Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ARTIKEL : PECANDU SABU YANG TEGA MENGANIYAYA PUTRI

KANDUNGNYA SENDIRI
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Konseling Reproduksi
Remaja dan Napza yang diampu oleh Prof.Dr Ni Ketut Suarni, M.Psi.,Kons dan Gede
Nugraha Sudarsana, S.Psi.,M.Pd

Oleh :
Dhea Nanda Pratiwi 1811011036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
A. Gambaran Kasus
L balita 4 tahun adalah korban kekerasan oleh ibu kandunganya sendiri (B).
kejadian itu dilaporkan salah satu tetangga B yang melihat L sedang dipukuli oleh
ibunya hingga terdapat luka memar di sekujur badannya, dan matanya lebam
berdarah. Kejadian tersebut membuat gempar masyarakat disekitarnya. Karena
kejadian itu B akhirnya di tangkap polisi untuk dimintai keterangan. Seperti yang
diketahui, B adalah seorang single parent. B merupakan seseorang yang sangat
tertutup di lingkungannya. Sehari – hari ia bekerja sebagai pelayan disalah satu
warung makan dekat tempat tinggalnya. Ketika bekerja, B menitipkan putrinya ke
salah satu kerabatnya, dan mengambil putrinya ketika malam hari selepas ia pulang
bekerja. B dikenal sebagai sosok yang giat bekerja, ia mengerjakan segala macam
pekerjaan dengan cepat. Ia juga sering mengambil kerja malam untuk menambah
penghasilan, dan pulang pagi – pagi buta. Bos tempatnya bekerja menerangkan bahwa
B adalah sosok yang tidak kenal lelah, ia mengerjakan segala pekerjaan dengan cepat.
Ia juga dikenal sebagai seorang yang tidak kenal lelah, ia bisa bekerja dari pagi
hingga malam. Padahal untuk kondisi fisik seorang wanita, itu sangat terlihat tidak
normal. Selain itu, beberapa waktu terakhir di tempat kerja, B sering terlihat aneh,
sesekali ia seperti seseorang yang suka ngelantur tidak jelas, bahkan sering terlihat
cemas dan ketakutan, ia bekerja tanpa henti, namun hasil pekerjaannya sering kacau
balau. Beberapa kali di tempat kerja B juga terlibat cekcok dan hampir melakukan
tindakan kekerasan terhadap rekan kerjanya. Karena kasus kekerasan pada anaknya,
kini B mendekam di sel tahanan. Dari hasil keterangan B, ia mengaku tidak sadar
ketika menganiyaya putinya hingga babak belur. Ia mengaku hilang kendali saat
mendapati putrinya mengompol di sofa ruang tamu. Dan secara tidak sadar ia
melakukan tindakan kekerasan itu. Dan berdasarkan hasil tes urin yang dilakukan
pihak kepolisian, B ternyata terbukti positif menggunakan narkoba jenis sabu. Selain
itu B mengaku bahawa sudah 1 minggu tidak lagi menggunakan sabu,Karena
tindakannya tersebut, saat ini B mendekam dipenjara.
B. Analisis Kasus
No Langkah – Langkah Keterangan
1. Identifikasi Kasus Konseli adalah seorang pecandu
sabu yang melakukan tindakan
kekerasan terhadap putrinya
sendiri,
2. Identifikasi masalah Pada langkah identifikasi
masalah, data yang dapat
peneliti peroleh yaitu dari
konseli, Ibu kandung, Rekan
kerja, tetangga. Adapun hasilnya
adalah :
1. Klien melakukan
tindakan kekerasan
kepada putrinya
karena penggunaan
sabu
2. Klien adalah sosok
yang pendiam dan
tertutup
3. Klien tidak
menggunakan sabu
selama 1 minggu
4. Klien bekerja terus
menerus hingga larut
malam
5. Klien lincah namun
hasil pekerjaannya
kacau balau
6. Klien sering terlihat
cemas
7. Klien sering
berbicara melantur
8. Klien pernah terlibat
cekcok di tempat
karja, dan hampir
melakukan tindakan
kekerasan
3. Diagnosa Pada langkah diagnosis ini, bisa
disimpulkan bahwa
permasalahan dari konseli disini
yaitu konseli sudah pada tahap
ketergantungan sabu, sehingga
gejala yang terjadi sangat jelas
dan serius. Konseli sedang pada
fase sakaw, dimana ia sudah
tidak mengkonsumsi sabu 1
minggu, sehingga gejala yang
muncul adalah cemas, ketakutan,
pekerjaan kacau, hingga
melakukan kekerasan fisik.
4. Prognosa Apabila permasalahan konseli
tidak segera di atasi, maka
kemungkinan yang akan terjadi
yaitu berdampak pada kesehatan
fisik, mental ( depresi, gila),
mendorong konseli untuk bunuh
diri hingga akan berujung
kepada kematian.
5. Treatment Treatment yang akan diberikan
yaitu dengan Konseling Realita
Teknik WDEP
6. Follow Up Untuk melihat perkembangan
konseli, maka akan dilakukan
peninjauan dan pertemuan ulang
setelah 1 minggu.
C. Langkah dan strategi
a. W (Wants)
Keinginan menanyai klien terkait keinginan, kebutuhan, persepsi dan tingkat
komitmennya.
b. D (Doing and Direction)
Mengekplorasi arah dan tindakan yang dilakukan konseli untuk mengetahui apa
saja yang dilakukan guna mencapai kebutuhan dan keinginannya.
c. E (Evaluation)
Menolong klien mengevaluasi diri sendiri. Mengevaluasi arah, tindakan,
keinginan dan kebutuhan konseli.
d. P (Planning)
Membantu klien membuat rencana tindakan. Proses teknik WDEP mencapai
puncaknya saat membantu klien membuat rencana tindakan. Fokusnya lebih pada
tindakan karena tindakanlah komponen perilaku total (tindakan, pikiran, perasaan,
dan fisiologi) yang bisa kita control.
D. Verbatim Pelaksanaan Konseling
Konselor (KO) Pernyataan Langkah – langkah
Atau Konseli
(KI)
KI Selamat siang.
KO Selamat siang, silahkan duduk Attending
KI (konseli duduk)
KO Apakah benar ini dengan saudara B
KI Iya benar mbak
KO Bagaimana kabar kamu hari ini? Opening
KI Alhamdulillah baik si mbak
KO Alhamdulillah, saya senang sekali bisa bertatap Acceptance
muka daengan kamu. Saya sangat mengapresiasi
kamu karena berkenan datang kemari.
Kalau boleh saya tau, sekarang apa kegiatannya
mbk?

KI Sibuk mengikuti proses penyembuhan aja mbak,


sama ikut kegiatan yang ada disini
KO Baik, jadi apakah ada yang bisa saya bantu? Penjembatan
KI Saya ingin melakukan konseling mbk
KO Baik, jadi sebelum kita melakukan konseling saya Structuring
akan jelaskan terlebih dahulu. jadi nanti kita akan
melakukan proses konseling kurang lebih 15
menit.

Jadi dalam proses konseling ini, saya sebagai


konselor akan membantu kamu dalam memahami
dan memecahkan permasalahan yang kamu alami,
namun pada akhirnya nanti keputusan ada di
tangan kamu. Apakah bisa di pahami?

KI Iya bisa mbak.


KO Baik, sebelumnya saya akan berikankontrak Conten
konseling, bisa baca terlebih dahulu kemudian
bisa di tandatangani

KI Baik mbk.
KO Baik, sekarang bisa kita mulai proses konseling
pada hari ini

KI Jadi gini mbak, saya punya masalah tapi saya


bingung harus dari mana saya cerita

KO Coba bisa kamu jelaskan tidak masalah nya yang


bagaimana

KI Saya merasa sangat bersalah mbak, saya merasa


diri saya ini sangatlah buruk. Dan hidup saya
rasanya sangat kacau

KO Oke, jadi kamu saat ini sedang diliputi rasa Lead


bersalah, dan merasa hidupmu berantakan.
Kira – kira bisa kamu jelaskan apa sebenanrnya
penyebab kamu merasa seperti itu?

KI Saya sudah mencelekakan anak saya, di tangan


saya sendiri, anak saya celaka, terluka hingga
dilarikan kerumah sakit. Saya merasa gagal
menjadi seorang ibu. Hidup saya hancur, karena
sabu saya saat ini berada disini, jauh dari keluarga
dan anak saya. Karena tuntutan pekerjaan saya
dulu menggunakan sabu, saya pikir saya akan
lebih fit dan giat dalam bekerja, namun
kenyataannya ini yang saya dapatkan. Saya ingin
terbebas, namun saya merasa susah, saya tidak
betah disini, dengan kegiatan yang diadakan disini
kadang saya malas untuk mengikutinya, tapi disisi
lain saya ingin sembuh
KO Saya ikut sedih mendengar cerita kamu, tentu ini
bukan hal yang mudah.

Jika diukur dalam skala 1-10, berapa kira – kira


skor intensitas kamu menggunakan sabu?
KI 8 kira – kira.
KO Cukup intens berati ya, lalu sekarang apa yang Want
kamu inginkan dalam permasalahan ini?

KI Ya saya ingin berubah mbak, saya ingin bisa Want


terbebas dari jeratan sabu. Dan hidup normal
dengan keluarga saya dan anak saya.

KO Bagus sekali keinginan kamu, sekarang coba Penguatan


kamu fikirkan, hal apa yang akan terjadi jika Lead
perilaku kamu dalam menggunakan sabu tidak
segera kamu ubah atau kamu singkirkan?
KI Jika saya tetap seperti ini, tentunya saya akan jauh Want
dari anak saya, karena perilaku saya yanh kadang
tidak terkrontrol dibawah pengaruh sabu, mungkin
saya juga bisa kehilangan anak saya, keluarga
saya. bahkan bisa saja saya yang nantinya akan
meninggalkan keluarga saya terlebih dahulu.
KO Benar sekali apa yang kamu katakan, saya sangat
setuju. Jadi jika kamu terus – terusan

Seperti ini, tentu banyak hal yang akan terjadi.


Kamu kehilangan anak kamu, menjadi jauh,
kehilangan pekerjaan, dan bisa jadi kamu akan
mengalami gangguan fisik dan psikis yang bisa
berakibat kematian.

Kira – kira seberapa keras usaha kamu untuk bisa


berubah?
KI Sangat keras sekali mbak. Saya harus bisa berubah
KO Oke, jadi tadi kamu bilang harus bisa berubah. Doing and direction
Kira – kira hal apa yang harus kamu siapkan atau
lakukan untuk bisa memenuhi keinginanmu untuk
tidak lagi ketergantungan sabu?

KI Jadi yang harus saya lakukan tentunya mengkuti


setiap kegiatan rehabilitasi disini, mentaati semua
peraturan, dan mengikuti setiap kegiatan dengan
baik.

KO Baik, jadi ada beberapa langkah yang akan kamu Evaluation


lakukan ya, seperti mengikuti jadwal rehabilitasi
dengan baik, selalu mengikuti setiap kegiatan
yang diadakan. Kamu juga bisa mengikuti
kegiatan tambahan untuk mengasah ketrampilan
kamu, agar setelah keluar dari sini kamu bisa
mencari pekerjaan sesuai dengan apa yang kamu
pelajari, berkumpul dengan orang – orang yang
bisa memotivasi kamu tentunya juga bagus agar
kamu terus semangat untuk sembuh.

Coba kamu refleksikan sekarang ke diri kamu,


apakah sudah sesuai dengan yang kamu lakukan
saat ini?
KI Belum , karena saya masih malas untuk melakukan
semua itu saat ini. Dari semua yang sudah
sampaikan belum ada satupun yang saya lakukan.
.
KO Saya bisa memahami apa yang kamu rasakan, Planning
memang tidak mudah untuk beradaptasi di temat
yang baru.
Kira – kira sekarang apa rencana yang akan kamu
lakukan?

KI Rencana yang akan saya lakukan yaitu pertama


harus menguatkan niat saya untuk bisa berubah
dan sembuh. Mengikuti setiap sesi kegiatan
dengan tertib, mulai mengikuti kegiatan untuk
menambah ketrampilan. Dan berusaha berbaur
dengan yang lainnya, yang bisa memotivasi saya
untuk lekas sembuh.

KO Rencana yang bagus.Kira – kira kapan kamu akan Planning


memulai rencana ini?

KI Secepatnya , setelah saya pulang dari sini


KO Baik, niat yang sangat bagus.
Saya yakin sekali, jika kamu disiplin dan niat
sungguh-sungguh untuk berubah, kamu akan bisa
menhilangkan ketergantungan kamu terhadap sabu
dengan mengikuti segala sesi kegiatan yang sudah
di jadwalakn disini. Dan lekas berkumpul dengan
keluarga.

Nah, jadi kita kan sudah melakukan diskusi dari


tadi, coba sekarang simpulkan apa yang kamu
dapatkan dari diskusi kita kali ini

KI Yang saya dapatkan yaitu, kunci untuk bisa Menyimpulkan


berubah adalah pada diri saya, saya harus sungguh
– sungguh mengikuti setiap sesi kegiatan
rehabilitasi disini, belajar untuk berbaur dengan
yang lain agar rasa malas, dan tidak betah dalam
diri saya hilang, serta lebih termotivasi.
KO Nag, sekarang kamu sudah paham dan tahu kana
pa yang harus april lakukan
KI Iya mbak
KO Kira – kira apakah masih ada yang ingin kamu
sampaikan?

KI Sudah mbak, cukup


KO Baik kalau begitu apakah bisa kita akhiri proses Penutup
konseling saat ini?

KI Bisa mbak.
KO Oke, jadi sebelum kita akhiri mari kita berdoa
menurut agama masing – masing. Berdoa mulai..

(berdoa)……… Selesai.

Baik saya ucapkan terimakasih karena sudah


mengikuti konseling dengan baik. saya yakin
kamu bisa berubah, asalkan ada kemauan dan niat.

KI Iya mbak, aamiin.. terimakaasih. Saya pamit keluar


dulu. Selamat siang

KO Iya selamat siang.


E. Follow Up
Untuk melihat perkembangan konseli, maka akan dilakukan peninjauan dan
pertemuan ulang setelah 1 minggu.
F. Kesimpulan
Penerapan konseling realita teknik WDEP ini akan berhasil jika ada keinginan yang
kuat dari klien untuk berubah dan juga membutuhkan dukungan daari orang – orang
sekitarnya. Selain itu, intensitas pemberian layanan konseling pada setiap orang
berbeda – beda, tergantung dari tingkat ketergantungan klien terhadap narkoba yang
ia gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Kasih, R. C. (2019). Konseling Kelompok Realitas untuk Mengurangi Keinginan


Memakai Narkotika pada Pecandu. In Prosiding Seminar Nasional & Call Paper
Psikologi Sosial (pp. 122-128).

Anda mungkin juga menyukai