TT 1 Padakunjunganantenat - -
al
pertama
TT 3 6 bulan serelah
TT 2
Bias DT Kelas 1 SD TT 3
TT Kelas 2 SD TT 4
TT Kelas 3 SD TT 5
Untuk imunisasi TT WUS :
1. Jika memiliki kartu TT berikan dosis sesuai dengan jadwal
pemberian TT nasional.
2. Jika tidak memiliki kartu TT tanyakan apakah ia pernah
mendapatkan dosis TT di masa lalu
3. Jika tidak berikan dosis pertama TT dan anjurkan kembali sesuai
jadwal pemberian TT nasional
4. Jika ya berapa banyak dosis yang telah diterima sebelumnya dan
berikan dosis brikutnya secara berurutan
5. Jika ia tidak bidsa mengingat atau tidak tahu sebaiknya berikan
dosiskedua kepadanya dan anjurkan untuk datang lagi untuk
menerima dosisberikutnya.
Pertanyaan skrining :
1. Tanyakan umur WUS / kelahiran jika kelahiran 1997 loncat
kepertanyaan ke 4.
2. Pendidikan SD,lulus sampai kelas 6
3. Apakah mendapat imunisasi atau suntikan di waktu SD ? waktu
kelas berapa dan berapa kali
4. Pernah mendapatkan imunisasi waktu caten? Berapa kali ? dan
berapa jarak pemberiannya?
5. Sudah hamil berapa kali?
6. Apakah saa hamil mendapatkan imunisasi ? berapa kali ? dan
berapajarak pemberian dengan imunisasi sebelumnya?
Sensitivitas vaksin :
Vaksin TT merupakan vaksin yang sensitive terhadap pembekuan
sebaiknya disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius. Imunisasi Tetanus
toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan infeksi dengan vaksin yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonaturum yang
disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang menyerang sistem
saraf pusat dan melidungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka (Depkes RI, 2013).
(7) . Pemberian Tablet Fe
Tablet tambah darah dapat mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil
harus medapat tablet tambah darah dan asam folat minimal 90 tablet
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Tiap tablet
mengandung 60 mg zat besi dan 0,25 mg asam folat (Kemenkes
RI,2015).
(8) . Pemeriksaan Laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan intuk mencegah hal-hal buruk
yangbisa mengancam janin. Hal ini bertujuan untuk
skrining/mendeteksi jika erdapat kelainan yang perlu dilakukan lebih
lanjut berikut bentuk pemeriksaannya :
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya
untukmengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga
untukmempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester
ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebutmenderita anemia atau tidak selama kehamilannya
karena kondisianemia dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuriamerupakan salah satu indikator terjadinya pre-
eklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga terutama ada akhir
trimester ketiga.
e. Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi
dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis
sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi
kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Tes
HIV pada Ibu hamil disertai dengan konseling sebelum dan
sesudah tes serta menanda tangani informed consent
h. PemeriksaanBTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang menderita
batuk berdahaklebih dari 2 minggu (dicurigai menderita
Tuberkulosis) sebagai upayapenapisan infeksi TB
(9) Tatalaksana atau penanaganan khusus
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, atau setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil
harus ditangani sesuai dengan standar kewenangan tenaga
kesehatan.Kasuskasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan.
(10) Temu wicara (Konseling)
Menurut Depkes (2013) Temu wicara atau konseling dilakukan
padasetiap kunjungan antenatal meliputi :
a. Kesehatan ibu hamil, dengan beristirahat yang cukup selama
kehamilanya (sekitar 9-10 jam per har) dan tidak bekerja
berat.
b. Prilaku hidup bersih dan sehat, dengan menjaga kebersihan
badan selama kehamilanya misalnya mencucu tangan
sebelum makan, mandi dua kali sehari menggukakan sabun
dan menjaga personal hygiene agar tetap bersih dan
terhindar dari suasana lembab serta melakukan olah raga
ringan.
c. Peran suami / keluarga dalam kehamilan dan
perencanaanpersalinan dengan memberi dukungan mental
serta menyiapkan biaya persalinan dan kebutuhan bayi
lainya serta transportasi rujukan dan donor darah.
(1) Tanda-tanda vita
a. Suhu tubuh normal 36.50 C - 37.50 C
b. Denyut nadi ibu dalam keadaan normal 60-100 kali per menit.
c. Pernapasan normal ibu hamil adalah 16-20 kali permenit.
d. Tekanan darah normal 120/80 mmHg sampai 140/90 mmHg
(Depkes RI, 2015).
(2) Lingkar lengan atas (LILA)
Angka normal lingkar lengan atas ibu yang sehat yaitu 23,5-36 cm
(Kusmiyati,2015). Pengukuran Lila untuk:
(1) Mengetahui adanya resiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada wanita usia subur.
(2) Menepis wanita yang mempunyai risiko melahirkan berat
bayi lahir rendah.
(3) Berat badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg-16,5 kg.
Berdasarkan Indeks MassaTubuh (IMT) berat badan ibu masih
dalam batas normal dengan kalkulasi sebagai berikut:
Tabel 2.3
Peningkatan berat badan selama kehamilan
IMT (kg/m2) Total Kenaikan Berat Selama Trimester
Badan Yang 2 dan 3
Disarankan
Kurus 12,7–18,1 kg 0,5 kg/minggu
(IMT<18,5)
Normal 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu
(IMT 18,5-22,9)
Overweight 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu
(IMT 23-29,9)
Obesitas 4,3-6 kg 0,2 kg/minggu
(IMT>30)
Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
Sumber : (Sukarni, 2016)
(4) Tinggi badan
Diukur pada saat pertama kali datang. Ibu hamil yang tinggi
badannya kurang dari 145 cm terutama pada kehamilan pertama,
tergolong risiko tinggi yaitu dikhawatirkan panggul ibu sempit
(Pantikawati, 2015).
1) Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi
a) Pengertian
Deteksi dini kehamilan adalah kegiatan yang dilakukan unt
uk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komp
likasi kebidanan. Deteksi dini kehamilan adalah upaya dini yang di
lakukan untuk mengatasi kejadian resiko tinggi pada ibu hamil. Us
ia untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 35 tahun, lebih ata
u kurang dari usia tersebut adalah berisiko (Depkes RI, 2014).
b) Kehamilan resiko tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan dimana kehamila
n itu dapat berpengaruh buruk terhadap keadaan ibu atau sebalikny
a, penyakit ibu dapat berpengaruh buruk pada janinnya atau keduan
ya saling berpengaruh. Kehamilan resiko tinggi merupakan ancam
an (Rochjati, 2015).
c) Faktor resiko pada ibu hamil
Ibu hamil yang mempunyai resiko perlu mendapat pengawa
san yang lebih intensif dan perlu dibawa ketempat pelayanan keseh
atan sehingga resikonya dapat dikendalikan (Manuaba, 2015).
Faktor resiko pada ibu hamil adalah sebagai berikut
(Depkes RI, 2015):
(1)Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun.
(2)Jumlah anak sebelumnya > 4.
(3)Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.
(4) KEK dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm atau penambaha
n berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
(5)Anemia dengan hemoglobin < 11 g/dl.
(6) Tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk pangg
ul dan tulang belakang
(7) Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelu
m kehamilan ini.
(8) Sedang atau pernah menderita penyakit kronis antara lain: t
uberkulosis, kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis, kelainan
endokrin (diabetes melitus, sistemik lupus, eritematosus, dl
l), tumor dan keganansan.
(9) Riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang, keha
milan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah di
ni, bayi dengan cacat kongenital.
(10) Kelainan jumlah janin seperti kehamilan ganda, janin demp
et, monster.
(11) Kelainan besar janin seperti pertumbuhan janin terhambat,
janin besar.
d) Pencegahan Kehamilan RisikoTinggi
Skrining yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu skrinin
g faktor resiko dengan skor poji rochyati:
1) Cara Pemberian SKOR:
(a) Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR) Untuk umur dan
paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal
(b) Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) Untuk tiap fakt
or risiko
(c) Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) Untuk be
kas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan
antepartum dan pre-eklamsia berat/eklamsia (Rochjati, 201
5).
2) Jumlah skor:
(a) Jumlahskor2 : KRR
(b) Jumlahskor6-10 :KRT
(c) Jumlahskor>12 : KRST
3) Tabel skor PoedjiRochjati
Tabel 2.4
I II III 1V
K SKOR Triwulan
EL Masalah/Faktor Resiko
F. NO I II III.1 III.2
R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
(2) Rasa sakit seperti saat menstruasi bisa ada atau tidak
Penatalaksanaanya:
(1) Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring
total
(2) Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau
hubungan seksual.
(3) Perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal
seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi
lagi.
(4) Perdarahan terus berlangsung
nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG).Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemui uterus
yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin
menunjukkan kehamilan ganda atau mola
(5) Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau
progestin) atau tokolitik (seperti salbutamol atau
indometasis ) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah
abortus
b) Abortus insipiens
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang
berlangsung, dengan ostium yang sedang terbuka dan
ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi. ( Joseph HK, 2012) )
penatalaksanaan :
Kunjungan dilakukan pada kurun waktu 6-48 Jam setelah lahir, asuhan
yang diberikan adalah menjaga kehangatan bayi, memberikan ASI
eksklusif, pencegahan infeksi, perawatan tali pusat, memantau tanda
bahaya pada neonatus. Memberikan konseling ibu tentang memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan atau jangan berikan makanan maupun
susu formula selama 6 bulan, Memberitahukan ibu tentang cara
pencegahan infeksi dengan cara memncuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan atau ketika akan menyentuh bayi serta memakai
masker apabila sedang flu dan batuk, Memberitahu ibu bagaimana cara
merawat tali pusat bayi yaitu : mengeringkan tali pusat bayi setelah
mandi atau apabila basah ganti dengan kasa baru yang lebih bersih dan
kering, jangan memberikan atau membubuhkan sesuatu apapun baik itu
obat maupun ramuan tradisional pada tali pusat yang masih basah, jaga
tali pusat agar tali pusat tetap dalam keadaan bersih dan kering.
6) Imunisasi TT
Ibu mengatakan selama kehamilan ini sudah 1 kali
mendapat imunisasi TT di suntik di pustu Pau pada
tanggal 05Oktober 2020.
7) Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan tidak ada kekhawatiran khusus. Ibu
sudah siap menghadapi persalinan.
Data Psiko Sosial dan Ekonomi
1. RiwayatPerkawinan
a) Umur waktu nikah : 25tahun
b) Lama :9
c) Perkawinan ke :1
d) Jumlah anak :2
(2) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang
direncaanakan oleh ibu dan suami. Semua anggota
keluarga memberi respon yang baik, dan mendukung atas
kehamilan ibu seperti seperti tidak mengucilkan atas
kehamilan ibu. Pengambil keputusan adalah ibu sendiri
dan disepakati bersama suami. Ibu dan suami sudah
mempersiapan segala kebutuhan untuk persalinan nannti.
Ibu mengatakan ingin bersalin di Pustu Pau.
B.Lingkungan
(1)Lingkungan sosial:
Hubungan ibu dan tetangga terjalin baik sehingga
tetangga memberi respon yang baik dan mendukung,
tidak ada yang mengucilkan atas kehamilan ibu.
Tidak ada adat istiadat yang mengganggu atau
membahayakan kehamilan ibu.
(2)Lingkungan Fisik:
ibu mengatakan tinggal berdua dengan suami,Rumah
ibu dindingnya setengah tembok, lantainya semen dan
tidak lembab. Sirkulasi udara baik dan ada ventilasi
udara jendela dan pintu. Ibu mengatakan ada
memelihara hewan piaraan yaitu babi dan di
kandangkan. Jarak kandang dari rumah lebih dari 10
cm.
A. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(1) Nutrisi
a) Ibu mengatakan selama kehamilannya nafsu makan ibu
baik sama seperti sebelum hamil, tidak ada pantangan
makanan. Ibu makan nasi 1 piring penuh , sayur, lauk
dan buah. Malahan semuanya dengan porsi lebih
banyak dari sebelum hamil.
b) Kebutuhan cairan ibu terpenuhi (air putih kurang lebih
10 gelas/hari dan kadang-kadang susu). sebelum hamil,
ibu minum air putih kurang lebih 6 gelas per hari dan
ibu sering mengonsumsi kopi.
(2) Eliminasi (BAK/BAB)
Ibu mengatakan buang air besar sebelum dan setelah hamil
tidak memiliki masalah, 1-2 kali sehari. Buang air kecil
sebelum hamilnya 3-4 kali sehari, setelah hamil buang air
kecilnya lancar( kurang lebih 5-6 kali sehari) dan di malam
hari sering pipis.
(4) Mammae: simetris kiri dan kanan, tidak bengkak, tidak ada
benjolan abnormal, puting menonjol, aerola menghitam, tidak
ada tanda-tanda infeksi, pengeluaran ASI kolostrum
(5) Perut : kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, tidakada luka
bekas operasi, adastriae.
(6) Genetalia : perdarahan normal, warna merah, bau khas darah, tidak
ada jahitan di perineum. Lochea rubra
a) Ekstremitas:
simetris kiri dan kanan, tidak ada bengkak, gerak aktif, tidak
ada kelainan,reflek patella kiri dan kanan positif (+).
A. Pembahasan
1. Asuhan Kehamilan Normal
Berdasarkan hasil pengkajiàn pada Ny. M.T.M selama pemeriksaan
kehamilan sebanyak 8 kali, Trimester I : Satu kali, Trimester II : satu
kali,Trimester III: lima kali di Pustu Pau, Satu kali di dokter SPOG,
Kunjungan ANC Ny M.T.M sudah sesuai dengan teori menurut Kemenkes
(2015) yang mengatakan bahwa selama kehamilan dilakukan paling sedikit 4
kali kunjungan yaitu 1 kali TM pertama, 1 kali TM kedua dan 2 kali pada TM
ketiga. semua hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan baik dan tidak
ditemukan tanda bahaya atau komplikasi selama kehamilan. Berdasarkan skor
poedji Rochjati kehamilan Ny. M.T.M termasuk kehamilan resiko tinggi
( riwayat abortus).(Rochjati, 2015).
Menurut penelitian Yeni ( 2017) bahwa ibu yang memiliki riawayat
abortus beresiko terjadi abortus pada kehamilan berikutnya. Asuhan
kebidanan yang diberikan selama pemeriksaan kehamilan sesuai standar (10
T) yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukuran tekanan darah,
ukur LILA, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan DJJ,
imunisasi TT, tablet FE, periksa laboratorium, tata laksana kasus, temu
wicara. Pelayanan 10 T yang di peroleh Ny. M.T.M sudah sesuai dengan teori
tentang standar asuhan kebidanan pada masa kehamilan ( Kepmenkes RI,
2010). Akan tetapi pada kehamilan trimester III peneliti tidak melakukan
pemeriksaan laboratoriumn yaitu kadar hemoglobin karena masalah wabah
covid 19. Berdasarkan data diatas berarti ada kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini sebagai masukan untuk perkembangan ilmu dan
penerapan pelayanan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma III Kebidanan Unika St. Paulus Ruteng, mampu memahami
tentang pengertian,penyebab,dan permasalahan yang muncul dengan
menerapkan asuhan kebidanan pada ibu selama kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, nifas, dan KB serta sebagai tambahan pengalaman
berharga bagi penulis untuk memperluas dan menambah wawasan
dalam asuhan kebidanan.
b. Bagi DIII Kebidanan
Dapat digunakan sebagai sebagai bahan kajian terhadap teori Asuhan
Pelayanan Kebidanan dalam memahami pelaksanaan Asuhan
Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, dan KB.
c. Bagi puskesmas pembantu Pau
Dapat dijadikan acuan untuk memberikan pelayanan kebidanan secara
komprehensif sesuai dengan SOP serta untuk peningkatan mutu
pelayanan kebidanan
d. Bagi Ny. M.T.M
Penulisan Asuhan Kebidanan ini dapat meningkatkan kepercayaan
pasien terhadap kompetensi bidan, sehingga dapat menjadikan semua
ibu hamil dengan resiko tinggi maupun tidak dapat melahirkan dengan
aman dan nyaman, bayi sehat, nifas sehat dan keluarga kecil bahagia
sejahtera dan Klien mendapatkan pengetahuan yang baik dan benar
tentang pemeriksaan dan pemantauan kesehatan secara dini sehingga
dapat mendorong minat klien untuk ikut serta melakukan pemeriksaan
secara dini dan teratur.
Kerangka Teori