Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny.”E” DENGAN ABORTUS INCOMPLETE


DI RUANG KEMUNING RSUD NGANJUK

Diajukan Sebagai Syarat Alih Kategori Jabatan Fungsional


dari Bidan Terampil ke Bidan Ahli.

Disusun oleh :
ANGELITA DINAR KUSUMA
NIP. 19850902 200903 2 003

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK


2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Pada By.Ny. “R” BBL Fisiologis Hari Kedua di
Ruang Kemuning RSUD Nganjuk “
Karya tulis ini merupakan salah satu persyaratan Alih Kategori Jabatan
Fungsional dari Bidan terampil ke Bidan Ahli.
Dengan Selesainya Karya Tulis Penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada :
1. Dr. Achmad Noeroel Cholis selaku Direktur RSUD Nganjuk
2. Semua Pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini
Semoga semua bantuan berupa apapun atas penyelesaian penulisan ini
dapat di terima Tuhan Yang Maha Esa sebagai suatu amal kebajikan
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam menyusun karya tulis ini,
oleh karena itu penulis mengharap saran dan masukan demi kesempurnaan karya
tulis ini
Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi rekan – rekan seprofesi
khususnya masyarakat pada umunya

Mengetahui Nganjuk, Mei 2021


Direktur RSUD Nganjuk Penyusun

dr. Achmad Noeroel Cholis Angelita Dinar Kusuma


NIP 19610718 199011 1 001 NIP 19850902 200903 2 003
DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................i


Kata Pengantar .......................................................................................ii
...................................................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................iii
...................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................4
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
1.1....................................................................................Latar Belakang
..........................................................................................................4
1.2..................................................................................................Tujuan
..........................................................................................................4
1.3...............................................................................................Manfaat
..........................................................................................................5
1.4.................................................................Metode Pengumpulan Data
..........................................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................6
2.1. Konsep Abortus Incompletus...........................................................6
2.2. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan………………………….12
BAB III. TINJAUAN KASUS..............................................................20
3.1. Pengkajian....................................................................................20
3.2. Identifikasi Diagnosa/Masalah.....................................................23
3.3. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial.......................................23
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera.....................................................23
3.5. Intervensi......................................................................................27
3.6. Implementasi................................................................................30
3.7. Evaluasi........................................................................................32
BAB IV. PEMBAHASAN....................................................................34
Berisi analisis tentang kesenjangan antara teori dan praktik.................34
BAB V. PENUTUP...............................................................................35
5.1. Kesimpulan...................................................................................35
5.2. Saran.............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................36

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abortus merupakan berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum

janin mampu bertahan hidup. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan

terjadinya abortus, baik dari segi fetal, maternal, maupun eksternal. Kalsifikasi

dari abortus sendiri terdiri dari berbagai macam. Abortus inkompletus merupakan

salah satu abortus yang sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan, tetapi

sebagian ( bisanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim , ostium

terbuka teraba jaringan.

Jika abortus terjadi pada usia kehamilan < 8 minggu, maka hasil konsepsi

biasanya dapat keluar dengan sendirinya, namun jika usia kehamilan > 8 minggu,

maka hasil konsepsi terkadang masih tertinggal sebagian pada desidua. Untuk itu

diperlukan suatu tindakan segera untuk mengeluarkan sisa konsepsi tersebut agar

tidak timbul suatu perdarahan hebat maupun infeksi.


Penanganan yang dapat dilakukan pada abortus inkompletua ini bisa per oral

maupun dilakukan tindakan curetase untuk mengeluarkan sisa konsepsi yang

masih tertinggal pada desidua.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Setelah praktek klinik kebidanan diharapkan mahasiswa mampu

melakukan perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu

dengan abortus inkompletus dengan pendekatan manajemen kebidanan

1.2.2 Tujuan khusus

a. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus kehamilan dengan abortus

inkompletus

b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu dengan kehamilan

inkompletus

c. Dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penangananya terhadap semua yang mungkin muncul pada ibu hamil dengan

abortus inkompletus

d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan abortus

inkompletus

e. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu hamil dengan

abortus inkompletus

f. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan

masalah pada ibu dengan abortus inkompletus


g. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa dan tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

1.3 Manfaat

a. Bagi penulis : penulis dapat menambah pengetahuan tentang dan keterampilan

dalam melakukan perawatan dan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil

dengan abortus inkompletus

b. Bagi pelayanan kesehatan: dapat memberikan pelayanan dan penanganan yang

tepat pada ibu hamil denga abortus inkompletus

1.4 Metode Pengumpulan Data

Menejemen kebidanan komprehensif ini menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara : tanya jawab secara langsung (anamnesa) kepada pasien dan

suami

b. Observasi : melakukan pemeriksaan, baik dengan inspeksi, palpasi, perkusi

maupun auskultasi.

c. Studi dokumentasi : dengan melihat data dan riwayat ibu di rekam medik.

d. Studi kepustakaan: menggunakan buku untuk sumber teori dan browsing

internet.

e. Pemeriksaan : pemeriksaan umum (tanda- tanda vital), pemeriksaan fisik,

pemeriksaan khusus, pemeriksaan penunjang.


BAB II
TINJAUAN TEORI

I. DEFINISI

 Aborsi adalah suatu usaha mengakhiri kehamilan dengan mengeluarkan hasil

pembuahan secara paksa sebelum janin mampu bertahan hidup jika di

ahirkan.

( Helen Varney, 2006 )

 Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin

mampu bertahan hidup.

( F . Gary Cunningham , 2005)

 Abortus adalah berakhirya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia

luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya

( Sulaiman Sastrawinata, 2005)


II. ETIOLOGI

Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor. Umumnya

abortus di dahului oleh kematian janin.

Faktor- faktor yang dapat mnyebabkan terjadinya abortus, yaitu :

1. Faktor janin – kelainan yang paling sering di jumpai pada abortus adalah

gangguan pertumuhan zigot, embrio , janin atau plasenta, kelainan tersebut

biasanya menyebabkan abortus pada trimester perama, yakni :

a. Kelainan telur kosong ( bligted ovum ), kerusakan embrio atau

kelaianan kromosom ( monosomi, trisomi , atau poli ploidi )

b. Embrio dengan kelainan local

c. Abnormalitas pembentukan plasenta ( hiploplasi troflobas ).

2. Faktor Maternal

a. Inveksi – infeksi maternal dapat membawa resiko bagi janin yang

sedang berkembang, terutama pada tri semester pertama atau awal

trimester kedua tidak diketahui penyebab kematian janin secara pasti,

apakah janin yang menjadi terinfeksi ataukah toksin yamg dihasilkan

oleh mikroorganisme penyebabnya

Penyakit – penyakit yang dapat menyebabkan abortus :

 Virus – Misalnya rubella, sito mealovirus, virus herpes simpleks,

varicella zoster, vaccinia, campak hepatitis, polio dan ensefalo

mielitis.

 Bakteri – Misalnya sallmonela typhi.

 Parasit misalnya – toxoplasma gondii, plasmodium

b. Penyakit vascular- misalnya hipentensi vaskular.


c. Kelainan endokrin-abortus spontan dapat terjadi bila produksi

progesteron tidak mencukupi atau pada peyakit di fungsi tiroid;

difisiensi insulin

d. Faktor imunlogis- ketidak cocokan ( inkomtabilitas ) sistim HLA

( Human Leucocyte Antigen)

e. Trauma khususnya jarang terjadi umumnya abortus terjadi segera

setelah trama tersebut, misalnya trauma akibat pebedahan :

 Pengangkatan ovarium yang mengandung korpus luteum

graviditatum sebelum minggu ke 8.

 Pembedahan intra abdominal dan operasi pada uterus pada saat

hamil

f. Kelainan pada uterus- Hipoplasia uterus, mioma ( terutama mioma sub

mukosa) serviks incompetent atau retro fleksio uteri gravidi incarcerate

g. Faktor psikosomatik – pengaruh dari faktor ini masih dipertanyakan

3. Faktor eksternal

a. Radiasi – dosis 1-10 rad bagi janin pada kehamilan 9 minggu pertama

merusak janin dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan

keguguran.

b. Obat – obatan – antagonis asam folat, antikoagulan, dan lain- lain.

Sebaiknya tidak menggunakan obat –obatan sebelum kehamialan 116

minggu, kecuali telah dibuktikan bahwa obat tersebut tidak

membahayakan janin, atau untuk pengobatan penyakit ibu yang parah.

c. bahan – bahan kimia lainya, seperti bahan yang mengandung arsen

dan benzene.
( Sulaiman Sastrawinata , 2005)

III. KLASIFIKASI

Klasifikasi abortus yaitu

1. Abortus spontan adaah keluarnya hasil konsepsi tanpa investasi medis

maupun mekanisa

2. Abortus buatan criminal ( abortus provocatus criminalis ) adalah

keguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang

tidak berwenang dan dilarang oleh hukum atau dilakukan oleh yang tidak

berwenang.

( Sulaiman Sastrawinata , 2005)

Secara klinis abortus spontan di bedakan menjadi :

1. Abortus iminens ( keguguran mengancam ) – abortus itu baru

mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya

ostium uteri tertutup uterus sesuai umur kehamilan

2. Abortus insipens ( keguguran berlangsung ) abortus ini sedang

berlangsung dantidak dapat di cegah lagi, oostium terbuka teraba

ketuban, berlangsung hanya beberapa jam saja.

3. Abortus inkompletus ( keguguran tidak lengkap ) sebagian dari

buah kehamilan telah dilahirkan, tetapi sebagian ( bisanya jaringan

plasenta) masih tertinggal di dalam rahim , ostium terbuka teraba

jaringan.
4. Abortus komplentus ( keguguran lengkap ) seluruh buah kehamilan

telah dilahirkan dengan lengkap ostium tertutup uterus lebih kecil

dari umur kehamilan atau ostium terbuka kavum uteri kosong.

5. Abortus tertunda ( missed abortion ) keadaan di mana janin telah

mati sebelum minggu ke 20, tetapi tertahan di dalam rahim selama

beberapa minggu seteleh janin mati. Batasan ini berbeda dengan

batasan ultrasonografi.

6. Abortus habitualis ( keguguran berulang ) abortus yang telah

berulang dan berturut-turut terjadi; sekurang- kurangnya 3 kali

berturut - turut.

( Sulaiman Sastrawinata ,2005)

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

 Alasan utama terjadinya keguguran pada awal kehamilan ialah kelainan

genetic.

( Helen Varney ,2006 )

 Alasan lain terjadinya keguguran adalah kadar progesteron yang tidak

normal, kelaianan pada kelenjar tiroid, diabetes yang tidak terkontrol,

kelainan pada rahim infeksi dan penyakit lainya.

( F. Gary Cunningham ,2005 )

 Faktor janin yaitu :

Perkembangan zigot abnormal, temuan morfologis tersering pada abortus

spontan dini adalah kelainan perkembangan zigot,mudiqoh, janin bentuk

awal, atau kadang – kadang plasenta

( F. Gary Cunningham , 2005 )


V. TANDA DAN GEJALA

 Tanda dan gejala yang timbul yaitu :

1. Kram atau nyeri perut bawah

2. Ekspulsi sebagian hasil konsepsi

3. Perdarahan pervaginam

4. Pemeriksaan vagina:

- Kanalis servikalis terbuka

- Jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah

menonjol di osteum uteri internum

(Sarwono, 2007)

 Tanda dan gejala yang kadang timbul yaitu :

1. Kram / nyeri abdomen bagian bawah

2. Riwayat pengeluaran hasil konsepsi

3. Nyeri tekan uterus

( Devi Yuliarti ,2005 )

VI. PATOFISIOLOGI

Awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti

oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi

terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing yang

berada di dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya

dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus seluruhnya pada


desidua, pada kehamilan 8-14 minggu villi korialis menembus desidua lebih

dalam, sehinigga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat

menyebabkan perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumya

dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin disusul beberapa waktu

kemudian plasenta. Perdarahan tidak akan banyak jika plasenta segera terlepas

dengan lengkap. Adakalanya kantong amnion kosong atau tampak di

dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas, mungkin janin telah mati lama

(missed abortion). Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dengan

cepat, maka ia dapat diliputi oleh bekuan darah.

(Sarwono, 2005)

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan dlam unuk ibu dengan abortus inclampetus :

1. Pendarahan sedang hingga banyak

2. Teraba sisa jaringan buah kehamilan

3. Ostium uteri terbuka

4. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.

( Yuni Kusmiyati, 2008 )

VIII. PENATALAKSANAAN

• Jika pendarahan bersifat ringan sampai sedang dan kehamilan urang dari

16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin ( atau forsep spoons ) untuk

mengeluarkan hasil konsepsi yang menonjol keluar dari serviks

• Jika pendarahan bersifat berat dan kehamilan kurang dari 16 minggu

evaluasi uterus
• Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang lebih dipilih

evaluasi dengan alat kuretase tajam hanya boleh dilakukan jika aspirasi

vakum manual tidak tersedia

• Jika evaluasi tidak mungkin dilakukan segera, berikan ergometrin 0,2 mg

melalui IM ( diulangi setelah 15 menit jika perlu ( atau misoprostol 400 mg

per oral ( di ulangi sekali setelah empat jam jika perlu )

• Jika kehamilan lebih dari 16 minggu

- Berikan infus oksitosin 40 unit dalam 1 l cairan iv ( salin ormal atau

laktat ringer dengan kecepatan 40 tetes per menit sapai hasil konsepsi

keluar

- Berikan misoprostol 200 ug melalui vagina setiap empat jam sampai

hasil konsepsi keluar, tetapi jangan memberikan misoprostol lebih

dari 800 ug jika perlu

- Evaluasi sisa hasil konsepsi dari uterus

Pastikan terapi tidak lanjut pada ibu setelah penanganan awal .

( Devi Yulianti , 2005 )

IX. KOMPLIKASI

1. Pendarahan yang hebat

2. Kerusakan serviks

3. Infeksi kadang – kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat

meninbulkan kemandulan

4. Perforasi
5. Faal ginjal rusak ( renal failure ) disebabkan oleh infeksi dan syok pada

pasien dengan abortus diuresis selalu harus diperhatikan. Pengobatannya

ialah dengan pembatasan cairan dan mengatasi infeksi

6. Syok bakterial- terjadi syok yang berat yang disebabkan oleh toksin-

toksin, pengobatanya ialah dengan pemberian anti biotic, cairan

kortikosteorid, dan herprain .

( Sulaiman Sastrawinarta ,2005 )

X. PROGNOSA

Selain pada kasus antbodi anasfolifid dan serviks inkopeten angka

kesembuhan setelah tiga kali abortus berturut –turut berksar antara 70 dan 85

persen, apapun terapinya yaitu angka kematian janin akan lebih tinggi, tetapi

tidak jauh lebih tinggi, di bandingkan dengan kehamilan secara umum, bahkan

warburton dan fraser (1964 ) melaporkan bahwa kemungkinan abortus rekuler

adalah 25 sampai 30 persen beberapa jumlah abortus sebelumnya. Polad dan

kawan kawan. ( 1977 ) mencatat bahwa apabila seorang wanita pernah

melahiran bayi hidup, resiko untuk setiap abortus rekuren adalah sekitar 30

persen namun apabila wanita belum pernah melahirkan bayi hidup dan pernah

mengalami palinga sedikit satu kali abortus spontan, resiko abortus adalah 46

persen. Wanita dengan abortus spontan 3 kali atau lebih beresiko lebih besar

mengalami pelahiran preterm, plasenta previa presentasi bokong dan

malformasi janin pada kehamilan berikutnya ( thoma dkk. 1992 )

(Sulaiman Sastrawinata, 2005 )


KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS

Tempat :

Tanggal/waktu :

No. Register :

I.PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

Biodata

 Nama suami dan istri

 Agama suami dan istri

 Pendidikan suami dan istri

 Pekerjaan suami dan istri


 Alamat

Keluhan utama

 Pendarahan biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu

( Yuni Kusmiyati, 2008 )

 Nyeri perut bawah

Serviks terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap

sebagai benda asing, oleh karena itu uterus akan berusaha

mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi uterus sehingga ibu

merasakan nyeri namun tidak sehebat isipions.

(Yuni Kusmiyati , 2008 )

 Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan

plasenta biasanya keluar bersama- sama, tetapi setelah waktu ini keluar

secara terpisah

( Sulaiman Sastrawinarta, 2008 )

Riwayat Menstruasi

HPHT

Penentuan kehamilan berdasarkan rumus Naegele, dihitung dari hari pertama

haid terakhir dan berdasarkan siklus haid ( Taksiran persalinan adalah 280 hari

atau 40 minggu dari hari pertama haid terakhir pada siklus 28 hari atau 266 hari

setelah ovulasi ). Jadi, untuk menentukan kehamilan serotinus harus diketahui

umur kehamilan secara tepat.

(Djamhoer Martaadisoebrata,dkk, 2005)


Menentukan taksiran persalinan

Menentukan taksiran persalinan merupakan bagian terpenting dari perawatan

antenatal, karena akan berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Menentukan

saat persalinan lebih tepat dan dapat dipercaya bila dilakukan pada kehamilan

dini (Sarwono Prawirohardjo, 2007).

B.DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan Khusus

 Palpasi Abdominal

Terdapat nyeri tekan abdomen bagian bawah

 Pemeriksaan dalam :

1. Perdarahan sedang hingga banyak

2. Teraba sisa buah kehamilan

3. Ostium uteri terbuka

4. Ukuran uterus sesuai denagn usia kehamilan

( Yuni Kusmiyati. 2008 )

Pemeriksaan Penunjang

 Hasil USG Menunjukkan:

1. Buah kehamilan masih utuh,ada tanda kehidupan janin.

2. Meragukan

3. Buah kehamilan tidak baik, janin mati.

(Yuni Kusmiyati,S.ST,dkk.Perawatan Ibu Hamil.2009:150)


4. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah

mati

5. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih

hidup

6. Data laboratorium:

1. Tes urine

2. hemoglobin dan hematokrit

3. menghitung trombosit

4. kultur darah dan urine

7. pemeriksaan ginekologi :

- Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil

konsepsi, tercium bau busuk dari vulva

- Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah

tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan

atau jaringan berbau busuk dari ostium.

- Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau

tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari

usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada

perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN

A. Diagnosa : apabila hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina,

tetapi sebagian tertinggal ( biasanya jaringan plasenta )

( Sulaiman Sastrawinata, 2005)


B. Masalah : Ibu akan merasakan nyeri namun tidak sehebat pada abortus

inspiens.

( Yuni Kusmiyati , 2008)

C. Kebutuhan : Dukungan suami dan pihak keluarga tentang kondisi

kehamilan pasien

DIAGNOSA POTENSIAL DAN MASALAH POTENSIAL

A. Diagnosa potensial : Hipovolemia berat

( F .Gary Cunningham, 2005)

B. Masalah potensial : Pendarahan yang Dapat bertanbah parah atau

infeksi

( Helen Varney M, 2006)

INTERVENSI

No. Dx/ Masalah/ Intervensi Rasional


Kebutuhan
1. Dx: Tujuan:
G…P… UK…. Sisa hasil konsepsi dapat
minggu dengan dikeluarkan seluruhnya,
abortus sehingga dapat meminimalkan
incompletus resiko komplikasi yang
mungkin muncul

KH:
KU: baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 110/70-120/80 mmHg
: 76x/mnt
S : 365-375 °C
R : 16-18 x/mnt
N : 60-80 x/mnt
Inspeksi:
Pengeluaran pervaginam: (-)
Palpasi:
Nyeri tekan abdomen bagian
bawah (-)
Pemeriksaan penunjang:
USG: pada kavum uteri tidak
terdapat sisa hasil konsepsi
Ibu mengerti tentang kondisinya 1. Menumbuhkan rasa
1. Jalin komunikasi terapeutik percaya pada pasien dan
dengan pasien dan keluarga keluarga terhadap tenaga
kesehatan dan memudahkan
pemberian intervensi

2.Dengan berkolaborasi
2. Kolaborasi dengan Sp.Og dengan Sp.Og dapat
untuk pro curet diberikan terapi dan
tindakan yang tepat

3.Dengan berkolaborasi
3. Kolaborasi dengan analis dengan analis medis dapat
medis diketahui keadaan umum
pasien

4.Dengan memberitahukan
4. Beritahukan hasil hasil pemeriksaan pada
pemeriksaan pada pasien dan pasien dan keluarga akan
keluarga mengurangi kecemasan

5.Dengan MRS akan dapat


5. Motivasi pasien untuk MRS diberikan terpai dan
tindakan yang tepat unutk
pasien

6.Dengan menenangkan hati


6. Tenangkan hati pasien untuk pasien akan mkengurangi
menerima kondisinya kecemasannya

7.Dengan puasa akan


7. Motivasi pasien untuk puasa mengosongkan saluran
untuk persiapan curet pencernaan pasien sehinga
tidaka akan menimbulkan
beberapa penyulit setelah
diberikan anastesi saat
tindakan curet

Masalah:
Nyeri Tujuan:
Nyeri di perut bagian bawah
Tujuan:
Nyeri teratasi
KH:
Nyeri tekan abdomen (-)
Hasil pemeriksaan USG:
Tidak ditemukan sisa hasil
konsepsi dalam uterus
Ibu mengatakan nyeri tekan
abdomen bagian bawah
berkurang
1. Dengan menjalin
1.Jalin komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik
dengan pasien dan keluarga dengan pasien dan keluarga
akan menumbuhkan rasa
percaya pasien kepada
tenaga kesehatan

2.Dengan memberitahukan
2. Beritahu pasien dan pasien tentang penyebab
keluarganya tentang penyebab rasa nyeri di perut bagian
rasa nyeri di perut bagian bawahnya akan mengurangi
bawahnya itu kecemasan pasien

3.Dengan nafas panjang


3. Motivasi pasien untuk nafas akan membuat pasien
panjang jika timbul rasa nyeri di merasa lebih rileks
perut bawahnya

Kebutuhan:
Dukungan suami Tujuan:
dan keluarga Pasien dapat menerima
kenyataan tentang kondisinya
KH:
KU:baik
Kesadaran: composmentis
Pasien mengatakan dapat
mengikhlaskan kondisi yang
menimpa dirinya
1.Dengan menjalin
1. Jalin komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik
dengan pasien dan keluarga dengan pasien akan
menumbuhkan kepercayaan
pasien terhadap tenaga
kesehatan

2.Dengan member ikan


2.Ajak suami dan keluarga motivasi pada pasien akan
lainnya untuk memberikan lebih menguatkan
motivasi pada pasien untuk bisa mentalnya dalam
menerima dan mengikhlaskan menghadapi kenyataan yang
kondisinya dialaminya

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tempat : Ruang kemuning


Tanggal/Waktu MRS : 4-4-2021/07.30 WIB
Tanggal/Waktu Pengkajian : 4-4-2021/08.10 WIB
No. Register : 20157865

I. PENGKAJIAN
3.1.1 DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. E Nama : Tn.A
Umur : 18 th Umur : 23 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : Islam Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pace Kulon

3. Keluhan saat ini


Ibu mengatakan mengeluarkan darah dari kemaluannya sejak 3 hari
(tanggal 1-4-2021, pukul 17.00WIB) yang lalu disertai nyeri di perut
bagian bawah

4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 27-01-2021
Lama : 6-7 hari
Banyaknya :2-3 kali ganti pembalut/ hari
Siklus : 28 hari
Teratur : ya
Dismenorea : tidak ada
Fluor albus : tidak ada
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
TMI : Berapa kali periksa :1x
Keluah : mual
Terapi : Fe X/ 1x1 tab, B6 X/1x1 tab
TM II : Berapa kali periksa :-
Keluhan :-
Terapi :-
TM III : Berapa kali periksa :-
Keluhan :-
Terapi :-
Keluhan selama hamil: mual di awal kehamilan
Penyuluhan yang didapat: nutrisi bagi ibu hamil
6. Pola makan dan minum
Makan : 3x sehari (nasi, sayur, lauk, buah)
Minum : 5-6 gelas/hari
Perubahan makanan yang dialami:
Nafsu makan turun
7. Pola aktivitas sehari-hari
Istirahat : 1 jam sehari
Tidur : 5-6 jam sehari
Seksualitas : 1x seminggu

8. Pola eliminasi
BAB : 1x sehari
BAK : 3-4 x/hari

9. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
Rencana kontrasepsi yang akan datang: belum direncanakan
10. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
Hamil ini
11. Riwayat penyakit yang sedang diderita
Ibu mengatakan tidak sedang menderita suatu penyakit apapun
12. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun
13. Riwayat penyakit keturunan
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
14. Perilaku kesehatan
Minum alkohol/obat-obatan : tidak pernah
Jamu yang sering digunakan : tidak ada
Merokok, makan sirih, kopi : tidak pernah
Ganti pakaian dalam : 2 kali/hari
15. Riwayat sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan : ya
Jenis kelamin yang diinginkan : laki-laki/perempuan sama saja
Status perkawinan : sah
Jumlah :1x
Lama perkawinan : 5 bulan
16. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas
Ibu mengatakan takut mengkonsumsi es terlalu banyak saat hamil, karena
takut bayi akan besar dalam kandungan
17. Keadaan psikososial
Hubungan dengan keluarga: baik
Hubungan dengan masyarakat: baik

3.1.2 DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 76 x/mnt
S : 365 °C
RR : 18 x/mnt
BB : 48 kg
TB : 150 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
 Kepala
Warna rambut hitam, tidak rontok
 Muka   
Simetris, tidak ada cloasma gravidarum, ekspresi wajah ibu tampak
menahan rasa sakit saat dilakukan pengkajian
 Mata
Sklera tampak putih keabu-abuan, konjunctiva merah muda
 Hidung
Tampak simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
 Mulut dan Gigi
Bibir tidak kering, lidah tampak bersih, tidak ada caries, tidak ada
epulis
 Telinga
Simetris, tidak ada serumen
 Leher
Tidak tampak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
 Axilla
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar limfe
 Payudara
Pembesaran: ada (ka/ki)
Putting susu: menonjol(ka/ki)
Hyperpigmentasi: ada (ka/ki)
Strie: tidak ada (ka/ki)
 Abdomen
Pembesaran : belum tampak
Linea alba : tidak ada
Linea nigra : ada
Strie lividae : tidak ada
Strie albica : tidaka ada
Bekas luka operasi: tidak ada
 Punggung
Tampak normal
 Ekstremitas
Simetris : ya (ka/ki)
Oedem : tidaka ada (ka/ki)
Varises : tidaka ada (ka/ki)
 Vulva dan vagina
Terdapat perdarahan pervaginam kurang lebih 100 cc
b. Palpasi
 Muka
Tidak oedem
 Mata
Kelopak mata: tidak oedem
 Leher
Tidak teraba ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
 Axilla
Tidak teraba ada pembesaran kelenjar limfe
 Payudara
Benjolan : tidaka ada
Colostrum : belum ada
 Abdomen
Leopold I : -
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
Nyeri tekan : ada
 Ekstremitas
Oedem : tidak ada
c.    Auskultasi
Dada    :   Tidak terdapat suara tambahan (ronchi / wheezing) pada ibu
DJJ : -
Punctum maximum: -
3. Pemeriksaan Dalam
Hasil VT: terdapat pembukaan 1 jari longgar teraba jaringan
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG dilakukan pada 3-4- 2021, dengan hasil:
Terdapat bagian janin sudah tidak utuh lagi serta masih tertinggal di kavum
uteri, dan tidak ditemukan denyut jantung janin
B. Kesimpulan
Abortus incompletus

II. INTERPRETASI DATA


No. Data Dasar Diagnosa/ Masalah/ Kebutuhan
1. 4-4-2021/ 08.15 WIB
DS: Dx:
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya abortus incompletus
pada 27-01-2021
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan
pertamanya
Ibu mengatakan sejak 3 hari (1-4-2021 pukul
17.00 WIB) yang lalu mengeluarkan darah dari
kemaluannya, disertai nyeri perut di bagian
bawah
DO : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 100/70 mmHg

S : 365 °C
R : 18 x/mnt
N : 76 x/mnt
Inspeksi:
Konjunctiva: merah muda
Vulva dan vagina:
Pengeluaran darah kurang lebih 100 cc
Palpasi:
Abdomen: nyeri tekan (+)
Pemeriksaan Dalam:
Hasil VT: terdapat pembukaan 1 jari longgar
teraba jaringan
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan USG dilakukan pada 3-04-2021,
dengan hasil:
Terdapat bagian janin sudah tidak utuh lagi
serta masih tertinggal di kavum uteri, dan tidak
ditemukan denyut jantung janin

No. Data Dasar Diagnosa/ Masalah/ Kebutuhan


2. 4-04-2021 / 08.25 WIB Masalah:
DS: Nyeri
Ibu mengatakan merasakan nyeri di perut
bagian bawah
DO : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 100/70 mmHg

S : 365 °C
R : 18 x/mnt
N : 76 x/mnt
Palpasi:
Abdomen: nyeri tekan (+)
Pemeriksaan Dalam:
Hasil VT: terdapat pembukaan 1 jari longgar
teraba jaringan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial
Syok Hipovolemik

Masalah Potensial
Perdarahan hebat
Infeksi
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Dukungan suami dan pihak keluarga tentang kondisi pasien
V. INTERVENSI
No. Dx/ Masalah/ Intervensi Rasional
Kebutuhan
1. DX: Tujuan:
Abortus Sisa hasil konsepsi dapat
Incopletus dikeluarkan seluruhnya,
sehingga dapat meminimalkan
resiko komplikasi yang
mungkin muncul

KH:
KU: baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 110/70-120/80 mmHg
: 76x/mnt
S : 365-375 °C
R : 16-18 x/mnt
N : 60-80 x/mnt
Inspeksi:
Pengeluaran pervaginam: (-)
Palpasi:
Nyeri tekan abdomen bagian
bawah (-)
Pemeriksaan penunjang:
USG: pada kavum uteri tidak
terdapat sisa hasil konsepsi
Ibu mengerti tentang kondisinya 1. Menumbuhkan rasa
1. Jalin komunikasi terapeutik percaya pada pasien dan
dengan pasien dan keluarga keluarga terhadap tenaga
kesehatan dan memudahkan
pemberian intervensi
2.Dengan berkolaborasi
2. Kolaborasi dengan dokter, dengan Sp.OG dapat
Sp.OG untuk pro curet diberikan terapi dan
tindakan yang tepat

3.Dengan memberitahukan
3. Beritahukan hasil hasil pemeriksaan pada
pemeriksaan pada pasien dan pasien dan keluarga akan
keluarga mengurangi kecemasan
4.Dengan MRS akan dapat
4. Motivasi pasien untuk MRS diberikan terapi dan
tindakan yang tepat untuk
pasien

5.Dengan menenangkan hati


5. Tenangkan hati pasien untuk pasien akan mengurangi
menerima kondisinya kecemasannya

2. Masalah:
Nyeri Tujuan:
Nyeri di perut bagian bawah
dapat berkurang
KH:
Nyeri tekan abdomen (-)
Hasil pemeriksaan USG:
Tidak ditemukan sisa hasil
konsepsi dalam uterus
Ibu mengatakan nyeri tekan
abdomen bagian bawah
berkurang
1. Dengan menjalin
1.Jalin komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik
dengan pasien dan keluarga dengan pasien dan keluarga
akan menumbuhkan rasa
percaya pasien kepada
tenaga kesehatan
2.Dengan memberitahukan
2.Beritahu pasien dan pasien tentang penyebab
keluarganya tentang penyebab rasa nyeri di perut bagian
rasa nyeri di perut bagian bawahnya akan mengurangi
bawahnya itu kecemasan pasien

3.Dengan nafas panjang


3.Motivasi pasien untuk nafas akan membuat pasien
panjang jika timbul rasa nyeri di merasa lebih rileks
perut bawahnya 1.

VI. IMPLEMENTASI
No. Dx/ Masalah/ Kebutuhan Implementasi
1. Dx: 4-4-2021/08.45 WIB
abortus incompletus 1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan pasien
dan keluarga, yaitu dengan memberi salam dan
memeperkenalkan diri pada pasien dan
keluarganya

2. Melakukan kolaborasi dengan dokterSp.OG


untuk persiapan tindakan curet

3.Memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien


dan keluarga, bahwa pasien mengalami keguguran
dan kehamilannya tidak bisa dipertahankan lagi
sehingga perlu tindakan khusus untuk
mengeluarkan janinnya

4.Memotivasi pasien untuk MRS, sehingga dapat


segera diberikan tindakan lebih lanjut, untuk
memperbaiki kondisi pasien dan meminimalkan
resiko yang mungkin akan timbul
5. Memberi dukungan pada pasien dan keluarganya
bahwa mereka harus bisa mengikhlaskannya dan
memberitahu pasien bahwa pasien dan suami masih
memiliki peluang yang besar untuk bisa hamil lagi

Masalah: 4-4-2021/08.55 WIB


Nyeri 1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan pasien
dan keluarga, yaitu dengan memberi salam dan
memeperkenalkan diri pada pasien dan keluarganya
2. Memberitahu pasien dan keluarga tentang
penyebab rasa nyeri di perut bagian bawah itu
merupakan akibat kontraksi rahim yang berusaha
mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang asih
tertinggal di dalam rahim ibu

3. Memotivasi pasien untuk nafas panjang saat rasa


sakit di perut bagian bawah itu muncul, untuk
membantu mengurangi rasa nyeri

VII. Evaluasi
Dx: abortus incompletus
4-04-2021/ 13.30 WIB
S:
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah dari kemaluannya disertai rasa nyeri
pada perut bagian bawahnya

O:
TD:110/70 mmHg
N : 76x/mnt
S : 365°C
RR: 16x/mnt
Inspeksi:
Pengeluaran pervaginam: (+)
Palpasi:
Nyeri tekan abdomen bagian bawah (+)
Pemeriksaan penunjang:
USG: pada kavum uteri masih terdapat sisa hasil konsepsi
Ibu dapat mengulang beberapa informasi yang diberikan

A: abortus incompletus

P:
Lakukan persiapan curet untuk melakukan advice dokter pukul 15.00 WIB
bersama dokter SPOG
- Informed consent
- Berikan infus RL 20 tpm
- Siapkan alat-alat curetase
- Anjurkan ibu untuk berdoa menurut keyakinannya sebelum tindakan curet
dimulai

Masalah: Nyeri
4-04-2021/ 13.45 WIB
S:
Ibu mengatakan masih merasa nyeri di perut bagian bawah

O:
Nyeri tekan abdomen (+)
Hasil pemeriksaan USG:
Terdapat sisa hasil konsepsi dalam uterus

A: Nyeri belum teratasi

P:
Pantau nyeri abdomen bagian bawah pada pasien setelah tindakan curet
- Ajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri abdomen bagian
bawah
- Anjurkan ibu untuk berdoa
- Libatkan suami dan keluarga pasien untuk memberi dukungan pada ibu
- Berkolaborasi dengan Sp.OG untuk memberikan analgetik jika diperlakuan

BAB IV
PEMBAHASAN

Abortus merupakan berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 28 minggu atau buah

kehamilannya belum mampu hidup di luar kandungan. Pada kasus di atas,

berdasakan hasil USG, di dalam rahim masih terdapat sebagian hasil konsepsi

yang disebut dengan abortus inkompletus.

Pada abortus inkompletus, pasien akan mengeluhkan pengeluaran drah

dari kemaluannya disertai nyeri perut bagian bawah. Hal tersebut disebabkan

karena adanya kontraksi dari uterus untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang

masih tertinggal di dalam uterus.

Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan

seluruhnya karena villi korialis belum menembus seluruhnya pada desidua, pada
kehamilan 8-14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga

umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan

perdarahan. Pada kasus di atas usia kehamilan pasien adalah 12-13 minggu,

sehingga masih terdapat sisa hasil konsepsi di dalam rahim. Intervensi yang harus

diberikan pada kasus di atas adalah tindakan curet segera, untuk mengeluarkan

sisa hasil konsepsi yang masih tertanam pada desidua.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Abortus inkompletus merupakan ( keguguran tidak lengkap ) sebagian dari

buah kehamilan telah dilahirkan, tetapi sebagian ( bisanya jaringan plasenta)

masih tertinggal di dalam rahim , ostium terbuka teraba jaringan. Pada abortus

inkompletus, sisa hasil konsepsi harus segera dikeluarkan baik dengan curetase

maupun pemberian obat per oral, agar komplikasi yang ditimbulkan dari abortus

tidak bertambah parah seperti perdarahan hebat, syok, maupun infeksi.

5.2 Saran

1.2.1 Bagi masyarakat


Diharapkan lebih mengetahui tentang berbagai resiko yang mungkin muncul pada

kehamilan dengan abortus inkompletus, sehingga jika ditemukan gejala abortus

dapat segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan intervensi dapat segera

diberikan untuk mengurangi resiko.

5.2.2 Bagi tenaga kesehatan

Sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan memberikan pelayanan

yang tepat dan bermutu pada ibu dengan abortus inkompletus.

DAFTAR PUSTAKA

F. Gary Cunningham. 2006. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC


Kusmiati,Yuni,dkk.2009.Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta:Fitramaya
Saifudin,Abdul Bari.2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:YBP SP
Sastrawinata,Sulaiman, dkk.2005. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi
Edisi 2.Jakarta:EGC
Sarwono prawiroharjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: yayasan bina pustaka
Sarwono prawiroharjo. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta: YBP-SP
Varney, Helen.2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 1.Jakarta:EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan.Jakarta:YBP SP
Yulianti, Devi.2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan
Persalinan.Jakarta:EGC
Etiologi:
-Kelainan pertumbuhan hasil GRAVIDA
konsepsi UK<22 minggu
-Kelainan pada plasenta
-Kelainan traktu genetalis
-Penyakit ibu
Perdarahan dalam desidua
basalis

Nekrosis jaringan sekitar

Sebagian hasil konsepsi


terlepas dari desidua

Dx Kebidanan:
Abortus
Inkompletus

Kontraksi rahim Kontraksi rahim

Kram perut bawah Serviks terbuka

Masalah: Nyeri Perdarahan


pervaginam

Masalah: Resiko
anemia
Manajemen nyeri

Pengeluaran sisa hasil


konsepsi

Kebutuhan:
Dukungan suami dan
keluarga

Anda mungkin juga menyukai