KESALAHAN
SESEORANG
PERBUATAN TINDAKAN
AWAM DOKTER
AKIBAT PENYEBAB
(dimulai adanya kematian)
Titik Temu antara
Disiplin Kedokteran dan Disiplin Hukum
Scientific Evidence
Kepastian Hukum
Teori Adequat
Menilai serangkaian faktor-faktor penyebab hanya
terdapat satu sebab yang dapat diterima, yaitu faktor
sebelumnya sudah diketahui oleh pembuat delik.
IUS CURIA NOVIT
KAUSALITAS
Visum et Repertum
Penyebab yang masuk akal
(plausible)
Pertanggungjawaban
Dokter KESALAHAN HAKIM
(Memperingan/ Memperberat)
Studi Kasus Pembelajaran
dari Luar Negeri
Kasus USA
(The People of State of California v. Conrad Robert
Murray)
Dokter pribadi Michael Jackson, Conrad Murray
didakwa dengan pembunuhan tidak sengaja dari
over dosis Propofol sebagai obat anastesi.
Terdakwa divonis bersalah dengan
mempertimbangkan penyebab utama kematian
dikualifikasi sebagai pembunuhan (di luar dosis
pemakaian dengan melakukan eksperimen
terhadap korban).
Kasus United Kingdom
R v. Adomako (1995) 1 A C.171
Dokter ahli anastesi didakwa melakukan
pembunuhan yang melanggar kewajiban (profesi)
dalam kasus operasi mata. Penyebab utama
selang penting terputus dari ventilator dan
akibatnya pasien mengalami serangan jantung
fatal.
Terdakwa divonis bersalah dengan
mempertimbangkan faktor penyebab utama
adalah perilaku terdakwa dinilai sangat buruk.
COMMON LAW
95%
BALANCE
OF
PROBABILITY
BRD
BSD
DIAMBIL
PUTUSAN
Standar Daubert
Standar aturan seorang ahli didasarkan
penalaran atau metode ilmiah yang valid
Diterapkan standar “kesaksian seorang ahli”
untuk dapat dijadikan pertimbangan atau
tidak
Kesaksian ahli harus didasarkan
metode ilmiah
yang memenuhi syarat sebagai pengetahuan
ilmiah
KASUS 1
(Siswi PKL, Perawat, dan dr. Wida Parama Astiti)
Terdakwa I
Putusan Mahkamah Agung No. 84 K/Pid/2012
tanggal 30 Juli 2012 disebutkan terdakwa
terbukti adanya hubungan kausal, namun
‘bukan’ merupakan tindak pidana.
Hakim memberikan alasan pembenar Pasal 51
KUHP sebagai dasar menjalankan perintah
jabatan dan tidak boleh dihukum (lepas dari
segala tuntutan hukum)
Terdakwa II
Pertimbangan dalam Putusan Mahkamah
Agung No. 102 K/Pid/2012 tanggal 2 Agustus
2012 disebutkan terdakwa terbukti adanya
hubungan kausal, namun ‘bukan’ merupakan
tindak pidana.
Hakim melepaskan terdakwa dari segala
tuntutan hukum dengan pertimbangan alasan
pembenar Pasal 51 KUHP
Terdakwa III
Pertimbangan dalam Putusan Mahkamah
Agung No. 590 K/Pid/2012 tanggal 28
September 2012 disebutkan terdakwa
terbukti memiliki hubungan kausal dengan
matinya korban dalam dakwaan Pasal 359 jo.
361 KUHP, “karena salahnya menyebabkan
matinya orang yang dilakukan dalam suatu
jabatan atau pekerjaannya”
KASUS 2
Dr. Setyaningrum
Pengadilan Negeri PATI No.8/1980/pid.B/Pn.Pt
tanggal 2 September 1981 disebutkan perbuatan
terdakwa terbukti melanggar Pasal 359 KUHP
Putusan Pengadilan Tinggi Semarang No.
203/1981/Pid.Pt tanggal 19 Mei 1982 disebutkan
perbuatan terdakwa terbukti melanggar Pasal 359
KUHP
Putusan Mahkamah Agung No. 600 K/Pid/1983
tanggal 27 Juni 1984 disebutkan tidak terbukti
adanya hubungan kausalitas dengan kematian
korban
CIVIL LAW