good Governance,
Kelembagaan &
Kewenangan
GOOD GOVERNANCE DLM PENGADAAN & TT KELOLA BMD
Transparan

Rule of Law Efisien

Efektif
Partisipasi Luas

GOOD
ASSET
GOV’N
Akuntabel Komitmen utk CCT
(Compulsory
Competitive Tendering)

“Administrative Goal (QA)” “Main Goal”


.Capaian akuntabilitas Adm & Peningkatan kesejahteraan rakyat
keuangan (short run Accountability) (yg JELITA & JELATA) & UKM

Compliance Assurance Equity/Equality Sustainable Accountability


(Produk Dlm Negeri)
DASAR HUKUM
Barang Milik Daerah adalah barang milik daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD
atau barang milik daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
(PP 27/2014: pasal 1 angka 2)

UU 1 Thn 2004 Ttg PP Nomor 27/2014 j.o PP 28/2020 PP Nomor 84 Tahun 2014 tentang
Perbendaharaan Tahun 2014 tentang Pengelolaan Penjualan BMD Berupa
Negara Barang Milik Negara/Daerah. Kendaraan Perorangan Dinas

UU 23 Thn 2014 Ttg Permendagri 21/2018


Permendagri 108/2016 Penilai BMD di Permendagri 1/2019
Pemda tentang Penggolongan Penyusutan BMD
Lingkungan Pemerintah
dan Kodefikasi BMD Daerah

Permendagri 63 Tahun 2020 tentang Pemberian


Permendagri 19/2016
Insentif dan/atau Tunjangan Kepada Pejabat Atau
tentang Pedoman
Pegawai Yang Melaksanakan Pengelolaan Barang
Pengelolaan BMD
Milik Daerah
WEWENANG & TGJWB KDH SELAKU PEMEGANG KUASA BMD

MENETAPKAN MENGUSULKAN MENYETUJUI


S
❑ Kebijakan Pengelolaan BMD ❑ Usulan pemindahtanganan,
❑ Menetapkan Penggunaan, Mengajukan usulan pemusnahan dan penghapusan
pemanfaatan atau pemindahtanganan sesuai batas batas
pemindahtanganan BMD kewenangannya
yang memerlukan ❑ Usulan pemanfaatan BMD
❑ Kebijakan pengamanan dan
pemeliharaan BMD persetujuan DPRD sebagian tanah dan/atau
❑ Menetapkan pejabat yang mengurus bangunan dan selain tanah
dan menyimpan BMD dan/atau bangunan
❑ Usulan Pemanfaatan dalam
bentuk KSPI
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB SEKRETARIS DAERAH
SELAKU PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH

Melakukan
Meneliti & Menyetujui
❑ Koordinasi dalam pelaksanaan
❑ Rencana kebutuhan barang milik inventarisasi barang milik daerah
daerah ❑ Pengawasan dan pengendalian atas
❑ Rencana kebutuhan pengelolaan barang milik daerah
pemeliharaan/ perawatan barang
milik daerah

Mengatur
Mengusulkan
❑ Pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan,
❑ Pemanfaatan dan pemusnahan, dan penghapusan barang
pemindahtanganan barang milik milik daerah
daerah yang memerlukan ❑ Pelaksanaan pemindahtanganan barang
persetujuan milik daerah yang telah disetujui oleh
Gubernur/Bupati/Walikota Gubernur/Bupati/ Walikota atau DPRD
WEWENANG DAN TGJWB KEPALA SKPD
SELAKU PEJABAT PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

MENELITI & 3st PENGAMANAN &


1st 2st INVENTARISASI
PERTIMBANGAN PERSETUJUAN PEMELIHARAAN
❑ Penyusunan rencana kebutuhan barang milik ❑ Membantu Pengelola Barang ❑ Mengamankan dan
daerah kepada Pengelola Barang dalam pelaksanaan memelihara barang milik
❑ Penyusunan rencana kebutuhan daerah
koordinasi inventarisasi
pemeliharaan/perawatan BMD kepada ❑ Membantu Pengelola Barang
Pengelola Barang barang milik daerah dalam pengawasan dan
❑ Pengajuan usul pemanfaatan dan ❑ Melakukan pencatatan pengendalian atas pengelolaan
pemindahtanganan BMD yang memerlukan barang milik daerah BMD
persetujuan Gub/Bup/Walikota ❑ Menyusun laporan BMD
❑ Mengatur pelaksanaan penggunaan,
pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan
BMD
❑ Pelaksanaan pemindahtanganan BMD yang
telah disetujui oleh Gubernur/Bupati/
Walikota atau DPRD
Prinsip Dasar Tt Kelola
Asset BMD
PRINSIP DASAR
NO PER-UU-AN KETENTUAN
1 UU 23/2014 Pasal 307
(1) Barang milik Daerah yang diperlukan untuk penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan tidak dapat dipindahtangankan.
(2) Pelaksanaan pengadaan barang milik Daerah dilakukan sesuai dengan
kemampuan keuangan dan kebutuhan Daerah berdasarkan prinsip
efisiensi, efektivitas, dan transparansi dengan mengutamakan produk
dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Barang milik Daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan dapat dihapus dari daftar barang milik Daerah
dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, disertakan sebagai
modal Daerah, dan/atau dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Barang milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
tidak dapat dijadikan tanggungan atau digadaikan untuk mendapatkan
pinjaman.
PRINSIP DASAR
NO PER-UU-AN KETENTUAN
2 UU 01/2004 Pasal 43
Ttg (1) Gubernur/bupati/walikota menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik
Perbendahar daerah.
aan Negara (2) Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh gubernur/ bupati/ walikota.
(3) Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna Barang bagi satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
Pasal 44
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan
menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.
Pasal 45
1) Barang milik negara/daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara/daerah tidak dapat dipindahtangankan.
2) Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dilakukan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modal Pemerintah setelah
mendapat persetujuan DPR/DPRD. .
PRINSIP DASAR
NO PER-UU-AN KETENTUAN
3. UU 01/2004 Pasal 47
Ttg (1). Persetujuan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2)
Perbendah dilakukan untuk :
araan a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.
Negara b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini
tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang :
1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
2) harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti
sudah disediakan dalam dokumen pelaksanaan anggaran;
3) diperuntukkan bagi pegawai negeri;
4) diperuntukkan bagi kepentingan umum;
5) dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya
dipertahankan tidak layak secara ekonomis.
c. Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai lbh dari Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
(2). Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
yang bernilai sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
dilakukan setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/ walikota.
PRINSIP DASAR
NO PER-UU-AN KETENTUAN
4. UU 01/2004 Ttg Pasal 48
Perbendaharaa (1) Penjualan barang milik negara/daerah dilakukan dengan cara lelang, kecuali
n Negara dalam hal-hal tertentu.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
pemerintah.
Pasal 49
(1) Barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang dikuasai Pemerintah
Pusat/Daerah harus disertifikatkan atas nama pemerintah Republik
Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.
(2) Bangunan milik negara/daerah harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan
dan ditatausahakan secara tertib.
(3) Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yang
bersangkutan, wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara/daerah.
(4) Barang milik negara/daerah dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai
pembayaran atas tagihan kepada Pemerintah Pusat/Daerah.
(5) Barang milik negara/daerah dilarang digadaikan atau dijadikan jaminan untuk
mendapatkan pinjaman.
(6) Ketentuan mengenai pedoman teknis dan administrasi pengelolaan barang milik
negara/daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
PRINSIP DASAR

N PER-UU-AN KETENTUAN
O
5. PP 27 THN 2014 Pasal 2
Ttg Pengelolaan (1). Barang Milik Negara/Daerah meliputi:
Brg Milik a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
Negara/Daerah dan Belanja Negara/Daerah; dan
b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian/kontrak;
c. barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; atau
d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
PRINSIP DASAR
NO PER-UU-AN KETENTUAN
6. PP 27 THN 2014 Pasal 3
Ttg Pengelolaan (1). Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan berdasarkan
Brg Milik asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi,
Negara/Daerah
akuntabilitas, dan kepastian nilai.

(2). Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi:


a. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran;
b. pengadaan;
c. Penggunaan;
d. Pemanfaatan;
e. pengamanan dan pemeliharaan;
f. Penilaian;
g. Pemindahtanganan;
h. Pemusnahan;
i. Penghapusan;
j. Penatausahaan; dan
k. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
LARANGAN, DOKUMEN & SUMBER BMD LAINNYA
Permendagri 19 Tahun 2016 ttg Pedoman Pengelolaan BMD
• Barang milik daerah dilarang digadaikan/dijaminkan untuk mendapatkan
Pasal 4 pinjaman atau diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan
(LARANGAN) kepada pemerintah daerah.
• Barang milik daerah tidak dapat disita sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

• Barang milik daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD, dilengkapi
dokumen pengadaan.
Pasal 5 • Barang milik daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, dilengkapi
(Dokumen) dokumen perolehan. Barang milik daerah bersifat berwujud maupun tidak
berwujud.

Barang milik daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, meliputi:
✓ hibah/sumbangan atau yg sejenis (termasuk hibah/sumbangan atau yg sejenis
Pasal 6, dari negara/Lembaga internasional)
Pasal 7, ✓ pelaksanaan dari perjanjian/kontrak (kontrak karya, bagi hasil, kerja sama,
Pasal 8 perjanjian, kerja sama dengan badan usaha)
✓ berdasarkan peraturan perundang-undangan
(Sumber) ✓ berdasarkan putusan pengadilan
✓ hasil divestasi atau penyertaan modal
PEMANFAATAN
Pendayagunaan barang milik daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas
dan fungsi SKPD dan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak mengubah
status kepemilikan. (Pasal 1 angka 32 Permendagri 19/2016)

Dilaksanakan berdasarkan Dapat dilakukan sepanjang Pemanfaatan BMD dilakukan


pertimbangan teknis dengan tidak mengganggu tanpa memerlukan
memperhatikan kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi persetujuan DPRD
daerah dan kepentingan umum penyelenggaraan
pemerintahan daerah

Biaya pemeliharaan dan Biaya persiapan pemanfaataan BMD yang menjadi objek
pengamanan barang milik barang milik daerah sampai Pemanfaatan dilarang
daerah serta biaya pelaksanaan dengan penunjukkan mitra dijaminkan atau digadaikan
yang menjadi objek Pemanfaatan dibebankan pada
pemanfaatan dibebankan pada APBD
mitra pemanfaatan
BENTUK PEMANFAATAN
• Optimalisasi BMD dan menunjang • Mengoptimalkan daya guna dan hasil
• Optimalisasi Penggunaan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah guna BMD
BMD dan Memperoleh daerah • Meningkatkan penerimaan
Fasilitas Yang Diperlukan • Penerimaan: tidak ada pendapatan daerah
Dalam Rangka Menunjang “Pinjam Pakai Barang Milik Negara/Daerah • Penerimaan: Kontribusi Tetap dan Bagi
Tusi dilaksanakan antara Pemerintah Pusat dan Hasil Keuntungan
• Penerimaan: Uang Sewa Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah
Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan”

Kerja Sama
Sewa Pinjam Pakai
Pemanfaatan (KSP)

Bangun Guna
Kerja Sama
Serah (BGS) /
Penyediaan
Bangun Serah
Infrastruktur (KSPI)
Guna (BSG)
• SKPD/Pengelola Barang • Dalam rangka kepentingan umum
memerlukan bangunan dan dan/atau untuk mendukung tugas dan
fasilitas dan tidak fungsi dan tidak tersedia dana APBD
tersedia/tidak cukup dana untuk penyediaan infrastruktur
dalam APBD (termasuk dalam daftar proyek
• Penerimaan: Kontribusi tetap prioritas )
• Penerimaan: Pembagian Kelebihan
PEMINDAHTANGANAN
Barang milik daerah yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah
dapat dipindahtangankan (Pasal 329 PMDN 19/2016)

PERSETUJUAN DPRD :
• Tanah Dan/Atau Bangunan;
• Selain tanah dan/atau bangunan lebih dari Rp. 5
Penjualan Milyar
TANPA PERSETUJUAN DPRD :
• Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau
penataan kota
Tukar menukar • Harus dihapuskan karena anggaran untuk
BENTUK bangunan pengganti sudah disediakan dalam
dokumen penganggaran
Hibah • Diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil
pemerintah daerah yang bersangkutan
• Diperuntukkan bagi kepentingan umum
Penyertaan Modal Pemerintah • Dikuasai pemerintah daerah berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan
ketentuan perundang undangan, yang jika status
kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara
ekonomis.
HAL YANG HARUS DIPERHATIAKN
Permendagri 19 Tahun 2016 ttg Pedoman Pengelolaan BMD

Tanah dan/atau bangunan yang sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan
kota dimaksudkan bahwa lokasi tanah dan/atau bangunan dimaksud terjadi perubahan
Pasal 332 peruntukan dan/atau fungsi kawasan wilayah → perlu dilakukan penyesuaian yang
berakibat pada perubahan luas tanah dan/atau bangunan tersebut

Bangunan yang harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti


sudah disediakan dalam dokumen penganggaran → bangunan yang berdiri di atas
tanah tersebut dirobohkan untuk selanjutnya didirikan bangunan baru di atas
Pasal 333 tanah yang sama (rekonstruksi) sesuai dengan alokasi anggaran yang telah
disediakan dalam dokumen penganggaran

Tanah dan/atau bangunan diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil pemerintah daerah →
merupakan kategori rumah negara/daerah golongan III dan tanah yang merupakan tanah
Pasal 334 kavling yang menurut perencanaan awalnya untuk pembangunan perumahan pegawai
negeri sipil pemerintah daerah yang bersangkutan.

Tanah dan/atau bangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan umum → tanah dan/atau
bangunan yang digunakan untuk kegiatan yang menyangkut kepentingan bangsa dan
negara, masyarakat luas, rakyat banyak/bersama, dan/atau kepentingan pembangunan,
Pasal 335 termasuk diantaranya kegiatan pemerintah daerah dalam lingkup hubungan persahabatan
antara negara/daerah dengan negara lain atau masyarakat/lembaga internasional.
PENGHAPUSAN
Tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang
berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung
jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya

Daftar
(Efisiensi Barang
BASIC SPENDING
Birokrasi)
Daftar Barang
Pengguna Milik Daerah
SK Sekretaris Daerah SK Kepala Daerah
BASIC SPENDING
(Efisiensi Birokrasi)

PEGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH


Dilaksanakan karena
1. Pemindahtanganan
2. Putusan pengadilan
3. Pemusnahan
4. Menjalankan ketentuan Undang-Undang
5. Sebab Lain
Transformative
Governance (Internet
of Things/IOT) Dlm
Manajemen Asset BMD
VARIABEL UTAMA MASA DEPAN PEMERINTAH

Disrupsi Di Semua Menguatnya Artificial Penggunaan Big Data Interaksi dan


Sektor Kehidupan Intelligence Pelayanan Online

… KECEPATAN PERUBAHAN HARAPAN DAN TUNTUTAN MASYARAKAT

“The gratest danger in times of turbulence is not the turbulence, it is to act with yesterday’s logic” (Peter Drucker)
24
GOVERNANCE 4.0
Imperative Note: Pandemi Covid-19 menunjukan bahwa Digital
Governance adalah solusi dan keniscayaan

Flexible Working Arrangement


• Flexible Workspace (co-working space, teleworking)
• Flexible Work Schedule (flexi time, 4 hari kerja)

1
Super Application (serba IT)
Talent Management • Single digital government
• Sistem karier terbuka (open Ruang Kerja Masa Depan platform (OSS)
career system). 5 (Digital Governance) 2 • Perpres SPBE, UU 11/2021 &
• Manajemen Talenta Nasional RUU Pemerintahan Digital

Capacity Building
Tata Kerja • Digital competency bagi ASN
• Rekayasa proses bisnis (IT- led • Corporate university
reform/Palugada) • Kolaborasi IT
4 3
• Penyederhanaan struktur (network
model) 25
TRANSFORMASI PEMERINTAHAN (IOT) & BMD

Participative Economy
THE DYNAMIC OF ORGANIZATION GOVERNANCE

Semi Participative
Economy

Hierarchical Economy

Hierarchical Power
Sharing

1.0 2.0 3.0 4.0


Government as Government as service Government as Government as
administrator, citizen as provider, citizen as facilitator, citizen as collaborator, citizen as
residents consumer participants co-creation
26
ARSITEKTUR SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
PERPRES 95 TAHUN 2018

MANFAAT

DEFINISI Menghilangkan tumpang tindih fungsi bisnis


Kerangka dasar yang mendeskripsikan integrasi bisnis, data pemerintahan
dan informasi, aplikasi, infrastruktur SPBE, dan Keamanan SPBE Menghilangkan duplikasi aplikasi dan infrastruktur TIK,
untuk menghasilkan layanan pemerintah yang terintegrasi serta memperkuat Keamanan Informasi
Menerapkan standardisasi TIK dan standarisasi kualitas
layanan digital Nasional (Service Level Agreement)
Visi dan Misi SPBE
Berbagi data dan informasi sesuai kebijakan Satu Data Indonesia
Tujuan dan Sasaran SPBE Memudahkan integrasi layanan pemerintah, sehingga
Arsitektur SPBE menumbuhkan-kembangkan inovasi proses bisnis dan
Domain Layanan SPBE layanan baru
Meningkatkan keselarasan perencanaan dan penganggaran
Domain Proses
Bisnis SPBE, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Domain Domain Data dan penerapan SPBE
Aplikasi Informasi
SPBE
Domain
JANGKA WAKTU
Infrastruktur SPBE Disusun untuk jangka waktu 5 tahun
Domain Keamanan SPBE
TERDIRI DARI
Manajemen SPBE • Arsitektur SPBE Nasional
• Arsitektur SPBE Instansi Pusat
Tata Kelola SPBE
• Arsitektur SPBE Pemerintah Daerah 27
KERANGKA ARSITEKTUR SPBE NASIONAL
DIGITAL ASSET (BMD) MANAGEMENT

E – ASSET

Pererncanaan Pembinaan &


Kebutuhan, Pengawasan
Anggaran

Pengadaan,
Penggunaan,
Pemanfaatan

Pengamanan
& Penilaian,
Pemeliharaan Pemindahtang
anan
PLATFORM SISTEM INFORMASI PEMERINTAH DAERAH

INFORMASI INFORMASI KEUANGAN DAERAH INFORMASI PEMERINTAHAN


PEMBANGUNAN
DAERAH LAINNYA
DAERAH
KUA/
KUA/PPA RAPB
RAPB PENATAUSA-
PENATAUSAHAA PELAPO
PELAPOR
AKUNTANSI
AKUNTANSI
RPJPD RPJMD RKPD PPAS
S D
D HAAN
N AN
RAN LPPD EPPD SIWASIAT PERDA

DASHBOARD DASHBOARD
DATA PEMBANGUNAN DATA KEUANGAN DAERAH DASHBOARD
DAERAH (KEUDA) + ASSET BMD DATA PEMERINTAHAN LAINNYA
(BANGDA)

EVALUASI
HASIL
SINKRO

SINKRO
NISASI

NISASI
RKPD

RKPD
SINKRO

EVALUA
SINKRO
NISASI
DATA

NISASI

DATA
DATA

SI
RKPD KUA & REALISASI
RAPBD APBD SPD SPP SPM SP2D
PPAS APBD

RENJA MONEV
OPD PEMBAHA-
SAN
REALISASI
PEMBANGUNA
N
USULA USULAN
29
DPRD
RESES,P
USULA N HIBAH MUSRENBA ARUS RANCANGAN
OKOK
N DESA BANKE DAN NG LRA NERACA CaLK
PIKIRAN
U BANSOS
KAS PERDA
TERIMA KASIH
INSPEKTORAT JENDERAL #ItjenBerintegritas
@itjenkemendagri.ri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI #SatuDataSatuKata
#ItjenHebat
Inspektorat Jenderal Kemendagri

Anda mungkin juga menyukai