Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Luka Bakar

Sub pokok bahasan : Infeksi pada Luka Bakar

Sasaran : Pasien Luka Bakar

Hari/tanggal : selasa 22 Agustus 2022

Tempat : Rumah Sakit

Pukul : 12.00 WIB

A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh
tiap orang terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada
anak-anak setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari luka bakar yang paling
ringan yaitu akibat sengatan matahari hingga yang terberat dapat menyebabkan
kematian. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dapat
disebabkan banyak faktor diantaranya faktor fisik seperti api dan air panas, faktor
listrik seperti kabel listrik yang terbuka dan petir hingga faktor bahan kimiawi
seperti asam atau basa kuat.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruktusional Umum
 Memberikan penyuluhan tentang Luka Bakar.
 Pada akhir penyuluhan diharapkan Bapak T dan keluarga dapat mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan pertama terhadap luka bakar.
2. Tujuan Instruktusional Khusus
 Memberikan penjelasan tentang infeksi pada Luka Bakar.
C. Materi
1. Pengertian luka bakar.
2. Proses infeksi pada luka bakar.
3. Penanggulangan infeksi luka bakar.
4. Pencegahan infeksi luka bakar.
5. Penanganan Luka Bakar Ringan.
6. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar.
D. Media
Leaflet.
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.
F. Rincian Tugas
1. Moderator : Memimpin jalannya penyuluhan.
2. Penyaji : Memberikan penjelasan tentang materi yang akan
disampaikan.
G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan

1 10 Menit Pembukaan.
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
Memprkenalkan diri.
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
Menyebutkan materi yang akan diberikan.
2 40 Menit Pelaksanaan Penyampaian Materi :
a. Pengertian luka bakar.
b. Proses infeksi pada luka bakar.
c. Penanggulangan infeksi luka bakar.
Pencegahan infeksi luka bakar.
3 10 menit Mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran :
a. Kesimpulan dari pembelajaran.
b. Salam penutup.
Menjawab, Mendengarkan dan Memperhatikan.
H. Evaluasi Lisan
Mampu memahami tanda-tanda infeksi pada luka bakar.
I. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas
dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.
2. Proses terjadinya Infeksi pada Luka Bakar
a. Kerusakan Jaringan
Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak dan sel darah yang ada
di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Luka bakar
menyebabkan rupturnya sel atau nekrosis sel. Sel yang di perifer masih dapat
hidup tapi sebagian ada yang rusak. Akibat rusaknya mikrosirkulasi perifer
lapisan kolagen akan berubah bentuk dan rusak.
b. Inflamasi (Peradangan)
Reakasi infalamasi yang paling awal terlihat adalah erythema yang
disebabkan karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi
pembuluh darah. Makin berat kerusakan jaringannya maka respon inflamasi
yang muncul akan makin lama bertahan.
c. Infeksi
Luka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme, biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam.
Dalam kondisi yang lebih berat akan muncul bakteriemi atau septikemi
yang kemudian akan tejadi penyebaran infeksi ke tempat yang lain.
Bakteriemi merupakan penyebab kematian tersering pada luka bakar mulai
dari 24 jam pertama sampai pada luka bakar yang sudah sembuh.
3. Penanggulangan Infeksi pada Luka Bakar
Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan
dilakukan perawatan luka. Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran
dari luka. Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh dan
rasa sakit yang berkurang.
Setelah luka dibersihkan dan di debridement lalu luka ditutup. Penutupan
luka ini memiliki beberapa fungsi diantaranya ;
a. Pertama, dengan penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel
dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
b. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien
tidak hipotermi.
c. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa
nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit.
4. Pencegahan Infeksi pada Luka Bakar
a. Hentikan kontak dengan sumber panas untuk mencegah terjadinya kerusakan
jaringan yang lebih parah.
b. Bila terkena api, jangan berlari karena tindakan ini justru akan memperbesar
nyala apinya, lebih baik berguling-guling. Siram dengan air atau selimuti
dengan selimut basah.
c. Bila terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya.
Lebih baik lagi mencucinya di bawah kran air yang mengalir.
d. Bila terkena aliran listrik, putuskan aliran listrik tersebut selekas mungkin
dengan menarik steker dari kontaknya atau melepaskan sekering.
e. Lalu lepaskan penderita dari barang yang mengandung aliran listrik dengan
menggunakan benda yang tidak menghantarkan aliran listrik, misalnya
sepotong dahan kering atau papan. Penolong pun harus terisolasi, misalnya
dengan berdiri di atas papan kering, tumpukan koran atau pakaian kering.
f. Apapun penyebab luka bakar, turunkan suhu luka bakar dengan air mengalir
atau kompres air dingin (bukan dengan air es atau es batu) selama 10-20
menit.
g. Bila korban berada di dalam ruang tertutup, segera dibawa ke ruang terbuka
atau yang memiliki ventilasi yang baik.

5. Penanganan Luka Bakar Ringan


a. Guyur luka bakar tersebut dengan air mengalir yang bersih atau rendam luka
tersebut dalam air bersih atau kompres dingin (jangan gunakan air es atau es
batu) sekitar 10-20 menit untuk mengurangi panas atau suhu pada luka dan
membantu mengurangi nyeri.
b. Jika terdapat lepuhan, jangan dipecah. Jika lepuhan besar dan mengganggu,
maka segera ke dokter.
c. Oleskan obat luka bakar pada luka dan tutup dengan kasa steril.
d. Jika perlu, minum obat penghilang rasa nyeri atau periksa ke dokter.
e. Cegah jangan sampai terjadi infeksi pada luka. Jika terjadi infeksi yang
ditandai dengan adanya nanah pada luka atau terjadi demam, segera ke
dokter.
f. Jika luka bakarnya luas segera lepaskan baju dan asesoris yang melekat pada
badan tetapi jangan melepas/menarik baju yang melekat pada luka bakar
karena dapat memperparah kerusakan jaringan. Selimuti dengan selimut
bersih dan segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan.
g. Untuk luka bakar akibat cairan kimia atau tersengat aliran listrik, luka bakar
yang mencederai saluran napas, luka bakar pada bayi, pada wajah, mata,
genitalia, atau daerah persendian, segera bawa ke rumah sakit terdekat
secepatnya.

Catatan:

Jangan mengoleskan pasta gigi, mentega, kecap, atau minyak tanah


pada luka bakar karena dapat menyebabkan infeksi yang membuat luka bisa
semakin parah dan menghambat penyembuhan luka serta menimbulkan
bekas luka.
6. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar
Secara sistematik dapat dilakukan 6c  diantaranya:
1) Clothing
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase
cleaning.
2) Cooling
a. Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah
normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai
dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar.
b. Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebagai analgesik (penghilang rasa nyeri) untuk
luka yang terlokalisasi.
c. Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah
mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat
luka dan risiko hipotermia.
d. Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram
dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila
penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari
kulit baru disiram air yang mengalir.
Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan
cooling. Selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
3) Cleaning
Pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa
sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan
akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
4) Chemoprophylaxis
Pemberian anti tetanus dapat diberikan pada luka yang lebih dalam
dari superficial partial-thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk
penanganan infeksi dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial.
Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil,
bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan.
5) Covering
Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat
luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau
bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan)
bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya
lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau
larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
6) Comforting
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan
penghilang nyeri berupa Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg. Selanjutnya pertolongan diarahkan
untuk mengawasi tanda-tanda bahaya seperti :
a. Airway and breathing
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak
berwana jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar,
bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher
membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke
dalam trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang
adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang
lengkap.
b. Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas
luka bakar untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan
intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang
dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan
komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik
melalui penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah
rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan dari pembuluh
darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya
pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak
dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat
berkurang dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan
mengganggu fungsi organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat,
NaCl 0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di
dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka bakar.
Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc
x berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam).
Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam
10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan
formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam
8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya.
Pengawasan kecukupan cairan dilihat dari produksi urin yaitu
1cc/kgBB/jam

Anda mungkin juga menyukai