Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN PENERAPAN PELAYANAN

HOME PROGRAM EXERCISE


FISIOTERAPI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGAKATAN CXX 2021

MARTHA DESIDERIA BUDI RAHAYU


NIP 199112102020122004
NDH 13
KATA
PENGANTAR
3.Bapak Dr. Drs. Gitadi Tegas Supramudyo, M.Si
selaku penguji pada Seminar Rancangan
Aktualisasi
4.Bapak Aries Agung Paewai, S.STP, MM selaku
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Jawa Timur
5.Bapak Abdul Madjid, S.Sos, M.Si selaku Kepala
Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kabupaten Sumenep
6.Ibu dr. Erliyati, M. Kes selaku Direktur RSUD dr.
H. Moh. Anwar Kabupaten Sumenep
7.Orang tua dan keluargayang telah
mendukungdan memotivasi penulishingga
dapat berada pada tahap ini
8.Keluarga besar Fisioterapi di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar Kabupaten
Sumenep
Seluruh rekanpeserta Latsar CPNS Golongan II
Angkatan CXX

TEAM
PENULIS

Segala puji dan syukur penulis panjatkan


kepada

dapat
Tuhan Yang

menyelesaikan
Maha Esa
atassegala berkat dan rahmat-Nya penulis
karena

laporanrancangan
FISIOTERAPI
aktualisasi berjudul Peningkatan Penerapan
Pelayanan Home Program Exercise
Fisioterapi. Terlaksananya seluruhrancangan
aktualisasi ini tidak terlepasdari dukungan,
bimbingan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1.Bapak Nanang Heru Sumarsono, S.ST FT
sebagai mentor dan Kepala Fisioterapi di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moh.
Anwar Kabupaten Sumenep
2.Bapak Muchamad Taufik, SH.,M.AP selaku
Coach yang telah memberikan banyak
ilmu,masukan, dan arahan selama
penyelesaian laporan ini

02
DAFTAR ISI

OPENING

Kata Pengantar 02

Daftar Isi 03

Lembar Pengesahan 04

Latar Belakang 05

Profil Kinerja Organisasi 08


PELAKSANAAN AKTUALISASI

Deskripsi kegiatan 14

Hasil capaian 19

Kendala & Solusi 20

PENUTUP

Kesimpulan & Rekomendasi 22

Daftar pustaka 23

Lampiran 24

Sejarah 09

Tugas dan Fungsi 10

RANCANGAN AKTUALISASI

Isu yang dihadapi 11

Gagasan pemecahan isu 12

03
04
Berdasarkan Peraturan LAN No.12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
(Latsar) CPNS, kegiatan aktualisasi bertujuan untuk pembentukan karakter
CPNS atau internalisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi). Kegiatan aktualisasi dilakukan di unit
kerja masing-masing sehingga terbentuk proses pembiasaan diri (habituasi)
nilai-nilai ANEKA dalam jangka panjang. Aparatur Sipil Negara memiliki
peran yang penting untuk menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral
LATAR BELAKANG
tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945.
Semua itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia (Fatimah & Irawati, 2017).
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk fasilitas pelayanan publik
dalam bidang kesehatan yang memerlukan peran ASN dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan yang berpusat pada kepuasan
konsumen dalam hal ini adalah pasien. Rumah sakit diharapkan mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas dengan profesional, cepat, efektif,
dan efisien. Oleh karena itu, untuk memenuhi tuntutan tersebut, semua
kegiatan rumah sakit membutuhkan perencanaan yang baik. Sehingga
semua kegiatan yang menunjang pelayanan dapat berjalan sesuai dengan
target yang diinginkan. Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh.
Anwar Sumenep, merupakan salah satu rumah sakit kebanggaan milik
masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Rumah sakit yang
merupakan milik pemerintah Kabupaten Sumenep ini selalu memberikan
pelayanan terbaik dan profesional untuk pasien yang dirawat dan berobat
di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Sebagai salah satu Rumah Sakit yang
berada di Jantung Kota Kabupaten Sumenep, punya cara tersendiri untuk
memeberikan pelayanan yang terbaik salah satunya pelayanan pada
instalasi fisioterapi.
Fisioterapi adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu
dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan
gerak-fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (physics,
electrotherapeutic, mekanik, pelatihan fungsi, dan komunikasi). Pelayanan
fisioterapi di rumah sakit umum sesuai dengan klasifikasinya memberikan
pelayanan kesehatan kepada individu untuk semua jenis gangguan gerak
dan fungsi tubuh secara paripurna melalui pendekatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Berikut ini merupakan data jumlah pasien fisioterapi rawat jalan selama 7
bulan terakhir di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep :
05
Dari data di atas dapat disimpulkan jumlah kunjungan pasien pada bulan
Januari 359, kemudian mengalami peningkatan pada Februari 439, dan
lonjakan di bulan Maret - April sebanyak 525 dan 535 dan mengalami
penurunan di bulan Mei sekitar 349 kunjungan dan meningkat kembali
pada bulan Juni 485. Dari data tersebut dapat dilihat dari kunjungan
pasien pada bulan Maret,April dan Juni yang sangat tinggi dan menurun
di Juli 270. Pasien pada bulan Maret-April yang sangat tinggi saat itu
berpengaruh dengan kinerja fisioterapi dalam melayani pasien
sedangkan di poli tersebut hanya ada 5 orang fisioterapi saja. Sehingga
tidak imbang antara jumlah fisioterapi dan pasien, karena dalam sekali
pemberian treatment seorang fisioterapi bisa sampai 1 jam per pasien
untuk menangani sebuah kasus.
Dari berbagai kasus di poli fisioterapi tersebut, terdapat 3 kasus yang
banyak dijumpai dalam 3 bulan terakhir yaitu LBP, OA, Cervical. Pada
Bulan Juni terlihat dalam diagram diatas kasus tertinggi didominasi oleh
cervicalgia dengan jumlah di bulan Mei 42, Juni 51 dan Juli 27. Jadi
mengacu pada diagram diatas maka penulis ingin memberikan edukasi
melalui media leaflet tentang senam otot leher dan juga karena problem
yang banyak terjadi dilapangan adalah rendahnya tingkat pengetahuan
pasien akan home program exercise yang bisa dilakukan di rumah,
sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya presentasi kesembuhan.
Senam otot leher bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan
memulihkan gerak dan fungsional tubuh sepanjang rentang kehidupan.
Leaflet tersebut bertujuan untuk promosi fisioterapi di bidang kesehatan
sehingga mampu memberikan edukasi pada pasien. Pemberian edukasi
ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pasien tentang pentingnya
pelayanan fisioterapi dah hal – hal apa saja yang bisa diterapkan
dirumah. Dengan adanya pemberian leaflet dan komunikasi yang efektif
antara fisioterapi dan pasien diharapkan dapat menambah pengetahuan
tata cara penerapan yang benar dan dapat mengaplikasikan langsung di
rumah.
06
Karena itu, penulis tertarik untuk membuat rancangan aktualisasi
tentang “Peningkatan Penerapan Pelayanan home program
exercise fisioterapi” yang diharapkan mampu membawa
peningkatan pelayanan khususnya pada instalasi fisioterapi di
RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

Tujuan
-Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan
-Memberikan edukasi pemberian senam leher untuk menambah
wawasan dan pengetahuan serta motivasi pasien beserta
keluarganya
terkait hal-hal yang bisa dilakukan di rumah

Manfaat
a. Bagi Internal
1. Meningkatkan mutu pelayanan fisioterapi melalui leaflet untuk
proses kesembuhan pasien dan menambah wawasan keluarga
pasien.
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
tentang layanan fisioterapi
3. Membangun kedekatan fisioterapi dan pasien dengan
komunikasi secara efektif dan efisien
b. Bagi Eksternal
1. Meningkatkan kepuasaan masyarakat tentang layanan
fisioterapi
2. Memberikan pelayanan rumah sakit di bidang fisioterapi yang
bermutu dengan edukasi senam otot leher guna untuk
meningkatkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan
fungsional tubuh sepanjang rentang kehidupan

Ruang Lingkup
1. Aktualisasi dilaksanakan pada masa habituasi di RSUD Moh.
Anwar Sumenep yang sasarannya mengarah pada pasien dengan
gangguan leher yaitu berupa nyeri dan penurunan aktivitas
fungsional.
2.Promosi pelayanan fisioterapi dengan pemberian leaflet.
3.Melakukan sosialisasi home program exercise pada pasien

07
| JULI-AGUSTUS 2020
CXX

PROFIL KINERJA
ORGANISASI
JL. DR. CIPTO NO. 42 DESA KOLOR
KECAMATAN KOTA SUMENEP
08
ARAH Dan pada tahun 2006 rumah sakit dari

SEJ
Rumah Sakit Daerah Dr. H. Moh. Anwar

Kabupaten Sumenep kembali berubah

nama menjadi Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Daerah dr. H. Moh. Daerah dr. H. Moh. Anwar Kabupaten

Anwar Kab. Sumenep terbentuk dari Sumenep dituangkan dalam Peraturan

keputusan Bupati Sumenep tahun 1973 daerah Nomor 4 Tahun 2006 tentang

yang pada saat itu masih bernama Pembentukan Organisasi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar

Sumenep. Kabupaten Sumenep.

Sebelum tahun 1973, Rumah Sakit Umum


Visi dan Misi Organisasi
Daerah Kabupaten Sumenep masih
Adapun Visi misi Rumah Sakit Umum
menjadi satu pengelolaan dengan Dinas
Daerah Dr. H. Moh. Anwar Kabupaten
Kesehatan Daerah Kabupaten Sumenep
Sumenep adalah :
(waktu itu dinamakan Kantor Malaria)

yang berlokasi di Jl. Dr. Soetomo Desa


a. Visi
“RSUD.dr.H.Moh.Anwar yang terbaik,
Pajagalan Kecamatan Kota Sumenep dan
dikagumi dan menjadi pilihan utama
dipimpin oleh Dr. A. Husada. Rumah Sakit
dalam pelayanan kesehatan di wilayah
Umum Daerah Kabupaten Sumenep
kabupaten Sumenep dan sekitarnya.”
didirikan bertujuan memberikan

pelayanan kesehatan rujukan dari seluruh b. Misi


sarana pelayanan kesehatan yang ada di -Menjadi rumah sakit terpercaya

Kabupaten Sumenep. -Menjadi rumah sakit yang paling sehat

Pembangunan fisik gedung lokasi baru dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten masyarakat.

Sumenep yang terletak di Jl. Dr. Cipto No. -Menjadi rumah sakit yang dikelola

42 Desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep secara profesional.

(di lokasi sekarang) dimulai tahun 1980. c. Motto


Pembangunan tersebut selesai dan -Salam, sapa, dan senyum kami untuk

diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan kesembuhan anda.

Keluarga Berencana Republik Indonesia -Keselamatan, kesembuhan, dan

yaitu Bapak DR. Suwardjono Suryaningrat kepuasan pasien adalah kebahagiaan

pada tahun 1981. Diatur dalam peraturan kami.

Daerah (Perda) tahun 2005, Rumah Sakit -Baik, lebih baik, dan terbaik, tidak

Umum Daerah Kabupaten Sumenep pernah berhenti, sampai baik menjadi

berubah nama menjadi Rumah Sakit lebih baik, dan lebih baik menjadi terbaik

Daerah Dr. H. Moh. Anwar Kabupaten


d. Nilai dasar
Sumenep. Nama Dr. H. Moh. Anwar
Dibangun dengan nilai Kejujuran,
merupakan nama dokter putra daerah
Keterbukaan, Kebersamaan, Kerendahan
yang pertama kali mendharmabaktikan
Hati, Kesediaan Melayani, Kerja Keras,
profesinya sebagai dokter di Kabupaten
Kasih Sayang dan Loyalitas
Sumenep.

09
"A PHYSIOTHERAPIST
TUGAS HAS THE BRAIN OF A
&
FUNGSI SCIENTIST, THE HEART
Rehabilitasi Medis mempunyai
OF A HUMANIST, AND
tugas pokok menyelenggarakan THE HANDSHAKE OF
kegiatan pelayanan rehabilitasi
AN ARTIST"
medis yakni dengan :
a.Penyusunan program dan
rencana kerja pelayanan rehabilitasi
medis
b.Pelaksanaan koordinasikegiatan
pelayanan Rehabilitasi Medis mulai
dari kebijakan pelayanan, d. Pengumpulan dan pengolahan data serta
penyusunan pedoman/panduan penyusunan laporan pelayanan rehabilitasi
pelayanan, program dan medis
penyusunan standar prosedur e. Pembuatan analisis kebutuhan dan
operasional (SPO), penyusunan penyiapan sarana untuk kebutuhan
indikator mutu, pelakasanaan pelayanan rehabilitasi medis.
program, penilaian, monitoring dan Dengan demikian menjadikan RSUD Dr. H.
evaluasi kegiatan pelayanan Moh. Anwar bertugas memberikan
Rehabilitasi Medis pelayanan kesehatan yang bermutu,
c. Pelaksanaan kegiatan pelayanan sehingga akan berujung kepuasan pasien.
rehabilitasi medis yang meliputi
pelayanan fisioterapi, yang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
meliputi kegiatan fisioterapi aktif RI nomor 65 Tahun 2015 tentang standar
dan pasif pelayanan fisioterapi menyatakan bahwa
Pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit sesuai
dengan klasifikasinya memberikan
pelayanan kesehatan kepada individu untuk
semua jenis gangguan gerak dan fungsi
tubuh secara paripurna melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Instalasi Fisioterapi (RSUD) Dr. H. Moh. Anwar
Kabupaten Sumenep mempunyai 5 orang
fisioterapis, yaitu :
1.Nanang Heru Sumarsono, S.ST FT
2.Siti Rahmaniyah, A.Md Fis
3.Asriyanah A.Md Fis
4.Martha Desideria Budi Rahayu, S. Ftr
5.Amelia Aisy Imami, A. Md Kes

10
Isu yang
Dihadapi
1. Rendahnya pengetahuan pasien akan home program exercise yang bisa
dilakukan di rumah, sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya
presentasi kesembuhan yang diharapkan dan kurangnya pengenalan pasien
terhadap fisioterapis sebagai tenaga kesehatan di era kini.
2. Lamanya pasien menunggu giliran untuk mendapatkan penanganan
fisioterapi, dikarenakan waktu treatment yang lama dan alat yang terbatas
serta tenaga fisioterapi yang masih sedikit.
3. Kurangnya kepatuhan petugas dalam pengisian assessment pada lembar
rekam medis fisioterapi, karena terlalu banyaknya pasien yang ingin
melakukan fisioterapi.

Identifikasi USG :

Berdasarkan penilaian mengunakan metode USG dapat terlihat isu


yang menujukkan skor yang tinggi yaitu “Rendahnya Pengetahuan
Pasien Tentang Home program Exercise di Rumah”. Masalah
tersebut layak untuk mendapatkan perhatian
khusus sehingga perlu dibahas dalam rancangan aktualisasi ini guna
peningkatan
pelayanan kesehatan di poli fisioterapi RSUD Dr. H. Moh. Anwar
Kabupaten Sumenep.
11
Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan isu yang ada, maka isu yang akan diangkat oleh
penulis adalah “Rendahnya Pengetahuan Pasien Tentang Home
Program Exercise di Rumah.” Isu tersebut sesuai dengan ruang
lingkup tugas pokok dan fungsi penulis sebagai fisioterapis. Isu
yang ada dapat diterapkan selama masa aktualisasi penulis di
Instalasi Fisioterapi RSUD Dr. H. Moh. Anwar Kabupaten
Sumenep.
Rendahnya Pengetahuan Pasien Tentang home program
exercise di Rumah akan mempengaruhi pelayanan
pengembangan dan pemeliharaan fisioterapi, sehingga perlu
dilakukan pendekatan promotif dan preventif. Kegiatan
promotif dan preventif termasuk skrining, memberikan
pengurangan nyeri, dan program untuk meningkatkan
fleksibilitas, daya tahan.
Dari hal tersebut penulis mengangkat judul “Peningkatan
Penerapan Pelayanan Home Program Exercise Fisioterapi”.
Adapun analisis masalah rendahnya pengetahuan pasien tentang
latihan home program bisa digambarkan menggunakan analisis
pohon masalah berikut ini.

12
04

P E L A K S A N A A N
A K T U A L I S A S I

04 13
Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan Aktualisasi yang dilakukan pada masa habituasi mengacu pada


nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi. Pelaksanaan aktualisasi dilakukan di poli
fisioterapi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep yang dilakukan pada 23 Juli
– 29 Agustus, adapun isu yang ditemukan di poli adalah rendahnya
pengetahuan pasien akan home program exercise yang bisa dilakukan di
rumah, sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya presentasi
kesembuhan yang diharapkan dan kurangnya pengenalan pasien terhadap
fisioterapis sebagai tenaga kesehatan di era kini.
Kegiatan aktualisasi ini dilakukan di tengah melonjaknya kasus Covid-19
sehingga pemerintah memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat). Peraturan tersebut berdampak pula pada jumlah
kunjungan pasien ke rumah sakit sehingga rata – rata pasien terlihat sepi
di masing-masing poli tak terkecuali pada poli fisioterapi. Dari jumlah
data sebelumnya pada Bulan Juni terdapat sebanyak 485 pasien, kemudian
menurun di bulan Juli sebanyak 240 pasien dan pada bulan Agustus
jumlahnya semakin menurun lagi.
Efek pandemi membuat pasien takut ke rumah sakit guna menghindari
tertular virus tersebut. Sebelum pandemi rata rata jumlah pasien yang
datang perhari mencapai 15-25 pasien per hari, tetapi karena adanya
pandemi pasien yang datang ke poli hanya berkisar 5-7 pasien dalam
sehari. Pada bulan Juli jumlah total pasien dengan nyeri leher sekitar 27
pasien dan sekarang akibat dari pandemi ini penulis hanya menemukan 14
pasien selama habituasi, tetapi pasien yang rutin datang hanya sekitar 5
orang saja. Selama habituasi ini terdapat 6 kegiatan inti yang akan saya
lakukan. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

14
KE
GI
AT
AN

15
16
17
18
Kriteria Penilaian :
0-20 buruk
21-40 kurang
41-60 cukup
61-80 baik
81-100 sangat baik
Dari hasil post tes di atas
yang mendapatkan nilai
cukup 2 orang, baik 2
orang dan sangat baik 1
orang, sehingga dapat
disimpulkan adanya
peningkatan dari masing
– masing pasien yang
mengerjakan post tes
tersebut

19
KENDALA & SOLUSI
Kurangnya pasien yang akan dijadikan subjek untuk
diberikan edukasi. Hal ini dikarenakan lonjakan covid
19 yang membuat pemerintah memberlakukan PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat)
sehingga berpengaruh pada jumlah kedatangan pasien
ke poli fisioterapi, tetapi karena lonjakan covid
mengalami penurunan. Solusi dari hambatan ini adalah
tetap melakukan kegiatan edukasi dengan pasien
seadannya terutama pasien yang datang dengan
keluhan nyeri otot leher.

Tidak maksimalnya proses penilaian dan pengecekan


kembali dampak Leaflet Home Program terhadap
proses penyembuhan pasien karena kurangnya pasien
yang melakukan kunjungan ulang setelah diberikannya
Leaflet Home Program. Solusi dari hambatan ini adalah
dengan tetap melakukan penilaian terhadap dampak
Leaflet Home Program pada pasien yang telah
melakukan kunjungan ulang tersebut dan
menjadikannya sebagai sampel.

Home Program yang diberikan fisioterapis belum


dilaksanakan dengan maksimal oleh pasien karena
alasan kesibukan dan seorang diri di rumah. Solusi
yang penulis lakukan atas terjadinya hambatan ini
adalah dengan memantau pelaksanaan proses home
program dengan cara meminta keluarga pasien atau
pasien untuk membawa leaflet home program setiap
kali datang untuk melakukan fisioterapi.

20
04

P E N U T U P

04 21
KESIMPULAN
1. Kegiatan aktualisasi yang dilakukan oleh penulis sebagai fisioterapis di
RSUD dr. H. Moh Sumenep dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan yang
terdiri dari 6 tahapan tersebut, semuanya dilaksanakan dengan
mengimplementasikan nilai – nilai dasar ASN sesuai dengan prinsip
ANEKA. Setiap tahapan kegiatan terlaksana 100 %.

2. Permasalahan isu yang diangkat adalah rendahnya pengetahuan


pasien akan home program exercise yang bisa dilakukan di rumah,
sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya presentasi kesembuhan
yang diharapkan dan kurangnya pengenalan pasien terhadap fisioterapis
sebagai tenaga kesehatan di era kini, sehingga penulis memberikan
inovasi berupa pemberian edukasi berupa senam otot leher
menggunakan leaflet. Setelah edukasi latihan selama 6 kali pertemuan
dan pemberian leaflet tersebut terdapat peningkatan pemahaman
tentang apa itu senam otot leher, yang terlihat dari hafalnya setiap
gerakan yang sudah diberikan oleh penulis dan berkurangnya rasa nyeri
dan kaku di sekitar leher. Hal ini diperkuat dengan pemberian testimoni
yang baik terkait senam tersebut dan pengisian kuesioner pre test dan
post tes yang menunjukkan adanya hasil adanya peningkatan nilai rata
rata keseluruhan dari 5 orang pasien yang mengikuti secara rutin senam
otot leher tersebut yakni dari 28 menjadi 76.

3. Kegiatan aktualisasi ini merupakan awalan yang baik untuk proses


pelayanan yang lebih prima di kemudian hari karena pasien terbantu
dengan adanya leaflet tersebut pasien dapat membaca, mengingat dan
mempraktekkan kembali isi serta menambah wawasan pengetahuan
mereka, sehingga diharapkan kedepannya aktifitas fungsional pasien bisa
meningkat karena keluhan nyeri yang dirasakan jauh berkurang dari
sebelumnya.

REKOMENDASI
1.Jangka menengah
-Memberikan edukasi serta pemberian leaflet home program sebagai
program wajib yang diberikan kepada pasien sebagai kegiatan penunjang
promotif-preventif dan kuratif rehabilitatif
-Membuat data evaluasi atas pengaruh edukasi dan home program
terhadap proses penyembuhan pasien (dilaksanakan setiap 1 bulan).
2.Jangka panjang
-Membuat leaflet home program dengan berbagai macam kasus yang ada
di poli fisioterapi
-Membuat media edukasi dan home program lain yang lebih efektif dan
komunikatif seperti media video peraga, video/gambar animasi, poster,
dan media menarik lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA

Fai’zah, Nur dan Utami Sasmita Lestari. 2017. Peran


Promosi Kesehatan terhadap Tingkat Motivasi pasien
Mendapatkan Layanan Fisioterapi di Puskesmas
Bantimurung. Jurnal berita kedokteran Masyarakat Vol
33 No 6

Fatimah, Elly dan Erna Irawati. 2017. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS,
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

Mckenzie, Robin 2010. Treat Your Own Neck. New


Zealand

Sowmya (2014). Isometric Neck Exercises Versus


Dynamic Neck Exercise in
Chronic Neck Pain. Journal of Nursing and Health
Science Vol 3 No. 2

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik


Indonesia Nomor 12 tahun 2018 Republik
Indonesia.tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil

Permenkes RI Nomor 65 tahun 2015 Pasal 1 ayat 2


tentang Standar Pelayanan Fisioterapi

23
LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai