Anda di halaman 1dari 106

Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan

dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

PROPOSAL

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


PELABUHAN PERIKANAN DAN
TRADITIONAL RAKYAT (PPTR) DI
KECAMATAN PRINGGABAYA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Administrasi Ocean Port Design Innovation
Oceania 2021

Disusun oleh:
“Before The Mast”
-
-
-

Dosen Pembimbing:
-

1
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan


jumlah luas lautannya yang mencakup lebih dari duapertiga dari luas
keseluruhannya (BIS PU 2013). Disebabkan oleh lokasinya yang
berada di antara dua benua dan dua samudera, Indonesia menjadi
negara dengan Sumber Daya Alam yang berlimpah dan beraneka
ragam, termasuk dalam potensi kelautan dan perikanannya serta
pertaniannya . Salah satu contoh provinsi di Indonesia yang aktif
dalam bidang kelautan dan perikanan dan pertaniannya adalah adalah
Provinsi Nusa Tenggara Barat , di mana lokasinya yang berdekatan
dengan beberapa lautan menyebabkannya kaya dengan hasil laut
(Kementerian Kelautan dan Perikanan RI).
Di Provinsi NTB, terdapat beberapa pelabuhan perikanan yang
tersebar di bagian pesisir Utaranya. Pelabuhan perikanan pantai (PPP)
Labuhan Lombok merupakan satu-satunya pelabuhan perikanan tipe C
yang berada di Kabupaten Lombok Timur. Pembangunan pelabuhan
perikanan tersebut diharapkan dapat membantu para nelayan yang
berada di sekitar Kabupaten Lombok Timur agar dapat dengan mudah
mendaratkan hasil tangkapannya dan dapat memenuhi kebutuhan
melautnya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan
kinerja operasional di PPP Labuhan Lombok. Analisis data dilakukan
dengan analisis deskriptif untuk mengetahui aktivitas operasional PPP
Labuhan Lombok dan scoring method untuk mengetahui kinerja
operasional PPP Labuhan Lombok. Hasil analisis diperoleh bahwa
aktivitas tambat labuh/pendaratan ikan dan aktivitas pelayanan
kebutuhan melaut cenderung mengalami peningkatan dalam

2
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

pemenuhannya selama lima tahun terakhir (2004 – 2008). PPP


Labuhan Lombok tidak melakukan aktivitas pelelangan ikan karena
ikan-ikan yang didaratkan di pelabuhan tersebut telah dimiliki oleh dua
perusahaan ikan yaitu UD Baura dan UD Versace. Kedua perusahaan
tersebut mendistribusikan hasil tangkapan secara lokal ke Lombok
Timur dan ke luar kota yaitu daerah Bali, Surabaya, serta Malang.
Hasil scoring method diperoleh bahwa kinerja operasional PPP
Labuhan Lombok pada tahun 2008 cukup baik. Hal ini berarti bahwa
terdapat beberapa pelayanan fasilitas yang harus diperhatikan oleh
pihak PPP Labuhan Lombok. Pemerintah merupakan pihak yang
memiliki peran sangat penting di dalam peningkatan kinerja
operasional PPP Labuhan Lombok.
Tujuan perencanaan dan perancangan Pelabuhan Perikanan
Pantai dan Pertanian (PPP) di Kabupaten Lombok Timur, selain untuk
mewadahi sektor kelautan dan perikanan kawasan pesisir selatan
Provinsi Utara dengan penekanan fungsi komersiil perikanannya,
kami dari Tim “Before The Mast” juga untuk menciptakan kawasan
pelabuhan pertanian yang aktif dalam menunjang perekonomian
berskala Kabupaten melihat pada existing kawasan perencanaan
berisrisan langsung dengan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan
Pringgabaya yang secara tidak langsung akan memaksimalkan aktifitas
penyaluran hasil perkebunan/pertanian bisa melalui lintas samudra ke
pulau-pulau sekitar lombok terkhusus kawasan Nusa Tenggara Barat.
Demi tercapainya tujuan-tujuan Perencanaan di Kecamatan
Pringgabaya, maka muncul beberapa konsep perancangan seperti
pengoptimalan fungsi jual beli ikan dan pembentukan relasi antar
pelabuhan perikanan dan kawasan industri perkebunan se-Provinsi
Nusa Teggara Barat. Untuk konsep fisiknya, yaitu zonasi tapaknya
sendiri, akan dibagi atas dua zona besar: zona darat dan zona air
(waterfront), di mana dua zona tersebut dibagi lagi dalam 9 (sembilan)

3
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

zona yang lebih kecil sesuai dengan zona standar yang berlaku.
Dalam mencapai tujuan dengan konsep-konsep tersebut, selain
memerlukan relasi skala provinsi dalam fungsi kawasannya, kawasan
pelabuhan perikanan juga membutuhkan site dengan kawasan darat
dan laut yang diikuti dengan penekanan fungsi jual belinya. Semua itu
dibutuhkan dalam proses perencanaan dan perancangan Pelabuhan di
Kabupaten Nusa Tenggara Barat ini.

1.2. Rumusan Masalah

Secara garis besar, rumusan masalah adalah, “Bagaimana


perwujudan perencanaan dan perancangan Pelabuhan Perikanan dan
Industri Perkebunan Kelapa Sawit Pantai (PPP) berskala provinsi di
Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dengan penekanan
fungsi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Bongkar Muat Perkebunan
Kelapa sawit dan Pertanian melalui konsep kawasan waterfront?

1.3. Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan

Tujuan penyusunan penulisan Proposal ini secara umum


adalah untuk memenuhi persyaratan administrasi Ocean Port
Design Innovation Oceania 2021 oleh Himpunan Mahasiswa
Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
B. Manfaat

Manfaat Umum perencanaan dan perancangan ini, secara


fisik, adalah membentuk bangunan dengan tema Neo-Vernacular
berupa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan dermaga kapal ikan
serta bongkar muat industri perkebunan di wilayah kecamatan
Pringgabaya dengan pendekatan konsep waterfront yang akan

4
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

menjadi katilasot industri kelautan dan perikanan serta pertanian


dala lingkungan wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat.

5
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Umum

Di dalam proposal ini terdapat beberapa kata yang digunakan.

Berikut ini adalah pengertian dari kata-kata tersebut.

a. Perencanaan memiliki arti proses, cara, dan perbuatan


merencanakan atau merancangkan sesuatu dengan pelaksanaan
sepenuhnya. Perencanaan memiliki kata dasar ‘rencana’ yang
berarti suatu rancangan atau suatu buram (rangka sesuatu yang akan
dikerjakan) (KBBI).
b. Perancangan adalah proses, cara, dan perbuatan merancang.
Perancangan memiliki kata dasar ‘rancang’ yang berarti (bangun)
desain bangunan (KBBI).
c. Pelabuhan memiliki arti tempat berlabuh. Pelabuhan memiliki kata
dasar ‘labuh’ yang berarti dalam keadaan turun atau tergelantung ke
bawah seperti kelambu, tali, jangkar, tirai, atau layar panggung
(KBBI)
d. Perikanan adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan
penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan. Perikanan
memiliki kata dasar ‘ikan’ yang berarti binatang/hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang hidup di dalam air, berdarah dingin,
umumnya bernapas dengan insang, biasanya tubuhnya bersisik,
serta bergerak dan menjaga keseimbangan badannya dengan
menggunakan sirip (KBBI).
e. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut

6
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

f. Pantai memiliki arti majemuk, yaitu (KBBI):

1) Tepi laut atau pesisir;

2) Perbatasan daratan dengan laut atau massa air lainnya dan bagian
yang dapat pengaruh dari air tersebut; dan
3) Daerah pasang surut di tepi laut antara pasang tertinggi dan surut
terendah.

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) adalah kata gabungan yang


memiliki arti pelabuhan perikanan kelas C atau pelabuhan
perikanan yang ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan
operasional tertentu yang diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Indonesia No. Per. 08/Men/2012 pasal 5 (lima).
g. Kecamatan Pringgabaya adalah Kecamatan di di Kabupaten
Lombok Timur,Provinsi Nusa Tenggara Barat

2.2. Tinjauan Umum

2.2.1. Tinjauan Umum Pelabuhan

2.2.1.1. Definisi Pelabuhan

Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang


terlindung dari gelombang yang dilengkapi dengan
fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal
dapat bertambat untuk bongkar muat barang, crane
untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan
tempat-tempat penyimpanan di mana kapal
membongkar muatannya, serta gudang0gudang di
mana barang-barang dapat disimpan dalam waktu
yang relatif lama sebelum dikirim ke daerah tujuan
atau pengapalan. Pelabuhan memiliki daerah pengaruh
(hinterland), yaitu daerah yang memiliki kepentingan

7
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

hubungan ekonomi, sosial, dan lain-lain dengan


pelabuhan tersebut (Bambang Triatmodjo, 2009).
2.2.1.2. Macam-macam Pelabuhan

Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa


klasifikasi tergantung dari sudut pandangnya. Berikut
ini adalah klasifikasi pelabuhan (Bambang
Triatmodjo, 2009).
a. Jenis pelabuhan ditinjau dari segi penyelenggaraannya:

1. pelabuhan umum; dan

2. pelabuhan khusus.

b. Jenis pelabuhan ditinjau dari segi pengusahaannya:

1. pelabuhan yang diusahakan; dan

2. pelabuhan yang tidak diusahakan.

c. Jenis pelabuhan ditinjau dari fungsi perdagangan


nasional dan internasional:
1. pelabuhan laut; dan

2. pelabuhan pantai.

d. Jenis pelabuhan ditinjau dari segi penggunaannya:

1. pelabuhan perikanan;

2. pelabuhan minyak;

3. pelabuhan barang;

4. pelabuhan penumpang; dan

5. pelabuhan militer.

e. Jenis pelabuhan ditinjau dari letak geografisnya:

8
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

1. pelabuhan alam;

2. pelabuhan buatan; dan

3. pelabuhan semi alam.

2.2.2. Tinjauan Pelabuhan Perikanan

2.2.2.1. Definisi Pelabuhan Perikanan

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan


Perikanan Indonesia No. Per. 08/Men/2012 tentang
Kepelabuhan Perikanan, Pelabuhan perikanan adalah
tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis
perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat
ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
Sedangkan, kepelabuhan perikanan adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
pelabuhan perikanan dalam menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal
perikanan, keamanan dan keselamatan operasional
kapal perikanan, serta merupakan pusat pertumbuhan
perekonomian nasional dan daerah yang terkait dengan
kegiatan perikanan dengan tetap mempertimbangkan
tata ruang wilayah.
Adapun dalam peraturan yang sama disebutkan
bahwa Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia (WPP-NRI) adalah wilayah
pengelolaan perikanan untuk kegiatan kapal perikanan

9
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan,


laut teritorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) Indonesia. Adapun jenis wilayah di
dalamnya:
a. Wilayah Kerja, yaitu tempat yang terdiri atas
bagian daratan dan perairan yang dipergunakan
secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan
perikanan dan
b. Wilayah Pengoperasian, yaitu tempat yang terdiri
atas bagian daratan dan perairan yang berpengaruh
langsung terhadap operasional kepelabuhanan
perikanan.
2.2.2.2. Elemen-elemen Pelabuhan Perikanan

Menurut Suherman dan Dault (2009),


pengembangan pelabuhan perikanan di suatu wilayah
harus dilakukan secara terencana dan terpadu dengan
menganalisis elemen-elemen penting yang terkait
dalam sistem pelabuhan perikanan. Sistem pelabuhan
perikanan merupakan bagian dari subsistem perikanan
tangkap. Sistem tersebut adalah sebagai berikut.
a. Hulu

Hulu (foreland) adalah tempat terjadinya


aktivitas penangkapan. Analisis wilayah hulu terdiri
dari analisis terhadap potensi SDI, daerah
penangkapan dan lingkungan perairan, serta
teknologi penangkapan ikan. Informasi mengenai
sumer daya perikanan sangat penting artinya karena
keberhasilan pembangunan.

10
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

pelabuhan perikanan tidak lepas dari ketepatan


dalam pemilihan lokasi yang akan dikembangkan
tersebut, antara lain adalah adanya potensi sumber
daya perikanan yang memadai, jumlah armada
perikanan, dan produksinya.
b. Pusat

Pusat atau pelabuhan perikanan (fishing port),


pada hakekatnya, merupakan basis utama kegiatan
industri perikanan tangkap yang harus dapat
menjamin suksesnya aktivitas usaha perikanan
tangkap di laut. Pelabuhan perikanan berperan
sebagai terminal yang menghubungkan kegiatan
usaha di laut dan di darat ke dalam suatu sistem
usaha yang berdaya guna tinggi. Aktivitas unit
penangkapan ikan di laut keberangkatannya harus
bermula di pelabuhan dengan ketersediaan bahan
bakar, perbekalan, es, dan lain-lain secukupnya.
Pelabuhan perikanan, dalam analisisnya,
merupakan elemen yang meliputi kondisi fisik
existing, potensi perikanan (produksi, nilai
produksi, dan unit penangkapannya), serta
organisasi yang ada di dalamnya.
c. Hilir

Hilir (hinterland) adalah bagian dari wilayah


daratan, tempat di mana pelabuhan menjual jasa-
jasanya dan menarik pengguna jasa untuk
memanfaatkan pelabuhan perikanan. Daerah hilir
juga meliputi wilayah distribusi dan konsumsi. Hilir
merupakan salah satu elemen penting dalam

11
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

analisis karena ia meliputi konsumen, sarana dan


prasarana pendukung, lembaga dan organisasi yang
mendukung aktivitas pendistribusian, dan lain-lain.
2.2.2.3. Fungsi Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan merupakan pendukung


kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
ikan dan lingkungannya, mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan, dan pemasaran. Fungsi utama
pelabuhan perikanan

berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan


Perikanan Indonesia No. Per. 08/Men/2012 pasal 3
ayat (1) sampai dengan ayat (7) tentang Kepelabuhan
Perikanan adalah sebagai berikut.
a. Fungsi Pemerintahan

Fungsi pemerintahan merupakan fungsi untuk


melaksanakan pengaturan, pembinaan,
pengendalian, pengawasan, serta keamanan dan
keselamatan operasional kapal perikanan di
pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan juga
dapat melaksanakan fungsi pemerintahan lainnya
yang terkait dengan pengelolaan perikanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Fungsi
pemerintahan tersebut meliputi:
1. pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan
hasil perikanan;
2. pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;

3. tempat pelaksanaan penyuluhan dan


pengembangan masyarakat nelayan;

12
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

4. pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

5. tempat pelaksanaan pengawasan dan


pengendalian sumber daya ikan;
6. pelaksanaan kesyahbandaran;

7. tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;

8. publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh


kapal perikanan dan kapal pengawas kapal
perikanan;
9. tempat publikasi hasil penelitian
kelautan

10. dan perikanan;


11. pemantauan wilayah pesisir;

12. pengendalian lingkungan;

13. kepabeanan; dan/atau

14. keimigrasian.

b. Fungsi Pengusahaan

Fungsi pengusahaan merupakan fungsi untuk


melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan
dan/atau pelayanan jasa kapal perikanan dan jasa
terkait di pelabuhan perikanan. Fungsi pengusahaan
meliputi:
1. pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;

2. pelayanan bongkar muat ikan;

3. pelayanan pengolahan hasil perikanan;

4. pemasaran dan distribusi ikan;

13
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

5. pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan


perikanan;

6. pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal


perikanan;

7. pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan;

8. wisata bahari; dan/atau

9. penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya


sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Adapun sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor Per.06/Men/2007 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan
Perikanan memiliki tugas melaksanakan fasilitasi
produksi dan hasil pemasaran di wilayahnya,
pengawasan pemanfaatan sumber daya ikan untuk
pelestariannya dan kelancaran kegiatan kapal
perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di
pelabuhan perikanan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, pelabuhan perikanan menyelenggarakan
fungsi:
a. perencanaan, pembangunan, pengembangan,
pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian, serta
pendayagunaan sarana dan prasarana pelabuhan
perikanan;
b. pelayanan teknis kapal perikanan dan
kesyahbandaran di pelabuhan perikanan;
c. pelayanan dan fasilitasi usaha perikanan;

14
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

d. pengembangan dan fasilitasi penyuluhan serta


pemberdayaan masyarakat perikanan;
e. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya
untuk peningkatan produksi, distribusi, dan
pemasaran hasil perikanan;
f. pelaksanaan hasil fasilitasi pemantauan wilayah
pesisir wisata bahari;
g. pelaksanaan pengawasan penangkapan sumber
daya ikan dan penanganan, pengolahan, pemasaran,
serta pengendalian mutu hasil perikanan;
h. pelaksanaan pengumpulan pengolahan dan
penyajian data perikanan serta pengelolaan sistem
informasi;
i. pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan
pelaksanaan kebersihan kawasan pelabuhan
perikanan; serta
j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

2.2.2.4. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan


Perikanan Indonesia No. Per. 08/Men/2012 pasal 5,
pelabuhan perikanan diklasifikasikan dalam 4 kelas
sebagai berikut.
a. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

Pelabuhan Perikanan kelas A atau Pelabuhan


Perikanan Samudera (PPS) ditetapkan berdasarkan
kriteria teknis dan operasional yang meliputi:
1. kriteria teknis, terdiri dari:

a) mampu melayani kapal perikanan yang

15
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

melakukan kegiatan perikanan di perairan


Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI), dan laut lepas;
b) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal
perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60
GT;
c) panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m,

d) dengan kedalaman kolam sekurang-


kurangnya minus 3 m;

e) mampu menampung kapal perikanan


sekurang- kurangnya 100 unit atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT;
dan
f) memanfaatkan dan mengelola lahan
sekurang- kurangnya 20 ha.
2. kriteria operasional, terdiri dari:

a) ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;

b) terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan


pemasaran hasil perikanan rata-rata 50 ton per
hari; dan
c) terdapat industri pengolahan ikan dan industri
penunjang lainnya.
b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Pelabuhan Perikanan kelas B atau Pelabuhan


Perikanan Nusantara (PPN) ditetapkan berdasarkan
kriteria teknis dan operasional yang meliputi:

16
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

1. kriteria teknis, terdiri dari:

a) mampu melayani kapal perikanan yang


melakukan kegiatan perikanan di perairan
Indonesia dan ZEEI;
b) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal
perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30
GT;
c) panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m,
dengan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 3 m;
d) mampu menampung kapal perikanan
sekurang- kurangnya 75 unit atau jumlah
keseluruhan sekurang- kurangnya 2.250 GT;
dan
e) memanfaatkan dan mengelola lahan
sekurang- kurangnya 10 ha.
2. kriteria operasional, terdiri dari:

a) terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan


pemasaran hasil perikanan rata-rata 30 ton per
hari; dan terdapat industri pengolahan ikan
dan industri penunjang lainnya.
c. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Pelabuhan Perikanan kelas C atau Pelabuhan


Perikanan Pantai (PPP) ditetapkan berdasarkan
kriteria teknis dan operasional yang meliputi:
1. kriteria teknis, terdiri dari:

a) mampu melayani kapal perikanan yang


melakukan kegiatan perikanan di perairan

17
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Indonesia;
b) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal
perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10
GT;
c) panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m,
dengan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 2 m;
d) mampu menampung kapal perikanan
sekurang- kurangnya 30 unit atau jumlah
keseluruhan sekurang- kurangnya 300 GT;
dan
e) memanfaatkan dan mengelola lahan
sekurang- kurangnya 5 ha.
2. kriteria operasional, terdiri dari:

a) terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan


pemasaran hasil perikanan rata-rata 5 ton per
hari; dan
b) terdapat industri pengolahan ikan dan industri
penunjang lainnya.
d. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Pelabuhan Perikanan kelas D atau Pangkalan


Pendaratan Ikan (PPI) ditetapkan berdasarkan
kriteria

teknis dan operasional yang meliputi:


1. kriteria teknis, terdiri dari:

a) mampu melayani kapal perikanan yang


melakukan kegiatan perikanan di perairan
Indonesia;

18
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

b) memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal


perikanan berukuran sekurang-kurangnya 5
GT;
c) panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m,
dengan kedalaman kolam sekurang-
kurangnya minus 1 m;
d) mampu menampung kapal perikanan
sekurang- kurangnya 15 unit atau jumlah
keseluruhan sekurang- kurangnya 75 GT; dan
e) memanfaatkan dan mengelola lahan
sekurang- kurangnya 1 ha.
2. kriteria operasional, yaitu terdapat aktivitas
bongkar muat ikan dan pemasaran hasil
perikanan rata-rata 2 ton per hari.
2.2.3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Indonesia

Berdasarkan data tahun 2016 Negara


Indonesia mempunyai kurang lebih 44 Pelabuhan Perikanan
Pantai yang tersebar di seluruh wilayah pesisir pantai
Indonesia.

2.2.4. Pelabuhan Perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berikut ini adalah daftar pelabuhan perikanan di


Kabupaten Lombok pada tahun 2019 yang tercantum pada situs
resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia.

 Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuhan


Lombok di Kabupaten Lombok Timur

19
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

 Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Teluk Santong


di Kabupaten Sumbawa

 Balai Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI)


Tanjung Luar di Kabupaten Lombok Timur

 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Luar di


Kabupaten Lombok Timur, dan

 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sape di


Kabupaten Bima 6.Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) Teluk Bima di Kota Bima
2.2.5. Tinjauan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah sebuah pasar yang


biasanya terletak di dalam pelabuhan atau PPI dan terjadi
transaksi penjualan ikan dan hasil laut baik secara lelang
maupun nonlelang di dalamnya (Wikipedia). Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No.1 Tahun 2012 tentang
Tempat Pemasaran Ikan, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah
tempat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk
menyelenggarakan pelelangan ikan mulai dari penerimaan,
penimbangan, pelelangan, sampai dengan pembayaran.
Berdasarkan peraturan yang sama, TPI harus memenuhi
persyaratan:
a. terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan;

b. mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan


dan disanitasi, dilengkapi dengan saluran pembuangan air
dan mempunyai sistem pembuangan limbah cair yang
higiene;
c. dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci
tangan yang dilengkapi dengan bahan pencuci tangan dan

20
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

pengering sekali pakai, dan toilet dalam jumlah yang


mencukupi;
d. mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan
dalam pengawasan hasil perikanan;
e. kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat
mempengaruhi mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan
berada dalam TPI;
f. dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai penjualan,
wadah harus dibersihkan dan dibilas dengan air bersih;
g. dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok,
meludah, makan dan minum, dan diletakkan di tempat yang
mudah dilihat dengan jelas;
h. mempunyai fasilitas pasokan air bersih yang cukup;

i. mempunyai wadah khusus yang tahan karat dan kedap air


untuk menampung hasil perikanan yang tidak layak untuk
dimakan; dan
j. mempunyai tempat sampah yang mewadahi.

2.2.6. Tinjauan Kapal Perikanan

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 1 ayat (9), kapal
perikanan diartikan sebagai kapal, perahu, atau alat apung lain
yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan,
mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan,
pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan
penelitian/eksplorasi perikanan.
Selanjutnya, kapal penangkap ikan diartikan sebagai
kapal yang digunakan untuk menangkap ikan, termasuk
menampung, menyimpan, mendinginkan, dan/atau
mengawetkan ikan. Sedangkan, kapal pengangkut ikan adalah

21
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

kapal yang memiliki palkah dan/atau secara

khusus digunakan untuk mengangkut, memuat, menampung,


mengumpulkan, menyimpan, mendinginkan, dan/atau
mengawetkan ikan.

2.2.7. Tinjauan Waterfront

2.2.7.1. Definisi Waterfront

Menurut jurnal dari Seattle Open Space 2100,


waterfront, sejatinya, adalah suatu tempat yang
dinamis. Waterfront yang menjadi lingkungan tepian
air buatan manusia berperan sebagai interface dari
kawasan aktivitas perairan, sebagai daerah yang
merespon pasang surut permukaan air, sebagai titik
permulaan aktivitas perairan, serta sebagai kendaraan
terhadap pola-pola dispersal. Kawasan tepian air
merupakan lahan atau area yang terletak langsung
berbatasan dengan air. Pembangunan kawasan tepian
air merupakan pembangunan di suatu area atau
wilayah yang dibatasi oleh air dan dalam
pengembangannya mampu memasukkan nilai aktifitas
manusia, contohnya seperti kebutuhan akan ruang
publik dan nilai alami yang terkait dengan area
tepian air.
2.2.7.2. Jenis-jenis Waterfront

Berdasarkan fungsinya, waterfront dapat


dibedakan menjadi 4 jenis (Ann Brenn dan Dick
Rigby, 1996):
a. mixed-used waterfront, yaitu waterfront yang
merupakan kombinasi dari perumahan,

22
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan/atau


tempat-tempat kebudayaan;
b. recreational waterfront, yaitu semua kawasan
waterfront yang menyediakan sarana dan prasarana
untuk kegiatan rekreasi seperti taman, arena
bermain, tempat pemancingan, dan fasilitas untuk
kapal pesiar;
c. residential waterfront, yaitu perumahan, apartemen,
dan resor yang dibangun di tepi perairan; serta
d. working waterfront, yaitu tempat-tempat
penangkapan ikan komersial, reparasi kapal pesiar,
industri berat, dan fungsi- fungsi pelabuhan.
2.2.7.3. Faktor pada Waterfront

Dalam perancangan kawasan tepian air,


terdapat dua aspek penting yang dapat menjadi dasar
keputusan-keputusan rancangan yang akan dihasilkan.
Kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut (Douglas
M. Wren, 1983, dan L. Azeo Torre, 1989).
a. Faktor Geografis

Faktor geografis yang dimaksud adalah


faktor- faktor yang menyangkut kondisi geografis
kawasan dan nantinya akan menentukan jenis,
fungsi, serta pola penggunaan rancangan. Dalam
hal ini, yaitu:

1. kondisi perairan, yaitu kondisi dari segi jenis


(laut, sungai, atau yang lainnya), dimensi dan
konfigurasi, pasang-surut, serta kualitas airnya;
2. kondisi lahan, yaitu ukuran, konfigurasi, daya
dukung tanah, serta kepemilikan lahan; serta

23
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

3. iklim, yaitu menyangkut musim, temperatur,


angin, serta curah hujan.
b. Konteks Perkotaan (Urban Context)

Faktor perkotaan adalah faktor yang dapat


memberikan ciri khas tersendiri bagi kota serta
dalam konteks menentukan hubungan antara
kawasan waterfront rancangan dengan bagian kota
yang terkait. Yang termasuk dalam aspek ini yaitu:
1. pemakai, yaitu mereka yang tinggal, bekerja,
atau berwisata di kawasan waterfront atau yang
menggunakannya sebagai sarana publik;
2. pencapaian dan sirkulasi, yaitu akses dari dan
menuju tapak serta pengaturan sirkulasi di
dalamnya; serta
3. karakter visual, yaitu hal-hal yang memberikan
ciri yang membedakan satu kawasan waterfront
dengan kawasan lainnya.
2.3. Tinjauan Fungsional

2.3.1. Tata Ruang Pelabuhan Perikanan dan Kegiatannya

Berdasarkan buku Perencanaan Pelabuhan (2009), tata


ruang pelabuhan perikanan dirumuskan berdasarkan
pengelompokan jenis kegiatan sesuai dengan fungsi layanan
dan jenis kegiatannya. Pengelompokan tersebut dimaksudkan
untuk memberikan efisiensi gerak operasional di dalam
pelabuhan maupun kawasan di sekitarnya. Pengelompokan
tersebut didasarkan pada fungsi layanan dan alur kegiatan.
Secara garis besar, kelompok kegiatan pelayanan pelabuhan

ikan dibagi 3: pelayanan kapal, hasil tangkap ikan, dan

24
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

kegiatan manusia di dalam kawasan. Berikut ini tabel


pengelompokan kegiatan fungsi layanan pelabuhan perikanan
berdasarkan jenis kegiatan spesifiknya di dalam satuan zonasi
secara garis besar.
Kapal Hasil Manusia
Tangkapan-
Perkebunan
Zona kapal bongkar Zona pelelangan Zona publik

1. Kelompok pelabuhan 1. Sorting, 1. Parkir kendaraan


cleaning, dan
2. Tambat bongkar: 2. Ruang
weighting
transaksi
- kapal < 10 GT
2. Tempat lelang
- kapal 10—50 GT pelelangan 3. MCK umum
- kapal > 50 GT 3. Tempat
4. Terminal angkutan
Perdagangan
3. Transit shed & MCK
5. Mushalla
4. Packing
atau masjid
5. Storing 6. Warung
6. Cold storage 7. Area wisata bahari
(pabrik es) 8. P3K
7. Loading ke
atas truk
Zona tambat Zona Zona administrasi
dan perbekalan olah 1. Kantor pelabuhan
1. Tambatan istirahat tradisio
2. Kantor syahbandar
nal
2. Tambatan muat
1. Cold storage 3. Kantor satpolair
3. Tempat
(pabrik es) 4. Balai
perbaikan jaring
pertemuan

25
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

4. Gudang es
2. Gudang nelayan
5. Perbekalan (es, air 5. KUD atau
3. Pengasinan
bersih, bekal, koperasi mina
4. Pengasapan
BBM) 6. Pelistrikan
5. Penjemuran
7. Sumur atau
6. IPAL tangki air
8. Layanan BBM

9. Pemadam
kebakaran
Zona reparasi Zona Zona penunjang
industri
1. Slipways dengan 1. Rumah dinas
perikanan
winch house 2. Mess peginapan
1. Kawasan
2. Repair workshop industri 3. Restoran atau
kantin

Tabel 2.1. Pengelompokan zona kegiatan pelabuhan


perikanan berdasarkan fungsi layanan

Sumber: Perencanaan Pelabuhan, 2009

2.3.1.1. Zona Bongkar Kapal

Zona bongkar kapal dilengkapi dengan dermaga


bongkar yang merupakan tempat kapal sandar
melakukan aktivitas bongkar muatan hasil tangkapan
dan hasil perkebunan. Zona ini dirancang sedemikian
rupa sehingga proses bongkar muatan dapt dilakukan

26
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

secara cepat. Untuk itu, zona kapal bongkar


dikelompokkan ke dalam zona dermaga untuk kapal
kecil (<10 GT), sedang (10—50 GT), dan besar (> 50
GT).
Kegiatan bongkar muatan kapal ikan merupakan
kegiatan utama dalam operasional pelabuhan
perikanan, di mana kapal-kapal penangkap ikan
didaratkan dan membongkar hasil tangkapannya untuk
selanjutnya dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
yang letaknya tidak jauh dari dermaga bongkar. Agar
dermaga tersebut dapat digunakan kembali oleh kapal
yang datang setelahnya, maka setelah semua hasil
tangkapan diangkut ke TPI, kapal akan segera
meninggalkan dermaga bongkar menuju dermaga
tambat.
Sedangkan pada kawasan zona pertanian
diterjemahkan sebagai wilayah bongkar muat hasil
pertanian yang akan diteruskan ke pasar-pasar rakyat
atau lokasi bongkar pelabuhan berikutnya
2.3.1.2. Zona Tambat Kapal dan Perbekalan

Zona tambat dan perbekalan umumnya berada di


tempat yang terpisah. Keduanya dipisahkan dari zona
bongkar agar kapal-kapal yang bertambat dan sedang
mengisi perbekalan

tidak mengganggu kegiatan bongkar muatan yang


sedang berlangsung.
Zona tambat dilengkapi dengan dermaga tambat.
Di dermaga ini, kapal ditambatkan dan Anak Buah
Kapal (ABK) pulang ke rumah untuk beristirahat

27
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

setelah seminggu atau lebih melakukan aktivitas


penangkapan ikan. Dermaga tambat berfungsi sebagai
tempat parkir kapal. Selama berada di dermaga
tambat, aktivitas perawatan kapal dan peralatan
dilakukan. Di dekat dermaga tambat, disediakan lahan
untuk penjemuran jaring dan bangunan untuk menjurai
dan memperbaiki jaring serta tempat penyimpanan alat
tangkap dan suku cadang.
Zona perbekalan dilengkapi dengan dermaga
perbekalan dan fasilitas lain yang berkaitan dengan
keberangkatan kapal yang akan menangkap ikan.
Ketika nelayan hendak melaut, kapal yang
ditambatkan di dermaga tambat dibawa ke dermaga
perbekalan untuk mempersiapkan bekal seperti bahan
makanan, air tawar, BBM, dan es. Oleh karena itu,
dermaga perbekalan dilengkapi fasilitas: angkutan es
batu, gudang, jaringan pipa air bersih, kios atau
toserba perbekalan, serta WC. Dengan pertimbangan
keamanan, dermaga pengisisan bahan bakar (bunker
dan BBM) ditempatkan secara terpisah dengan
kelengkapan seperti bunker atau tangki BBM, jaringan
pipa BBM, pompa meter BBM, dan fasilitas pemadam
kebakaran.
2.3.1.3. Zona Reparasi (Perbaikan Kapal)

Zona ini mencakup aktivitas perbaikan dan


perawatan kapal yang agak berat. Zona ini dilengkapi
dengan slipway untuk reparasi berat dengan winch
house. Fasilitas pendukungnya: bengkel
permesinkapalan, workshop pengecatan, bengkel

28
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

pengelasan, bengkel elektronik, peralatan

navigasi dan refrigerator, serta gudang alat berat.


Lokasi zona ini terpisah dari zona lainnya.
2.3.1.4. Zona Pelelangan Ikan

Zona ini berupa Tempat Pemasaran atau


Pelelangan Ikan (TPI) yang ditempatkan di dekat
dermaga bongkar dan dilengkapi fasilitas: tempat
sortir ikan, tempat pembersihan ikan, tempat timbang,
tempat packing, tempat pemuatan hasil lelang, tempat
penyimpanan keranjang, serta lantai lelang. Adapun
penunjangnya seperti ruang administrasi lelang, ruang
tunggu, tempat parkir penjual dan pembeli ikan, serta
gudang es.
2.3.1.5. Zona Pengolahan Ikan

Zona pengolahan ikan tradisional meliput


aktivitas penggaraman, pemindangan, pengasapan, dan
pengeringan. Zona ini merupakan zona tingkat
kebersihan tinggi. Kawasannya sendiri dilengkapi
dengan area penjemuran ikan, area pengepakan ikan,
jaringan air bersih, dan saluran-saluran air limbah
yang dilengkapi dengan IPAL.

2.3.1.6. Zona Industri Perikanan dan Perkebunan Modern


Modern

Kawasan industri disiapkan dalam bentuk


kapling lahan yang sudah matang dan didukung
dengan infrastruktur yang memadai, seperti jalan akses
dan jalan keliling, sistem drainase, jaringan air bersih,

29
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

jaringan telekomunikasi, jaringan listrik, dan


pengolahan limbah.
Jenis industri yang mungkin berkembang adalah
industri berbasis pengolahan ikan seperti cold storage,
pengalengan ikan, penepungan ikan, dan sebagainya.
Industri lainnya yang mungkin adalah yang berbasis
sarana perikanan seperti jala, perahu, alat penangkapan
ikan, dan sebagainya.
Serta teknologi pengepackan hasil kebun yang steril dan
teknologi pengemasan industri kecil hasil pertanian.

2.3.1.7. Zona Publik

Zona ini direncanakan sebagai pemberi


kenyamanan pada kegiatan publik yang terlibat di
dalam pelabuhan perikanan. Fasilitas yang disiapkan
berupa jalan akses dan jalan keliling berdrainase,
tempat parkir, ruang tunggu, tempat transaksi TPI,
WC umum, toserba, dan sebagainya.
2.3.1.8. Zona Administrasi

Zona administrasi adalah zona inti kegiatan


pengelolaan pelabuhan perikanan. Semua bentuk
kegiatan administrasi yang menyangkut pengelolaan
dan pengawasan pelabuhan, pelayanan masyarakat,
dan sebagainya, dilakukan oleh administrasi
pelabuhan. Fasilitas yang terkait antara lain adalah
kantor administrasi pelabuhan, di mana di dalamnya
terdapat kantor kepala pelabuhan, kantor syahbandar,
kantor satpolair, balai pertemuan nelayan, KUD atau
koperasi mina, sistem pelistrikan, sumur atau tangki

30
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

air, dan lain-lain.


2.3.1.9. Zona Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang


tidak secara langsung diperlukan dalam pelayanan
kegiatan pelabuhan ikan. Akan tetapi, keberadaannya
akan meningkatkan layanan, kenyamanan, fungsi, dan
kinerja pelabuhan secara keseluruhan. Contoh fasilitas
penunjang tersebut adalah perumahan pengelola, mess
penginapan tamu, restoran atau kantin, masjid atau
mushalla, poliklinik, tempat rekreasi bahari, dan
terminal angkutan.
2.3.2. Fasilitas Pelabuhan Perikanan

Peraturan mengenai fasilitas pelabuhan perikanan


disebutkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Indonesia No. Per. 08/Men/2012 pasal 4 ayat (1) sampai (5)
dengan isi sebagai berikut.
a. Dalam rangka menunjang fungsi pelabuhan perikanan,
setiap pelabuhan perikanan memiliki fasilitas yang terdiri
dari:

1. fasilitas pokok yang terdiri atas:

a) penahan gelombang (breakwater), turap (revetment), dan

groin;

b) dermaga;

c) jetty;

d) kolam pelabuhan;

e) alur pelayaran;

31
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

f) jalan komplek dan drainase; dan

g) lahan.

2. fasilitas fungsional yang terdiri atas:

a) Tempat Pemasaran Ikan;

b) navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon,


internet, radio komunikasi, rambu-rambu, lampu suar,
dan menara pengawas;
c) air bersih, instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM), es,
dan instalasi listrik;
d) tempat pemeliharaan kapal dan alat penangkapan ikan
seperti

dock/slipway, bengkel, dan tempat perbaikan jaring;

e) tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan


seperti

transit sheed dan laboratorium pembinaan mutu;

f) perkantoran seperti kantor administrasi pelabuhan, pos


pelayanan terpadu, dan perbankan;
g) transportasi seperti alat-alat angkut ikan dan hasil kebun

h) kebersihan dan pengolahan limbah seperti Instalasi


Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Tempat
Pembuangan Sementara (TPS); serta
i) pengamanan kawasan seperti pagar kawasan.

3. fasilitas penunjang yang terdiri atas:

a) balai pertemuan nelayan;

b) mess operator;

32
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

c) wisma nelayan;

d) fasilitas sosial dan umum seperti tempat peribadatan


dan Mandi Cuci Kakus (MCK);
e) pertokoan; dan

f) pos jaga.

b. Fasilitas yang harus ada pada pelabuhan perikanan meliputi:

1. fasilitas pokok yang terdiri dari lahan, dermaga,


kolam pelabuhan, jalan kompleks, dan drainase;
2. fasilitas fungsional yang terdiri dari kantor
administrasi pelabuhan, TPI, suplai air bersih, dan
instalasi listrik; serta
3. fasilitas penunjang yang terdiri dari pos jaga dan MCK.

2.3.3. Aktivitas Pelelangan pada TPI

pelelangan dilaksanakan dengan tata cara:


a. ikan dari nelayan dikelompokkan berdasarkan jenis,
ukuran, dan kualitas;
b. ikan yang telah dikelompokkan ditimbang dan diberikan
karcis timbang;
c. ikan yang telah ditimbang disiapkan untuk dilelang;

d. peserta lelang adalah pembeli yang telah mendaftar sebagai


peserta lelang;
e. peserta lelang wajib menyerahkan uang jaminan paling
sedikit sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari perkiraan
nilai lelang kepada Petugas TPI, sebelum mengikuti
pelelangan;
f. pelaksanaan pelelangan dipimpin oleh juru lelang;

g. peserta lelang dengan penawaran tertinggi layak ditetapkan

33
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

sebagai pemenang lelang oleh juru lelang dan diberi karcis


lelang;
h. pemenang lelang dapat mengambil ikan setelah membayar
secara tunai harga lelang dan retribusi tempat pelelangan di
loket TPI dengan menunjukkan karcis lelang; dan

i. nelayan mengambil uang hasil pelelangan di loket TPI


dengan menunjukkan karcis timbang.

2.3.4. Aktifitas Industri Perkebunan

 Pengepulan hasil panen

 Pengepackan hasil pertanian

 UKM hasil Tani/kebun

 Pabrik pengelolaan hasil panen


2.3.5. Jenis-jenis Dermaga

Untuk pelabuhan perikanan, terdapat beberapa cara


penambatan kapal-kapal ikan di dermaga, yaitu sebagai berikut
(E. Lubis, 2001).
A. Kapal Tambat Sejajar dengan Dermaga (Paralel to The Quay)

Kapal ikan yang tambat sejajar dengan dermaga


memiliki keuntungan dalam hal kemudahan pembongkaran
ikan dari kapal ke dermaga sehingga kecepatan
pembongkaran lebih baik dibandingkan dengan cara tambat
yang lain. Namun, kelemahannya adalah perlunya dermaga
yang panjang. Untuk mengatasi hal ini, kapal-kapal ikan
dapat melakukan tambat saling bersusun. Namun demikian,
kapal-kapal tersebut perlu diatur agar tidak mengalami
kesulitan dalam aktivitas pembongkaran ikan.

34
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.1. Kapal tambat sejajar


dengan dermaga Sumber: Ditjen
Perhubungan Laut, 2000

B. Kapal Tambat Menyudut (Oblique Berthing)

Kapal ikan yang tambat secara menyudut memiliki


keuntungan dalam mengurangi panjang dermaga yang
diperlukan. Namun, kelemahannya adalah panjang kapal
yang mayoritas harus seragam (ukurannya tidak bervariasi
secara signifikan). Di sisi lain,

aktivitas pembongkaran ikan pun menjadi lebih sulit


dibandingkan dengan cara penambatan sejajar.

35
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.2. Kapal tambat


menyudut Sumber: Ditjen
Perhubungan Laut, 2000

C. Kapal Tambat Tegak Lurus Dermaga (Perpendicular to The Quay)

Kapal tambat tegak lurus dermaga ini, bila bongkar


muatan kapal ikan dilakukan secara manual, kapasitasnya
terbatas. Namun, cara ini merupakan cara paling efektif
dalam mengurangi panjang dermaga yang dibutuhkan.

Gambar 2.3. Kapal tambat tegak


lurus dermaga Sumber: Ditjen
Perhubungan Laut, 2000

36
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

D. Kapal Tambat Tegak Lurus Dermaga dengan Sistem Jari


(Fingerpiers Perpendicular to The Quay)
Cara penambatan ini merupakan variasi dari cara
tambat kapal tegak lurus dermaga. Akan tetapi, dibutuhkan
peralatan angkutan dari tempat bongkar ke lokasi
penyimpanan barang. Kelebihan dari dermaga jari adalah
kedua sisi dermaga dapat dipergunakan sebagai tambatan
kapal sehingga dapat mengurangi panjang dermaga yang
dibutuhkan secara efektif.

Gambar 2.4. Kapal tambat tegak lurus dermaga


dengan sistem jari Sumber: Ditjen
Perhubungan Laut, 2000

2.3.6. Jenis-jenis Kapal Perikanan

Jenis-jenis kapal perikanan diambil dari sumber Data


Arsitek jilid 2 oleh Ernst Neufert (2002) serta Perencanaan dan
Perancangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Kawasan
Wisata Pantai Jakat Kota Bengkulu, Laporan Penelitian oleh
Bella Eka Oktaria (2013). Berikut ini adalah jenis-jenis kapal

37
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

perikanan.
A. Kapal/Perahu Nelayan

1. Kapal Nelayan Tanpa Motor

Kapal/perahu tanpa motor memiliki ukuran 4,5 m ×


1,56

m. Perahu ini sangat simpel dan terdiri dari jukung,


perahu papan kecil, perahu papan sedang, dan perahu
papan besar.

Gambar 2.5. Perahu tanpa


motor Sumber: Google
Gambar, 2021

2. Perahu Motor Tempel

Perahu motor tempel adalah perahu yang


menggunakan motor tempel sebagai tenaga penggeraknya
dan ditempelkan di sisi kanan dan kiri perahu. Perahu ini
berukuran 6,2 m × 2 m.

38
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.6. Perahu motor tempel


Sumber: Gambar Google

3. Kapal Motor

Kapal motor menggunakan mesin sebagai tenaga


penggerak utamanya dalam menggantikan layar. Kapal
motor berukuran 10,25 m × 3,1 m.

Gambar 2.7. Kapal motor


Sumber:Gambar Google

B. Kapal Pemerintah dan Fungsional

1. Kapal Pengawas

Kapal pengawas perikanan berukuran 7,8 m × 2,3 m.

39
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.8. Kapal pengawas

2. Kapal Pemda

Kapal Pemda berukuran 7,8 m × 2,3 m.

3. Kapal Wisata Perikanan

Kapal wisata perikanan berukuran 10,25 m × 2,5 m.

2.4. Tinjauan Lokasi

2.4.1. Gambaran Umum Lokasi

2.4.1.1. Tinjauan Kabupaten Lombok Timur


Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau
Lombok. Ibu kota daerah ini ialah kota Selong. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 1.605,55km2 dengan populasi 1.105.582 jiwa.

40
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.13. Peta Administrasi Lombok Timur

Adapun batas-batas Kab.Lombok Timur sebagai


berikut.

a. Utara : Laut Jawa

b. Timur : Selat Alas

c. Barat : Samudera Hindia

d. Selatan : Kab. Lombok Tengah dan Barat

41
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.14 Peta Batimetri Kawasan Perencanaan

42
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.15 Peta RTRW kabupaten Lombok 2006-2020

43
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Gambar 2.16 Peta sebaran Penangkapan Ikan Kabupaten Lombok

(sumber :KKP Kab.Lombok)

44
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tahap Metode Analisis

Metode dalam menentukan latar belakang yang digunakan


adalah metode problem seeking yang mempertimbangkan dua aspek
dasar: fungsi dan bentuk. Aspek fungsional merupakan aspek yang
mempertimbangkan pelaku, kegiatan, dan hubungan, sedangkan aspek
bentuk adalah aspek yang mempertimbangkan tapak, lingkungan, dan
kualitas. Dalam kasus penulisan ini, segala aspek yang dibahas adalah
hal-hal yang meliputi pelabuhan perikanan.

GOAL(S)
(Tujuan)

CONCEPT(S) NEED(S) PROBLEM(S)

(Konsep) (Kebutuhan) (Permasalahan)

FACT(S)
(Fakta)

Bagan 3.1. Alur menentukan metode analisis

Sumber: analisis, 2021

3.2. Metode Pengumpulan Data Penunjang Perancangan

Data-data yang dikumpulkan dalam perancangan PPP ini


merupakan data yang berupa data sekunder. sedangkan data
sekunder diperoleh dengan cara mencari, mengumpulkan, dan
menyaring data-data yang diperoleh dari studi literatur melalui buku-
buku, jurnal-jurnal, peraturan-peraturan, maupun kumpulan website

45
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

yang terpercaya. Data-data tersebut selanjutnya diolah dan dianalisis


demi memperoleh alternatif respon-respon analisis dan konsep. Berikut
ini metode pengumpulan data.
3.2.1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data atau informasi yang tidak


berkaitan langsung dengan objek perancangan, tetapi sangat
mendukung program perancangan. Studi literatur memberikan
data- data sekunder berupa kutipan-kutipan dan standar-standar
tertulis melalui buku, jurnal, kitab suci, hingga website
(internet) terpercaya yang sesuai dengan topik pembahasan
perancangan. Data sekunder yang digunakan selama proses
perencanaan dan perancangan PPP ini tercantum dalam Daftar
Pustaka. Dalam perencanaan dan perancangan PPP, Penulis
memperoleh data sekunder dari:

a. peraturan-peraturan legal seperti RTRW Provinsi NTB,


hingga peraturan-peraturan pemerintah yang memiliki
bahasan pada bidang kelautan dan perikanan, pelabuhan
perikanan, dan semacamnya;
b. literatur berupa buku-buku yang berhubungan dengan
penulisan seperti buku Perencanaan Pelabuhan dan
sebagainya;
c. literatur berupa jurnal-jurnal ilmiah yang membahas topik
yang berhubungan dengan pelabuhan perikanan;
d. laman-laman web terpercaya melalui internet seperti website
resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, KBBI
Daring/Dalam Jaringan, dan sebagainya; serta
e. studi perbandingan (preseden) terhadap rancangan
terbangun dengan fungsi yang sama
3.3. Tahap Analisis

46
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Perancangan PPP di Kabupaten Lombok Timur disesuaikan


berdasarkan fungsi dan standar besaran ruang dengan tema waterfront
Neo-Vernacular sehingga menciptakan ruang yang sesuai dengan
kebutuhan seperti:
a. Kebutuhan ruang

b. Besaran ruang

c. Organisasi ruang

d. Sirkulasi ruang

e. Perabot di dalam ruang

f. Standar ruang

Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk meyakinkan bahwa


kawasan pilihan merupakan lahan yang sesuai dan cocok sebagai
lokasi objek perancangan. Dalam analisis ini, data tentang potensi
kawasan

Dari bebeapa dasar tersebut kami membagi beberapa analisis sebagai


berikut:
3.3.1 Analisis Fungsional

a. Analisis Pelaku

Berdasarkan hasil analisis, secara garis besar, pelaku


utama yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
dibagi atas beberapa kategori, yaitu sebagai berikut.
 Pekerja (Nelayan)

Nelayan merupakan pelaku yang memiliki aktivitas


utama: berlayar dan mendaratkan ikan. Nelayan merupakan
pelaku yang menghidupkan suatu pelabuhan perikanan.
 Pengunjung Pelabuhan

47
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Pengunjung yang terdapat di pelabuhan perikanan


dapat dikategorikan berdasarkan usianya, yaitu:
 balita dan anak-anak dengan usia 5—12 tahun;

 remaja dengan usia 12—18 tahun;

 dewasa dengan usia 18—45 tahun; dan

 lansia dengan usia lebih dari 45 tahun.

 Pengelola Pelabuhan

Berikut ini adalah struktur organisasi Pelabuhan


Perikanan Pantai yang didapatkan dari hasil analisis

Kepala Pelabuhan
Jabatan Fungsional

Bidang Pengembangan Bidang Tata Operasional Bidang Tata Usaha

Sekbid Sekbid Sekbid Sekbid Sekbid Sekbid


Pelayanan Sarana Pemasaran Kesyah- Keuangan Umum
dan Pelabuhan dan bandaran
Pengem- Informasi Perikanan
bangan
Usaha

Staf Staf Staf Staf Staf Staf

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Pelabuhan

48
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Pengisi Struktural:

No. Jabatan Jumlah


1. Kepala Pelabuhan 1
2. Kepala Bidang 4
3. Koordinator Seksi Bidang 6
4. Staf (prakiraan) 15
5. Jabatan Fungsional (prakiraan) 15

b. Analisis Kegiatan secara Umum

Kegiatan-kegiatan pelaku pada kawasan Pelabuhan


Perikanan Pantai, secara umum, dibedakan atas dua jenis
kegiatan, yaitu sebagai berikut (Ditjen Perikanan, 2000 dalam
Bella Eka Oktaria, 2013).

 Kegiatan di Perairan

Berikut ini adalah skema kegiatan di perairan pada PPP.

Kapal-kapal ikan melakukan


aktivitas penangkapan ikan di
laut

Kapal-kapal ikan melakukan


aktivitas bongkar muatan hasil
tangkapan

49
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Ikan hasil tangkapan diangkut


ke TPI untuk dilelang

Kapal-kapal ikan melakukan


persiapan keberangkatan
dengan pengisian bekal berupa
bahan bakar kapal, air bersih,
dan diikuti dengan pengurusan
surat-surat pelayaran pada
syahbandar

 Penangkapan Ikan di Laut

Kegiatan penangkapan ikan merupakan kegiatan


yang melibatkan nelayan dan kapal perikanan dengan
kegiatan- kegiatan yang ada di atas kapal saat sedang
melakukan penangkapan ikan.
 Pendaratan Kapal di Dermaga Bongkar

Kegiatan di drmaga bongkar mencakup bongkar


muatan (ikan), pengangkutan ikan ke TPI, pemilahan
ikan, dan pembersihan ikan.

 Pelelangan Ikan

Kegiatan pelelangan mencakup kegiatan


administrasi yang bersifat mendata oleh pihak TPI serta
kegiatan jual beli oleh produsen dan konsumen ikan di
TPI.

50
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

 Penyortiran dan Pengepakan Ikan

Ikan hasil tangkap harus segera


dipilah/disortir/disaring dan dikepak untuk diolah atau
dipasarkan.
 Pengolahan Ikan

Kegiatan pengolahan ikan meliputi kegiatan


pembekuan ikan di dalam cold storage, pengawetan
dengan cara penjemuran atau penggaraman,
pemindangan, pengalengan, pengolahan pada restoran
seafood, dan sebagainya.
 Pengangkutan Ikan

Pengangkutan ikan merupakan kegiatan


distribusi ikan (segar atau olahan) dari PPP ke kota atau
kabupaten tujuan se- Provinsi Riau.
 Pemasaran Ikan

Pemasaran ikan merupakan cara paling efektif


dan cepat dalam mendapatkan konsumen dengan
penjualan ikan segar secara langsung di PPP.
 Wisata

Wisata merupakan kegiatan penunjang yang


bersifat rekreatif bagi pengunjung PPP.

3.4 Analisis Pengelompokan Kegiatan

Pengelompokan kegiatan berdasarkan pelaku dan jenis


kegiatannya dapat disimpulkan menjadi kategori sebagai
berikut.
 Kelompok Kegiatan Dermaga

Kelompok kegiatan ini diisi oleh pelaku berupa

51
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

nelayan dan terdiri dari fasilitas yang berhubungan dengan


pelayaran dan persiapannya. Fasilitas pada kelompok
kegiatan ini terdiri dari fasilitas dermaga bongkar muat,
dermaga tambat, dan plaza.
 Kelompok Kegiatan Pengelola (Administrasi)

Fasilitas pada kelompok kegiatan ini terdiri dari


fasilitas kantor pelabuhan yang diisi oleh pelaku berupa
pengelola aktif.
 Kelompok Kegiatan TPI (Pemasaran)

Kelompok kegiatan ini terisi oleh pelaku yang


berperan dalam aktivitas jual beli, termasuk wisatawan.
Fasilitas pada kelompok kegiatan ini terdiri dari fasilitas
TPI, pasar ikan, retail, restoran/RM, dan lain-lain.

3.5 Analisis Spasial

3.5.1 Analisis Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang diambil dari hasil analisis fungsional,


di mana pelaku yang terdapat pada PPP adalah sebagai berikut.
a. Nelayan . . . (P1)

b. Pengelola . . . (P2)

c. Pengunjung . . . (P3)

Berikut ini adalah tabel analisis kebutuhan ruang PPP.

Kelompok Kategori Pelaku Kebutuhan


No. Aktivitas
Kegiatan Fasilitas PP2 P3 Ruang
1
1. Dermaga Fasilitas Bongkar √ Dermaga

52
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

pokok muatan bongkar


kapal muat
Membeli √ Toserba
perbekalan
melaut
Mengisis √ SPBU
bahan bakar

Menyimpan √ Gudang
alat peralatan
perikanan
Menjemur √ Lahan
jaring menjemur

Reparasi √ Dermaga
kapal tambat

MCK √√ √ Toilet

2. Pengelola Fasilitas Memarkirk √ √ Parkir


(Administras fungsiona an
i) l kendaraan
Mengawasi √ Pos jaga
pelabuhan

Menerima √ √ Lobi
tamu

Mengisi √ Resepsionis
buku tamu

53
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Presensi √
pegawai

Menunggu √ Ruang
tunggu

Rapat √ Ruang rapat

Bekerja √ Ruang
Kepala
Pelabuhan
Menerima √
tamu

Bekerja √ Ruang
pegawai

Menyimpan √ Ruang arsip


arsip

Istirahat √ Ruang
istirahat

Menyiapka √ Pantry
n
minuman
MCK √ √ Toilet

3. TPI Fasilitas Memarkirk √√ √ Parkir


(Pemasaran) fungsiona an
l kendaraan

54
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Melelang √√ √ TPI
ikan

Jual beli √√ √
ikan

Administras √√ Ruang
i administrasi
lelang
Mencuci √ Ruang cuci
ikan

Mengepak √ Ruang
ikan pengepakan

Menyimpan √ Gudang ikan


ikan (dingin)

Jual beli √ √ Retail


souvenir

Mengolah √ Ruang
ikan pengolahan
tradisional
Menjemur √ Lahan
ikan menjemur

Jual beli √ √ Retail


hasil olahan
ikan
MCK √√ √ Toilet

55
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

4. Wisata Fasilitas Memarkirk √ Parkir


penunjan an
g kendaraan
Mengambil √√ √ ATM
uang Center

Melihat- √ Gazebo
lihat

Jalan-jalan √ Plaza

Berkeliling √ Taman

Wisata √ Restoran
kuliner

Mengelola √ Ruang
restoran pengelola
restoran
Pengolahan √ Dapur
seafood restoran

Transaksi √ √ Kasir
kuliner restoran

Jual beli √ √ Retail


souvenir

Jual beli √ √ Retail


hasil olahan
ikan

56
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

MCK √ √ Toilet

5. Balai Fasilitas Menerima √√ Lobi


Pelatihan penunjan tamu
Nelayan g
Menghadiri √ Ruang serba
penyuluhan guna

Menjalani √
pelatihan

Menginap √ Mess
nelayan

Antisipasi √ Ruang
Pemadaman generator set

MCK √ Toilet

6. Ibadat Fasilitas Shalat √√ √ Masjid


penunjan
g
Mengambil √√ √ Tempat
wudhu wudhu

MCK √√ √ Toilet

3.5.2 Analisis Besaran Ruang

Perhitungan standar ruang mempertimbangkan ukuran


perabot, ukuran standar bersih, dan sirkulasi. Adapun data-data

57
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

ruang berasal dari sumber-sumber berikut.


a. Buku Data Arsitek . . . (DA)

b. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia No.


Per. 08/Men/2012 . . . (Permen KPI 08)
c. Tugas Akhir Bella Eka Oktaria . . . (BEO)

d. Tugas Akhir Ashim Furqoni . . . (AF)

e. Studi objek . . . (SO)

Berikut ini adalah tabel besaran ruang pada PPP.

Kelompo Kebutuh Waktu Ket. Daya Standar/


No. Sumbe
k an Aktif Tampung Besaran
r
Kegiatan Ruang Ruang
1. Dermaga Dermaga Tida Mewadah Panjang Perme
bongkar k i dermaga n KPI
muat tent sekurang- kapal motor 08,
u kurangny = Jumlah BEO,
a 50 kapal kapal × SO
ikan, 115%
dengan panjang
prakiraan kapal ÷ delta
10 antara waktu
kapal operasional
motor,

58
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

40 kapal pelabuhan
motor dengan
tempel, 50 waktu
perahu bongkar
tanpa muatan
motor, 4 = 10 × 1,15 ×

kapal 10,25 m ÷ 2
dinas (2 = 58,94 m
kapal
pengawas,
1 kapal Panjang
penelitian, dermaga
dan 1 kapal motor
kapal tempel
pemda) = Jumlah
dan 5 kapal ×
kapal 115%
wisata (2 panjang
kapal kapal ÷ delta
wisata antara waktu
bahari operasional
dan 3 pelabuhan
kapal dengan
motor) waktu
bongkar
muatan
= 40 × 1,15 ×
6,2

m÷2

59
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

= 142,6 m

Panjang
dermaga
perahu tanpa
motor
= Jumlah
perahu

× 115%
panjang
perahu ÷
delta antara
waktu
operasional
pelabuhan
dengan
waktu
bongkar
muatan
= 50 × 1,15 ×
4,5

m÷2

= 129,38 m

Panjang
dermaga

60
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

kapal dinas
= Jumlah
kapal ×

115% panjang
kapal ÷
delta antara
waktu
operasional
pelabuhan
dengan
waktu
bongkar
muatan
= 4 × 1,15 ×
7,8

m÷2

= 17,94 m

Panjang
dermaga
kapal wisata
bahari
= Jumlah
kapal ×
115%
panjang
kapal ÷ delta
antara waktu

61
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

operasional
pelabuhan
dengan
waktu
bongkar
muatan
= 2 × 1,15 ×

10,25 m ÷ 2

= 11,79 m

Panjang
dermaga
kapal motor
wisata
= Jumlah
kapal ×
115%
panjang
kapal ÷ delta
antara waktu
operasional
pelabuhan
dengan
waktu
bongkar
muatan
= 3 × 1,15 ×

62
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

12,47 m ÷ 2

= 21,51 m
Panjang
dermaga
total
= 58,94 m +
142,6 m +
129,38 m +
17,94 m +
11,79 m +
21,51
m

= 382,16 m
Toserba Pagi 12 Luas total SP
hing toko, 6 = 18 × 3 m ×
ga warung 3m
petang
= 270 m2
SPBU Tid 1—2 kapal 20 m × 15 m SO
ak = 300 m2
tent
u,
sian
g
hari
Gudang Tidak 6 gudang 6 × 3 m × 3 m SO

peralatan tentu = 54 m2
Lahan Pagi Jaring 4 m2 × SO
menje hing tiap jumlah

63
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

mur ga kapal kapal ikan


peta = 4 m2 × 100
ng = 400 m2
Derma 24 jam Mewadah Luas DA
ga i dermaga ,
tambat sekurang- kapal BE
kurangny motor O
a 50 kapal = Panjang
ikan, dermaga ×
dengan lebar kapal
prakiraan = 58,94 m ×
10 kapal 3,1
motor, 40 m
kapal
= 182,71 m2
motor
tempel, 50
perahu
Luas
tanpa
dermaga
motor, 4
kapal
kapal motor
dinas (2 tempel
kapal = Panjang
pengawas, dermaga ×
1 kapal lebar kapal
penelitian, = 142,6 m × 2
dan 1 m
kapal
= 285,2 m2
pemda) dan
5

64
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

kapal
wisata (2
kapal

65
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

wisata Luas
bahari dermaga
dan 3 perahu
kapal tanpa
motor) motor
= Panjang
dermaga ×
lebar
perahu
= 129,38
m × 1,56
m
= 201,83 m2

Luas
dermaga
kapal
dinas
= Panjang
dermaga ×
lebar kapal
= 17,94 m ×
2,3

= 41,26 m2

Luas

66
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

dermaga
kapal
wisata
bahari
= Panjang
dermaga ×
lebar kapal
= 11,79 m ×
2,5

= 29,47 m2

Luas
dermaga
kapal
motor
wisata
= Panjang
dermaga ×
lebar kapal
= 21,51 m ×
4,27

= 91,85 m2

Luas
dermaga

67
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

total
= 182,71
m2 + 285,2
m2 +
201,83 m2 +

41,26 m2 +
29,47 m2 +
91,85 m2
= 832,32 m2
Toilet Tidak Bak Luas 1 unit AF, SO
tentu, mandi KM
interv dan = Luas kloset
al 5 kloset, + Luas bak
—10 jumlah mandi + 50%
menit KM sirkulasi KM
adalah 3 = 1,5 (0,36 m2
unit +

1 m2)

= 2,04 m2

Luas 3 unit
KM

= 3 × 2,04 m2

= 6,12 m2
2 Pengelola Parkir Pagi Jumlah Luas parkir DA
. (Administr hing pengelola mobil ,
asi) ga adalah 56 = Jumlah BE

68
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

peta orang per mobil × 15 O


ng hari m2
dengan = 14 × 15 m2
asumsi 1
= 210 m2
mobil tiap
4

orang Luas
(14 parkir
mobil) motor
dan = Jumlah
separuh motor × 2 m2
dari = 28 × 2 m2
semuany
= 56 m2
a
memakai
motor
Luas parkir
(28
total
motor).
= Parkir
keseluruh
an +
Sirkulasi
30%
= 1,3 × (210
m2 +

56 m2)

= 345,8 m2
Pos jaga 24 jam Meja dan Luas 1 unit AF
pos

69
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

kursi,
dengan

jumlah 2 = Luas
unit pos meja +
jaga Luas kursi
+ sirkulasi
50%
= 1,5 (1,16 m2
+

0,35 m2)

= 2,26 m2

Luas 2 unit
pos

= 2 × 2,26 m2

= 4,52 m2
Lobi Ja 15 orang Luas lobi DA
m = Jumlah ,
kerj kapasitas × BE
a O
1,5 m2

= 15 × 1,5 m2

= 22,5 m2
Resepsioni Ja 2 orang Luas DA
s m resepsionis ,
kerj = Jumlah BE

70
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

a kapasitas × 4 O

m2
= 2 × 4 m2

= 8 m2
Ruan Ja 8 orang Luas ruang DA
g m = Jumlah ,
tung kerj kapasitas × BE
gu a 2 m2 O

= 8 × 2 m2

= 16 m2
Ruang Ja 41 orang Luas ruang DA
rapat m = Jumlah ,
kerj kapasitas × BE
a 2 m2 O

= 41 × 2 m2

= 82 m2
Ruang Ja 3 orang Luas ruang DA
Kepala m = Jumlah ,
Pelabu kerj kapasitas × BE
han a O
9,3 m2

= 3 × 9,3 m2

= 27,9 m2
Ruan Ja 4 Kabid, Luas ruang DA,
g m 6 Kepala Kabid BEO,
pega kerj Seksi, dan = Jumlah AF
wai a 15 staf kapasitas ×

71
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

9,3 m2

= 4 × 9,3 m2

= 19,72 m2

Luas
ruang
Kepala
Seksi
= Jumlah
kapasitas ×
4,46 m2

= 6 × 4,46 m2

= 26,76 m2

Luas ruang
staf

= Jumlah
kapasitas ×
(luas meja +
luas kursi)
+ sirkulasi
40%

= 15 × (1,16

72
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

m2 +

0,36 m2) × 1,4

= 31,92 m2

Luas total

= 19,72 m2 +
26,76 m2 +
31,92
m2

= 78,4 m2
Ruang Jam 1 unit 9,63 m2 BEO
arsip kerja
Ruang Jam 1 unit 9,63 m2 SO

istirahat isama
Pantry Jam 1 unit 9,63 m2 BEO

isama
Toilet Tida Bak Luas 1 unit BEO,
k mandi KM AF,
tent dan = Luas kloset SO
u, kloset, + Luas bak
dala jumlah mandi + 50%
m KM sirkulasi KM
jam adalah 8 = 1,5 (0,36 m2
kerj unit, +
a difasilita
1 m2)
si 1 unit

73
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

janitor = 2,04 m2

Luas janitor

= 2,5 m2

Luas total 8
unit KM dan
1 janitor
= 8 × 2,04 m2
+

2,5 m2

= 18,82 m2

74
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

3 TPI Parkir Tida Prakiraan Luas parkir BEO,


. (Pemasaran k jumlah mobil SO

) tent terbanyak = Jumlah


u adalah mobil × 15
120 orang m2
per hari = 30 × 15 m2
dengan
= 450 m2
asumsi 1
mobil tiap
4
Luas
orang (30 parkir
mobil), motor
jumlah = Jumlah
motor motor × 2 m2
sebanyak = 15 × 2 m2
separuh
= 30 m2
dari
jumlah
mobil (15
Luas parkir
motor),
truk
dan truk
sebanyak = Jumlah

5 truk. truk × 8 m ×
3m
= 5 × 24 m2

= 120 m2

Luas parkir

75
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

total

= Parkir
keseluruh
an +
Sirkulasi
30%
= 1,3 × (450
m2 +

30 m2 + 120
m2)

= 780 m2
TPI Pagi Terdiri 1.000 m2 SO
hing dari hall
ga lelang
siang sebanyak
16 unit
dan plaza
lelang 1
unit
Ruang Pagi 10 Luas DA,
administ hing orang, ruang BEO,
rasi ga diikuti administ SO
siang pula rasi
ruang
Kepala

76
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Lelang = Jumlah
untuk 2 kapasitas ×
orang, 4,46 m2
ruang = 10 × 4,46
informasi m2
untuk 1
= 44,6 m2
orang,
ruang
pengelola
Luas
TPI untuk
ruang
5 orang,
Kepala
dan ruang
Lelang
pengelola
=
pasar
Kapasitas
untuk 2
× 4,46 m2
orang
= 2 × 4,46 m2

= 8,92 m2

Luas
ruang
informa
si
= 4 m2

Luas
ruang
pengelola

77
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

TPI
=
Kapasitas
× 4,46 m2
= 5 × 4,46 m2

= 22,3 m2

Luas ruang
pengelola
pasar
=
Kapasitas
× 4,46 m2
= 2 × 4,46 m2

= 8,92 m2

Luas total

= 44,6 m2 +
8,92

m2 + 4 m2 +
22,3 m2 +
8,92 m2
= 88,74 m2
Ruang cuci Pagi 1 unit 113,33 m2 AF, SO
hing
ga

78
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

petang

Ruang Pagi 1 unit 226,67 m2 AF, SO


pengepa hing ruang
kan ga sortir
peta dan 1
ng unit
ruang
pengepakan
Gudang 24 jam 1 unit Luas gudang BEO,
ikan gudang es SO
(dingin) balok es =3m×6m
dan 1 unit
18 m2
gudang
ikan

Luas gudang
ikan

= 58,95 m2

Luas total

= 18 m2 +
58,95

m2

79
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

= 73,95 m2
Retail Pagi 2 unit Luas 1 unit BEO
souve hing besar, 3 besar
nir ga unit = 18,08 m2
peta sedang,
ng dan 6 unit
kecil Luas 1
unit
sedang
= 12,49 m2

Luas 1 unit
kecil

= 4,56 m2

Luas total

= 2 × 18,08
m2 +

3 × 12,49 m2
+6

× 4,56 m2

= 100,99 m2
Ruang Pagi 1 unit Luas total SO
pengola hing gabung =6m×6m
han ga an
= 36 m2

80
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

tradisional petang
Lahan Pagi 1 lahan Luas total SO
menje hing =2×
mur ga Ruang
peta pengolah
ng an
= 2 × 36 m2

= 72 m2
Retail Pagi 2 unit Luas 1 unit BEO
olahan hing besar, 3 besar
ikan ga unit = 18,08 m2
peta sedang,
ng

dan 6 Luas 1
unit unit
kecil sedang
= 12,49 m2

Luas 1 unit
kecil

= 4,56 m2

Luas total

= 2 × 18,08
m2 +

81
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

3 × 12,49 m2
+6

× 4,56 m2

= 100,99 m2
Toilet Tidak Bak Luas 1 unit AF,
tentu, mandi KM SO
interv dan = Luas kloset
al 5 kloset, + Luas bak
—10 jumlah mandi + 50%
menit KM sirkulasi KM
adalah 6 = 1,5 (0,36 m2
unit +

1 m2)

= 2,04 m2

Luas 6 unit
KM

= 6 × 2,04 m2

= 12,24 m2
4 Wisata Parkir Tida Prakiraan Luas parkir BEO,
. k jumlah mobil SO
tent terbanyak = Jumlah
u adalah mobil × 15
100 orang m2
per hari = 25 × 15 m2
dengan
= 375 m2

82
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

asumsi 1
mobil tiap
4 Luas

orang (25 parkir

mobil), motor

jumlah = Jumlah

motor motor × 2 m2

sebanyak = 12 × 2 m2

separuh = 24 m2
dari
jumlah
mobil (12 Luas parkir
motor), bus
dan bus = Jumlah
bus × 11,4
m × 3,8 m
= 3 × 43,32
m2

83
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

sebanya = 129,96 m2
k 3 bus.

Luas parkir
total

= Parkir
keseluruh
an +
Sirkulasi
30%
= 1,3 × (375
m2 +

24 m2 +
129,96

m2)

= 528,96 m2
ATM 24 jam 4 unit Luas 1 unit AF
Center dengan = Luas
masing- mesin +
masing 1 Sirkulasi
mesin 100%
ATM = 2 × 0,36 m2

= 0,72 m2

84
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Luas 4 unit

= 4 × 0,72 m2

= 2,88 m2
Gazebo Pagi 3 unit Luas 1 unit Analisis
hing =3m×3m
ga
= 9 m2
mala
m

Luas 3 unit

= 3 × 9 m2

= 27 m2
Plaza Pagi Menyesuaikan tapak SO,
hing Analisis
ga
malam
Taman Pagi Menyesuaikan tapak SO,
hing Analisis
ga
malam
Restoran Pagi Meja Luas total AF
hing makan = Luas
ga dan kursi meja +
larut untuk Luas kursi
mala kapasitas +
m 100 Sirkulasi
orang (25

85
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

meja dan 50%


100 kursi) = 1,5 (25 ×
0,96

m2 + 100 ×
0,36

m2)

= 90 m2

Ruang Pagi 5 meja Luas total AF


pengel hing kerja, = Luas meja
ola ga 5 kursi, + Luas kursi
restora larut dan 4 + Luas
n mala lemari lemari +
m Sirkulasi
50%
= 1,5 (5 ×
1,16

m2 + 5 × 0,35
m2

+ 4 × 0,6 m2)

= 14,97 m2
Dapur Pagi 2 meja Luas total AF
restor hing servis, = Luas meja
an ga 1 meja servis + Luas
larut
hidangan, 3 meja

86
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

mala lemari es, 2 hidangan +


m Luas lemari
rak, dan
13 kursi es + Luas
kursi + Luas
rak +
Sirkulasi
60%
= 1,6 (2 ×
1,52

m2 + 4,41 m2
+3

× 0,48 + 13 ×

0,35 m2 + 2 ×

1,26 m2)

= 25,54 m2
Kasir Pagi 2 meja Luas total AF
restor hing dan 2 = Luas meja
an ga kursi + Luas kursi
larut + Sirkulasi
mala 100 %
m = 2 (2 × 1,16
m2

+ 2 × 0,36 m2)

= 6,08 m2
Retail Pagi 3 unit Luas 1 BEO
souve hing sedang unit
nir ga sedang

87
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

mala = 12,49 m2
m

Luas 3
unit
sedang
= 3 × 12,49
m2

= 37,47 m2
Retail Pagi 3 unit Luas 1 BEO
olahan hing sedang unit
ikan ga sedang
malam = 12,49 m2

Luas 3
unit
sedang
= 3 × 12,49
m2

= 37,47 m2
Toilet Tida Bak Luas 1 unit BEO,
k mandi dan KM AF,
tent kloset, = Luas kloset SO
u, jumlah + Luas bak
dala KM mandi + 50%
m adalah 12 sirkulasi KM

88
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

jam unit = 1,5 (0,36 m2


kerj +
a 1 m2)

= 2,04 m2

Luas total 12
unit KM
= 12 × 2,04
m2

= 24,48 m2
5 Balai Lobi Tida 15 orang Luas lobi DA
. Pelatih k = Jumlah ,
an tent kapasitas × BE
Nelaya u O
1,5 m2
n
= 15 × 1,5 m2

= 22,5 m2
Ruang Tida Kapasitas Luas total DA
serba k 75 orang, = Kapasitas ,
guna tent dengan 1 × Jumlah BE
u ruang ruang × 1,5 O
penyuluha m2
n, 1 ruang = 75 × 3 × 1,5
pertemuan m2
, dan 1
= 337,5 m2
ruang
pelatihan
Mess 24 jam 12 orang Luas total BEO

89
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

nelayan = Jumlah
orang × 16
m2
= 12 × 16 m2

= 192 m2
Ruang Tida 2 unit Luas ruang BEO,

generator k genset, genset AF,

set tent terdapat SO


u juga
ruang panel

= Jumlah
unit × 0,48
m2 +
Sirkulasi 80%

= 1,8 × 2 ×
0,48

m2

= 1,73 m2

Luas ruang
panel

= 15,72 m2

Luas total

90
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

= 1,73
m2 +
15,72 m2
= 17,45 m2
Toilet Tidak Bak Luas 1 unit BEO,
tentu, mandi KM AF,
interv dan = Luas kloset SO
al 5 kloset, + Luas bak
—10 jumlah mandi + 50%
menit KM sirkulasi KM
adalah 6 = 1,5 (0,36 m2
unit +

1 m2)

= 2,04 m2

Luas total 6
unit KM
= 6 × 2,04 m2

= 12,24 m2
6 Ibadat Masjid 24 jam Ruang Luas ruang DA
. shalat shalat ,
untuk = BE
150 Kapasitas O
orang, 1 × 0,96 m2
ruang = 150 × 0,96
audio, 1 m2
gudang, = 144 m2

91
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

dan
mimbar
Luas ruang
audio

= 5,4 m2

Luas gudang

= 5,4 m2

Luas mimbar

= 4 m2

Luas total

= Luas ruang
shalat +
ruang audio
+ gudang +
Luas mimbar
= 144 m2 +
5,4

m2 + 5,4 m2 +
4

m2

92
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

= 158,8 m2
Temp Tida Diperuntu Luas DA
at k kan 150 tempat ,
wudh tentu orang wudhu BE
u , = O
dala Kapasitas
m 24 × 0,51 m2
jam = 150 × 0,51
m2

= 76,5 m2
Toilet Tidak Bak Luas 1 unit BEO,
tentu, mandi KM AF,
interv dan = Luas kloset SO
al 5 kloset, + Luas bak
—10 jumlah mandi + 50%
menit KM sirkulasi KM
adalah 8 = 1,5 (0,36 m2
unit +

1 m2)

= 2,04 m2

Luas total 8
unit KM
= 8 × 2,04 m2

= 16,32 m2
Luas bersih total (tidak terhitung parkir kendaraan 5.075,58 m2
darat)

93
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Luas sirkulasi (20%) 1.015,12 m2


Luas parkir kendaraan darat 1.654,76 m2
Luas keseluruhan 7745,46 m2

Tabel 4.4. Besaran ruang


Sumber: analisis, 2021

3.5 Analisis Organisasi Ruang

3.5.1 Organisasi Ruang Makro

Secara garis besar, massa besar Pelabuhan


Perikanan Pantai terbagi dalam 8 zona besar, yaitu
sebagai berikut.
a. Zona Dermaga

Zona dermaga mencakup segala ruang yang


berhubungan dengan bongkar muat dan tambat-
menambat kapal di PPP.
b. Zona Perikanan

Zona dermaga mencakup segala ruang yang


berhubungan dengan bongkar muat dan tambat-
menambat kapal di PPP.
c. Zona Pengelola PPP

Zona pengelola mencakup massa kantor


pengelola

PPP.

d. Zona Balai Pelatihan

Zona balai pelatihan mencakup massa


Gedung Serba Guna (GSG).
e. Zona Restoran

94
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Zona restoran mencakup aktivitas wisata di


PPP dalam bentuk massa restoran.
f. Zona Masjid

Zona masjid/zona ibadat mencakup massa


ruang shalat yang dibutuhkan oleh umat Muslim
pada PPP.
g. Zona Gudang

Zona gudang mencakup segala ruang


pergudangan inti seperti gudang ikan, peralatan,
dan es.
h. Zona Servis Kapal

Zona servis kapal mencakup zona reparasi


kapal (yang memerlukan lahan darat) dan tempat
pengisian bahan bakar.
3.6 Elaborasi Tema

3.6.1 Pertimbangan Pemilihan Konsep

Pemilihan tema didasarkan dari beberapa pertimbangan,


yaitu sebagai berikut.
A. Potensi Kawasan

Sehubungan dengan konsep kawasan waterfront, maka


kawasan tepi air merupakan dasar pertimbangan konsepnya.
Konsep waterfront dipilih atas dasar lokasi kawasan tepian
air, tepatnya tepi pantai, yang dijadikan lokasi pelabuhan
perikanan. Maka dari itu, lokasi kawasan (tepian air) juga,
secara tidak langsung, menjadi salah satu dasar
pertimbangan pemilihan tema. Di dalamnya terdapat
beberapa potensi mutual yang dapat digunakan dalam
perancangan seperti angin dan air,serta potensi lingkungan

95
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

berupa beririsan langsung dengan perkebunan kelapa sawit


3.6.2 Pemilihan Konsep Dasar

Setelah mencanangkan berbagai gagasan konsep


perancangan yang diikuti dengan pertimbangan-pertimbangan,
maka dipilihlah satu tema yang akan dipakai secara penuh
dalam tahap perancangan. Konsep yang dipilih oleh Tim Kami
dalam merancang Pelabuhan Perikanan Pantai di Provinsi Riau
dengan konsep kawasan waterfront adalah Konsep Neo-
Vernacular
Dengan konsep pendekatan desain yaitu adat traditional Lombok

3.6.3 Elaborasi Konsep

Konsep Neo-Vernacular Waterfront merupakan konsep


yang menunjukan keserasian antara design inovasi bangan
modern denan pendekatan konsep ruang bangun traditional
sesuai bangunan adat di Lombok. Hal ini diterapkan dalam
pemanfaatan ruang bebas dinding pada bangunan pasar ikan
dan TPI serta workshop pertanian. Hal ini disebabkan karena
dinding itu sendiri tidak memberi dampak yang terlalu
menguntungkan. Dengan ruang terbuka, selain pandangan
menjadi lebih leluasa, sirkulasi juga menjadi mudah dengan
banyaknya ruang publik dan cabang-cabang sirkulasi.

Namun pada inovasi kali ini kami coba memuat design


kombinasi modern dan traditional seta pemanfaatan ruang yang
minimalis dan industrial seperti penggunaan Container bekas
sebagai ruag-ruang kecil seri deign bangunan yang mengemat
listrik yang bisa memanfaatkan energi matahari

Konsep Neo-vernacular juga memberikan suatu nuansa

96
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

bersih atau higienis sera damai pada pada kawasan. Ini


merupakan poin penting, di mana Pelabuhan Perikanan identik
dengan tanah becek dan bau amisnya. Untuk itu, konsep ini
juga memiliki poin konsep utilitas, di mana konsep tersebut
mencakup distribusi air bersih pada tempat yang memiliki
kegiatan pembersihan ikan serta drainase khusus wastewater
yang ditimbulkannya. Wastewater dengan jumlah besar akan
di- treatment terlebih dahulu sebelum disalurkan kembali ke
lautan.

3.7 Analisis Kontekstual

3.7.1 Data Primer Kawasan

Kawasan perancangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)


berlokasi di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok
Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kecamatan Pringgabaya
merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Timur
yang diberikan perizinan pengembangan pembangunan
kategori perikanan tangkap (pelabuhan perikanan) pada RTRW
Nusa Tenggara Barat .

97
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

SITE PERENCANAAN

Lokasi Perencanaan

Sumber : Citra Google earth 2020


Tapak memiliki bentuk persegi panjang dan membentuk
sudut sebesar 45o terhadap garis lintang. Tapak memiliki
panjang 300 meter dan lebar sekitar 280 meter, membuat zona
darat existing-nya memiliki luas sebesar 54.000 m2

4.1.2. Analisis Regulasi Tapak

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Indonesia No. Per. 08/Men/2012 pasal 5, lahan Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) atau pelabuhan perikanan kelas C harus
memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 5
ha.DAN LUAS Tapak terpilih adalah 5.4 Ha

4.1.3. Analisis Sirkulasi dan Pencapaian Tapak

Tapak dapat dicapai oleh hampir seluruh kendaraan darat


seperti kendaraan pribadi, angkutan umum, bus, truk, dan lain-
lain. Tapak juga dapat dicapai dengan berjalan kaki. Berikut ini
adalah alur pencapaian lingkungan di sekitar tapak.

98
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Sirkulasi kendaraan
Bermotor dan pejalan
kaki

Sirkulasi Jalur Pelayaran

Persawahan
Pemukiman

Lahan Kosong Pesisir

Perkebunan
Kelapa Sawit

Di bagian utara tapak, terdapat daerah Persawahan dan


perkebunan. Di sekeliling lainnya, didominasi oleh ladang-
ladang dan sawah-sawah. Adapun pada jarak beberapa
kilometer dari tapak ke arah Utara Menenggara, terdapat

99
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Pelabuhan Labuhan Lombok


Kondisi Jalan adalah berupa jalan arteri Aspal dengan
perkerasan beton (tidak licin) dengan kerusakan kurang dari
20% yang dilalui berbagai macam kendaraan. Jalan ini
memiliki lebar sekitar 5 meter dan merupakan jalur dua arah
tapak. Dengan begitu, pertimbangan penentuan entrance
adalah:
a. aksesibilitas dan kemudahan pengunjung untuk memasuki tapak;

b. pola sirkulasi di lingkungan tapak; dan

c. efisiensi sirkulasi;

100
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

Adapun pertimbangan sirkulasi manusia, sebagai pelaku


utama, adalah kelancaran dan kenyamanan dalam beraktivitas.
Dengan begitu, pemunculan jalur pedestrian di sisi arteri jalur
kendaraan merupakan

respon utama dalam analisis ini. Jalur juga harus menggunakan


material yang awet dan tidak licin.
Untuk pen-zoning-an, parkir kendaraan darat dipisahkan
sesuai zona dan kebutuhan masing-masing. Sedangkan, untuk
kendaraan laut, pertimbangannya ada dua: dermaga bongkar harus
berdekatan dengan zona perikanan (TPI) agar pendistribusian ikan
menjadi cepat dan dermaga tambat harus berada pada perairan
dengan kedalaman minimal 2 meter.

4.1.4. Analisis Klimatologi

Tapak berada di Kecamatan Pringgabaya, di mana iklimnya


merupakan iklim tropis lembab.
4.1.5. Analisis Kebisingan

Pada area tapak, kebisingan akan muncul dari dermaga dan


TPI. Sedangkan dari luar tapak, tidak terdapat sumber kebisingan
tinggi. Sumber bising hanya berasal dari kendaraan darat, kapal
mesin, dan mesin traktor pertanian. Adapun suara-suara variatif yang
ditimbulkan oleh ombak dan satwa liar di kawasan tapak yang tidak
bersifat bising dan tidak mengganggu.
4.1.6. Analisis Struktur Bangunan

Pertimbangan terbesar struktur pada PPP yang berlahan di


pantai adalah lahannya yang berupa lahan pasir. Pertimbangan lebih
spesifiknya adalah poin-poin berikut.
a. Kekuatan struktur

b. Kesesuaian struktur dengan jenis lahan

c. Keramahan lingkungan
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya
d. Efisiensi

e. Tingkat kesulitan pengerjaan pembuatan

f. Ekonomisitas

1.Struktur Bawah

Berikut ini adalah alternatif pondasi sebagai


struktur bawah bangunan pelabuhan.
No. Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan
1. Pondasi - Pelaksanaa - Pengerjaann

Proposaltiang
Perencanaan dann mudah ya
Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP)
pancang
di Kabupaten Lombok
- KualitasTimur,Kecamatan
terjaga mengganggu
Pringgabaya
- Memerlukan
- Ekonomis
ruang besar
- Digunakan
untuk peralatan
pada muka
tanah yang
lebih dari 10 m
2. Pondasi - Kebisingan - Kurang
Bored Pile saat pengerjaan ekonomi
rendah s
- Pengerjaannya - Pelaksanaa
tidak n lama
mengganggu
- Daya
dukung besar
- Cocok di
segala medan
- Digunakan pada
muka tanah keras
yang lebih dari 8 m
3. Pondasi - Pelaksanaa - Beban yang
beton n mudah ditopang
setempat - Teknologi tidak besar
terpakai tidak
rumit
- Digunakan
pada muka
tanah keras 2—
8m
- Ekonomis
- Ramah
lingkunga
n
4. Pondasi - Pelaksanaa - Beban yang
menerus n mudah ditopang
batu kali - Teknologi tidak besar

terpakai tidak
rumit
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

- Digunakan
pada muka
tanah keras 2—
8m
- Ekonomis
- Ramah
lingkunga
n
5. Pondasi plat - Pelaksanaan - Beban yang
mudah ditopang tidak
- Teknologi besar
terpakai tidak
rumit
- Digunakan pada
muka tanah keras
2—8 m
- Ekonomis
- Ramah
Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya

lingkungan

2.Struktur Atas

Struktur atas bangunan-bangunan pada PPP yang berketinggian


rendah umumnya merespon iklim. Pada tapak dengan curah hujan
tinggi dan beriklim tropis lembab, maka struktur atas harus memiliki
kemiringan minimal 15o. Apabila struktur atas menggunakan kuda-
kuda, maka terdapat 3 alternatif material: kayu, baja ringan, dan baja
profil. Pemilihan ini mempertimbangkan modul struktur bangunan
4.1.7. Analisis Utilitas Kawasan Tapak

4.3.9.1. Air Bersih

Air bersih pada kawasan tapak didapat dari distribusi


PDAM setempa
4.3.9.2. Air Kotor

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat sekitar


kawasan tapak, diketahui bahwa warga sekitar
menggunakan septic tank sebagai respon air kotoran dan
sumur resapan dengan sebagai respon air kotor dengan
jarak

setidaknya 50 meter dari garis pasang tertinggi air


laut.
4.3.9.3. Air Hujan

Pada kawasan tapak, tidak terdapat drainase


penyalur air hujan. Untuk itu, pemberadaannya perlu
direncanakan setidaknya pada kawasan pelabuhan
perikanan.

4.3.9.4. Listrik

Kawasan tapak telah dicapai oleh pelistrikan PLN. Hal

ini terlihat dari tiang-tiang listrik. Akan tetapi, pada


Proposal Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan
dan Rakyat (PPP) di Kabupaten Lombok Timur,Kecamatan Pringgabaya
tapak belum terdapat lampu-lampu jalan.

Anda mungkin juga menyukai