Anda di halaman 1dari 33

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.S dengan gangguan hemodinamik

di RSU Hermina Pasteur” yang berisi tentang “Pengkajian, Diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan”

selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, pada

kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami harap pembuatan makalah ini dapat bermangfaat bagi kita semua,

maka kami mengharapkan kritik dansaran dari pembaca demi perbaikan menuju

arah yang lebih baik.

Bandung, 01 Oktober 2020

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................i

Dafatar isi..............................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...............................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................3

BAB II Konsep Dasar............................................................................................4

2.1 Medis...............................................................................................................4

A. Definisi kolangitis.....................................................................................4

B. Tanda dan Gejala.......................................................................................6

C. Penyebab ...................................................................................................6

D. Patofisiologi...............................................................................................8

E. Pemeriksaan penunjang.............................................................................10

F. Penatalaksanaan ........................................................................................11

2.2 Keperawatan....................................................................................................12

A. Pengkajian ................................................................................................12

B. Pemeriksaan fisik......................................................................................13

C. Diagnosa...................................................................................................14

D. Intervensi..................................................................................................14

BAB III Laporan Kasus. .......................................................................................19

A. Identitas klien............................................................................................19
iii

B. Ringkasan pasien rawat.............................................................................19

C. Asessmen awal awal rawat inap................................................................19

D. Pemeriksaan fisik.......................................................................................20

E. Diagnosa keperawatan...............................................................................24

F. Analisa data...............................................................................................25

BAB IV Pembahasan.............................................................................................29

BAB V Kesimpulan...............................................................................................30
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua pihak memiliki kehendak untuk mewujudkan keadaan

sehat, tidak hanya perorangan, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh

masyarakat. Sehat adalah suatu keadaan sejatera badan, jiwa, dan social

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan

ekonomi. Kolangitis merupakan infeksi bakteri dari sistem duktus bilier,

yang bervariasi tingkat keparahannya dari ringan s.d…..dan dapat sembuh

sendiri sampai berat dan dapat mengancam nyawa.

Pertama kali dikemukakan pada tahun 1877 oleh Charcot, ia

mempostulatkan bahwa penyakit ini berhubungan dengan proses patologi

berupa obstruksi bilier dan infeksi bakteri. Kolangitis merupakan salah

satu komplikasi dari batu pada ductus choledochus.

Penyakit ini perlu diwaspadai karena insidensi batu empedu di

Asia Tenggara cukup tinggi, serta kecenderungan penyakit ini untuk

terjadi pada pasien berusia lanjut, yang biasanya memiliki penyakit

penyerta yang lain yang dapat memperburuk kondisi dan mempersulit

terapi.

Agar dapat menegakkan diagnosis secara tepat, harusnya

melakukan penanganan pertama, memberikan penjelasan yang baik

kepada pasien, dan merujuk secara tepat.


2

Tabel 1.2 Data pasien kolangitis di RS Hermina Pasteur periode

bulan juli-september 2020

BULAN PASIEN

APRIL 5

MEI 14

JUNI 21

TOTAL -

Sumber : Rekam Medis RSU Hermina Pasteur

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus kolangitis

bulan juli di instalasi rawat inap lebih besar dari bulan juli dan agustus,

maka berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mendeskripsikan

mengenai kolangitis

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.S

dengan gangguan hemodinamik di RSU Hermina Pasteur


3

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang penyakit

Kolangitis

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengetahui definisi Kolangitis

b. Mampu mengetahui penyebab dari Kolangitis

c. Mampu mengetahui manifestasi klinis dari Kolangitis.

d. Mampu mengetahui patofisiologi dari Kolangitis.

e. Mampu mengetahui diagnose penunjang dari Kolangitis


4

BAB II

KONSEP DASAR2

2.1 MEDIS

A. Definisi kolangitis

Kolangitis (radang saluran empedu) adanya radang pada saluran

empedu. Kolangitis adalah peradangan akut pada dinding saluran empedu

hampir selalu disebabkan infeksi bakteri pada lumen steril.Kolangitis akut

adalah infeksi bakterial yang akut dari saluran empedu yang tersumbat baik

secara parsial atau total. Kolangitis akut merupakan infeksi bakterial yang

terjadi pada obstruksi saluran billier terutama yang ditimbulkan oleh batu

empedu

Tingkat keparahan kolangitis akut dapat diklaasifikasikan menjadi 3

kelas yaitu kelas 1 (mild,ringan), kelas 2 (moderate,sedang), kelas 3

(severe,berat) atas dasar dua faktor klinis timbulnya disfungsi organ dan

respon terhadap perawatan medis awal.

Syok septik merupakan sepsis dengan tekanan darah arteri <90 mmHg

atau 40 mmHg di bawah tekanan darah normal pasien tersebut selama

sekurang-kurangnya 1 jam meskipun sudah di lakukan resusitasi cairan atau di

butuhkan vasoptessor untuk mempertahankan tekanan darah sistolik tetao >

90 mmHgatau tekanan arterial rata-rata 70mmHg.

Sepsis dapat di picu oleh infeksi di bagian manapun dari tubuh . daerah

infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis adalah paru-paru, saluran


5

kemih, perut dan panggul. Jeis infeksi yang sering dihubungkan dengan sepsis

yaitu:

1. Infeksi paru-paru

2. Flu

3. Appendiksitis

4. Infeksii lapisan saluran pencernaan (perotonitis)

5. Infeksi kandung kemih, uretra atau ginjal

6. Infeksi kulit

7. Infeksi pasca operasi

8. Infeksi sistem syaraf


6

     

B. Tanda dan gejala

1. Hampir selalu pada pasien kolangitis akut didapatkan ikterus dan

disertai demam kadang kadang menggigil

2. Sering kali didapatkan nyeri hebat di epigastrium atau perut kanan atas

karena adanya batu koledokus

3. Mual, muntah, diare, berat bdan menurun

C. Penyebab

1. Kolangitis dapat disebabkan oleh berbagai keadaan patologis yang

semuanya akan berakhir dengan statis aliran empedu dan akhirnya

terjadi infeksi

2. Choledocholitiasis
7

3. Striktur bilier system

4. Neoplasma pada sistem bilier

5. Parasit cacing Ascaris

6. Pankreatitis kronis

7. Tumor pancreas

8. HIV/AIDS
8

Bakteri (mikroorganisme)

Bakteri gram (-) Bakteri gram (+)

Eksotal
Endotoksi

Proses implamasi
Masuk aliran
darah (melewat sito
darah arteri)

Implamasi Anti
Perubahan implamasi
biokimia
Gangguaan
seluler
Kompensasi tubuh berbagai

Paru Ginjal hasil Disfungsi


Proses
metabolisme ev

O2 yang td
Gg pola nafas fusebilota
adekuat
Urin Produksi urin

Proses kehilangan Kompensasi Vol darah Disfungsi


paru Oliguria anaerob d/d
cairan oelh
keringat yang Hipoperfusi intoleran
berlebih Proses volume
Sesak darah
embakaran tidak Takipneu
adekuat dalam otot
Risiko defisit Gg pola jantung
nafas O2 dlm menurun
mmmmmm darah/
jaringan
Penuruan
Risiko cidera curah
Gg perfusi
jantung
9
10

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Uji laboratorium

Pemeriksaan darah rutin : leukosit  pada pasien dengan

cholangitis 79% memiliki sel darah putih melebihi 10.000/ml dengan

angka rata rata 13.600. pasien sepsis dapat leukopenik.

2. Ultrasonografi

Menunjukkan pelebaran saluran empedu. Ultrasonografi dapat

membedakan kolestasi extrahepati dan intrahepati dengan ketepattan

96% pada saluran empedu yang melebar.

3. CT-Scan

Dapat mendeteksi batu saluran empedu sedikit lebih banyak

dibandingkan dengan ultrasonografi dan dpat juga menentukan

setinggi apa dan penyebab obstruksi.

4. Pemeriksaan fungsi hati

Kemungkinan besar konsisten dengan cholangitis

hiperbilirubinemia terdapat SGOP dan SGPT biasanya sedikit

meningkat

5. Hasil urinalisis biasanya normal

Lipase: keterlibatan ductus choladochus bagian bawah dapat

menimbulkan pankreatitis dan peningkatan kadar lipase.

6. Endoscopi Retrograde Cholangio Pancreography (ERCO)


11

Merupakan pemeriksaan bersifat diagnostik dan terapeutik dan

kriteria standart pemeriksaan sistem bilier dengan tingkat keberhasilan

98%

7. Foto polos abdomen

Pada umumnya tidak banyak membantu pada diagnostik

cholangitis akut .foto polos abdoment dapat menunjukkan udara dalam

saluran bilier setelah endoskopi, apabila pasien mengalami cholestitis,

emphysematosa cholangitis ataupun fisula cholangitis ikterik.

E. Penatalaksanaan medis

1. Setiap pasien dengan ikterus apapun penyebabnya yang disertai

demam harus diwaspadai akan keberadaan cholangitis akut.

Pemilihan antibiotika secara tepat.

F. Penatalaksanaan

Jika diagnosis klinis kolangitis telah dibuat, penatalaksanaan awal

adalah konservatif. Keseimbangan cairan dan elektrolit harus dikoreksi

dan perlindungan antiobiok dimulai. Pasien yang sakit ringan dapat

diterapi sebagai pasien rawat dengan antibiotik oral. Dengan kolangitis

supuratif dan syok septik mungkin memerlukan terapi di unit perawatan

insentif dengan monitoring invasif dan dukungan vasopresor.

Pemilihan awal perlindungan antibiotika empiris harus

mencerminkan bakteriologi yang diduga. Secara historis, kombinasi

aminoglikosida dan penicillin telah dianjurkan. Kombinasi ini adalah

pilihan yang sangat baik untuk melawan basil gram negatif yang sering
12

ditemukan dan memberikan antivitas sinergistik melawan enterokokus.

Satu faktor yang seringkali dipertimbangkan dalam pemilihan antibiotik

untuk terapi kolangitis adalah konsentrasi obat yang terdapat dalam

empedu. Secara teoritis antibiotik saluran  biliaris yang ideal harus

merupakan antibiotik yang bukan saja mencakup organisme yang

ditemukan dengan infeksi saluran biliaris, tetapi juga yang dieksresikan

dalam konsentrasi tinggi ke dalam cairan empedu.

2.2 KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

Cholangitis cukup jarang terjadi, biasanya terjadi bersamaan dengan

penyakit lain yang menimbulkan obstruksi billier dan bactibilia missal

setelah prosedur ERCP, 1-3% pasien mengalami cholangitis.

b. Keluhan utama

pada penderita kolangitis, klien mengeluh nyeri perut kanan atas nyeri

tidak menjalar /menetap, nyeri pada saat menarik nafas dan nyeri

seperti ditusuk tusuk

c. Riawayat penyakit

1) Riwayat penyakit dahulu

Riwayat medis pasien mungkin dapat membantu contohnya

riwayat dari keadaan berikut dapat meningkatkan resiko

cholangitis

a) Batu kandung empedu atau batu saluran empedu


13

b) Pasca cholecystectomy

c) Manipula endoskopik atau ERCP cholangiogram

d) Riwayat cholangitis sebelumnya

e) Riwayat HIV/AIDS: choalngitis yang berhubungan dengan aids

memliki cirri edema bilier ekstrahepatik ulserasi dan obstruksi

bilier

d. Riwayat penyakit sekarang

Banyak pasien yang dating dengan ascending cholangitis tidak

memiliki gejala klasik tersebut. Sebagian besar pasien mengeluh nyeri

abdomen kuadran lateral atas. Gejala lain yang dapat terjadi meliputi:

jaundice, demam, menggigil dan kekakuan, nyeri abdomen tinja yang

acholis.

e. Riwayat penyakit keluarga

Perlu dikaji apabila klien mempunyai penyakit keturunan seperti

diabetes mellitus, hipertensi, anemia.

2. Pemeriksaan fisik

a. System pernafasan

Inspeksi : dada tampak, pernafasan dangkal klien tampak gelisah

Palpasi : vocal vremitus teraba merata

Perkusi : sonor

Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan (ronchi, wheezing)

b. System kardiovaskuler

Terdapat takikardi dan diaphoresis


14

c. System neurology

Tidak terdapat gangguan pada system neurologi

d. Simtem pencernaan

Inspeksi : tampak ad distensi abdomen diperut kanan atas klien

mengeluh mual muntah

Auskultasi : peristaltic usus 5-12x / menit flatulensi

Perkusi : adanya pembengkakan di abdomen atas/ kuadran kanan

atas nyeri tekan epigastrium

e. System eliminasi

Warna urine lebih pekat dan warna feses seperti tanah liat

f. System integument

Terdapat ikterik/jaundice dengan kulit berkeringat dan gatal

g. System musculoskeletal

Terdapat kelemahan otot karena gangguan produksi ATP

3. Diagnose keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan distensi kandung kemih

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi

c. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan mual muntah

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan iritasi lumen

e. Dehidrasi berhubungan dengan mual muntah

4. Intervensi keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan distensi kandung kemih


15

Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24jam

nyeri berkurang

1) BHSP

R/ dengan hubungan saling percaya mempermudah proses

keperwatan

2) Observasi, catat lokasi dan skala nyeri dan karakter nyeri

R/ membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan

informasi tentang kemajuan / perbaikan penyakit

3) Anjurkan pasien dalam posisi nyaman

R/ pada posisi fowler rendah menurunkan tekanan intra

abdomen

4) Anjurkan managemen nyeri distraksi relaksasi nafas dalam

R/ untuk melakukan koping pasien terhadap nyeri

5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic

R/ untuk mengatasi nyeri

6) Observasi tanda tanda vital

R/ untuk mengetahui perkembangan pasien

7) Kaji respon pasien

R/ wajah menunjukkan perasaan yang dirasakan klien

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam

suhu tubuh kembali normal

Criteria hasil :
16

1) Suhu tubuh kembali normal pasien nyaman

2) Tanda vital dalam bats normal

3) Pasien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi suhu

tubuh

Intervensi

1) BHSP

R/ dengan hubunga saling percaya mempermudah proses

keperawatan

2) Observasi tanda vital

R/ untuk mengetahui perkembangan pasien

3) Anjurkan menggunakan pakaian tipis dan minum air putih

R/ mrnggunakan pakaian tipis dan minum air putih yang

bnaya dapat menurunkan panas

4) Anjurkan untuk melakukan kompres dingin pada daerah dada

dan ketia

R/ kompres dapat membantu menurunkan panas

5) Kolaborasi dalam pemberian antipireti

R/ antripiretik unutk menurunkan suhu

6) Kaji respon pasien

R/ wajah dapat menggambarkan apa yang dirasakan klien

c. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan mual muntah

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24jam

keseimbangan nutrisi terpenuhi


17

Criteria hasil :

1) Asupan nutrisi kembali seimbang

2) Pasien menunjukkan energy yang adekuat

3) Ttv dalam batas normal

4) Mual muntah berkurang

Intervensi

1) BHSP

R/ dengan hubungan saling percaya mempermudah proses

keperawatan

2) Observasi tanda tanda vital

R/ untuk mengetahui perkembangan pasien

3) Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering

R/ untuk mencegah mual muntah

4) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian program diet

R/ setiap pasien mempunyai diet yang berbeda

5) Monitoring asupan gizi pasien

R/ mengetahui perkembangan nutrisi pasien

6) Kaji respon pasien

R/ menggambarkan apa yang dirasakan pasien

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan iritasi lumen

Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24jam

pasien dapat tidur dengan nyaman

Criteria hasil :
18

1) Klien dapat tidur dengan nyaman

2) Ttv dalam batas normal

3) Klin tidak pucat

4) Kebutuhan tidur terpenuhi

Intervensi

1) BHSP

R/ dengan membina hubungan saling percaya dapat

mempermudah proses keperawatan

2) Observasi tanda vital

R/ untuk mengetahui perkembangan pasien

3) Anjurkan untuk mengatur posisi nyaman

R/ dengan posisi nyaman dapat membantu tidur

4) Anjurkan untuk relaksasi nafas dalam

R/ untuk merilekskan tubuh

5) Kaji respon pasien

R/ menggambarkan apa yang dirasa


19

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien

Nama : Ny.S

Tanggal Lahir : 25/02/1968

Usia : 52 thn

Penanggung Jawab : Ny.M

Agama : Islam

Alamat : jl.mentor gg.hambali I no.24 rt 05 rw 07 bandung

No tlp/Hp : 0895321738317

No.Rm : G 282713

Jaminan Kesehatan : BPJS

B. Ringkasan pasien rawat :

C. Asesmen Awal Rawat Inap

1. Asesmen Keperawatan

Tanggal dan waktu rawat : 28/09/2020 Pukul 19.10 WIB

Tanggal masuk icu : 29/09/2020 pukul 08.30

Usia saat kunjungan : 52 thn

2. Riwayat Psikososial, Ekonomi, Suku Budaya,Nilai Kepercayaan dan

Kebutuhan Privasi : tdk ada

Hubungan Pasien dengan Anggota Keluarga : baik


20

Psikologi : tenang

Pekerjaan Pasien : ibu rumah tangga

Pendidikan : SD

Suku/Budaya : jawa

Nilai Kepercayaan Pasien/keluarga :tidak ada

Kebutuhan Privasi pasien: tidak ada

3. Anamnesis

a. Diagnosa Medis Saat Masuk: syok septis, cholesistitis dd

coleliatiasis

Diagnosa Kerja :syok septik,cholesistitis dd colelitiasis

b. Keluhan Utama: nyeri

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Os mengatakan nyeri perut terasa sampai kepinggang sejak 3 hari

sebelum masuk RS nyeri dirasakan seperti terpelintir dan hilang

timbul pada saat diberi makanan. Mual dan muntah tidak ada

makan berkurang minum taa

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Os post rawat tgl 03/09/2020 dengan diagnose cholelitiasis, os

post rawat bulan agustus dengan CHF

D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Os sakit sedang

2. Kesadaran : Compos Mentis

3. GCS : E 4 M6 V5
21

4. Tanda Vital :

a. TD 90/50 mmhg,

b. Suhu 37.6 C,

c. Nadi 67x/mnt,

d. Pernafasan 20x/mnt

e. 02 NRM 8 liter

5. Atropometri BB 39 kg, TB tdk diukur, Lk tidak diukur,LD tidak

diukur LP 81 cm

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium :

b. Foto 28/09/2020 29/09/2020 30/09/2020 thorax tgl


Hb 14,9
Ht 45,5 17/08/2020
Trombosit 9190
Kesan : Lekosit 106000 kardiomegali
Basophil 0
dengan Eosinophil 0 edema paru
Netropil 0
batang
Neutrophil 84
segmen
Limposit 7
Monosit 9
SGOT 95
SGPT 130
GDS 79
Ureum 189,6 159,4
Kreatinin 4,96 2,35
eGFR 12,32 26.00
Natrium 128,4
Kalium 5,69
Bilirubin 4,26
total
Bilirubin 1,50
direks
DD/bronkhopneumoni,epusi pleura kanan
22

c. Usg abdomen UUP+LOW

TGL 03/08/2020

Kesan: hepatomegaly dengan asites massif,suspek dengan awal

bendungan porta

Suspek kholesistitis tanpa kholelitiasis

Tidak tampak splenomegaly

USG kedua ginjal dan kantung kemih tampak normal

Tidak tampak massa kistik atau solid didaerah parametrium

Tidak tampak efusi pleura bilateral

TGL 11/09/2020

kesan : hepatomegaly dengan asites disertai pelebaran vena

hepatikadan vena kava inferior e.c bendungan ?

kholelitiasis disertai tanda kholesistitis

pancreas dan limpa tampak normal

USG kedua ginjal dan kantung kemih tampak normal

Tidak tampak massa kistik atau solid didaerah parametrium.

7. Therapy

a. O2 8 liter NRM

b. Infus nacl 1000cc/24jam

c. Injek levofloxacin 1x 500 mg/iv

d. Pantoprazole 2x40 mg/iv

e. Damaben 3x1 amp/iv

f. Sucralfat 3x15 cc/po


23

g. Meropenem 3x1 gr/iv

h. Furosemide 1x60mg iv

i. UDLCA 3x2 tab po

j. Hisfagen 2 amp dlm d5% 100cc 2x1 iv

k. Curcuma 3x2 tab po

8. Pengkajian Persisten fungsi

a. Sistem Susunan Saraf Pusat

Kepala tidak ada kelainan Ubun -ubun datar Wajah tidak ada

kelainan leher tidak ada kelainan ,Kejang tidak, Sensorik Tidak

ada kelainan,motorik tidak ada kelainan

b. Sistem Penglihatan

Gangguan penglihatan tidak ada.Tampak posisi mata

simetris ,pupil,kelopak mata konjungtiva sclera ikterik

c. Sistem Pendengaran

Tidak ada kelainan

d. Sistem penciuman

Tidak ada Kelainan

e. Sistem Pernafasan

Pola nafas ,Sesak tidak ada Retraksi epigastrim dan interkosta

ada,bahu tampak mengankat ketika bernafas Nch tidak ada, ,jenis

pernafasan dada,Irama napas teratur,Batuk dan sekresi tidak ada,

sputum tidak ada, suara nafas vesikuler, Rhonchi dan wheezing


24

tidak ada, os tampak posisi setengah duduk.os memakai o2 NRM

8 liter/menit.

f. Sistem Kardiovaskular

Tidak ada kelainan

g. Sistem Pencernaan

Os terpasang NGT tertutup ,diit cair 6x250cc,bising usus 10 x/m,

Os ada bab cair 3x

h. Sistem Genitouria

Os terpasang dower kateter

i. Sistem system reproduksi

Tidak ada Kelainan

j. Sistem Integumen

Terdapat lecet diselangkangan

k. Sistem Muskuloskeletal

Tidak Ada Kelainan

l. Sistem Endokrin Metabolik

Tidak ada kelainan

E. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung adalah ketidak adekuatan jantung memompa

darah untuk memenuhi kebutuhan metabolism tubuh berhubungan

dengan ketidakseimbangan elektrolit


25

2. Defisite nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme berhubungan dengan kurangnya asupan

makanan

3. Resiko Ketidakseimbangan cairan adalah kondisi

penurunan,peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari

intravaskuler,interstial atau intraselular

F. ANALISA DATA

ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


YANG
MENYIMPANG
DS: mengeluh nyeri Infeksi Gangguan rasa nyaman
peut ↓ nyeri berhubungan dengan
Keruskan sel proses inflamasi
DO: ↓
Ku sedang, skala Pelepasan mediator nyeri
nyeri 4, TTV suhu ↓
36,6, nadi 68 x/m, Merangsang nosiseptor
RR 22 x/m, TD ↓
90/50 , CRT 2 detik, Medula spinalis
fitting oedem +, ↓
Presepsi nyeri

Gg rasa nyaman nyeri
Penurunan curah jantung
DS: mengeluh sesak Peningkatan keb o2 adalah ketidak adekuatan
↓ jantung memompa darah
DO:
Peningkatan konsumsi o2 untuk memenuhi kebutuhan
TTV suhu 36,6, nadi
oleh jantung metabolism tubuh
68 x/m, RR 22 x/m,
↓ berhubungan dengan
TD 90/50 , CRT 2
Asidosis tingkat jaringan ketidakseimbangan
detik, fitting oedem
↓ elektrolit
+,
Pengaruh jaringan lanjut

26

Iskemik miokard

Penurunan curah jantung

DS: Defisite nutrisi adalah


Napsu makan Peningkatan peristaltic asupan nutrisi tidak cukup
menurun ↓ untuk memenuhi kebutuhan
DO: Gangguan gastrointestinal metabolisme berhubungan
Ku sedang,Diare 3x ↓ dengan kurangnya asupan
cair,bising usus Mual muntah makanan
10x/m,terpasang ↓
NGT,diit cair. Intake nutrisi dan cairan
tidak adekuat

Defisite nutrisi
DS: - Resiko Ketidakseimbangan
DO: diare cair cairan adalah kondisi
Gangguan gastrointestinal
penurunan,peningkatan atau

percepatan perpindahan
diare
cairan dari

intravaskuler,interstial atau
Intake cairan tidak
intraselular
adekuat

gg.keseimbangan
elektrolit

TGL TINDAKAN KEPERAWATAN & TANGGAL


/WAKTU EVALUASI NAMA&ttd
PERAWAT
27/07/2020
Jam: 08.40 Melakukan pengkajian Dini
Jam: 08.55 Memberikan drip norepineprin 0,1 mcg
Jam: 09.10 Mengobservasi tanda-tanda vitaltensi
Jam:09.20 80/50, nadi 68 x/m teraba kuat teratur RR
Jam:09.35 20 x/m
Mengobservasi tensi 90/60 mmhg

Profesin Hasil asesmen-air Intruksi REVIEW &


Tanggal al penatalaksanaan PPA VERIFIKASI
27

dan Pemberi pasien(tulis dengan TERMASU DPJP


Waktu asuhan format K PASCA (nama,ttd,tgl dan
SOAP/ADIME,diser BEDAH waktu) dpjp harus
tai sasaran,tulis nama membaca/merevie
bari paraf pada akhir w seluruh rencana
catatan) asuhan
27/07/202 Perawat Melakukan operan
0 dengan sr.R, ny.s
Jam 08.30 usia 52 thn dengan
kolangitis pasien
dr,A
Rencana cek
bilirubin total direks,
terapi lanjut
Jam 0840
perawat Memberikan terapi
drip norepineprin
0,1mcg
Jam 13.30 P: lanjutkan
Evaluasi pagi intervensi
S:os mengatakan Rencana
diare sudah tidak - Ambil
O: lapor
Keadaan umum hasil lab
sedang,kesadaran bilirubin
composmentis klinis total
ananemis mukosa direks
bibir lembab, makan - Obs
cair habis 1 gelas, tanda-
sklera ikterik suhu tanda
36,6-36,7 akral vital
hangat nadi teraba - Terapi
kuat teratur 68-70 lanjut
x/menit ,frekuensi
nafas 22x/mnt,
ronchi tidak ada
wheezing tidak
ada ,os tampak
posisi tidur setengah
duduk dan bahu
tampak terangkat
28

memakai O2 8 liter
NRM, tensi 90/50
mmhg, Abdomen
lembek,BU(+) 10
x/m
Bab belum Bak
dower kateter
prosuksi urin ada
Kuning keruh

A:
Dx I gangguan curah
jantung teratasi
sebagian
DXII nutrisi tidak
terpenuhi teratasi
sebagian
DX III resiko
keseimbangan
elektrolit
29

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Tidak di temukan kesenjangan dalam pengkajian, pada teori di

sebutkan pasien yang yang mengalami cholangitis terdapat nyeri pada

perut kanan, pada kasus pasien mengeluh nyeri perut.

B. Diagnosa Keperawatan

Tidak erdapat kesenjangan dalam diagnosa keperawatan antara

teori dengan kasus, dalam teori.


30

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kolangitis merupakan peradangan akut pada dinding saluran empedu

yang hampir selalu di sebabkan karena infeksi bakter pada pada lumen

steril. Pasien yang mengalami kolangitis akan mengeluh nyeri perut dan

demam. Diagnosa yang muncul pada kasus

1. Penuruna curah jantung berhubungan dengan letidakseimbangan

elektrolit

2. Defisit nurisi berhubungan dengan kekurangan asupan makanan

3. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan kurangnya

asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai