Dinamika Model Populasi Spesies Tunggal Pada Lingkungan Tercemar Dengan Waktu Tunda Tunggal Diskret
Dinamika Model Populasi Spesies Tunggal Pada Lingkungan Tercemar Dengan Waktu Tunda Tunggal Diskret
LAILATUL QODARIAH
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Lailatul Qodariah
NIM G5100016
ABSTRAK
Dalam karya ilmiah ini dijelaskan tentang model populasi spesies tunggal
pada lingkungan tercemar. Dalam model ini dipelajari perilaku kestabilan
populasi spesies tunggal yang terkena efek polutan akibat pencemaran
lingkungan. Perilaku kestabilan yang dipelajari adalah perilaku kestabilan yang
dibatasi, yaitu perilaku kestabilan model ketika tidak ada penambahan polutan
eksogen ke dalam lingkungan tercemar dan ketika ada penambahan polutan
eksogen ke dalam lingkungan tercemar. Pada kondisi titik tetap tertentu, perilaku
kestabilan lokal ditentukan dengan kriteria Routh-Hurwitz dan perilaku kestabilan
global dianalisis menggunakan fungsi Lyapunov. Mengubah nilai-nilai parameter
sistem seperti parameter penambahan polutan eksogen ke dalam lingkungan
tercemar akan memunculkan bifurkasi Hopf. Keberadaan bifurkasi Hopf dianalisis
menggunakan kriteria Liu yang berkaitan dengan kriteria Routh-Hurwitz. Model
populasi spesies tunggal pada karya ilmiah ini juga mempelajari efek waktu tunda
tunggal diskret sebagai realisasi bahwa penyerapan polutan oleh populasi dari
lingkungan tercemar tidak seketika terserap oleh populasi, melainkan
membutuhkan waktu hingga akhirnya mencemari populasi. Panjang waktu tunda
ditentukan menggunakan kriteria Nyquist sebagai upaya mempertahankan
kestabilan model. Simulasi menggunakan software matematika digunakan sebagai
upaya mengilustrasikan hasil analisis model.
ABSTRACT
LAILATUL QODARIAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Dinamika Model Populasi Spesies Tunggal pada Lingkungan
Tercemar dengan Waktu Tunda Tunggal Diskret
Nama : Lailatul Qodariah
NIM : G54100016
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam studi pustaka yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini ialah
Dinamika Model Populasi Spesies Tunggal pada Lingkungan Tercemar dengan
Waktu Tunda Tunggal Diskret.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian karya ilmiah ini khususnya Ibu Elis Khatizah, MSi dan Bapak
Drs Ali Kusnanto, MSi selaku pembimbing, serta Bapak Dr Paian Sianturi yang
telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Bapak Winardi dan Ibu Masyitoh selaku orangtua yang memberikan
dukungan, semangat, dan doa tanpa henti. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada adik, kakak, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala
doa, semangat, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Lailatul Qodariah
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
1 Penondimensionalan Model 36
2 Penentuan Titik Tetap untuk Model = 0 37
3 Penentuan Titik Tetap untuk Model > 0 37
4 Penentuan Nilai Eigen untuk Model = 0 39
5 Penentuan Nilai Eigen untuk Model > 0 41
6 Kestabilan Global 44
7 Pelinearan Model dengan Waktu Tunda 44
8 Mencari Persamaan Karakteristik Model dengan Waktu tunda 47
9 Analisis Bifurkasi Hopf Model dengan Waktu Tunda 48
10 Transformasi Laplace pada Model dengan Waktu Tunda 49
11 Kriteria Nyquist 51
12 Kode Program Bidang Solusi 53
13 Kode Program Bidang Fase 53
14 Kode Program Gambar Bidang Fase Kestabilan Global 54
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan risiko yang timbul dari pesatnya
perkembangan industri saat ini. Kehadiran racun atau polutan yang merupakan zat,
bahan, atau unsur yang tercampur dalam lingkungan dengan kadar berlebih dapat
mengubah, menghalangi, atau mengganggu fungsi lingkungan. Hal ini merupakan
indikator terjadinya pencemaran lingkungan (Siahaan 2004). Fenomena
pencemaran ini akan menyebabkan berkurangnya daya dukung lingkungan yang
kemudian akan memengaruhi laju pertumbuhan spesies di lingkungan.
Hujan asam adalah salah satu contoh fenomena lingkungan yang
menggambarkan adanya fenomena pencemaran udara. Hujan asam disebabkan
oleh jenis senyawa tertentu dari polusi udara yang bercampur dengan uap air,
seperti hujan atau kabut. Hujan asam ini kemudian jatuh ke bumi sebagai larutan
asam dengan komponen utamanya adalah oksidasi dari Sulfur dan Nitrogen.
Kedua komponen ini secara dominan dihasilkan dari pembangkit listrik
pembakaran batu bara, pelumeran tembaga, pabrik, dan emisi kendaraan bermotor.
Oksidasi ini berubah secara kimiawi pada atmosfer dan kembali ke bumi melalui
hujan, salju, kabut atau debu. Proses pengasaman lingkungan ini dapat mengubah
struktur ekologi sehingga memengaruhi komunitas ekologi (Van Lier dan
Irene1980).
Beberapa tahun terakhir, masalah polusi lingkungan ini menjadi perhatian
serius karena polusi dapat memengaruhi kelangsungan hidup jangka panjang dari
spesies dan keanekaragaman hayati dari habitat (Siahaan 2004). Oleh karena itu,
studi tentang efek dari polutan pada populasi dan penilaian risiko untuk populasi
menjadi cukup penting. Masalah memperkirakan efek dari polutan pada populasi
melalui model matematika merupakan cara yang efektif.
Penelitian terkait pendugaan efek polutan pada sistem ekologi menggunakan
model matematika dilakukan pertama kali oleh Hallam dan rekannya pada tahun
1983 (Hallam et al. 1983). Sejak itu banyak penelitian yang mempelajari efek dari
polutan pada lingkungan tercemar, termasuk Pal dan Samanta yang memaparkan
model populasi spesies tunggal pada lingkungan tercemar dengan
mempertimbangkan adanya kontrol pencemaran pada populasi (Pal dan Samanta
2010).
Selanjutnya, dipahami bahwa banyak proses alami atau buatan manusia pada
sistem ekologi, pengobatan, proses kimia, dan proses lainnya merupakan proses
yang melibatkan waktu tunda. Waktu tunda sangat sering terjadi, hampir pada
semua kondisi, sehingga memedulikannya adalah memedulikan realitas (Kuang
1993). Mempertimbangkan waktu tunda dalam mempelajari efek polutan terhadap
populasi pada lingkungan tercemar juga dianggap perlu. Hal ini terjadi karena
polutan pada lingkungan tercemar tidak seketika terserap oleh populasi,
melainkan membutuhkan waktu hingga akhirnya mencemari populasi tersebut.
Dalam karya ilmiah ini, dianalisis model matematika populasi spesies tunggal
pada lingkungan tercemar tanpa waktu tunda dan model matematika populasi
spesies tunggal pada lingkungan tercemar dengan waktu tunda tunggal diskret
2
yang disusun oleh Sharma dan Samanta (2013). Dari model ini akan dianalisis
karakteristik, kestabilan, dinamika, dan perkiraan panjang waktu tunda pada
populasi spesies tunggal yang dipengaruhi oleh lingkungan tercemar.
TINJAUAN PUSTAKA
̇ ( ) (1)
Persamaan (1) disebut sistem dimensi satu atau sistem orde satu dengan x(t)
adalah nilai real fungsi dari waktu dan f(x) adalah nilai real fungsi dari yang
bergantung terhadap waktu. Persamaan (1) memunyai titik tetap jika
memenuhi ( ) . Titik tetap disebut juga titik kritis atau titik kesetimbangan
(Tu 1994).
Persamaan (1) dikatakan sistem persamaan diferensial linear jika f merupakan
fungsi linear dan persamaan (1) dikatakan sistem persamaan diferensial taklinear
jika f merupakan fungsi taklinear. Untuk suatu sistem persamaan diferensial
taklinear, analisis kestabilannya dilakukan melalui pelinearan. Tahap pertama
dalam pelinearan terhadap persamaan (1) adalah mengasumsikan persamaan (1)
sebagai persamaan taklinear dengan turunan parsial dari persamaan (1) kontinu di
Rn. Menggunakan ekspansi Taylor di sekitar titik tetapnya diperoleh
̇ ( ), (2)
dengan ,
[ ]
3
̇ .
Vektor x disebut vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen. Untuk
mencari nilai eigen dari matriks A yang berukuran , maka persamaan (3)
dapat ditulis sebagai berikut.
( ) (4)
dengan I adalah matriks identitas, maka persamaan (4) akan memiliki solusi
taknol jika dan hanya jika
( ) ( ) , (5)
( ) , (6)
memunyai bagian real yang negatif jika dan hanya jika untuk setiap i=1,2,…,k,
determinan dari matriks Mi
[ ]
(7)
adalah negatif jika dan hanya jika A, B, C positif dan AB > C (Fisher 1990).
Bukti:
Routh – Hurwitz criterion 2: Misalkan A, B, C adalah bilangan real, bagian
real nilai eigen dari persamaan polinomial karakteristik
3 2
| | | | | |
| | | |
| |
5
| | | |
| |
( ) karena maka
Routh – Hurwitz criterion 2 terbukti
Kestabilan dapat bersifat lokal dan bersifat global. Kestabilan lokal mudah
ditentukan dengan pendekatan linear. Sedangkan kestabilan global cukup sulit
ditentukan. Menggunakan fungsi Lyapunov adalah salah satu metode yang dapat
digunakan dalam menentukan kestabilan global. Verhulst (1990) menjelaskan
bahwa fungsi Lyapunov dari suatu sistem persamaan diferensial bersifat tidak
tunggal. Misal diberikan fungsi dan titik kestabilan
persamaan (1). Fungsi V disebut fungsi Lyapunov jika memenuhi ketiga
pernyataan berikut.
1. Fungsi V kontinu dan memunyai turunan parsial pertama yang kontinu
Pada E.
2. Fungsi ( ) untuk dengan , dan ( ) = 0 dengan
(dengan titik tetap merupakan titik minimum global).
3. Fungsi ̇ ( ) untuk setiap .
L o ’ (2009) memberikan fungsi Lyapunov yang memenuhi ketiga
pernyataan di atas.
1. Fungsi Lyapunov logaritma diperkenalkan oleh Goh untuk sistem Lokta-
Volterra
( ) ∑ ( )
( ) ∑ ( )
( ) [∑ ]
( ) ( ( ) ( )), (8)
Dengan positif yang merepresentasikan lama waktu tunda. Pada persamaan (8), f
adalah fungsi bentuk ke Bentuk persamaan diferensial dengan
waktu tunda kontinu, yaitu
( ) ( ( )∫ ( ) ( )), (9)
( ) ( ( ) ( )), (10)
untuk , dan .
Persamaan (8) disebut persamaan diferensial dengan waktu tunda berbentuk
linear jika f merupakan fungsi linear dan persamaan (8) disebut persamaan
diferensial dengan waktu tunda berbentuk taklinear jika f merupakan fungsi
taklinear. Persamaan diferensial dengan waktu tunda yang berbentuk taklinear,
memerlukan pelinearan agar dapat diselesaikan secara eksplisit. Menggunakan
transformasi koordinat berikut.
( ) ̇ ( ), (11)
̇ ,
dengan ( ) ( ) dan ( ) ( )
( ) (13)
I adalah matriks identitas, maka persamaan (13) akan memiliki solusi taknol jika
dan hanya jika
( ) ( ) , (14)
( )
. / karena 0 1 .
Model Matematika
Pal dan Samanta (2010) memodelkan populasi spesies tunggal pada
lingkungan tercemar dengan mempertimbangkan keberadaan fungsi kontrol
berupa input polutan eksogen pada populasi, kemudian mempertimbangkan
adanya efek waktu tunda diskret bagi polutan dalam mencemari lingkungan
tercemar. Kemudian, Sharma dan Samanta (2013) dengan menggunakan model
dasar yang sama seperti Pal dan Samanta, mempertimbangkan kembali adanya
efek waktu tunda tunggal diskret bagi polutan pada lingkungan tercemar dalam
mencemari populasi dengan mempertimbangkan keberadaan fungsi kontrol
berupa input polutan eksogen dalam lingkungan yang tercemar.
Dalam karya ilmiah ini akan dibahas model populasi spesies tunggal pada
lingkungan tercemar Sharma dan Samanta (2013), untuk melihat dinamika
pertumbuhan populasi spesies tunggal pada lingkungan tercemar. Modelnya
sebagai berikut.
( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ,
( )
( ) ( )
( ) ( )
dengan
( ) ( ).
(Lampiran 1)
Tabel Notasi
Notasi Definisi
n(t) konsentrasi biomassa populasi pada waktu t
c(t) konsentrasi polutan pada populasi pada waktu t
s(t) konsentrasi polutan pada lingkungan pada waktu t
X merepresentasikan konsentrasi biomassa populasi
Y merepresentasikan konsentrasi polutan pada populasi
Z merepresentasikan konsentrasi polutan pada lingkungan
tingkat pengurangan polutan pada lingkungan karena
k
adanya asupan populasidari lingkungantercemar
tingkat pengurangan polutan di dalam tubuh populasi karena
r
adanya sekresi
tingkat pengurangan polutan di dalam tubuh populasi karena
m
adanya metabolisme
tingkat pengurangan polutan pada lingkungan secara alami
h
oleh lingkungan
tingkat pengurangan polutan pada lingkungan karena
kaitannya dengan konsentrasi polutan pada populasi
tingkat pengurangan konsentrasi biomassa populasi karena
f
kompetisi antarspesies
tingkat input polutan eksogen yang diasumsikan fungsi
u(t)
smooth bounded taknegatif pada waktu t
merepresentasikan tingkat pengurangan polutan pada
lingkungan karena adanya asupan populasi dari lingkungan
a
tercemar dan tingkat pengurangan konsentrasi biomassa
populasi karena kompetisi antarspesies
tingkat pertumbuhan alami populasi dalam keadaan tidak
p
ada polutan dalam populasi
tingkat pengurangan polutan pada tubuh populasi melalui
q
sekresi, metabolisme, atau pengurangan konsentrasi
10
( )
( ) ( )
( )
( ( ) )
( ) ( )
Kestabilan titik tetap dapat dilihat dari nilai eigen yang dihasilkan oleh matriks
Jacobi Model yang dievaluasi pada titik tetap tersebut.
Untuk menganalisis kestabilan titik tetap ( ) substitusikan
( ) ke dalam persamaan matriks Jacobi Model . Diperoleh
( ) ( )
( ) ( ( ) )
( ) √( ) ( )( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
* ( ) +*( )( ) +
( )
(Lampiran 3)
. /
( )
13
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
,
dengan
(Lampiran 5)
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )( ) ( )( )
( ( ) )( )( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( ) ( )( )
dengan
( ) ( )
( ) ( ( ) )
( ) ( ) ( ) ( )
15
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
dengan u(t), v(t), dan w(t) adalah perpindahan jarak titik tetap sangat kecil dari
titik tetap yang berada diantara ( ).
Selanjutnya dilakukan pelinearan terhadap sistem persamaan (21). Dihasilkan dua
matriks Jacobi sebagai berikut.
( ( ) ) ( )
( ) ( )
merupakan matriks Jacobi X,Y,Z yang dievaluasi pada titik tetapnya dan
merupakan matriks Jacobi yang dievaluasi pada titik tetapnya. Dengan
demikian, diperoleh
( )
( ).
( ) ( )
Misalkan
( ) ( )
( )
( ),
dan
( ) ( )
Misalkan
maka
( ) ( ).
17
( ) ( ) ( )
( ( )) ( )( ( ))( )( ( ) )
( ) ( ) ( )
(Lampiran 7)
Selanjutnya, diasumsikan solusi sistem persamaan yang menggambarkan
perpindahan jarak sangat kecil karena adanya penundaan. Solusi sistem ini adalah
fungsi eksponensial seperti pada persamaan diferensial biasa, yaitu
( )
( )
( )
( ) , (22)
dimana
(23)
(Lampiran 8)
( ) ( )
(24)
( ) ( )
(25)
18
dimana
Misalkan , diperoleh
(26)
Klaim 1
Untuk , maka persamaan (26) tidak memiliki akar positif.
( )
( )
selanjutnya , atau
, (27)
kemudian, diperoleh
√
( )
( )
19
( ) dan ( ) .
( )
( )
( )
(( ) )
dan
( ) ( )
( )
(Lampiran 9)
( )
( ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) )
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
( )
0 1
( )
. / karena 0 1 .
20
( )
( )
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
21
( ) ( ) ( )
dengan,
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ̅( ) ̅( ) ( )
( ) ̅( ) ̅( ) ̅( ) ( ) ( ) (31)
( ) ̅( ) ̅( ) ̅( ) ( )
( ( ) ) ̅( ) ( ( )
( ) ̅( ) ( ) ( ) ( )
( )( )
(Lampiran 10)
Invers transformasi Laplace dari ̅( ) akan memunyai terminologi
eksponensial yang meningkat terhadap waktu, jika ̅( )memiliki kutub dengan
bagian real positif. Titik tetap ( ) stabil asimtotik lokal jika
memenuhi syarat cukup dan perlu untuk setiap kutub dari ̅( ) yaitu memiliki
bagian real negatif (Erbe et al. 1986).
Kriteria Nyquist merupakan kriteria penguat kestabilan yang fokus pada
pemaksimuman nilai frekuensi dari akar persamaan karakteristik berbentuk
imajiner murni (Nyquist 1932).
(Erbe et al. 1986) menjelaskan kriteria Nyquist. Jika adalah panjang
busur lingkaran sepanjang suatu kurva yang melingkari separuh lingkaran pada
bagian kanan, kemudian kurva ̅( )akan mengelilingi nilai awalsebanyak selisih
banyaknya kutub dan banyaknya nol pada kurva separuh lingkaran bagian kanan,
maka dapat ditunjukkan titik tetap ( ) memiliki stabil asimtotik
lokal bila memenuhi kondisi berikut.
( ) ( )
( ) ( )
dengan ( ) ( ) .
Menggunakan lema Butler, kestabilan titik tetap yang bersifat stabil asimtotik
lokal dipertahankan dengan memastikan bagian real bernilai negatif secara
kontinu. Lema ini menyatakan bahwa titik tetap ( ) harus
memenuhi ( ) ( ) kemudian
bagian real dari solusi persamaan (22) memiliki nilai negatif ketika ,
22
dengan adalah nilai waktu tunda paling kecil dimana ada suatu solusi
bagian real bernilai nol (Freedman dan Rao 1983).
Menggunakan persamaan (32), persamaan (33), dan persamaan (24), diperoleh
( ) ( ) (34)
( ) ( ) (35)
[| | √| | ( | |)], (36)
Dengan Dan
* √ + (37)
dengan
| | )
)
Tabel 1 Nilai parameter yang digunakan pada pada Model dan Model
dengan
Parameter Nilai
p 2.28
q 2.92
a 4.14
d 0.54
h 0.2
Dalam melihat dinamika populasi spesies tunggal pada titik tetap melalui
bidang fase, digunakan nilai parameter pada Tabel 1 dan = 1.25, serta nilai awal
( X(0), Y(0), Z(0) ) = (2,1,3), (4,3,5), (6,4,8), (5,3,8), (7,8,4).
26
Gambar 4 menunjukkan untuk semua titik awal akan bergerak menuju satu
titik tetap yang sama, yaitu titik tetap 432,1 847,4 596 yang berbentuk
spiral.
Pada bagian ini akan dibahas dinamika populasi spesies tunggal dalam
lingkungan tercemar yang mempertimbangkan efek waktu tunda. Parameter waktu
tunda yang akan digunakan adalah
( )
( )
dan
,
dengan
dan
( ) ( )
Tabel 7 Perubahan kestabilan titik tetap ( 432,1 847,4 596) berdasarkan nilai
parameter
Titik tetap Kondisi Kestabilan
Stabil asimtotik lokal
( 432,1 847,4 596) Tidak stabil
Muncul bifurkasi Hopf
33
0| | √| | ( | |)1
* √ +
dengan
| | )
)
Tabel 8 Perubahan kestabilan titik tetap ( 432,1 847,4 596) berdasarkan nilai
parameter
Titik tetap Kondisi Kestabilan
Stabil asimtotik lokal
( 432,1 847,4 596) Tidak stabil
Muncul bifurkasi Hopf
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Erbe LH, Freedman HI, Rao VSH. 1986. Three Species Food Chain Models with
Mutual Interference and Time Delays. Mathematical Biossciences.
80(1):57-80.
Fisher SD. 1990. Complex Variables Second Edition. California (US): Wadsworth
& Brooks/Cole Brooks & Software, Pacific Grove.
Freedman HI, Rao VSH. 1983. The Trade Off Between Mutual Interference and
Time Lags in Predator Prey Systems. Bulletin of Mathematical Biology. 45,
(6):991–1004.
Giesl P. 2007.Construction of Global Lyapunov Functions Using Radial Basis
Functions. Hiedelberg (DE): Springer-Verlag.
Hallam GP, Clark CE, Lassiter RR.1983. Effects of Toxicants on Populations: A
Qualitative Approach. 1. Equilibrium Environmental Exposure.
Ecological Modelling. 18(4): 291–304.
Kuang Y. 1993. Delay Differential Equation with Application in Population
Dynamics. Boston:Academic Press.
Lakshmanan M,Senthilkumar DV. 2010. Dynamics of Nonlinear Time-Delay
Systems. Hiedelberg (DE): Springer-Verlag.
L o ’ VD 2 9 o r c o of L p ov F c o for c SIS, SIR
and SIRS Epidemic Model with Variable Population Size, Mat-Red Foro,
Vol. 26, www.red-mat.unam.mx/foro/volumenes/Vol026.
Liu WM. 1994. Criterion of Hopf Bifurcations without Using
Eigenvalues.Journal of Mathematical Analysis and Applications. 182(1):
250–256.
Meiss JD. 2007. Differential Dynamical Systems. USA: The Society for Industrial
and Applied Mathematics.
35
. /
( ( ) ( ))
. /
( )
( ) ( )
. /
( ) ( ( ))
. /
( ) ( )
( ) ( )
. /
( )( ) ( ( )) ( ) ( ) ( ) ( )
. /
( )( ) ( )( )( ) ( ) ( )
( ) ( )( ) ( ) ( )
Misalkan
( ) ( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
38
( )
( )
( )
( ( ) ( ) ( ) ( )) ( )( )
(
)
( )
( ) ( )
Misalkan
( )
( )
√* ( )+ ( )( )
maka diperoleh
( ( ))
( ( ))
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
* ( ) +*( )( ) +
( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( )
( ( ))
( ( ))
( ( ))
( ( ) )
( ( ) ) ( )
( ( ) )
( ( ) ) ( )
40
( ( ) ) ( )
( ( ) )
( ( ) )
( ) ( )
( ) ( )( ( ) ),
( ) ( )
( ) ( ).
| ( ) |
| |
( )( )( )
( ) ( ( ) ),
( ) ( )
( ) ( ( ) )
41
| ( ) |
| ( ) |
( )
( )( ( ) )( ) ( )( )
( )(( ( ) )( ) ( ))
( )( ( ) ( )( ) )
( ) √( ) ( )( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( )
( ( ))
( ( ))
( ( ))
42
( ( ) )
( ( ) ) ( )
( ( ) )
( ( ) ) ( )
( ( ) ) ( )
( ( ) )
( ( ) )
( ) ( )
( ( ) ),
( )
( ) ( )
( )
.
( )
| ( )
|
43
( )
| |
| |
(( ) )( )( )
( ) ( ( ) ),
( ) ( )
( ) ( ),
( ) ( )
misalkan
( ) ( )
( ) ( ).
| ( ) |
| |
( )( )( ) ( )
( )
misalkan
44
diperoleh
( ) ( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )( ( ) ) ( )
( ( ) )
( ) ( )( )( ) ( )( )
( ( ) )( )( ) ( )( )
( ) ( )( )( ) ( )( )
( )( ) ( ( ) )( )( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( ) ( )( )
dengan
( ) ( )
( ) ( ( ) )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
Dengan melakukan pelinearan terhadap X,Y,Z pada model dengan waktu tunda
diperoleh matriks Jacobi sebagai berikut.
45
( )
( ( ))
( ( ))
( ( ))
( ( ) ( ) )
( ( ) ( ) ) ( )
( ( ) ( ) )
( ( ) ) ( )
( ( ) ) ( )
( ( ) )
( ( ) )
( ) ( )
( )
( ( ))
( ( ))
( ( ))
( ( ) ( ) )
( ( ) ( ) )
( ( ) ( ) )
( ( ) ) ( )
( ( ) ) ( )
( ( ) )
( )
( )
( ( ) )
( ) ( )
misalkan
47
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
misalkan
( ) ( )
dievaluasi pada titik tetapnya dan merupakan matriks Jacobi yang dievaluasi
pada titik tetapnya (Lakshamanan dan Senthilkumar 2010).
Pelinearan model dengan waktu tunda diperoleh
( ) ( ) ( )
( ( )) ( ) ( ( )) ( )( ( ))
( ) ( ) ( )
|( ) ( ) ( )|
| |
( )( )( ) ( )
48
( )
( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
misalkan
( ) .
( )
( )( ( ) ( ))
( ( )) ( ) ( ) ( ( ))
( ( )) ( ) ( ) ( ( )) ,
( ) ( )
( )
( )
( ) ( )
49
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
(( ) )
.( ) /
( )
( )
( )
( ( )) ̅( ) ∫ ( )
dan
( ) ( ) ( )
Bukti:
50
[ ]( ) ∫
( ) ( ) ∫ ( )
( ) ( )
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( )
( ) ̅( ) ̅( ) ( ) ( )
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( ) ∫ ( )
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( ) ∫ ( )
∫ ( )
( )
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( ) ∫ ( )
( ) ( )
∫
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( ) ∫ ( )
∫ ( )
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( ) ( ) ∫ ( )
̅( )
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( ) ( ) ∫ ( )
̅( )
51
( ) ̅( ) ̅( ) ̅( ) ( ) ( ) ( )
̅( ) ( ) ̅( ) ̅( ) ̅( )
( ) ̅( ) ̅( ) ̅( ) ( ) ( )
( ) ̅( ) ̅( ) ̅( ) ( )
̅( ) ̅( ) ( )
̅( )
( )
( ) ̅( ) ̅( ) ̅( ) ( ) ( )
̅( ) ̅( ) ( )
( ) ̅( ) ̅( ) ( )
( )
( ) ( )
( )( ) ̅( ) ( ) ̅( ) ̅( )
̅( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ̅( ) ̅( ) ( )
( ( ) ) ̅( )
( ( ) ) ̅( )
( ) ( ) ( ) ( )( ),
kemudian, diperoleh
( ( ) ) ̅( )
( ( ) ) ̅( ) ( ) (0)
( ) ( )( ).
( ) ( )
52
( ) ( ).
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
Menggunakan persamaan (35) dan persamaan (52)
( ) ( )
( ) ( )
artinya
( ) ( ) ( ) ( )
dengan memanipulasi didapatkan
( ) * ( )+ + . / ( )
menggunakan bagian kiri dari persamaan yang diperoleh persamaan (35) dan
persamaan (52), diperoleh
( ) * ( )+ ( ) . /
| |
dengan | . /|
| | | | (i)
Dengan | ( )|
( ) | |
( ( ) )
53
| | (ii)
Diperoleh
| | | |
atau
Riwayat Hidup
Penulis dilahirkan di serang pada tanggal 13 Maret 1992, anak kedua dari
tiga bersaudara, anak dari Bapak Winardi dan Ibu Masyitoh.
Tahun 2010 Penulis lulus dari SMAN 2 Krakatau Steel dan melanjutkan
pendidikan di jurursan Matematika, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA), Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI).
Tahun 2010-2012 penulis mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa IPB, yaitu
Forum for Scientist Studies (Forces), tahun 2012 mendapatkan beasiswa Bank
Indonesia dan tahun 2013 mengikuti praktik kerja di Badan Pusat Statistik
Cilegon.