DIALEKTIKA
Dialektika Hegel yang idealis ini ditolak Marx karena mendeduksikan hokum dialektika bukan
dari kenyataan tapi dari kesadaran. Marx merubah "dialektika subjektif" Hegel ke "dialektika
onjektif" Pengaruh Hegel ini mensintesis pengaruh Feuerbach yang berhasil dalam mengatasi
materialisme mekanis , tapi gagal memahami materi yang bekembangan secara dialektis, yaitu
perkembangan dari tahap kuantitaif ke tahap kualitatif. Ini berarti pengintegrasian materi dapat
merubah pada suatu hal sama sekali baru. Dengan cara ini berati kehidupan berasal dari materi
dan kesadaran manusia berasal dari kehidupan organis (Bertens,1983). Dialektika berarti "ilmu
khusus" yang mencurahakan perhatiannya pada masalah hukum umum tentang gerak, perubahan,
dan perkembangan.
Engels memaksudkan perkembangan / perubahan itu adalah mencakup Alam, masayarakat dan
pemikiran manusia. Dialektika disebut juga "teori ilmiah" ( a scientific teory), sebuah "metoda
kognisi" (a methode of cognition) dan sebuah "petunjuk aksi" (aguide to action). Ia merupakan
pengetahuan tentang hukum-hukum perkembangan yang memungkinkan menganilis masa lalu
(sejarah), mengerti dengan benar apa yang terjadi sekarang dan meramalkan masa depan (Dutt,
1964) Menurut Plekhanov, bapak marxisme Rusia & juga guru Lenin, dialektik bukan hanya
ditemukan pada evolusi biologis tetapi juga dalam fenomena geologi, dan Lenin perubahan
dialektik ini terbukti juga dalam sejarah. Penggunaan metodologi materialisme dialektik ini
selanjutnya banyak digunakan pada fenomena kebihupan sosial, sehingga namanya juga dikenal
sebagai "histories materialisme".
Histors materialisme dapat disimpulakan mempunyai dua ciri dasar (Siswanto, 1998) yaitu (1)
historis materialisme mempelajari hokum objektif umum yang mengatur perkembangan
masyarakat manusia, yaitu menyelidiki fase -fase sejarah dunia, formasi-formasi sosial-ekonomi
dan sebab-sebab objektif kemunculan dan kemusnahan dan (2) histories materialisme selalu
mempertmbangkan tata-hubungan keberadaan sosial dengan kesdaran sosial. Beberapa tesis
dasar historis materialisme (Lenina Ilitskaya, 1978):
1. Produksi benda-benda dan sarana-sarana produksi materil atau sistem produksi adalah basis
sejarah. Ideologi tidak lebih daripada terjemahan barang-barang material yangmengendap dalam
kepala manusia.
2. Sejarah buakan aktifitas individu tapi aktifitas massa, group, kerja semua orang. Masyarakat
merupakan kompleks fenomena tertinggi yang terjadi karena berbagai relasi dan koneksi.
3. Sejarah merupakan sebuah proses yang objektif. Sejarah berkembang seperti halnya proses
berkembangnya alam, bebas dari intensi manusia
4. Sejarah berkembang dari tahap paling rendah kepada tahap yang paling tinggi melalui
pertentangan dan perjuangan kelas menuju masyarakat komunis, yaitu maysrakat tanpa kelas.
Plato-Materialisme Dialektis
Plato
Materialisme Dialektis
Yang-Nyata ialah Yang-Material. Materialisme merupakan suatu bentuk realisme, karena paham
ini menumbuhkan yang-nyata dengan materi. Tanpa pengecualian sesuatu , seseorang penganut
materialisme menganggap bahwa materi ialah satu-satunya hal yang nyata. Materi ialah hal yang
terdalam dan bereksistensi atas kekuatan sendiri, dan tidak memerlukan suatu prinsip yang lain
untuk menerangkan eksistensinya sendiri. Materi itu sendiri merupakan sumber serta keterangan
terdalam bagi berekstensinya segala sesuatu yang ada, bahkan juga bagi adanya. Tokoh
materialisme penting yang lain: Jacob Molenschott, Vogt, dan Oswald Materialisme mempunyai
peranan penting pada pertengahan abad 19. Ia menjadi aliran filsafat yang cukup besar dan
populer pada saat itu. Tapi materialisme yen berkembang bukanlah materilisme metafisik dari
tradisi Aufklarung , tapi lebih cenderung marxisme. ?
Menurut Engels, materialisme pra-Marx gagal memahamai dan menjelaskan perkembangan dan
gagal menginterpretasikan persoalan-persoalan social (Dutt, 1964) Materialisme marx bukan
paham yang menyetakan bahwa segala sesuatu adalah materi seperti yang diajarkan Mazhab
yang dipimpin Molenschott dan Buechner, melainkan bahwa kebudayaan didasarkan atas
pertimbangan ekonomis. Justru mengakui peranan subjek yang aktif; manusia dijadikan kunci
untuk memahami realitas dan materi. Materi bukan sesuatu yang pasif dan lemah, tetapi penuh
kekuatan dan energi. Pengertian materi ini sering digunakan untuk mengungkapkan hal-hal
(Bottomore, 1982):
Marx menyebut sismtem filsafatnya "sosialisme ilmiah" (Socialism scientific) yang berarti
perlawanan terhadap segala bentuk utopia yang idealistik, sebagaimana eksperimen Owen dan
Kingsley yaitu membangunkomunitas ideal atas dasar prinsip-prinsip Kritiani, yang dianggap
hanya sebagai katalistik. ¿ Sosialisme ilmiah juga perupakan perlawanan terhadap bentuk
idealisme dan positivisme, menurut Marx siapa saja yang menganggap alam sebagai simbol
keilahian dan berbicara secara teologis termasuk dalam katagori prailmiah. Positivisme ditentang
karena berakhir pada "skeptisisme ilmiah" dan gagal mempengaruhi masyarakat. Marx lebih
menaruh perhatian pada perubahan dan reinterpretasi proses alam dibanding menjelaskan
hukum-hukum alam seperti yang dilakukan positivisme.
Dalam Grundlegung zur Metaphysik der Sitten, filsafat Yunani bisa dibagi menjadi 3 bagian
yaitu logika, fisika, dan etika. Logika bersifat a priori tapi fisika dan etika memiliki unsur2 a
priori dan empiris. Ilmu fisika apriori-empiris ini disebut ilmu alam (Naturlehre) sedangakan
ilmu etika apriori-empiris disebut ilmu kesusilaan (Sittenlehre) Metafisika kesusilaan
(Metaphysik der Sitten): etika a priori Antropologi praktis (praktische Anhropologie): etika yang
bersifat empiris atau aposteriori Moralitas dan Legalitas Legalitas Moralitas Moralitas heterenom
Moralitas otonom otonomi kehendak (Autonomie des Willens) Tindakan manusia didasarkan
pada dua prinsip:
Maxime : prinsip yang berlaku secara subjektif Prinsip atau kaidah objektif imperative Imperatif
hipotesis : perintah bersyarat, berlaku secara umum. Imperatif kategoris : perintah mutlak,
berlaku umum, selalu dan dimana-mana (universal) Budi praktis selalu "mampu" kewajiban
selalu dapat dilakukan Du kannst, denn du sollst! Kehendak dan hukum adalah satu --> budi
praktis yang murni (reine praktische Vernunft) Azas kesusilaan yang transenden.
Kewajiban sebagai Dasar Tindakan Moral Satu-satunya hal baik tanpa kualifikasi atau
pengecualian adalah "kehendak baik" (guter Wille) Keharusan itu selalu merupakan kehendak.
Pembedaan antarao tindakan "sesuai dengan kewajiban" (pflichtmässig) yaitu tindakan yang
dilakukan bukan karena kecenderungan langsung, melainkan semata-mata demi maksud-maksud
kepentingan itu sendiri o tindakan yang dilakukan "demi kewajiban" (aus Pflicht) cinta patologis
(pathologische Liebe) : cinta reaksional, emosional, spontan-alamiah cinta praktis (Prakriche
Liebe) : cinta karena kewajiban, terdapat dalam kehendak tindakan berdasarkan kewajiban ini
memiliki nilai moralnya dari prinsip formal atau maxim formal, bukan dari maxim material yaitu
prinsip subjektif yang memerintahkan orang untuk melakukan eprbuatan tertentu ini atau itu
demi mencapai tujuan tertentu juga
2. Alam Akal
Kaum Rasionalis, selain alam tabi'at atau alam fisika, meyakini bahwa akal merupakan sumber
pengetahuan yang kedua dan sekaligus juga sebagai alat pengetahuan. Mereka menganggap akal-
lah yang sebenarnya menjadi alat pengetahuan sedangkan indra hanya pembantu saja. Indra
hanya merekam atau memotret realita yanng berkaitan dengannya, namun yang menyimpan dan
mengolah adalah akal. Karena kata mereka, indra saja tanpa akal tidak ada artinya. Tetapi tanpa
indra pangetahuan akal hanya tidak sempurna, bukan tidak ada.
3. Analogi (Tamtsil)
Termasuk alat pengetahuan manusia adalah analogi yang dalam terminologi fiqih disebut qiyas.
Analogi ialah menetapkan hokum (baca; predikat) atas sesuatu dengan hukum yang telah ada
pada sesuatu yang lain karena adanya kesamaan antara dua sesuatu itu. Analogi tersusun dari
beberapa unsur; (1) asal, yaitu kasus parsial yang telah diketahui hukumnya. (2) cabang, yaitu
kasus parsial yang hendak diketahui hukumnya, (3) titik kesamaan antara asal dan cabang dan
(4) hukum yang sudah ditetapkan atas asal. Analogi dibagi dua; Analogi interpretatif : Ketika
sebuah kasus yang sudah jelas hukumnya, namun tidak diketahui illatnya atau sebab
penetapannya. Analogi Yang Dijelaskan illatnya : Kasus yang sudah jelas hukum dan illatnya.
Klik