Anda di halaman 1dari 36

Beragama dalam Dunia Modern

Sebuah dekonstruksi esensial


oleh Ioanes Rakhmat

Banyak orang mengira saya anti-agama. Perkiraan ini salah. Yang saya
inginkan: agama apapun bisa menjadi modern, tak lagi ketinggalan zaman. 

Tuhan tentu saja mahatahu, tetapi pranata agama tidak mahatahu. Tidak
mungkin kita menyamakan Tuhan dengan agama.

Wantariksa Cassini dan planet Saturnus

Karena setiap agama terikat pada kebudayaan zamannya, maka agama zaman
lampau sudah pasti ketinggalan zaman jika diukur dari kebudayaan modern.
 
Jika sebuah agama baru, mau muncul dalam zaman modern, maka pemikiran
dan pesan moral yang ditawarkannya haruslah ada dalam bingkai kebudayaan
dan kehidupan modern, jika agama baru ini ingin fungsional dan berpengaruh
dalam masyarakatnya.

Tanpa merekonstruksi kembali agama-agama kuno dalam bingkai modern


culture, agama-agama ini cepat atau lambat akan terbukti usang, irrelevant,
dan akhirnya musnah.  Kalaupun tetap bertahan, agama-agama kuno ini akan
ditemukan hanya dalam kelompok-kelompok kecil tak fungsional yang
disebut cult. 
Hanya dalam fantasi dan khayalan, seseorang dapat berpendapat bahwa
agamanya tak terikat pada kebudayaan zaman si pendirinya dulu.
 
Setiap agama dipengaruhi dan dibentuk oleh kebudayaan kontemporer si
pendirinya pada zaman dulu, ditambah wawasan ke depan sang pendiri ini. 

Keterikatan ajaran si pendiri agama dan Kitab Suci yang tersusun sesudahnya
pada kebudayaan zamannya dapat dengan terang diperlihatkan jika ajarannya
dan Kitab Suci agama yang dibangunnya dikaji dengan berbagai pendekatan
sosiologis politis, suatu kajian yang disebut political and social history.
 
Wawasan jauh ke depan setiap pendiri agama kuno bisa diklaim diwahyukan
Allah; tapi hal yang sudah pasti adalah bahwa wawasan futuris ini lahir dari
kerja otaknya yang powerful and human, setelah menerima berbagai
masukan info kognitif dari kebudayaan dan kehidupan zamannya. Neurosains
telah menyingkapkan, pengalaman spiritual menerima wahyu terkoneksi
erat, hard wired, dengan kerja neuron-neuron otak manusia. Tak bisa
dibantah!/1/
 
Maka sangat aneh jika ada seorang pemikir religius masa kini, teman saya,
berpendapat bahwa kalau agama menjadi modern, itu namanya sains. Si
pemikir ini harus juga bisa menyatakan, jika demikian, maka agama kunonya
juga adalah sains kuno. Ini kalau dia mau konsisten bernalar, hal yang sangat
sulit dilakukan kebanyakan agamawan.
 
Agama dibangun berlandaskan pengetahuan
 
Tentu saja setiap pendiri agama kuno memakai pengetahuan
atau knowledge yang diterima benar pada zamannya, ketika dia menyusun
agama barunya. Tetapi karena pengetahuan manusia terus berubah,
berkembang kumulatif, dan tambah maju, maka pengetahuan kuno yang
dipakai para pendiri agama kuno akan pasti usang. 

Tanpa menggunakan pengetahuan yang diterima pada zamannya, si pendiri


agama kuno tidak akan bisa membangun agama yang cocok dan menjawab
berbagai permasalahan pada zamannya. Pengetahuan kuno pada zaman si
pendiri agama kuno, adalah unsur sangat esensial dalam seluruh bangunan
agamanya. 

Pengetahuan tentu mencakup berbagai pengetahuan praktis pra-teoretis


tentang cara hidup yang baik, lalu kebijaksanaan dan moral pemandu
kehidupan, sampai sains kontemporer yang dikenal.
Tanpa pengetahuan, tak ada agama apapun yang bisa dibangun
 
Jika demikian, pengetahuan modern juga harus menjadi fondasi agama yang
mau tetap relevan dan kena untuk manusia modern. Tak bisa tidak! 

Agama tanpa landasan pengetahuan adalah agama yang asal-asalan, tak


memiliki landasan, sehingga tak akan fungsional dan tak akan berpengaruh
bagi masyarakat zaman si pendirinya.
 
Masihkah anda mau kekeh berpendapat bahwa agama dibangun tak
memerlukan knowledge, tapi hanya membutuhkan wahyu ilahiyah? 

Masihkah anda berpendapat bahwa kecerdasan otak yang membuat manusia


bisa menghasilkan sains, bukan pemberian Allah anda yang rahmani dan
rahimi dan penuh belarasa, compassion? 

Berpikir juga ilahiyah, bukan cuma insani. 

Lewat pikiran kita yang terbaik, Allah juga menyampaikan wahyunya. Inilah
yang dinamakan teologi naturalis.

Kalau anda membenci otak, memusuhi rasionalitas, dan menyepelekan sains,


maka benci, musuhi dan sepelekan juga sang pencipta otak ini! Menurut anda,
siapakah pencipta otak anda? 

Kalau menurut anda, otak anda diciptakan oleh Setan, maka buanglah otak
anda, dan beragamalah tanpa organ otak. Bisakah?
 
Beragama tanpa otak dan pensil, tapi hanya dengan tinju, dengkul dan
pedang, cuma akan menghasilkan penderitaan dan nestapa di mana-mana.
 
Kepercayaan total pada wahyu ilahiyah yang dibatasi dengan sangat sempit
hanya di dalam Kitab Suci, yang membuat seseorang memasrahkan diri pada
Kitab Suci, selalu memblokir pemikiran kritis.

Padahal hanya dengan menggunakan pemikiran kritis, spesies cerdas Homo


sapiens bisa bertahan hingga sekarang bahkan bertambah maju, tanpa batas
akhir.
 
Sejuta Kitab Suci, tanpa sains dan teknologi modern, tidak akan menghasilkan
masyarakat yang sehat, happy, sejahtera, makin baik, dan berkembang
progresif. 
 
Bencana kosmik
 
Tanpa sains dan teknologi modern, kita hanya harus kembali hidup di goa-
goa, dan terancam musnah oleh bencana yang sewaktu-waktu datang dari
angkasa luar.
 
66 juta tahun lalu, hampir semua spesies dinosaurus non-avian lenyap ketika
sebuah meteor raksasa menumbuk Bumi di tempat yang sekarang
Meksiko./2/
 
Mana lebih besar dan lebih kuat secara fisik, anda atau dinosaurus?
 
Kenapa dinosaurus yang bertubuh kuat dan besar lenyap total dari muka
Bumi, tapi manusia yang bertubuh kecil tetap bertahan hingga kini?
 
Jika anda berpendapat, dinosaurus lenyap karena dilenyapkan Allah supaya
spesies Homo sapiens bisa hidup di muka Bumi, silakan saja!
 
Tapi tahukah anda, kapan spesies cerdas Homo sapiens muncul di Bumi?
Jauh sesudah dinosaurus lenyap dari muka Bumi, yakni baru kurang lebih
300 ribu tahun lalu di suatu tempat di Afrika./3/ Jika memang Allah
berkehendak seperti yang anda bayangkan, apa yang Allah ini kerjakan selama
66 juta tahun dikurangi 300 ribu tahun?
 
Hemat saya, dinosaurus lenyap 66 juta tahun lalu karena hewan-hewan besar
ini tak memiliki otak yang sama dengan otak Homo sapiens, spesies cerdas
yang masih sangat muda dibandingkan usia Bumi 4,5 milyar tahun.
 
Karena kekuatan luar biasa daya pikir dan daya jelajah dalam otak
manusialah, jenis hewan mamalia cerdas ini bisa bertahan hidup hingga
sekarang.
 
Anda tentu boleh bersyukur kepada Allah anda karena daya tahan manusia
ini; nah, konsisten dengan ini, hargailah otak manusia yang diberikan Allah
anda.
 
Sains dan teknologi modern yang dihasilkan oleh kemampuan luar biasa otak
anda, akan menghindarkan manusia dari kemusnahan yang memedihkan
karena suatu bencana kosmik di masa depan.
 
Peristiwa 66 juta tahun lalu yang telah memusnahkan dinosaurus tak akan
berulang jika kita, humans, bisa memantau seliweran semua puing-puing
angkasa yang besarnya bisa (bayangkanlah) separuh ukuran Bumi, dan
menyetirnya untuk menjauhi Bumi, atau melenyapkannya jauh di angkasa
dengan suatu ledakan nuklir di dalamnya.
 
Mungkin anda suatu saat nanti akan berada dalam sebuah wantariksa yang
akan menyusup masuk ke dalam meteor-meteor itu lalu meledakkannya
dengan nuklir, bersama tubuh dan wantariksa anda! Kalau mau mati sebagai
hero, matilah dengan cara ini, demi penyelamatan global humanity! 

Untuk itu diperlukan sains dan teknologi modern kedirgantaraan, wantariksa


dan pemantauan kontinyu jagat raya, komet dan meteor, nuklir, dan biaya
yang sangat tinggi.
 
Buat apa agama anda menguasai seluruh dunia, tapi kehidupan di muka Bumi
lenyap oleh terjangan meteor-meteor raksasa yang tak terdeteksi sebelumnya,
karena kita semua bodoh dan kehabisan waktu mengurusi agama sendiri-
sendiri?
 
Jika bencana kosmik ini akan terjadi lagi dan semua Homo sapiens serta
seluruh fauna dan flora serta bentuk-bentuk kehidupan lain di muka Bumi
lenyap karena kebodohan kita, apakah anda akan menyatakan bahwa itu
sudah takdir ilahiyah? Jika demikian, betapa pesimistik, fatalistik dan
lemahnya iman keagamaan anda! 

Tengoklah ke para saintis dan teknolog: mereka sangat berani berpikir dan
membangun teknologi untuk menghindarkan Bumi dari bencana kosmik!
Bahkan jika Bumi tak terselamatkan karena berbagai macam sebab, mereka
sudah memikirkan untuk mengolah (men-terraform) planet Mars sehingga
planet ini di masa depan akan menjadi rumah kedua kita selain Bumi./4/

Jika para saintis itu (kebanyakan) ateis, ternyata merekalah yang memiliki
hati dan wawasan mulia nan agung untuk mempertahankan eksistensi
manusia dan planet Bumi!
 
Jika anda, karena agama anda, merindukan kiamat dan kebangkitan dari
kematian untuk masuk sorga, kaum saintis, sebaliknya, ingin menjadikan
peradaban manusia lestari di muka Bumi atau di planet lain.
 
Mana yang lebih bermakna dan bermanfaat serta bermartabat, manusia
bertahan tanpa batas waktu di muka Bumi atau di planet lain, membangun
peradaban tanpa tepi, atau semua mati lalu masuk sorga?
 
Fantasi sorga
 
Apa yang anda akan kerjakan dengan real, bermakna dan bermartabat,
seandainya anda sudah ada di sorga, tanpa tubuh dan tanpa otak?

Anda percaya bahwa kalaupun anda mati, anda akan dibangkitkan untuk
masuk sorga karena anda yakin amal ibadah dan dharma anda atau
kepercayaan anda pada suatu doktrin, telah membuat anda layak masuk
sorga, dan terhindar dari neraka.

Tapi, kalau anda bangkit tanpa otak real protoplasmik yang sekarang anda
miliki, yang berwarna keabu-abuan dengan berat 1,5 kg dalam tempurung
kepala anda, maka identitas, jati diri dan kepribadian anda sungguh-sungguh
lenyap sama sekali! Kenapa?

Sebab identitas dan kepribadian anda tersimpan hanya dalam organ otak
anda yang sekarang anda miliki, berupa memori, data dan semua info
neurologis tentang diri anda, dan tentang riwayat kehidupan anda, sejak lahir
hingga anda mati!

Ketika otak anda lenyap, maka kapanpun juga dan di manapun, identitas dan
kepribadian anda lenyap juga!

Maka, kalau anda yakin anda akan hidup lagi di sorga, dengan tanpa
membawa organ otak protoplasmik anda, siapakah diri anda nantinya di
sana?

Saya jamin, anda akan terhilang di sorga!

Bahkan semua rekaman pengetahuan dan pengalaman kehidupan anda di


muka Bumi juga lenyap total!

Akankah anda masih mau membayangkan bahwa di sorga, tanpa otak dan
tanpa tubuh, anda akan bisa membaca not balok dan bernyanyi terus tanpa
henti memuja Allah yang sedang duduk di takhta kebesaran-Nya di sorga
seperti dibayangkan seorang teman Kristen saya asal Batak?

Apakah di sorga akan ada helaian-helaian kertas putih bertuliskan not balok?

Ataukah anda akan terus membayangkan bisa making love tanpa henti


dengan para bidadari yang cantik luar bias terbayangkan, seperti dirindui para
teroris pejihad?

Apakah di sorga akan tersedia alat kontrasepsi?

Apakah anda masih akan punya selaput suara untuk bernyanyi, atau alat
genital yang sehat untuk making love, di sorga yang katanya immaterial?

Tapi memang nikmat jika para penyanyi berkhayal nanti akan nyanyi terus di
surga, dan para lovers berfantasi making love terus di kawasan yang mereka
percayai immaterial.

Memang itu salah satu kekuatan agama: membawa pemeluknya ke dalam


alam fantasi dan khayalan bebas sehingga lupa realitas keras kehidupan di
Bumi. 

Saya anjurkan, janganlah berlama-lama terbenam dalam fantasi dan khayalan


mempesona yang diberikan agama-agama! Kembalilah menginjak Bumi!
Agama ada untuk dijalankan di Bumi.
 
Anda masih perlu membaca tweets saya ini, bukan? Anda masih harus
mengurus rumahtangga, bukan? Anda masih harus ajak anak-anak ke mall
sore ini, bukan?
 
Bumi, rumah yang real
 
Apakah anda tak melihat bahwa karena anda ada di Bumi, maka rumah anda
yang real adalah Bumi ini, dan karya anda yang real adalah di Bumi ini.
 
Buat apa Allah anda menciptakan Bumi dan daging manusia, kalau pada
akhirnya dia akan memusnahkan keduanya total? Kalau Allah anda akan
melenyapkan Bumi dan membuang raga anda, buat apa Dia dulu menciptakan
Bumi, dan manusia, lalu terus menambah jumlahnya hingga kini, persis di
awal November 2011, mencapai 7 milyar kepala?/5/
 
Apakah Allah anda hanya sekadar iseng bereksperimen dan sedang bercanda
karena menganggur, ketika Dia dulu menciptakan Bumi dan manusia? Pasti
tidak.
 
Nah, kalau bagi anda Allah anda sangat serius dengan semua yang diciptakan-
Nya dalam dunia material, anda juga harus serius hidup real di Bumi.
 
Di dalam dunia immaterial, semua Kitab Suci tak ada gunanya sama sekali! Di
dalam sorga, semua agama dan semua Kitab Suci dan semua santa/santo, dan
semua doa dan semua ritual, dan semua doktrin, dan semua kaidah moral,
dan semua nyanyian, tak ada gunanya sama sekali! Tak ada lagi.
 
Agama dan Kitab Suci ada untuk membimbing anda hidup benar di muka
Bumi. Tanpa kehidupan di muka Bumi, agama dan Kitab Suci apapun tak
akan ada.
 
Mengapa anda, karena kesalehan anda, sudah sangat lama melalaikan fakta-
fakta ini? Jadi, pasti ada yang salah dalam kesalehan anda! Temukanlah!
 
Anda karena itu harus mulai dari sekarang bergabung dengan para saintis,
untuk membuat hidup yang real di muka Bumi ini memiliki makna dan
manfaat yang sementara maupun yang abadi.
 
Tugas para saintis mempertahankan kehidupan dan mengembangkan
peradaban insani di Bumi adalah juga tugas para agamawan yang eling dan
tercerahkan!
 
Jangan lagi anda mau menjadi seorang agamawan eskapis, yang ingin lari dari
Bumi, mengejar sepasang kuda terbang yang akan menerbangkan anda ke
luar Bumi, melintasi kota demi kota, lalu melesat ke angkasa luar, mencari
sorga!
 
Melanglang jagat raya
 
Di luar Bumi hanya ada planet-panet dan bulan-bulan lain, bintang-bintang
dan galaksi-galaksi lain, wormholes, blackholes, supernovae, dan lain-lain,
sejauh-jauhnya anda melanglang jagat raya yang hampa udara.
 
One day in the future, anda akan melanglang jagat raya, bahkan masuk ke
jagat-jagat raya paralel, lewat wormholes antariksa dan cerukan atau lipatan
(warpage) ruang-waktu.
 
Saat itu anda tak akan memakai sebuah wantariksa berukuran superbesar
setengah benua, seperti digambarkan dalam film The Independence Day,
dalam melanglang jagat raya tanpa tepi, yang mungkin sangat sepi dan dingin
atau sangat ramai dan panas.
 
Saat itu nanoteknologi sudah sangat advanced. Anda hanya perlu sebuah
wahana antariksa sebesar tapak tangan, dan tubuh anda, lewat nanoteknologi,
akan diubah menjadi seukuran kancing, maksimal, atau sebesar butiran darah
merah, minimal!
 
Itulah salah satu wujud masa depan peradaban manusia sebagai peradaban
antarplanet dan antargalaktik, jauh lebih menantang dan mempesona
ketimbang masuk sorga. Tentu, masa depan yang masih jauh.
 
Hemat saya, Allah anda menghendaki anda ambil-bagian dalam usaha-usaha
internasional memasuki peradaban antarplanet dan antargalaksi, sebab Allah
anda kekal dan karenanya juga menghendaki anda hidup kekal dalam tubuh
yang diberikannya kepada anda.
 
Tapi itu masih di masa depan yang tidak dekat!
 
Sekarang ini lihatlah dunia masa kini. Zona Eropa sedang terancam pecah
atau bubar karena krisis hutang sejumlah negara di sana, dan hal ini telah
berdampak pada merosotnya IHSG di negeri anda! Anda juga aktif di trading
saham, bukan?
 
Agama yang benar adalah agama untuk kehidupan di muka Bumi! Di sorga
agama, sekali lagi, tak ada gunanya sama sekali!
 
Bahaya Perang Dunia III
 
Jika anda fokus pada Bumi, maka sadarlah anda bahwa ada sangat banyak
bahaya lain yang bisa melenyapkan Homo sapiens dan menghancurkan planet
ini!
 
Bahaya-bahaya lain itu antara lain konflik-konflik militer antar negara dan
kawasan yang jika makin meluas akan bermuara pada Perang Dunia III.
 
Kalau PD III pecah, perang ini tak konvensional lagi, tapi mengambil bentuk
perang yang menggunakan senjata pemusnah massal nuklir, biologis dan
kimiawi.
 
Akibat mematikan perang itu bukan lagi di kawasan lokal, tapi di kawasan
global, mencakup seluruh penghuni Bumi dan planet Bumi sendiri, dan
bertahan langgeng.
 
Ketika bom-bom nuklir meledak di permukaan Bumi dalam suatu perang
nuklir sedunia, gelombang ledakan, badai api, sinar-sinar gamma, dan
neutron, akan memanggang nyaris setiap penghuni Bumi. Strontium
radioaktif, cessium radioaktif dan iodine radioaktif dalam jangka waktu
ratusan tahun mengisi seluruh permukaan Bumi dan terus mengancam tubuh
manusia dan semua kelenjar di dalamnya, dan akan menimbulkan berbagai
jenis kanker. 

Awan-awan radioaktif yang memenuhi angkasa, akan menutup masuknya


cahaya matahari ke Bumi sehingga musim dingin global akan melanda
seluruh muka Bumi. Selain itu, ledakan-ledakan bom nuklir akan membakar
nitrogen di atmosfir sehingga mengubahnya menjadi nitrogen dioksida yang
kemudian akan melenyapkan ozone di bagian atmosfir yang lebih atas. Tanpa
lapisan pelindung ozone, radiasi kuat sinar ultraviolet Matahari akan
menerjang masuk ke permukaan Bumi, dan akan menimbulkan berbagai jenis
kanker pada kulit semua makhluk hidup, melenyapkan hampir semua
mikroorganisme, dan merusak ekologi dengan sangat dahsyat./6/ 

Bumi akan tandus, kering dan gersang serta dipenuhi radiasi nuklir selama
ratusan bahkan ribuan tahun ke depan, dan nyaris semua bentuk kehidupan
akan lenyap, kecuali bentuk-bentuk kehidupan yang dapat bertahan hidup
dalam kondisi-kondisi yang sangat ekstrim. Mungkinkah planet Mars dulu,
milyaran tahun lalu, pernah mengalami kejadian seperti ini?
 
Pernahkah anda memikirkan hal ini, atau anda hanya dengan egois selalu
mendambakan masuk sorga after death?
 
Kaum Kristen dispensasionalis malah ingin mempercepat PD III, sebab dalam
keyakinan aneh mereka, hanya lewat PD ini Yesus Kristus akan datang
kembali./7/
 
Untuk apakah Yesus Kristus akan datang kembali?
 
Kata mereka, untuk menjemput 144.000 orang Kristen pilihan, dan membawa
mereka ke angkasa, lalu memasukkan mereka ke sorga di angkasa luar!
 
Kata mereka dengan happy, Kami 144.000 orang ini akan dibawa Yesus ke
langit, masuk ke dunia lain di antariksa sementara Bumi di bawah musnah
oleh perang dunia terakhir!
 
Suatu kepercayaan yang sangat aneh dan crazy!!! Sangat egoistik.
 
Jika Yesus akan membawa mereka ke angkasa luar, pastilah Yesus semacam
ini, saya bayangkan, sang panglima balatentara sekian UFO yang
mengunjungi Bumi demi mereka! Ketika hal ini ditanyakan ke mereka,
dengan yakin mereka jawab: Ya, skenarionya seperti itu sebagaimana
diajarkan para nabi Amerika penubuat PD III! Lantas mereka menyebut
beberapa nama, Hal Lindsey, Carole C. Carlson, dan Jerry Falwell.
 
How crazy they are! Ya, agama dan fanatisme mereka telah membuat mereka
jadi sangat crazy!
 
Beberapa nabi masa kini Amerika yang menyusun skenario semacam itu,
misalnya (almarhum) Jerry Falwell, ternyata kerap dimintai nasihat oleh
Presiden Ronald Reagan dulu di Gedung Putih. Maka tak heran, Presiden
Ronald Reagan adalah Presiden pertama di USA yang mencanangkan sistem
pertahanan negara dan dunia yang dinamakan sistem Kartika Yudha, sistem
Perang Bintang, Star Wars!
 
Kaum Kristen dispensasionalis itu memakai agama dan kekuasaan mereka
bukan untuk memperjuangkan perdamaian di muka Bumi, malah PD III!
Sedeng, sedeng, sedeng! Sama sedengnya dengan Osama bin Laden dengan
Al-Qaeda yang dibangunnya untuk mempersiapkan perang habis-habisan
melawan, apa yang dijuluki Iran, “si Setan Besar” USA! Mungkin sekarang dan
seterusnya, Osama sedang asyik bercumburayu dengan para bidadari di sorga,
hadiah untuknya yang telah berani ber-jihad melawan USA.
 
Nah, kalau agama anda mendorong PD III, atau perang apapun yang akan
memusnahkan semua kehidupan di Bumi, nasihat saya, tinggalkanlah!
 
Bahaya lain yang mengancam kehidupan bisa timbul dari kejadian-kejadian
alam di bawah atau di permukaan Bumi yang bisa menimbulkan bahaya
besar, seperti terjadi di Fukushima, Jepang, belum lama ini. Nanti kita akan
ulas pokok ini.
 
Bisnis sains
 
Sains dan teknologi harus terus dikembangkan; ini adalah panggilan kodrat
insani dan  natural. Pada dirinya sendiri keduanya tak berbahaya! Pure
science is pure science, tak terpengaruh oleh waktu, tempat, kebangsaan,
agama, bahasa, filsafat, politik, militerisme, dan status gender si saintis! Sains
hanya akan berubah dan berkembang karena fakta-fakta sains yang belum
terungkap sekarang!
 
Ketika seorang saintis mempolitisasi atau meng-agama-kan sains, maka
reputasi dan status si saintis ini akan gugur dan lenyap dengan sendirinya.
Kalaupun mereka tetap hidup, mereka hanya hidup sendiri sebagai bayang-
bayang gelap yang ingin sekali menerkam komunitas saintifik dunia.
 
Sains akan berubah dan tunduk hanya pada hukum-hukum saintifik, pada
bukti-bukti empiris baru! Senjata dan politik apapun tak akan bisa
mendikte pure science! Jadi, benarlah jika ditegaskan bahwa sains itu bebas
nilai, kendatipun sains juga dibisniskan demi berbagai alasan dan
kepentingan.
 
Belum lama ini sejumlah saintis dikumpulkan di sekitar sebuah meja di
stasiun TV besar luar negeri (Mungkin CNN, mungkin juga BBC, saya agak
lupa). Di antara mereka yang hadir, saya kenali wajah kosmolog Michio Kaku,
pakar biologi sintetis Craig J. Venter dan beberapa lagi, termasuk Ray
Kurzweil, seorang teknolog futuris.

Para saintis ini sudah dikenal reputasi, integritas dan kejeniusan mereka, dan
juga keseriusan mereka untuk memberi kontribusi signifikan buat humanity.
Masing-masing diminta untuk selama 4 sampai 5 menit menyatakan apa yang
akan mereka bisniskan di Asia melalui ilmu dan teknologi yang mereka
kuasai.
 
Semuanya membeberkan dengan padat program-program saintifik dan
teknologis mereka yang akan mereka jalankan in Asia for Asian people.
Semua program mereka jelas akan dijalankan untuk menolong rakyat Asia
dapat hidup dengan lebih baik, lebih sehat, lebih panjang umur, dan lebih
tangguh melawan penyakit!
 
Hati saya sangat tersentuh mendengar dan menyaksikan mereka semua: rata-
rata ateistik, tapi hati dan pikiran mereka sangat mulia! Bagi saya, jikalau
Tuhan itu ada, para saintis ini, yang umumnya ateistik, adalah hamba-hamba
Allah yang sejati! Mereka jauh lebih spiritual dan lebih humane, dibandingkan
kaum rohaniwan asli. Maafkan saya, karena menyatakan hal ini.
 
Tentu semua yang akan mereka lakukan adalah “science business”, tapi tujuan
utamanya adalah kesejahteraan rakyat Asia!
 
Untuk sains bisa berkembang, untuk kaum saintis bisa sehat berpikir,
meneliti dan menulis, tentu mereka perlu uang. Jalannya adalah bisnis sains.
 
Mungkin anda yang saleh akan mencibirkan bibir, lalu berkata ketus: Tuh,
lihat, sains dibisniskan! Huuuh!
 
Saya membeli banyak buku, lalu menulis buku-buku baru hasil pembacaan
dan perenungan mendalam atas buku-buku yang saya telah dan terus akan
beli. Lalu saya berbisnis menerbitkan dan menjual buku-buku saintifik saya.
Apa ada yang salah dengan bisnis sains, lewat penerbitan buku, penelitian dan
ceramah sains?
 
Bisnis Injil
 
Anda tentu sudah tahu, segala sesuatu dalam dunia akan jalan dan berproses
kalau ditunjang dana yang kuat dan memadai. Untuk bertemu Tuhan saja di
gereja anda, anda perlu memberi uang.
 
Kalau anda seorang rohaniwan, dan kekeh membenci bisnis, dengan alasan
naif bahwa bisnis itu duniawi dan kotor, seperti juga politik, saya mau
bertanya pada anda. Apakah tidak ada satupun rohaniwan yang sedang
membisniskan agama mereka sekarang ini di kota anda?
 
Saya sangat tahu, banyak sekali orang yang menyebut diri hamba Tuhan,
sedang menanjak bisnisnya menjual Injil Yesus Kristus! Dari berjualan Injil
Yesus, mereka berhasil jadi milyarder, dan kini memiliki mobil-mobil mewah
BMW dan Mercy, bahkan konon berkaca anti-peluru. Kaya dari bisnis Injil,
tapi hati was was terus! 

Mereka dengan berapi-api memberitakan Injil zaman kuno, mendesak umat


meniru kehidupan jemaat Kristen abad pertama seperti dikisahkan dalam
kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru, tetapi kehidupan mereka
sangat modern dan mewah!
 
Lagi, jika anda, kaum rohaniwan, membenci bisnis, anda pasti tak bisa hidup
dalam dunia ini sekarang ini. Ada tempat lain for you: sorga! Cepat dan
bergegaslah masuk sorga, lupakan dunia ini, karena di sana tak ada bisnis!

Saya yakin, para pebisnis Injil yang mengkhotbahkan sorga after death itu


tidak mau cepat mati, sebab mereka sudah merasakan kenikmatan kehidupan
mewah di muka Bumi.

Bahaya bencana alam dan teknologi, dan teologi


 
Bencana yang sudah disebut di atas, yang terjadi di Fukushima, tak mungkin
membuat manusia membuang sains dan teknologi pembangkit listrik tenaga
nuklir (PLTN). Tenaga nuklir sangat kita butuhkan sekarang dan jauh ke
depan! Kehidupan modern hampir tak bisa dipisahkan dari teknologi nuklir.
 
Banyak orang Jerman, bahkan kaum agamawan, dan belakangan juga sekian
negarawan di sana, menginginkan Jerman tidak lagi memiliki PLTN. Mereka
semua takut tragedi Fukushima akan terjadi di negara mereka. Betulkah sikap
reaksioner dan nervous ini yang membuat mereka so naive? Hemat saya,
sikap mereka salah besar!
 
Ketimbang menutup semua PLTN di seluruh dunia, dan tak lagi
membangunnya, jauh lebih visioner dan konstruktif mengonstruksi reaktor
nuklir yang tahan bencana alam!
 
Lihatlah bangsa Jepang: mereka dengan cepat sudah bangkit lagi sehabis
bencana Fukushima itu! Mereka tak menangis meraung-raung di hadapan
Allah-allah mereka! Adakah mental dan etos kerja semacam ini pada bangsa
anda, Indonesia, yang kaya dengan para koruptor beragama dan para
agamawan koruptor?

Poin-nya ini: bahaya besar yang bisa melenyapkan semua bentuk kehidupan
dan merusak planet Bumi dapat datang dari bencana alam dan teknologi.
 
Ketimbang anda memandang, sebagaimana lazimnya, bahwa semua bencana
alam adalah kiriman Allah untuk memperingatkan dan menghukum manusia,
jauh lebih benar jika anda berpikir lain. Yakni: Bagaimana pun juga, manusia
di masa depan yang tak jauh, harus bisa memprediksi dan mengendalikan
bencana alam, mengubah rute-nya demi keamanan semua bentuk kehidupan
dan alam. Dan, kedua, bagaimana pun juga di masa depan, kita harus bisa
menemukan, merancang dan mengembangkan teknologi apapun yang makin
aman buat manusia.
 
Untuk itu sains dan teknologi harus dipacu dan diakselerasi untuk lebih cepat
maju, dan anda mau ambil peran dalam tugas besar ini dan melepaskan
kepercayaan anda pada takdir ilahiyah yang ternyata kerap mematahkan
semangat anak-anak manusia untuk bangkit dan berjuang.

Kenapa orang yang percaya pada takdir yang tak bisa diubah, tidak berpikir
bahwa mereka ditakdirkan untuk mengubah takdir mereka?
 
Barangkali anda percaya bahwa Allah telah mengirim tsunami ke Aceh sekian
tahun lalu untuk menegur Muslim di sana yang telah membiarkan adanya
orang Kristen. Atau mungkin anda yang Kristen percaya bahwa tsunami itu
dikirim Yesus Kristus untuk menegur kaum Muslim di sana yang telah
membatasi gerak orang Kristen.
 
Dua kepercayaan ini hemat saya inhuman, immoral, juga tak ilahiyah,
bahkan absurd!
Kalau saya harus beragama, saya sama sekali tidak bisa bersahabat dengan
Allah apapun yang mengirim bencana alam untuk menghukum manusia!
 
Mustinya kita berpikiran bahwa Allah pun juga berjuang keras menyetop
bencana alam, atau membelokkan rutenya, supaya tak menerjang sebuah
kota, apalagi jika kota ini dihuni banyak bayi dan kanak-kanak! Kalaupun kota
itu memuat banyak penjahat besar, Allah ini harus tetap mengalihkan tsunami
ke jalur lain! Allah bisa gagal atau juga bisa berhasil dalam usaha-Nya ini,
sama seperti juga usaha manusia. Allah yang semacam ini sangat ilahiyah dan
insani sekaligus! Allah yang menggetarkan kalbu.

Kalau anda berkeyakinan seperti itu, maka anda sebagai agamawan akan
ambil bagian dengan serius dalam berbagai usaha memajukan sains dan
teknologi.
 
Saya terus terang, menentang Allah yang disembah Nabi Nuh, yang untuk
menghukum semua penduduk Bumi, konon menurut kisahnya telah
mengirim air bah global!/8/
 
Allah yang tak terpelajar
 
Allah Nabi Nuh, bukan Allah yang saya percayai, tak mengenal filsafat
pendidikan moral dan psikologi evolusioner, yang menuntun para pendidik
masa kini untuk membimbing para naradidik tumbuh tahap demi tahap ke
kematangan yang lebih penuh.
 
Dengan dua disiplin ilmu ini, setiap ayah/ibu, atau pendidik/guru, tak akan
lagi memakai rotan, apalagi api rokok, untuk menghukum naradidik yang
bandel atau kedapatan teledor. 

Sudah tersedia banyak cara untuk membarui perilaku manusia secara


edukatif, evolusioner, dan kekerasan sudah ditinggalkan dalam mencapai
tujuan ini.
 
Kalau langkah Allah Nabi Nuh ditiru para pendidik pada masa kini, jelas
mereka akan berurusan dengan hukum dan pengadilan karena tuntutan para
orangtua murid.
 
Jadi, harus ditegaskan dengan sangat jelas bahwa Allah Nabi Nuh bukan Allah
pendidik yang baik dan tak dapat diteladani oleh siapapun, di manapun, dan
kapanpun.
 
Mungkin anda akan membela Allah Nabi Nuh dengan argumen bahwa
kejahatan manusia pada zaman itu sudah sangat besar, tak terukur, dan tak
terampuni. Jadi, kata anda, adalah langkah yang tepat kalau Allah Nabi Nuh
membinasakan semua bentuk kehidupan lewat air bah, kecuali sejumlah
makhluk terpilih.
 
Saya menduga, anda sebetulnya bukan mau membela Allah Nabi Nuh, tetapi
mau menjaga kesucian doktrin anda tentang Kitab Suci anda yang memuat
kisah tentang air bah itu. Bukankah kepada anda selalu diajarkan bahwa Kitab
Suci anda tak berisi ajaran yang cacat secara moral atau kesalahan apapun,
apalagi dongeng-dongeng atau mitos-mitos?
 
Kata anda lagi, Allah Nabi Nuh harus menegakkan moralitas yang berdisiplin
dan kokoh, berapa pun biayanya!
 
Really?
 
Mengapa pernyataan anda itu tak anda balik: Apakah Allah Nabi Nuh
memiliki moralitas kalau Dia sampai memusnahkan semua bentuk
kehidupan, padahal Allah ini dipandang sebagai sang Bapa semua ciptaan?
 
Apakah bermoral, jika orang tak memberi jalan pengampunan dan maaf
kepada orang lain yang bersalah, lalu me-reedukasi mereka kembali dengan
langkah-langkah yang tepat dan manusiawi? Bukankah lebih baik kaum
tersesat kembali ke jalan yang benar, ketimbang memusnahkan mereka bak
orang membakar sampah sampai jadi abu?
 
Manusia zaman kita sudah memikirkan banyak kali untuk menghapus
hukuman mati bagi narapidana berat, meskipun belum berhasil secara global.
Satu argumen keagamaan yang kerap diajukan para pendukung hukuman
mati adalah: Allah saja melakukan penghukuman mati, jadi sah kalau
manusia juga.
 
Sebaliknya, argumen-argumen yang saya sudah ajukan di atas bermuara pada
keharusan untuk kita menolak tindakan Allah Nabi Nuh ketika Dia
memusnahkan semua kehidupan. 
Hanya lewat kegiatan berpikir kritis dan cinta pada humanitas, kita dapat
memperoleh argumen-argumen kuat untuk melawan sang Allah yang
disembah Nabi Nuh.
 
Allah yang berkenan didebat
 
Allah yang baik dan percaya diri, dan mahatahu, tidak akan berkeberatan jika
ditanyai dan didebat dan dilawan oleh umat-Nya, sehubungan dengan
tindakan-tindakan-Nya atau pesan-pesan-Nya. Saya menjamin hal ini!
 
Dalam Kitab Suci Yahudi-Kristen (Alkitab) banyak kisah besar tentang orang-
orang besar yang berani mendebat dan menentang Allah, lalu berakhir dengan
kemenangan manusia. Jangan lupakan nama-nama ini: Musa, Ibrahim,
Yakub, Ayub, dan juga Yesus dari Nazareth! Mereka para pelawan Allah
sekaligus kawan-kawan dan kekasih-kekasih Allah.
 
Hanya orang-orang yang beragama fundamentalis akan tak senang jika Allah
mereka ditanyai, atau Kitab Suci mereka ditelaah sangat kritis. Padahal, Allah
yang sejati suka didebat dan mengundang manusia mendebat-Nya; tapi
manusia para pembela Tuhan memingit Allah bahkan memenjarakan-Nya.
 
Sesungguhnya sudah lama Allah semacam ini berteriak kepada para teolog
dan agamawan meminta dibebaskan dari penjara ritual dan doktrin batu dan
besi buatan mereka! Barangsiapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengar!
 
Saya sudah lama mendengar isak tangis dan teriakan sedih Allah yang
terpenjara, dan sudah datang ke penjara itu lalu membebaskan-Nya! Allah
yang hidup dalam pikiran dan sanubari saya adalah Allah yang merdeka, tak
terpenjara, lentur, fleksibel, riang, suka tertawa dan bersahabat, dan cerdas.
 
Bagaimana dengan diri Allah anda? Sangat mungkin Allah anda tampil
menyeramkan, sebab wajah anda penyembahnya tampak sangat
menyeramkan dan penuh tekanan batin!
 
Sang Buddha Periang
 
Anda kenal sang Buddha Gendut atau yang dikenal juga sebagai sang Buddha
Periang yang penuh tawa di wajahnya? Rugi kalau anda tak mengenalnya!
 
Konon kalau anda dekat pada sang Buddha Periang ini, dan kerap mengelus
perutnya yang gendut, hidup anda akan selalu riang dan penuh hoki!/9/ Ini
bukan suatu tindakan magis, tetapi psikologi.
 
Jika anda selalu merasa riang dan berpikir selalu penuh hoki, maka perasaan
dan pikiran ini berpengaruh kuat pada perilaku sosial anda dan pada isi
pikiran anda lainnya, dan dua hal ini bekerja bersama untuk sungguh-
sungguh membuat keberuntungan terus datang kepada anda. Ini
semacam self-fulfilling prophecy, nubuat dari anda sendiri dan anda sendiri
yang mewujudkannya!

The laughing Buddha, atau Budai. Sumber gambar: depositphotos.com

Di atas, foto sang Buddha Gendut dan Periang. Baru


melihatnya saja, anda pasti akan langsung tertawa lebar
dan happy. Umat Buddhis sangat beruntung memiliki dan
bergaul erat dengan sang Buddha Gendut dan Periang ini!
Hidup mereka mungkin sekali happy terus! 
Mereka yang karena agamanya terus berada di bawah stres, dengan akibat
suka mengamuk dalam masyarakat, sebaiknya mengenal sang Buddha Gendut
dan Periang ini!
Dalam agama Tridharma, juga Hinduisme, anda bisa memilih-milih mana
dewa yang mau anda dekati dan sembah. Tersedia banyak orang suci yang
sudah diangkat menjadi dewa-dewa. Politeisme sangat demokratis, dan
kebebasan anda memilih dewa-dewa dijamin sehingga anda tak akan stres
dalam beragama. Bagaimana dengan agama-agama monoteistik?
 
Kalau agama anda menjadi beban mental berat bagi anda, dan membuat anda
stres terus, sekali lagi saya anjurkan, beli patung Buddha Periang lalu taruh di
ruang kerja anda. Niscaya kehidupan anda akan berubah, jadi penuh tawa,
riang dan happy! Tak percaya? Silakan uji kebenarannya. 

Agama yang selalu menimbulkan stres pada diri penganutnya bukan agama
yang baik. Tinggalkanlah! Stres akan memperpendek umur anda. Agama ada
bukan untuk memperpendek umur anda, tapi untuk memperpanjangnya.
 
Manusia sudah lama tahu, bahwa hati yang gembira adalah obat bagi banyak
penyakit, tetapi semangat yang patah dan batin yang stres mengeringkan
tulang! Dokter, psikolog, psikiater dan neurosaintis selalu memberi anda
nasihat: buatlah selalu hati anda senang dan riang, pikiran segar dan adem. 

Mengapa mereka memberi nasihat demikian? Karena mereka mencintai anda


dan ingin anda berumur panjang!
 
Untuk bisa berumur panjang, anda musti dengan benar me-manage otak
anda: pusat pikiran dan hati anda! Berilah makanan mental yang tepat pada
otak anda, maka anda akan hidup lebih sehat, dan niscaya akan berumur lebih
panjang. Kalau mereka, para saintis, menganjurkan demikian, ikutilah sebab
mereka sedang memandu anda masuk ke dalam kebahagiaan.
 
Bukankah semua orang ingin hidup selalu berbahagia, berumur panjang,
sukses material dan welas asih?
 
Nah, jika agama anda meminta anda mati muda sebagai martir, melupakan
kerja dan sukses dalam dunia, dan membenci semua musuh atau semua orang
yang berbeda, tinggalkanlah!
 
Sebab agama yang baik akan mendorong anda berkarya besar demi
kebahagiaan semua makhluk, dan demi keselamatan planet anda. Jika anda
mati dalam melaksanakan tugas mulia kemanusiaan ini, barulah anda
menjadi seorang syuhadah sejati, duta kemanusiaan bagi Allah.
 
Hukuman Allah-kah?
 
Kembali ke bencana alam. Apakah bencana alam adalah hukuman Allah
terhadap umat manusia yang jahat?
 
Pada zaman kuno, ketika manusia belum memiliki sains yang bisa
menjelaskan keadaan di dasar laut, tsunami dipandang kiriman Allah. Ketika
sains modern belum ada dan manusia masih berpikir mitologis, semua
kejadian alam yang dahsyat dan tak bisa dijelaskan dengan akal,
dijelaskan tanpa akal, lewat dongeng-dongeng atau kisah-kisah teologis.
 
Penjelasan tanpa akal adalah mengasalkan semua peristiwa dahsyat dan
mengerikan sebagai perbuatan para dewa atau para allah untuk menegur atau
menghukum manusia. Untuk memberi kesan bahwa penjelasan ini faktual,
maka disusunlah mitos-mitos atau dongeng-dongeng dan kisah-kisah
menawan, yang dengan runtut mengisahkan segala penyebab yang bermuara
di ujungnya pada penghukuman Allah. 

Memang sejarah juga adalah kisah; tapi tak semua kisah adalah sejarah.
Sejarah sebagai kisah, disusun dengan berlandaskan bukti-bukti objektif;
sedangkan mitos-mitos adalah kisah-kisah fiktif atau fantasi. 
 
Nah, ketika sains modern kini sudah bisa menjelaskan banyak kejadian alam
dengan  memakai bukti-bukti, penjelasan mitologis apapun harus dilepaskan.
 
Jika anda berkeras memahami semua realitas di sekitar anda, dekat maupun
jauh, secara mitologis, anda tak akan pernah menjadi modern. Modernitas
bukan mitos, tetapi realitas dan nilai-nilai.
 
Modernitas dan local wisdom
 
Pasti anda yang saleh, dan karenanya mungkin anti-Barat atau anti-
Kapitalisme, akan langsung menimpali: Aku tak perlu modernitas!
 
Really?
 
Jika anda tak memerlukan modernitas, kenapa sekarang ini anda ber-tweet-
ria dengan semua followers anda? Apakah Twitter dibangun dengan mantra-
mantra purbakala atau dengan doa-doa khusuk atau dengan tenaga dari alam
gaib, nir-kabel?
 
Mungkin juga anda akan menyatakan, sedikit lebih lunak, bahwa modernitas
tak diperlukan di pedalaman-pedalaman, sebab local wisdom saja sudah
cukup dan lebih baik. 

Really?
 
Jika manusia para penghuni kawasan-kawasan pedalaman masih hidup
kanibal dengan ditopang oleh hikmat lokal, apakah ini sudah cukup dan lebih
baik?
 
Karena hikmat lokal, banyak orang beragama, meskipun hidup miskin atau
sangat pas-pasan, terdorong kuat untuk membangun tugu-tugu pemujaan dan
peringatan yang memakan biaya besar. Alhasil, mereka terlilit hutang atau
bertambah miskin, hanya demi gengsi yang diminta local wisdom. Sudah baik
dan cukupkah local wisdom semacam ini?
 
Karena meyakini kebenaran hikmat lokal bahwa setiap suku harus tampil
terdepan dan tangguh, perang antar-suku terus terjadi di kawasan-kawasan
pedalaman. Dalam tribal wars ini, tak sedikit korban berjatuhan, dan tak
sedikit suku tertentu menghirup darah orang dari suku musuh yang terbunuh.
Di kalangan lain, tak sedikit para prajurit menyodomi prajurit-prajurit lain
dari suku-suku yang terkalahkan sebagai tanda superioritas suku pemenang.
 
Nah, apakah local wisdom yang mendasari perang antarsuku ini dan
perlakuan biadab terhadap para pecundang, sudah benar dan sudah cukup?
Cobalah anda yang anti-modernitas dan menjadi pembela local wisdom,
pikirkan dalam-dalam!
 
Karena local wisdom yang mendidik orang untuk hidup sederhana dan hanya
perlu kejujuran, banyak orangtua di desa-desa dan di suku-suku terasing tak
mau menyekolahkan anak-anak mereka.
 
Apakah anda yang antimodernitas, dan mati-matian membela local wisdom,
tapi menyekolahkan anak-anak anda di sekolah-sekolah modern, telah jujur
pada diri anda  sendiri?
 
Local wisdom bangsawan Arab adalah “bencilah Amerika karena kebencian
ini benar”; tapi mereka anehnya menyekolahkan putera-puteri mereka di
universitas-universitas besar di USA! Membenci Amerika yang modern, tapi
menyekolahkan putera-puteri mereka di sana dengan biaya besar, apakah ini
bukan split personality karena local wisdom?
 
Karena local wisdom yang melarang alam diintervensi oleh teknologi, banyak
penduduk pegunungan berapi tak mengizinkan pembangunan saluran-
saluran lahar buatan. Akibatnya, setiap kali gunung berapi meletus, lahar
panas melanda dan menghancurkan lingkungan kehidupan, bahkan memakan
banyak korban insani. Apakah hikmat lokal untuk akrab dan menyatu dengan
alam sudah baik dan cukup, kendatipun manusia jadi korban karena hikmat
ini?
 
Karena local wisdom telah mendidik si Tangkas untuk bekerja alon-alon asal
kelakon, si remaja yang sebetulnya cerdas ini selalu harus tinggal kelas setiap
tahunnya. Apakah filsafat alon-alon asal kelakon itu sebuah hikmat lokal
yang baik dan benar, di dalam suatu dunia yang segala sesuatunya bergerak
sangat cepat?
 
Bukankah local wisdom Jawa yang membela paternalisme, adalah sebuah
sumber penyebab banyak urusan kekuasaan dan uang dalam negeri ini tak
pernah selesai?
 
Secara umum, kebudayaan Asia berisi hikmat lokal yang mendorong orang
dekat bahkan memuja alam, sedemikian rupa sehingga alam tak boleh
diganggu teknologi. Tentu hikmat lokal untuk manusia akrab dan
menguduskan alam bisa baik dan benar, ketika kebanyakan manusia rakus
mengeksploitasinya demi uang.
 
Hutan-hutan perawan yang jadi gundul karena dieksploitasi habis-habisan,
tentu menghantam balik ke manusia pengusaha dan penguasa yang telah
dengan rakus memperkosa mereka puluhan kali sehingga banjir air dan
lumpur pekat merah mengalir ke mana-mana.
 
Satu contoh lagi tentang hikmat lokal masih perlu saya kemukakan sebelum
pindah ke topik lain.
 
Bangsa kita memegang filsafat “musyawarah untuk mufakat” yang dinilai
banyak kalangan sendiri sangat demokratis. Tapi apakah local wisdom ini
baik? Ternyata seringkali filsafat ini mendorong bangsa kita jadi munafik dan
menolak fakta keras yang menyakitkan tapi benar, hanya demi kerukunan!
 
Kerukunan dan pedukunan di Indonesia sukar dipisahkan atau dibedakan!
Pedukunan menyebabkan sesuatu yang tidak ada disulap menjadi ada, or vice
versa, hanya demi kerukunan murahan yang penuh sandiwara dan
persekongkolan.
 
Tentu saya juga harus objektif: masih ada local wisdom yang jika diterapkan
dengan sangat hati-hati, akan memberi manfaat yang baik dan membangun.
 
Sebagaimana modernitas juga tidak selalu mengusung nilai-nilai sosiokultural
yang baik dan berguna, begitu juga local wisdom. Kita perlu selektif dalam
menerima baik modernitas maupun local wisdom. Ini hal yang sudah jelas!

Tapi, dibandingkan local wisdom, yang ditarik dari kebudayaan atau dari


Kitab Suci, modernitas jauh lebih kita butuhkan jika kita mau menjadi bangsa
besar kini dan di masa depan. Local wisdom dan Kitab Suci, tanpa
modernitas, hanya akan membuat kita jadi bangsa teri yang tak akan
diperhitungkan dunia masa kini!  Jadilah ikan paus jika anda mau menguasai
samudera!

Jika kearifan lokal tidak boleh bertumbuh dinamis lewat dialog dan
pertemuan dengan nilai-nilai kearifan modern dan ilmu pengetahuan, tetapi
harus diabsolutkan, maka kearifan lokal ini berubah menjadi suatu jenis
agama fundamentalis.
 
Meneropong vagina atau meneropong jagat raya?
 
Jika kita hidup hanya dengan local wisdom dan Kitab Suci, kita, seperti
dikatakan dosen Universitas Indonesia, Rocky Gerung, hanya akan bisa
meneropong vagina para remaja sekolahan!/10/ Ya, meneropong vagina
untuk memeriksa apakah mereka masih perawan, dan jika terbukti sudah
tidak, mereka tak bisa diterima di sekolah-sekolah berbasis agama terbesar
negeri ini. 

Padahal at the same time, lagi kata Rocky Gerung, negeri kecil Taiwan sedang
meneropong jagat raya mencari planet-planet yang seperti Bumi!
 
Meneropong vagina remaja putri mencerminkan sebuah kebudayaan; dan
meneropong jagat raya juga menampilkan sebuah kebudayaan lain.
Kebudayaan mana yang anda mau rangkul?

Jika pikiran dan jiwa anda memang selalu butuh masukan impuls seksual
besar, pasti anda akan memilih kebudayaan meneropong vagina remaja putri.
Meneropong vagina tentu mengasyikkan, tapi bagi siapa?
Vagina yang perlu diteropong?

Bagi saya, meneropong jagat raya dan menjelajah antariksa, untuk mencari
bentuk kehidupan apapun di sana, bahkan kini mencari DNA di angkasa luar,
jauh lebih mengasyikkan dan menantang, walaupun saya sebagai orang
Indonesia tidak bisa melakukannya in reality!
 
Sadarkah anda, Indonesia sedang dijajah budaya agama yang antikemajuan,
budaya pembodohan dan budaya korupsi, sehingga mustahil kapanpun juga
kita bisa mengirim sendiri wantariksa made in Indonesia ke angkasa luar!
 
Tapi kenapa meneropong angkasa, bukan meneropong vagina, lebih
mengasyikkan dan lebih menantang? Karena kita juga, 3 sampai 4 milyar
tahun lalu, pada permulaan terbentuknya planet Bumi, dalam bentuk
mikroorganisme, berasal dari dunia bintang-bintang.
 
Human aliens 
 

 
Karang di atas adalah pecahan meteor yang terbentuk milyaran tahun lalu
sebelum jatuh ke Bumi. Para peneliti NASA telah melakukan test terhadap 12
pecahan semacam ini, dan mereka menemukan pecahan-pecahan meteor ini
kaya dengan unsur carbon yang ditemukan berisi zat-zat kimia yang serupa
dengan salah satu komponen penting DNA, struktur atau unit kimiawi dasar
terpenting yang membentuk kehidupan. Sebelumnya banyak orang
menganggap DNA dalam pecahan-pecahan meteor ini ada sebagai akibat
kontaminasi yang terjadi di Bumi; tetapi kajian-kajian yang mutakhir telah
tiba pada suatu kesimpulan bahwa DNA dalam meteorit-meteorit tersebut
berasal dari antariksa. 

Jadi, sudah dipastikan oleh para saintis, DNA yang terdapat dalam bebatuan
meteorit yang ditemukan di Antarktika dan Australia itu, berasal dari angkasa
luar!/11/ 

Sangat boleh jadi, karena bebatuan meteor pasti sudah masuk ke Bumi pada
awal planet ini terbentuk 3,5 milyar tahun lalu, kita semua, humans, memiliki
asal-usul paling awal di angkasa luar, bukan di planet Bumi ini sendiri, dalam
bentuk DNA yang dihasilkan di antariksa.

Tentu kawasan yang paling memungkinkan DNA ini berkembang, lalu jauh
sesudahnya memunculkan Homo sapiens, adalah kawasan laut. Tetapi para
ahli astrofisika, astrobiologi  dan astrokimia sudah tiba pada sebuah
kesimpulan bulat bahwa air di permukaan Bumi kita juga kiriman dari
angkasa luar./12/
Planet kita aslinya adalah sebuah planet gersang bebatuan hampir 100 persen.
Air datang belakangan, dan hanya sedikit sekali jumlah massanya
dibandingkan besarnya massa Bumi secara keseluruhan. Atom oksigen dan
atom hidrogen di angkasa luar sudah terbentuk pada suatu tahap evolusi
kosmologis, lalu lewat meteor dan komet, secara kebetulan menerjang masuk
ke Bumi tanpa diundang. Puing-puing jagat raya inilah, komet dan asteroid,
kendaraan angkasa yang membawa air dan DNA mikroorganisme masuk ke
planet Bumi. Dari air dan DNA antariksa, kita kemudian dilahirkan di Bumi,
sebagai makhluk asing nan sendiri di planet ini! 

Mungkin anda, seperti saya, suka menatap langit malam yang cerah, dan
memandang lama-lama banyak benda terang di angkasa malam yang kelam.
Kenapa? 

Bisa jadi kita semua, dulu secara intuitif, dan kini dapat dijelaskan secara
saintifik, merasa bahwa kampung halaman kita yang sebenarnya adalah
angkasa luar! Kita semula adalah E.T. beings! 

Jangan sedih, tapi happy-lah, jika anda rindu berada di ruang-ruang


antarbintang dan antargalaksi!
 
Bisa jadi, pengalaman spiritual yang diklaim dialami banyak orang, yang
disebut OBE, “out of body experience”, pengalaman keluar dari tubuh lalu
melanglang jagat raya, terkoneksi erat dalam otak kita dengan pengetahuan
intuitif kita bahwa kita berasal dari antariksa!/13/ Kita semua, humans,
adalah aliens di planet Bumi! Human aliens!
 
Demitologisasi kisah Taman Eden
 
Jika demikian halnya, bukan Tamen Eden mitologis kampung halaman kita,
tempat asal kita, tapi antariksa. 

Tetapi tiga Kitab Suci agama monoteistik, Yudaisme, Kristen dan Islam,
mengisahkan bahwa kita semua memiliki tempat asal-usul di muka Bumi, di
Tamen Eden, bukan di antariksa.
 
Lagi, dalam ketiga Kitab Suci ini, dikisahkan bahwa kita tak datang dari
angkasa luar, tapi dari tanah Bumi ini, atau dari darah yang luar biasanya
sudah ada sebelum ada makhluk hidup yang memiliki darah.
 
Dari tanah, tutur penulis Kejadian 1-2, kita dibentuk oleh Yahweh Elohim
menjadi makhluk yang hidup, manusia, Adam. Dan makhluk perempuan,
Hawa, diciptakan oleh sang Yahweh ini dari sebuah tulang rusuk Adam, yang
menjadi suaminya. 
 
Padahal kita tahu sekarang lewat kajian-kajian evolusioner, geo- dan bio-
chemistry, biologi, anatomi, genetika, dan lain-lain, bahwa asal-usul kita yang
sebenarnya bukan itu. Tak pelak lagi, kini kita hanya bisa memandang kisah-
kisah skriptural tentang Taman Eden sepenuhnya dongeng!
 
Bagaimana jika sains astrokimia, astrobiologi dan lain sebagainya yang sudah
disebut di atas tak berhasil meyakinkan anda bahwa DNA kita berasal dari
antariksa? Bahwa adalah berguna jika NASA kini menjalankan sebuah proyek
yang diberi nama SETG, the Search for Extra-Terrestrial Genomes, proyek
pencarian genom di antariksa, khususnya di planet Mars?/14/

Dalam rangka proyek ini, NASA pada Sabtu pagi, 26 November 2011, telah
meluncurkan sebuah wantariksa berbentuk piring (bak UFO) yang membawa
sebuah mesin penjelajah planet Mars, rover, berbentuk mobil roda enam
seberat 1 ton, yang diberi nama Curiosity. Rover Curiosity ini, yang akan
mendapatkan energi dari bahan bakar nuklir plutonium, akan didaratkan di
planet ini 6 Agustus 2012, setelah wantariksa yang membawanya menempuh
perjalanan terbang sejauh 354 juta mile selama 8,5 bulan, untuk menyelidiki
langsung di tempat, persisnya di kawah Gale, adakah jejak-jejak dan tanda-
tanda kehidupan di planet ini./15/ Jika keberadaan bentuk-bentuk kehidupan
apapun dipandang terkait dengan keberadaan air, maka sudah dipastikan
bahwa planet Mars pada kondisi masa kini memiliki air./16/

Terbuka banyak kemungkinan bahwa di antariksa dalam jagat raya kita


tersimpan tidak hanya satu jenis DNA, tetapi sangat beragam, sejalan dengan
banyak ragamnya lokasi dan kondisi yang potensial menyimpan berbagai
bentuk kehidupan antariksa, sama seperti kondisi di Bumi./17/

Begitu juga, dengan bertumpu pada konsep kosmologis mutakhir multiverse,


kita dapat menyatakan bahwa di dalam jagat-jagat raya paralel yang memiliki
hukum-hukum alam dan konstan yang berbeda dari yang berlaku di jagat raya
kita, seperti ditegaskan oleh fisikawan Victor J. Stenger, dapat ada bentuk-
bentuk kehidupan lain yang tidak sama dengan yang kita kenal di Bumi atau
di dalam jagat raya kita sendiri./18/

Tentu saja anda tidak bisa yakin dan tak bisa menerima fakta-fakta sains,
karena anda berpegang teguh pada Kitab Suci anda, yang dengan sangat keliru
anda perlakukan sebagai sebuah kitab sains atau sebuah buku sejarah.
 
Karena itu, tak ada jalan lain, selain menunjukkan kepada anda bahwa kisah
tentang Taman Eden adalah 100 persen dongeng. Tak percaya?
 
Hanya dalam dongeng saja, ada sepasang manusia purba, lelaki dan
perempuan, yang tidak memiliki pusar sama sekali karena tidak pernah
menjadi janin dalam rahim seorang ibu. 

Rabalah perut anda, dan rasakan apakah anda memiliki sebuah pusar; kempot
ke dalam atau bodong keluar, tak masalah. Kalau anda keturunan langsung
Adam dan Hawa mitologis, haruslah perut anda juga tidak memiliki pusar.
Anda ternyata keheranan, dari mana asal-usul paling awal udel anda, bukan?
 
Hanya dalam dongeng saja, manusia perempuan muncul dari satu tulang
rusuk lelaki, sementara semua tulang rusuk pria hingga kini selalu komplit.
 
Hanya dalam dongeng saja ada buah yang jika dimakan, si pemakan akan
langsung cerdas, minimal cerdas secara moral!
 
Sama seperti sekeping biji ketika dilempar ke tanah keesokan harinya telah
tumbuh seketika menjadi sebatang pohon bayam yang puncaknya sampai ke
langit! Kisah tentang sekeping biji ini tentu saja dongeng ciptaan Hans
Christian Andersen yang sangat menawan kanak-kanak, yang sesudah
dikisahkan kepada mereka, mereka langsung tertidur.
 
Anda tentu teringat kisah dongeng yang serupa dalam bagian akhir kitab
Yunus dalam Tenakh Yahudi, tentang sebatang pohon jarak yang tumbuh
tinggi dan mengeluarkan daun-daun lebat dan lebar hanya dalam semalam!
Yunus murka kepada Allah dan minta mati, ketika pohon jarak itu, yang daun-
daun lebarnya dijadikannya tempat berteduh, dibuat mati oleh Allah!

Hanya dalam dongeng saja ada seekor ular yang bisa berbicara bahkan
berhasil meyakinkan manusia tentang sebuah kebenaran yang hanya Allah
saja yang tahu.
 
Hanya dalam dongeng saja Allah punya tubuh, kaki, tangan, kepala, rambut,
mata, alis, hidung, telinga dan mulut, sehingga membuatnya bisa berjalan-
jalan di Taman itu mencari-cari Adam dan Hawa, melihat-lihat, pada hari
yang sejuk. Saya membayang-bayangkan, jika Allah sang Bapa tak berpakaian
seperti Adam dan Hawa, bagaimana penampilan-Nya. Seandainya Allah ini
berbusana, mungkin saja Dia memakai baju batik dan kain sarung, dan
memakai blangkon sebagai kopiahnya. :))
 
Kenapa Allah mencari Adam dan Hawa? Karena keduanya, sehabis memakan
buah ajaib itu, ketakutan lalu mencari tempat bersembunyi, menghilang dari
pandangan Allah.
 
Hanya dalam dongeng saja seorang manusia lelaki dan seorang manusia
perempuan yang keduanya bugil total tidak terangsang secara seksual satu
sama lain, sekian lama, bahkan masing-masing tidak menyadari kalau
keduanya telanjang bulat.

Hanya dalam dongeng saja, Adam dan Hawa, lelaki dan perempuan, setelah
sekian lama hidup bersama baru sadar bahwa keduanya telanjang bulat
setelah memakan buah ajaib mitologis tadi.

Hanya dalam dongeng saja ada manusia berusia sampai nyaris seribu tahun,
dengan tetap muda dalam jangka waktu yang sangat panjang.
 
Hanya dalam dongeng saja ada sebuah pohon lain di sebelah timur Taman
Eden mitologis yang jika buahnya dimakan, Adam dan Hawa akan hidup
abadi, sehingga konon Allah menempatkan beberapa malaikat berpedang
bernyala untuk menjaga pohon ajaib kedua ini.
 
Kita tahu Drakula atau Vampire bisa hidup abadi karena meminum darah
manusia, korban-korban mereka. Tapi kita juga sangat tahu bahwa dua
makhluk abadi peminum darah ini hanya hidup dalam dongeng-dongeng dari
negeri-negeri Eropa dan Amerika, sama seperti Leak hanya ada dalam
dongeng rakyat Bali.
 
Cukuplah sudah saya memperlihatkan kepada anda bahwa kisah skriptural
tentang Taman Eden dan semua kejadian yang dikisahkan di dalamnya adalah
dongeng belaka.

Empat metode saintifik untuk hidup kekal


 
Pasti anda yang saleh akan berkeberatan terhadap semua usaha
demitologisasi yang telah saya lakukan terhadap kisah Taman Eden itu!
 
Sanggahan anda pasti begini: Aku percaya, semua kisah skriptural tentang
Taman Eden itu sejarah yang tak bisa salah, karena merupakan wahyu Allah.
 
OK-lah, jika itu keyakinan anda. Tapi, tahukah anda berapa biaya yang anda
harus bayar untuk keyakinan anda ini?
 
Yang harus anda bayar ini: Sejarah bagi anda adalah sejarah yang melawan
fakta-fakta keras sains. Jika demikian, inikah sejarah yang asli, ataukah
sejarah yang dipalsukan demi kepentingan keagamaan kita? 

Ingatlah: sejarah adalah sains, bukan wahyu!

Menulis sejarah adalah kegiatan saintifik, butuh penelitian interdisipliner; tak


sama dengan menerima wahyu yang serba sudah jadi! 

Silakan putuskan sendiri, dan bayarlah harganya!


 
Mungkin juga anda mau maju sedikit, dengan berargumentasi, misalnya,
orang zaman dulu bisa hidup ratusan tahun karena Bumi dan udara serta air
belum terpolusi. Tapi tahukah anda bahwa di Timur Tengah kuno, angka
kematian bayi dan manusia dewasa sangat tinggi, juga tingkat kemandulan
kaum wanita?
 
Poligami dijalankan di sana dulu antara lain karena fakta-fakta yang saya baru
sebut, selain mungkin karena libido kaum lelaki zaman itu di sana sangat
tinggi, tak terbendung.
 
Tapi anda bisa jadi benar, bahwa umur manusia bisa sampai ratusan tahun,
tapi hal ini hanya dimungkinkan pada zaman modern ini, karena metode-
metodenya baru ditemukan sekarang.
 
Baru pada zaman modern inilah anda bisa mengatur berapa panjang usia
anda, jika anda mau menempuhnya dan etika anda tak melarangnya.
 
Anda kini bisa hidup terus dengan memakai suatu tubuh lain yang sama
persis dengan tubuh anda, bahkan juga dengan semua sifat yang sama,
melalui metode kloning!
 
Para petani biasa melakukan kloning sederhana tanaman singkong: dengan
hanya menancapkan patahan batang-batang singkong, mereka kemudian
mendapatkan tanaman singkong baru asli.
 
Anda tinggal memesan tim ahli kapan anda perlu menjalankan kloning! 

Persoalan dengan metode cloning adalah metode ini belum pernah diterapkan


pada manusia hingga saat ini, sehingga keterbatasan-keterbatasan
hasil cloning manusia belum diketahui, misalnya apakah hasil cloning masih
juga mempertahankan jatidiri, personalitas dan memori historis orang yang
di-cloning. 

Langkah kedua: dengan membuang semua sel uzur (senescent cells) yang ada
dalam tubuh anda, yang membuat tubuh anda sekarang dengan menyedihkan
secara bertahap menjadi tua, uzur, lalu mati. Kesimpulan ini didapat dari
kajian klinis mutakhir terhadap tikus./19/
 
Atau langkah ketiga: membuat variasi mutan pada enzim telomerase dalam
sel-sel tubuh anda, dengan memanjangkan bagian telomer sehingga usia
diperpanjang. Semakin panjang telomer, sel-sel akan makin terlindungi dan
proses penuaan berjalan lebih lambat, bahkan mungkin bisa dihentikan.
 
Atau langkah ke-4: anda (atau wali) meminta, ketika anda baru saja wafat
(mati legal, atau mati klinis/medis), jenazah anda dibekukan di bawah suhu
minus 150 derajat Celsius atau sampai minus 196 derajat Celsius (titik didih
nitrogen cair), untuk nanti dihidupkan lagi (jika teknologi di masa depan
sudah tersedia). Teknik medis pembekuan mayat ini untuk kemudian
dihidupkan kembali disebut cryonics, dan sainsnya dinamakan cryogenics.
Ketika ini dilakukan, seluruh cairan darah diganti dengan
larutan cryoprotectant yang membuat jasad dan semua organ dan selnya,
setelah membeku absolut, tak akan membusuk atau rusak  selamanya./20/
Sel-sel sperma, kita tahu, di bank-bank sperma dibekukan absolut, lalu
dipulihkan kembali dari pembekuan ketika mau dimasukkan ke dalam rahim
kaum ibu yang subur, yang merindukan anak, tapi memiliki suami yang
mandul. Sel-sel sperma ini tokh tetap hidup!
 
Anda (atau wali) tinggal mengatur, tentu sebelum anda mati, bersama tim
medis anda, kapan mayat anda yang beku absolut harus dihidupkan kembali
dengan cara tertentu, tentunya dengan pengandaian teknologinya sudah
tersedia.
 
Tentu saja 4 langkah saintifik tersebut untuk membuat anda dapat hidup
terus, menyimpan banyak persoalan yang masih harus diatasi.
 
Persoalan pertama tentu persoalan etis, yang biasanya diangkat oleh para
etikus religius. Para moralis religius memang seringkali belum apa-apa sudah
ingin mencegah dan menghentikan eksperimen ilmiah apapun yang berkaitan
dengan kehidupan, kata mereka, atas nama Allah.
 
Anda tentu tahu kini para pakar biologi sintetis dengan dipandu Craig J.
Venter sudah sukses menciptakan DNA buatan yang hidup dan mampu
mereplikasi diri./21/ Tanpa doa, tanpa Kitab Suci, dan tanpa Allah! DNA
buatan ini dihasilkan hanya dari 4 botol larutan senyawa kimia yang mati,
yang persenyawaannya di sebuah synthesizer diatur oleh informasi genomik
dari sebuah komputer.
 
Benar seperti dikatakan kosmolog besar Michio Kaku: makin ke depan,
manusia akan menjadi seperti Allah, tahu segala hal dan mampu menciptakan
kehidupan.
 
Yang ditawarkan sang ular mitologis kepada Hawa dan Adam bahwa mereka
akan jadi seperti Allah, ternyata kini makin terbukti. Thank you, sang ular!

Tapi “menjadi seperti Allah” pada zaman kisah tentang Taman Eden ditulis,
adalah hal yang sangat menakutkan si penulis kisah ini, pada abad sepuluh
SM. Tapi, kini, dalam zaman modern, anda harus melihat hal menjadi-seperti-
Allah sebagai kehendak Allah anda sendiri juga! Allah anda tak bisa
membendung sains, selain merestuinya! Bukankah manusia itu segambar dan
serupa Allah? 
 
Nah, kembali ke 4 cara membuat anda hidup kekal.
 
Yang paling problematis adalah langkah ke-4, cryonics. Sekarang ini tak ada
jaminan saintifik bahwa langkah ini akan sukses tanpa hambatan. Soal
terbesar dengan cryonics adalah apakah sel-sel otak (neurons) anda tak akan
rusak setelah dibekukan sekian lama (berapa lama, bergantung permintaan
anda atau wali legal anda!).
 
Jika tak rusak, apakah sel-sel otak anda masih menyimpan semua data dan
memori yang membentuk jatidiri dan kepribadian anda, ketika mayat anda
yang membeku absolut di-revive?
 
Ini-lah hal yang paling diragukan, dan belum ada teknologi medis yang bisa
menjamin bahwa identitas anda pasti terpelihara lewat cryonics. Mungkin,
ketika anda dihidupkan lagi setelah mayat anda membeku 100 tahun,
identitas anda akan berganti total, dan anda akan hidup lagi sebagai seorang
asing. Apakah anda mau? Tetapi, banyak saintis cryogenics tidak melihat hal
ini sebagai suatu persoalan. 
 
Nah poin terpentingnya adalah ini: kalau anda mau beragama tak ketinggalan
zaman, tetap fungsional, anda harus menerima semua fakta sains ini. Pada
pihak lain, anda harus menentukan sikap anda, apa yang mau anda lakukan
dengan Kitab Suci anda, khususnya dengan kisah mitologis Taman Eden.
 
Agamawan yang memandang kisah Taman Eden sebagai mitologi atau
metafora atau alegori tak akan mengalami hambatan besar dalam menerima
fakta-fakta sains tentang asal-mula kehidupan. Jika anda mau fungsional
beragama di dunia modern, tak ada jalan lain, selain anda harus melihat kisah
Taman Eden sebagai kisah teologis imajinatif.
 
Kreasionisme dan Intelligent Design
 
Jika anda tak mau menerima fakta-fakta sains berkaitan dengan ihwal asal-
muasal kehidupan, usia Bumi dan all life forms, anda akan terpaksa membuat
sains alternatif.
 
Sains alternatif adalah pseudoscience atau junk science, seperti ihwalnya
dengan kreasionisme dan intelligent design (ID) yang dibangun kekristenan
fundamentalis Amerika.
 
Bagi kaum kreasionis, usia Bumi dan semua bentuk kehidupan di planet ini
baru 6.000 tahun, dan dinosaurus hidup akrab dengan manusia dan bahkan
dengan Yesus./22/ Duuh! 

Mereka bilang, waktu Nabi Nuh masuk ke dalam bahtera ketika air bah
melanda, dinosaurus ikut dibawa masuk!/23/ Insane!!!
 
Kaum kreasionis dan ideolog ID sama sekali menolak sains evolusi, yang
dinilai mereka merendahkan status manusia sebagai ciptaan termulia Allah di
seluruh jagat, seolah kalau Homo sapiens disandingkan sederajat dengan
simpanse atau orangutan merosotlah statusnya. Aneh juga, “tanah” dipandang
mereka lebih tinggi dari hewan.
 
Tapi penjelasan kontekstualnya begini./24/
 
Penulis kisah Tamen Eden dalam Kejadian 2:8-3:24, yakni mazhab Yahwis
yang bekerja pada abad sepuluh SM di istana Daud/Salomo, sudah lama
memperhatikan banyak kejadian yang berkaitan dengan lingkungan hidup,
manusia, binatang, kerja keras, moralitas, doktrin agama, persalinan
perempuan, dan lain-lain.
 
Semua yang mereka lihat, mereka renungkan dalam-dalam, dengan banyak
tujuan, salah satu di antaranya adalah untuk menemukan jawaban mengapa
ada penderitaan dalam dunia ini, sebuah pertanyaan yang juga sangat
mengganggu pikiran Śākyamuni Siddhārtha Gautama di tempat dan zaman
yang lain (563-483 SM) yang membuatnya meninggalkan istana lalu masuk ke
dalam kehidupan tapa brata untuk mencari jawaban-jawaban yang dapat
membebaskan manusia dari dukkha.
 
Lalu mereka, para sastrawan Yahwis ini, memberi jawab dengan menulis
kisah tentang asal-usul (etiologi) yang sepenuhnya fiktif spekulatif. Dus, kisah
Taman Eden historisnya tidak dimulai di permulaan kehidupan di zaman yang
sangat lampau, tetapi dimulai di abad sepuluh SM di negeri Israel.
 
Para sastrawan Yahwis ini menemukan satu jawaban teologis sangat
sederhana dan satu dimensi bahwa semua penderitaan manusia adalah akibat
dari ketidaktaatan Hawa dan Adam terhadap ketetapan primordial Allah!

Kalau Gautama Buddha, setelah dia tercerahkan dan menemukan akar-akar


timbulnya penderitaan, memberikan jalan-jalan keluar dari penderitaan yang
musti dijalankan sendiri dengan berdisiplin oleh orang-orang yang mau
mendengarkannya, para sastrawan Yahwis ini sama sekali tak memberi jalan
keluar apapun, selain rasa putus asa yang dalam terhadap kemalangan
manusia, Bumi dan makhluk-makhluk lainnya. Para sastrawan ini hanya
memberikan etiologi, tapi tak menawarkan soteriologi, doktrin tentang ihwal
bagaimana manusia bisa mencapai keselamatan, terlepas dari penderitaan.
 
Nah, salah satu hal yang para sastrawan ini selalu temukan dan amati pada
abad sepuluh SM adalah kenyataan bahwa ketika setiap manusia mati, lalu
mayatnya dikuburkan, mayat ini segera mulai membusuk lalu perlahan
menjadi satu dengan tanah. 
 
Dari pengamatan ini, mereka lantas menyimpulkan: kalau mayat akhirnya
menyatu dengan tanah atau menjadi bagian dari tanah/Bumi, sudah mustinya
manusia berasal pada awal sekali dari tanah, dari Bumi! Ini adalah cara
berpikir siklikal yang umum ditemukan dalam masyarakat agraris zaman
kuno, yang hidup di bawah kendali musim-musim yang datang dan pergi silih
berganti, sebagai siklus yang abadi.
 
Nah, kalangan kreasionis dan ID tak berhasil menemukan penjelasan
konstekstual ini, atau penjelasan historis, atas kisah Taman Eden, sebab
kalangan ini memang menolak penjelasan historis kontekstual atas teks
apapun dalam Kitab Suci. Mereka adalah kalangan literalis skriptural
semurni-murninya!
Pendekatan literalis inilah yang menjadi penyebab paling mendasar mengapa
mereka menolak bahkan membenci sains evolusi! Mereka tak mau tahu
bahwa semakin lama, semakin banyak disiplin ilmu lain yang mendukung
kebenaran objektif evolusi spesies. Kini, tidak lagi disebut “teori”, tapi sains
evolusi.
 
Mereka juga tak mau melihat nilai moral dari sains evolusi.
 
Bukankah evolusi semua bentuk kehidupan menunjukkan bahwa semua
makhluk terkoneksi satu sama lain, membangun sebuah komunitas global
yang terikat oleh rantai transmisi evolusioner dan mutasi DNA?
 
Sebaliknya, kreasionisme dan ID menempatkan manusia sebagai sang bos
semua ciptaan lain dan karenanya berhak mendominasi mereka. Bisa jadi,
ekploitasi alam, kerusakan lingkungan hidup, genosida, dan pelecehan kaum
perempuan, terjadi karena dipicu teologi dominasi ini.
 
Teologi dominasi
 
Dalam teologi ini, memang manusia adalah makhluk paling mulia. Bukan saja
dalam tradisi skriptural Yahudi-Kristen manusia dipandang sebagai makhluk
termulia; dalam pemikiran Islam juga demikian: manusia dipandang sebagai
maha karya Allah, dan Allah begitu rupa menghargai manusia (wa laqad
karramnā banī Ādam).

Tapi di antara semua ras manusia mustinya ada ras yang lebih mulia atau
termulia, dibandingkan ras-ras lain. Lalu, lanjut teologi ini, ras Homo sapiens
termulia ini berhak menjajah, mendominasi bahkan memusnahkan ras-ras
rendahan lain; jadilah genosida! Bisa sangat mungkin, Adolf Hitler muncul di
Jerman sebagai seekor binatang buas tak terlepas dari teologi dominasi yang
sedang menguasai tipe-tipe tertentu gereja-gereja Jerman pada masanya.
 
Juga dalam teologi dominasi ini, memang manusia makhluk termulia, tapi
lelaki lebih mulia dari perempuan karena lelaki diciptakan lebih dulu, dan
Hawa diperoleh dari tulang rusuk lelaki. Maka, kaum lelaki berhak mengatur
dan mengeskploitasi kaum perempuan.
 
Posisi lelaki lebih tinggi, lebih hebat, lebih tangguh dan lebih tahan godaan,
sebab bukan Adam, tapi Hawa-lah yang jatuh ke dalam rangkulan bujuk rayu
sang ular yang ditafsir secara alegoris sebagai Setan. 
Seorang Bapak gereja dari abad kedua, Tertullianus, dengan bertumpu pada
Kejadian 3, mencerca kaum perempuan pada zamannya sebagai “pintu
gerbang masuknya Setan ke dalam dunia”, lewat Hawa!/25/
 
Karena lelaki dipandang lebih mulia dan superior dibandingkan perempuan,
maka tubuh perempuan pun, termasuk vagina mereka, dikuasai dan harus
diatur oleh lelaki./26/
 
Itulah semua dampak sosiokultural dan politis mengerikan dari kreasionisme
dan ID.
 
Sekaligus juga terlihat, kreasionisme dan ID bukanlah sains, tetapi ideologi
patriarki yang dikemas dengan ayat-ayat Kitab Suci.
 
Meskipun lahir dan besar di kalangan kekristenan fundamentalis USA,
anehnya kreasionisme dan ID diadopsi begitu saja oleh sekian pemikir Islam,
bahkan pemikir yang liberal juga. Mungkin hal ini bisa terjadi karena baik
Kristen maupun Islam pada esensinya adalah patriarki yang misoginis, yang
dipermanis atas nama keyakinan keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai