Anda di halaman 1dari 7

Nama : Albar Adabi

NRP : 19.02.024

Kelas : 2B Rehabilitasi Sosial

CATATAN PROSES HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI

PEMERLU PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (PPKS) KLIEN ”D”

(PENGGUNA NARKOBA)

Hari / Tanggal : Senin, 8 Maret 2021

Jenis PPKS : Pengguna Narkoba

Nama Klien : ”H”

Umur : 22 tahun

Alamat : Merangin, Jambi

Tujuan wawancara : Sebagai langkah awal di dalam Tahap awal Rencana Intervensi
terhadap klien

Komentar Hambatan atau Perasaan


No Isi Dialog
Supervisor Pewawancara

Proses wawancara dilakukan Tahap awal ada rasa ragu


di rumah orang tua klien yang dan takut karena klien
beralamat di Saumata, Gowa. dalam keadaan :
Pada saat itu H baru saja
1. Sedang menonton TV
keluar dari lembaga
2. Terlihat ragu-ragu dan
permasyarakatan akibat kasus
tak acuh
penyalahgunaan obat-obatan
Tapi setelah wawancara
terlarang.
berjalan klien ternyata
P : Assalammu’alaikum “D” cukup terbuka dan lancar
K : Wa’alaikumsalam kak’

P : Sedang sibuk apa nih?

K : Oh, tidak sedang santai


nih.

K : Ada apa ya a’?

P : Oh, ya Perkenalkan nama


saya Fahmi, kalo tidak
keberatan saya Pandangan mata klien

bermaksud terlihat seperti menyelidik

mewawancarai Anda.

K : Silahkan, tidak masalah.


Wawancara apa?

P : Tentang ketergantungan
terhadap narkoba.

K : Oke.

P : Baiklah,pertayaan
pertama, apakah kegiatan
“H” belakangan ini?

K : Terus terang gak ada, yah


begini saja tiap hari gak
Klien terdengar agak ragu-
jelas juntrungannya.
ragu
P : Saya dengar H adalah
peng-guna narkoba, apa
betul?

K : Ya, betul.

P : Sejak kapan H mengenal


narkoba?

K : Sejak SMP kelas 1.


Teman saya yang Klien sedikit antusias
memperkenalkan.
Awalnya sih gratis, tapi
selanjutnya saya harus
membeli dengan harga
yang lumayan tinggi.

P : Narkoba jenis apa serta


berapa harganya?

K : Awalnya saya nyimeng


(ganja, red.), lama-lama
sudah nggak menantang
lagi, terus saya mulai
coba pake sabu deh.
Kalau cimeng harganya
gak terlalu mahal, sekitar
20 ribu untuk satu linting.
Sedangkan sabu harganya
bisa sampai 150 ribu per-
paket.

P : Kalo boleh tahu dari


mana Anda mendapatkan
uang untuk membeli
narkoba?

K : Awalnya saya
membohongi orang tua
saya dengan berdalih
untuk uang SPP atau
buku pelajaran. Lama-
lama setelah saya
semakin tergantung
narkoba, saya mulai
berani mencuri bah-kan
merampok atau istilah-
nya mengompas anak-
anak sekolah.

P : Bagaimana reaksi orang


tua Anda saat mengetahui
bahwa Anda memakai
narkoba?

K : Di mana-mana juga pasti


terpukul. Awalnya
mereka sedih dan marah.
Tapi dasar sayanya
bandel lama-lama mereka
putus asa.

P : Adakah upaya yang


dilaku-kan orang tua
untuk me-ngatasi
masalah?

K : Mereka cuma menasihati


saja. Paman saya (ketua Klien tampak menerawang
RT setempat, red.) dan sedih
bahkan per-nah
mengancam akan
mengusir saya dari ling-
kungan tempat tinggal
saya. Tapi dasarnya saya
bandel, tetap aja upaya
mereka nggak ngefek
(berpengaruh, red).

P : Bagaimana perasaan
Anda sebagai pengguna
narkoba, pernahkah Anda
merasa bersalah dengan
kelakuan Anda ini?

K : Jujur sih iya, tapi gimana


ya aa’, saya udah terlanjur
kecebur dunia ini jadi
susah. Sebetulnya saya
ingin ter-bebas (dari
ketergantungan) tapi
memang susah sih. Saya
sebetulnya kasihan
dengan orang tua, cuma
kalo sudah sakaw, yang
ada di pikiran saya cuma
gimana caranya saya bisa
dapet sabu, itu saja. Kalau
sudah pake narkoba saya
suka jadi lepas kendali.
Sampai-sampai saya
pernah memperkosa pacar
saya sampai hamil.
Untungnya orang tua dia Harapan tampak
tidak menuntut saya ke menyembul dari suara klien
polisi. Mereka hanya
meminta saya
bertanggung jawab
dengan menikahi
anaknya. Tapi setelah
menikah saya diusir
mereka, karena kebiasaan
saya memakai narkoba
nggak hilang-hilang juga.
Mereka tidak sudi punya
menantu seorang
pecandu.
P : Lantas apa yang Anda
lakukan untuk membe-
baskan diri dari
kecanduan?

K : Minggu depan saya


rencananya akan “diung-
sikan” oleh bapak saya ke
tempat nenek saya di
Cilacap. Tentunya dengan
pengawasan bapak yang
juga ikut mengungsi. Ba-
gaimanapun juga saya
ber-harap supaya saya
bisa sembuh, sebab
narkoba benar-benar telah
meng-hancurkan hidup
saya dan keluarga sampai
ke titik paling bawah.

P : Ya, saya harap demikian.


Baiklah, rasanya obrolan
kita sudah cukup. Saya
doakan semoga keinginan
Anda untuk sembuh dari
ketergantungan narkoba
dapat terwujud. Terima
kasih banyak ya H.

K : Terima kasih kembali.

Anda mungkin juga menyukai