Anda di halaman 1dari 85

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA

KELAS D KOTA PASCA FRAKTUR HUMERUS


PALANGKA RAYA
(Pasca Patah Tulang Lengan Atas)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/01/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada pasca fraktur
Humerus
TUJUAN Melaksanakan penatalaksanaan fisioterapi secara akurat,
paripurna, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah
Sakit Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR

1
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan,
rencana intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan
intervensi fisioterapi
- Perencanaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise)
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise,
aktif exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR , pasif gentle,
resisted exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional
training.
Evaluasi
- Vital sign, Nyeri, ROM, MMT, Odema dan ADL
Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan
intervensi fisioterapi
- Perencanaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise)
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise,
aktif exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR , pasif gentle,
resisted exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional
training.
Evaluasi
- Vital sign, Nyeri, ROM, MMT, Odema dan ADL

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada


muskuloskeletal.

2
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA FRAKTUR ANTE BRACHII
PALANGKA RAYA
(Patah Tulang Lengan Bawah)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/02/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada pasca fraktur regio ante
brachii.
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah
Sakit Umum Kelas D Kota Palangka Raya

3
PROSEDUR Dosis :
- Pengulangan fisioterapi tiap hari
- Pengulangan 8 x 3 pengulangan dengan interval 1 menit

Teknik Aplikasi :
Asesment fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri jenis hebat pada masa akut, atau ngilu/pegal pada
pasca fraktur regio elbow joint
- Nyeri setelah riwayat trauma
- Gerak fleksi-esktensi, pronasi-supinasi nyeri dan terbatas
2. Inspeksi:
- Bengkak/hematoma, terpasang drainage, (alat bantu fiksasi
eksternal)
- Luka incisi tertutup terpasang bandage
4. Tes gerak aktif
- Nyeri dan terbatas pada gerak fleksi-esktensi dan pronasi-
supinasi
5. Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas pada gerak Gerak fleksi-esktensi,
pronasi-supinasi dan terbatas dengan springy/firm and feel.
6. Tes gerak isometric
- Nyeri/lemah pada gerak Gerak fleksi-esktensi, pronasi-
supinasi dan terbatas
7. Tes khusus
- VAS, LGS, MMT, Antropometri dan ADL
8. Pemeriksaan lain
- X-Ray: pasca fraktur regio elbow joint.
- Laboratorium: Hb, LED, Leukosit, Hitung jenis.

4
7. Tes khusus
- VAS, LGS, MMT, Antropometri dan ADL
8. Pemeriksaan lain
- X-Ray: pasca fraktur regio elbow joint.
- Laboratorium: Hb, LED, Leukosit, Hitung jenis.

Diagnosis:
- Nyeri keterbatasan /Keterbatasan gerak sendi /Penurunan
kekuatan otot /Bengkak /ADL terbatas pasca fraktur regio ante
brachii

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise)
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif
exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted
exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional
training.

Evaluasi
- Vital sgn, VAS, LGS, MMT, Antropometri dan ADL.

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

5
RUMAH SAKIT UMUM PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA FRAKTUR REGIO WRIST
PALANGKA RAYA
( Patah Tulang Pergelangan Tangan)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/03/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang di terapkan pada Fraktur regio wrist
TUJUAN Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN  Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah
Sakit Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pengulangan fisioterapi tiap hari.
- Pengulangan gerakan: 8 x 3 pengulangan dengan interval 1
menit.
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Ada riwayat trauma
- Nyeri pada area wrist
- Nyeri meningkat pada seluruh gerakan wrist
2. Inspeksi: oedem, hematoma, elastic bandage
3. Tes gerak aktif
gerak fleksi dan ekstensi
4. Tes gerak pasif
Gerak fleksi dan ekstensi
5. Tes gerak isometric
Mampu atau tidak mampu melawan tahanan melawan tahanan
minimal dan nyeri pada sendi di atas dan di bawah wrist.
6. Tes khusus
- VAS/VDS
- LGS
- MMT
- antropometri
- ADL
6. Pemeriksaan penunjang
- Rontgen
- Laboratorium : hb, led, leukosid, hbsag.

Diagnosis
Nyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan kekuatan
otot-otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area wrist/Penurunan

6
kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio wrist

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise)
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif
exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted
exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional
training.
Evaluasi
- VAS / VDS, LGS, MMT, Antropometri,dan ADL

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal.

7
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA FRAKTUR REGIO MANUS
PALANGKA RAYA
(Patah Tulang Tangan)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/04/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada fraktur regio manus
TUJUAN Indikasi :
- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur regio
manus (carpal, metacarpal, phalang)
- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio manus

Kontraindikasi :
- Neoplasma
- Osteoporosis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari


- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai toleransi
pasien) dengan interval 1 menit
- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis
- Nyeri pada area manus
- Nyeri meningkat pada saat menggerakkan manus

2. Inspeksi:
Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

4. Tes Gerak Aktif


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

5. Tes gerak isometric

8
- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak mampu melawan tahanan,
bagaimana derajad nyeri)

6. Tes khusus
- VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain
‘X’ ray regio manus
Hasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit

Diagnosis
- Nyeri area manus/Keterbatasan gerak sendi manus /Penurunan
kekuatan otot-otot area manus /Atropi otot manus /Odema area
manus /Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio
manus

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise)
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif
exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted
exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

Evaluasi
VAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA


KELAS D KOTA FRAKTUR REGIO KNEE

9
PALANGKA RAYA (Patah Tulang Area Lutut)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/05/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada fraktur regio knee
TUJUAN Indikasi :
- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur regio
knee
- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio knee

Kontraindikasi :
- Neoplasma
- Osteoporosis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari


- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai toleransi
pasien) dengan interval 1 menit
- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis
- Nyeri pada area knee joint
- Nyeri meningkat pada saat menggerakkan knee

2. Inspeksi:
Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

4. Tes Gerak Aktif


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

5. Tes gerak isometric


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak mampu melawan tahanan,
bagaimana derajad nyeri)

10
6. Tes khusus
- VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain
‘X’ ray regio knee
Hasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit

Diagnosis
- Nyeri area knee/Keterbatasan gerak sendi knee/ Penurunan kekuatan
otot-otot area knee/ Atropi otot knee/Odema area knee /Penurunan
kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio knee

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise), Bridging Exercise tungkai sehat.
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif
exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted
exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

Evaluasi
VAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

11
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA FRAKTUR REGIO ANKLE
PALANGKA RAYA
(Patah Tulang Area Pergelangan Kaki)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/06/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada fraktur regio ankle
TUJUAN Indikasi :
- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur regio
ankle
- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio ankle

Kontraindikasi :
- Neoplasma
- Osteoporosis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari


- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai toleransi
pasien) dengan interval 1 menit
- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis
- Nyeri pada area ankle joint
- Nyeri meningkat pada saat menggerakkan ankle

2. Inspeksi:
Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif


- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak, bagaimana
derajad nyeri)
- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana derajad nyeri)

4. Tes Gerak Aktif

12
- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak, bagaimana
derajad nyeri)
- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana derajad nyeri)

5. Tes gerak isometric


- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak mampu
melawan tahanan, bagaimana derajad nyeri)
- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana derajad nyeri)

6. Tes khusus
- Vital sign, VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain
‘X’ ray regio ankle and foot
Hasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit, hitung jenis.

Diagnosis
Nyeri area ankle/Keterbatasan gerak sendi ankle/Penurunan kekuatan
otot-otot area ankle/Atropi otot ankle/Odema area ankle /Penurunan
kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio ankle and foot.

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise), Bridging Exercise tungkai sehat.
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif
exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted
exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional training.

Evaluasi
Vital sign, VAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

13
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA SHOULDER TRAUMATIC ARTHRITIS
PALANGKA RAYA
(Radang Sendi Bahu ec. Trauma)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/07/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada shoulder traumatic
arthritis
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3
kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Ada riwayat trauma
- Nyeri jenis tajam pada bahu dan lengan atas
- Nyeri meningkat pada seluruh gerak bahu
2. Inspeksi:
- Posisi bahu lebih tinggi/asimetri
- Posisi glenohumeral joint pada MLPP
3. Tes cepat
- Abduksi elevasi bahu terjadi gerak ’reverse humeroscapular
rhythm
- Gerak terbatas dengan springy end feel
4. Tes gerak pasif
- Gerak abduksi terbatas springy end feel, rotasi eksternal terbatas
springy end feel dan rotasi internal terbatas lebih ringan (capsular
pattern)
5. Tes gerak isometric
- Tidak bermakna kecuali bila ada strain
6. Tes khusus
- Joint play movement: traksi pada ahir ROM nyeri, terbatas
firm end feel

14
- Palpasi: Spasme otot-otot bahu.
7. Pemeriksaan lain
- Tidak diperlukan

Diagnosis
Nyeri bahu hingga lengan atas akibat traumatic arthritis.
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Aktualitas tinggi: RICE
- Lewat 3 hari mobilisasi ringan
- Lewat 1 minggu: mobilisasi sendi
- Lewat 3 minggi: mobilisasi sendi intensif, modalitas SWD.
- Terapi latihan: Codmann pendular exercise, free active
mobilzation exc, shoulder wheel dll.

Evaluasi
- Nyeri, ROM

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli dalam bidang
muskuloskeletal.

15
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA ARTHRITIS DISTAL RADIOULNAR JOINT
PALANGKA RAYA
(Radang Sendi Lengan Bawah Bagian Ujung)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/08/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Arthritis Distal
Radioulnar Joint
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal..
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-T/RSU-
D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit Umum
Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3
kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesment fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri jenis hebat pada masa acute, atau ngilu/pegal pada
pergelangan tangan kadang tangan pada masa kronik
- Nyeri setelah riwayat trauma
- Gerak pronasi-supinasi nyeri dan terbatas
2. Inspeksi:
- Posisi sendi radioulnaris MLPP
- ADL: tampak kaku
3. Tes cepat
- Nyeri dan terbatas pada gerak pronas-supinasi lengan bawah
4. Tes gerak aktif
- Nyeri dan terbatas pada gerak pronas-supinasi lengan bawah
5. Tes gerak pasif
- Pronasi dan supinasi nyeri dan terbatas dalam capsular patern
dengan firm end feel
- Nyeri dan terbatas pada gerak pronas-supinasi lengan bawah
6. Tes gerak isometric
- Tidak ditemukan keluhan khas
7. Tes khusus
- JPM test timbul nyeri, terbatas dengan firm end feel
8. Pemriksaan lain
- X-Ray: penyempitan celah sendi; penebalan tulang

16
subchondrale; osteophyte.

Diagnosis:
- Capsular pattern radioulanar joint secondary to arthritis distal
radioulnar joint

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Pada kondisi acute aktualitas tinggi diberikan RICE
o Es diberikan hingga 36 jam sesudah trauma secara intermittent
tiap 5 menit.
o Elastic bandage diaplikasikan pada posisi tangan sedikit dorsal
fleksi
- US:
o Continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 1.5-2
watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
o Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi
- Free active mobilization exercise
o Pronasi-supinasi
- Kemungkinan splinting

Evaluasi
- Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA

17
KELAS D KOTA TENOSYNOVITIS M. ABD. POL. LONGUS DAN EXT. POL.
PALANGKA RAYA BREVIS (de Quervain syndrome/ Sindroma de Quervain)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/09/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Tenosynovitis M. Abd.
Pol. Longus dan ext. Pol. Brevis
TUJUAN Proses Fisioterapi yang di terapkan pada Tenosynovitis M. Abd. Pol.
Longus dan ext. Pol. Brevis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3
kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi
Asesment fisioterapi
1. Anamnesis
- Adanya nyeri pada sisi lateral pergelangan tangan saat
fleksiadduksi ibu jari tangan atau ulnar deviasi.
2. Inspeksi:
- Bengkak pada sisi lateral pergelangan tangan
3. Tes cepat:
- Fleksi ekstensi tangan dan jari tangan nyeri saat fleksi
4. Tes gerak aktif
- Adduksi ibu jari tangan nyeri
- Ulnar deviasi nyeri
5. Tes gerak pasif
- Test streach fleksor ibu jari sakit
6. Tes gerak isometric:
- Tes gerak isometric melawan tahanan ibu jari tangan ke arah
abduksi nyeri
- Gerak ibu jari lain negatif
7. Tes khusus:
- Finkels stain test nyeri, oposisi reposisi jari
- Palpasi teraba oedem pada sisi lateral pergelangan tangan

18
Diagnosis
Nyeri gerak pada tendon otot m. Abd. Pol. longus dan ext. Poli. brevis
akibat tenovaginitis m. Abd. Pol. longus dan ext. Poli. brevis

Rencana tindakan
- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi, dan hasil yang di harapkan.
- Persetujuan pasien
- Perencanaan intervensi bertahap

Intervensi
- US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas
rendah.
- Parafin bath 5 menit
- Massage ke arah proksimal.
- Splinting atau elastic bandaging: posisi ibu jari tangan abduksi dan
pergelangan tangan radial deviasi

Evaluasi
- ROM, nyeri

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA

19
KELAS D KOTA DORSAL WRIST COMPRESSION SYNDROME
PALANGKA RAYA (Sindroma Penekanan Pada Punggung Pergelangan Tangan)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/10/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Dorsal Wrist
Compression Syndrome
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3- 2
kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Trauma pada pergelangan tangan saat menumpu berat badan
- Nyeri pada gerakan dorsal fleksi pergelangan tangan
- Unstable
2. Inspeksi:
- Kadang tampak oedem pada pungung tangan
3. Tes cepat
- Nyeri dan terbatas pada gerak dorsal flexion pergelangan tangan
4. Tes gerak aktif
- Nyeri dan terbatas pada gerak dorsal flexion pergelangan tangan
- Gerak palmar fleksi, lunar-radial dalam batas normal
5. Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan hard end feel pada gerak dorsal flexion
pergelangan tangan
- Gerak palmar fleksi, lunar-radial dalam batas normal
6. Tes gerak isometric
- Tidak ditemukan gangguan khas
7. Tes khusus
- JPM test palmar dan dorsal flexion timbul nyeri, terbatas denngan
firm end feel
8. Pemeriksaan lain
- X ray: penyempitan celah sendi

20
Diagnosis
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- RICE
- US:
o Continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 1.5-2
watt/cm2 untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
o Translasi pada pembatasan dorsal fleksi pergelangan tangan
- Strengthening exercise dan latihan fungsi tangan
- Kemungkinan splinting

Evaluasi
- Nyeri, ROM

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA

21
KELAS D KOTA ELBOW MYOSITIS OSCIFICANS
PALANGKA RAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/11/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Elbow Myositis
Oscificans
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 -
2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Ada riwayat trauma
- Nyeri pada daerah siku dan sepanjang m. brachialis
- Nyeri meningkat pada seluruh gerak siku
2. Inspeksi:
- Posisi siku kaku pada semi fleksi
3. Tes cepat
- Fleksi dan ekstensi pada elbow
- Gerak terbatas dengan hard end feel
4. Tes gerak pasif
- Gerak fleksi dan ekstensi terbatas hard end feel,
5. Tes gerak isometric
- Positif nyeri
6. Tes khusus
- Joint play movement: traksi pada akhir ROM nyeri, terbatas
hard end feel
- Palpasi: Spasme otot-otot brachialis.
7. Pemeriksaan lain
- Tidak diperlukan

Diagnosis

22
- Nyeri gerak dan spasme pada siku dan m. Brachialis akibat traumatic

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- IR:
o Posisi keterbatasan elbow
o Dosis : jarak 45-60 cm, waktu 10-15 menit
- Aktif exercise elbow
- Stretching pada elbow

Evaluasi
- ROM
- nyeri
- spasme
Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA ARTHROSIS CARPALIA


23
KELAS D KOTA (Pergeseran Tulang Karpal)
PALANGKA RAYA No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/12/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Arthrosis Carpalia
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, parupurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari dan pada aktualitas rendah
3-2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada pergelangan tangan dan tangan
- Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
2. Inspeksi:
- Posisi tangan MLPP
- Gerak hand dexterity kaku.
3. Tes cepat
- Nyeri dan terbatas pada gerak palmar-dorsal flexion pergelangan
tangan
4. Tes gerak aktif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak palmar-dorsal
flexion pergelangan tangan
5. Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak palmar-dorsal
flexion pergelangan tangan dimana dorsal flexion lebih
terbatas dari palmar flexion dengan end feel firm.
6. Tes gerak isometric
- Tidak ditemukan gangguan khas
7. Tes khusus
- Palpasi tangan sering teraba oedem
- JPM test palmar dan dorsal flexion timbul nyeri, terbatas
dengan firm end feel

24
8. Pemeriksaan lain
- X ray : penyempitan celah sendi, penebalan tulang
subchondrale; osteophyte.

Diagnosis
- Capsular pattern wrist joint secondary to arthrosis carpalia

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US:
o US under awter continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk
aktualitas tinggi dan 1.5-2 watt/cm untuk aktualitas rendah,
waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
o Translasi pada pembatasan palmar dan dorsal fleksi
pergelangan tangan
- Free active mobilization exercise
o Palmar dan dorsal fleksi pergelangan tangan
- Kemungkinan splinting

Evaluasi
- Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

25
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA ARTHROSIS DISTAL RADIOULNAR JOINT
PALANGKA RAYA
(Pergeseran Sendi Lengan Bawah Bagian Ujung)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/13/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Arthrosis Distal
Radioulnar Joint
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal..
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya

PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3-
2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada pergelangan tangan kadang tangan
- Morning sickness dan start pain
- Gerak pronasi dan supinasi terbatas dan crepitasi
2. Inspeksi:
- Posisi sendi radioulnaris MLPP
- ADL: tampak kaku
3. Tes cepat
Nyeri dan terbatas pada gerak pronasi dan supinasi terbatas dan
crepitasi
4. Tes gerak aktif
Nyeri dan terbatas pada gerak pronasi dan supinasi terbatas dan
crepitasi
5. Tes gerak pasif
Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak gerak pronasi dan
supinasi lenngan bawah dimana pronasi dan supinasi sama
terbatas dengan end feel firm
6. Tes gerak isometric
Tidak ditemukan gangguan khas
7. Tes khusus
JPM test translasi pronasi dan supinasi timbul nyeri, terbatas

26
denngan firm end feel
8. Pemeriksaan lain
X ray: penyempitan celah sendi; penebalan tulang subchondrale;
osteophyte.

Diagnosis:
Capsular pattern radioulnar joint secondary to arthrosis carpalia

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US:
o US under water sontinous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas
tinggi dan 1.5-2 watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
o Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi
- Free active mobilization exercise
o Pronas-supinasi
- Kemungkinan splinting

Evaluasi
Nyeri, ROM dan fungsi tangan
Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

27
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA TENDOPATHY M. SUPRASPINATUS
PALANGKA RAYA
(Cidera Tendon Otot Supraspinatus)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/14/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Tendopathy
M. Supraspinatus
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 - 2
kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis pegal pada lengan atas bag lateral
- Nyeri meningkat ketika mengangkat lengan
- Tidak jelas sebab-sebabnya
2. Tes cepat
Abduksi elevasi: ’Painful arc’
3. Tes gerak aktif
Gerak abduksi nyeri, gerak lain negatif
4. Tes gerak pasif
Tak ada kelainan
5. Tes gerak isometric
- Abduksi isometric melawan tahanan
- Gerak lain +/-
6. Tes khusus
- Palpasi posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi.

7. Pemeriksaan lain
-
Dagnosis
Nyeri bahu lateral sampai lengan atas lateral disebabkan oleh tendonitis
m. supraspinatus

28
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US:
o Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
o Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit
- Transverse friction Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
- Stretching m. supraspinatus
- Codmann pendular exercise

Evaluasi
Nyeri dan scapula humeral rhythm.

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

29
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA TENDOVAGINITIS STENOSANS (TRIGGER FINGER)
PALANGKA RAYA
(Peradangan Selaput Tendon Tangan)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/15/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Tendovaginitis Stenosans
(Trigger Finger)
TUJUAN Adalah proses Fisioterapi yang di terapkan pada kasus Tendovaginitis
Stenosans (Trigger Finger)
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya

PROSEDUR Dosis :
- Waktu intervensi US 5-7 menit, kronis 1x1 hari atau 1x2 hari
(selama12 sampai 18 hari)
- Dosis stretching 8 detik, di ulang 8-10 kali.
- Friction 30 kali

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Rasa nyeri pada jari ketiga atau ke empat saat ditekuk
mengunci dan kembali lurus dan berbunyi,
- Nyeri pada setinggi caput metacarpal
2. Inspeksi:
Tidak khas
3. Tes cepat
Tes fleksi jari- jari dan ekstensikan (jari ketinggalan)
4. Tes gerak aktif:
- Pada gerak fleksi jari III/IV nyeri pada akhir ROM dan bila di
ekstensikan bunyi klik dan nyeri
- Gerak sendi lain normal
5. Tes gerak pasif:
- Terdapat nyeri saat fleksi jari yang bersangkutan penuh.
- Saat ekstensi jari bunyi klik dan nyeri.
6. Tes gerak isometric
- Gerak fleksi jari yang bersangkutan terdapat nyeri
- Gerak lain negatif
7. Tes khusus
- Palpasi pada caput metacarpal III atau IV teraba benjolan
nyeri.
- Bila dalam palpasi bersamaan digerakkan fleksi penuh dan

30
ekstensi teraba benjolan yang bergerak.
8. Pemeriksaan lain
-
Diagnosis
Nyeri gerak pada jari ke tiga (atau keempat) karena Tendovaginitis
Stenosis flexor digitorum profundus.

Rencana tindakan
- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi, dan hasil yang di harapkan.
- Persetujuan pasien
- Perencanaan intervensi.
Intervensi
- US :
o US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas
rendah.
o Parafin bath 5 menit
- Streching pada jari ke tiga (keempat) ke arah ekstensi penuh dengan
pergelangan tangan ekstensi
- Transfer Friction jari ke tiga (di selubung tendon)

Evaluasi
Nyeri dan ROM

Dokumentasi:
Rekam Fisioterapi dan rekam medis RS

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

31
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA TENOOSSEAL TENDOPATHY DAN TENOSYNOVITIS
PALANGKA RAYA
M. FLEXOR CARPIRADIALIS
(Peradangan Tendon Otot Fleksor Carpiradialis)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/16/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Tenoosseal Tendopathy
dan Tenosynovitis M. Flexor Carpiradialis
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 kali
- 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri pergelangan tangan saat menggenggam kuat atau fleksi
- Nyeri meningkat saat olah raga (badminton/tennis)
2. Inspeksi:
Tak jelas ada kelainan
3. Tes cepat:
Fleksi wrist nyeri
4. Tes gerak aktif:
- Dorsal fleksi pergelangan tangan nyeri regang
- Palmar fleksi-radial deviasi dan ulnar deviasi negatif
5. Tes gerak pasif:
- Dorsal fleksi pergelangan tangan nyeri regang
- Palmar fleksi-radial deviasi dan ulnar deviasi negatif
6. Tes gerak isometric:
- Gerak isometrik palmar fleksi wrist tambah nyeri.
- Gerak lain negatif
7. Tes khusus:
- Stretch test nyeri pergelangan tangan
- Palpasi tendon M. Flexor Carpiradialis

8. Pemeriksaan lain

32
-
Diagnosis
- Nyeri pergelangan tangan akibat tendopathy/Tenosynovitis M.
Flexor Carpiradialis
Rencana tindakan
- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi, dan hasil yang di harapkan.
- Persetujuan pasien
- Perencanaan intervensi

Intervensi
- US intermiten dosis pada akut aktualitas tinggi 0,5-1 watt/cm2
- Transfer friction
- Stretching

Evaluasi
- ROM, nyeri

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS…

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

33
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA TEMPOROMANDIBULAR (TMJ) DISC DYSFUNCTION
PALANGKA RAYA
SYNDROME
(Sindroma Diskus Sendi Temporomandibuloar)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/17/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Temporomandibular Disc
Dysfunction Syndrome.
TUJUAN Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus
Temporomandibular Disc Dysfunction Syndrome
- Intervensi fisioterapi pada Temporomandibular Disc
Dysfunction Syndrome

Kontraindikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Tristmus
- Acute joint pain

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-T/RSU-


D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit Umum
Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :

- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada


aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3

34
- 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada TMJ hingga migrain
- Nyeri dan clicking saat mastikasi
- Mengunci bila depressi penuh
2. Inspeksi:
Tidak khas.
3. Tes cepat
Gerak elevasi-depresi bunyi dengan pola gerak ”C” atau ”S”
4. Tes gerak pasif
- Gerak depresi nyeri dan bunyi ‘klik’
- Gerak lateral deviasi unilateral nyeri dan bunyi ‘klik’
5. Tes gerak isometric
Kadang nyeri
6. Tes khusus
- Palpasi teraba otot masseter/temporales/pterigoideus nyeri
- Compression test nyeri
- Traction test kecaudal keluhan berkurang
7. Pemriksaan lain
‘X’ ray panorama untuk melihat susunan gigi, TMJ tidak
tampak kelainan

Diagnosis
Nyeri TMJ-migrain akibat TMJ disc dysfunction

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- MWD diatas temporomandibular
Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Caudal traction mandibulae
Traksi static dan osilasi 5-10 menit
- Roll slide mobilization TMJ.
- Anjuran Mastikasi dengan rahang sisi sehat
- Koreksi gigi

Evaluasi
Nyeri, dan penguncian

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA

35
KELAS D KOTA TEMPOROMANDIBULAR (TMJ) INTERNAL DERANGEMENT
PALANGKA RAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/18/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Temporomandibular
Internal Derangement
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :

- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada


aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3-
2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :

Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada TMJ disertai kaku hingga migrain
- Nyeri dan terbatas saat buka mulut
2. Inspeksi
Depresi terbatas atau dalam pola ‘L’
3. Tes cepat
Gerak elevasi-depresi bunyi dengan pola gerak ”L”
4.Tes gerak pasif
- Gerak depresi nyeri dan terbatas unilateral
- Gerak lateral deviasi unilateral nyeri dan terbatas
5. Tes gerak isometric
Kadang nyeri
6. Tes khusus
- Palpasi teraba otot masseter/temporales/pterigoideus nyeri
- Compression test nyeri
- Traction test ke caudal keluhan berkurang
8. Pemriksaan lain
‘X’ ray terdapat gambaran arthrosis

36
Diagnosis
Nyeri TMJ-migrain akibat TMJ internal derangement

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- MWD diatas temporomandibular
Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Caudal traction mandibulae
Traksi static dan osilasi 5-10 menit
- Latihan mobilisasi dan peningkatan ROM depressi
- Anjuran Mastikasi dengan rahang sisi sehat

Evaluasi
Nyeri, sensasi, ROM

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

37
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL DISC
KELAS D KOTA DYSFUNCTION
PALANGKA RAYA
(DISFUNGSI DISKUS LEHER)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/19/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah asuhan fisiotaerpi yang diterapkan pada Cervical Disc
Dysfunction
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga lengan
- Paresthesia hingga ke tangan pada area dermatome
- Posisi menetap dan gerak fleksi cervical meningkatkan nyeri
dan paresthesia
- Ekstensi terasa lebih nyaman
2. Inspeksi:
Flat neck atau debíais
3. Tes cepat:
- Gerak fleksi cervical nyeri dan paresthesia pada leher hingga
lengan/tangan
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada
leher hingga lengan/tangan
4. Tes gerak aktif:
- Gerak fleksi cervical nyeri dan paresthesia pada leher hingga
lengan/tangan
- Gerak lain kadang positif
5. Tes gerak pasif:
- Nyeri dan terbatas dengan springy end feel pada gerak fleksi
cervical.
- Gerak ekstensi cervical terasa nyaman
- Gerak lain kadang positif.

38
6. Tes gerak isometric
Negatif.
7. Tes khusus
- Compression test posisi fleksi nyeri dan paresthesia pada leher
hingga lengan/tangan
- Traction test posisi ekstensi keluhan berkurang
- Tes sensasi dijumpai hypoaesthesia/paresthesia area dermatome
tertentu
- PACVP nyeri segmental

8. Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.
Diagnosis
Nyeri radikuler cervical disertai paresthesia lengan disebabkan karena
disc bulging/ HNP cervical segment .
Rencana fisioterapi:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi:
- MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Cervical traction
o Intermittent posisi lordosis beban 20-30% berat badan, periode
traksi dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15
menit
- Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie
- Cervical collar untuk actualitas tinggi
- Proper neck mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi

Evaluasi
- Nyeri, sensasi, ROM cervical.

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

39
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL HEAD ACHE
KELAS D KOTA (Sakit Kepala Hingga Ke Leher)
PALANGKA RAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/20/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Cervical Head Ache
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal..
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya

PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Nyeri kepala satu sisi dan disertai kaku cervical
- Nyeri meningkat pada posisi menetap kepala atau gerak cervical
tertentu dan berkurang bila disandarkan.
- Nyeri meningkat bila stress atau otot leher tegang.
Inspeksi:
- Posisi leher forward head position atau deviasi
Tes cepat
- Gerak fleksi-ekstensi cervical nyeri meningkat
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri kepala dan leher
Tes gerak aktif
- Gerak fleksi atau ekstensi cervical nyeri kepala sampai leher
- Gerak lateral fleksi dan rotasi kadang menimbulkan nyeri kepala
sampai leher
Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan springy end feel pada gerak cervical.
tertentu
- Gerak cervical sebaliknya terasa nyaman
Tes gerak isometric
- Nyeri tetapi setelah kontraksi isometric terasa nyaman.
Tes khusus

40
- Palpasi dijumpai hypertone otot cervical
- Palapsi kadang dijumpai muscle taut band dan twisting
- Traction test posisi netral keluhan berkurang
- PACVP nyeri segmental
Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.
Diagnosis
Nyeri kepala dan cercical disertai paresthesia lengan disebabkan
(arthrosis cervical C1-2 atau C2-3; atau oleh cervical instability; atau
oleh myofascial syndrome)
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Massage otot cervical dengan strocking dan effleurage
- Transverse friction pada trigger point
- Transverse dan/atau longitudinal muscle stretching
- Cervical traction
o Intermittent poaiai lordosis beban 20-30% berat badan, periode
traksi dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15
menit
- Contract relax stretching
- Proper neck mechanic anjuran posisi leher relax

Evaluasi
- Nyeri, sensasi, ROM cervical.

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

41
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA LOCAL CERVICAL FACET
KELAS D KOTA PAIN
PALANGKA RAYA
(Nyeri Lokal Pada Facet Tulang Leher)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/21/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan padaLocal Cervical Facet Pain
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga interscapulae
dan/atau lengan
- Nyeri leher sering disertai kaku
- Nyeri meningkat pada gerak cervical ekstensi
Inspeksi:
- Flat neck atau forward head position
Tes cepat
- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak ekstensi
nyeri cervical
- Gerak ekstensi 3 dimensi cervical nyeri kadang hingga
interscapular atau lengan
Tes gerak aktif
- Nyeri dan kaku pada gerak aktif cervical terutama ekstensi.
Tes gerak pasif
- Gerak ekstensi nyeri dan ROM terbatas dengan hard end feel,
- Gerak lain normal atau nyeri ringan.
Tes gerak isometric
- Gerak isometric kadang nyeri
Tes khusus

42
- Compression test posisi fleksi nyeri menyebar
- Joint play movement lateral gapping test terbatas ringan elastic
end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray normal atau dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets

Diagnosis
- Nyeri pseudo radikuler cercical menyebar ke interscapular/lengan
disebabkan karena cervical facet iritation

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US atau SWD atau MWD atau cervical
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu
10-12 menit.
- Contract relax stretching ekstensor cervical
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak
- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak

Evaluasi
- Nyeri, dan ROM .

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuloskeletal

43
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL INSTABILITY
KELAS D KOTA (Ketidakstabilan Sendi Leher)
PALANGKA RAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/22/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Cervical Instability
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga kepala dan/atau
lengan
- Paresthesia hingga ke kepala dan/atau tangan
- Clicking pada gerak cervical tertentu
- Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak tertentu cervical
Inspeksi:
- Flat neck atau deviasi
Tes cepat
- Gerak fleksi atau cervical terjadi clicking sering disertai nyeri dan
paresthesia pada leher hingga lengan/tangan
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada leher
hingga lengan/tangan
Tes gerak aktif
- Nyeri dan kaku pada satu atau lebih gerak aktif cervical disertai
bunyi klik.
- Kadang disertai nyeri yang menyebar ke kepala dan/atau tangan
Tes gerak pasif
- Nyeri dan ROM lebih besar dari normal dengan empty end feel,
sering .satu atau lebih gerak pasif cervical terbatas dengan
springy end feel

44
- Keterbatasan gerak non capsular pattern.
Tes gerak isometric
- Nyeri pada gerak isometric
- Nyeri berkurang pasca gerak isometrik
Tes khusus
- Joint play movement satu atau lebih terjadi ROM lebih besar dari
normal dengan springy end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- MRI dijumpai lysthesis atau kadang tidak khas.

Diagnosis
- Nyeri radikuler cervical ke kepala dan/atau lengan disertai
paresthesia lengan disebabkan karena cervical instability
Rencana fisioterapi
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Cervical collar untuk jenis rigid atau semi rigid
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak
- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak

Evaluasi
- Nyeri, sensasi, stabilisasi aktif cervical.

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada bidang
muskuoskeletal

45
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA SPONDYLOSIS DEF /
KELAS D KOTA SPONDYLOARTHROSIS CERVICALIS (S.A.C)
PALANGKA RAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/23/K.2-FISIO-T/ 00 1/3
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses asuhan fisioterapi yang diterapkan pada Spondylosis Def /
S.A.C
TUJUAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Spondylosis Def / S.A.C
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Spondyloarthrosis
cervicalis
- Intervensi fisioterapi pada Spondyloarthrosis cervicalis

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acute radicular pain

Pola Gerak Fleksi-EkstensiCervical


Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :

46
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Morning sickness dan Start pain
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga interscapulae
dan/atau lengan
- Nyeri leher disertai kaku leher
- Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak cervical ekstensi
Inspeksi:
- Flat neck atau Lordosis atau deviasi
Tes cepat
- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak ekstensi
nyeri cervical menyebar hingga intersccapular atau lengan
- Gerak ekstensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada
leher hingga interscapular atau lengan
Tes gerak aktif
- Nyeri dan kaku pada gerak aktif cervical terutama ekstensi.
Tes gerak pasif
- Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, sering terasa
crepitasi
- Keterbatasan gerak dalam capsular pattern.
Tes gerak isometric
- Gerak isometric kadang nyeri
- Nyeri berkurang pasca gerak isometrik
Tes khusus
- Compression test posisi ekstensi nyeri menyebar
- Joint play movement lateral gapping test atau 3 dimentional
flexion terbatas firm end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.
Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets
- MRI dijumpai osteofif.

Diagnosis
- Nyeri pseudo radikuler cercical menyebar ke interscapular/lengan
disebabkan karena cervical spondylo arthrosis (disertai capsular patern).

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US atau SWD atau MWD atau .... cervical
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu
10-12 menit.
- Cervical traction posisi fleksi beban 20-33% BB 15-20 menit
- Cervical collar soft atau semi rigid untuk actualitas tinggi
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak
- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak

Evaluasi
- Nyeri, dan ROM .

Dokumentasi

47
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.
UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

48
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA LUMBAR DISC BULGING/HNP
KELAS D KOTA (Penonjolan Diskus Pada Tunggang Pinggang Atau Saraf Terjepit)
PALANGKA RAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/24/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada lumbar disc bulging/HNP
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis:
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada Lumbar spine menyebar samapi ke
kaki
- Paresthesia hingga kekaki pada area dermatome L5-S1
- Posisi duduk lama, jongkok; gerak fleksi lumbale meningkatkan
nyeri dan paresthesia
Inspeksi:
- Posisi lumbale scoliosis
Tes cepat:
- Gerak fleksi lumbale nyeri dan paresthesia pada tungkai-kaki
Tes gerak aktif:
- Gerak fleksi lumbale nyeri dan paresthesia hingga tungkai
belakang-kaki
- Gerak lain kadang positif
Tes gerak pasif:
- Nyeri dan terbatas dengan springy end feel pada gerak fleksi
lumbale.
- Gerak ekstensi lumbale terasa nyaman
- Gerak lain kadang nyeri
Tes gerak isometric
- Kadang ekstensi ibu jari kaki lemah.
Tes khusus
- Palpasi teraba otot para vertebrale spasm
49
- Lasegue sign positif, bragard test positif
- Compression test posisi fleksi nyeri dan paresthesia hingga kaki
- Traction test posisi ekstensi keluhan berkurang
- Tes sensasi dijumpai hypoaesthesia/paresthesia area dermatome
tertentu
Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat back
- MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.

Diagnosis
- Nyeri radikuler lumbal disertai paresthesia tungkai-kaki
disebabkan karena disc bulging/ HNP lumbale segment
Rencana fisioterapi:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi:
- SWD/MWD lumbale
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Lumbale traction
o Intermittent poaiai lordosis beban 40-60% berat badan, periode
traksi dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15
menit
- Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie
- Lumbar corset untuk actualitas tinggi
- Proper body mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi dan lifting
technique

Evaluasi
- Nyeri, sensasi, ROM lumbale.

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada neuromuskular

50
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA LUMBAR
KELAS D KOTA SPONDYLOARTHROSIS
PALANGKA RAYA
(Pergeseran Tulang Pinggang)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/25/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Spondyloarthrosis
Lumbalis
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Morning sickness dan Start pain
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada lumbale kadang hingga kelakang
paha
- Nyeri lumbal disertai kaku
- Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak ekstensi lumbal
Inspeksi:
- Lumbale lordosis atau flat back
Tes cepat
- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak ekstensi
nyeri lumbal
Tes gerak aktif
- Nyeri dan kaku pada gerak aktif lumbale terutama ekstensi.
Tes gerak pasif
- Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, sering terasa
crepitasi
- Keterbatasan gerak dalam capsular pattern.
Tes gerak isometric
- Gerak isometric negative atau kadang nyeri
Tes khusus
- Compression test posisi fleksi nyeri

51
- Gapping test terbatas firm end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets
- MRI dijumpai osteofit.

Diagnosis
- Nyeri pseudo radikuler lumbale ke hamstrings karena spondylo
arthrosis lumbalis

- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana


intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US atau SWD atau MWD atau cervical
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu
10-12 menit.
- Lumbar traction posisi fleksi beban 40-60% BB 15-20 menit
- Lumbar corset untuk actualitas tinggi
- Williams flexion exercise
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi lumbale tegak
- Proper neck mechanic pada posisi flat back

Evaluasi
Nyeri, dan ROM .

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal
dan neuromuskular

52
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA LUMBAR SPONDYLOLYSTHESIS
PALANGKA RAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/26/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada lumbar Spondylolysthesis
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri pingang sampai kedua hamstrings
- Disertai paresthesia kedua hamstrings
- Gerak lumbale sering ‘clicking’
2, Inspeksi:
Lordosis/asimetri
3. Tes cepat
- Fleksi terjadi clicking dan nyeri
- Gerak hip lebih besar dari lumbale
4.Tes gerak aktif
- Nyeri pada gerak tertentu (missal fleksi)
- Terdengar bunyi klicking
5.Tes gerak pasif
- Nyeri pada gerak tertentu
- ROM lebih besar dari normal
6. Tes gerak isometric
Tidak tampak kelainan
7. Tes khusus
- Palpasi: step on atau step off.
- Stabilization test positif kadang diikuti paresthesia

53
8.Pemeriksaan lain
‘X’ ray dijumpai Lysthesis

Diagnosis:
- Nyeri pinggang hingga kedua hamstrings akibat
spondylolysthesis lumbalis.

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- SWD atau MWD
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu
10-12 menit.
- Lumbar corset
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi lumbale tegak otot
para lumbale, abdominal dan otot-otot pelvic hip complex
- Proper neck mechanic pada posisi lordosis

Evaluasi
- Nyeri, dan stabilitas.

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal
dan neuromuskular

54
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA SCOLIOSIS IDIOPATIK
PALANGKA RAYA
(Idiopatik Skoliosis)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/27/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Scoliosis Idiopatik
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-


T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Punggung asimetri punggung (scapula) menonjol satu sisi
- Diketahui secara tidak sengaja oleh orang tuanya
- Tidak diketahui sebabnya
2. Inspeksi:
Asimetri dan rib hump, atau pelvis torsion
3. Tes cepat
Fleksi punggung tampak rib hump
4. Tes gerak aktif
- Gerak lateral fleksi kekanan terbatas pada T8 tetap
melengkung kekiri atau hanya tegak
- Gerak lateral fleksi kekiri lebih besar
5. Tes gerak pasif
- Gerak lateral fleksi kekanan terbatas pada T8 terbatas dengan
firm end feel
- Gerak lateral fleksi kekiri pada T8 ROM lebih besar dari
normal dengan end feel elastik
6. Tes gerak isometric
Negatif
7. Tes khusus

55
- Fleksi dijumpai ribs hump kanan
- Asimetri pelvis (pelvic torsion) terhadap plumb line yang
ditempatkan pada kolumna vertebrali
- Pengukuran panjang kaki dijumpai leg discrepancy
- LPAVP dijumpai keterbatasan dengan firm end feel
- Gapping test T7-8-9 terbatas dengan firm end feel
8.Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- Pengukuran ‘cobb angle’

Diagnosis:
- Gangguan posture tubuh bidang frontal akibat scoliosis idiopathic

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi:
- MWD thoracal
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Latihan mobilisasi dengan metode crawl exercise
- Latihan stabilisasi dengan bugnet exercise
- TLSO atau Boston brace

Evaluasi
- Nyeri, Cobb angle

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli muskuloskeletal

56
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA THORACIC HYPOMOBILITY SYNDROME
PALANGKA RAYA
(Sindroma Hipomobilitas Thorakal)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/28/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Thoracic Hypomobility
Syndrome
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi:
1. Anamnesis:
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada punggung atas, interscapular
hingga satu sisi dada
- Nyeri meningkat pada ekstensi thoracal atau inspirasi dalam.
2. Inspeksi:
Kifosis thoracalis atau round back
3. Tes cepat:
Gerak ekstensi thoracal nyeri hingga dada
4.Tes gerak aktif:
- Gerak ekstensi thoracal nyeri hingga dada
- Gerak lain kadang nyeri
5.Tes gerak pasif:
- Gerak ekstensi thoracal nyeri dan ROM terbatas dengan firm end
feel
- Gerak lain kadang nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel
6.Tes gerak isometric:
Negatif.
7.Tes khusus:
- PACVP nyeri punggung hingga ke dada
- LPAVP nyeri punggung hingga ke dada
- Segmental gapping test thoracal nyeri, terbatas dan firm end feel.
8.Pemeriksaan lain:

57
‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu

Diagnosis:
- Nyeri punggung atas hingga dada dengan hypeomobility thoracal
(missal T8-9) disebabkan (missal kifosis atau round back)

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi:
- US
- MWD thoracal
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Joint mobilzation teknik PACVP LPAVP
- Gapping manipulation 3 dimensi ekstensi
- Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie
- Proper back mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi

Evaluasi:
- Nyeri, JPM, dan ROM thoracall.

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA MYOFASCIAL PAIN

58
KELAS D KOTA (Nyeri Myofasial)
PALANGKA RAYA No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/29/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada myofascial pain
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri jenis pegal menyebar dalam pola segmental/vegetatif
- Nyeri meningkat regangan pada otot yang bersangkutan
- Nyeri meningkat kontraksi pada otot yang bersangkutan
2. Inspeksi:
Tidak khas
3. Tes cepat
Tergantung regio yang terkena
4.Tes gerak aktif
Tergantung regio yang terkena
5.Tes gerak pasif
Tergantung regio yang terkena
6.Tes gerak isometric
Tergantung regio yang terkena
7.Tes khusus
- Palpasi: trigger point, pada taut band dan twisting, nyeri
menyebar.
- Stretch test.
8.Pemeriksaan lain

Diagnosis:
Nyeri muscular menyebar ke regio…… disebabkan oleh myofascial
trigger point.

59
Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US:
o Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
o Dosis 2 – 2.5 watt/cm2 waktu 2-3 menit
- Transverse friction Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
- Stretching otot yang bersangkutan

Evaluasi
- Nyeri.

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

60
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA THORACIC (COMPRESSION)
KELAS D KOTA OUTLET SYNDROME : SCALENUS SYNDROME
PALANGKA RAYA
(Sindroma Otot Scalenus)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/30/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Thoracic (Compression)
Outlet Syndrome : Scalenus Syndrome
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :

Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada leer-pundak depan hingga lengan
- Nyeri meningkat pada posisi lengan kebawah disertai depresi
- Nyeri berkurang bila lengan abduksi
2. Inspeksi:
- Forward head position
- Posisi bahu-lengan depresi
3. Tes cepat
- Tidak spesifik
- Abduksi elevasi kadang nyeri
4. Tes gerak aktif
Negatif
5. Tes gerak pasif
Negatif
6. Tes gerak isometric
Negatif
7. Tes khusus
- Adson’s test positif
- Palpasi scalenus nyeri semutan hingga ke Joint play
movement lateral gapping tangan

61
Pemriksaan lain
‘X’ ray normal

Diagnosis
Nyeri dan semutan leher-pundak hingga lengan disebabkan oleh
entrapmen pleksus bracialis akibat scalenus contractur

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- MWD pada m.scalenus
o MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12
menit.
- Contract relax stretching m. scalenus anterior/posterior
- Postural correction (retraksi leher)
- Home program: stretching.

Evaluasi
- Nyeri, dan ROM
Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada neuromuskular

62
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA THORACIC (COMPRESSION)
KELAS D KOTA OUTLET SYNDROME : HYPER ABDUCTION SYNDROME
PALANGKA RAYA
(Pemendekan Otot Pectoralis Minor)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/31/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada thoracic (compression)
outlet syndrome
TUJUAN Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-


T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri dan atau semutan ke lengan.
- Terutama bila tidur miring kesisi sakit atau tertindih.
- Saat gerakan mengangkat lengan penuh kesemutan bila di
turunkan hilang.
2. Tes cepat:
Abdukasi elevasi shoulder penuh timbul semutan/nyeri langan.
3. Tes gerak aktif:
- Abduksi penuh timbul nyeri/paresthesia
- Gerak lain negatif
4. Tes gerak pasif:
- Abduksi penuh timbul nyeri/paresthesia dengan springy end
feel.
- Gerak lain negatif Tes gerak isometrik.
5. Tes khusus:
Hiperabduction test.
6. Pemeriksaan lain
EMG ditemukan entrapmen setinggi pectoralis minor

63
Diagnosis
Nyeri dan semutan leher-pundak hinga lengan disebabkan oleh
entrapmen pleksus bracialis akibat pectoralis minor contractur

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi :
- MWD pada m pecroralis minor.
o MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12
menit.
- Contract relax stretching m. pectoralis minor
- Home program : stretching.

Evaluasi:
Nyeri dan ROM

Dokumentasi:
Rekam medik Rumah Sakit Umum Kelas D Kota Palangkaraya

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada neuromuskular

64
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA SHOULDER HAND SYNDROME
PALANGKA RAYA
(SCALENUS SYNDROME)
(Sindroma Scalenus)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/32/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Shoulder Hand Syndrome
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada punggung atas, interscapular
hingga satu sisi dada
- Nyeri meningkat pada ekstensi thoracal atau inspirasi dalam
2. Inspeksi:
Nyeri dan kaku sendi bahu dengan nyeri-kaku dan bengkak
tangan.
3. Tes cepat:
- Abduksi elevasi bahu dijumpai reverse scapulohumeral
rhythm
- Fleksi-ekstensi tangan dan jari ROM terbats
4.Tes gerak aktif:
- Semua gerak glenohumeral nyeri dan ROM aktif trbatas
- Gerak aktif Fleksi-ekstensi tangan dan jari ROM terbatas
5.Tes gerak pasif:
- Gerak rotasi eksternal, gerak abduksi, dan rotasi internal sendi
glenohumeralis terbatas dengan firm end feel
- Keterbatasan ROM glenohumeral dalam capsular pattern
- Gerak aktif Fleksi-ekstensi tangan dan jari ROM terbatas
dengan firm end feel
6.Tes gerak isometric:
Tidak ada perubahan yang khas
65
7.Tes khusus:
- Palpasi kulit dijumpai kulit dingin dan lembab.
- Joint play movement sendi glenohumeral nyeri, terbatas dan
firm end feel.
- Joint play movement sendi radio carpal dan interplalangea
nyeri, terbatas dan firm end feel
- Sensoric test: hyperaealgesia bahu/tangan,
8.Pemeriksaan lain
‘X’ ray bahu tidak jelas ada kelainan tetapi kadang dijumpai
atrophy/osteoporosis tulang glenohumeral

Diagnosis
Nyeri, kaku dan bengkak bahu dan tangan akibat shoulder hand
syndrome
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- SWD segmental application thoracal – anterior shoulder: Continous
subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas
rendah, waktu 10-12 menit.
- TENS jenis arus monophase burst dengan segmental application
cervical – thoracal, internsitas maksimal dapat ditoleransi, waktu 20-
30 menit.
- Joint mobilization glenohumeral joint pada MLPP dan semua
pembatasan ROM.
- Joint mobilization wrist and fingers pada MLPP dan semua
pembatasan ROM
- Active mobilization exc.dan pumping exc tangan-jari.
Evaluasi
Nyeri, sensasi, oedeme dan ROM glenohumeral joint, ROM wrist and
fingers
Dokumentasi

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

66
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA COLLUM FEMORIS FRACTURE
KELAS D KOTA (Patah Tulang Paha Bagian Pangkal)
PALANGKA RAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/33/K.2-FISIO-T/ 00 1/3
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Fraktur collum femoris
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.

Anatomi os femur
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya

67
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis:
- adanya nyeri pada daerah fraktur
- adanya kliking
- inflamasi
- sensasi
- Kelemahan otot
Inspeksi:
Leg discrepancy
Tes cepat
- Sulit dilakuka pada keadaan acute,
- enurut area terjadinya fraktur
Tes gerak aktif
- Gerak fisiologis sendialur gerak normal
- keseimbangan, koordinasi, beban sirkulasi.
Tes gerak pasif
- Gerak terbatas kesemua arah gerakan
Tes gerak isometric
- Tidak ada gejala khas
Tes khusus:
- Palpasi untuk menentukan lokasi
- Joint play movement untuk capsuloligamentair
- Contract relax stretching untuk patologi tendomuscular dan panjang
otot
- Joint stabilization test untuk hypermobility/instability
- Provocation test segmental untuk mendeteksi segment patologis
- Gapping test untuk joint play movement test facets, sacroiliac joint
- Low back manouvre I dan II.
- Skin consistency untuk mendeteksi patologi integument
- Tes khusus regional untuk kasus tertentu.
- Neurologic test untuk pemeriksaan gangguan neurologis
Pengukuran:
- ROM untuk memeriksa lingkup gerak sendi
- Manual muscle testing untuk mengukur kekuatan otot umum
- Pengukuran performans otot dengan HHD,
spygmomanometer ,biofeedback pressure.
Pemeriksaan lain
- X ray, MRI
Diagnosis:
- adanya gangguan gerak pada hip dan nyeri
Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- RICE
- Infra Red Dengan ORIF,jarak Steady stage
- SWD tanpa ORIF,contineus celahma10 – 12 menit

68
- Immobilisasi dengan Gips
- Bandage
- Mobilisasi
- Ambulasi dan transfer
Evaluasi
Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

69
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA
KELAS D KOTA OSTEOARTHROSIS HIP JOINT
PALANGKA RAYA
(Pergeseran Tulang Panggul)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/34/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Osteoarthrosis Hip joint
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Assesment fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada hip joint
- Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
2. Tes cepat
Nyeri dan terbatas pada semua arah gerakan hip joint
3. Tes gerak aktif
Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint
4.Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint
- internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.
5.Tes gerak isometric
Tidak ditemukan gangguan khas
6.Tes khusus
JPM test internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.
7.Pemeriksaan lain
X ray: penyempitan celah sendi; penebalan tulang subchondrale;
osteophyte.
Diagnosis
Capsular pattern hip joint secondary to Osteoarthrosis Hip joint
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi

70
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Ultra sound
o Continous dosis 1-1,5 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 2 -2,5
watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
- Translasi pada pembatasan internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint,.
- Active mobilization exercise Semua arah gerakan hip

Evaluasi
Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

71
RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHROSIS
KELAS D KOTA TIBIOFEMORAL JOINT
PALANGKA RAYA
(Pergeseran Sendi Lutut)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/35/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Osteroarthrosis
tibiofemoral joint
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada Tibio femoral joint
- Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
2. Tes cepat
Nyeri dan terbatas pada fleksi, ekstensi tibio femoral joint
3. Tes gerak aktif
Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada tibio femoral joint
4.Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak tibio femoral
joint
- Fleksi, ekstensi, tibio femoral joint, firm end feel.
5.Tes gerak isometric
Tidak ditemukan gangguan khas
6.Tes khusus
- JPM test fleksi, ekstensi tibio femoral joint, firm end feel.
- Patello femoral test
- Ballotement test
- Fluktuation test
7.Pemeriksaan lain
X ray: penyempitan celah sendi; penebalan tulang subchondrale;
osteophyte.
Diagnosis

72
- Capsular pattern tibio femoral joint secondary to Osteoarthrosis tibio
femoral joint
- Nyeri gerak tibio femoral joint

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Ultra Sound:
o Continous dosis 1-1,5 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 2 -2,5
watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
- Translasi pada pembatasan fleksi, ekstensi tibio femoral joint
- Active mobilization
Evaluasi
Nyeri sekitar ankle dan lutut

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada musculoskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA CHONDROMALACIA

73
KELAS D KOTA PATELLAE
PALANGKA RAYA (Tumor Pada Tempurung Tulang Lutut)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/36/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Chondromalacia patellae

TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri berjalan
- Deformitas kearah genu valgus
2. Inspeksi:
- tidak tampak kelainan local. Perhatikan Q angle/genu valgus
3. Tes cepat
- gerakan flexi dan ekstensi terjadi painfull arc
4. Tes gerak aktif
- flexi dan ekstensi
5. Tes gerak pasif
- flexi dan ekstensi
6. Tes gerak isometric
- Gerak isometric ekstensi lutut nyeri
7. Tes khusus
- Palpasi : nyeri tekan pada condylus lateral dan medial
- Joint play movement MLPP kompresi diatas patella posisi lutut
ekstensi dan semi fleksi.
- Pengukuran Q angle dan genu valgus.
- Tes kekuatan m. Vastus medialis.
8. Pemeriksaan lain
- ’X’ ray intuk melihat OA sendi patellofemoralis
Diagnosis:

74
Nyeri pada patella disebabkan oleh chondromalacia

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US pada tepi patella dengan cara mendorong patella ke lateral dan
medial
o US continous 2 watt/cm 2 5-7 menit untuk aktualitas
rendah
- MWD/SWD
o SWD intermiten celahma 10 – 12 menit
- Transverse friction dengan cara mendorong patella ke lateral dan
medial
- Strengthening exercise m. Vastus medialis pada posisi lutut gerak
akhir ekstensi
Medial arc support (corect shoes)
Evaluasi
- Nyeri, JPM dan ROM .

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA KNEE INSTABILITASI

75
KELAS D KOTA (Ketidakstabillan Sendi Lutut)
PALANGKA RAYA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/37/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah :Ketidakstabilan knee
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan
efisien dengan hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 kali
- 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri pada sendi lutut pada gerakan flexi dan extensi
- Keluhan nyeri pada saat aktivitas.
2. Inspelsi:
- Kadang tampak genu valgus/varus
3. Tes cepat
- Hiper mobility pada knee joint.
4. Tes gerak aktif
- Terjadi nyeri pada saat hiper extensi knee joint atau fleksi penuh.
- Internal rotasi dan external rotasi tidak terjadi nyeri
5.Tes gerak pasif
- Nyeri pada saat gerakan varus dan valgus, flexi – extensi sendi
lutut dengan end feel soft.
6. Tes gerak isometric
- Adanya nyeri pada sendi lutut
7. Tes khusus
- Valgus test: untuk tes lig.collaterale mediale
- Varus test: untuk tes lig.collaterale laterale
- Anterior shearing test untuk tes lig.cruciatum anterior
- Posterior shearing test untuk tes lig.cruciatum posterior
8.Pemeriksaan lain
- Atroskopi
Diagnosis
- Nyeri sendi lutut pada gerakan akibat lesi lig.collaterale mediale,
(atau lig.collaterale laterale; atau lig.cruciatum anterior atau
lig.cruciatum posterior)
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan

76
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
- Intervensi MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Knee support dengan penguat pada fungsi ligament yang lesi.
- Latihan stabilisasi aktif. Pada posisi MLPP.
- Latihan Strengthening otot pes anserinus (atau iliotibial, atau
hamstrings, atau quadriceps)
Evaluasi
- Nyeri, stabilisasi aktif knee.
Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA FLAT FOOT

77
KELAS D KOTA (Kurangnya Lengkungan Telapak Kaki)
PALANGKA RAYA No. Dokumen No. Revisi Halaman
444/38/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Flat foot

TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Penggunaan medial arc support dalam waktu 3bulan atau lebih
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Tidak ada arcus plantar
- inbalance
2. Inspeksi:
- Telapak kaki datar, tulang navicularis menonjol ke medial.
3. Tes cepat
- Gait análisis tampak kaki menyudut kelateral
- Plantar fleksi lebih lemah
4. Tes gerak aktif
- Dalam batas normal
5. Tes gerak pasif
- Gerak pronasi kaki ROM lebih besar dari normal, gerak pronasi
terbatas elastic end feel
- Gerak lain normal
6.Tes gerak isometric
- Fleksi jari-jari kaki kekuatan kurang dibanding dengan otot lain.

7. Tes khusus
- Palpasi: arcus longitudinal plantaris rata
- Pengukuran adakah genu valgus
8. Pemeriksaan lain
-.Podografi: dijumpai flat foot.

Diagnosis:

78
gangguan kesimbangan dan berjalan akibat flat foot

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Strengthening exercice pada fleksor jari kaki
- Ballance exc
- Walking exc dengan menggunakan ujung kaki
- Penggunaan medial arc support

Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle dan lutut

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA PES EQUINOVARUS

79
KELAS D KOTA (Kelainan Pergelangan Kaki Melengkung Kedalam)
PALANGKA RAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/39/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Pes equinovarus
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-
T/RSU-D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit
Umum Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Penggunaan medial arc support dalam waktu 3bulan atau lebih
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Dibawa sejas lahir atau akibat kelumpuhan
- Anak terlambat usia jalan
- Berdiri dan jalan dengan punggung kaki
2. Inspeksi:
- Telapak kaki melengkung, menapak dengan sisi luar kaki atau
dengan punggung kaki.
3. Tes cepat
- Gait análisis tampak kaki menyudut kemedial atau berdiri denga
sisi luar kaki atau bahkan punggung kaki
4. Tes gerak aktif
- Gerak dorsal fleksi dan eversi kekuatan menurun
5. Tes gerak pasif
- Gerak dorsal fleksi dan eversi dengan firm end feel
6. Tes gerak isometric
- Gerak dorsal fleksi dan eversi kekuatan menurun
7. Tes khusus
- Joint play movement
- Stretch test pada arcus longitudinal kaki
8. Pemeriksaan lain
-.Podografi: dijumpai flat foot.

Diagnosis:
- Gangguan jalan dengan punggung kaki akibat pes equino varus

80
Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Mobilisasi kaki
- Strengthening exercice pada fleksdorsal fleksi dan eversi
- Ballance exc
- Penggunaan sepatu koreksi

Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle dan lutut

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

RUMAH SAKIT UMUM ASUHAN FISIOTERAPI PADA DOWN SYNDROME

81
KELAS D KOTA (Syndroma Down)
PALANGKA RAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


444/40/K.2-FISIO-T/ 00 1/2
RSU-D/I/2018

Tanggal Terbit Ditetapkan :


Direktur RSU Kelas D Kota
2 Januari 2018
Palangka Raya,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Abram Sidi Winasis


NIP. 19760824 200801 1 022
PENGERTIAN Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Down Syndrome
TUJUAN Melaksanakan asuhan fisioterapi secara tepat, efektif dan efisien dengan
hasil yang optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 444/01/K.1-FISIO-T/RSU-
D/I/2018 tentang Panduan Fisiotrapi di Rumah Sakit Umum
Kelas D Kota Palangka Raya
PROSEDUR Dosis :
- Waktu latihan selama 30 menit dengan frekuensi 2 - 3 kali
seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Perkembangan psikomotor terlambat
- Usia ibu saat hamil
- Anggota keluarga ada yang ada yang down syndrome
2. Inspeksi:
a. Terlentang
Komponen yang dilihat:
1.) Gerakannya (aktif, simultan, kecenderungan posisi)
2.) Posisi kepala
3.) Posisi shoulder
4.) Posisi elbow
5.) Posisi wrist
6.) Posisi jari
7.) Posisi hip
8.) Posisi knee
9.) Posisi ankle
b. Berguling
Komponen yang dilihat:
1.) Via (hip atau shoulder)

82
2.) Rotasi trunk (ada, cukup atau tidak ada)
c. Telungkup
Komponen yang dilihat:
1.) Head lifting
2.) Head control
3.) Forearm support
4.) Hand support
5.) Posisi trunk
6.) Posisi hip
7.) Posisi knee
8.) Posisi ankle

d. Merayap
Komponen yang dilihat:
1.)Head control
2.)Forearm support
3.)Rotasi trunk
4.)Gerakannya simultan
5.)Transfer weight bearing
6.)Proses: posisi telungkup  forearm support  rotasi
trunk  forearm support tangan kanan ke depan
bersamaan tungkai kiri posisi fleksi ke depan 
begitupun pada sisi satunya.

e. Duduk
Komponen yang dilihat:
1.) Head control
2.) Trunk control
3.) Hand support
4.) Weight bearing
5.) Sitting balance
6.) Protective reaction

f. Ke duduk
Komponen yang dilihat:
1.) Posisi awal (dari telungkup/terlentang)
2.) Fiksasi gerakan di salah satu hip
3.) Forearm dan hand support ada

83
4.) Rotasi trunk ada
5.) Transfer weight bearing dari satu tangan ke
tangan lain
6.) Proses: posisi awal di mulai dari
terlentang/telungkup  forearm support 
transfer weight bearing pada sisi dengan hand
support sisi kontra lateral  hand support sisi
ipsilateral  transfer weight bearing ke
bokong.

g. Merangkak
Komponen yang dilihat:
1.) Head control
2.) Weight bearing: kedua tangan dan kedua lutut
3.) Rotasi trunk
4.) Transfer wieght bearing
5.) Gerakannya simultan atau tidak
Proses: posisi awal di mulai dari telungkup 
hand support  weight bearing kedua tangan
dan lutut rotasi trunk tangan kanan ke
depan bersamaan lutut kiri ke depan 
begitupun pada sisi satunya

3. Pemeriksaan fungsi bermain sesuai usia anak


4. Tes khusus
- Joint laxity
- Head lag
8. Pemeriksaan lain
- Laboratorium: analisa kromosom, hormon thiroid
- Radiologi : C1- C2: ....stabil/tidak
- Evaluasi kardiologi

Diagnosis:
Adanya keterlambatan tahapan perkembangan motorik anak
(telungkup, duduk, merangkak.....) akibat tidak adanya (head
kontrol, trunk kontrol, hand function tidak sesuai usia, kurangnya
keseimbangan.......) karena tonus postural rendah terkait down
syndrom

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi
fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

84
Intervensi
Boobath dan AFR

Evaluasi
Tonus postural, head kontrol, trunk kontrol, hand function, pencapaian
komponen tahapan perkembangan motorik anak

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.
UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli pada muskuloskeletal

85

Anda mungkin juga menyukai