Definisi
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu) ,lahir spontan dengan
presentabelakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik
pada ibu ataupun pada janin.(Wiknjosastro,2015)
a. Struktur Eksterna
b. Struktur Interna
C. Klasifikasi kehamilan
(Winkjosastro, 2015).
d) Pingsan
g) Miksi sering
j). Epulis
F. PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein
(Albumin)
Untuk mengetahui adanya
risiko pada keadaan
preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal
dilakukan pada trimester II
dan III.
b. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen
benedict dan menggunakan
diastic.
c. Pemeriksaan darah
2) Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan
gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari
janin, plasenta dan uterus.
3) Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung
janin, daerah yang paling
jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum
maksimum.
4) Memakai alat
Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah
gelombang ultrasound
untuk mendeteksi frekuensi
jantung
janin dan
tokodynomometer untuk
mendeteksi kontraksi
uterus kemudian
keduanya direkam pada
kertas yang sama sehingga
terlihat gambaran keadaan
jantung janin dan
kontraksi uterus pada saat
yang sama
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
c. Pemeriksaan darah
enatalaksanaan Persalinan
Kala IV
Dua jam pertama pasca
persalinan merupakan waktu
kritis bagi ibu dan neonatus.
Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik
luar biasa dimana ibu
baru
melahirkan bayi dari dalam
perutnya dan neonatus
sedang menyesuaikan
kehidupan
dirinya dengan dunia luar.
Petugas medis harus tinggal
bersama ibu dan neonatus
untuk memastikan bahwa
keduanya berada dalam
kondisi stabil dan dapat
mengambil tindakan yang
tepat dan
cepat untuk mengadakan
stabilisasi.
Langkah-langkah
penatalaksanaan persalinan
kala IV:
1. Periksa fundus uteri tiap 15
menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam
kedua.
2. Periksa tekanan darah –
nadi – kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit
pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua.
3. Anjurkan ibu untuk minum
dan tawarkan makanan yang
dia inginkan.
4. Bersihkan perineum dan
kenakan pakaian ibu yang
bersih dan kering.
5. Biarkan ibu beristirahat.
6. Biarkan ibu berada didekat
neonatus.
7. Berikan kesempatan agar
ibu mulai memberikan ASI,
hal ini juga dapat membantu
kontraksi uterus .
8. Bila ingin, ibu
diperkenankan untuk ke
kamar mandi untuk buang
air kecil.
Pastikan bahwa ibu sudah
dapat buang air kecil
dalam waktu 3 jam
pasca
persalinan.
9. Berikan petunjuk kepada
ibu atau anggota keluarga
mengenai cara mengamati
kontraksi uterus dan tanda-
tanda bahaya bagi ibu dan
neonatus.
Ibu yang baru bersalin
sebaiknya berada di kamar
bersalin selama 2 jam dan
sebelum dipindahkan ke
ruang nifas petugas medis
harus yakin bahwa:
1. Keadaan umum ibu baik.
2. Kontraksi uterus baik dan
tidak terdapat perdarahan.
3. Cedera perineum sudah
diperbaiki.
4. Pasien tidak mengeluh
nyeri.
5. Kandung kemih kosong
enatalaksanaan Persalinan
Kala IV
Dua jam pertama pasca
persalinan merupakan waktu
kritis bagi ibu dan neonatus.
Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik
luar biasa dimana ibu
baru
melahirkan bayi dari dalam
perutnya dan neonatus
sedang menyesuaikan
kehidupan
dirinya dengan dunia luar.
Petugas medis harus tinggal
bersama ibu dan neonatus
untuk memastikan bahwa
keduanya berada dalam
kondisi stabil dan dapat
mengambil tindakan yang
tepat dan
cepat untuk mengadakan
stabilisasi.
Langkah-langkah
penatalaksanaan persalinan
kala IV:
1. Periksa fundus uteri tiap 15
menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam
kedua.
2. Periksa tekanan darah –
nadi – kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit
pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua.
3. Anjurkan ibu untuk minum
dan tawarkan makanan yang
dia inginkan.
4. Bersihkan perineum dan
kenakan pakaian ibu yang
bersih dan kering.
5. Biarkan ibu beristirahat.
6. Biarkan ibu berada didekat
neonatus.
7. Berikan kesempatan agar
ibu mulai memberikan ASI,
hal ini juga dapat membantu
kontraksi uterus .
8. Bila ingin, ibu
diperkenankan untuk ke
kamar mandi untuk buang
air kecil.
Pastikan bahwa ibu sudah
dapat buang air kecil
dalam waktu 3 jam
pasca
persalinan.
9. Berikan petunjuk kepada
ibu atau anggota keluarga
mengenai cara mengamati
kontraksi uterus dan tanda-
tanda bahaya bagi ibu dan
neonatus.
Ibu yang baru bersalin
sebaiknya berada di kamar
bersalin selama 2 jam dan
sebelum dipindahkan ke
ruang nifas petugas medis
harus yakin bahwa:
1. Keadaan umum ibu baik.
2. Kontraksi uterus baik dan
tidak terdapat perdarahan.
3. Cedera perineum sudah
diperbaiki.
4. Pasien tidak mengeluh
nyeri.
5. Kandung kemih kosong
Dua jam pertama pasca
persalinan merupakan waktu
kritis bagi ibu dan neonatus.
Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik
luar biasa dimana ibu
baru
melahirkan bayi dari dalam
perutnya dan neonatus
sedang menyesuaikan
kehidupan
dirinya dengan dunia luar
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Persalinan
. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat
Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan,
suku bangsa, agama, alamat (Manurung et al., 2016).
Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi :
kebutuhan nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi
dan pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok)
(Manurung et al., 2018).
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital sign.
Pemeriksaan kebidanan
k. Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG,
pap smear dan kultur getah serviks
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
Kategori: Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran
Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi
kognitif yang
b. Penyakit akut
c. Penyakit kronis
Kategori: Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran
Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi
kognitif yang
e. Penyakit akut
f. Penyakit kronis
(Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2016)
Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai peningkatan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan klien individu,
keluarga, dan komunitas (PPNI, 2018). Perencanaan untuk masalah
keperawatan defisit pengetahuan, sebagai berikut:
Tabel 2
Intervensi Keperawatan Defisit Pengetahuan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Interven
Keperawat si
an
1 Defisit SLKI SIKI
pengetahu Luaran Utama : Edukasi Perawatan
an Kehamilan
Tingkat Pengetahuan
Kriteria hasil : a. Identifikasi pengetahuan
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses
keperawatan, penetapan suatu keberhasilan suatu asuhan keperawatan
didasarkan pada perubahan perilaku dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu (Nursalam, 20016).
Tabel 3
Evaluasi Keperawatan Defisit Pengetahuan
Diagnosa
No Evalusi
Keperawatan
1 Defisit pengetahuan S (Subjektif):
O (Objektif):
Data yang diperoleh dari respon pasien secara
non verbal atau melalui pengamatan perawat
A (Assessment):
Rencana selanjutnya
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/222215763/Laporan-Pendahuluan-Anc
https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/antropologi-kesehatan/lp-
antenatal-care/10826350
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesi