Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

Skrofuloderma
Pembimbing: dr. Mahdar Johan, Sp.KK
Penyusun: Petra Julian Abigail (201906010120)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIKA ATMA JAYA - RSUD R. SYAMSUDIN, SH
PERIODE 30 MEI - 2 JULI 2022 1
Definisi dan
Klasifikasi
TB kutis = manifestasi TB ekstraparu
○ Salah satunya → skrofuloderma autoinokulasi
(TB colliquative cutis) hematogen
■ Karena penjalaran langsung
pada kulit yang dekat dengan
fokus TB (organ dibawah kulit
yang terkena)

2
Epidemiologi 86% High TB burden
countries (30
kasus negara)

2020 (WHO) 2/3 kasus

● Penyakit menular → posisi India


ke-2 (setelah COVID-19) Bangladesh

● Global → posisi ke-13


Pakistan China

Filipina

Nigeria
Indonesia

Afrika Selatan

3
Epidemiologi (2)
● TB kutis → 1-2% kasus TB ekstraparu
● Jenis yang sering
○ Skrofuloderma → 84% (RSCM)
■ Anak, remaja/ dewasa muda, usia tua
○ Tuberkulosis kutis verukosa → 13% (RSCM)
○ Lupus vulgaris → India & Eropa

4
Etiopatogenesis
Mycobacterium tuberculosis

Mycobacterium other than TB


(MOTT) / Mycobacterium
atipikal – M. avium, M fortuitum, etc

Penjalaran langsung ke kulit dari Predileksi:


organ yang terkena di bawahnya: ● Leher → P’de tonsil dan paru
● Ketiak → P’de apeks pleura
● Lipat paha → P’de ekst. Bawah
*) ketiganya – hematogen

Tulang &
Trunkus, ekst → dari tulang, sendi
Epididimis KGB
sendi

5
Etiopatogenesis (2)
Skrofuloderma → dari limfadenitis TB! – 5
stadium
● Limfadenitis – pembesaran KGB, firm
● Periadenitis – saling konfluens, perlekatan
dengan jaringan sekitar
● Abses dingin – perlunakan/ likuefaksi, jadi
kenyal
● Collar-stud abscess
● Sinus/ fistul – sampai ke kulit
○ Muara fistul meluas
○ Menjadi ulkus → bentuk memanjang
tidak teratur, livid (merah-kebiruan),
dinding bergaung, jaringan granulasi
bisa tertutup krusta kekuningan
○ Bisa sembuh spontan TAPI jadi skar,
bisa ada skin bridge
6
Pembesaran Ulkus (hitam)
KGB axilla kiri dengan sinus berisi
pus dan skar

Diagnosis – MK
MK TB paru
Sering ko-infeksi

MK kulit
● Leher → parotid, submandibular,
Skrofuloderma supraklavikula
supraklavikular → abses, ulkus, materi purulent
● Bisa bilateral dan kaseosa
● Awal: nodul keras, bisa digerakkan,
asimptomatik → menjadi lunak
● MK tergantung lama penyakit
○ Menahun → lengkap: pembesaran
KGB, periadenitis, abses dan fistul/
sinus (bisa keluar cairan), ulkus,
sikatriks, skin bridge
○ Belum menahun → sikatriks dan skin
bridge (-) Skrofuloderma lipat paha
7
Diagnosis – MK (2)
Skar atrofi bilateral

fistul

Skin bridge

Massa eritema cervical 8


Diagnosis – PP
● Laboratorium → LED >
○ Monitor hasil pengobatan (>> =
kerusakan jaringan)
● TST → positif! (meskipun ec MOTT)
○ ≥10 mm
○ Spesifisitas rendah (t.u area endemis)
● Mikroskopik – pewarnaan Ziehl-Neelsen
○ Kuman warna merah dengan dasar
biru (BTA)
○ Terkadang tidak dapat → jumlah
bakteri <<
● PCR
○ DNA Mycobacterium

9
Diagnosis – PP (2)
abses , nekrosis,
tuberkel kaseosa
dikelilingi infiltrat

● Biopsi → kultur atau histopatologis


(DEFINITIF!)
○ Kultur → gold standard
■ Positif = konfirmasi! TAPI sering
negatif (hanya 21.7% +)
■ Lama – 5-8 minggu
○ Histopatologis
■ Nekrosis dan abses di tengah lesi Nekrosis kaseosa
dikelilingi granuloma
■ Granuloma tuberculoid di tepi,
disertai sel Datia Langhans,
epiteloid, limfosit, BTA

10
Kriteria
Penegakkan diagnosis TB kutis Kriteria lain

1. Kecurigaan TB kutis secara klinis


1. Infeksi TB aktif di organ lain
2. Gambaran histopatologik tipikal
2. TST positif kuat
3. Ditemukan bakteri M. tuberculosis pada
3. Respon baik terhadap OAT
kultur atau DNA-nya

TAPI bakteriologis sering negatif karena


jumlah << → butuh kriteria lain yang
dapat menyokong

11
Diagnosis Banding
Penyakit Persamaan Perbedaan Gambar

Limfadenitis - Pembesaran KGB, bisa ● Ada tanda radang


bakteri non-TB dengan abses akut
● Tidak ada gejala TB
● TST negatif
● Tidak membaik
dengan OAT

Hidradenitis - Bisa dengan abses, ● Infeksi bakteri


suppurativa fistul/ sinus, jaringan Streptococcus pada
parut kelenjar apokrin
● Ada tanda radang
akut
● Gejala sistemik —>
demam
● Leukositosis

12
Diagnosis Banding (2)
Penyakit Persamaan Perbedaan Gambar

Sporotrichosis - Sering mengenai ● Jamur Sporothrix


limfokutan ● Lebih sering pada
- Benjolan tidak nyeri tangan dan kaki yang
berwarna merah, ulkus, mudah kontak
fistul dengan tanaman

Sifilis gumma - Lesi tidak nyeri, berupa ● Riwayat hubungan


nekrosis sentral, ulkus, seksual (IMS!)
abses ● Lokasi predileksi:
- Penyembuhan scalp, dahi, pantat,
terbentuk skar presentral, pretibia
● Bisa melibatkan
mukosa

13
Tatalaksana
NON-MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA

Perbaiki kondisi umum + TOPIKAL


status gizi pasien
Ulkus → kompres dengan
antiseptik (povidone iodine 1%)

14
Tatalaksana (2)
SISTEMIK

15
Tatalaksana (3)

16
Tatalaksana (4)

17
Tatalaksana (5)

18
Tatalaksana (6)

19
Kriteria Penyembuhan
01 02
Fistul dan ulkus KGB mengecil
menutup Diameter ≤1 cm, konsistensi
keras

03 04
Sikatriks LED menurun
eritematosa tidak Kembali normal
merah lagi

20
Penyembuhan spontan
● Bisa, tapi sangat lama
● Dapat meninggalkan skar, retraksi,
keloid, atrofi kulit

Imunokompeten, patuh
Prognosis Quo ad vitam, functionam,
sanationam: bonam

Imunokompromais,
resisten
Mungkin tidak efektif meski dengan
terapi agresif sekalipun

21
Daftar Pustaka
1. Sewon K, Masayuki A, Bruckner AL. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2019.
2. Menaldi SLS, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018.
3. Charifa A, Mangat R, Oakley AM. Cutaneous Tuberculosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2022.
4. Tuberculosis (TB) [Internet]. [cited 2022 Jun 10]. Available from:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
5. Aruna C, L SKA, K S, K S, B RDVS. A clinicoepidemiological study of cutaneous tuberculosis in a tertiary care teaching
hospital in Andhra Pradesh, India. Int J Res Dermatol. 2017 Feb 23;3(1):88–93.
6. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. 2016.
7. de Mello RB, do Vale ECS, Baeta IGR. Scrofuloderma: a diagnostic challenge. An Bras Dermatol. 2019;94(1):102–4.
8. Amraoui N, Krich S, Meziane M, Gallouj S, Abid H, Elmrini A, et al. Cutaneous tuberculosis revealing multifocal
tuberculosis in immunocompetent patients. Int J Mycobacteriology. 2015 Jun 18;14.
9. De Maio F, Trecarichi EM, Visconti E, Sanguinetti M, Delogu G, Sali M. Understanding cutaneous tuberculosis: two
clinical cases. JMM Case Rep. 2016 Dec 16;3(6):e005070.
10. Müller H, Eisendle K, Zelger B, Zangerle R. Bilateral Scrofuloderma of the Axilla Masquerading as Hidradenitis
Suppurativa. Acta Derm Venereol. 2008 Feb 1;88:629–30.
11. Cutaneous tuberculosis pathology | DermNet NZ [Internet]. [cited 2022 Jun 11]. Available from:
https://dermnetnz.org/topics/cutaneous-tuberculosis-pathology
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
13. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesi (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: PERDOSKI; 2017.
14. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 67 tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis. 2016.
15. dos Santos JB, Figueiredo AR, Ferraz CE, de Oliveira MH, da Silva PG, de Medeiros VLS. Cutaneous tuberculosis:
epidemiologic, etiopathogenic and clinical aspects - Part I. An Bras Dermatol. 2014;89(2):219–29.
22
Thank You!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

23

Anda mungkin juga menyukai