Judul Kasus
Judul Kasus
JUDUL KASUS :
(HIPERTERMIA)
RUANG :
(POLI ANAK)
OLEH :
144012027015
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTERMIA
A.KONSEP PENYAKIT
1.DEFINISI HIPERTERMIA
Menurut,(Arif Muttaqin, 2014) hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubugan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi
panas.
Hipertermi merupakan keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan
suhu tubuh>37,8(100 OF) per oral atau 38,0C (101 OF) per rektal yang sifatnyamenetap karena
faktor eksternal (Carpenito,2012).
Hipertermi merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh mengalami peningkatan lebih dari 37,5
C.
2.1 Anatomi
(www.generasibiologi.com)
2.2 Fisiologi
Cerebrum / otak besar adalah bagian otak yang berbentuk oval, ukurannya paling besar dan
paling menonjol, dan terletak pada bagian depan atas tulang tengkorak. Disini terletak pusat-
pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensonik dan motorik, mengatur proses penalaran
ingatan, dan kecerdasan. Cerebrum dibagi menjadi dua hernisfer kanan dan hemisfer kiri oleh
suatu lekuk atau celah dalam yang disebut fisura longitudinalis mayor. Bagian luar hemisfer
serebri terdiri dari substansia grisea (abu-abu) yang disebut sebagai korteks serebri, terletak
diatas substansia alba (putih) yang merupakan bagian dalam hemisfer dan dinamakan pusat
medula.
Otak depan dibagi menjadi empat wilayah, yaitu talamus, subtalamus, epitalamus, dan
hipotalamus. Diensefalon melakukan proses rangsang sensorik serta membantu memulai atau
memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsang. Selain fungsinya sebagai pusat sensorik primitif,
talamus juga berperan penting dalam integrasi ekspresi motorik oleh karena hubungan fungsinya
terhadap pusat motorik utama dalam korteks motorik serebri, serebelum, dan ganglion basalis.
Hipotalamus adalah kumpulan nukleus khusus dan serat-serat yang terkait yang terletak di bawah
talamus. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsang dari sistem susunan saraf otonom
perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi. Dengan demikian, hipotalamus berperan
penting dalam pengaturan hormon-hormon.
Hormon antideuriktik (ADH) dan antitoksin disintesis dalam nukleus yang terletak di dalam
hipotalamus dan diangkut melalui akson-akson ke hipofisis posterior di mana mereka dilepas dan
disimpan. Secara khusus hipotalamus berfungsi untuk:
7. pusat koordinasi sistem saraf otonom utama yang kemudian mempengaruhi semua otot
polos, otot jantung, dan kelenjar eksokren;
Mesencephalon (otak tengah) manusia mempunyai ukuran kecil dan terletak di depan otak kecil.
Otak tengah mempunyai saraf okulomotoris (saraf yang berhubungan dengan pusat pergerakan
mata) sehingga berfungsi untuk mengatur refleks kejap mata.
Serebelum terletak di dalam fosakrani posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai
atap tenda, yaitu tentorium yang memisahkannya dari bagian posterior cerebrum. Bagian-bagian
otak kecil antara lain bagian tengah, vermis, dan dua hemisfer lateral. Semua aktivitas serebelum
berada di bawah kesadaran. Fungsi otak kecil / serebelum adalah sebagai pusat refleks yang
mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi
untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh.
Batang otak terletak di arah kaudal yang berlanjut sebagai medula spinalis dan ke rostral
berkaitan langsung dengan pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Bagian-bagian batang otak dari
bawah ke atas adalah medula oblongata, pons parolidan, dan mesensefalon (otak tengah). Fungsi
medula oblongata antara lain:
o Merupakan pusat pengatur refleks-refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan
postur tubuh;
Pons (latin = jembatan) berupa jembatan serabut-serabut yang menghubungkan kedua hemisfer
serebelum dan menghubungkan mesensefalon di sebelah atas dengan medula oblongata di
bawah. Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernapasan. Selain itu, bagian bawah
pons berfungsi sebagai pusat saraf kranial V (trigeminus), VI (abdusen), dan VI (fasialis).
(Generasi biologi indonesia)
3.ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan oleh beberapa hal menurut(Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2016)yaitu:
-Dehidras
-Terpaparan lingkungan panas.
-Respon trauma.
-Aktivitas berlebihan.
-Penggunaan inkubator.
4.PATOFISIOLOGI
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal yang tidak teratur,dan
disebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan pembatasan panas.Interkulin-1 pada keadaan
ini tidak terlibat.Hipertermia juga didefinisikan dengan suatu keadaan dimana suhu tubuh
melebihi titikset,yang biasanya diakibatkkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan
lebih banyak panas dari pada yang dapat dikelurkan oleh tubuh.Hipertermia dapat disebabkan
karena sengatan panas,toksisitas pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam keadaan
normal(sodikin,2012).
5.MANIFESTASI KLINIS
2) Konvulsi(kejang)
3) Kulitkemerahan
4) PertambahanRR
5) Takikardi
7) Fase–faseterjadinyahipertermia
a)Fase I : awal
b) FaseII:prosesdemam
c)Fase III
(2) Berkeringat.
6.KOMPLIKASI
Kerugian yang bisa terjadi pada bayi yang mengalami demam dan hipertermia adalah dehidrasi,
karena pada keadaan demam terjadi pula peningkatan pengeluaran cairan tubuh sehingga dapat
menyebabkan tubuh kekurangan cairan. Pada kejang demam, juga bisa terjadi tetapi
kemungkinannya sangat kecil (Hartini, 2012).
7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Untuk menegakkan diagnosa Hipertermia perlu dilakukan berbagai pemeriksaan lab antara lain
pemeriksaan darah urine ,Pada pemeriksaan darah akan dijumpai:
-Trombositopenia
-Hemogoblin meningkat
2.Beri pasien banyak minum .Pasien menjadi lebih mudah dehidrasi pada waktu menderita
panas.Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi.
3.Beri pasien banyak istirahat ,agar produksi panas yang diproduksi tubuh seminimal mungkin.
4.Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuhb ,seperti ketiak,lipatan paha,leher belakang.
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, S., & Pertiwi. (2015). Efektifitas kompres air hangat terhadap penunrunan suhu tubuh
anak demam usia 1 – 3 tahun di SMC RS Telogorejo Semarang. ejournal.sikteslogorejo,ac.id
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016 . Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
b. Keluhan utama : anak mengalami suhu badan tinggi, lesu, pusing, nyeri kepala dan kurang
bersemangat, serta nafsu makan menurun (teutama pada saat masa inkubasi).
c. Riwayat Kesehatan:
-Riwayat Kesehatan Sekarang : Pada penderita Hipertermia biasanya merasakan suhu yang
tinggi ,lemah serta pusing dan nafsu makan menurun.
-Riwatar Kesehatan Dahulu :Orang tua pasien mengatakan sering mengalami Hipertermia pada
anak.
-Riwayat Kesehatan Keluarga : Ibu pasien mengatakan anggota keluarga lainnya ada juga
mengalami hipertermia .
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum yang meliputi suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah, warna kulit, tonus otot,
turgor kulit, udema.
a) Kepala : Bentuk kepala normal ,rambut tipis/jarang-jarang ,adakah benjolan dan lesi ,bentuh
wajah simestris.
b) Mata :
c) Hidung :
inspeksi: Kesimestrisan ,fungsi penciuman adakah scret ,adakah pernafasan cuping hidung ,nafas
spontan.
d) Telinga :kebersihan, keadaan alat pendengaran, dan kelainan yang mungkin ada.
Inspeksi : mukosa bibir ,lidah kotor atau tidak,karies gigi ,nafsu makan ,adakah nyeri telan,gusi
berdarah atau tidak adakah gigi palsu.
f) Leher :
g) Thoraks:
Inspeksi : bentuk dada.pergerakan dinding dada adakah keluhan sesak adakah penarikan
intercoste ,batuk (-)adakah nyeri saat bernfasan ,pola nafas.
i) Persarafan : kaji reflek fisiologis atau reflek patologis yang dilakukan oleh anak.
j) Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisanya terjadi konstipasi, atau diare dan
bahkan bisa saja normal, kulit teraba hangat dan kemerahan.
k) Ekstremitas : kaji tentang pergerakan, kelainan bentuk, reflex lutut danadanya edema.
j. Pemeriksaan Genetalia
2) Anus : kaji mengenai keadaan dan kebersihan, ada tidaknya lesi da nada tidaknya infeksi.
Terapeutik:
dingin.
Edukasi :
Kolaborasi :
2.2IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementas keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membanttu pasien dari masalah statuss kesehatan yang dihadapai ke status kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan .Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepada kebutuhan pasien,faktor-faktor lain yang pempengaruji kebutuhan
keperawatan,strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi.(Dinarti &
Muryanti,2017).
2.3.EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasai keperawtan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai
akhir dari sama tindakan keperawtaan yang telah diberikan .Tujuaan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan .Hal ini bisa dilaksananakan dengan
mengadakan gubungan dengan klien .Evaluasi keperawatan dibedakan menjadi evaluasi format
dan evaluasi sumatif.
1.Evaluasi formatif adalah hasil observasi dan analisa perawat terhadap respons klien segera
pada saat setelah dilakukan tindakan keperawtan .Ditulis pada catatan perawat.
2.Evaluasi sumatif adalah rekapitulasi dan kesimpuln dari observasi dan analisa stuts kesehatan
sesuai waktu pada tujuan.Ditulis pada catatan perkembangan .Evaluasi dilakukan dengan
pendekatan pada.SOAP,yaitu:
S:Data subjektif,yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya,terhadap data tersebut.
O:Data objektif ,yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat,termasuk tanda-tanda klinik
dan fakta yang berhubungan dengan penyakit klien (meliputi data fisio;ogi,dan informasi dan
pemeriksaan tenaga kesehatan ).
A:Analisis ,Yaitu analisa ataupun kesmpulan dari data subjektif dan data objektif.
P:perencanaan yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai status
kesehatan klien yang optimal(Liana,2021).