Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KLIEN DENGAN DISTRES SPIRITUAL


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I
Dosen Pengampu:
1. Ns. Duma Lumban Tobing, M.Kep, Sp. Kep. J
2. Ns. Evin Novianti, M.Kep., Sp.Kep.J

Disusun Oleh:

Ghea Andriani 1910711012


Anita Puji Astuti 1910711013

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
Link RolePlay :
https://drive.google.com/file/d/1NYSTvw0jWtRdeQVJO3hGPLJZ8M_NtbKw/vi
ew?usp=drivesdk

STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1)


TINDAKAN KLIEN DENGAN DISTRES
SPIRITUAL
KASUS :
Seorang perempuan berusia 31 tahun tengah dirawat di RS umum karena menderita
HIV AIDS. Perawat melakukan pengkajian, ditemukan data bahwa klien
menunjukkan perilaku banyak diam, menolak melakukan aktivitas ibadah yang
diadakan di RS. Klien mengatakan bahwa penyakit yang ia derita karena Tuhan
marah dan mengutuknya akibat perilaku menyimpang yang ia lakukan selama ini.
Klien merasa tidak ada yang memahami dirinya saat ini bahkan keluarga tidak mau
memaafkan klien, tidak pernah membesuk dan merasa diasingkan. Klien marah pada
diri sendiri mengapa ia melakukan kesalahan besar. Klien merasa hidup sudah tidak
lagi bermakna. Kepada perawat klien mengaku kalau ia tidak mampu berdo’a dan
bermaksud mempelajari agama lain yang bisa memaafkan dosa-dosanya. Perawat
menyusun intervensi keperawatan, salah satunya adalah mengikutsertakan tokoh
agama, namun klien menolak dan mengatakan tidak tertarik dengan kegiatan
keagamaan yang ia anut.

Hari / Tanggal : Kamis, 20 Mei 2021


Nama Klien : Ny. A
Ruangan : 208
Pertemuan :1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan bahwa penyakit yang ia derita karena Tuhan marah.
b. Klien mengatakan Tuhan mengutuknya akibat perilaku menyimpang
yang ia lakukan selama ini.
c. Klien mengatakan tidak ada yang memahami dirinya saat ini bahkan
keluarga tidak mau memaafkan klien, tidak pernah membesuk dan
merasa diasingkan.
d. Klien marah pada diri sendiri mengapa ia melakukan kesalahan besar.
e. Klien mengatakan hidup sudah tidak lagi bermakna

Data Objektif :
a. Pasien menderita HIV AIDS
b. Klien menunjukkan perilaku banyak diam

2. Diagnosa Keperawatan : Distress spiritual

3. Tujuan Tindakan Keperawatan : Klien dapat merasakan ketenangan dalam


hidup

4. Tindakan Keperawatan
a. Membantu menurunkan kemarahan klien
b. Membantu klien menerima keadaan
c. Membantu klien memaafkan dirinya sendiri
d. Melatih klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam

B. Strategi Komunikasi

Fase Orientasi
Salam Terapeutik : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu, Perkenalkan nama
saya Ners. Ghea yang berdinas dari jam 8 pagi hingga jam 2 siang nanti.
Sebelumnya bisa tolong Ibu sebutkan nama dan tanggal lahirnya? Senang
dipanggil siapa?
Evaluasi/validasi : “Bagaimana perasaan ibu pagi hari ini? Kegiatan
apa yang biasa ibu lakukan di pagi hari?
Kontrak : “Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
sejenak?
Tujuan : “Supaya ketika Ibu berdoa dengan tenang dan dapat
berdamai dengan kondisi ibu saat ini. Berapa lama kita bisa bicara?
Ibu ingin dimana tempatnya ?”

Fase Kerja :

Apa yang Ibu rasakan Ketika teringat terkait penyakit HIV yang Ibu
alami? Kenapa Ibu marah? Pada siapa Ibu marah? Ketika memikirkan
penyakit itu, adakah reaksi fisik yang muncul? Jadi saat ini Ibu merasa
putus asa dan marah pada diri sendiri akibat kesalahan yang pernah Ibu
perbuat, Ibu menjadi tidak mau untuk beribadah dan lebih banyak
diam, biasanya apa yang Ibu lakukan ketika perasaan itu muncul? Saya
coba bantu untuk mnegatasinya ya, apakah Ibu bersedia? Caranya
dengan melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Ikuti dengan seksama
ya Bu Pertama Ibu Tarik nafas melalui hidung kemudian tahan
sebentar 3-4 detik. Selanjutnya hembusakan melalui mulut. Ibu mau
coba sekarang? Bagus, seperti itu ya Bu . Teknik ini bisa Ibu lakukan
lagi sebanyak 3-4 kali.

Fase Terminasi :

Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan Ibu setelah kita melakukan terknik


relaksasi nafas dalam?

Evaluasi Objektif : Coba Ibu ceritakan lagi teknik relaksai nafas


dalam yang sudah kita lakukan tadi. Bagus sekali,..
Rencana Tindak Lanjut : Baik, latihan hari ini sudah selesai. Jika
Ibu merasa tidak tenang, Ibu bisa melakukan teknik relaksasi yang
tadi sudah kita lakukan.
Kontrak yang akan datang : Besok pagi saya akan mengunjungi Ibu lagi
untuk berbincang-bincang.
Topik : Besok pagi saya mendatangkan Bu Ustadzah. Ibu bisa
menanyakan pikiran Ibu ke Bu Ustadzah .”

Waktu : Jam berapa kita bisa bertemu lagi?

Tempat : Ibu ingin dimana tempatnya ? Baiklah saya pamit dulu.


Sampai ketemu besok, selamat pagi.

C. Dokumentasi tindakan SP 1
No Implementasi Evaluasi
diagnosa
Sp 1 Hari /Tgl : Kamis, 20 Mei 2021 jam S : Klien merasa tenang dan rileks
Distres 09.00 setelah melakukan teknik relaksasi
spiritual nafas dalam
Data : klien merasa sedih, lebih banyak
diam, merasa putus asa, kadang O:
menghindari kontak mata dan merasa  Klien mampu mengikuti
dirinya tidak berguna sebagai perempuan intruksi perawat
karena tidak bisa memiliki keturunan,  Klien mampu mampu
tidak punya harapan untuk bisa menikah, berkomunikasi dengan
merasa tidak ada seorang laki-laki yang perawat
bersedia menjadi suaminya.  Klien mampu melakukan
teknik relaksasi nafas dalam
Kemampuan yang masih dimiliki dengan mandiri dan hasil
adalah berhias, memakai baju, mandi yang baik.
sendiri, memasak
A : Distres Spiritual masih terjadi.
Tindakan :
 Membantu menurunkan kecemasan P : Latihan teknik relaksasi nafas
klien dalam secara mandiri saat merasa
 Membantu klien menerima keadaan tidak tenang atau cemas.
 Membantu klien memaafkan dirinya
sendiri
 Melatih klien melakukan teknik TTD
relaksasi nafas dalam Ns. Fifi

RTL : Membantu klien menetapkan


keyakinan dan mampu beribadah
kembali melalui tokoh agama
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 2)
TINDAKAN KLIEN DENGAN DISTRES
SPIRITUAL
Hari / Tanggal : Jumat, 21 Mei 2021
Nama Klien : Ny. A
Ruangan : 208
Pertemuan : 2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan bahwa penyakit yang ia derita karena Tuhan
marah.
b. Klien mengatakan Tuhan mengutuknya akibat perilaku menyimpang
yang ia lakukan selama ini.
c. Klien marah pada diri sendiri mengapa ia melakukan kesalahan besar.
d. Klien mengaku kalau ia tidak mampu berdo’a
e. Klien mengaku bermaksud mempelajari agama lain yang bisa
memaafkan dosa-dosanya.
f. Klien mengatakan tidak tertarik dengan kegiatan keagamaan yang ia
anut.

Data Objektif :
a. Pasien menderita HIV AIDS
b. Menolak melakukan aktivitas ibadah yang diadakan di RS
c. Klien menolak bertemu dengan tokoh agama.
d. Klien menghindar kontak mata, klien terlihat sedih, klien lebih
banyak diam.
2. Diagnosa Keperawatan : Distress spiritual

3. Tujuan Tindakan Keperawatan :

a. Klien memiliki kemampuan berdoa


b. Klien mampu beribadah
4. Tindakan Keperawatan

a. Mengakaji faktor penyebab distress spiritual pada klien


b. Membantu klien mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang keyakinannya
c. Membantu klien mengembangkan keterampilan untuk mengatasi perubahan ritual
dalam hidupnya

d. Membantu klien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan keagamaan


e. Memfasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai agamanya
f. Memfalitasi pasien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain
g. Membantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.

B. Strategi Komunikasi

Fase Orientasi

Salam Terapeutik : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu, masih ingat


saya Ners. Ghea? saya Ners. Ghea yang berdinas dari jam 8 pagi
hingga jam 2 siang nanti… Boleh tolong sebutkan nama dan tanggal
lahirnya?

Evaluasi/validasi : “Bagaimana perasaan Ibu hari ini? biasanya apa


yang Ibu lakukan di pagi hari?”
Kontrak : “Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
sejenak?
Tujuan : “Supaya ketika Ibu berdoa dengan tenang dan dapat
berdamai dengan kondisi Ibu saat ini. Berapa lama kita bisa bicara?
Ibu ingin dimana tempatnya?”
Fase Kerja :
Apa masalah yang Ibu rasakan saat ini? Coba Ibu sampaikan apa yang
menyebabkan Ibu tidak mampu berdoa? Adakah faktor-faktor lain yang
menyebabkan Ibu tidak tertarik dengan kegiatan keagamaan yang Ibu anut?
Jika ada pertanyaan yang mengganjal tentang keyakinan/spiritualitas, Ibu boleh
coba tanyakan kepada tokoh agama yang saya hadirkan. Baik untuk waktu dan
tempat saya persilahkan. Saya akan kembali dalam 20 menit. Setelah 20 menit,
apa saja yang Ibu bicarakan tadi?

Fase Terminasi :

Evaluasi Subjektif : ”Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang


bincang hari ini?”

Evaluasi objektif : ”Coba Ibu sebutkan kegiatan spiritual apa yang


kita sepakati bersama. Kegiatan ibadah mana yang akan Ibu coba
lakukan?”

Rencana Tindak Lanjut : “Jika Ibu butuh sesuatu bisa pencet bel bu.
Kalau begitu saya pamit undur diri ya. Wassalamualaikum, selamat
pagi”

Kontrak yang akan datang :


Topik : -
Waktu : -
Tempat : -

C. Dokumentasi tindakan SP 2
No Implementasi Evaluasi
diagnosa
Sp 2 Hari /Tgl : Kamis, 20 Mei 2021 jam S : Klien merasa senang berbicara
Distre 09.00 dengan tokoh agama
s
Spiritu Data : klien sudah lebih baik dari hari O:
al sebelumnya, sudah sedikit percaya diri  Klien terlihat lebih tenang
karena bisa berhias.  Klien mampu berkomunikasi
dengan tokoh agama dan
Kemampuan yg masih dimiliki adalah perawat
berhias, memakai baju, mandi sendiri,  Klien terlihat percaya diri
memasak mengungkapkan
pikirannya
Tindakan :
 Mengakaji faktor penyebab distress A : Distres spiritual teratasi
spiritual pada klien sebagian.
 Membantu klien mengungkapkan
perasaan dan pikiran tentang P : Latihan berkomunikasi
keyakinannya dengan
 Membantu klien mengembangkan lingkungan minimal 2x /hari
keterampilan untuk mengatasi secara mandiri sesuai jadwal.
perubahan ritual dalam hidupnya
 Membantu klien mengevaluasi
perasaan setelah melakukan kegiatan TTD
keagamaan Ns. Ghea
 Memfasilitasi pasien dengan alat-alat
ibadah sesuai agamanya
 Memfalitasi pasien untuk
menjalankan ibadah sendiri atau
dengan orang lain
 Membantu pasien untuk ikut serta
dalam kegiatan keagamaan.

RTL : Menghadirkan tokoh agama


untuk berbincang kembali dengan
klien

Anda mungkin juga menyukai