Anda di halaman 1dari 43

Perpajakan

PAJAK PENGHASILAN
IPENGHASILANndonesia
Penghasilan Anak yang belum Dewasa
Pasal 8 Ayat (4)

Penghasilan yang diterima atau diperoleh anak yang belum dewasa


digabungkan dengan penghasilan orang tuanya.

Mekanisme penggabungan berlaku umum tanpa


mempertimbangkan dari manapun sumber penghasilan anak
tersebut.

Batasan usia dan syarat anak yang belum dewasa adalah anak
berusia 18 tahun dan belum pernah menikah
Non Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1)

Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible) atas


penghasilan bruto, meliputi:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun;
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, anggota atau anggota;
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
Cadangan biaya reforestasi untuk usaha kehutanan;
Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat limbah
industri untuk usaha pengelolaan limbah;
Non Deductible Expenses (2)
Pasal 9 Ayat (1)

d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan


asuransi beasiswa yang dibayar oleh WP orang pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana ditetapkan KMK;
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan
istimewa;
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan, selain
sumbangan yang ditetapkan sebagai deductible expense serta
selain sumbangan keagamaan yang bersifat wajib kepada
lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah;
h. Pajak penghasilan;
Non Deductible Expenses (3)
Pasal 9 Ayat (1)

i. Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk kepentingan


pribadi WP atau orang yang menjadi tanggungan;
j. Gaji anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang perpajakan.
Ketentuan Khusus Atas Natura

Natura yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah


tertentu adalah imbalan yang terkait dengan:
❑ Tempat tinggal bagi pegawai dan keluarganya.
❑ Pelayanan kesehatan.
❑ Pendidikan.
❑ Peribadatan.
❑ Pengangkutan.
❑ Olahraga, selain golf, power beating, pacuan kuda, dan terbang layang.
Natura yang diberikan akibat keharusan suatu pekerjaan di antaranya dapat
berupa seragam bagi petugas pengamanan, atau penginapan bagi kru
pelayaran atau penerbangan.
Dialektika Pajak: Asas Resiprokalitas

Penghasilan yang dikategorikan sebagai bukan objek pajak


bagi pihak yang menerima penghasilan bersangkutan biaya
– biaya dari pihak yang melakukan pengeluaran terkait
penghasilan tersebut, tidak dapat dikurangkan (non
deductible).

Non Bukan
Deductible Objek
Expense Pajak

Pihak Melakukan Pihak Menerima


Pengeluaran Penghasilan
Penghasilan dan Biaya sesuai Asas Resiprokalitas
(1)
Pasal 4 Ayat (3) dan Pasal 9 Ayat (1)

Bantuan atau sumbangan, selain sumbangan


keagamaan yang bersifat wajib, serta sumbangan
bencana alam, litbang, sosial, pendidikan, dan
olahraga yang ditetapkan PP.

Warisan

Imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan,


selain yang diberikan oleh bukan WP, WP dikenai
pajak final, atau WP menggunakan Norma
Penghitungan Khusus.
Penghasilan dan Biaya sesuai Asas Resiprokalitas
(2)
Pasal 4 Ayat (3) dan Pasal 9 Ayat (1)

Premi dan polis asuransi kesehatan,


kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa
bagi WP orang pribadi.

Iuran dana pensiun yang dibayarkan oleh


perusahaan.

Bagian laba yang diterima anggota


persekutuan yang tidak terdiri atas saham.
Pengukuran Aset

1 Pengukuran Aset
. (Slide 5)
Penghitungan Penghasilan Netto
Pasal 14, dan 15

Subjek pajak melakukan


Ketentuan Umum pembukuan dan menghitung
penghasilan netto berdasar hasil
pembukuan.
Wajib Pajak yang memiliki
peredaran bruto kurang dari Subjek pajak melakukan
Rp 4.800.000.000,00 per pencatatan dan menghitung
tahun dan memberitahukan penghasilan netto berdasar
kepada Dirjen Pajak di 3 persentase Norma Penghitungan
bulan pertama periode pajak. Penghasilan Netto (NPPN).
Wajib Pajak yang tidak Subjek pajak melakukan
dapat dihitung penghasilan pembukuan dan menghitung
nettonya berdasar ketentuan penghasilan netto berdasar
Pasal 16 Ayat (1) dan (3) persentase Norma Penghitungan
Khusus.
Penerapan NPPN di Luar Ketentuan
Pasal 14 Ayat (5)

WP wajib pembukuan atau


pencatatan namun tidak
bersedia memperlihatkan
pencatatan atau bukti Peredaran bruto ditentukan
pendukungnya. berdasar cara yang ditetapkan
PMK dan penghasilan netto
dihitung berdasar NPPN.
WP tidak atau tidak
sepenuhnya
menyelenggarakan
pembukuan atau pencatatan.
Peraturan Pelaksana
Norma Penghitungan Khusus
Perusahaan pengeboran minyak dan gas bumi.
KMK No. 628/ KMK.04/ 1991
Kantor perwakilan dagang WP luar negeri.
KMK No. 433/ KMK.04/ 1994
Perusahaan berinvestasi dengan pola Bangun, Guna, Serah
(BOT).
KMK No. 248/ KMK.04/ 1995
Perusahaan pelayaran dalam negeri.
KMK No. 416/ KMK.04/ 1996
Perusahaan pelayaran dan/ atau penerbangan luar negeri.
KMK No. 417/ KMK.04/ 1996
Perusahaan penerbangan dalam negeri.
KMK No. 475/ KMK.04/ 1996
Perusahaan maklon mainan anak – anak.
KMK No. 543/ KMK.03/ 2002
Cara Menghitung
Pajak
Landasan Hukum:
Pasal 16 s/ d Pasal 19
UU Pajak Penghasilan

14
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak
Pasal 16

Wajib pajak orang pribadi Penghasilan, dikurangi biaya


yang dapat dikurangkan,
dalam negeri. dikurangi PTKP, dikurangi
kompensasi kerugian.
Wajib pajak badan dalam Penghasilan, dikurangi biaya
yang dapat dikurangkan,
negeri, serta WP BUT. dikurangi kompensasi kerugian.
Penghasilan dikalikan dengan
Wajib Pajak yang NPPN, dikurangi PTKP untuk
menggunakan NPPN. WP orang pribadi.
Wajib Pajak yang terutang
Penghasilan netto disetahunkan
pajak dalam bagian tahun
pajak.
Tarif Pajak
Pasal 17 Ayat (1)

No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


1 0 s/d Rp 50.000.00,00 5%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 250.000.000,00 15%

3 Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp 25%


500.000.000,00
4 Di atas Rp 500.000.000,00 30%

Tarif pajak progresif berlaku bagi WP orang pribadi.


Tarif pajak bagi WP badan adalah 28% untuk penghasilan
sebelum tahun 2010
dan 25% untuk penghasilan setelah tahun 2010.
Ketentuan Khusus Atas Tarif Pajak
Perbandingan Utang dan Modal;
Serta Saat Diperolehnya Dividen
Pasal 18 Ayat (1), dn (2)

Menkeu berwenang menetapkan:

Besarnya perbandingan antara Saat diperolehnya dividen oleh


utang WP DN atas penyertaan modal pada
dan modal untuk keperluan badan usaha di luar negeri yang
penghitungan pajak tidak
menjual sahamnya di bursa efek.
Syarat:

Besarnya penyertaan modal WP


DN, secara sendiri atau bersama –
sama dengan WP DN lain, paling
rendah 50 % dari jumlah saham
yang disetor.
Pengertian Hubungan Istimewa
Pasal 18 Ayat (4)

•Hubungan penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling


rendah 25 % oleh satu WP pada satu atau lebih WP lain; termasuk
hubungan antar WP yang modalnya menjadi objek penyertaan.
•Hubungan penguasaan satu WP pada satu atau lebih WP lain;
termasuk hubungan antar WP yang dikuasai.
•Hubungan keluarga sedarah semenda dalam garis keturunan lurus
dan/ atau ke samping satu derajat.
Ketentuan Khusus atas Hubungan Istimewa
Pasal 18 Ayat (3), dan (3a)

❑ Dirjen Pajak berwenang menentukan kembali besarnya


penghasilan dan pengurangan penghasilan, serta menentukan
utang sebagai modal untuk menghitung PKP atas pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
❑ Dirjen Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan wajib
pajak dan bekerjasama dengan pihak otoritas pajak negara
lain untuk menentukan harga harga transaksi antara pihak –
pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) – Rev
2016
Pasal 7 Ayat (1), (2), dan (3)

No. Elemen PTKP


1 WP Sendiri Rp 54.000.000,00
2 Status Kawin Rp 4.500.000,00
3 Tanggungan, per orang, dengan jumlah Rp 4.500.000,00
maksimal tiga orang tanggungan.
4 PTKP bagi istri yang penghasilannnya Rp 54.000.000,00
digabung.
Tanggungan meliputi anggota keluarga sedarah atau semenda
dalam
garis keturunan lurus (orang tua, mertua, anak kandung, anak
tiri),
Penerapan PTKP ditentukan
atau anakoleh keadaan pada awal tahun
angkat.
pajak
atau awal bagian tahun pajak
Penghasilan Wanita Bersuami
Pasal 8 Ayat (1)

Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin


dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya.

Ketentuan di atas berlaku, kecuali jika:


1. Penghasilan tersebut semata – mata berasal dari satu
pemberi kerja dan telah dipotong PPh Pasal 21; dan
2. Pekerjaan istri tersebut tidak ada hubungannya
dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau
anggota keluarga lainnya.
Ilustrasi 2.7 (1) -(PTKP)

Harun merupakan seorang pegawai yang bekerja untuk sebuah


perusahaan perbankan. Ia telah menikah dan bertempat tinggal di
satu kavling apartemen milik sendri. Berikut merupakan susunan
anggota keluarga Harun 1 Maret 2018 sebelum mengisi SPT.
Nama Tanggal Lahir Status Pekerjaan
Dewi 3 Oktober 1967 Istri Ibu Rumah
Tangga
Darsi 6 Mei 1994 Anak Kandung Mahasiswa S2
Hani 17 Agustus1999 Anak Kandung Pelajar
Indra 4 Juni 2000 Anak Angkat Pelajar
Guna 15 Meil 2002 Anak Asuh Pelajar
Batara 1 Juli 1990 Menantu PNS
Istri Darsi
Kunthi 2 Februari 1950 Ibu Kandung -
Arya 8 Maret 1955 Paman Pensiunan
Revaluasi Aset
Pasal 19

❑ Menteri berwenang menetapkan peraturan penilaian


kembali aktiva tetap atau faktor penyesuaian.
❑ Atas selisih penilaian kembali diterapkan tariff pajak
tersendiri diterapkan tariff pajak sepanjang tidak melebihi
tarif pasal 17
PMK-79/PMK.03/2008 Revaluasi Aset -
PER 12/2009
•Tarif final 10%%
•Jika aset yang direvaluasi dijual dikenakan
tambahan pajak
PMK No.191/PMK.010/2015 (tertinggi – 10%)
diubah
233/PMK.03/2015, Revaluasi yang
Diajukan 2015 dan 2016 bersifat
sementara
•Tariff insentif 3%, 4% atau 6%;
Pemisahan Pajak Suami - Istri
Pasal 8 Ayat (2), dan (3)

Jika suami – istri hidup Penghitungan PKP dan


berpisah: pengenaan pajaknya dilakukan
sendiri – sendiri.

Jika suami – istri


mengadakan perjanjian
pemisahan harta dan
penghasilan secara Penghitungan pajaknya
tertulis. berdasar kepada pembagian
prorata atas penghasilan netto
Jika istri menghendaki
suami – istri yang digabung.
memenuhi kewajiban
perpajakannya sendiri.
Ilustrasi 2.8 (1)
(Penghasilan Suami – Istri)

Haryadi seorang notaris yang memiliki kantor sendiri dengan


penghasilan netto di tahun 2017 sebesar Rp 1.500.000.000,00.
Istri bekerja sebagai dosen dengan gaji sebesar Rp 10.000.000,00
per bulan dan memiliki usaha dengan penghasilan netto Rp
400.000.00 setahun. Permadi dan istrinya memiliki dua orang
anak dan menanggung ayah dan ibunya pensiunan PNS untuk
hidup bersama dalam keluarganya.
a. Berapakah pajak penghasilan yang harus dibayar di tahun
2017 oleh Haryadi dan istrinya?
b. Bagaimana jika kemudian di tahun 2017 Haryadi dan
istrinya hidup berpisah dengan penghasilan yang tetap?
c. Bagaimana jika Permadi dan istrinya tinggal bersama
namun istrinya menghendaki pemenuhan perpajakannya
sendiri?
Pelunasan Pajak

Landasan Hukum:
Pasal 20 s/ d Pasal 29
UU Pajak Penghasilan

27
Cara Pelunasan Pajak
Pasal 20

Pajak tahun berjalan dapat dilunasi melalui

Pembayaran oleh wajib pajak Pemotongan atau pemungutan oleh


sendiri. pihak lain.
(PPh Pasal 25) (PPh Pasal 21, 22, 23, 24, 26)

Merupakan pelunasan pajak yang


boleh dikreditkan terhadap PPh
yang terutang untuk tahun pajak
berjalan, kecuali untuk pembayaran
PPh yang bersifat final.
Hyperlink

1 PPh Pasal 21 dan 26


. (Slide 3A)
2 PPh Pasal 22, 23, 24, 26, dan Final
. (Slide 3B)
Kredit Pajak WP dalam Negeri dan BUT
Pasal 28 Ayat (1), dan (2)

Kredit PPh 21
Pemotongan PPh dari pekerjaan, jasa atau kegiatan.
Kredit PPh 22
Pemungutan PPh dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan
usaha diPPh
Kredit bidang
23 lain.
Pemotongan PPh dari dividen, bunga, royalti, sewa, hadiah
dan penghargaan.
Kredit PPh 24
Pajak yang atas penghasilan dari luar negeri yang boleh
dikreditkan.
Kredit PPh 25
Pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri.
Kredit PPh 26 Ayat (5)
Pemotongan pajak atas penghasilan WP LN yang beralih
menjadi WP DN.
Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan, serta
sanksi pidana berupa denda tidak boleh dikreditkan.30
Ilustrasi 2.14
(Simulasi Penghitungan Kredit Pajak)
Pajak Kurang (Lebih) Bayar
Pasal 28A, dan 29

Status pajak terutang di akhir tahun dapat berupa:

Pajak kurang bayar.


Pajak lebih bayar.
Ketika beban pajak terutang
Ketika beban pajak terutang kurang
melebihi
dari total kredit pajak.
total kredit pajak.

Wajib dilunasi selambat – Akan dikembalikan/ direstitusikan,


lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah dilakukan pemeriksaan
setelah tahun pajak berakhir, serta diperhitungkan dengan sanksi
sebelum SPT tahunan disampaikan. dan kewajiban pajak lain.
Fasilitas Perpajakan

Landasan Hukum:
Pasal 31A s/ d Pasal 31E
UU Pajak Penghasilan

33
Fasilitas Perpajakan
Pasal 31A

Wajib pajak yang melakukan Berdasar penetapan PP dapat


penanaman modal di bidang memperoleh fasilitas berupa:
– bidang usaha tertentu. a. Pengurangan penghasilan
paling tinggi 30% dari
jumlah penanaman modal
yang dilakukan.
b. Penyusutan dan amortisasi
yang dipercepat (tarif dua
kali lebih tinggi).
c. Kompensasi kerugian yang
Wajib pajak yang melakukan lebih lama, tetapi tidak
penanaman modal di daerah lebih dari 10 tahun.
– daerah tertentu. d. Pengenaaan PPh dengan
tarif 10% atas dividen yang
diterima subjek pajak luar
Ketentuan Khusus Atas Fasilitas
Perpajakan
PP No. 52 Tahun 2011

❑ Fasilitas dalam bentuk pengurangan penghasilan sebesar 30% dari


penanaman modal diberikan secara bertahap dalam jangka 6 tahun, dengan
besaran pengurangan 5% dari penaman modal di setiap tahunnya.
❑ Fasilitas dalam bentuk perpanjangan masa kompensasi kerugian diberikan
jika kegiatan memenuhi persyaratan berikut:
❑ Penanaman modal dilakukan di kawasan industri dan kawasan berikat.
❑ Mempekerjakan minimal 500 tenaga kerja Indonesia selama 5 tahun
berturut - turut.
❑ Penanaman modal memerlukan investasi untuk infrastruktur ekonomi
dan sosial minimal Rp 10.000.000.000,00.
❑ Mengeluarkan biaya litbang di dalam negeri minimal 5% dari investasi
dalam jangka 5 tahun.
❑ Menggunakan minimal 70% bahan baku atau komponen produksi
dalam negeri sejak tahun ke – 4.
Untuk setiap satu persyaratan yang dipenuhi, perusahaan berhak atas satu
tahun perpanjangan masa kompensasi.
Perimbangan Penerimaan Pajak
Pasal 31C

Penerimaan atas PPh orang pribadi


dan
PPh 21 yang dipotong oleh pemberi
kerja.

80% 20%
Untuk Pemerintah Untuk Pemerintah
Pusat Daerah
Fasilitas Perpajakan
Pasal 31E

Memperoleh pengurangan
tarif sebesar 50% dari tarif
Pasal 17 (tarif flat 25%).
Wajib pajak badan yang untuk bagian Penghasilan
memiliki nilai peredaran Kena Pajak dari
bruto kurang dari
Rp 50.000.000.000,00 Berlaku untuk bagian
Penghasilan Kena Pajak
dari bagian penghasilan
bruto sampai dengan Rp
4.800.000.000,00.
Ilustrasi Tambahan
(Fasilitas Perpajakan)

PT. Mulia memiliki total penjualan 24 milyar, beban yang


boleh dikurangan sebesar 20 milyar.
Pengaslan kena pajak = 24 milar – 20 milyar = 4 milyar
Porsi penghasilan yang mendapat fasilitas 4,8/24 = 20%
Penghasilan yang mendapat fasilitas 4 millyar x 20% =
800juta
Total pajak = (8000juta x 25% x50%) + (3.,2 milyar x
25%) = 100 + 800 = 900juta
Ilustrasi 2.15 (1)
(Fasilitas Perpajakan)

CV. Mandaraka perusahan yang bergerak di bidang pengalengan


ikan dan melakukan kegiatan ekspor. Sepanjang tahun 2010, CV.
Mandaraka mencatatkan penghasilan bruto senilai Rp
48.000.000.000,00 dan mencatatkan nilai biaya yang dapat
dikurangkan sesuai ketentuan perpajakan sebesar Rp
36.000.000.000,00.
a. Berapakah nilai pajak terutang oleh CV. Mandaraka di
tahun 2010?
b. Bagaimana jika di tahun 2011 perusahaan memperoleh
penghasilan bruto yang tetap namun mencatatkan biaya Rp
10.000.000.000,00 lebih tinggi?
c. Bagaimana jika di tahun 2012 perusahaan mencatatkan
biaya yang serupa dengan tahun 2010, namun dapat
memperoleh tambahan peredaran bruto senilai Rp
8.000.000.000,00?
Ilustrasi 2.15 (2)
(Fasilitas Perpajakan)
Ilustrasi 2.15 (3)
(Fasilitas Perpajakan)
Ilustrasi 2.15 (4)
(Fasilitas Perpajakan)

Jawaban :
c. Peredaran bruto 2012 = 48.000.000.000 + 8.000.000.000
= Rp 56.000.000.000,00
CV. Mandaraka tidak memperoleh fasilitas pengurangan tarif,
sebab memiliki nilai peredaran bruto lebih dari Rp
50.000.000.000,00.
Beban pajak terutang
= 25% x (56.000.000.000 – 36.000.000.000)
= 25% x 20.000.000.000
= Rp 5.000.000.000,00
TERIMA
KASIH
Dwi Martani/Wartoyo Hadi –
081318227080/089689067242
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

43

Anda mungkin juga menyukai