Laporan Praktikum Proteksi Radiasi
Laporan Praktikum Proteksi Radiasi
KELOMPOK 2
Latar Belakang
Keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. (Perka BAPETEN No.7 Thn 2009 pasal 1
ayat 2). Proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang
merusak akibat paparan radiasi. (Perka BAPETEN No.7 Thn 2009 pasal 1 ayat 4).
Radiasi bocor atau leakage radiation merupakan radiasi yang keluar dari tabung sinar-x selain
berkas utama atau berkas primer. Artinya, jika ada radiasi yang terdeteksi bukan berasal dari
bekas utama maka radiasi tersebut adalah radiasi bocor.
Sinar-x bisa dihasilkan oleh seperangkat alat yang disebut pesawat sinar-x. Pesawat sinar-x
banyak digunakan dibidang kesehtan untuk keperluan diagnostik dan terapi dan dibidang industri,
antara lain untuk radigrafi. Sinar-x ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman
Wilhelm Conrad Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja
menggunakan tabung Crookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg.
Proses pembuatan gambar anatomi tubuh manusia dengan sinar-x dapat dilakukan pada
permukaan film fotografi. Gambar terbentuk karena adanya perbedaan intensitas Sinar-X yang
mengenai permukaan film setelah terjadinya penyerapan sebagai sinar-x oleh bagian tubuh
manusia.
Kebocoran rumah tabung pesawat sinar-x (X Ray Tube Housing) adalah laju dosis radiasi
pada jarak 1 meter dari focal spot (target pada anoda) pada kondisi tegangan kerja (Kv) dan arus
tabung maksimum (mA). Kriteria kebocoran rumah tabung berdasarkan NCRP dapat dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kempok medis dan kelompok non medis. Radiografi industry termasuk
kelompok non medis.
Berdasarkan kriteria ini, kebocoran radiasi rumah tabung pesawat sinar-x pada jarak 1 meter
dari focal spot tidak lebih dari 10 mSv/jam bila tabung dioperasikan pada tiap mA dan tegangan
kerja yang telah dispesifikasikan atau kondisi maksimum.
Penentuan tingkat kebocoran radiasi dari rumah tabung berdasarkan pengukuran laju dosi
radiasi pada jarak 1 meter dari focal spot. Pada saat pengukuran, jendela tabung ditutup dengan
bahan yang jenis dan tebalnya sama dengan rumah tabung. Diambil harga rata-rata pada daerah
seluas 100 cm².
Laju paparan radiasinya diukur dengan menggunakan surveymeter, sebaiknya yang bisa
mengukur paparan radiasi secara kamulatif dalam selang waktu tertentu. Pengukuran dilakukan
pada kondisi tegangan kerja dan arus maksimum, serta biasanya memakan waktu yang cukup
lama, oleh karena itu, lama pengoperasian pesawat sinar-x harus diperhatikan berdasarkan
kemampuan sistem pelindungnya supaya tidak mengakibatkan rusaknya tabung sinar-x.
Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan melakukan
pengujian kebocoran radiasi pesawat Sinar-X.
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan definisi kebocoran pesawat Sinar-X
2. Menyebutkan batas yang diperbolehkan untuk kebocoran pesawat sinar-X
3. Menjelaskan metoda pengujian kebocoran radiasi sinar-X
Metode
A. Alat
1. Apron
2. Pesawat sinar-x
3. Ram ion digilog Survermeter
B. Identitas alat
Pesawat Sinar X merk : TOSHIBA ROTANODE
Manufacture : January 2003
Unit model : E7252X
Serial number : 3A184
Insert model : E7252
Serial number : 2M99
Max Voltage : 150 kV Sup symbol : COM
Focal spot : 1,2/0,6mm Stator : XS-AL
Inh. Fit : 0,7 mmAl Min at : 75 kV
Surveymeter digunakan untuk mengukur intensitas radiasi, dalam bentuk paparan atau dosis radiasi
di lokasi pengukuran secara langsung. Surveymeter lebih diutamakan untuk mengukur radiasi
eksternal seperti sinar gamma, sinar-X dan neoutron, selain itu surveymeter juga dapat mengukur
radiasi alfa dan beta Surveymeter digunakan untuk mengukur kebocoran radiassi dan di tempatkan
pada setiap posisi yang berbeda ( sisi kiri, sisi kanan, sisi, depan, sisi belakang dan sisi atas) pada
tabung pesawat sinar-X
C. Prosedur Pengujian
1. Survermeter yang akan digunakan diperiksaan baterai, respon dan skalanya terlebih
dahulu.
2. Arus dan tegangan pesawat sinar-x diatur pada kondisi maksimum
3. Sebelum melakukan pengujian kebocoran tabung pesawat sinar-x petugas diharapkan
memakai apron sebagai pelindung diri dari paparan radiasi sinar-x.
4. Jendela atau kolimasi pesawat sinar-x ditutup terlebih dahulu.
5. Ram ion digilog diletakkan pada jarak 1m dari focal spot.
6. Pesawat sinar-x dioperasikam
7. Selama pesawat sinar-x beroperasi dilakukan pengukuran laju paparan radiasi pada
sekitar tabung pesawat sinar-x pada titik yang sudah ditentukan
8. Ketika penyinaran sudah selesai, ram ion digilog diambil, lalu dibaca dan ditulis hasil
yang sudah terukur.
9. Pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali atau bisa lebih pada titik yang sudah
ditentukan.
Data Pengamatan
Kv : 70
mAs= 40
63µSv/jam
Hasil pengujian
Analisis Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1.