Anda di halaman 1dari 3

INTEGRASI AGAMA DALAM KEHIDUPAN MODREN

( oleh Drs. H. Mulkan Lubis, M.Pd )


Saudara/saudari kau muslimin

Manusia diciptakan Tuhan sebagai pemegang amanat dimuka bumi ini, yang pada
dasarnya mengatur alam ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tugas yang di emban yaitu
khalifah (pemimpin). Karena itu, manusia harus menggali dan membentuk suatu kebudayaan dan
peradaban yang tinggi sesuai dengan norma-norma yang digariskan untuk mencapai
kemakmuran hidup duniawi dan ukhrowi.

Pada konteks ini potensi yang dimiliki manusia untuk mencapai ke arah itu cukup
memungkinkan bila dibanding dengan makhluk lain, kenapa demikian? Sudah tentu dari proses
penciptaan manusia merupakan penciptaan dan bentuk yang paling sempurna dan mulia. At-Tiin
ayat 2 :

Lebih dari itu, manusia dianugerahi akal dan pikiran sebagai alat untuk mengetahui
rahasia alam baik dari segi positif maupun dari segi negatifnya. Hal ini pulalah yang
membedakan manusia dengan makhluk lain. Selanjutnya setiap perbuatan manusia sebagai ciri-
ciri khasnya selalu dihasilkan dengan perjuangan berfikir, bertolak dari ciri-ciri ini pula kita
dapat mengetahui betapa pentingnya manusia memperoleh ilmu pengetahuan.

Dalam proses perjalanan hidup manusia potensi yang dimiiki ilmu pengetahuan sebagai
hasil produk akal manusia dapat mengangkat martabat manusia ketahap yang paling tinggi
dalam pelbagai aspek kebudayaan. Demikian pula sebaliknya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan manusia yang melaju terus mengakibatkan manusia semakin kritis dalam
menanggapi sesuatu. Hingga kadang-kadang penilaian yang kritis cenderung untuk melanggar
norma-norma yang ada (sosial-susila maupun agama) dan berakibat fatal.

Saudara, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, yang telah diberi
julukan zaman tekhnologi modren yang serba nuklir dan elektronik membawa dampak negatif
bagi kehidupan ummat manusia disamping dampak positifnya memang diakui. Salah satu
dampak negatifnya ialah dapat menyeret manusia lupa kepada kekuasaan tuhan atau semakin
jauh dari agama yang dianutnya. Kalau masih diakui maka dipilihnya dari sekian banyak ajaran-
ajaran yang bersifat rasional saja sedang yang tidak rasional seperti yang ghaib-ghaib ditolaknya.
Agama persis menjadi simbol belaka.

Saudara-saudara ilmu pengetahuan merupakan hasil produk akal manusia, jelas bahwa
akal adalah sumber daya yang ada pada setiap manusia untuk mengetahui sesuatu dengan
menganalisa, mengadakan analogi dan observasi. Seterusnya menyimpulkan atas dasar
subjektifitas ciri-ciri keterbatasan dalam kategori ruang dalam hubungan kausisiliteit (tidak tetap)
dan bersifat nisbi/relatif.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang kian terus melaju sebagai produl akal manusia,
dalam hubungannya dengan agama mengenal cara bermacam-macam cara hubungan. Dimana
hubungan tersebut sangat ditentukan oleh esensi ajaran itu sendiri, doktrin sifatnya terhadap ilmu
pengetahuan selanjutnya proses pertentangan terus melaju pada konsistensinya.

Ilmu terus bergerak menurut kodratnya yang kemuadian melahirkan bentuk ekstrim
dalam permusuhan. Demikian pula revolusi berfikir telah meledak dan berkobar dimana-mana,
ilmu berkembang tanpa mengenal batas, manusia beranggapan bahwa semua dapat diketahui
dengan akal dan ilmu pengetahuan. Penemuan terhadap ilmu pengetahuan menjadi realita, segala
yang tidak rasional ditolak. Refolusi ini pula yang telah melahirkan para ahli ilmuan seperti
Rene Deskrates dengan kawan-kawannya dengan teori mengatakan bahwa alam ini berjalan
secara mekanis, mereka tidak percaya lagi bahwa agama sumber kebenaran.

Sejarah telah mencatat pula perkembangan dunia barat memperoleh prestasi yang tinggi
dalam perkembangan ilmu tekhnologi dan industri. Keberhasilan itu mereka temui justru ada
usaha mereka memisah agama dengan ilmu hingga agama dengan ilmu mempunyai daerah
tersendiri dan tidak pernah ketemu, faham inilah yang melahirkan pendapat bahwa ilmu untuk
ilmu dunia untuk dunia sedang agama untuk akhirat. Padahal menurut pandangan agama Islam
ilmu agama adalah untuk dunia akhirat.

Saudara-saudara apabila ilmu untuk ilmu duni dan agama hanya untuk akhirat akhirnya
ilmu tidak lagi mengenal norma-norma yang berlaku. Begitu juga perkembangan tekhnologi
manusia sudah beranggapan dapat mengatasi segala problema hidup dan kehidupannya lupa
terhadap Allah swt sebagai pencipta segala sesuatu. Padahal kita telah tahu bahwa perkembangan
tekhnologi tanpa disertai dengan iman/kepercayaan terhadap agama, akan dapat mengakibatkan
manusia selalu berada dalam malapetaka, peperangan dan konfrontasi yang tidak ada habis-
habisnya.

Bahkan tidak tertutup suatu kemungkinan peperanga dan konfrontasi tersebut akan
semakin melaju sesuai dengan lajunya arus tekhnologi. Sebagai contoh peperangan yang belum
mereda malah terus berkobar di tumur tengan dan di belahan bumi lainnya yang pada hakikatnya
merupakan kelinci-kelinci percobaan dari negara adikuasa akibat akibat kemajuan tekhnologi.
Keberhasilan tekhnologi dapat mengalahkan ruang angkasa, tidak tertutup suatu kemungkinan
pula bahwa manusia mampu membangun perumnas di planet lain, akhirnya kepercayaan akan
agama menjadi nihil. Allah dalam hal ini telah memperingatkan manusia bahwa ilmu dan
kekuasaannya di atas segala-segalanya. Allah swt berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat ----
Demikianlah khutbah kita tentang integrasi agama dalam kehidupan modren semoga
menjadi penambah pengetahuan kepada kita semua.

Baarokalloohu lii walakum fil qur’anil kariim wanafaa’anii minal ayaati wadzikril hakim innahu
hualghofuururrohiim.

Anda mungkin juga menyukai