Anda di halaman 1dari 8

PERATURAN MENTERI KEUANGAN MENGENAI DIVIDEN

PMK No. 18/PMK.03/2021 PMK No. PMK No. 93/PMK.03/2019


11/PMK.010/2020
Pasal 14 Pasal 3 Pasal 2
(1) Dividen yang dikecualikan dari (1) Fasilitas Pajak Penghasilan (3) Wajib Pajak dalam negeri
objek PPh merupakan Dividen sebagaiman dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pada
yang berasal dari: Pasal 2 berupa: ayat (1) ditetapkan
a. dalam negeri; atau c. pengenaan Pajak memperoleh Deemed
b. luar negeri, Penghasilan atas dividen Dividend atas penyertaan
yang diterima atau diperoleh yang dibayarkan kepada modal langsung pada BULN
Wajib Pajak. Wajib Pajak luar negeri Nonbursa terkendali
(2) Wajib Pajak sebagaimana selain bentuk usaha tetap langsung.
dimaksud pada ayat (1) di Indonesia sebesar 10% (3a) Deemed Dividend
merupakan Wajib Pajak dalam (sepuluh persen), atau sebagaimana dimaksud pada
negeri. tarif yang lebih rendah ayat (3) berasal dari
menurut perjanjian penghasilan tertentu BULN
Pasal 15 penghindaran pajak Nonbursa terkendali yang
(1) Dividen yang berasal dari berganda yang berlaku; meliputi penghasilan sebagai
dalam negeri sebagaimana dan berikut:
dimaksud dalam Pasal 14 ayat a. dividen, kecuali dividen
(1) huruf a yang diterima atau Pasal 12 yang diterima dan/ atau
diperoleh Wajib Pajak orang (2) Dalam hal Wajib Pajak selain diperoleh dari BULN
pribadi dalam negeri menghasilkan produk yang Nonbursa terkendali;
dikecualikan dari objek PPh tidak diberikan fasilitas, b. bunga, kecuali bunga yang
dengan syarat harus besaran dividen yang diterima dan/ atau
diinvestasikan di wilayah mendapat fasilitas Pajak diperoleh BULN Nonbursa
Negara Kesatuan Republik Penghasilan sebagaimana terkendali yang dimiliki
Indonesia dalam jangka waktu dimaksud dalam Pasal 3 ayat oleh Wajib Pajak dalam
tertentu. (1) huruf c adalah sebesar negen yang mempunyai
(2) Dividen yang berasal dari persentase total nilai izin usaha bank; c. sewa
dalam negeri sebagaimana penjualan produk yang berupa:
dimaksud dalam Pasal 14 ayat mendapat fasilitas terhadap 1) sewa yang diterima
(1) huruf a yang diterima atau total nilai penjualan seluruh dan /atau diperoleh
diperoleh Wajib Pajak badan produk pada tahun pajak BULN Nonbursa
dalam negeri dikecualikan dari sebelum dividen dibagikan. terkendali sehubungan
objek PPh. (3) Kepada Wajib Pajak yang dengan penggunaan
melakukan perluasan usaha, tanah dan/ atau
Pasal 16 besarnya dividen yang bangunan; dan
(1) Dalam hal Dividen mendapat fasilitas Pajak 2) sewa selain sewa
sebagaimana dimaksud dalam Penghasilan sebagaimana sebagaimana
Pasal 14 ayat (1) huruf a dimaksud dalam Pasal 3 ayat dimaksud pada angka
diinvestasikan di wilayah (1) huruf c sebanding dengan 1) yang diterima dan/
Negara Kesatuan Republik persentase nilai buku fiskal atau diperoleh BULN
Indonesia kurang dari jumlah aktiva yang mendapat fasilitas Nonbursa terkendali
Dividen yang diterima atau Pajak Penghasilan terhadap yang berasal dari
diperoleh Wajib Pajak orang total nilai buku fiskal aktiva transaksi dengan
pribadi dalam negeri, Dividen yang diperoleh ebelum pihak yang memiliki
yang diinvestasikan perluasan usaha ditambah hubungan istimewa
dikecualikan dari pengenaan dengan nilai realisasi aktiva dengan BULN
PPh. perluasan usaha pada waktu Nonbursa terkendali
(2) Selisih dari Dividen yang selesainya perluasan usaha. tersebut;
diterima atau diperoleh (4) Penghitungan besaran dividen d. royalti; dan
dikurangi dengan Dividen yang mendapat fasilitas Pajak e. keuntungan karena
yang diinvestasikan Penghasilan sebagaimana penjualan atau pengalihan
sebagaimana dimaksud pada dimaksud pada ayat (2) dan harta.
ayat (1) dikenai PPh sesuai ayat (3) tercantum dalam
dengan ketentuan peraturan Lampiran A yang merupakan Pasal 4
perundang-undangan. bagian tidak terpisahkan dari (1) Besarnya Deemed Dividend
Peraturan Menteri ini. dihitung dengan cara
Pasal 17 mengalikan persentase
(1) Dividen yang berasal dari luar penyertaan modal Wajib
negeri sebagaimana dimaksud Pajak dalam negeri pada
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf BULN Nonbursa terkendali
b yang diterima atau diperoleh langsung dengan dasar
Wajib Pajak sebagaimana pengenaan Deemed
dimaksud dalam Pasal 14 Dividend.
dikecualikan dari objek PPh. (2) Dasar pengenaan Deemed
(2) Dividen yang berasal dari luar
negeri sebagaimana dimaksud Dividend sebagaimana
pada ayat (1) dikecualikan dimaksud pada ayat (1),
dari objek PPh dengan syarat yaitu jumlah neto setelah
harus diinvestasikan atau pajak atas penghasilan
digunakan untuk mendukung tertentu BULN Nonbursa
kegiatan usaha lainnya di terkendali langsung
wilayah Negara Kesatuan sebagaimana dimaksud
Republik Indonesia dalam dalam Pasal 2 ayat (3).
jangka waktu tertentu. (3) Dalam hal Wajib Pajak dalam
(3) Dividen yang berasal dari luar negeri memiliki pengendalian
negeri sebagaimana dimaksud langsung pada BULN
pada ayat (1) merupakan: Nonbursa terkendali langsung
a. Dividen yang dibagikan dan memiliki pengendalian
berasal dari badan usaha tidak langsung pada BULN
di luar negeri yang Nonbursa terkendali tidak
sahamnya diperdagangkan langsung, dasar pengenaan
di bursa efek yang diterima Deemed Dividend
atau diperoleh Wajib sebagaimana dimaksud pada
Pajak; atau ayat (1), yaitu:
b. Dividen yang dibagikan a. jumlah neto setelah pajak
berasal dari badan usaha atas penghasilan tertentu
di luar negeri yang BULN Nonbursa terkendali
sahamnya tidak langsung; dan
diperdagangkan di bursa b. jumlah neto setelah pajak
efek sesuai dengan atas penghasilan tertentu
proporsi kepemilikan BULN Nonbursa terkendali
saham. tidak langsung dikalikan
dengan persentase
Pasal 18 penyertaan modal BULN
Dividen yang dibagikan berasal Nonbursa terkendali
dari badan usaha di luar negen langsung pada BULN
yang sahamnya diperdagangkan Nonbursa terkendali tidak
di bursa efek sebagaimana langsung tersebut.
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3) (7) Dalam hal BULN Nonbursa
huruf a dikecualikan dari objek terkendali tidak langsung
PPh sebesar Dividen yang dimiliki secara bersama-sama
diinvestasikan di wilayah Negara sebagaimana dimaksud pada
Kesatuan Republik Indonesia ayat (5) huruf a, besarnya
dalam jangka waktu tertentu. Deemed Dividend dihitung
dengan cara sebagai berikut:
Pasal 19 a. untuk penyertaan pada
Dalam hal Dividen yang dibagikan BULN Nonbursa terkendali
berasal dari badan usaha di luar tidak langsung tersebut
negeri yang sahamnya melalui BULN Nonbursa
diperdagangkan di bursa efek terkendali langsung dan/
sebagaimana dimaksud dalam atau BULN Nonbursa
Pasal 18 diinvestasikan di wilayah terkendali tidak langsung,
Negara Kesatuan Republik dihitung sesuai dengan
Indonesia kurang dari Dividen ketentuan sebagaimana
yang diterima atau diperoleh dimaksud pada ayat (1);
Wajib Pajak, Dividen yang dan
diinvestasikan b. untuk penyertaan langsung
dikecualikan dari pengenaan PPh. Wajib Pajak dalam negeri
pada BULN Nonbursa
Pasal 20 terkendali tidak langsung
Selisih dari Dividen yang diterima tersebut dihitung dengan
atau diperoleh Wajib Pajak cara mengalikan
dikurangi dengan Dividen yang penyertaan modal Wajib
diinvestasikan sebagaimana Pajak dalam negeri
dimaksud dalam Pasal 19 dikenai dengan jumlah neto
PPh sesuai dengan ketentuan setelah pajak atas
peraturan perundang-undangan. penghasilan tertentu
BULN Nonbursa terkendali
Pasal 21 tidak langsung tersebut.
(1) Selain memenuhi persyaratan (10) Penghitungan besarnya
sebagaimana dimaksud dalam Deemed Dividend,
Pasal 1 7 ayat (2), Dividen penghitungan besarnya
yang dibagikan berasal dari Pajak Penghasilan yang
badan usaha di luar negen terutang atas Deemed
yang sahamnya tidak Dividend, dan penentuan
diperdagangkan di bursa efek besarnya penyertaan modal
sebagaimana dimaksud dalam tidak langsung dilakukan
Pasal 17 ayat (3) huruf b, sesuai dengan contoh
harus diinvestasikan di tercantum dalam Lampiran
wilayah Negara Kesatuan huruf A yang merupakan
Republik Indonesia dalam bagian tidak terpisahkan
jangka waktu tertentu, paling dari Peraturan Menteri ini.
sedikit sebesar 30% (tiga (11) Besarnya Deemed Dividend
puluh persen) dari Laba sebagaimana dimaksud
Setelah Pajak. pada ayat (1) wajib
(2) Dividen sebagaimana dilaporkan oleh Wajib Pajak
dimaksud pada ayat (1) harus dalam negeri dalam SPT
diinvestasikan sebelum Tahunan PPh pada Tahun
Direktur Jenderal Pajak Pajak saat diperolehnya
menerbitkan surat ketetapan Deemed Dividend
pajak atas Dividen tersebut sebagaimana dimaksud
sehubungan dengan dalam Pasal 3.
penerapan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) Undang-
Undang PPh.
(3) Dividen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang
diinvestasikan setelah Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan
surat ketetapan pajak atas
Dividen tersebut sehubungan
dengan penerapan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2)
UndangUndang PPh, Dividen
dimaksud tidak dikecualikan
dari pengenaan PPh.
(4) Dividen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
merupakan Dividen yang
berasal dari Laba Setelah
Pajak mulai Tahun Pajak
2020, yang diterima atau
diperoleh sejak tanggal 2
November 2020.

Pasal 22
(1) Dalam hal Dividen
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1)
diinvestasikan di wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia kurang dari 30%
(tiga puluh persen) dari
jumlah Laba Setelah Pajak,
Dividen yang diinvestasikan
dikecualikan dari pengenaan
PPh.
(2) Atas selisih dari 30% (tiga
puluh persen) Laba Setelah
Pajak dikurangi dengan
Dividen yang diinvestasikan di
wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenai PPh
berdasarkan Pasal 17
UndangUndang PPh.
(3) Atas sisa Laba Setelah Pajak
dikurangi dengan Dividen
yang diinvestasikan di wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
setelah dikurangi dengan
selisih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), tidak dikenai
PPh.

Pasal 23
(1) Dalam hal Dividen
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1)
diinvestasikan di wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia lebih dari 30% (tiga
puluh persen) dari jumlah
Laba Setelah Pajak, Dividen
yang diinvestasikan
dikecualikan dari pengenaan
PPh.
(2) Sisa Laba Setelah Pajak
dikurangi dengan Dividen
yang diinvestasikan di wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak
dikenai PPh.

Pasal 24
(1) Dividen yang dikecualikan dari
objek PPh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) merupakan Dividen yang
dibagikan berdasarkan:
a. rapat umum pemegang
saham; atau
b. Dividen interim sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
(2) Rapat umum pemegang
saham atau Dividen interim
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) termasuk rapat
sejenis dan mekanisme
pembagian Dividen sejenis.

Pasal 31
(1) Pajak atas penghasilan yang
telah dibayar atau terutang di
luar negeri atas Dividen yang
berasal dari luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 atau penghasilan lain
yang berasal dari luar negen
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 yang dikecualikan
dari objek PPh, berlaku
ketentuan:
a. tidak dapat diperhitungkan
dengan PPh yang terutang;
b. tidak dapat dibebankan
sebagai biaya atau
pengurang penghasilan;
dan/ atau
c. tidak dapat dimintakan
pengembalian kelebihan
pembayaran pajak.
(2) Dalam hal Dividen yang
berasal dari luar negeri atau
penghasilan lain yang berasal
dari luar negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak
tidak seluruhnya
diinvestasikan di wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia, penghitungan
kredit pajak atas pemotongan
pajak di luar negeri dilakukan
secara proporsional.

Pasal 36
(1) Investasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35
dilakukan paling lambat:
a. akhir bulan ketiga, untuk
Wajib Pajak orang pribadi;
atau
b. akhir bulan keempat, untuk
Wajib Pajak badan, setelah
Tahun Pajak berakhir,
untuk Tahun Pajak
diterima atau diperolehnya
Dividen atau penghasilan
lain.
(2) Investasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35
dilakukan paling singkat
selama 3 (tiga) Tahun Pajak
terhitung sejak Tahun Pajak
Dividen atau penghasilan lain
diterima atau diperoleh.

Pasal 37
(1) Pengecualian dari objek PPh
atas Dividen yang berasal dari
dalam negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) huruf a yang diterima atau
diperoleh:
a. Wajib Pajak orang pribadi
dalam negen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15
ayat (1); atau
b. Wajib Pajak badan dalam
negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15
ayat (2), dilaksanakan
dengan melaporkan
Dividen yang berasal dari
dalam negeri dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan
sebagai penghasilan yang
tidak termasuk objek
pajak.
(2) Dividen yang berasal dari
dalam negeri yang
dikecualikan dari objek PPh
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dilakukan
pemotongan PPh oleh
pemotong pajak tanpa Surat
Keterangan Bebas.
(3) Pengecualian dari objek PPh
atas Dividen yang berasal dari
luar negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) huruf b dilaksanakan
dengan melaporkan Dividen
yang berasal dari luar negeri
dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan sebagai penghasilan
yang tidak termasuk objek
pajak.

Pasal 39
Dividen atau penghasilan lain
yang tidak memenuhi kriteria
bentuk investasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34, tata
cara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35, danjangka waktu
investasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36, terutang PPh saat
Dividen atau penghasilan lain
diterima atau diperoleh.

Pasal 40
(1) PPh yang terutang atas
Dividen yang berasal dari
dalam negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(2) dan/atau Pasal 39, wajib
disetor sendiri oleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam
negeri dengan tarif sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) PPh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disetor paling
lama tanggal 15 (lima belas)
bulan berikutnya setelah Masa
Pajak Dividen diterima atau
diperoleh.

Pasal 41
(1) Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(1), Pasal 17 ayat (1),
dan/atau Pasal 25 ayat (1)
harus menyampaikan laporan
realisasi investasi.
(4) Wajib Pajak harus
menyampaikan laporan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1):
a. secara berkala paling
lambat pada akhir bulan
ketiga untuk Wajib Pajak
orang pribadi atau akhir
bulan keempat untuk
Wajib Pajak badan setelah
Tahun Pajak berakhir; dan
b. disampaikan sampai
dengan tahun ketiga sejak
Tahun Pajak diterima atau
diperolehnya Dividen atau
penghasilan lain.

Pasal 42
Dalam hal terdapat kebutuhan
perubahan batasan Dividen yang
diinvestasikan, batasan Dividen
yang diinvestasikan dapat diubah.

Pasal 43
Ketentuan mengena1 perubahan
batasan Dividen yang
diinvestasikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.

Pasal 45
(2) Penghasilan dari
pengembangan keuangan haji
dalam bidang atau instrumen
keuangan tertentu
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
c. Dividen yang berasal dari
dalam maupun dari luar
negeri atau penghasilan
lain berupa penghasilan
setelah pajak atau
penghasilan yang pajaknya
dikecualikan atau
dikenakan pajak 0% (nol
persen) dari suatu bentuk
usaha tetap maupun tidak
melalui bentuk usaha tetap
di luar negeri;

Pasal 109
(1) Atas Dividen yang berasal dari
dalam negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak
sejak berlakunya Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja yang
dikecualikan dari objek PPh
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 yang telah dilakukan
pemotongan PPh, dapat
diajukan permohonan
pengembalian atas kelebihan
pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang.

Pasal 117
Pada saat Peraturan Menteri ini
mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 111/PMK.03/2010
tentang Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan
atas Dividen yang Diterima
atau Diperoleh Wajib Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri
(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor
278);
b. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 107/PMK.03/2017
tentang Penetapan Saat
Diperolehnya Dividen dan
Dasar Penghitungannya oleh
Wajib Pajak Dalam Negeri atas
Penyertaan Modal pada Badan
Usaha di Luar Negeri Selain
Badan Usaha yang Menjual
Sahamnya di Bursa Efek
(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor
1043) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
93/PMK.03/2019 tentang
Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
107/PMK.03/2017 tentang
Penetapan Saat Diperolehnya
Dividen dan Dasar
Penghitungannya oleh Wajib
Pajak Dalam Negeri atas
Penyertaan Modal pada Badan
Usaha di Luar Negeri Selain
Badan Usaha yang Menjual
Sahamnya di Bursa Efek
(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor
702); dan

Anda mungkin juga menyukai