BINUS @Bekasi
BINUS @Bandung
BINUS @Malang
BINUS @Semarang
Master Program
Doctoral Program
Program Sertifikasi
Admission
Register Now !
Partnership
Contact Us
Home
15 Nov 2021
EventNews
Ketika memulai pendidikan, kamu pasti akan berhadapan dengan pertanyaan: mau jadi generalis atau
spesialis? Memahami konsep generalis vs spesialis ini bisa menentukan program dan waktu kuliah serta
jenis pekerjaan yang akan kamu ambil. Yuk, kenali bedanya sebelum kamu mendaftar kuliah atau
program tertentu!
Spesialis adalah orang yang mempelajari satu bidang secara mendalam hingga mencapai kepakaran dan
pemahaman mendalam terhadap bidang tersebut. Seorang spesialis biasanya menghadapi kasus atau
problem yang serupa karena bidangnya sangat terfokus.
Contoh paling jelas dari generalis vs spesialis mungkin dokter umum. Kuliah kedokteran plus masa koas
(program S2) menghasilkan dokter umum yang bisa bekerja di rumah sakit atau membuka praktik. Akan
tetapi, dokter ini harus melanjutkan kuliah jika ingin menjadi spesialis, misalnya di bidang penyakit
dalam, kulit dan kelamin, atau kedokteran anak.
Generalis punya kelebihan dan kekurangan yang bisa kamu pertimbangkan sebelum berkarier. Inilah
beberapa di antaranya.
Generalis biasanya memahami beberapa bidang atau topik sekaligus. Mereka bahkan bisa
menerapkannya dalam bidang kerjanya.
Jika ingin memahami masalah yang rumit dan menemukan pemecahannya, kamu harus pandai
memandang masalah tersebut secara menyeluruh. Generalis biasanya mudah melakukan ini karena
pemahamannya akan berbagai sudut pandang.
Karena memahami beberapa hal sekaligus, generalis sering kesulitan mengikuti perkembangan tren. Hal
ini karena generalis harus fokus pada berbagai topik atau dirinya akan tertinggal.
Mudah Tergantikan dalam Dunia Kerja
Problem generalis vs spesialis terutama tampak dalam posisi di dunia kerja. Generalis relatif lebih
mudah tergantikan karena tidak mendalami suatu bidang hingga mencapai tingkat kepakaran tinggi
seperti spesialis.
Spesialis biasanya mengambil jurusan kuliah hingga ke tingkat tertentu untuk mencapai kepakaran
khusus. Inilah beberapa keuntungan dan kerugian menjadi seorang spesialis.
Spesialis mendalami suatu topik sehingga mampu menjadi pakar di bidang tersebut. Keahlian ini
berguna untuk menyelesaikan masalah dan mencari solusi spesifik yang sulit ditemukan seorang
generalis.
Spesialis biasanya memiliki daya tawar tinggi di lapangan kerja karena tidak mudah mencari gantinya.
Hal ini terutama terlihat pada spesialis dengan bidang kerja berisiko tinggi atau yang membutuhkan
sertifikasi khusus.
Konsekuensi dari menjadi seorang spesialis adalah terbatasnya lapangan kerja. Walau daya tawarnya
tinggi, seorang spesialis cenderung sulit mencari pekerjaan di luar yang biasa dilakukannya.
Kurang Fleksibel
Fleksibilitas adalah salah satu elemen pembeda yang terlihat jelas dalam konsep generalis vs spesialis.
Pekerja spesialis biasanya tidak terlalu fleksibel dalam hal bertukar ide “di luar kotak”. Spesialis juga
mudah tergerus oleh perkembangan teknologi, misalnya kehadiran alat yang mampu menggantikan
tugas-tugas tertentu.
Apakah ini berarti salah satunya lebih unggul? Tidak juga! Kamu hanya harus memiliki rencana jalur
karier agar bisa memilih jurusan kuliah.
Saat ini, banyak perusahaan tidak terlalu kaku dalam hal pemilihan generalis atau spesialis. Sudut
pandang dalam mencari tenaga kerja saat ini cenderung bergeser ke generalizing specialist (generalis
yang perlahan belajar dan menjalani pelatihan hingga memiliki keterampilan khusus) atau specializing
generalist (spesialis yang memiliki pemahaman menyeluruh terhadap aspek usaha lain).
Apa pun karier yang kamu pilih, pastikan memadukan kedua elemen ini agar kamu punya daya tawar
lebih. BINUS UNIVERSITY adalah contoh kampus yang memadukan beragam mata kuliah, pelatihan, dan
program yang sesuai perkembangan zaman. Yuk, pilih jurusan kuliah sesuai minat di BINUS UNIVERSITY,
dan kembangkan kualitas sebagai generalis atau spesialis yang memiliki daya tawar tinggi di lapangan
kerja!