Dalam bagian ini, akan dibahas Sejarah perkembangan Pendidikan Agama Kristen
(PAK) dari Masa Perjanjian Lama (PL) hingga abah 20. Bahasan dalam bagian ini terdiri dari
dua hal yakni hal mendasar berkaitan dengan hakikat sejarah PAK dan juga fase-fase dalam
perkembangan PAK terutama dalam pola dan praktik PAK, yakni pola dan praktik
pendidikan di masa Perjanjian Lama, pola dan praktik pendidikan di era Perjanjian Baru,
pola dan praktik pendidikan Yunani-Romawi dan pengaruhnya bagi praktik pendidikan di
lingkungan gereja, pola dan praktik PAK di era Bapa-Bapa Gereja, pola dan praktik PAK di
era reformasi serta pola dan praktik PAK di abad-20
BAB I
1
Hakikat sejarah PAK
1 ?
Selengkapnya baca dan jika dirasa perlu silahkan fotocopy, Pazmino, 127-130, Gangel. 14, Eavey 7-
17.
2 ?
Stevri Lumintang, Diktat Sejarah dan filsafat PAK untuk Program Pascasarjana, 4.
3
Terkait dengan hal ini beberapa penulis berpandangan bahwa hubungan antara PAK dan Kekristenan
?
merupakan hubungan yang unik, integral dan tidak dapat dipisahkan dimana didalanya dinyatakan,
“Kekristenan tidak mungkin bertumbuh tanpa PAK dan PAK tidak mungkin ada tanpa Kekristenan. Salah
satunya Eavey berpandangan bahwa antara Kekristenan dan PAK merupakan satu kesatuan, pemisahan yang
terjadi adalah upaya iblis untuk mendistorsi kesatuan tersebut mengingat pentingnya PAK dalam sejarah
Keristenan.
2
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
3
5. Tidak dianjurkan untuk mengacu hanya pada satu referensi pembelajaran tanpa
membandingkan dengan referensi lain, dalam rangka menemukan obyektifitas dan
hal yang kompeherensif terhadap obyek pembelajaran.
6. Dibalik kesemuanya itu yang terpenting adalah hendaknya proses pembelajaran
yang dilakukan menjadi bagian integral dari proses pembentukan sebagai tenaga
pelayan pendidikan Kristen sesuai dengan amanat agung PAK dalam Matius 28:18-
20
BAB I I
PENDIDIKAN ERA PERJANJIAN LAMA
4
Pendidikan di masa Perjanjian Lama yang juga dikenal dengan Pendidikan
5
Yahudi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen. Hal ini terjadi karena terdapat benang merah antara pendidikan di Era
Perjanjian Lama dengan pola dan praktik PAK hingga saat ini. Pendidikan Era Perjanjian
Lama yang juga disebut Pendidikan Yahudi ini memiliki sumbangsih besar bagi PAK,
salah satu diantaranya adalah pola dan praktik pendidikan yang berpusat pada Allah. Ini
merupakan salah satu warisan terindah dari pola dan praktik pendidikan di Era Perjanjian
6
Lama.
Pembelajaran terhadap topik memang cukup luas dan beragam. Beberapa literatur
rujukan memiliki sudut pandang dan susunan bahasan yang berbeda, sehingga disarankan
untuk merujuk langsung pada materi. Namun secara umum ada beberapa hal mendasar
yang menarik untuk dikaji dari Pendidikan di Era Perjanjian Lama. Beberapa hal itu adalah
Karakteristik Umum dan Periodesasi pendidikan di era PL.
4 ?
Selengkapnya baca dan jika perlu fotocopy: Gangel, Christian Education: Its History and Philosophy,
19-32; Benson, A Popular History of Christian Education, 13-29; Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran
dan Praktek Pendidikan Agama Kristen: Dari Plato sampai IG. Loyola, 19-51; Eavey, History of Christian
Education, 43-72; Pazmino, Foundational Issues in Christian Education: An Introduction in Evangelical
Perspective, 131-132; Stevri Lumintang, Diktat Pascasarjana: Sejarah dan Filsafat PAK, 13-14.
5 ?
Beberapa pakar Pendidikan Kristen menggunakan istilah ini dalam buku yang ditulisnya.
6
Mengenai hal ini Benson menyatakan, “The Romans gave the world its law and the Greeks its
?
literature and art, but the Jews provided Christianity, which today dominates all other religion of the globe.”
(Benson, 13).
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
4
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
5
Tujuan Pendidikan
Tujuan umum dan mendasar dari pendidikan Yahudi adalah “Melibatkan angkatan
muda dan dewasa dalam sejumlah pengalaman belajar yang menolong mereka mengingat
perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Allah pada masa lampau serta membimbing
mereka senantiasa hidup sebagai umat pilihan Allah dalam segala aspek kehidupannya dari
waktu ke waktu, dimana dalam setiap kesempatan dan kondisi mereka senantiasa meletakkan
“kehendak Allah” sebagai bagian integral dari kehidupan mereka sehari-hari.
Karakteristik Umum
1. Berpusat pada Allah dan penyataan-Nya: Berpusat pada pribadi Allah dan penyataan
Allah baik yang bersifat langsung maupun melalui Torah maupun rangkain peraturan
kehidupan yang ada.
2. Bersifat seumur hidup (Long Life Education): Pendidikan yang dilaksanakan terjadi
seumur hidup sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan ini bersifat formal dan informal.
3. Kompeherensif : Pendidikan yang dilaksanakan mencakup seluruh aspek kehidupan,
bukan hanya aspek pengetahuan keagamaan namun meliputi keseluruhan aspek
kehidupan seperti aspek sosial dan kemasyarakatan.
4. Berpusat Pada Keluarga: Walaupun banyak jenjang pendidikan yang ditempuh dan
banyak pengajar, pendidikan Yahudi pada dasarnya berpusat pada pendidikan keluarga,
dimana pendidikan yang dilakukan oleh kedua orang tua memiliki peranan penting bagi
pembentukan pribadi seorang anak Yahudi.
5. Bersifat Detail : Sebagai bentuk pendidikan yang menekankan hafalan dan pemahaman
secara mendalam, pendidikan Yahudi merupakan pendidikan yang sangat mendetail,
dimana bagian firman Tuhan (penyataan Allah) yang telah diterima dibahas secara
mendetail dalam berbagai bentuk tafsiran dan tata laku hidup (Hal ini terutama terjadi
setelah masa pembuangan).
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
6
kebijaksanaan mereka sebagaimana terdapat dalam kitab Amsal, Pengkhotbah, Ayub dan
Kaum penyair yang mengingatkan umat Allah dengan syair-syair mereka, seperti terdapat
dalam Mazmur.
2. Dalam pelaksanaannya, terutama sesudah pembuangan, pendidikan Yahudi telah
mengenal jenjang kependidikan yang didasarkan pada psikologi perkembangan anak.
Tahapan tersebut adalah: Pada usia 6 tahun anak masuk dalam pendidikan dasar dimana
mereka mulai mempelajari bahasa Ibrani, Taurat dan tulisan lain dan diharapkan pada
usia 10 tahun mampu membaca keseluruhan PL dalam bahasa Ibrani. Selanjutnya pada
usia 10 tahun mereka masuk Beth Talmud dan mempelajari Misyna (Tafsiran tentang
Torah), Talmud dan Hagadah, Juga pada periode ini merke mempelajari ilmu hitung,
ilmu bumi, ilmu hayat dan ilmu perbintangan. Pada usia 12 tahun mereka mulai
mengikuti acara-acara keagamaan dan melakukan pendalaman terhadap pengajaran
mereka di rumah ibadah Salah satu contoh dari hal ini adalah peristiwa Yesus di Bait
Allah ketika berusia 12 tahun.
3. Pola/Metode pembelajaran sangat tergantung pada komunikasi langsung (tradisi oral)
dimana materi yang ada baik yang tertulis maupun oral (lisan yang diwariskan secara
turun temurun) disampaikan secara lisan melalui metode menghafal, permainan kata,
syair, menggunakan lagu dan musik serta upaya lain yang bertujuan untuk menanamkan
ingatan secara kuat. Selain itu, upacara-upacara keagamaan dan keteladanan dalam
praktik kehidupan sehari-hari keluarga menjadi salah satu metode pembelajaran yang
sangat penting dalam pendidikan Yahudi.
Periodesasi
Beberapa penulis memiliki pandangan yang beragam terkait dengan periodesasi
pembelajaran bangsa Yahudi. Periodesasi ini bisanya dikaitkan dengan sejarah perjalanan
bangsa yahudi sejak Abraham hingga pasca kehancuran. Namun secara umum periodesasi itu
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu Pra Pembuangan dan Masa Pembuangan hingga
Paska Pembuangan. Di kedua masa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam
proses pembelajaran.
1. Periode Pra Pembuangan: Periode yang terjadi dari masa Bapa-Bapa Leluhur, keluarnya
bangsa Israel dari Mesir hingga masa raja-raja pra pembuangan ini merupakan
pendidikan yang benar-benar bersifat Theosentris, dimana segala proses pendidikan yang
terjadi berorientasi pada Allah dan penyataan-Nya. Pada masa ini kehendak Allah
menjadi pusat dari proses pendidikan dan keseluruhan proses kehidupan bangsa Yahudi
(Israel). Intervensi Allah secara langsung dan kebanggaan sebagai bangsa pilihan Allah
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
7
sangat dirasakan pada masa Theokrasi ini. Spontanitas menjadi salah satu ciri masa ini,
dimana penyataan Allah secara langsung sangat dinantikan.
2. Periode Pembuangan dan Paska Pembuangan: Periode ini ditandai dengan perubahan
yang cukup drastis bangsa Yahudi dalam pemahaman teologis, tata ibadah, tata
kehidupan yang juga berpengaruh pada pola pembelajaran.
Dalam masa ini keyakinan teologis sebagai umat Allah yang superior telah bergeser dan
berpadu dengan pemahaman mengenai ketaatan dan hukuman, dimana walaupun mereka
umat Allah mereka juga harus memiliki ketaatan sebab jika tidak mereka akan menerima
hukuman Allah. Tata ibadah pada masa ini juga berubah, jika sebelumnya Kemah Suci
dan Bait Allah menjadi satu-satunya tempat ibadah, pada masa selanjutnya karena
sulitnya kondisi mereka mulai mendirikan tempat-tempat ibadah terdekat yang dikenal
dengan Sinagoge. Pada masa ini pula, mereka tidak lagi mengandalkan spontanitas dan
penyataan Allah secara langsung namun mulai mempelajari penyataan Allah melalui
literatur dan tradisi lisan yang ada. Bertolak dari hal ini, maka pola pembelajaran menjadi
pola pembelajaran yang lebih terarah dan tersistematisir dibandingkan sebelumnya. Pada
masa ini sekolah kenabian mulai dioptimalkan dan muncul golongan-golongan tertentu
dalam pembelajaran seperi Farisi dan Para rabbi. Mereka inilah yang membuat penafsiran
dan rangkaian tata aturan kehidupan yang merupakan penjabaran praktis dari Torah dan
hukum Tuhan.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
8
BAB I I I
PENDIDIKAN ERA YUNANI-ROMAWI
7
Pendidikan Era Yunani-Romawi merupakan salah satu era yang cukup
8
mempengaruhi proses Pendidikan Agama Kristen di kemudian hari kelak. Hal ini terjadi
karena di era ini terdapat beberapa tokoh atau filsut yang pemikirannya banyak
mempengaruhi pola hidup masyarakat di kemudian hari, termasuk di bidang pendidikan.
Tak dapat dipungkiri, luasnya pengaruh pendidikan Era Yunani-Romawi tak lepas
dari kehadiran keempat filsut di era ini. Mereka adalah Socrates, Plato Aristoteles dan
Quintilianes. Kehadiran keempat tokoh filsafat ini dianggap mewakili berbagai macam
teori pendidikan yang muncul di era ini.
Socrates
Diantara filsut Yunani, Socrates merupakan salah satu filsut yang banyak menghasilkan
filsut-filsut yang cukup berpengaruh di dunia filsafat, salah satunya Aristoteles. Walaupun
usianya relatif singkat, karena dipaksa mengakhiri hidupnya dengan mimum racun,
Socrates mampu mewarnai dunia filsafat saat itu, hingga membuat penguasa yang
9
dipengaruhi Kaum Sophist menghukumnya.
Secara ringkas sumbangsih Socrates bagi dunia pendidikan termasuk Pendidikan
Agama Kristen adalah upayanya tanpa henti yang dilakukan untuk menemukan dan
mengenal kebenaran absolute. Dan dalam pencarian tersebut, Socrates meyakini kebenaran
itu bukan hanya dicari dari diri manusia, dengan kata lain Socrates menolak manusia
sebagai satu-satunya parameter kebenaran.
7 ?
Selengkapnya baca dan jika perlu fotocopy: Gangel, Christian Education: Its History and
Philosophy, 33-64; Benson; Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen: Dari Plato sampai IG. Loyola, 19-51;Pazmino, Foundational Issues in Christian Education: An
Introduction in Evangelical Perspective, 132-134;
8
Dalam hal ini penulis berbeda pandangan dengan Boehkle yang berpandangan bahwa pendidikan
?
Yunani Romawi merupakan dasar Pendidikan Agama Kristen. Walaupun dalam proses pendidikan yang
dilaksanakan, pola pendidikan Yunani Romawi cukup mempengaruhi PAK, namun dasar PAK bukanlah hal
tersebut namun Alkitab (PL dan PB).
9 ?
Kelompok Sophist adalah kelompok yang cenderung berorientasi pada relativisme dan skeptisisme. Hal
ini membuat kaum sophist cenderung merelatifkan segala sesuatu termasuk Allah. Bagi mereka filsafat
merupakan alat untuk menemukan pembelaan terhadap argumen dan manusia merupakan sumber segala
kebenaran. Hal inilah yang membuat mereka berpandangan bahwa kebenaran dapat diperoleh melalui hasil
pemikiran manusia yang teruji. Dalam hal ini Socrates tidak sependapat karena ia berpandangan ada hal yang
bersifat absolut dan tidak semuanya dapat direlatifkan.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
9
Plato
Tak berbeda dengan Socrates yang mengedepankan “nilai-nilai yang tidak
kelihatan” Plato juga merupakan salah satu filsut yang memperhatikan manusia bukan hanya
dari sisi kebendaan yang kelihatan. Bagi Plato, manusia adalah pribadi yang harus dilihat
secara utuh, dimana di dalamnya manusia bukan hanya dilihat dari unsur akal namun juga
emosi dan tubuh. Ketiganya menurut Plato harus dioptimalkan dalam pendidikan untuk
memperoleh kepribadian yang harmonis.
Dalam pandangannya yang dikenal dengan Idealisme, Plato menyatakan bahwa apa
yang ada pada saat ini merupakan gambaran dari apa yang ideal dalam tataran metafisika
( tapi bukan Tuhan). Sebagaimana dikatakan Gangel, hal ini memunculkan adanya 4 teori
perkembangan pemikiran manusia sebagaimana dilansir Plato.
Keempat tahapan tersebut adalah: Imajinasi (Level terendah yang biasanya diwakili
oleh khayalan anak-anak), percaya (Orang mempercayai segala sesuatu tanpa adanya
uji hipotesa, seperti percaya kepada hantu) berfikir (Aktitas pemikian yang menggunakan
simbol dan hipotesis) pengetahuan yang benar (Perfect Intelegence/pengetahuan pada
tataran idealisme tertinggi)
Pandangan Plato yang menekankan idealisme atau dunia metafisika, memberikan
ruang yang luas terhadap Ide dan sesuatu yang bersifat immaterial. Hal ini pada titik tertentu
akan membawa manusia pada pengakuan ada sesuatu yang transenden di luar diri dan
keberadaannya. Pandangan ini tentu saja bertentangan dengan pandangan Sophist yang
melihat manusia sebagai pusat segala sesuatu.
Terdapat beberapa sumbangsih Plato bagi dunia pendidikan, selain pendidikan yang
bersifat kompeherensif yang mencakup unsur pemberdayaan pikiran, emosi, moral dan
tubuh. Beberapa diantaranya seperti keyakinannya bahwa pendidikan sebagai sarana
mencapai tujuan, perlunya pengembangan mental spiritual peserta didik dan beberapa hal
lainnya yang cukup mempengaruhi dunia pendidikan saat ini.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
10
Aristoteles
Sebagai murid Plato, Aristoteles banyak mewarisi pemikiran filosofis Plato dan
juga Socrates. Pemikiran yang berorientasi pada idealism pemikiran dan orientasi pada
proses kongkrit dari alam merupakan sebagian warisan pemikiran yang dipegang teguh oleh
Aristoteles. Namun walaupun demikian, dalam upayanya menengahi pandangan Plato yang
dianggap khalayak terlalu “mengambang” dan pandangan Sophist yang hanya menekankan
pada kebendaan dan kekinian.
Walaupun perkembangan penelitian ilmiah menunjukkan beberapa teori Aristoteles
yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman, tak dapat dipungkiri, beberapa istilah dan
pandangannya melatarbelakangi penemuan ilmu pengetahuan di berbagai disiplin ilmu.
Hasil pemikiran ini dikembangkan dalam berbagai bahasa dan mencakup berbagai bentuk
disiplin ilmu.
Pemikiran Aristoteles ini banyak diadopsi oleh Thomas Aquinas. Dalam
perkembangannya Aquinas berusaha mengharmoniskan ajaran Aristoteles dnegan iman
Kristen. Pola intelektualitas ini menurut Boelkhe masih mempengaruhi pola pikir Gereja
Katolik Roma.
Melalui karyanya yang berjudul Etika Nikomakia dan Politik, pandangan
Aristoteles mengenai pendidikan dapat diketahui. Ia meyakini, pendidikan termasuk
kegiatan insane yang mempunyai maksud utama untuk mendorong orang mencapai
kebahagiaan (eudaimonia). Kebagaiaan tersebut menurut Plato harus diimbangi dengan
moralitas yang baik dalam kehidupan seseorang.
Beberapa pemikiran Plato lainnya yang mempengaruhi dunia pendidikan
diantaranya seperti: Pembelajaran yang disesuaikan dengan usia peserta didik, Lingkungan
memiliki pengaruh dalam proses pendidikan sehingga proses pendidikan yang dilakukan
harus melibatkan lingkungan, Pendidikan yang efektif haruslah melibatkan pengalaman
pembelajaran yang menyertai proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
11
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
12
BAB I V
PENDIDIKAN ERA PERJANJIAN BARU
10
Pendidikan di masa Perjanjian Baru merupakan salah satu era pendidikan yang
banyak mempengaruhi proses Pendidikan Agama Kristen hingga saat ini. Dari berbagai
aspek pendidikan, pendidikan di era ini memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi
proses pendidikan selanjutnya.
Pendidikan Era PB, pada dasarnya merupakan pendidikan yang berporos pada
pribadi Yesus Kristus sebagai pengajar untuk beberapa saat lamanya. Namun tak dapat
dipungkiri, dalam perkembangannya, dengan tetap berorientasi pada pribadi Kristus, proses
pendidikan yang dilaksanakan banyak dipengaruhi oleh pribadi Paulus dan juga beberapa
rasul lainnya.
Tak dapat dipungkiri, dalam perkembangannya, keberadaan Yesus sebagai hasil
produk didikan Yahudi, membuat pola pendidikan yang diterapkan-Nya banyak bercorak
Yahudi. Namun dalam pelaksanaannya Yesus mampu memadukan berbagai pola
kontekstualisasi yang lebih relevan dibandingkan pola pendidikan Yahudi.
Selain pendidikan Yesus yang bercorak Yahudi, pola pendidikan yang
dikembangkan oleh para rasul terutama Paulus juga turut mempengaruhi perkembangan
PAK. Secara singkat gambaran kedua pola pendidikan yang dimaksud sebagai berikut:
10 ?
Selengkapnya baca dan jika perlu fotocopy: Gangel, Christian Education: Its History and
Philosophy, 51-75; Benson, A Popular History of Christian Education, 30-49; Boehlke, Sejarah
Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen: Dari Plato sampai IG. Loyola, 57-84;
Eavey, History of Christian Education, 75-87; Pazmino, Foundational Issues in Christian Education: An
Introduction in Evangelical Perspective, 135-136; Stevri Lumintang, Diktat Pascasarjana: Sejarah dan
Filsafat PAK, 15-16.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
13
Tak hanya itu dalam Markus 1:22, 12:37 kita menemukan bahwa pola pengajaran
Yesus juga menjadi salah satu hal menarik pada masa itu. Beberapa pola pengajaran yang
dipakai Yesus seperti:
1. Ceramah : Metode ini sangat umum digunakan masa itu, namun metode yang
diterapkan Yesus yang lebih empatif membuat pengajaran mendalam dan dapat
mempengaruhi pola hidup pendengarnya (Band Mat 5-7)
2. Menghafal : Metode ini juga lazim digunakan pada masa itu, namun bukan hanya
menghafal ayat firman Tuhan, Yesus juga menggunakan kata yang mudah dihafal oleh
para muridnya (Band Mat 12:8).
3. Bimbingan : Kehidupan bersama yang diterapkan Yesus bersama para murid
merupakan salah satu wujud dari bimbingan yang diberikan Yesus, sehingga para
murid tidak hanya mengetahui pengajaran Yesus tapi juga kehidupan Yesus setiap hari.
4. Dialog : Tak berbeda dengan metode yang umum pada masa itu, metode dialog juga
diterapkan oleh Yesus, namun uniknya dalam dialog yang dilakukan bukan hanya di
tempat ibadah namun dialog yang dilakukan dengan semua orang termasuk keolompok
termarginalkan.
5. Studi Kasus : Model studi kasus diterapkan Yesus dengan menceritakan suatu cerita
dan mengajak pendengar maupun para murid untuk menganalisa dan menarik makna
dari cerita atau kasus yang dibahas.
6. Perjumpaan Pribadi : salah satu metode Yesus yang cukup unik adalah perjumpaan
pribadi. Melalui metode ini, Yesus senantiasa menantang seseorang untuk
mengapresiasi bahkan mengambil keputusan melalui pertanyaan yang sederhana.
7. Perbuatan simbolis : Metode lain yang dipakai Yesus dalam mengajar adalah simbolis.
Melalui metode ini, Yesus berusaha mengajarkan sebuah prinsip kebenaran yang dapat
diterima oleh para murid. Salah satu bentuk metode ini adalah ketika Yesus
menyerahkan diri-Nya untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
Selain metode mengajar, totalitas Yesus dalam menjalankan tugasnya sebagai
seorang guru juga menjadi teladan yang menarik bagi pendidik Kristen. Kerendahan hati
yang ditunjukkan dengan pembasuhan kaki dan kesabarannya membimbing para murid di
tengah kelemahan sangat efektif hingga saat ini.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
14
Yesus dan seluruh Perjanjian Baru, karena pada hakekatnya dalam keseluruhan PB terdapat
berbagai gambaran mengenai PAK.
Salah satu surat yang sarat dengan nuansa PAK adalah Surat Paulus kepada jemaat
di Tesalonika. Dalam surat ini Paulus secara tegas menyatakan pentingnya pelayanan
pendidikan dalam kehidupan jemaat. Hal ini sebagaimana terdapat dalam I Tesalonika
2:11-12.
Dalam tulisan Paulus ini terdapat beberapa materi dari Pendidikan Agama Kristen
pada masa itu. Beberapa materi tersebut diantaranya : Ajaran Teologis yang berorientasi
pada Ketuhanan Yesus dan keberadaan-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Pengajaran
Praktis Etis yang berorientasi pada bagaimana seharusnya jemaat hidup sebagai pengikut
Kristus, tata ibadah dan juga beberapa kata bijak yang menyerupai perkataan Kristus.
Selain di Tesalonika, beberapa surat-surat penggembalakan juga menunjukkan
pentingnya PAK dalam pelayanan rasuli pada masa itu. Hal ini sebagaimana terdapat dalam
Surat I Timotius. Dalam bagian tersebut banyak ditemukan beberapa hal mengenai
pentingnya guru dan pelayanan pengajaran dalam jemaat.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
15
BAB V
PENDIDIKAN ERA GEREJA PURBA
11
Pendidikan di masa Gereja Purba dimulai sejak abad ke-2 hingga ke-5 Masehi
merupakan kelanjutan dari pola pendidikan di masa PB. Namun berbeda dengan pola
pendidikan di masa PB, pola pendidikan di masa gereja purba lebih kental dengan nuansa
budaya hellenisme yang menjadi penguasa dunia pada saaat itu.
Kehadiran gereja di tengah-tengah lingkungan budaya dan sosial yang sama sekali
berbeda membuat gereja melakukan perjuangan ekstra keras dalam menghadapi tantangan
terhadap permasalahan yang muncul di sekitar gereja.
Beberapa tantangan tersebut diantaranya: pertama, seperti tantangan budaya kafir
dalam segala keragamannya yang membuat gereja mau tidak mau harus berjuang
mempertahankan iman ditengah upaya adaptasi; kedua, gereja harus berupaya keras untuk
melakukan kontekstualisasi dan menggunakan budaya lokal bagi jalan Injil; ketiga, gereja
harus mempertahankan kemurnian iman di tengah aliran keagamaan dan kepercayaan di
masa itu; dan keempat bagaimana mempertahankan eksistensi Kekristenan di tngah-tengah
tantangan sosial dan tuduhan negatif bagi Kekristenan pada masa itu.
Dalam kondisi demikian, Pendidikan Kristen sebagai salah satu upaya untuk
menghadapi tantangan menjadi kebutuhan sekaligus keprihatinan pada masa itu. Di tengah
kondisi demikian, gereja tertantang untuk memberikan pengajaran yang berguna bagi
pemahaman iman jemaat. Hal ini dimaksudkan agar jemaat tidak terpengaruh terhadap
berbagai tantangan yang ada.
Tak heran, karena kondisi ini, di masa ini banyak dihasilkan beberapa pendidik
besar yang pemahaman pendidikannya sangat mempengaruhi PAK hingga saat ini.
Beberapa diantaranya adalah:
yang disampaikan kepada kaum kafir), Paidagogos (Sang Pendidik, yaitu Kristus) dan
Stomateis (Bunga Rampai).
Dalam Paidagogos, Clementus mengatakan bahwa pengajar memiliki peran penting
dalam proses pengajaran. Namun harus disadari, menurutnya pengajar sejati adalah pribadi
Kristus sendiri, sebagaimana digambarkan oleh firman Tuhan. Oleh sebab itu dalam proses
pembelajaran, seseorang harus belajar dari Kristus bukan hanya pada ajaranNya namun
juga pribadi-Nya.
Sementara itu, untuk peserta didik, Clementus tidak membatasi usia. Menurutnya,
dalam rangka pembelajaran kepada Kristus, setiap orang dalam berbagai golongan usia
memiliki status sebagai murid yang senantiasa harus belajar pada Sang Guru Agung.
Sementara untuk tujuan PAK, menurut Clementus adalah untuk menciptakan pribadi yang
setia pada firman Allah yang mampu beradaptasi dengan budaya Yunani (kontekstualisasi).
Menurut Clementus, terdapat 4 unsur dalam pendidikan yaitu, guru, peserta didik,
proses belajar mengajar dan hasil dari pengalaman belajar. Dalam implementasinya pada
masa itu, Clementus menerapkannya dalam kurikulum yang berbasis kurikulum pendidikan
teologi seperti saat ini.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
17
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
18
Kristus sebagaimana dinyatakan Paulus. Dalam proses tersebut panca indra harus
dioptimalkan bagi proses pembelajaran.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
19
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
20
BAB VI
PENDIDIKAN ERA ABAD PERTENGAHAN
12
Era yang dimulai sejak abad ke-6 hingga ke-14 Masehi merupakan masa
keemasan gereja dimana di masa ini gereja bukan hanya mempengaruhi kehidupan rohani
namun juga berbagai segi kehidupan termasuk pendidikan umum dan pemerintahan. Bagi
PAK, sebagai konsekwensi logis perkembangan gereja, PAK juga dapat diimplementasikan
melalui berbagai cara dan wadah.
Dalam kehidupan gerejawi, PAK diimplementasikan melalui berbagai cara yaitu:
bahasa dan rupa lambang (dimana tulisan, naskah dan berbagai bentuk lambang dijadikan
pola untuk mendidik seseorang) atau hal-hal simbolis seperti sakramen baptisan, sakramen
misa, drama agamawi dan juga patung, naskah tertulis maupun lukisan yang banyak dibuat
pada masa itudan juga melalui berbagai bentuk bangunan gereja yang sarat makna rohani
dan pengajaran
Sementara untuk wadah bagi pelaksanaan PAK, jemaat pada umumnya juga
menjadi salah satu wadah bagi pelaksanaan PAK. Mereka merupakan orientasi bagi
pengajaran PAK yang dilaksanakan. Selain itu PAK juga dilaksanakan di sekolah
katekisasi (Pendidikan teologi seperti saat ini). Universitas Kristen dan juga sekolah
kesatrian yang diperuntukkan bagi putra bangsawan dan kelompok terkemuka.
Masa yang didominasi oleh peran gereja dalam berbagai aspek kehidupan ini secara
otomatis menciptakan banyak tokoh besar yang sangat berjasa bagi PAK. Beberapa
diantaranya seperti Raja Karel Agung, Alfred Agung, Rubanus Maurus, Petrus Abelardus,
Thomas Aquinas dan beberapa tokoh lainnya.
12 ?
Selengkapnya baca dan jika perlu fotocopy beberapa materi yang menjadi rujukan sebagaimana
terdapat dalam silabus dan pembahasan di kelas.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
21
sebagai piagam pertama yang berbicara secara khusus mengenai dunia pendidikan terutama
di abad pertengahan.
Pentingnya pendidikan diimplementasikan oleh Karel Agung dengan mewajibkan
para biara dan imam memiliki pendidikan yang memadai. Selain itu pendidikan dalam
jemaat harus dilakukan melalui berbagai cara, termasuk khotbah yang berorientasi pada
khotbah pengajaran. Selain itu, ia juga aktif untuk belajar dan memperlengkapi diri dengan
berbagai pengetahuan.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
22
Salah satu pandangannya yang sangat kritis dan dapat mengharmoniskan peran
iman dan akal budi adalah metode dialektis dalam mengajar. Menurutnya metode ini sangat
efektif untuk menggali pengetahuan bagi peserta didik. Rasa aman dalam Kekeristenan
haruslah menjadi suatu proses yang dinamis untuk lebih mengenal Allah dan bukan
menjadi alasan untuk stagnan.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
23
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
24
BAB VII
PENDIDIKAN ERA REFORMASI
Martin Luther
Martin Luther merupakan ujung tombak reformasi yang telah menempelkan 98 dalil di
pintu gereja Wittenberg yang dianggap sebagai tonggak awal reformasi Protestan. Dalam
bidang PAK, sama dengan Erasmus yang tidak menyukai pola pendidikan indoktrinasi dan
kekerasan terhadap peserta didik, Luther sangat memperhatikan perlakuan dan sikap yang
benar terhadap peserta didik.
Bagi Luther, peserta didik bukan hanya harus dihormati tapi juga harus dibekali
sedemikian rupa secara kompeherensif agar dapat menghadapi berbagai tantangan
kehidupan yang akan dihadapinya kelak. Pendidikan menurut Luther harus diperuntukkan
bagi semua tak tergantung jenis kelamin, usia dan latar belakang social.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
25
Bertolak dari hal ini Luther menekankan pentingnya dibuka sekolah dan berbagai
lembaga pendidikan hingga pelosok desa. Dalam hal ini Luther menggandeng pemerintah
setempat untuk mewujudkannya. Pendidikan yang dimaksud Luther adalah pendidikan
integratif yang bukan hanya menekankan hal teologis namun juga ketrampilan hidup
termasuk didalamnya musik.
Buku pendidikan bagi jemaat yang juga dikenal dengan buku katekismus kecil
sengaja disusun Luther sebagai panduan pendidikan jemaat yang dipakai hingga kini. Tak
dapat dipungkiri pengaruh Luther dalam pendidikan reformasi sangat kuat di masa itu.
Yohanes Calvin
Tak berbeda dengan Luther yang lebih dikenal sebagai pemimpin jemaat dan tokoh
reformasi, Calvin juga dikenal sebagai penerus pengembangan Reformasi setelah Luther.
Namun walaupun demikian dalam berbagai karyanya Calvin banyak menulis bahwa
dirinya juga merupakan pengajar jemaat.
Komitmen Calvin terhadap pengajaran sangat kuat hingga ia menulis buku
termasyur, Institutio yang dipakai sebagai pedoman bagi pendidikan gerejawi hingga saat
ini. Melalui buku tersebut dan juga beberapa karyanya dapat diketahui bahwa dasar dari
materi PAK yang dinyatakan Calvin adalah kedaulatan Allah dan ketidakberdayaan
manusia untuk mencari Allah.
Bagi Calvin, PAK merupakan bagian integral dari gereja yang harus dioptimalkan
pelaksanaannya. Hal ini selaras dengan tujuan dari PAK yaitu menciptakan jemaat sebagai
pribadi yang dikenan Tuhan dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang dilaksanakan.
Oleh sebab itu gereja dalam pemikiran dan pelayanan Calvin menjadi sentral dari
pelaksanaan PAK.
Tak heran dalam perkembangan selanjutnya, gereja-gereja yang beraliran Calvinis
memberikan titik berat pada pelayanan pengajaran melalui berbagai bentuk pelayanan yang
dilaksanakannya.
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
26
3. Kedaulatan Allah dan kemuliaan Allah harus menjadi orientasi dari pelaksanaan
PAK.
4. Semua pihak harus terlibat dalam pelaksanaan PAK.
5. Sola Fide, Sola Gratia, Sola Scriptura, Soli Deo Gloria harus mendasario
pelaksanan PAK
CATATAN
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K
27
Jawaban:
Kesimpulannya:
Setelah kematian, seseorang berdiam di suatu tempat (yang biasa orang kenal di
dalam surga atau neraka “sementara”)/tempat penampungan sementara/tempat
penantian sementara untuk ditentukan tujuan akhir tempat mereka surga kekal
dan neraka kekal (Wahyu 21:1; Wahyu 20:11-15)
Pembimbing dan Sejarah PAK I Oleh. . Rosnila Hura., S.Th., M.Th., M.Pd.K