1. Prinsip diversifikasi dalam pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kondisi dan ciri khas sesuai potensi yang ada di daerah tersebut. Keragaman setiap wilayah inilah yang menjadi latar belakang bagi pemerintah untuk melakukan diversifikasi kurikulum guna mendukung terselenggaranya pembelajaran yang bersifat personal. Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan diversifikasi perlu dilakukan. Ketiga faktor itu adalah perbedaan potensi daerah, perbedaan satuan pendidikan, dan juga perbedaan peserta didik. 1) Perbedaan potensi daerah Dari sisi potensi daerah, tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah-sekolah di daerah yang berbeda tidak dapat menerapkan kurikulum yang sama. Misalnya, sekolah di daerah pegunungan yang dekat dengan pertanian dianggap kurang tepat jika memberikan tema kompetensi dasar yang berkaitan dengan potensi kelautan. 2) Perbedaan satuan pendidikan Selain potensi daerah, satuan pendidikan tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Tentu ada perbedaan seperti jenis pendidikan, jenjang sekolah, lokasi, potensi daerah, serta arah pengembangan ke depan. 3) Perbedaan peserta didik Perbedaan siswa juga menjadi salah satu faktor mengapa diversifikasi kurikulum perlu dilakukan. Keberagaman peserta didik dapat dilihat dari bakat, minat, kemampuan berpikir, latar belakang sosial ekonomi, dan latar belakang budayanya. 2. Pengaruh pembaharuan kurikulum memiliki banyak penyebab, dengan Perubahan kurikulum ini diharapkan mampu mencapai tujuan pendidikan itu sendiri, faktor pertama yang menyebabkan perubahan kurikulum, bisa berubah karena sistem pemerintahannya juga berubah, perubahan kemajuan informasi, Penyebab selanjutnya adalah adanya ide-ide baru dari para pakar pendidikan yang di mana ada kebutuhan untuk pembaruan kurikulum, yang mungkin memiliki sebuah ide yang telah lama dipikirkan dan dirancang, dan diketahui ada gaya belajar baru yang lebih bagus dan yang pasti sangat efisien jika di atur di era sekarang, misalnya pada kurikulum 2013, muncul ide baru tentang pembelajaran aktif penekanannya pada siswa disini siswa dapat menyalurkan lebih banyak pendapat mereka dan dapat dilakukan melalui diskusi dan bertukar pikiran atau pengalaman. 3. Faktor pertama yang menyebabkan perubahan kurikulum, bisa berubah karena sistem pemerintahannya juga berubah, misalnya adanya pergantian presiden baru, juga harus ada reformasi yang yang dilaksanakan di mana semua aspek sosial, politik, ekonomi, ideologi, dan pendidikan sistemnya juga bisa berubah. Pergantian menteri juga termasuk kedalam permasalahan politik yang dapat merubah sistem pendidikan, dimana pemerintahan yang berkuasa saat itu, bisa dan sangat mampu merubah kurikulum sesuai yang pemerintah saat itu inginkan. 4. Kurikulum 1947 adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Pada saat itu, Pancasila ditetapkan sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini disebut juga RPP 1947, tetapi baru dilaksanakan tahun 1950. Karena kurikulum ini lahir ketika Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang mandiri, berdaulat, dan setara dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus RPP 1947 tidak menekankan pada pendidikan akal, melainkan hanya pendidikan karakter, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. 5. Kekurangan dari lurikulum 2006 : 1) Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuanpendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah. 2) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan daripelaksanaan KTSP. 3) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik kosepnya,penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan. 4) Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampakberkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagaisyarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan profesi. 6. Fungsi kurikulum dapat dibagi menjadi beberapa kelompok tergantung dari pihak yang menerimanya. Hal ini karena kurikulum merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan banyak orang. Kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pelajaran yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. Pada hakikatnya, kurikulum adalah rencana pembelajaran. Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dan terkait langsung dengan fungsi kurikulum harus memahaminya. Pihak-pihak seperti siswa atau siswa yang menjalankan kurikulum, orang tua siswa, guru atau pendidik, serta pemerintah melalui sekolah dan dinas pendidikan harus memahami kurikulum yang diterapkan. 7. Kelompok saya menjelaskan mengenai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006.