2 25 Menit Proses
Menanyakan (review) kepada Menjawab
responden mengenai pengertian pertanyaan penyuluh
DM tipe 2, faktor risiko DM tipe Mendengarkan dan
2, tanda dan gejala DM tipe 2. memperhatikan.
Memberikan reward jika jawaban Bertanya
benar. Menjawab
Menjelaskan materi : pertanyaan
a. Menjelaskan pengertian DM
tipe 2.
b. Menjelaskan faktor risiko
DM tipe 2.
c. Menjelaskan tanda dan gejala
DM tipe 2
d. Menyebutkan tanda dan gejala
dari DM tipe 2
e. Menjelaskan Cara pencegahan
DM
f. Menjelaskan Komplikasi DM
g. Menjelaskan Cara Pencegahan
DM
h. Menjelaskan bagaimana diet
Dm
Memberi kesempatan kepada
responden untuk menanyakan
materi yang belum jelas.
Menyimpulkan materi yang
sudah disampaikan
3 5 Menit Evaluasi
Menyebutkan dan
Meminta responden untuk menjawab
menjelaskan
pertanyaan penyuluh
a. Apa yang dimaksud dengan DM tipe 2 ?
b. Apa saja faktor risiko DM tipe 2?
c. Apa saja tanda dan gejala dari DM tipe 2 ?
4 5 Menit Penutup
Mengucapkan salam penutup Memperhatika.
Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF
DI WILAYAH KERJA UPTD BLUD PUSKESMAS PRAYA
TAHUN 2022
Kerusakan saraf (neuropati) pada anggota badan. Gula darah tinggi dapat
merusak atau menghancurkan saraf. Kondisi tersebut mengakibatkan kesemutan,
sensasi rasa terbakar, bahkan kelumpuhan yang biasanya dimulai dari ujung jari kaki
atau jari tangan dan secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh.
Kerusakan saraf lainnya. Kerusakan saraf jantung dapat berkontribusi pada irama
jantung yang tidak teratur. Kerusakan saraf pada sistem pencernaan dapat
menyebabkan mual, muntah, diare atau sembelit. Pada pria, kerusakan saraf dapat
menyebabkan disfungsi ereksi.
Penyakit ginjal. Diabetes dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis atau penyakit
ginjal stadium akhir, yang mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
Kerusakan mata. Diabetes meningkatkan risiko penyakit mata yang serius, seperti
katarak dan glaukoma. Penyakit ini dapat merusak pembuluh darah retina, yang
berpotensi menyebabkan kebutaan.
Kondisi kulit. Diabetes dapat membuat pengidap lebih rentan terhadap masalah kulit,
termasuk infeksi bakteri dan jamur.
Risiko amputasi. Jika tidak diobati, luka dan lecet bisa menjadi infeksi serius.
Kerusakan parah akibat luka yang tidak kunjung membaik dapat berujung pada
amputasi.
Apnea tidur. Apnea tidur obstruktif umum terjadi pada pengidap. Obesitas menjadi
faktor utama yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut.
1. Makanlah sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang, roti, singkong, jagung,
dll dan harus dibatasi
2. Makan sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe,
tahu, dan kacang-kacangan.
3. Sember lemak dalam jumlah terbatas, yang bentuk makan mudah dicerna, makanan
terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus atau dibakar.
4. Hindari makanan yang mengandung gula sederhana seperti gula putih dan gula jawa,
madu, dodol, cakes, limun, dan kue-kue manis lainnya.
5. Batasi asupan natrium, anjurkan makan garam dapur sehari tidak lebih dari 6-7 gram (
1 sendok the ).