Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN

PENGKAJIAN PHBS PONDOK PESANTREN

I. PENDAHULUAN
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
Poskestren merupakan salah satu upaya kesehatan yang diterapkan
pemerintah yang bersumber pada masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok
pesantren, dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren.
Upaya tersebut mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan
preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan
rehabilitasi (pemulihan kesehatan), dengan binaan puskesmas setempat.
Berbagai penyakit berbasis lingkungan yang umum sering menjadi masalah di
Ponpes seperti kudis, diare, ISPA, disebabkan oleh lingkungan yang kurang
sehat di Pondok Pesantren. Oleh karena itu, Puskesmas Jember Kidul
berusaha untuk membantu dalam menciptakan lingkungan pondok pesantren
yang sehat dan bersih.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit-penyakit menular di lingkungan yang sering terjadi akibat
dari kurangnya kebersihan diantaranya tuberkulosis paru, infeksi saluran
pernapasan atas, diare, cacingan, dan penyakit kulit (dermatitis dan skabies)
masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat ditemukan di
lingkungan-lingkungan yang kurang bersih (Santosa, 2002). Penyakit skabies
dikenal juga dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo. Skabies
ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi (Handoko,
2008).
Faktor yang berperan dalam kejadian penyakit ini adalah sosial
ekonomi yang rendah, hygiene perorangan yang jelek, lingkungan yang tidak
saniter, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, serta kepadatan penduduk.
Prevalensi penyakit Skabies di Indonesia adalah sekitar 6%-27% dari populasi
umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja (Sungkar, 1997).
Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak
langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita
misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Sedangkan
kontak tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita seperti
pakaian, handuk, bantal dan lain-lain (Djuanda, 2007). Insiden skabies di
negara berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai sekarang
belum bisa dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemi dan permulaan
epidemi berikutnya kurang lebih 10-15 tahun.
Di Indonesia jumlah penderita skabies telah terdaftar pada tahun
2002 sebesar 4,6 -12,95% dan menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit
tersering. Penelitian di RS Dr. Soetomo Surabaya, menemukan insiden
skabies selama 1983-1984 adalah 2,7%. Sedangkan penelitian di RSU Ujung
Pandang mendapatkan insiden skabies 0,67% pada tahun 1987 – 1988
( DepKes RI,2004 ). Skabies identik dengan penyakit anak pondok.
Penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang
buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan yang terlalu lembab dan kurang
mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit skabies menular
dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam
pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua
orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang skabies. Hal ini
disebabkan apabila dilakukan secara individual maka akan mudah tertular
kembali penyakit skabies (David, 2002).

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di institusi pondok
pesantren

2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di pondok pesantren
b. Mengkomunikasikan hasil analisis, evaluasi dan rencana tindak lanjut
dari pengkajian PHBS yang sudah dilakukan

IV. KEGIATAN POKOK PENGKAJIAN PHBS


1. Petugas Promkes menentukan sasaran pendataan dan berkoordinasi
dgn lintas program terkait tentang maksud, tujuan, dan rencana
pendataan
2. Petugas Promkes mempersiapkan surat perintah tugas dan blangko
PHBS Ponpes
3. Petugas Promkes & Lintas Program terkait melakukan survey ke
Ponpes
4. Petugas menjelaskan mengenai indikator PHBS di Ponpes dan
mengidentifikasi dengan pengelola Ponpes
5. Petugas menjelaskan mengenai indikator PHBS di Ponpes dan
mengidentifikasi dengan pengelola Ponpes
6. Petugas memberi saran serta tindak lanjut sesuai dengan indikator
yang terpenuhi atau yang masih belum terpenuhi
7. Petugas pamit dan mengucapkan terima kasih
8. Petugas promkes merekap hasil dari kegiatan pendataan PHBS
Ponpes & membuat RTL untuk ditindaklanjuti

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian PHBS adalah dengan
mengisi blanko survey yang sudah disiapkan sebelumnya yang memiliki 18
indikator PHBS pondok pesantren

VI. SASARAN
a. Terlaksananya kegiatan pengkajian PHBS 1 tahun sekali dari semua
pondok pesantren di wilayah Puskesmas Jember Kidul
b. Terlaksananya analisis pengkajian pondok pesantren dengan adanya 18
indikator PHBS pondok pesantren
c. Terlaksananya 100% penyampaian hasil pengkajian PHBS ke setiap
pondok pesantren beserta tindak lanjut yang akan dilaksanakan
d. Sasaran antara lain; pengasuh pondok pesantren, pengelola kantin pondok
pesantren, petugas kebersihan sekolah dan santri pondok pesantren

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Pondok Pesantren yang Bulan


dikaji PHBS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. PPTQ Raden Rahmat X
PP Bustanu Ussyaqil X
Qur’an
PP ASHRI X
PP Nyai Zainab Shiddiq X

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dalam upaya menjaga kesesuaian antara perencanaan kegiatan dengan
implementasinya, Kepala Puskesmas Mojolangu bertanggung jawab terhadap
kegiatan monitoring dan evaluasi yaitu kegiatan memantau dan menilai
dengan indikator-indikator SPM yang telah di tetapkan sebelumnya.
Seluruh kegiatan pengkajian tatanan pondok pesantren dalam
pelaksanaannya dilakukan pencatatan-pecatatan untuk mendukung kegiatan
monitoring dan evaluasi, kemudian hasil monitoring dan evaluasi serta catatan-
catatan tersebut dirangkum dalam simpulan sebagai dasar rekomendasi dalam
penyusunan pelaporan.

Jember, 2 Februari 2017

Mengetahui
Kepala Puskesmas Jember Kidul Penanggung Jawab Program Promkes

dr. APSARI MERISSA AYU W


NIP 19610416 198902 2 003 NIP 19860529 201705 2 001
KERANGKA ACUAN
PEMBINAAN PONDOK PESANTREN & POSKESTREN

I. PENDAHULUAN
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
Poskestren merupakan salah satu upaya kesehatan yang diterapkan
pemerintah yang bersumber pada masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok
pesantren, dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren.
Upaya tersebut mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan
preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan
rehabilitasi (pemulihan kesehatan), dengan binaan puskesmas setempat.
Berbagai penyakit berbasis lingkungan yang umum sering menjadi masalah di
Ponpes seperti kudis, diare, ISPA, disebabkan oleh lingkungan yang kurang
sehat di Pondok Pesantren. Oleh karena itu, Puskesmas Jember Kidul
berusaha untuk membantu dalam menciptakan lingkungan pondok pesantren
yang sehat dan bersih.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit-penyakit menular di lingkungan yang sering terjadi akibat
dari kurangnya kebersihan diantaranya tuberkulosis paru, infeksi saluran
pernapasan atas, diare, cacingan, dan penyakit kulit (dermatitis dan skabies)
masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat ditemukan di
lingkungan-lingkungan yang kurang bersih (Santosa, 2002). Penyakit skabies
dikenal juga dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo. Skabies
ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi (Handoko,
2008).
Faktor yang berperan dalam kejadian penyakit ini adalah sosial
ekonomi yang rendah, hygiene perorangan yang jelek, lingkungan yang tidak
saniter, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, serta kepadatan penduduk.
Prevalensi penyakit Skabies di Indonesia adalah sekitar 6%-27% dari populasi
umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja (Sungkar, 1997).
Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak
langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita
misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Sedangkan
kontak tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita seperti
pakaian, handuk, bantal dan lain-lain (Djuanda, 2007). Insiden skabies
di negara berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai sekarang
belum bisa dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemi dan permulaan
epidemi berikutnya kurang lebih 10-15 tahun.
Di Indonesia jumlah penderita skabies telah terdaftar pada tahun
2002 sebesar 4,6 -12,95% dan menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit
tersering. Penelitian di RS Dr. Soetomo Surabaya, menemukan insiden
skabies selama 1983-1984 adalah 2,7%. Sedangkan penelitian di RSU Ujung
Pandang mendapatkan insiden skabies 0,67% pada tahun 1987 – 1988
( DepKes RI,2004 ). Skabies identik dengan penyakit anak pondok.
Penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang
buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan yang terlalu lembab dan kurang
mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit skabies menular
dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam
pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua
orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang skabies. Hal ini
disebabkan apabila dilakukan secara individual maka akan mudah tertular
kembali penyakit skabies (David, 2002).

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di institusi pondok
pesantren

2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di pondok pesantren
b. Mengkomunikasikan hasil analisis, evaluasi dan rencana tindak lanjut
dari hasil pemeriksaan fisik yang sudah dilakukan

IV. KEGIATAN POKOK PENGKAJIAN PHBS


1. Petugas Promkes menentukan sasaran pembinaan dan berkoordinasi
dgn lintas program terkait tentang maksud, tujuan, dan rencana
pembinaan
2. Petugas Promkes mempersiapkan surat perintah tugas dan blangko
skriining santri Ponpes
3. Petugas Promkes & Lintas Program terkait melakukan pembinaan ke
Ponpes
4. Petugas menjelaskan mengenai prosedur dan tahapan pembinaan
Ponpes ke Pengasuh
5. Petugas melakukan pemeriksaan kepada santri secara head to toe
6. Petugas memberitahukan hasil pemeriksaan & saran kepada masing-
masing santri secara langsung
7. Petugas merekap & menganalisa secara cepat masalah kesehatan
terbanyak yang dialami santri
8. Petugas memberikan penyuluhan berdasarkan penyakit terbanyak saat
itu
9. Petugas memberikan kesempatan kepada santri untuk tanya jawab
10. Acara ditutup dengan membuat RTL
11. Petugas promkes merekap hasil kegiatan dan melaporkan pada PJ
UKM & Kepala Puskesmas Jember Kidul

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan Ponpes adalah
dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada semua santri, dan
menindaklanjuti dengan memberikan penyuluhan berdasarkan masalah
kesehatan terbanyak yang dialami

VI. SASARAN
Sasaran antara lain; pengasuh pondok pesantren, pengelola pondok
pesantren, dan santri pondok pesantren

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Pondok Pesantren yang Bulan


dikaji PHBS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. PPTQ Raden Rahmat X
2 PP Bustanu Ussyaqil X
Qur’an
3 PP Nyai Zainab Shiddiq x

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dalam upaya menjaga kesesuaian antara perencanaan kegiatan dengan
implementasinya, Kepala Puskesmas Jember Kidul bertanggung jawab
terhadap kegiatan monitoring dan evaluasi yaitu kegiatan memantau dan
menilai dengan indikator-indikator SPM yang telah di tetapkan sebelumnya.
Seluruh kegiatan pengkajian tatanan pondok pesantren dalam
pelaksanaannya dilakukan pencatatan-pecatatan untuk mendukung kegiatan
monitoring dan evaluasi, kemudian hasil monitoring dan evaluasi serta catatan-
catatan tersebut dirangkum dalam simpulan sebagai dasar rekomendasi dalam
penyusunan pelaporan.

Jember, 2 April 2018

Mengetahui
Kepala Puskesmas Jember Kidul Penanggung Jawab Program Promkes

dr. RUMI ENGGARWATI MERISSA AYU W


NIP 19790326 201412 2 001 NIP 19860529 201705 2 001

Anda mungkin juga menyukai