Anda di halaman 1dari 2

Meyakini Kebenaran Sains Al Quran

Bagi seorang muslim, percaya akan kebenaran Al Quran menjadi salah satu rukun
iman. Ia menjadi pondasi yang utama, tidak boleh tidak seorang muslim harus mempercayai
bahwa Al Quran adalah firman Allah dengan kebenaran yang nyata, al haqq. Maka Allah
memerintahkan kita untuk mengimani Al Quran

‫آمنَّا بِاللَّ ِه َو َما ُأن ِز َل ِإلَْينَا‬


َ ‫قُولُوا‬
Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan (kami beriman juga) atas apa yang
diturunkan kepada kami (Al Quran)...” (QS Al Baqarah : 136)
Meng-imani Al Quran tidak hanya sebatas pada taraf percaya, bahkan hingga
ketundukan akan firmanNya. Hal ini menjadi kriteria seseorang untuk dapat disebut
mengimani Al Quran. Dengan ketundukkan itu pula, Allah menjanjikan hadirnya ketenangan
pada diri, juga menjanjikan balasan yang berlipat. Allah berfirman

‫ين ِإ َذا ذُ ِّك ُروا بِ َها َخ ُّروا ُس َّج ًدا َو َسبَّ ُحوا بِ َح ْم ِد َربِّ ِه ْم َو ُه ْم اَل‬ ِ َّ ِ ِ ِ
َ ‫ِإنَّ َما ُيْؤ م ُن بآيَاتنَا الذ‬
‫۩ يَ ْستَ ْكبِ ُرو َن‬
Orang-rang yang beriman denga ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila
diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur dalam keadaan sujud dan
bertasbih dengan memuji Rabb mereka, dan mereka tiada menyombongkan diri.
(QS As Sajdah : 15)
Keimanan kepada Al Quran seringkali dikaitkan dengan kebenaran ilmiah. Duhai,
ternyata fakta kehancuran bintang dan terbentuknya supernova telah disebutkan dalam
surat Ar Rahman ayat 37. Betapa fase-fase terbentuknya janin menjadi bayi di dalam rahim
telah tersebutkan beberapa kali, dalam surat Al Hajj dan surat Al Mukminun. Fakta-fakta
ilmiah yang demikian banyaknya memperkuat keimanan kita kepada Al Quran.
Lalu, bagaimana apabila terdapat fakta ilmiah yang telah teruji dan ternyata
menyelisihi apa yang terdapat dalam Al Quran? Begitu pertanyaan saya kepada KH Abdul
Aziz Abdur Rauf.
Dengan penuh akhlak, beliau menjawab. “Yang harus diyakini pertama kali adalah
kebenaran Al Quran, bagaimanapun penelitian mengungkapkan. Penelitian-penelitian ilmiah
itu terkadang masih teori, esok lusa pasti berkembang. Adapun fakta-fakta ilmiah yang
menguatkan kebenaran Al Quran itu bersifat tadabbur, pembantu tafsir, bukan bersifat
tafsir yang bermakna penjelas.” Kurang lebih begitu ucapan beliau.
Maka Allah berfirman dalam hadits qudsi. “Keutamaan Kalam Allah Subhanahu wa
Ta’ala terhadap seluruh kalam yang ada di semesta ini, ibarat keutamaan Allah ta’ala
terhadap makhluk.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya. Terkadang kecerdasan manusia sahaja
yang belum dapat memahami kebenaran yang sejati, menyebabkan ketidak sesuaiannya
akan Al Quran yang bersifat Al Haqq. Atau sebaliknya, penelitiannya memang
mengungkapkan kebenaran, hanya saja ia tidak memiliki ilmu yang cukup untuk memahami
Al Quran. Maka jurnal-jurnal ilmiah, sebagaimanapun hebatnya tidak akan menyaingi Al
Quran, bahkan boleh jadi justru memperkuat kebenaran dan kemuliaan Al Quran.
Hal yang patut dihindari oleh para ilmuwan berikut peneliti ialah mempercayai ilmiah
terlebih dahulu sebelum Al Quran. Apabila Al Quran ini sesuai dengan apa yang ia teliti,
percayalah ia. Sebaliknya, bila penelitiannya tidak tertemu dengan ungkapan-ungkapan
Al Quran, ia berpaling dan tidak mempercayai Kalam Allah. Maka sifat seperti inilah yang
diungkapkan oleh Allah

ٌ ‫) َأفِي ُقلُوبِ ِهم َّم َر‬49( ‫ين‬ ِِ ِ


‫ض َِأم ْارتَابُوا َْأم يَ َخافُو َن‬ َ ‫َوِإن يَ ُكن لَّ ُه ُم ال‬
َ ‫ْح ُّق يَْأتُوا ِإلَْيه ُم ْذعن‬
50( ‫ك ُه ُم الظَّالِ ُمو َن‬ َ ‫يف اللَّهُ َعلَْي ِه ْم َو َر ُسولُهُ ۚ بَ ْل ُأو ٰلَِئ‬
َ ‫َأن يَ ِح‬
Tetapi, apabila kebenaran di pihak mereka, mereka dating kepadanya dengan patuh.
Apakah di dalam hati mereka terdapat penyakit atau mereka ragu-ragu atau mereka takut
kalua-kalau Allah dan RasulNya berlaku dzalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah
orang-orang yang dzalim. (QS An Nur : 49 – 50)
Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat yang demikian, dan menjadikan kita mukmin
yang benar-benar sejati mengimani Al Quran. Wallahu A’lam.

Anda mungkin juga menyukai