Anda di halaman 1dari 4

NOTULEN SOSIALSISASI Perpres No.

68 Tahun 2022

Nama Acara : “Sosialisasi dan Penyusunan Tindak Lanjut Perpres 68 Tahun 2022 tentang
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi”
Tanggal : Senin, 25 Juli 2022
Tempat : Bali (Live Youtube)
Narasumber :- Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal, Kementerian Ketenagakerjaan RI
- Kiki Yuliati, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
- Budi Hartawan, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan
Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan RI
- Teguh Setyabudi, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian
Dalam Negeri
- Arsjad Rasjid, Ketua Umum KADIN Indonesia Moderator
- Ahmad Saufi, Asisten Deputi Pendidikan Keagamaan, Kemenko Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Pembahasan :

Pendidikan Vokasi dan Pelaatihan Vokasi berperan sangat penting dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing untuk
mendukung pembangunan nasional. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor
68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang terampil
dan memiliki daya saing. Menindaklanjuti hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan acara Sosialisasi
dan Penyusunan Tindak Lanjut Peraturan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

 penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi yang efektif dan efisien sehingga
menghasilkan lulusan yang kompeten dan dibutuhkan pasar kerja atau mampu
berwirausaha
 Pendidikan Vokasi adalah pendidikan menengah yang menyiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dan/atau berwirausaha dalam bidang tertentu dan pendidikan tinggi yang
menyiapkan mahasiswa untuk bekerja dan/ atau berwirausaha dengan keahlian terapan
tertentu.
 Pelatihan Vokasi adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada
tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan
atau pekerjaan untuk bekerja dan/ atau berwirausaha.
 Standar Kompetensi Kerja adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan/ atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan dan meliputi Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia, Standar Kompetensi Kerja internasional, dan/ atau Standar Kompetensi Kerja
khusus.
 Tujuan Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
1. meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi esuai dengan kebutuhan pasar kerja.
2. mendorong pembangunan keunggulan spesilik di masing-masing lembaga
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai potensi daerah dan kebutuhan pasar
kerja;
3. melakukan penguatan sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia
usaha, dunia industri, dunia kerja, dan pemangku kepentingan lainnya dalam
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia ltelaga kerja Indonesia;
4. mendorong partisipasi dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja dalam rangka
pelaksanaan Pendidikan vokasi dan Pelatihan Vokasi.
5. membekali sumber daya manusia/ tenaga kerja dengan kompetensi untuk bekerja
dan/ atau berwirausaha
 Ruang Lingkup Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
1. kebutuhan sumber daya manusia/ tenaga kerja kompeten;
2. penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
3. penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
4. penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
5. koordinasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
6. peran Pemerintah Daerah;
7. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
8. pendanaan.
 Prinsip dasar penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
1. berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan
kewirausahaan;
2. tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia
usaha, dunia industri, dunia kerja, dan masyarakat;
3. berbasis pada kompetensi;
4. pembelajaran sepanjang hayat; dan
5. diselenggarakan secara inklusif.
 Pendidikan Vokasi Meliputi
1. Pendidikan Kejuruan -> menjadi tugas dan tanggung jawab menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dilaksanakan setelah mendapatkan
penugasan dari kementerian yang enyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan
2. pendidikan tinggi vokasi.
 Tujuan Pendidikan Vokasi
1. pembekalan Kompetensi Kerja;
2. alih Kompetensi Kerja,
3. peningkatan Kompetensi Kerja,
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan berwirausaha
berdasarkan Standar Kompetensi Kerja.
 Kementerian/lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
wajib menjamin ketersediaan pendidik dan instruktur yang memenuhi Standar Kompetensi
Kerja.
 Pemenuhan ketersediaan pendidik dan instruktur dilakukan melalui :
1. rekrutmen pendidik dan instruktur, termasuk yang berasal dari tenaga ahli industri
yang berpengalaman dan purnatugas.
2. penugasan praktisi sebagai pendidik dan instruktur.
3. peningkatan kompetensi pendidik dan instruktur yang sudah ada
 Kementerian/lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
menyediakan sarana dan prasarana untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Kerja.
 Dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja wajib mendukung penyediaan sarana dan
prasarana Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
 Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dengan dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja dilakukan dalam:
1. penyusunan dan penyesuaian kurikulum
2. penyusunan Standar Kompetensi Kerja
3. penyelenggaraan akses pemagangan dan praktik kerja industry
4. pengakuan sertifikat kompetensi/profesi lulusan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi;
5. rekrutmen kerja bagi lulusan yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan kebutuhan;
6. pendirian lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai kebutuhan dunia
usaha, dunia industri, dan dunia kerja;
7. penempatan praktisi atau tenaga ahli industri yang berpengalaman dan purnatugas
sebagai pendidik dan instruktur;
8. kegiatan penelitian dan hilirisasi bersama lembaga pendidikan.
 Penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilaksanakan melalui:
1. akreditasi lembaga, ditetapkan oleh badan/lembaga akreditasi nasional masing-
masing kementerian/lembaga yang mengacu pada kekhususan kompetensi luaran
lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
2. Sertifikasi Kompetensi/profesi bagi peserta didik/peserta latih, dilaksanakan oleh
lembaga sertifikasi yang telah memiliki lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
 Dalam rangka memperkuat penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi,
lembaga penyelenggara Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi bekerja sama dengan dunia
usaha, dunia industri, dan dunia kerja melaksana-kan proses penelusuran lulusan secara
berkala, kemudian dilaporkan kepada kementerian yang bertanggung jawab membina
lembaga penyelenggara Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
dilaksanakan dengan tujuan:
1. memastikan efektivitas pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi;
2. mengetahui capaian keberhasilan pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi
3. memberikan umpan balik bagi kemajuan pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi
dan Pelatihan Vokasi.

Anda mungkin juga menyukai