Anda di halaman 1dari 9

IPA

Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur. Keadaan atom sesungguhnya sangat sukar untuk
diungkapkan dalam bentuk gambar. Semua materi dapat dibagi-bagi sampai pada bagian yang
terkecil dari zat tersebut sehingga tidak bisa dibagi-bagi lagi. Pada gambar dibawah diperlihatkan
gambaran kasar tentang atom yang disimpulkan para ahli.
Advertisment

Model Atom
Atom

Menurut Aristoteles, pembagian materi bersifat kontinu. Suatu materi dapat dibagi menjadi bagian
yang lebih kecil secara terus menerus tanpa ada batasnya. Sedangkan, Democritus berpendapat
bahwa pembagian materi sifatnya diskontinu. Artinya, jika suatu materi dibagi secara terus menerus,
maka akan diperoleh bagian yang terkecil dan tidak dapat dibagi lagi. Bagian itulah yang disebut
dengan atom.

Pada 2500 tahun yang lalu, para ilmuan Yunani Kuno menyatakan bahwa materi terdiri dari bagian-
bagian yang sangat kecil, disebut atom. Kata atom berasal dari kata atomos yang berarti tidak dapat
dibagi-bagi lagi. Pendapat ini dikembangkan oleh Democritus dan dapat bertahan lama sekali,
walaupun para ilmuan pada zaman itu belum bisa menjelaskan peristiwa-peristiwa perubahan zat
yang terjadi di alam.
Model Atom
Istilah atom pertama kali diajukan oleh Anaxagoras. Democritus hanya mengungkapkan bahwa atom
sangat kecil sehingga tidak dapat dibagi-bagi lagi. Pendapat tentang atom disempurnakan oleh John
Dalton pada 1803. John Dalton (1766 – 1844) menyusun teori tentang atom yang lebih lengkap, yaitu
sebagai berikut :
a. Materi terdiri atas sejumlah partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dipecah-pecah lagi.
Partikel inilah yang dinamakan atom.
b. Atom-atom dalam suatu unsur identik dalam segala hal atau mempunyai sifat dan massa
yang sama dengan unsur tersebut, tetapi berbeda dengan atom-atom unsur lain.
c. Atom dapat bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa dengan perbandingan
tertentu yang nilainya bulat dan sederhana.
Atom-atom unsur H berbeda dengan atom-atom
unsur C

Atom unsur H memiliki kesamaan dalam segala hal (sifat dan massa) dengan atom unsur H yang
lainnya, tetapi atom unsur H berbeda dengan atom unsur C.

Atom-atom H bergabung dengan atom-atom O membentuk senyawa


H2O

Atom H bergabung dengan atom O membentuk suatu senyawa. Perbandingan atom H dengan atom
O dalam senyawa tersebut adalah 2 : 1.
Model Atom J.J Thomson

Bila John Dalton mengemukakan teorinya seperti di atas, bahwa atom tidak dapat dibagi lagi, ternyata
bertentangan dengan eksperimen-eksperimen.

Model atom J.J. Thomson


Partikel-partikel yang lebih kecil, yang membentuk atom-atom sekarang banyak kita kenal.
Sehubungan dengan penemuan elektron yang menjadi bagian dari atom maka J.J. Thomson
menyarankan untuk pertama kali suatu model atom.
Teori atom menurut J.J. Thomson.

1) Atom berbentuk bola pejal yang bermuatan positif dan mengandung sejumlah elektron bermuatan
negatif yang tersebar di seluruh zat atom.
2) Jumlah muatan positif dalam atom sama dengan jumlah muatan negatif elektron sehingga secara
keseluruhan muatan atom adalah netral.

Model atom ini tidak dikembangkan secara terperinci, karena ternyata tidak cocok dengan percobaan-
percobaan Rutherford.
Model Atom Rutherford
Ernest Rutherford pada tahun 1911 mengemukakan teorinya tentang susunan atom. Untuk
membuktikan teorinya di dalam laboratorium Rutherford, Geoger, dan Marsder mengadakan suatu
percobaan dengan menembakkan partikel-partikel alpa pada suatu lempengan emas yang sangat
tipis, yaitu setebal 0,01 mm atau kira-kira setebal 200 atom. Apabila model atom Thomson itu benar,
maka partikel-partikel alpa tidak akan dihamburkan pada saat mengenai lempengan emas.

Partikel alpa dengan energi yang sangat besar dan massa elektron diharapkan akan bergerak lurus,
tak terganggu oleh elektron dan muatan positif atom emas yang menyebar di sekitar elektron.

Percobaan Rutherford menggunakan partikel alfa


Ternyata partikel-partikel alpa yang digunakan dalam percobaan itu tidak seluruhnya dapat
menembus lempengan emas secara lurus, tetapi beberapa di antaranya ada yang dibelokkan,
bahkan ada yang dikembalikan dengan membentuk sudut antara 90o sampai 120o. Hal ini
menunjukkan bahwa muatan positif dari atom tidak menyebar, tetapi mengumpul pada suatu tempat
dalam tiap-tiap atom, sehingga dapat menghamburkan partikel-partikel alpa pada saat menumbuk
atom-atom tersebut. Percobaan inilah yang mendorong Rutherford pada tahun 1911 untuk
menyusun model atom yang baru.
Menurut Rutherford, Atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron yang
bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti tersebut

Model atom Rutherford


Model Atom Bohr

Niels Bohr menyusun model atom berdasarkan model atom Rutherford dan teori kuantum. Model
atom Bohr berdasarkan postulat-postulat berikut.
1. Elektron tidak dapat berputar mengelilingi inti pada setiap lintasan, tetapi hanya melalui
lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner.
2. Jika elektron berpindah dari salah satu lintasan ke lintasan lain yang terhadapnya lebih
dalam, akan dipancarkan energi dan bila berpindah ke lintasan yang letaknya lebih luar, akan
diserap energi.

Model atom Bohr digambarkan sebagai berikut.


Model atom Bohr

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri atas beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron.

Kelemahan model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron
banyak. Dengan demikian diperlukan model
atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr.

Berdasarkan uraian di atas ternyata masingmasing model atom mempunyai kelebihan dan
kelemahan.
Kelebihan dan Kelemahan model atom
Model Atom Kelebihan Kelemahan
Membuktikan adanya
partikel lain yang bermuatan
negatif dalam atom. Berarti
atom bukan merupakan
bagian terkecil dari suatu Belum dapat
unsur. Selain itu juga menerangkan
Menurut Thomson
memastikan bagaimana susunan
seperti
bahwa atom tersusun muatan
roti kismis
dari partikel yang bermuatan positif dalam bola dan
positif dan negatif untuk jumlah elektron.
membentuk atom netral.
Juga membuktikan bahwa
elektron terdapat dalam
semua unsur.
 Model tersebut tidak
dapat
Menurut Rutherford  Membuat hipotesa bahwa menerangkan mengapa
seperti atom tersusun atas inti atom elektron tidak pernah
planet bumi mengelilingi dan elektron yang mengelilingi jatuh
matahari inti. ke dalam inti sesuai
dengan
teori fisika klasik.
 Menurut Neils Bohr  Mampu membuktikan  Hanya dapat
seperti adanya lintasan elektron menerangkan
bola, dengan inti untuk atom hidrogen. atom-atom yang memiliki
atom yang elektron tunggal seperti
gas
hidrogen, tetapi tidak
dapat
dikelilingi sejumlah
menerangkan spektrum
elektron
warna dari atom-atom
yang
memiliki banyak elektron
Lambang Atom

Sebuah atom dapat dituliskan dalam lambang tertentu. Aturan penulisan lambang sebuah atom
adalah sebagai berikut :

dimana :

X = Lambang unsur yang disusun oleh atom


A = Nomor massa atom
Z = Nomor atom
Momor Masa Atom
Nomor massa atom (A) menyatakan jumlah proton dan neutron di dalam inti atom, sedangkan nomor
atom (Z) menyatakan jumlah proton di dalam inti atom. Nomor atom juga menyatakan jumlah elektron
yang beredar mengelilingi inti atom. Bila jumlah neutron dalam inti dilambangkan dengan N, maka :
A=Z+N

Dimana :

A = Nomor Massa Atom = Proton + Neutron


Z = Nomor atom = Jumlah Proton = Jumlah Elektron

Atom memiliki sifat yang netral. Oleh karena itu, jumlah proton harus sama dengan jumlah elektron.
Dengan demikian, nomor atom menunjukkan pula jumlah elektron yang ada dalam atom itu.

Nomor atom = Jumlah proton dalam inti atom


= Jumlah elektron dalam inti atom

Sebagai contoh, atom karbon memiliki nomor massa 12 dan nomor atom 6. Tentukan:

a. aturan penulisan dari atom karbon tersebut


b. jumlah proton
c. jumlah elektron
d. jumlah neutron

Jawab:

a. Aturan penulisan dari atom karbon adalah C karena atom karbon memiliki nomor massa (A) = 12
dan nomor atom (Z) = 6.
b. Jumlah proton (Z) = 6.
c. Jumlah elektron (Z) = 6.
d. Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z) = 12 – 6 = 6

Nomor massa atom menunjukkan jumlah proton dan neutron di dalam inti atom, sedangkan nomor
atom menunjukkan jumlah elektron yang beredar mengelilingi inti atom.

20 Contoh Soal Pemuaian Panjang, Luas dan


Volume Beserta Jawabannya
Supervisor Blog MIPA 11 May 21, 2018 A+ A-
DAFTAR MATERI FISIKA
 1. Besaran Fisika
 2. Vektor dan Resultan
 3. Mekanika (Kinematika dan Dinamika)
 4. Fisika Optik
 5. Suhu dan Kalor
Pemuaian adalah peristiwa bertambah besarnya ukuran suatu benda karena
kenaikan suhu yang terjadi pada benda padat tersebut. Kenaikan suhu yang
terjadi, menyebabkan benda itu mendapat tambahan energi berupa kalor yang
menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat.

Pemuaian dapat terjadi dalam tiga kondisi, yaitu pemuaian panjang (hanya
dialami zat padat), pemuaian luas (hanya dialami zat padat) dan pemuaian
volume (dialami zat padat, cair dan gas).
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang kumpulan contoh
soal dan pembahasan tentang pemuaian panjang, luas dan volume. Namun
sebelum itu, kita ringkas dahulu rumus-rumusnya, yaitu sebagai berikut.

Rumus Pemuaian Panjang


Suatu benda yang mula-mula memiliki panjang L  kemudian dipanaskan hingga
0

terjadi perubahan suhu sebesar ∆T, maka panjang akhir benda (L) setelah
pemanasan dirumuskan sebagai berikut.

L = L (1 + α∆T) ….…… Pers.


0

(1)
Keterangan:
L = panjang benda saat dipanaskan (m)
L  = panjang benda mula-mula (m)
0

α = koefisien muai linear/panjang (/ C) o

∆T = perubahan suhu ( C)
o

Rumus Pemuaian Luas


Suatu benda yang mula-mula memiliki luas A  kemudian dipanaskan hingga
0

terjadi perubahan suhu sebesar ∆T, maka luas akhir benda (A) setelah
pemanasan dirumuskan sebagai berikut.

A = A (1 + β∆T) ….…… Pers.


0

(2)
Keterangan:
A = luas benda saat dipanaskan (m ) 2

A  = luas benda mula-mula (m )


0
2

β = 2α = koefisien muai luas (/ C)


o

∆T = perubahan suhu ( C)
o
Rumus Pemuaian Volume
Suatu benda yang mula-mula memiliki volume V  kemudian dipanaskan hingga
0

terjadi perubahan suhu sebesar ∆T, maka volume akhir benda (V) setelah
pemanasan dirumuskan sebagai berikut.

V = V (1 + γ∆T) ….…… Pers.


0

(3)
Keterangan:
V = luas benda saat dipanaskan (m ) 3

V  = luas benda mula-mula (m )


0
3

γ = 3α = koefisien muai volume (/ C) o

∆T = perubahan suhu ( C)
o

Pemuaian Volume pada Gas


Berdasarkan proses pemanasannya, pemuaian volume yang dialami zat gas
dibedakan dalam tiga jenis kondisi, yaitu sebagai berikut.
1. Pemuaian Volume pada Tekanan Tetap (Isobarik)
Pada tekanan tetap, volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas itu.
Pernyataan itu disebut Hukum Gay-Lussac. Secara matematik dapat
dinyatakan:
V~T
Atau secara lengkap dapat ditulis dalam bentuk persamaan berikut.
V V V … Pers.
= tetap atau =
1 2

T T T 1 2 (4)

2. Pemuaian Tekanan Gas pada Volume Tetap (Isokhorik)


Pada volume tetap tekanan gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
Pernyataan itu disebut juga dengan hukum Gay-Lussac. Secara matematik
dapat dinyatakan sebagai berikut.
P~T
Atau secara lengkap dapat ditulis dalam bentuk persamaan berikut.
P P P … Pers.
= tetap atau =
1 2

T T T 1 2 (5)

3. Pemuaian Volume Gas pada Suhu Tetap (Isotermis)


pada suhu tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas.
Pernyataan itu disebut hukum Boyle. Salah satu penerapan hukum Boyle yaitu
pada pompa sepeda. Dari hukum Boyle tersebut, diperoleh:

PV =
atau P V  = P V  ………. Pers. (6)
tetap
1 1 2 2

Jika pada proses pemuaian gas terjadi dengan tekanan berubah, volum
berubah dan suhu berubah maka dapat diselesaikan dengan
persamaan hukum Boyle - Gay Lussac, dimana:
P
ata PV PV … Pers.
V = tetap 1 1
= 2 2

u (7)
T T1 T2

Anda mungkin juga menyukai