Anda di halaman 1dari 12

Stroke Kardioemboli pada Pasien dengan Heart Failure (HF)

1 2,3 2,3 2,3


Riezhan Farridal Atros , Herpan Syafii Harahap , Esther Sampe , I Wayan Subagiartha
1
Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat
2
Departemen Neurologi, Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
2
Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat

ABSTRACT
Background: Stroke is the third leading cause of morbidity and mortality in the world.
Heart Failure (HF) or heart failure is a risk factor for stroke. Patients with heart disease
have the main severity of ischemic stroke.
Case Report: A 49-year-old man with grade II hypertension and heart failure had right
hemiparesis and acute UMN VII anda XII nerve paresis. Investigation echocardiogram
showed cardiomyopathy results that lead to a state of heart failure and a picture of an old
cerebral infarct in the inter dextra capsule on the CT-scan of the head.
Discus: HF is a risk factor for stroke due to poor blood pumping from the heart. This can
cause clots to form in the ventricles. These clots and blockages can then break off and
travel to the brain and block blood flow to parts of the brain, which can cause a stroke.
Conclusion: Strict monitoring and routine control are necessary for patients with impaired
heart function, especially Heart Failure, to prevent embolic strokes.
Keywords: Embolic stroke, Heart Failure

ABSTRAK
Latar belakang : Stroke adalah penyebab utama utama ketiga morbiditas dan mortalitas
di dunia. Heart Failure (HF) atau gagal jantung merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya stroke. Pasien dengan penyakit jantung memiliki tingkat keparahan utamanya
stroke iskemik.
Laporan Kasus: Laki-laki berusia 49 tahun dengan hipertensi grade II dan Heart Failure
mengalami hemiparese dekstra dan parese nervus VII dan XII akut tipe UMN.
Pemeriksaan penunjang ekokardiogram menunjukan hasil kardiomyopati yang mengarah
kepada keadaan gagal jantung serta gambaran infark cerebri lama di kapsula inter dextra
pada hasil CT-scan kepala.
Diskusi: HF merupakan faktor resiko unutk terjadinya stroke dikarenakan pemompaan
darah yang tidak baik dari jantung. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan di
dalam ventrikel. Gumpalan dan sumbatan ini kemudian dapat lepas dan mengalir ke otak
dan memblok aliran darah ke bagian otak yang dapat menyebabkan stroke.
Kesimpulan: Pengawasan ketat dan kontrol yang rutin sangat diperlukan bagi pasien
dengan gangguan fungsi jantung khususnya Heart Failure untuk mencegah terjadinya
stroke emboli.
Kata Kunci: Stroke emboli, Heart Failure

1
PENDAHULUAN

Stroke adalah penyebab utama ketiga morbiditas dan mortalitas di dunia.

Stroke dapat berupa infark atau hemoragik. Stroke infark disebabkan oleh

hilangnya suplai darah ke area otak. Ini adalah jenis stroke yang umum1. Infark

serebral jantung menyumbang seperempat dari semua infark serebral. Salah satu

stroke yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah adalah stroke

kardioembolik. Infark Stroke kardioembolik diakibatkan dari emboli yang berasal

dari jantung. Sebab tersering timbulnya emboli ini adalah fibrilasi atrium pada

orang tua atau terdapat kelainan katup jantung pada orang muda.2

Heart Failure (HF) atau gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung

dalam memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebuthan

jaringan akan oksigen dan nutrient. Ketidakmampuan tersebut dapat disebabkan

oleh karena kelainan otot jantung, aterosklerosis coroner, hipertensi sistemik

ataupun pulmonal, peradangan miokardium dan penyakit jantung lainnya.3

LAPORAN KASUS

Pasien laki-laki berusia 49 tahun yang merupakan pasien rawat jantung

yang di konsulkan ke bagian saraf. Pasien sebelumnya datang dibawa ke IGD

RSUDP NTB karena mengalami keluhan berupa sesak dan bengkak pada tungkai

sejak 1 hari yang lalu. Dari hasil anamnesis pasien didapatkan pasien memiliki

riwayat penyakit jantung sejak 1 tahun yang lalu, riwayat hipertensi grade II.

Tekanan darah 150/90 mmhg, nadi 80x/menit regular, laju pernapasan

2
20x/menit.Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 456, tanda meningen negatif,

akut hemiparese dextra dengan kekuatan motorik 4+, sensorik dalam batas

normal, reflek fisiologis normal (+2), reflex patologis normal (-), parese nervus VII

(facialis) dan nervusd. Pada pemeriksaan EKG didapatkan sinus takikardi

mengarah ke gangguan irama jantung (Gambar 1). Pada hasil ekokardiogram

didapatkan hasil dilated cardiomyophaty dengan fraksi ejeksi ventrikel ≤ 25%

mengarah pada keadaan emboli dan Heart Failure (HF) (Gambar 2.). Hasil CT-

Scan thorak ditemukan gambaran kardiomegali yang mengharahkan kondisi

jantung yang mengalami pembesaran akibat penyakit tertentu. Hasil temuan pada

CT-scan thorak berkorelasi dengan hasil pada ekokardiogram (Gambar3.). Pada

pemeriksaan CT-scan kepala didapatkan infark cerebri lama pada kapsula interna

dextra, mengarah ke infark serebri (Gambar 4.).

DISKUSI

Heart Failure (HF) atau gagal jantung adalah salah satu penyebab

terjadinya stroke iskemik. Insidensi terjadinya stroke atau bahkan kematian pada

pasien yang terdiagnosis gagal jantung meningkat pada 30 hari pertama setalah

terdiagnosis dan kejaidan stroke iskemik 5 kali lebih tinggi daripada hemoragik. 5

Pada kasus stroke dengan gagal jantung selalu diikuti dengan keadaan gangguan

vaskular seperti hipertensi, diabetes meilitus, penyakit koroner ataupun diabetes

Pada kasus ini dilaporkan pasien laki – laki berusia 49 tahun. Hal ini sesuai

dengan penelitian Kelly di tahun 2010 yang menunjukan resiko kejadian stroke

3
lebih banyak pada usia diatas 40 tahun.8 Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi

kejadian stroke iskemik lebih tinggi terjadi pada laki – laki.7 Pada kasus ini

ditemukan manifestasi klinis hemiparese sebelah kanan dengan onset mendadak

dan parese nervus VII (facialis) dan XII (Glossofaringeal). Ini sesuai dengan

manifestasi klinis yang ditemukan pada pasien dengan stroke yakni kelemahan

anggota gerak (hemiparese), parese nervus kranial (VII dan XII), disartria.

Manifestasi klinis yang timbul pada stroke mendadak.9

Stroke iskemik secara klinis menunjukan keadaan defisit neurologis seperti

kelemahan anggota gerak, gangguan motorik, gangguan sensorik ataupun parese

saraf kranialis. Temuan klinis pada stroke tergantung letak lesi pada otak yang

telibat.1,9 Lesi yang terjadi berhubungan dengan manifestasi klinis yang

didapatkan. Apabila lesi mengenai korteks, secara keseluruhan keluhan yang

terjadi seperi hemiparese, gangguan sensorik seperti hipoestesi/hipoalgesia atau

gangguan bicara seperti afasia sensorik ataupun motorik.10

Pada kasus ini pasien memiliki riwayat hipertensi grade II tidak terkontrol.

Hipertensi sendiri merupakan faktor yang berhubungan dengan terbentuknya plak

atherosklerosis yang akan menyebabkan stroke dan gagal jantung.7 Hasil

laboratorium pada pasien dalam batas normal dimana kadar Hemoglobin 12,2

g/dL, HCT 39%, RBC 5,7 juta/Ul, WBC 9000/uL, Platelet 284000/uL. Kadar MCV

68,5 fL, MCH 21,4 pg dan MCHC 31,2 g/dL sedikit peningkatan dari kadar normal.

Hasil kadar Neutrofil 74% mengalami sedikit peningkatan dan limfosit 12,6% serta

4
Monosit 11,9% menurun. Kadar kreatinin meningkat sebesar 1,5 mg/dL, albumin

3,1 mg/dL menurun dan kadar elektrolit Na, K dan Cl normal.

Pemeriksaan ekokardiogram didapatkan fraksi ejeksi ventrike sebesar 27%.

Pasien dengan fraksi ejeksi ≤ 40% didefinisikan sebagai adanya emboli dan tidak

adekuatnya pompa jantung. Hasil perekaman ekokardiogram menyimpulkan

pasien dengan dilated cardiomyopati. Kondisi pompa jantung yang bermasalah

berhubungan dengan aliran darah tidak dapat mengalirkan darah dan oksigen

sehingga menyebabkan gangguan sistemik seperti perfusi jaringan dan hipoksia

pada sel dan dapat menyebabkan iskemia pada serebral.4

Pemeriksaan imaging CT-scan thorak didapatkan gambaran kardiomegali

pada pasien. Cardiomyophaty merupakan salah satu penyebab terjadinya

kardiomegali.11 Pada hasil CT-scan kepala terdapat gambaran lesi infark cerebri

lama pada kapsula interna. Hasil temuan tersebut memberikan dugaan bahwa

kemungkinan pasien memiliki riwayat serangan stroke sebelumnya. Hasil

anamnesis dan heteroanamnesis pada keluarga pasien mengatakan, pasien tidak

pernah mengalami keluhan serupa. Beberapa kasus pasien dengan stroke iskemik

sering ditemukan tidak menyadari pernah mengalami serangan stroke. Gambaran

imaging pasien dengan stroke infark/iskemik pada CT-Scan memiliki gambaran

tampak area hipodens pada korteks yang lesi.2,5

Menurut framingham, resiko stroke iskemik lebih tinggi terjadi pada pasien

yang mengalami gagal jantung. Beberapa penelitian mengatakan bahwa keadaan

gagal jantung sebagai faktor resiko terjadinya stroke tidak dapat beridiri sendiri. 5

5
Patofisiologi HF adalah gangguan fungsi jantung. Salah satu keadaan

gangguan otot jantung adalah kardiomiopati. Kardiomiopati berhubungan dengan

disfungsi ventrikel yang menyebabkan pompa darah dari jantung berkurang.

Kardiomiopati pada jantung menyebabkan kontraksi dari jantung untuk memompa

darah dengan tidak maksimal sehingga berimplikasi pada kurangnya cardiac

output atau okisigen ke seluruh sel dan jaringan. Gangguan fungsi jantung oleh

karena kardiomiopati menyebabkan darah tidak terpompa sepenuhnya sehingga

dapat menyebabkan terjadinya keadaan statis darah didalam jantung dan

membentuk gumpalah darah (emboli). Ketika emboli lepas akan masuk ke

vaskular dan menyumbat pembuluh darah. Stroke yang terjadi oleh karena

sumbatan emboli yang berasal dar jantung adalah stroke kardioemboli..1,2

Penegakan diagnosis stroke kardioemboli ditegakkan memalui anamnesis,

hasil pemeriksasan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis ditemukan

keluhan kelemahan anggtoa gerak secara mendadak. Pasien memiliki riwayat

hipertensi tidak terkontrol dimana hal tersebut termasuk dalam faktor resiko

terjadinya stroke. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kelamahan anggota gerak

kanan dengan onset mendadak, parese pada nervus VII dan XII. Ini mengarahkan

kepada manifestasi klinis stroke iskemik. Pada pasein ini juga baik hasil CT-scan

dan ekokardiogram mengarahkan gambaran lesi infark cerebri lama pada kapsula

interna dan pada ekokardiogram hasil dilatet cardiomiopati denganfraksi ejeksi

ventrikel ≤ 27% yang mengarah ke keadaan gagal jantung atau Heart Failure

(CHF).1,2,3,5

6
KESIMPULAN

Pengawasan ketat dan kontrol yang rutin sangat diperlukan bagi pasien

dengan gangguan fungsi jantung khususnya Heart Failure untuk mencegah

terjadinya stroke emboli.

7
REFERENSI
1. Kuriakose, D. and Xiao, Z. (2020) ‘Pathophysiology and treatment of stroke:
Present status and future perspectives’, International Journal of Molecular
Sciences, 21(20), pp. 1–24. doi: 10.3390/ijms21207609.
2. Kamel, H. and Healey, J. S. (2017) ‘Cardioembolic Stroke’, Circulation Research,
120(3), pp. 514–526. doi: 10.1161/CIRCRESAHA.116.308407.
3. Schumacher, K. et al. (2018) ‘Heart Failure and Stroke’, Current Heart Failure
Reports. Current Heart Failure Reports, 15(5), pp. 287–296. doi: 10.1007/s11897-
018-0405-9.
4. Kim, W. and Kim, E. J. (2018) ‘Heart failure as a risk factor for stroke’, Journal of
Stroke, 20(1), pp. 33–45. doi: 10.5853/jos.2017.02810.
5. Pullicino PM, McClure LA, Wadley VG, Ahmed A, Howard VJ, Howard G, et al. Blood
pressure and stroke in heart failure in the REasons for Geographic And Racial
Differences in Stroke (REGARDS) study. Stroke 2009;40:3706-3710.
6. A. Boehme, C. Esenwa, M. E. (2018) ‘Stroke: Risk factors and prevention’, Journal
of the Pakistan Medical Association, 60(3), p. 412. doi:
10.1161/CIRCRESAHA.116.308398.Stroke.
7. Laily, R. S. (2017) ‘Hubungan Karakteristik Penderita dan Hipertensi dengan
Kejadian Stroke Iskemik’, Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1), pp. 48–59. doi:
10.20473/jbe.v5i1.
8. Kelly-Hayes M. Influence of age and health behaviors on stroke risk: lessons

from longitudinal studies. J Am Geriatr Soc. 2010 Oct;58 Suppl 2(Suppl

2):S325-8. doi: 10.1111/j.1532-5415.2010.02915.x. PMID: 21029062; PMCID:


PMC3006180.
9. Musuka, T. D. et al. (2015) ‘Diagnosis and management of acute ischemic stroke:
Speed is critical’, Cmaj, 187(12), pp. 887–893. doi: 10.1503/cmaj.140355.

8
10. Ojaghihaghighi, S. et al. (2017) ‘Comparison of neurological clinical manifestation
in patients with hemorrhagic and ischemic stroke’, World Journal of Emergency
Medicine, 8(1), p. 34. doi: 10.5847/wjem.j.1920-8642.2017.01.006.
11. Lee, J. E. et al. (2014) ‘Massive cardiomegaly due to dilated cardiomyopathy
causing bronchial obstruction in an infant’, Journal of Cardiovascular Ultrasound,
22(2), pp. 84–87. doi: 10.4250/jcu.2014.22.2.84.

9
LAMPIRAN
Stroke Kardioemboli pada Pasien dengan Heart Failure (HF)
1 2,3 2,3 2,3
Riezhan Farridal Atros , Herpan Syafii Harahap , Esther Sampe , I Wayan Subagiartha
1
Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat
2
Departemen Neurologi, Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
2
Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat.

GAMBAR
Gambar 1. Elektrokardiogram (EKG)

10
Gambar 2. Ekokardiogram (21/04/2021)

11
Gambar 3. CT-scan Thorak

Gambar 4. CT-scan Kepala

12

Anda mungkin juga menyukai