Anda di halaman 1dari 48

PRAKTIK BAIK

MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MEMBANGUN

PROFIL PELAJAR PANCASILA

Oleh :

Deden Suhendi, M.Pd

NIP. 196711111998031005
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBU (DKI) KOTA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENEGAH ATAS (SMA) NEGERI 93 JAKARATA
Jln. Raya Bogor, Komp. Paspampres, Kelurahan Kampung Tengah,

Karamat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur

2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan
karuniaNya penulisan praktik baik yang berjudul : Pengembangan Sekolah dalam
Membangun Profil Pelajar Pancasila dapat diselesaikan. Penulisan praktik baik
dalam rangka memenuhi Permendikbud No. 13 Tahun 2007 tentang standar
kepala sekolah dan Perdirjen No. 6565 tahun 202 tentang model kompetensi
dalam pengembangan profesi guru, bahwa model kompetensi terdiri atas model
kompetensi guru dan kemempinan sekolah.

Model kompetensi guru meliputi kategori pengetahuan profesional, praktik


pembelajaran profesional, dan pengembangan profesi. Sedangkan model
kompetensi kepemimpinan sekolah meliputi kategori pengembangan diri dan
orang lain, kepemimpinan pembelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, dan
kepemimpinan pengembangan sekolah.

Tak ada gading yang tak retak, penulis mengharapkan saran dan krtitik
yang bersifat membangun demi perbaikan tesis. Selanjutnya, ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tinggi patut kiranya penulis sampaikan kepada :

1. Moch. Salim Somad, S.Kom, M.Pd, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu


Pendidikan (LPMP) Provinsi DKI Jakarta yang telah memfasilitasi dan
menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan tentang praktik baik (best
practice), sehingga penulis dapat memenuhi kompetensi kepemimpinan sekolah.

2. Nahdiana, S.Pd, M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, atas
bimbingan dan arahannya sehingga PTS dapat diselesaikan.

3. Drs. Putoyo H.S., M.Pd, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota
Administrasi Jakarta Timur yang telah mendukung sepenuhnya dalam
penyusunan praktik baik.

4. Dr. Hj. Iceu Rufiana, M.Pd, selaku Pengawas Paket (31), atas dukungan dan
binaan kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu Guru dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 93 Jakarta yang
selalu setia mendapingi dan mendukung penulis mulai perencanaan, proses
hingga penyelesaian PTS.
6. Komite Sekolah, orangtua, peserta didik dan stakeholder SMA Negeri 93
Jakarta yang selalu menunggu inisiasi, kreasi dan inovasi program sekolah yang
efektif, tuntas dan berkualitas.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan praktik baik.

Akhir kata, penulis berharap semoga praktik baik ini bermanfaat, sebagai
bahan masukan bagi warga satuan pendidikan, terutama dalam peningkatan mutu
pendidikan di SMA Negeri 93 Jakarta, komunitas pendidikan DKI Jakarta dan
masyarakat di tanah air.

Jakarta, November 2021

Penulis,
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Deden Suhendi, M.Pd

NIP : 196711111998031005

Unit Kerja : SMA Negeri 93 Jakarta

Penulisan Praktik Baik ini mengangkat masalah Manajemen Sekolah dalam

Membangun Profil Pelajar Pancasila di SMA Negeri 93 Jakarta.

Mengetahui, Jakarta, November 2021

Pengawas Paket (31) SMA Penulis,

Dra. Iceu Rufiana, M.Pd ` Deden Suhendi, M.Pd

NIP. 196605131990022001 NIP. 196711111998031005


Mengetahui,

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II

Kota Administrasi Jakarta Timur

Drs. Putoyo H.S, M.Pd

NIP. 196509121988111002

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….....….…. iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….....….... xi

I. PENDAHULUAN ......................................................................................…..… 1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................…….. 1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................…….. 4

C. Tujuan .................................................................................................…….. 4

D. Manfaat ................................................................................................……. 4

II. KAJIAN Teori ..........................................................................................……... `6


A. Manajemen Sekolah ...........................................................................………. 6

1. Kepemimpinan Manajemen Sekolah ...........................................…………. 8

B. Profil Pelajar Pancasila .......................................................................…….. 11

III. PEMBAHASAN .....................................................................................……… 14

A. Membangun Profil Pelajar Pancasila ..................................................…….. 14

1. Pembelajaran Intra dan Ko Kurikuler .........................................…………. 16

2. Pembelajaran Ekstra Kurikuler ..................................................…………. 28

3. Layanan Konseling .....................................................................………… 30

B. Hail dan Dampak ...............................................................................……... 30

C. Faktor Kendala dan Pendukung .........................................................……. 31

D. Faktor Kendala dan Pendukung ........................................................…….. 31

IV. PENUTUP ...............................................................................................…… 34

A. Simpulan ….............................................................................................…. 34

B. Saran .….................................................................................................…. 34

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ketika P4TK IPA, Kemendikbudristek menyelenggarakan


kegiatan pendampingan program sekolah penggerak (PSP) selama
empat kali pertemuan, berbagai informasi seputar materi penguatan
PSP, melengkapi wawasan dan pengalaman guna diimplementasikan
di satuan pendidikan. Materi pendampingan yang ditawarkan oleh
Instruktur P4TK IPA, meliputi kurikulum operasional satuan pendidikan
(KOSP), alur tujuan pembelajaran (ATP), capaian pembelajaran (CP),
modul ajar (MA), tes diagnostik dan non diagnostik, asesmen dan
penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan tersebut sangat
bermanfaat, dengan harapan dapat dikembangkan di satuan
pendidikan, mengingat gerak langkah penerapan PSP hingga saat ini
masih terus berbenah diri dan berkembang, sambil mengukuhkan jati
diri sebagai transformasi dari kurikulum sebelumnya.

Kegiatan pendampingan diikuti Kepala Sekolah Penggerak,


Pengawas dan Komite Pembelajaran. Strategi dan model
pendampingan Forum Group Discussion (FGD), sharing pengalaman
berfokus pada pembahasan pelaksanaan PSP di masing-masing
satuan pendidikan. Salah satu materi pendampingan yang sempat
menjadi perbincangan hangat para kepala sekolah, yakni bagaimana
membangun profil pelajar Pancasila berikut bagaimana menyusun tema
penguatan projek profil pelajar Pancasila berdasarkan potensi, minat
dan kemampuan peserta didik, konsep merdeka belajar yang berpusat
pada peserta didik. Mengingat pada saat pendampingan, belum ada
acuan dan pedoman pedoman penyusunan projek profil pelajar
Pancasila. Sehingga kepala sekolah penggerak SMA DKI Jakarta,
memandang perlu melakukan pertemuan guna dibahas kembali perihal
materi tersebut sambil menunggu regulasi dari kementrian.
Rencana pertemuan disepakati dan dilaksanakan, dilandasai
makna kebersamaan, senasib sepenanggungan dan saling
membutuhkan (take and give). Selanjutnya materi pembahasan
berfokus bagaimana upaya mengimplementasikan komponen dan
penguatan projek profil pelajar Pancasila menyesuaikan dengan
keadaan di satuan pendidikan. Diskusi berlangsung hangat, saling
menyemai ide, gagasan dan pengalaman sesama kepala sekolah,
sehingga membuka pikiran dan wawasan dengan keputusan pada
skala prioritas kebutuhan. Hasil pertemuan para kepala sekolah
dievaluasi dan ditindaklanjuti di satuan pendidikan masing-masing,
melalui rapat komite pembelajaran dan guru pengajar di kelas X,
menetapkan penerapan komponen dan projek profil pelajar Pancasila
dilakukan secara bertahap dan terintegrasi dengan mata pelajaran dan
penugasan mandiri.

Uraian di atas, sesungguhnya menunjukkan betapa indah dan


dinamis semangat dan gairah belajar kepala sekolah dan komite
pembelajaran. Tanpa kenal lelah untuk senantiasa bergerak serentak,
tidak sebatas pada peningkatan kompetensi . Namun, karena sudah
terbangun kesadaran akan tugas dan tanggung jawab yang semata-
mata demi mencerdaskan anak bangsa, membangun karakter yang
berPancasila. Pada konteks yang lain, sebagai bentuk responsibiltas
dan patuh akan petunjuk dan arahan dari pemangku kebijakan.

Kemudian, guna memenuhi profil peserta didik yang


berPancasila, kepala sekolah perlu memahami kompetensi
sebagaimana peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah yang meliputi
kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan dan
kompetensi sosial. Dengan standar tersebut diharapkan seluruh kepala
sekolah/madrasah di Indonesia memiliki kompetensi yang layak
sebagai kepala sekolah/madrasah. Namun, berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan
menunjukkan belum sepenuhnya kompetensi dimiliki oleh kepala
sekolah/madrasah.

Pengelolaan pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab


kepala sekolah, mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan
seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka
pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Tetapi, fakta
menunjukkan bahwa sebagian kepala sekolah kurang memahami tugas
pokok dan fungsinya dalam mengelola kegiatan sekolah. Sehingga
masalah ini merupakan salah satu unsur penyebab rendahnya mutu
pendidikan. Solusinya adalah kepala sekolah dituntut untuk senantiasa
berusaha memahami dan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
guna mewujudkan sekolah yang efektif, efisien sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan.

Adapun kompetensi kepemimpinan kepala sekolah


sebagaimana disebutkan dalam Peratuan Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Nomor 6565 Tahun 2020 tentang model
kompetensi dalam pengembangan profesi guru, disebutkan bahwa
kepemimpinan manajemen sekolah sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berorientasi


pada murid; dan
b. Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak pada
murid.

Berdasarkan deskripsi dan kebijakan tersebut, maka fokus


penulisan praktik baik ini pada pengembangan sekolah dalam
membangun profil pelajar Pancasila.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang
penulis sajikan di atas, alangkah baiknya penulis mencantumkan
rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian, sehingga penelitian
menjadi fokus dan mempermudah dalam melakukan penelitian.
Rumusan penelitian sebagai berikut :
Bagaimanakah Manajemen Sekolah dalam Membangun Profil Pelajar
Pancasila di SMA Negeri 93 Jakarta ?
C. Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui manajemen sekolah dalam membangun profil
pelajar Pancasila.
2. Untuk mengetahui hambatan manajemen kepala sekolah dalam
membangun profil pelajar Pancasila.
3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan manajemen kepala sekolah
dalam membangun profil pelajar Pancasila.
D. Manfaat
1. Teoritis
Hasil penulisan praktik baik ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada guru, tenaga kependidikan dan
peserta didik baik teoretis maupun bersifat praktis. Manfaat teoritis
dari penelitian ini sebagai berikut.

a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi dalam


rangka mengembangkan manajemen sekolah dan profil pelajar
Pancasila.
b. Sumbangan pemikiran bagi satuan pendidikan, kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orangtua, stakeholder
dan pemangku kepentingan.
c. Bahan masukan bagi pemerintah pusat dan daerah (provinsi,
kota/kabupaten), dinas pendidikan, komunitas pendidikan dan
masyarakat.
d. Bahan perbandingan bagi penulis yang lain, yang membahas
dan meneliti permasalahan yang sama.
2. Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi pemerintah
pusat dan daerah, dinas pendidikan, pemangku kepentingan,
satuan pendidikan, kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan tentang manajemen sekolah dalam membangun
profil pelajar Pancasila.
b. Sebagai upaya pengembangan manajemen sekolah dalam
membangun profil pelajar Pancasila.
c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian tentang manajemen sekolah dalam
membangun profil pelajar Pancasila.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Manajemen Sekolah
Manajemen menurut kamus besar bahasa Indonesia,
penggunaan secara efektif untuk mencapai sasaran; pimpinan yang
bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Menurut
Stoner manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani Handoko
(1995) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam
konteks sekolah yaitu manajemen sekolah menurut buku manajemen
sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang
persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang
pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang
pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.

James Jr. mendefinisikan manajemen sekolah adalah proses


pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara
sekolah secara efektif. Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga
manajemen pendidikan. Menurut Ali Imron manajemen pendidikan
adalah proses penataan kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan
sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non
manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Manajemen sekolah memiliki maksud dan pengertian yang


sama yaitu suatu usaha yang dilakukan secara bersama dalam suatu
kelompok manusia supaya lebih efisien dalam mencapai tujuan
pendidikan sekolah. Sementara tujuan dari pada manajemen sekolah
itu sendiri memang tidak bisa lepas dari tujuan sekolah sebagai sebuah
organisasi. Manajemen yang baik yaitu apabila di dalamnya ada
kegiatan pengelolaan seperti kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan
oleh orang dengan status dan memiliki kewenangan sebagai manajer.
Namun untuk tujuan lebih jelasnya yaitu membuat efektivitas produksi
di setiap jenjang pendidikan, dengan begitu para lulusan bisa
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dan bisa menyesuaikan
diri dalam lingkungan masyarakat.

Adapun fungsi manajemen sekolah berkaitan degan pekerjaan


sekolah yang mana pengelolaan sekolah bisa di klasifikasikan
berdasarkan wujud masalahnya, kegiatan manajemennya dan juga
kegiatan kepemimpinannya. Jadi fungsi tersebut bisa terlihat dari wujud
masalah yang terdiri dari bidang substansi dari manajemen sekolah.
Masalah yang merupakan bidang substansi atas manajemen sekolah
tersebut terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengorganisasian, pengawasan, penilaian, pelaporan, penentuan
anggaran.

Fungsi dari manajemen sekolah apabila kita lihat dari kegiatan


kepemimpinannya, maka akan lebih ditekankan terhadap bagaimana
cara seorang manajer bisa mengajak, mempengaruhi dan mengatur
adanya hubungan dengan orang lain supaya bisa bekerja sama dalam
mencapai tujuan. Di sini seorang manajer sekolah sebaiknya bisa
menerapkan bagaimana pola kepemimpinan yang lebih efektif. Selain
itu pola kepemimpinan efektif itu merupakan model atau gaya
kepemimpinan yang juga memperhatikan hubungan antara sesama
manusia serta kondisi dan situasi di mana kita berada. Sehingga dari
penjelasan tersebut bisa kita simpulkan bahwa yang namanya
pengelolaan atau manajemen sekolah merupakan komponen integral
yang tidak bisa kita pisahkan dari suatu proses pendidikan secara
menyeluruh, sebab dengan manajemen itulah kita bisa mewujudkan
tujuan pendidikan secara optimal.

1. Kepemimpinan Manajemen Sekolah


Selanjutnya dalam Perdirjen No. 6565 Tahun 2020
menjelaskan bahwa model kompetensi kepemimpinan sekolah pada
kategori kepemimpinan manajemen sekolah diuraikan berikut ini :

Kategori Kepemimpinan Manajemen Sekolah


Kompetensi
Mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berorientasi
pada murid.
Indikator :

1. Memfasilitasi keikutsertaan warga sekolah dalam penyusunan visi


dan misi sekolah serta programnya.
2. Menumbuhkan budaya belajar warga sekolah yang berorientasi
pada murid untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.
3. Mengomunikasikan visi dan misi sekolah dengan menggunakan
basis bukti dan data melalui berbagai media.
4. Memberi kesempatan pada warga sekolah untuk mencoba
pendekatan baru secara iteratif dan reflektif sesuai perannya
dalam mewujudkan visi dan misi sekolah.
5. Mengevaluasi implementasi program secara berkala untuk
mewujudkan visi dan misi sekolah

Jenjang Kompetensi
Berkembang Layak Cakap Mahir
Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi Membangun
keikutsertaan keikutsertaan keikutsertaan mekanisme dalam
warga sekolah warga sekolah warga sekolah memfasilitasi
dalam dalam dalam menyusun, keikutsertaan
menyusun visi menyusun visi mengomunikasikan warga sekolah
dan misi sekolah dan misi dan mewujudkan dalam menyusun,
serta sekolah yang visi dan misi mengomunikasik
programnya. menumbuhkan sekolah dengan an, dan
budaya belajar pendekatan baru mewujudkan visi
yang secara iteratif dan dan misi sekolah
berorientasi reflektif sesuai dengan
pada murid dengan perannya, pendekatan baru
serta serta mengevaluasi secara iteratif dan
mengomunikas implementasi reflektif sesuai
ik annya program secara dengan perannya,
berbasis bukti berkala untuk serta
dan data mewujudkan visi mengevaluasi
melalui dan misi sekolah. implementasi
berbagai program secara
media. berkala untuk
mewujudkan visi
dan misi sekolah.

Kategori Kepemimpinan Manajemen Sekolah

Kompetensi
Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak pada
murid.
Indikator :

1. Menyusun program prioritas dalam merancang program yang


sesuai dengan visi dan misi sekolah, realistis, dan berorientasi
pada murid.
2. Mendapatkan sumber daya yang sesuai dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk melaksanakan program sekolah.
3. Memberdayakan sumber daya sekolah yang tersedia secara
efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas belajar.
4. Menunjukkan praktik baik pelaksanaan program sekolah yang
berdampak pada murid.
5. Mengarahkan warga sekolah untuk menjalankan program
dengan menjelaskan keterkaitan program dengan visi dan misi
sekolah.
6. Memantau dan memberi umpan balik untuk memotivasi warga
sekolah dalam menjalankan program yang berdampak pada
murid.
7. Memandu pertemuan secara berkala untuk merefleksikan dan
memperbaiki pelaksanaan program sekolah agar lebih
berdampak pada murid.

Jenjang Kompetensi

Berkembang Layak Cakap Mahir

Menyusun Mengorganisasi Mengorganisasi Mengembangkan


program sekolah warga sekolah warga sekolah mekanisme
dan memantau dalam dalam untuk
keterlaksanaannya menyusun melaksanakan mengorganisasi
agar berjalan program sekolah program warga sekolah
sesuai dengan dan sekolah dengan dalam
rencana program memberdayakan menunjukkan melaksanakan
dan visi dan misi sumber daya praktik baik, program sekolah
sekolah. yang tersedia memantau, dengan
untuk memberi menunjukkan
melaksanakan umpan balik, praktik baik,
program sekolah dan memandu memantau,
secara efektif pertemuan memberi umpan
dan efisien. secara berkala balik, dan
untuk memandu
memperbaiki pertemuan
pelaksanaan secara berkala
program untuk
sekolah agar memperbaiki
lebih pelaksanaan
berdampak program sekolah
pada murid. agar lebih
berdampak pada
murid.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa kepala sekolah


dalam kepemimpinan manajemen sekolah memiliki jenjang
kompetensi yang meliputi berkembang, layak, cakap dan mahir.
Jenjang kompetensi yang dimiliki kepala sekolah dipengaruhi oleh
sejauh mana kemauan, kemampuan, keuletan dan kecakapan
kepala sekolah dalam meningkatkan tingkatan pada jenjang
kompetensi. Kepala Sekolah yang memiliki semangat belajar yang
tinggi, bekerja keras dan keinginan yang kuat merubah perilaku dan
gaya kepemimpinan konvensional akan tertinggal jauh, bahkan
mengalami kegagalan. Sedangkan kepala sekolah yang menerapkan
gaya kepemimpinan moderen (mutakhir) cepat berkembang dan
mampu meraih keberhasilan pada jenjang kompetensi tertinggi,
yakni kompetensi mahir.

B. Profil Pelajar Pancasila

Nadiem Makarim menegaskan pentingnya anak memiliki minat


belajar hal baru sebagai karakter yang dibutuhkan dalam persaingan
global, yang dirangkum dalam profil pelajar Pancasila. Adaptibilitas dan
kemampuan belajar sepanjang hayat maha pentiong. Jika anak tidak bisa
meliahat situasi baru dan tidak punya minat belajar sesuatu yang baru,
itu bermasalah. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi salah satu
hal yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan generasi cerdas
berkarakter. Kemendikbudristek telah merangkum karakter yang
diperlukan oleh peserta didik dalam pelajar Pancasila yang memiliki
enam komponen, menjadi acuan dalam sistem pendidikan. Adapun
komponen profil pelajar Pancasila sebagai berikut :

1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan


berakhlak mulia
2. Berkebhinekaan Global
3. Bernalar Kritis
4. Kreatif
5. Mandiri
6. Gotong Royong
Untuk memasukkan nilai-nilai dalam membangun profil pelajar
Pancasila kepada peserta didik di SMA Negeri 93 Jakarta, diperlukan
kerja sama yang baik antara guru, peserta didik, orangtua dan stake
holder. Upaya mewujudkan projek profil pelajar Pancasila yang disemai
guru memberikan pengaruh positif bagi peserta didik. Namun, hal ini juga
menjadi tantangan bagi saya bersama warga sekolah dalam membangun
peserta didik yang pada gilirannya terbangun karakter yang baik, pada
konteks yang lain tidak sekedar sebatas tulisan, ide dan gagasan
semata, Oleh karena itu, untuk mewujudkan gagasan dan kesepakatan
warga sekolah, kepala sekolah, komite pembelajaran dan guru turut serta
dan aktif mengikuti berbagai kegiatan (workshop, bimtek, lokakarya)
secara virtual dan tatap muka memenuhi undangan baik Dinas
Pendididkan DKI Jakarta, LPMP DKI Jakarta, P4TK IPA, dan Puspeka,
Kemendikbudristek, hal ini sangat bermanfaat sebagai tindak lanjut
membangun profil pelajar Pancasila di sekolah.
Kemudian yang menjadi pertanyaan, apakah profil pelajar
Pancasila masih relevan jika dibangun di lingkungan sekolah, mengingat
pola dan gaya hidup pelajar yang serba modern dan milenial. Perilaku
remaja, notabene pelajar patut diduga telah terbawa arus kehidupan lebih
bebas dan dinilai kurang sesuai dengan karakter Pancasila. Perubahan
ini terjadi seiring dengan perkembangan zaman, karena disrupsi dari
teknologi, sosiokultural dan lingkungan. Dalam hal ini, pendidikan
karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila memiliki peran penting untuk
membangun profil pelajar Pancasila, jangan sampai nilai budaya
Indonesia tergerus dan hilang.
Dilansir dari m.antaranews.com, Mendikbudristek, Nadiem
Makarim berharap pendidikan karakter ini dapat membuat generasi muda
pintar memilah dan memilih informasi yang benar dan tidak benar.
Dengan begitu, mereka tidak mudah menerima budaya luar yang tidak
sesuai dengan budaya Indonesia, artinya mereka lebih bijak dalam
menggunakan teknologi yang bebas ini. Menanggapi hal ini, Kepala
Puspeka Kemendikbud Hendarman juga mendukung pendidikan karakter
Pancasila, karena nilai-nilai yang terkandungnya sangat relevan dengan
perkembangan zaman saat ini. Terlebih, Pancasila merupakan dasar
negara dan pedoman bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pancasila
menjadi budaya setiap masyarakat Indonesia yang harus dipertahankan.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Membangun Profil Pelajar Pancasila

SMA Negeri 93 Jakarta memiliki peran dan tanggung dalam


membangun profil pelajar Pancasila, mampu mencapai target guna
membangun profil pelajar Pancasila dengan optimal. Upaya membangun
profil pelajar Pancasila di sekolah diantaranya menyusun materi
pembelajaran melalui modul ajar (MA), menentukan tema penguatan
projek profil pelajar Pancasila untuk satu tahun pelajaran. Pembuatan
tema projek dengan mempertimbangkan keragaman potensi, minat dan
kemampuan peserta didik, selanjutnya bersama guru yang mengajar
kelas X mengadakan pertemuan, membahas prioritas tema projek yang
berpusat pada peserta didik.
Adapun tema penguatan projek profil pelajar Pancasila di SMA
Negeri 93 Jakarta meliputi empat tema diantaranya :
a. kewirausahaan
b. kearifan lokal
c. perubahan iklim global
d. berekayasa dan berteknologi membangun NKRI
Keempat tema projek tersebut merupakan hasil kesepakatan
para guru yang berfokus pada pembelaran holistik yang berpusat pada
peserta didik, sehingga dapat mengembangkan kompetensi literasi,
numerasi dan karakter peserta didik. Penguatan projek profil pelajar
Pancasila dilakukan guru pada saat proses pembelajaran di kelas dan
melalui pemberian tugas mandiri secara individual dan kelompok. Bentuk
penugasan berupa presentasi, laporan tertulis (artikel, makalah),
dokumentasi foto, video (produk) profil rojek Pancasila. Portofolio peserta
didik disajikan dalam kegiatan pameran kreativitas dan karya peserta
didik dilaksanakan menjelang pembagian rapor.
Selanjutnya sekolah melakukan sosialisasi, kampanye dan
pendekatan dengan hati, melalui pengembangan tema yang mengubah
paradigma atau pola pikir dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai
Pancasila. SMA Negeri 93 Jakarta menyusun penguatan karakter
peserta didik sebagai berikut :
a. Sadar, membangun peserta didik lebih peka dan sadar terhadap
kondisi lingkungan atau hal yang terjadi di sekitarnya.
b. Paham, peserta didik memiliki pemahaman terhadap tugas dan
peranan sebagai pelajar Pancasila.
c. Aktif, peserta didik turut serta mewujudkan profil pelajar Pancasila.
d. Kerja, peserta didik tidak sebatas mengemukakan wacana makna
Pancasila, tetapi juga mampu mengerjakan dan mempraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, keluarga dan lingkungan
masyarakat.
Penguatan projek profil pelajar Pancasila diantaranya yang
paling sederhana ketika pembelajaran tatap muka terbatas yaitu
menerapkan moto 5S, meliputi senyum, sapa, salam, sopan dan santun.
Kegiatan 5S dilakukan pada saat peserta didik datang dan memasuki
pintu gerbang sekolah, disambut hangat oleh guru dan tenaga
kependidikan dan selama berada di lingkungan sekolah. Di samping itu
guna pencegahan pandemi covid-19 baik guru, tenaga kependidikan dan
peserta didik wajib mematuhi protokol kesehatan secara ketat
dianataranya menggunakan masker sebanyak dua buah, pengecekan
suhu, cuci tangan, membawa handsanitizer, menjaga jarak 1.5-2m, tidak
berkerumun dan wajib membawa makanan secukupnya dari rumah.
Selanjutnya bagi peserta didik yang melaksanakan pembelajaran
jarak jauh (PJJ), membangun karakter berPancasila melalui kebiasaan
bangun pagi, membersihkan kamar tidur, membantu kesibukan orangtua
di rumah, 15 menit sebelum pembelajaran sudah gabung melalui apilkasi
zoom dan atau googlemeet, membuka kamera (outcamp) pada saat
pembelajaran, aktif mendengar dan menyimak ketika guru sedang
mengajar, mencatat dan mengerjakan setiap tugas seluruh mata
pelajaran.
Setelah peserta didik mulai memahami, guru memberi contoh
tampilan (performa) yang baik melalui sikap keteladanan, sehingga
memberikan pengaruh positif terhadap peserta didik. Contoh
keteladanan guru diharapkan dapat diserap dan ditiru peserta didik
secara konsisten, terarah dan berkembang akhirnya menjadi kebiasaan
yang mulia dan budaya sekolah. Menurut Hendarman, pendidikan
karakter yang sesuai dengan Pancasila ini harus dilakukan baik dalam
kurikulum, penilaian atau pedagogis. Pneguatan pendidikan karakter
Pancasila dilakukan berbasis budaya sekolah, berbasis masyarakat dan
berbasis kelas. Untuk yang berbasis kelas dapat dimasukkan dalam
mata pelajaran atau muatan lokal.
Pelaksanaan projek profil pelajar Pancasila di SMA Negeri 93
Jakarta melalui sosialisasi dan penyempurnaan pembelajaran hingga
aneka kegiatan berupa kolaborasi dan kompetisi antar peserta didik.
Adapun projek penguatan profil pelajar Pancasila berpusat pada peserta
di masa pandemi Covid-19 sebagai berikut :
1. Pembelajaran Intra dan Ko Kurikuler
Projek Profil Pelajar Pancasila SMA Negeri 93 Jakarta
Kelas/Fase :X/E
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
JP Per Minggu/Tahun :
TEMA KEWIRAUSAHAAN
JUDUL PROJEK Industri Rumahan Makanan Khas Daerah
Merancang tugas proyek secara individu
berupa pembuatan rencana produksi,
BENTUK KEGIATAN membuat produk, beserta teknik pemasaran
untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal
dan kesejahteraan masyarakat
OUTPUT Video pembuatan dan promosi produk
makanan khas daerah
MATA PELAJARAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN TERKAIT
CAPAIAN BENTUK
MATA PELAJARAN
PEMBELAJARAN AKTIVITAS
Peserta didik mencari dan
menggunakan berbagai
Merancang
sumber belajar yang
rencana produksi
relevan terkait konten ilmu
Ekonomi makanan khas
ekonomi, keseimbangan
daerah hasil
pasar, serta bank dan
industri rumahan.
industri keuangan non-
bank.
Peserta didik mampu
Menciptakan
mengembangkan produk
produk industri
Prakarya olahan pangan nusantara
rumahan makanan
higienis atau produk non
khas daerah
pangan berbasis usaha
Peserta didik dapat
melakukan operasi hitung
bilangan asli (penjumlahan,
Menghitung biaya
pengurangan, perkalian,
Matematika pokok produksi dan
dan pembagian) dalam
harga jual
penyelesaian masalah
pada kehidupanan
seharihari
Peserta didik dapat Merancang teknik
menuliskan teks deskripsi pemasaran dalam
Bahasa Inggris sederhana dalam bahasa bahasa Inggris
Inggris yang ditulis dengan dalam bentuk cetak
kaidah (konvensi) sesuai atau digital
dengan konteks dan
tujuannya.
Peserta didik mampu
memanfaatkan berbagai
aplikasi secara bersamaan
dan optimal untuk
berkomunikasi, mencari
informasi di internet, serta
mahir menggunakan fitur
Membuat video
lanjut aplikasi perkantoran
promosi produk
Informatika (pengolah kata, angka, dan
industri rumahan
presentasi) beserta
khas daerah
otomasinya untuk
mengintegrasikan dan
menyajikan konten aplikasi
dalam berbagai
representasi yang
memudahkan analisis dan
interpretasi konten tersebut
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran
dan/atau perasannya dalam bentuk karya
dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
Kreatif
mempertimbangkan dampak dan risikonya bagi
diri dan lingkungannya dengan menggunakan
berbagai perspektif
Menjelaskan alasan untuk mendukung
pemikirannya dan memikirkan pandangan yang
Bernalar Kritis
mungkin berlawanan dengan pemikirannya dan
mengubah pemikirannya jika diperlukan
Percaya diri, resilien, dan adaptif.
Menyesuaikan dan mulai menjalankan rencana
dan strategi pengembangan dirinya dengan
mempertimbangkan minat dan tuntutan pada
Mandiri
konteks belajar maupun pekerjaan yang akan
dijalaninya dimasa depan, serta berusaha
untuk mengatasi tantangan – tantangan yang
ditemui
Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai
dengan tuntutan peran sosialnya dan
Bergotong Royong berkontribusi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk menghasilkan keadaan yang
lebih baik

Kelas/Fase :X/E
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
JP Per Minggu/Tahun :
TEMA KEARIFAN LOKAL
JUDUL PROJEK Kekayaan Kearifan Lokal di Indonesia
Merancang penelitian sosial tentang sejarah
beserta kearifan lokal yang ada di suatu daerah
BENTUK KEGIATAN yang dapat diambil dan dapat diterapkan nilai-
nilainya dalam kehidupan masa kini, dalam
bentuk suatu laporan penelitian
OUTPUT Alat Permainan Tradisional
MATA PELAJARAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN TERKAIT
CAPAIAN
MATA PELAJARAN BENTUK AKTIVITAS
PEMBELAJARAN
Peserta didik
Menyusun narasi dengan
memahami konsep
penelitian sejarah asal
dasar ilmu sejarah
usul sebuah alat
Sejarah sebagai pisau
permainan tradisional
analisis untuk
sebagai kearifan lokal
mengkaji peristiwa
suatu daerah di Indonesia
sejarah
Peserta didik
memahami berbagai
ragam gejala sosial Menyusun narasi
yang ada di mengenai keragaman
Sosiologi
masyarakat permainan tradisional
multikultural melalui masyarakat di Indonesia
konsep-konsep
dasar sosiologi
Peserta didik
Menganalisis nilai-nilai
mengkaji makna dan
positif kearifan lokal suatu
manfaat hidup
daerah di Indonesia yang
dalam kebinekaan,
PPKn
kaya akan kearifan
masih relevan dengan
lokal, dan memilih
kehidupan masa kini
produk dalam
dalam bentuk narasi.
negeri.
Peserta didik
mampu menciptakan Membuat alat permainan
karya seni yang tradisional berdasarkan
Seni Rupa menunjukkan pilihan kearifan lokal dari
keterampilan,mediu berbagai daerah di
m dan pengetahuan Indonesia
elemen seni rupa
atau prinsip desain
tertentu yang sesuai
dengan tujuan
karyanya
Peserta didik dapat
mengevaluasi fakta,
Membuat alat permainan
konsep, prinsip, dan
PJOK tradisional dan melakukan
prosedur dalam
permainannya
melakukan aktivitas
permainan.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Merefleksikan secara kritis dampak dari
Berkebhinekaan pengalaman hidup di lingkungan yang beragam
Global terkait dengan perilaku, kepercayaan serta
tindakannya terhadap orang lain
Menjelaskan alasan untuk mendukung
pemikirannya dan memikirkan pandangan yang
Bernalar Kritis
mungkin berlawanan dengan pemikirannya dan
mengubah pemikirannya jika diperlukan
Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran
dan/atau perasannya dalam bentuk karya
dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
Kreatif
mempertimbangkan dampak dan risikonya bagi
diri dan lingkungannya dengan menggunakan
berbagai perspektif
Percaya diri, resilien, dan adaptif.
Menyesuaikan dan mulai menjalankan rencana
Mandiri dan strategi pengembangan dirinya dengan
mempertimbangkan minat dan tuntutan pada
konteks belajar maupun pekerjaan yang akan
dijalaninya dimasa depan, serta berusaha
untuk mengatasi tantangan – tantangan yang
ditemui
Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai
dengan tuntutan peran sosialnya dan
Bergotong royong berkontribusi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk menghasilkan keadaan yang
lebih baik

Kelas/Fase :X/E
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
JP Per Minggu/Tahun :
TEMA PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
JUDUL PROJEK Krisis Iklim Global dan Dampaknya
Mendeskripsikan krisis global yang terjadi
BENTUK KEGIATAN di lingkungan sekitar dan merancang
solusi penanganannya.
OUTPUT Majalah Sekolah
MATA PELAJARAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN TERKAIT
MATA CAPAIAN
BENTUK AKTIVITAS
PELAJARAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu
Merancang peta konsep
menganalisis perubahan
Fisika mengenai perubahan
iklim pada pemanasan
iklim global
global
Peserta didik mampu Merancang peta konsep
menganalisis penerapan tentang pemanasan
Kimia
konsep Kimia dalam global dengan
pengelolaan lingkungan pengelolaan
lingkungannya
Peserta didik memiliki
kemampuan menciptakan
Merancang peta konsep
solusi atas permasalahan-
Biologi berupa solusi atas isu
permasalahan
perubahan iklim global
berdasarkan isu lokal atau
global
Peserta didik trampil
Merancang peta konsep
dalam membaca dan
mengenai fenomena
Geografi menuliskan tentang
geosfer (difokusikan
Konsep Fenomena
pada fenomena biosfer)
Geosfer.
Peserta didik mampu
menulis gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau
Menyusun narasi
pesan tertulis untuk
Bahasa mengenai krisis iklim
berbagai tujuan secara
Indonesia global, dampak, dan
logis, kritis, dan kreatif
solusinya
dalam bentuk teks
informasional dan/atau
fiksi.
Peserta didik mampu
memanfaatkan berbagai
aplikasi secara
bersamaan dan optimal Membuat infografis
Informatika untuk berkomunikasi, dalam penyusunan
mencari informasi di majalah sekolah
internet, serta mahir
menggunakan fitur lanjut
aplikasi perkantoran
(pengolah kata, angka,
dan presentasi) beserta
otomasinya untuk
mengintegrasikan dan
menyajikan konten
aplikasi dalam berbagai
representasi yang
memudahkan analisis dan
interpretasi konten
tersebut
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Mengeksplorasi dan mengekspresikan
pikiran dan/atau perasannya dalam
bentuk karya dan/atau tindakan, serta
mengevaluasinya dan
Kreatif
mempertimbangkan dampak dan
risikonya bagi diri dan lingkungannya
dengan menggunakan berbagai
perspektif
Menjelaskan alasan untuk mendukung
pemikirannya dan memikirkan pandangan
Bernalar Kritis yang mungkin berlawanan dengan
pemikirannya dan mengubah
pemikirannya jika diperlukan
Percaya diri, resilien, dan adaptif.
Menyesuaikan dan mulai menjalankan
rencana dan strategi pengembangan
Mandiri
dirinya dengan mempertimbangkan minat
dan tuntutan pada konteks belajar
maupun pekerjaan yang akan dijalaninya
dimasa depan, serta berusaha untuk
mengatasi tantangan – tantangan yang
ditemui
Tanggap terhadap lingkungan sosial
sesuai dengan tuntutan peran sosialnya
Bergotong royong dan berkontribusi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat untuk
menghasilkan keadaan yang lebih baik

Kelas/Fase : X/E
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2021/2022
JP Per Minggu/Tahun :
Berekayasa dan Berteknologi Untuk
TEMA
Membangun NKRI
Budayakan Saring Informasi Untuk
JUDUL PROJEK
Menangkal Berita Hoax
Menciptakan poster agar membudayakan
BENTUK KEGIATAN saring informasi dalam menangkal berita
hoax
OUTPUT Poster
MATA PELAJARAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN TERKAIT
MATA CAPAIAN
BENTUK AKTIVITAS
PELAJARAN PEMBELAJARAN
Menjabarkan cara-cara
Mengimplementasikan
bijak dalam menggunakan
Agama Islam adab menggunakan
media sosial dalam Islam
media sosial dalam Islam
untuk menangkal hoax
Memiliki suara hati Mengklasifikasikan
Agama Katolik
sehingga mampu dampak positif dan negatif
bersikap kritis dan penggunaan media sosial
bertanggung jawab
terhadap pengaruh media
massa, ideologi dan gaya
hidup yang berkembang
saat ini
Menganalisis kekurangan
Melakukan kasih dalam
dalam penggunaan media
Agama Kristen kehidupan keluarga dan
sosial terutama berkaitan
di lingkungan sekolah
dengan hoax
Peserta didik mampu
memanfaatkan berbagai
aplikasi secara
bersamaan dan optimal
untuk berkomunikasi,
mencari informasi di
internet, serta mahir
Menyusun rancangan
menggunakan fitur lanjut
poster yang berisi
aplikasi perkantoran
himbauan untuk
Informatika (pengolah kata, angka,
membudayakan saring
dan presentasi) beserta
informasi dalam
otomasinya untuk
menangkal berita hoax
mengintegrasikan dan
menyajikan konten
aplikasi dalam berbagai
representasi yang
memudahkan analisis dan
interpretasi konten
tersebut
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Menerapkan nilai-nilai tawqa kepada Tuhan
Beriman, bertaqwa
Yang Maha Esa dalam bentuk karya
kapada Tuhan Yang
dan/atau tindakan nyata yang bertujuan
Maha Esa, berakhlak
membawa perubahan positif dalam diri
mulia
maupun masyarakat
Mengeksplorasi dan mengekspresikan
pikiran dan/atau perasannya dalam bentuk
karya dan/atau tindakan, serta
Kreatif mengevaluasinya dan mempertimbangkan
dampak dan risikonya bagi diri dan
lingkungannya dengan menggunakan
berbagai perspektif
Percaya diri, resilien, dan adaptif.
Menyesuaikan dan mulai menjalankan
rencana dan strategi pengembangan
dirinya dengan mempertimbangkan minat
Mandiri
dan tuntutan pada konteks belajar maupun
pekerjaan yang akan dijalaninya dimasa
depan, serta berusaha untuk mengatasi
tantangan – tantangan yang ditemui
Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai
dengan tuntutan peran sosialnya dan
Bergotong royong berkontribusi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk menghasilkan keadaan
yang lebih baik

2. Pembelajaran Ekstrakurikuler
a. Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (OSIS - MPK)
1) Pengkaderan calon pengurus
2) Musyawarah dan Laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengurus
OSIS
3) Rekrutmen calon ketua OSIS dan MPK
4) Kampanye dan pemilihan Ketua OSIS dan MPK (Pemilos)
5) Pelantikan dasn serah terima jabatan pengurus OSIS dan MPK
6) Kegiatan Bulan Bahasa, peringatan Hari Guru Nasional dan
PGRI

b. Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan YME dan


Berakhlak Mulia (Kerohanian)
1) Islam (Rohis) Islam (Rohis)
a) Tadarus Alquran
Pelaksanaan rutin, sebelum pembelajaran (PJJ, PTMT)
b) Pengajian rutin
c) Pendalaman materi agama
d) Pesantren Kilat Ramadhan
e) Maulid Nabi
2) Protestan dan Katolik
a) Kebaktian
Pelaksanaan secara rutin, sebelum pembelajaran (PJJ,
PTMT
b) Kajian Al Kitab
c) Doa kerohanian
d) Reatret
e) Peringatan Natal
3) Hindu
a) Doa
Pelaksanaan secara rutin, sebelum pembelajaran (PJJ,
PTMT)
b) Peringatan Keagamaan
c. Kecakapan, Keterampilan
1) Pramuka
a) Penerimaan tamu ambalan Penegak
b) Pengukuhan Penegak
c) Pelatihan syarat kecakapan umum (SKU) dan khusus (SKK)
Penegak
d) Pelantikan Penegak Bantara
e) Giat Bakti Sosial
f) Musyawarah Ambalan dan Serah Terima Jabatan
d. Bela Negara
1) Paskibra
a) Pelatihan anggota Paskibra
b) Seleksi petugas Paskibaraka tingkat Kota Jakarta Timur
c) Petugas Upacara Bendera (daring, luring)
e. Sosial Kemanusiaan
1) Palang Merah Remaja (PMR)
a) Latihan Berkala
b) Pembinaan anggota PMR virual
c) Pembinaan Revolusi Kesehatan Nasional
d) Diklat Virtual PMI Kota Jakarta Timur
f. Minat, Bakat, Keterampilan
1) Olah Raga Tradisional
a) Latihan rutin (daring, luring)
b) Lomba OR Tradisional
2) Paduan Suara, Band
a) Latihan berkala
3) English Club
a) Latihan berkala
b) Lomba NSDC
3. Layanan Konseling
Bimbingan dan konseling pelayanan bantuan bagi peserta
didik, baik perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri
dan berkembang secara optimal, melalui bimbingan belajar dan
karir.
1) Layanan individual dan kelompok
2) Layanan konsultasi
3) Layanan mediasi
4) Layanan advokasi

B. Hasil dan Dampak


Selanjutnya melalui pembelajaran berpusat pada peserta didik di
SMA Negeri 93 Jakarta secara daring dan luring, menunjukan
kompetensi literasi, numerasi dan karakter peserta didik berkembang
secara positif, sehingga terbangun profil pelajar Pancasila.
Pemahamanan akan nilai-nilai pengamalan berPancasila menjadi
kebutuhan dan budaya warga sekolah. Sehingga memenuhi program
sekolah penggerak di SMA Negeri 93 Jakarta.
Upaya dalam membangun profil pelajar Pancasila bukan hanya
dibebankan pada sekolah saja, namun pihak pemangku kepentingan
pendidikan, meliputi guru, peserta didik, keluarga dan masyarakat.
Peserta didik perlu mengambil peran, sedangkan sekolah dan keluarga
memberikan pengaruh dan dukungan yang positif. Strategi dan model
pembelajaran karakter terus dikembangkan, sehingga tumbuh kembang
budaya dalam berperilaku Pancasila. Praktik baik ini tentunya tidak
slogan konsepsi sebagaimana tertuang dalam materi capaian
pembelajaran, modul ajar dan asesmen, namun memberikan dampak
yang positif dan terbangun profil pelajar Pancasila, baik kehidupan di
sekolah, keluarga dan di lingkungan mayarakat.

C. Faktor Kendala dan Pendukung


Pengembangan manajemen sekolah dalam membangun profil
pelajar Pancasila di SMA Negeri 93 Jakarta berjalan efektif dan efesien.
Seluruh warga sekolah mendukung sepenuhnya kebijakan program
sekolah dalam membangun profil pelajar Pancasila. Peserta didik sangat
antusias dan bergairah melaksanakan pembelajaran yang berfokus pada
penguatan projek profil Pancasila.
Adapun faktor kendala pengembangan manajemen sekolah
dalam membangun profil pelajar Pancasila diantaranya :
1. Pembelajaran secara daring, peserta didik mengalami
mengangalami kesulitan dalam berkomunikasi dan interaksi secara
langsung.
2. Waktu pembelajaran yang singkat dan kurang efektif.
3. Tingkat partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
akibat terkendala dengan paket internet.
4. Pemenuhan tugas pembelajaran yang diberikan Guru umumnya
tidak langsung dikerjakan.

D. Tindak Lanjut
Rencana Tindak Lanjut
Implementasi Profil Pelajar Pancasila
Nama : Deden Suhendi
Unit Kerja : SMA Negeri 93 Jakarta
Jabatan : Kepala Sekolah

No. Dimensi Sasaran Penjabaran Kegiatan Pelaksanaan Unsur


Karakter Terkait
1. Beriman dan Guru Melaksanakan Agustus Kepala
Bertaqwa Tenaga kewajiban beribadah (rutin) Sekolah,
Terhadap Kependidik Guru,
Tuhan YME an Mendalami ilmu Tenaga
dan Berakhlak Peserta keagamaan di sekolah
Kependidi
mulia Didik dan rumah
kan,
Membangun toleransi Peserta
beragama Didik,
orangtua
Memperingati hari (komite)
keagamaan
2. Berkebhineka Guru Mengenal dan Agustus Kepala
an Global Tenaga menghargai budaya. (rutin) Sekolah,
Kependidik Guru,
an Memiliki kemampuan Tenaga
Peserta komunikasi
Kependidi
Didik interkulturaldalam
berinteraksi antar
kan,
sesama. Peserta
Didik,
Merefleksi dan orangtua
tanggung jawab (komite)
terhadap pengalaman
kebhinekaannetapkan

Melakukan
permenungan atas
perbedaan dan
memaknainya secara
positif untuk
membangun
persaudaraan.

Mengupayakan
terciptanya
perdamaian dan
keharmonisan soaial.
3. Gotong Guru Membersihkan kelas Agustus Kepala
Royong Tenaga bersama-sama dan (rutin) Sekolah,
Kependidik dirumah bersama Guru,
an orangtua dan anggota Tenaga
Peserta keluarga yang lain.
Kependidi
Didik Mengerjakan
kegiatan kerja bakti
kan,
di sekolah dan rumah Peserta
Mengerjakan tugas Didik,
kelompok orangtua
(komite)
4. Mandiri Guru Membuat kegiatan Agustus Kepala
Tenaga yang melatih (rutin) Sekolah,
Kependidik kemandirian di rumah Guru,
an dan sekolah Tenaga
Peserta
Kependidi
Didik Membuat jenis
kegiatan yang
kan,
berhubungan dengan Peserta
kemandirian atau Didik,
kegiatan membantu orangtua
orangtua di rumah dan (komite)
guru atau teman
sesame di sekolah

Menetapkan waktu
pelaksanaan

Monitoring oleh guru


dan Kepala Sekolah
5. Bernalar Kritis Guru Membangun Agustus Kepala
Tenaga pembelajaran dengan (rutin) Sekolah,
Kependidik masalah atau Guru,
an kontraversi Tenaga
Peserta
Kependidi
Didik Menerapkan
keheningan untuk
kan,
membangkitkan Peserta
refleksi Didik,
orangtua
Mengatur ruangan di (komite)
sekolah dan rumah
untuk membangkitkan
interaksi dalam
pembelajaran

Bila memungkinkan
memperpanjang waktu
pembelajaran

Membangunlingkungan
belajar yang nyaman
6. Kreatif Guru Membuat hasil karya Agustus Kepala
Tenaga sendiri (rutin) Sekolah,
Kependidik Guru,
an Membangun ide, Tenaga
Peserta gagasan dan pikiran
Kependidi
Didik murni
kan,
Mengerjakan tugas Peserta
belajar penuh Didik,
semangat, disiplin dan orangtua
kerja keras (komite)
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Membangun profil pelajar Pancasila merupakan penguatan


karakter peserta didik yang berlandaskan falsafah Pancasila yang
memiliki nilai sila-sila Pancasila secara utuh dan komprehensif.
Dukungan dari berbagai pihak melalui kebersamaan seluruh warga
satuan pendidikan melahirkan sosok berprofil Pancasila. Dengan kata
lain, bangunan profil Pancasila tidaklah parsial untuk peserta didik saja,
tetapi utuh untuk warga satuan pendidikan, terutama kepala satuan
pendidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan.

Pencapaian tampilan profil pelajar Pancasila, tidak hanya


diimplementasikan pada program parsial bagi peserta didik saja, namun
semua warga satuan pendidikan harus mampu menampilkan praktik baik
sebagai insan yang berprofil Pancasila. Bentuk praktik baik inilah yang
dapat menjadi bagian dari upaya dalam membangun profil pelajar
Pancasila, baik melalui pembelajaran intra kurikuler, projek dan kegiatan
ekstra kurikuler.

B. Rekomendasi

1. SMA Negeri 93 Jakarta pada tataran sumber daya manusia (SDM),


perlu melakukan perubahan dan peningkatan kompetensi yang
berkelanjutan, aktif dan responsif terhadap kondisi yang ada.
Perubahan yang biasa menjadi kreatif dan inovatif merupakan
kebiasaan baru yang terus dilakukan. Kita tidak boleh menunggu,
namun proaktif dan produktif terhadap berbagai peluang dan
tantangan yang dihadapi.
2. Penguatan profil pelajar Pancasila tidak hanya dilaksanakan oleh
satuan pendidikan, namun juga di keluarga dan lingkungan
masyarakat. Karena itu, membangun profil berPancasila perlu
melibatkan ekosistem di satuan pendidikan secara sistematis,
terarah dan berkesinambungan.
LAMPIRAN :

1. Profil Pelajar Pancasila


Sosialisasi
Projek Projek Pelajar Pancasila
Tema Projek Profil Pelajar Pancasila

No. Modul Projek Penanggung Jawab Pelaksanaan


Semester
(Tema)

1. Kewirausahaan Ulfiah Hastuti, S.Pd September


2021 Semester
Ganji

2. Perubahan Iklim Global Cut Karmila , S.Pd Februari 2021


Semester
Genap

3. Berekayasa dan Andy Widianto, Mei 2021


Berteknologi untuk S.Kom Semester
membangun NKR Genap

Produk Projek Profil Pelajar Pancasila

PERANGKAT AJAR
PSIKOTES PESERTA DIDIK

Sosialisasi Program Roots Indonesia


Deklarasi Agen Perubahan

Program Roots Indonsia

Revolusi Kesehatan (UKS)

Anda mungkin juga menyukai