Misi dasar : Setiap organisasi harus menentukan pertama tujuan fundamentalnya dan
pedoman prinsip-prinsip kegiatan-kegiatan program. Seperti yang di amati Drucker,
“Apakah bisnis kita” adalah sebuah pertanyaan hampir selalu sulit dan jawaban yang
benar adalah biasanya apa saja tetapi nyata. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah tanggung
jawab pertama ahli strategi. Ahli strategis hanya dapat memastikan bahwa pertanyaan
mendapatkan perhatian yang pantas dan bahwa jawaban membuat pengertian dan memampukan
bisnis untuk mem-plot set sasaran-sasarannya dan jalannya.
4. Beberapa prioritas tertentu yang akan membentuk sifat dasar organisasi; dan
5. Keputusan lain yang mewakili arah dan komitmen luas bagi pengembangan
organisasi sebagai keseluruhan.
. Sementara dengan fokus pada tujuan-tujuan luas, pernyataan misi ini juga harus menyampaikan
keputusan-keputusan tertentu mengenai priorita yang diberikan pada berbagai program atau
layanan-layanan, karakter dasar organisasi sebagai keseluruhan, dan harapan yang didukung oleh
para partisipan dalam organisasi. “Pedoman prinsip” set sifat dan arah bagi organisasi sebagi
keseluruhan.
Kelompok target : keputusan tertentu harus dibuat megenai kelompok target untuk
menjadi disajikan oleh organisasi didalam konteks pernyataan misi. Kelompok target atau para
pelanggan ini harus digambarkan dalam istilah kebutuhannya dan karakteristik demographinya.
Istilah stakeholder sering digunakan sehubungan dengan manajemen strategis korporat dan
prosedur-prosedur perencanaan. Stakeholder adalah penuntut organisasi. Mereka tergantung pada
organisasi untuk realisasi beberapa tujuan-tujuannya dan dengan demikian memiliki taruhan
penting dalam kegiatan-kegiatannya. Sebaliknya, organisasi tergantung pada kelompok dan para
individu ini untuk memenuhi realisasi tujuannya.
Stakeholder utama pada banyak organisasi adalah “para anggota” yang membuat
berbagai komitmen nyata untuk program-program organisasi. Dalam situasi lain, “langgan”
organisasi adalah anggota publik lebih luas yang membantu diri mereka sendiri pada layanan-
layanan organisasi atas dasar “kebutuhan”. Peran yang dimainkan oleh berbagai institusi dan
lembaga-lembaga yang mungkin mendukung dan/atau mengatur organisasi juga harus
teridentifikasi (misalnya, pemerintah, yayasan-yaysan, para sponsor industri, dan seterusnya).
Bagi sebagian besar organissi, entitas eksternal ini (organisasi dalam diri mereka sendiri) terus-
menerus meningkatkan kepentingannya, itu adalah kritis bagi tujuan manajemen untuk
mendefinisikan “kebutuhan” dan karakteristik entitas ini bersama dengan kelompok klien paling
tradisional.
Sasaran dan tujuan : sasaran mewakili hasi-hasil akhir yang sebuah organisasi coba untuk
capai untuk memenuhi misinya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan langganan atau stakeholder.
Umumnya, itu adalah berguna untuk mengidentifikasi tiga kategori sasaran :
Keputusan yang dibuat dalam setiap kategori ini membantu untuk mengidentifikasi lebih lanjut
penyatuan tema-tema organisasi kompleks.
Seperti akan dibahas dalam rincian lebih luas pada Bab 3, juga ada hirarhi tujuan.
3. Tujuan operasional adalah menyatu dengan pelaksanaan dan kontrol tugas tertentu dan
penetapan sumberdaya-sumberdaya tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen
dan strategis dan sering menggambarkan ukuran-ukuran kinerja eksplisit yang dapat
diadopsi untuk memonitor kegiatan-kegiatan.
Banyak organisasi secara khusus hanya berfokus pada isu keputusan pertama ini. Perubahan sifat
lingkungan bagi sebagian besar kegiatan-kegiatan organisasi, bagaimanapun, memerlukan
perhatian yang meningkat diberikan pada isu keputusan kedua dan juga isu keputusan ketiga.
Area layanan geographis : elemen keputuan strategis kelima meliputi pengidentifikasian area
geographis yang disajikan oleh berbagai program organisasi. Tergantung pada program,
organisasi yang mungkin berpartisipasi dalam berbagai macam tingkatan “pasar” lokal, negara
bagian, regional, atau nasional. Seluruh elemen keputusn strategis adalah tentu saja sangat saling
tergantung, tetapi isu gepgraphi adalah terikat khususnya dengan para langganan dan kelompok
target yang diidentifikasi oleh organisasi.
Pernyataan misi mengidentifikasi apakah organisasi itu dan apa yang ia maksudkan untuk
kerjakan dalam pengertian kolektif. Strategis-strategis fungsional harus dibangun pada
pernyataan misinya melalui penunjukan secara sistematis pertanyaan “bagaimana” organisasi
keseluruhan. Strategi-strategi fungsional menyediakan langkah awal terhadap pelaksanaan
keseluruhan rencana strategis untuk organiasi melalui pemfokusan pada isu kritis terkait dengan
struktur organisasi, keuangan, ukuran keanggotaan dan perekrutan, pengembangan sumber daya
manusia, dan fasilitas-fasilitas. Singkatnya, strategi-strategi fungsional akan menggerakkan
pembuatan-keputusan mengenai keuangan, fasilitas-fasilitas, dan sebagainya, dari pada hal lain.
Pada level program, setiap sub unit akan memformulasikan strategi-strategi kompetitif dengan
meliputi dimensi sama yang tercakup pada level organisasi. Rencana-rencana strategis untuk sub
unit individu juga akan mencakup pernyataan-pernyataan keperluan sumberdaya manusia untuk
memfasilitai proses kajian oleh level manajemen lebih tinggi. Keputusan pada level program
adalah dibatasi tidak hanya oleh strategi organisasi tetapi juga oleh strategi fungsional yang
menembus seluruh area organisasi.
Level strategi trakhir mencakup tindakan-tindakan ini dengan setiap sub unit bermaksud untuk
laksanakan agar mencapai strategi keseluruhannya. Semacam apa strategi-strategi perekrutan
harus dikembangkan untuk menarik target atau kelompok langganan yang telah diidentifikasi?
Apakah mengubah program perlu untuk menyediakan kebutuhan pasar target yang telah
diidentifikasi? Apakah perlu untuk mengupah personil baru untuk memberi kepemimpinan pada
inisiatif-inisiatif program baru? Apa strategi-strategi keuangan yang harus dikembangkan untuk
meningkatkan dukungan eksternal pada program? Diberikan pernyataan baru prioritas-prioritas
program, apakah ada kebutuan untuk mengevaluasi-ulang distribusi dana-dana sekarang ini
diantara sub unit yang bertanggung jawab bagi pelaksanaan program? Strategi-strategi
pelaksanaan ini dan lainnya pada level program adalah analog dengan strategi-strategi produksi,
pemasaran, engineering, dan seterusnya, yang adalah ditemukan didalam divisi pada perusahaan
apa saja didiversifikasi.
Contoh : PT. UNILEVER memiliki strategi dalam menghadapi persaingan antar perusahaan
3. Berfokus pada peluang pasar dengan terjun langsung ke masyarakat dan membuktikan secara
langsung kualitas barang secara real
4. Menguatkan keakraban pelanggan dan pemasok dengan Menggunakan sistem informasi untuk
memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan
pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain
itu Unilever juga melakukan tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para
konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik.
Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya
lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-
event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent,
Shampo Pantene, dll
1.Periklanan
2.Promosi Penjualan
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4.Penjualan Secara Pribadi
1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang
tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si
model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga.
Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan
penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan
dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan
ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga
ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”.
Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas
produk.
2. Kelemahan (Weaknesses)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi
perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai
agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan
yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen
(SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat
berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia
tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
3. Kesempatan (Opportunities)
1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi
ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan papua.
3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
4. Ancaman (Threats)
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak,
bahan kimia dan komoditas lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya
pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi
produk-produk luar negeri.
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal
maupun faktor eksternal yang dapat mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam
rangka mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak manajemen
perusahaan didapatkan beberapa faktor yang dapat menunjang kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuannya, yaitu :
PT. Unilever Indonesia Tbk yang menarik yang dapat menarikminat para konsumen.
3. Pilihan produk yang bervariasi
PT Unilever Indonesia Tbk menawarkan produk Rinso yang bervariasi Sehingga para
pelanggan diberikan berbagai alternatif pilihan produk sesuai dengan kebutuhan mereka.
Produk Rinso yang ditawarkan antara lain Rinso Anti Noda, Rinso Warna, Rinso Matic,
dan Rinso Excel, yang mempunyai kegunaan pada masing-masing variannya.
4. Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen pada keragaman dan lingkungan kerja
yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan hormat dimana semua memiliki rasa
tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. PT Unilever Indonesia Tbk
akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan atas dasar
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan.
5.Memiliki modal yang kuat
PT. Unilever Indonesia Tbk melaksanakan kegiatan tentunya ditunjang oleh
Dana yang besar dari para pemegang saham dan pemilik modal.