ABSTRACT
Background: Stroke is the third leading cause of morbidity and mortality in the world.
Heart Failure (HF) or heart failure is a risk factor for stroke. Patients with heart disease
have the main severity of ischemic stroke.
Case Report: A 49-year-old man with grade II hypertension and heart failure had right
hemiparesis and acute UMN VII anda XII nerve paresis. Investigation echocardiogram
showed cardiomyopathy results that lead to a state of heart failure and a picture of an old
cerebral infarct in the inter dextra capsule on the CT-scan of the head.
Discus: HF is a risk factor for stroke due to poor blood pumping from the heart. This can
cause clots to form in the ventricles. These clots and blockages can then break off and
travel to the brain and block blood flow to parts of the brain, which can cause a stroke.
Conclusion: Strict monitoring and routine control are necessary for patients with impaired
heart function, especially Heart Failure, to prevent embolic strokes.
Keywords: Embolic stroke, Heart Failure
ABSTRAK
Latar belakang : Stroke adalah penyebab utama utama ketiga morbiditas dan mortalitas
di dunia. Heart Failure (HF) atau gagal jantung merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya stroke. Pasien dengan penyakit jantung memiliki tingkat keparahan utamanya
stroke iskemik.
Laporan Kasus: Laki-laki berusia 49 tahun dengan hipertensi grade II dan Heart Failure
mengalami hemiparese dekstra dan parese nervus VII dan XII akut tipe UMN.
Pemeriksaan penunjang ekokardiogram menunjukan hasil kardiomyopati yang mengarah
kepada keadaan gagal jantung serta gambaran infark cerebri lama di kapsula inter dextra
pada hasil CT-scan kepala.
Diskusi: HF merupakan faktor resiko unutk terjadinya stroke dikarenakan pemompaan
darah yang tidak baik dari jantung. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan di
dalam ventrikel. Gumpalan dan sumbatan ini kemudian dapat lepas dan mengalir ke otak
dan memblok aliran darah ke bagian otak yang dapat menyebabkan stroke.
Kesimpulan: Pengawasan ketat dan kontrol yang rutin sangat diperlukan bagi pasien
dengan gangguan fungsi jantung khususnya Heart Failure untuk mencegah terjadinya
stroke emboli.
Kata Kunci: Stroke emboli, Heart Failure
1
PENDAHULUAN
Stroke dapat berupa infark atau hemoragik. Stroke infark disebabkan oleh
hilangnya suplai darah ke area otak. Ini adalah jenis stroke yang umum1. Infark
serebral jantung menyumbang seperempat dari semua infark serebral. Salah satu
stroke yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah adalah stroke
dari jantung. Sebab tersering timbulnya emboli ini adalah fibrilasi atrium pada
orang tua atau terdapat kelainan katup jantung pada orang muda.2
dalam memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebuthan
LAPORAN KASUS
RSUDP NTB karena mengalami keluhan berupa sesak dan bengkak pada tungkai
sejak 1 hari yang lalu. Dari hasil anamnesis pasien didapatkan pasien memiliki
riwayat penyakit jantung sejak 1 tahun yang lalu, riwayat hipertensi grade II.
2
20x/menit.Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 456, tanda meningen negatif,
akut hemiparese dextra dengan kekuatan motorik 4+, sensorik dalam batas
normal, reflek fisiologis normal (+2), reflex patologis normal (-), parese nervus VII
mengarah pada keadaan emboli dan Heart Failure (HF) (Gambar 2.). Hasil CT-
jantung yang mengalami pembesaran akibat penyakit tertentu. Hasil temuan pada
pemeriksaan CT-scan kepala didapatkan infark cerebri lama pada kapsula interna
DISKUSI
Heart Failure (HF) atau gagal jantung adalah salah satu penyebab
terjadinya stroke iskemik. Insidensi terjadinya stroke atau bahkan kematian pada
pasien yang terdiagnosis gagal jantung meningkat pada 30 hari pertama setalah
terdiagnosis dan kejaidan stroke iskemik 5 kali lebih tinggi daripada hemoragik. 5
Pada kasus stroke dengan gagal jantung selalu diikuti dengan keadaan gangguan
Pada kasus ini dilaporkan pasien laki – laki berusia 49 tahun. Hal ini sesuai
dengan penelitian Kelly di tahun 2010 yang menunjukan resiko kejadian stroke
3
lebih banyak pada usia diatas 40 tahun.8 Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi
kejadian stroke iskemik lebih tinggi terjadi pada laki – laki.7 Pada kasus ini
dan parese nervus VII (facialis) dan XII (Glossofaringeal). Ini sesuai dengan
manifestasi klinis yang ditemukan pada pasien dengan stroke yakni kelemahan
anggota gerak (hemiparese), parese nervus kranial (VII dan XII), disartria.
saraf kranialis. Temuan klinis pada stroke tergantung letak lesi pada otak yang
Pada kasus ini pasien memiliki riwayat hipertensi grade II tidak terkontrol.
laboratorium pada pasien dalam batas normal dimana kadar Hemoglobin 12,2
g/dL, HCT 39%, RBC 5,7 juta/Ul, WBC 9000/uL, Platelet 284000/uL. Kadar MCV
68,5 fL, MCH 21,4 pg dan MCHC 31,2 g/dL sedikit peningkatan dari kadar normal.
Hasil kadar Neutrofil 74% mengalami sedikit peningkatan dan limfosit 12,6% serta
4
Monosit 11,9% menurun. Kadar kreatinin meningkat sebesar 1,5 mg/dL, albumin
Pasien dengan fraksi ejeksi ≤ 40% didefinisikan sebagai adanya emboli dan tidak
berhubungan dengan aliran darah tidak dapat mengalirkan darah dan oksigen
kardiomegali.11 Pada hasil CT-scan kepala terdapat gambaran lesi infark cerebri
lama pada kapsula interna. Hasil temuan tersebut memberikan dugaan bahwa
pernah mengalami keluhan serupa. Beberapa kasus pasien dengan stroke iskemik
Menurut framingham, resiko stroke iskemik lebih tinggi terjadi pada pasien
gagal jantung sebagai faktor resiko terjadinya stroke tidak dapat beridiri sendiri. 5
5
Patofisiologi HF adalah gangguan fungsi jantung. Salah satu keadaan
output atau okisigen ke seluruh sel dan jaringan. Gangguan fungsi jantung oleh
vaskular dan menyumbat pembuluh darah. Stroke yang terjadi oleh karena
hipertensi tidak terkontrol dimana hal tersebut termasuk dalam faktor resiko
kanan dengan onset mendadak, parese pada nervus VII dan XII. Ini mengarahkan
kepada manifestasi klinis stroke iskemik. Pada pasein ini juga baik hasil CT-scan
dan ekokardiogram mengarahkan gambaran lesi infark cerebri lama pada kapsula
ventrikel ≤ 27% yang mengarah ke keadaan gagal jantung atau Heart Failure
(CHF).1,2,3,5
6
KESIMPULAN
Pengawasan ketat dan kontrol yang rutin sangat diperlukan bagi pasien
7
REFERENSI
1. Kuriakose, D. and Xiao, Z. (2020) ‘Pathophysiology and treatment of stroke:
Present status and future perspectives’, International Journal of Molecular
Sciences, 21(20), pp. 1–24. doi: 10.3390/ijms21207609.
2. Kamel, H. and Healey, J. S. (2017) ‘Cardioembolic Stroke’, Circulation Research,
120(3), pp. 514–526. doi: 10.1161/CIRCRESAHA.116.308407.
3. Schumacher, K. et al. (2018) ‘Heart Failure and Stroke’, Current Heart Failure
Reports. Current Heart Failure Reports, 15(5), pp. 287–296. doi: 10.1007/s11897-
018-0405-9.
4. Kim, W. and Kim, E. J. (2018) ‘Heart failure as a risk factor for stroke’, Journal of
Stroke, 20(1), pp. 33–45. doi: 10.5853/jos.2017.02810.
5. Pullicino PM, McClure LA, Wadley VG, Ahmed A, Howard VJ, Howard G, et al. Blood
pressure and stroke in heart failure in the REasons for Geographic And Racial
Differences in Stroke (REGARDS) study. Stroke 2009;40:3706-3710.
6. A. Boehme, C. Esenwa, M. E. (2018) ‘Stroke: Risk factors and prevention’, Journal
of the Pakistan Medical Association, 60(3), p. 412. doi:
10.1161/CIRCRESAHA.116.308398.Stroke.
7. Laily, R. S. (2017) ‘Hubungan Karakteristik Penderita dan Hipertensi dengan
Kejadian Stroke Iskemik’, Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1), pp. 48–59. doi:
10.20473/jbe.v5i1.
8. Kelly-Hayes M. Influence of age and health behaviors on stroke risk: lessons
8
10. Ojaghihaghighi, S. et al. (2017) ‘Comparison of neurological clinical manifestation
in patients with hemorrhagic and ischemic stroke’, World Journal of Emergency
Medicine, 8(1), p. 34. doi: 10.5847/wjem.j.1920-8642.2017.01.006.
11. Lee, J. E. et al. (2014) ‘Massive cardiomegaly due to dilated cardiomyopathy
causing bronchial obstruction in an infant’, Journal of Cardiovascular Ultrasound,
22(2), pp. 84–87. doi: 10.4250/jcu.2014.22.2.84.
9
LAMPIRAN
Stroke Kardioemboli pada Pasien dengan Heart Failure (HF)
1 2,3 2,3 2,3
Riezhan Farridal Atros , Herpan Syafii Harahap , Esther Sampe , I Wayan Subagiartha
1
Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat
2
Departemen Neurologi, Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
2
Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat.
GAMBAR
Gambar 1. Elektrokardiogram (EKG)
10
Gambar 2. Ekokardiogram (21/04/2021)
11
Gambar 3. CT-scan Thorak
12