OLEH :
SAFITRI ANWAR
D081181002
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
LEMBAR PENILAIAN
TUGAS REKAYASA PERENCANAAN
BANGUNAN LEPAS PANTAI TIPE FIXED
JACKET PLATFORM
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa dengan :
A A- B+ B B- C D E
Demikian lembar penilaian ini dibuat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ir. H. Juswan,MT
NIP : 19621231 198903 1 301
i
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS REKAYASA PERANCANGAN
BANGUNAN LEPAS PANTAI TIPE FIXED
JACKET PLATFORM
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa dengan :
Benar telah melakukanTugas Rekayasa Perancangan Bangunan Lepas Pantai tipe Fixed Jacket
Platform sebagai persyaratan kelulusan mata kuliahPerancangan Bangunan Lepas Pantai dan
Seminar Tugas Rekayasa.
Tugas ini telah diperiksa dan dinyatakan Layak dan Sah untuk diseminarkan
Mengetahui,
ii
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
LEMBAR ASISTENSI
iii
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim....
Puji syukur kami panjatkan kehadiran ini sebagai salah satu syarat Seminar dapat
terselesaikan dengan baik.
Metode penyusunan laporan ini didasarkan pada beberapa materi yang telah
didapatkan oleh dosen yang bersangkutan, beberapa refrensi yang berhubungan dengan
Perencanaan Bangunan Lepas pantai, serta bimbingan dari para asisten pembimbing.
Maka dari itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengasuh, para asisten pembimbingdan orang-orang yang telah membantu dalam
kelancaran Laporan ini sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai yang
diharapkan.
Kami menyadari bahwa laporan Perencanaan Bangunan Lepas pantai ini terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, jika dikemudian
hari terdapat kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini. Kami sebagai manusia biasa
memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dan kesalahan tersebut. Oleh sebab
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
laporan Perencanaan Bangunan Lepas pantai ini.
Akhir kata, semoga laporan yang kami susun ini dapat berguna bagi kita semua pada
umumnya dan berguna bagi kami sendiri pada khususnya.
SAFITRI ANWAR
D081181002
iv
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
DAFTAR ISI
vi
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 87
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 88
vii
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
DAFTAR GAMBAR
ix
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
DAFTAR TABEL
Table 2. 1 Kapasitas Aksial dan Lateral Tiang Pancang Rentang .............................. 19
Table 2. 2 Tebal Minimum Tiang Pancang.................................................................. 19
Table 2. 3 Rasio Kerampingan..................................................................................... 21
Table 2. 4 . Rasio D/t untuk Komponen Tubular Struktur Rangka Anjungan ............. 22
Table 2. 5 Faktor Panjang k ...................................................................................... 22
Table 2. 6 Kondisi yang Disyaratkan dalam Penentuan Teori Gelombang ................ 30
x
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan industri lepas pantai (offshore) selama ini sangat tergantung
dalam perkembangan industri minyak dan gas. Aktivitas industry lepas pantai
bergerak pertama kali pada tahun 1947 hingga saat ini yang yang bergerak dibidang
eksporasi dan eksploitasi ladang minyak/gas yang telah mendorong bertambahnya
aktifitas di perairan laut lepas pantai sehingga bertambah pula kebutuhan bangunan
bangunan laut yang baru. Struktur anjungan lepas pantai (offshore platform) harus
mendukung, seperti bangunan atas beserta fasilitas operasionalnya di atas laut
selama waktu operasi dengan aman. Jacket platform merupakan salah satu tipe
anjungan struktur terpancang (fixed platform). Tipe ini memanfaatkan kekuatan
dari kakinya yang didukung oleh konfigurasi member (brace) dan pile untuk
menahan payload dan beban lingkungan yang bekerja pada struktur tersebut.
Teknologi BLP merupakan teknologi yang masih relatif muda, baik mengenai
desain, fabrikasi maupun instalasi. Pada tahun 1947 anjungan lepas pantai pertama
diinstalasi di Teluk Meksiko pada kedalaman laut 20 feet (6 meter). Berbeda
dengan konstruksi sipil pada umumnya, dalam konstruksi bangunan terpancang ini
perlu adanya pertimbangan khusus dalam hal transportasi struktur ke lokasi,
pelaksanaan instalasi dan kemampuan struktur dalam menahan beban lingkungan
selama waktu operasi.
Sebagian besar struktur BLP merupakan struktur terpancang. Masuk kedalam
jenis ini antara lain jacket steel flatform, gravity flatform, monopod, tripod, dan
lain- lain. Pada konstruksi terpancang, baik beban vertikal maupun beban horisontal
dan momen dapat ditransformasikan oleh konstruksi kaki-kakinya melalui pondasi
ke dasar laut. Untuk itu ukuran pondasi akan menentukan distribusi beban ke dasar
laut. Selain itu, ukuran pondasi juga akan menentukan struktur secara keseluruhan.
Struktur BLP terpancang sebagian besar digunakan sebagai anjungan produksi
maupun sebagai fasilitas anjungan pendukung produksi.
1
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Berkaitan dengan itu, mata kuliah Perencanaan BLP di Program Studi Teknik
Kelautan Universitas Hasanuddin saat ini terbatas hanya pada pembahasan untuk
jenis struktur Fixed Jacket Steel Platform ini. Demikian juga halnya dengan Tugas
Perencanaan BLP yang dibebankan kepada mahasiswa terbatas hanya pada
perencanaan struktur jenis tersebut.
Fixed Jacket Steel Platform memiliki tiga elemen utama, yakni:
1. Sub struktur baja silinder (jacket) yang berdiri menerus dari dasar laut
sampai di atas garis air.
2. Pipa tiang pancang baja yang ditaman ke bawah laut melewati lubang
bawah kaki jacket tanah, sehingga berfungsi juga sebagai pondasi.
3. Bangunan Atas (top side facilities), yang diletakkan di atas jacket sebagai
tempat operasional.
Perencanaan Bangunan Lepas Pantai merupakan salah satu bidang ilmu
rekayasa yang dimanfaatkan sebagai tugas rekayasa yang wajib dibuat oleh seluruh
mahasiswa program studi Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana teknik. Tugas rekayasa perencanaan
Bangunan Lepas Pantai merupakan satu mata rantai dengan tugas rekayasa Metode
Elemen Hingga dan tugas rekayasa Pondasi.
Perancangan anjungan lepas pantai merupakan nilai pemikiran dasar untuk
mengambil keputusan dalam memilih tata letak, geometri, bahan dan struktur yang
layak.
Kecenderungan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Bangunan Lepas
Pantai adalah proses perancangan struktur yang banyak diformulasikan dalam
prosedur yang logis, yakni keputusan dalam penetapan variabel-variabel
perancangan (material, konfigurasi, pengaturan tata ruang, susunan kontruksi) tetap
dalam kontrol perancang. Sehubungan dengan itu, variasi target perancangan yang
dicapai telah bertambah yang bila di masa lalu berat struktur dan biaya awal adalah
merupakan faktor yang perlu dipikirkan maka target baru telah mulai ditinjau yakni
mengenai faktor ketepatan dalam hal fungsi stuktur (functionality) sampai pada
faktor kemudahan dalam pembongkaran kembali stuktur (Disposability), serta
keseimbangan antara pemenuhan berbagai target seperti tujuan operasi, antara lain;
nilai mutu struktur dalam memberikan kenyamanan (habitability), nilai keandalan
struktur (reliability), nilai proporsional struktur untuk keseluruhan umur
operasional
3
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
2.1.1. Maksud
Maksud dari penyusunan Laporan Perencanaan Bangunan Lepas Pantai ini
adalah sebagai upaya untuk menyediakan pedoman perencanaan bangunan lepas
pantai tipe Fixed Jacket Platform dengan produksi rata – rata 90.000 BPOD
untuk perairan Selat Makassar dengan kedalaman 48,43Meter.
2.1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dengan maksud diatas, maka
dalam perencanaan ini yang akan dianaliisi :
a. Berat dan luasan geladak dari struktur
b. Jumlah dan dimensi tiang pancang yang akan digunakan
c. Jenis material serta pola perangkaan yang akan digunakan pada
struktur
d. Dimensi jacket
e. Beban lingkungan yang bekerja pada struktur
4
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
1.3. Manfaat
BAB I : Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat,
Sistematika Perancangan dan Kerangka Perencanaan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisi :teori Penentuan Lokasi Geografis dan Karaterisrik
Lingkungan serta Pemilihan Konfigurasi Struktur (Pemilihan
Konstruksi, Penentuan Berat Dan Luasan Geladak, Pemilihan Bahan
Struktur, Tiang Pancang, Perangkaan, Rangka Tubular Dan
Perencanaan
Geladak). Teori Beban Gelombang (Penentuan Karakteristik
5
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
6
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Praperancangan
Perancangan merupakan pemikiran dasar yang menyangkut proses identifikasi
sejumlah kriteria yang berkaitan dengan kemampuan produksi, kinerja dan keamanan serta
keseimbangan antara pemenuhan berbagai target. Perancangan struktur anjungan lepas
pantai merupakan pemikiran dasar untuk mengambil keputusan dalam memilih tata letak,
geometri, bahan dan ukuran struktur yang layak. Pendekatan yang diterapkan dalam
prosedur perancangan menggunakan “spiral perancangan”.
Langkah paling awal dalam konsep perancangan adalah penentuan target. Target-
target perancangan yang mendifinisikan kemampuan struktrur untuk memenuhi tujuan
operasinya diantaranya adalah : functionality (kemampuan difungsikannya struktur),
habitability (nilai mutu dari struktur dalam memberikan kenyamanan), reliability (nilai
keandalan struktur), availability (nilai yang proporsi dari struktur untuk keseluruhan umur
operasional), safety (kemampuan struktur untuk tetap selamat selama pengoperasian)dan
damage tolerance ( kemampuan struktur untuk selamat dari tingkatan kerusakan yang
ekstrim pada suatu periode tertentu).
Ada beberapa faktor dasar yang mempengaruhi konsep sebuah perancangan struktur
khususnya struktur bangunan lepas pantai, yaitu :
8
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
dalam peta cekungan minyak bumi, tentunya dengan mengadakan tinjauan lokasi lebih
lanjut.
Lokasi yang mengandung minyak maupun gas belum tentu layak untuk dieksploitasi,
kaitannya dengan perkiraan ekonomis terhadap pembangunan konstruksi bangunan lepas
pantai. Perkiraaan ekonomis tersebut harus tepat mengingat mahalnya biaya konstruksi
sebuah struktur bangunan lepas pantai. Dalam hal ini besar jumlah kandungan minyak
maupun gas pada suatu lokasi sangat menentukan layak tidaknya untuk dieksploitasi.
Salah satu data kondisi lingkungan yang utama adalah kedalaman perairan. Dalam
banyak hal data ini merupakan tolak ukur berbagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam
penentuan konfigurasi struktur bangunan lepas pantai. Muka air pasang dan muka air surut
juga merupakan parameter penting yang mempengaruhi kedalaman perairan.
Berikut ini adalah bagian dari gejala alam yang juga merupakan beban lingkungan
yang dialami struktur bangunan lepas pantai di lokasi tempat pengoperasian :
2.1.1.2.1. Gelombang
Gelombang merupakan sumber utama dari beban lingkungan yang diderita oleh
anjungan lepas pantai. Dalam perancangan konstruksi bangunan lepas pantai, karakteristik
gelombang yang digunakan adalah pada kondisi lingkungan normal untuk menentukan
parameter gelombang rata-rata dan kondisi lingkungan ekstrim yang diperkirakan terjadi
periode perulangan dalam waktu 100 tahun. Parameter-parameter yang diperoleh dari
gelombang adalah tinggi gelombang, periode gelombang, panjang gelombang dan elevasi
puncak gelombang serta parameter lain yang mendukung.
9
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
2.1.1.2.2. Angin
Parameter angin paling utama adalah kecepatan angin. Data angin yang diperoleh
harus disesuaikan dengan kecepatan angin pada ketinggian standart (ketinggian
acuan/referensi)yaitu 10 m atau 33 ft diatas permukaan air rata-rata dengan interval waktu
yang ditentukan. Terdapat dua tipe kecepatan angin yaitu gust (kecepatan angin rata-rata
dalam interval waktu kurang dari satu menit) dan sustained (kecepatan angin rata-rata
dalam interval waktu satu menit atau lebih).
2.1.1.2.3. Arus
Seperti halnya angin, parameter paling utama dari arus adalah kecepatannya. Selain
itu juga, arah terpaan arus juga merupakan variabel penting yang berguna untuk
perencanaan pengoperasian anjungan lepas pantai. Perhitungan arus memiliki banyak
pengaruh terhadap penentuan letak dan arah kedudukan sandaran kapal serta gaya dinamis
yang diderita anjungan lepas pantai.
2.1.2. Pemilihan Konfigurasi Struktur (Geometri, Bahan Struktur dan Ukuran Awal)
2.1.2.1. Pemilihan Konstruksi
Jenis bangunan lepas pantai berdasarkan konstruksinya dibedakan atas tiga macam,
yaitu :
A. Struktur terpancang
Pada konstruksi terpancang, baik beban vertikal maupun beban horizontal dan
momen dapat ditransformasikan oleh konstruksi kaki-kakinya melalui pondasi ke dasar
laut. Untuk itu ukuran daripada pondasi akan menentukan distribusi beban ke dasar laut
serta ukuran struktur secara keseluruhan. Contoh struktur terpancang adalah Jacket
Steel Platform, Gravity Platform.
10
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
B. Struktur terapung
Struktur offshore terapung digunakan sebagai anjungan pengeboran (drilling),
anjungan pendukung operasi (support vessel), fasilitas pendukung pemasangan pipa (pipe
layer), sebagai fasilitas akomodasi, dan dapat juga dipakai sebagai anjungan produksi.
Contoh struktur terapung (Mobile Offshore Unit) adalah Semi Submersible, Jack-up
platform, Drilling ship, Barge, dan lain sebagainya.
11
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Konstruksi jenis ini pada umumnya selain ditopang didasar laut juga memiliki daya
apung. Keuntungannya adalah posisi geladak yang tetap berada di atas air dan gerak
vertikal struktur dapat dieliminasi, pipa-pipa konduktor dapat dipasang di samping
struktur. Kerugiannya adalah konstruksi compliant yang terlalu besar karena biasanya
digunakan untuk perairan dalam, sambungan antara struktur dengan dasar laut umumnya
bersifat engsel
(ball joint) sehingga konstruksi ini sangat lemah untuk menahan beban dinamis struktur
12
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
yang sangat besar, daya muat struktur yang tidak terlalu besar. Contoh dari struktur lentur
adalah Tension Leg Platform(TLP),GuyedTower.
Struktur bangunan lepas pantai juga dapat dibedakan jenisnya berdasarkan lama
pemakaiannya, yaitu :
13
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Gambar 2. 8 Fixed Jacket dan Bagian – Bagiannya (Fland & Reifel , 1986)
14
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
A. Berat kering (Dry Wight); adalah berat fasilitas/peralatan kosong sesuai dengan
perhitungan pabrik, yang terdiri dari :
Peralatan utama (fasilitas untuk operasi produksi, pendukung, pengeboran dan
sumber tenaga).
Peralatan material tersebar/bulk (perpipaan, katup-katup, instrumentasi, kabel
listrik dan instrumen, material tahan api, dinding tahan api, komponen struktur
baja penunjang lainnya).
Baja struktur geladak atas (konstruksi baja untuk pondasi peralatan, tangga dan
jembatan).
B. Berat operasional (Operational Weight) ; adalah berat kering ditambah dengan berat
bahan-bahan yang dikonsumsi serta cairan yang terdapat dalam bejana dan
perpipaan. Besar berat operasional mencapai 1,3 hingga 1,35 dari berat kering
(Pengantar Bangunan Lepas Pantai, ‘Beban Konstruksi & Instalasi’ : 101).
C. Berat pengangkatan (Lifting Weight) atau modul-modul bangunan atas ; adalah berat
yang dihitung dari berat kering ditambah berat peralatan prosesing yaitu cadangan
bagi alat angkat. Besarnya berat pengangkatan diambil dari 5 sampai 8 % berat
kering (Pengantar Bangunan Lepas Pantai, ‘Konstruksi Bangunan Lepas Pantai’ :
101).
D. Berat pengetesan (Test Weight) yaitu berat tambahan yang timbul pada saat
pengetesan peralatan, bejana atau perpipaan diatas geladak atas. Perbedaan
perhitungan berat pengetesan sekitar satu atau dua ton masih dapat diterima dan
biasanya besar berat pengetesan diasumsikan relatif kecil sehingga dapat diabaikan.
WTOTAL = WO + WL + WT ...............................................(2.03)
Penentukan berat kering dan luasan dari geladak dapat ditentukan dengan bantuan
grafik hubungan jumlah produksi minyak perhari (BOPD), seperti pada Gambar 2.9
15
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
dan 2.10 berikut keterangan tiap grafiknya (Planning and design of fixed offshore
platform : 39):
Estimated upper limit : digunakan jika anjungan berada di daerah dingin yang
dilengkapi dengan dua buah rig ( sistem pengeboran ) dan dirancang secara
konservatif.
Median : digunakan untuk anjungan biasa yang dioperasikan di daerah panas dengan
GOR ( gas - oil ratio ) rata-rata 300 hingga 600 dan perancangannya konservatif.
Estimated lower limit : digunakan pada anjungan untuk pengolahan gas atau untuk
lokasi yang tidak memerlukan banyak pengaturan tekanan.
16
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Group I : dirancang untuk baja lunak dengan spesifikasi kuat luluh 4 ksi (280 Mpa)
atau kurang, karbon ekivalen 0,4 % atau kurang dan harus dapat dilas dengan
beberapa proses pengelasan.
Group II : dirancang untuk baja kekuatan menengah dengan spesifikasi kuat luluh
minimum 40 ksi (280 Mpa) hingga 52 ksi (360 Mpa), karbon ekivalen 0,45 % lebih
dan semua proses pengelasan harus menggunakan electrode hydrogen rendah.
Group II : dirancang untuk baja berkekutan tinggi dengan spesifikasi kuat luluh
minimum 52 ksi (360 Mpa). Baja ini dapat dipakai bila diketahui kemampuannya
dalam hal :
A. Mampu las dan prosedur pengelasan khusus yang disyaratkan,
B. Umur kelelahan dengan beban tegangan kerja yang tinggi,
C. Ketahanan takik, kontrol kepecahan, prosedur inspeksi, tegangan kerja dan
temperatur lingkungan.
Dengan karakteristik ketangguhan takik yang sesuai untuk kondisi kerja, baja dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Baja Kelas C : Baja yang mempunyai hasil yang baik untuk pengelasan struktur pada
temperatur kerja normal dimana impact test tidak disyaratkan, digunakan ketebalan
yang terbatas, bentuk yang moderat, pengekangan rendah, konsentrasi tegangan
yang rendah dan beban-beban quasl-statis.
Baja Kelas B : Baja yang sesuai untuk struktur dimana ketebalan, temperatur rendah,
pengekangan, konsentrasi tegangan, beban impact, tidak begitu berpengaruh karena
ketangguhan tariknya sangat baik.
17
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Baja Kelas A : Baja yang sesuai untuk digunakan pada temperatur normal dan untuk
penggunaan konstruksi kritis. Baja seperti ini umumnya dapat ditemui pada baja
dengan persyaratan charpy yang tinggi pada rentang temperatur –200 C hingga 400
C.
Pada mulanya konstruksi lepas pantai dibangun dengan 3 atau 4 kaki, lalu
berkembang hingga sekarang hingga 6 sampai 8 kaki atau bahkan lebih. Penentuan jumlah
kaki sangatlah bevariasi tergantung dari kebutuhannya ditinjau dari segi kekuatan dan
efektifitas biaya konstruksinya. Dewasa ini, dengan adanya ukuran pipa yang lebih besar,
anjungan– anjungan cenderung dikonstruksi dengan 8 kaki. Jenis ini dapat dipakai sampai
kedalaman
400 feet (122 meter).
Diameter pile dapat ditentukan dari Tabel 2.1 dengan terlebih dahulu menentukan
besarnya kapasitas aksial yang dapat didukung oleh tiap pile dengan pendekatan sebagai
berikut :
W
P ……………………………………………(2.4)
n
P = Kapasitas beban aksial
W = Berat total dari geladak
n = Jumlah kaki struktur yang direncanakan
Rentang kapasitas dalam Tabel 2.1 adalah taksiran pendekatan dan amat tergantung
pada karakteristik tanah dasar laut, dan dibatasi oleh kemampuan untuk melakukan
instalasi
tiang pancang hingga kedalaman yang diperlukan.
18
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Untuk menentukan tebal dinding tiang pancang, menurut buku “ Pedoman Rancang
bangun bangunan Lepas Pantai di Perairan Indonesia” oleh BKI, halaman III-24 digunakan
tabel 2.2.
19
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
dalam arah melintang dan 40-60 ft (12-18,3 m) dalam arah memanjang (Introduction to
Offshore Structures, ‘Design for an Eight Leg Jacket’ : 95).
Kaki–kaki jacket dimiringkan agar memiliki ruangan yang lebih besar pada dasar laut
yang kemudian membantu dalam menahan momen guling yang timbul. Dalam arah
melintang hanya kaki–kaki terluar yang dimiringkan, biasanya 1/10 atau 1/12. Sedangkan
dalam arah memanjang semua kaki jacket dimiringkan 1/7 atau 1/8. Penentuan jarak antar
kaki struktur dan kemiringannya dimulai pada rentang 3–4 meter di atas garis air rerata
(Introduction to Offshore Structures, ‘Design for an Eight Leg Jacket’ : 95).
Akibat dari better atau kemiringan, maka jarak antar kaki makin melebar pada dasar
laut. Sehingga untuk membantu kaki struktur menahan momen guling, maka biasanya
konstruksi direncanakan menggunakan beberapa skirt pile yang memanjang hingga satu
level di atas level paling bawah struktur (Introduction to Offshore Structures, ‘Design for
an Eight Leg Jacket’ : 113).
2.1.2.5. Perangkaan
Kaki–kaki jacket dihubungkan dan ditopang oleh rangka–rangka (braces) dengan
arah–arah horisontal, diagonal–horisontal, diagonal–vertikal.
20
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
21
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Untuk struktur penyangga lain atau penyangga sekunder, rasio d/t = 40 dan rasio d/t
pada sambungannya adalah = 35-40 atau dengan menambah sekitar 0,1 inch dari ketebalan
penyangga sekunder.
Table 2. 4 . Rasio D/t untuk Komponen Tubular Struktur Rangka Anjungan
Komponen Strukrur Rangka D/t
Kaki struktur 45
Sambungan kaki 30-35
Brace 40-60
Seksi sambungan brace 35-40
Kaki geladak 35-40
Brace truss geladak 35-45
Sumber : Planning and Design of Fixed Offshore Platform
Nilai k (faktor panjang) dapat ditentukan berdasarkan Tabel 2.5. (Buku Pedoman
Rancang Bangun Lepas Pantai di Perairan Indonesia, hal. IV-28).
Perhitungan diameter dan ketebalan konstruksi harus diuji pada aspek parameter
sambungan tubular, dimana nilai-nilai tergantung dari diameter chord (D) dan brace (d)
serta ketebalan chord (T) dan brace (t), seperti dijelaskan berikut ini:
Bila > 0,8 kemungkinan kegagalan terjadi dalam bentuk keruntuhan (collaps) pada
chord. Bila 0,3 < < 0,8 kemungkinan kegagalan dalam bentuk interaksi antara
punching shear dengan collaps. Namun dalam kebiasaan nilai yang sering diambil
adalah 0,4 < < 0,7.
23
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
5. Hitung tebal t untuk pilihan D/t yang sesuai. Pertahankan untuk memilih D/t antara
19 s/d 90, karena D/t.19 sulit dibuat atau tidak ada di pasaran. Untuk material baja
A36, D/t = 70 dapat mengakibatkan local buckling. Untuk D/t.250/(h1/3) dengan h
sebagai kedalaman, periksa kemungkinan hydrostatic collapse.
6. Untuk pilihan diameter seluruh komponen struktur, taksir beban lateral akibat
gelombang. Periksa apakah kapasitas lateral tiang pancang berada dalam rentang
kapasistas lateralnya. Apabila kapasitas lateral tiang pancang tidak memadai, ulangi
langkah 2 dan seterusnya.
24
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Untuk ketebalan tiang kaki geladak dapat ditentukan sesuai rasio D/t pada tabel 2.4.
Sedangkan untuk ukuran pengikat tiang geladak (brace) dapat didekati dengan rasio
kerampingan kl/r = 70 – 90 (“Planning and Design Of Fixed Offshore Platform“ : 564) dan
ketebalannya sesuai dengan tabel 2.3. Ukuran pengikat tiang geladak yang diperoleh harus
diuji dengan aspek parameter sambungan tubular.
25
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Pada struktur bangunan lepas pantai, terdapat beberapa kondisi pembebanan yang
bekerja yakni :
26
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Beban Dinamis (Dynamic Load): merupakan beban yang ditimbulkan oleh reaksi
terhadap gelombang, arus, angin, gempa bumi, permesinan dan lain-lain yang
bersifat siklis.
Kedua tipe beban tersebut harus dikombinasikan dengan beban hidup dan
beban mati serta beban lingkungan lain untuk memperoleh perhitungan beban yang
akurat.
Untuk beban temporer atau beban sementara (beban akibat fabrikasi dan instalasi)
harus dikombinasikan juga dengan beban mati serta beban lingkungan lain,
berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang diperkirakan. Adapun beban pada
konstruksi harus diperhitungkan berdasarkan pembebanan yang menimbulkan
tegangan maksimum dengan memperhatikan tegangan izin.
Berikut ini adalah bagian dari beban lingkungan tempat bangunan lepas pantai
beroperasi, yakni :
27
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
c. Beban Arus; baik arus yang diakibatkan oleh pasut, badai maupun sirkulasi
variabel- variabel fisik laut.
d. Beban akibat pasut; baik pasut astronomis maupun pasut karena angin
1. Panjang Gelombang ( ) ; terukur dalam satuan jarak secara horizontal arah jalaran dari
puncak gelombang ke puncak gelombang berikutnya.
2. Periode gelombang (T) ; terukur dalam satuan waktu, berupa waktu yang diperlukan
partikel fluida cair untuk berada pada kedudukan serupa dalam rangkaian pergerakan
gelombang.
3. Tinggi gelombang (H) ; terukur dalam satuan jarak secara vertikal Z dari puncak
tertinggi sampai lembah terdalam profil gelombang yang terjadi dalam rangkaian
pergerakan gelombang.
Teori gelombang tersebut antara lain; Teori Gelombang Airy, Teori Stokes, Teori
Cnoidal, Teori Gelombang Cappelear, Stream Function, Celerity Potential, dan Teori
Gelombang Solitary. Penentuan teori gelombang yang digunakan dalam analisa struktur
29
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
bangunan lepas pantai didasari berbagai parameter yang telah diketahui. Parameter tersebut
antara lain grafik hubungan h/ dengan H/ (Gambar 3.2). Dengan h menyatakan kedalaman
perairan, H menyatakan tinggi gelombang, menyatakan panjang gelombang dan T
menyatakan periode gelombang.
30
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Pada umumnya bentuk gelombang di alam sangat kompleks dan sulit digambarkan
secara matematis ; karena ketidak-linieran, efek tiga dimensi dan bentuk yang random
(suatu deret gelombang mempunyai tinggi dan periode yang berbeda). Terdapat beberapa
teori dengan berbagai derajat kompleksitas dan ketelitian untuk menggambarkan
gelombang di alam, antara lain Airy, Stokes, Cnoidal dan Soliton.
Teori Gelombang Airy merupakan teori gelombang paling sederhana dari semua
teori gelombang yang ada. Teori ini berdasar atas batasan bahwa amplitudo gelombang
yang terjadi, sangatlah kecil dibanding kedalaman laut dan panjang gelombangnya. Teori
ini diturunkan dari persamaan Laplace untuk Irrotasional Flow dengan kondisi batas dasar
laut dan permukaan air. Teori Gelombang Airy selengkapnya dapat dilihat pada
3.2.2
Perhitungan Beban Gelombang. Rumus – Rumus yang dapat digunakan dalam teori
gelombang Airy adalah sebagai berikut :
Catatan : y = h + z
31
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
𝜔 = �� tanh �ℎ (3.5)
Kecepatan Gelombang
𝜔 𝜆
�= = (3.6)
� �
𝑔
( tanh �ℎ)1/2
� =� (3.7)
�� 2 � ���ℎ��
�� 2 �𝑖�ℎ�ℎ
Sin(�� − 𝜔�) (3.8)
=
�� 2 � �𝑖�ℎ��
�𝑣 2 �𝑖�ℎ�ℎ
Cos(�� − 𝜔�) (3.9)
=
Teori gelombang stoke yang diisyaratkan oleh klasifikasi dalam menentukan beban
gelombang adalah teori gelombang stoke derajat lima. Adapun notasi yang digunakan
dalam perhitungan memiliki persamaan dengan teori gelombang airy.
Untuk tinggi gelombang H, bilangan gelombang k dan frekwensi gelombang dalam arah
x, perpindahan permukaan air (free-surface water deflection) diperoleh dari persamaan:
32
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
5
= 1/k . Fn cos n (kx - t) (3.11)
n1
dimana :
F1 = a
F2 = a2 F22 + a4 F24
F3 = a3 F33 + a5 F35 (3.12)
F4 = a4 F44
F5 = a5 F55
Dengan F22 , F24 ,F33 , dst merupakan parameter profil gelombang yang
tergantung pada parameter h/ = kh/2, (Tabel 3.1). Sedangkan nilai a tergantung dari
parameter tinggi
gelombang, melalui persamaan
Kecepatan air horisontal dan kecepatan verikal air v (pada kedudukan x , waktu t dan
jarak dari dasar laut y) dirumuskan dengan :
5
u = ( /k) . Gn cosh nky cos n (kx - t) (m/s)
(3.14)
1 sinh nkh
5
v = ( /k) . Gn sinh nky sin n (kx - t) (m/s) (3.15)
1 sinh nkh
dimana :
G4 = 4a4 G44
G5 = 5a5 G55
Dengan G22 , G24 ,G33 , dst merupakan profil gelombang yang tergantung pada
parameter h/λ = kh/2 (tabel 2.3).
33
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Percepatan partikel air horisontal ax dan percepatan partikal air vertikal ay dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
5
ax = kc2/2 . R sin n (kx - t) (m/s2)
1
n (3.19)
5
ay = (-kc2/2) Sn cos n (kx - t) (m/s2) (3.20)
1
dimana :
Un = Gn (cosh nky/sinh nkh
34
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
h/λ G11 G13 G15 G22 G24 G33 G35 G44 G55
0,10 1,000 -7,394 -12,73 2,996 -48,14 5,942 -121,7 7,671 0,892
0,15 1,000 -2,320 4,864 0,860 -0,907 0,310 2,843 -0,167 -0,257
0,35 1,000 -0,696 -0,925 0,038 0,556 -0,012 0,152 0,002 0,000
0,40 1,000 -0,662 -0,850 0,020 0,528 -0,006 0,117 0,001 0,000
0,50 1,000 -0,635 -0,790 0,006 0,503 -0,002 0,092 0,000 0,000
0,60 1,000 -0,628 -0,777 0,002 0,502 -0,001 0,086 0,000 0,000
35
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Gelombang soliton adalah gelombang berjalan yang terdiri dari satu puncak
gelombang. Jika gelombang memasuki perairan yang sangat dangkal, amplitudo
gelombang menjadi sangat tinggi, puncaknya menjadi sangat tajam dan lembahnya
menjadi semakin datar. Gelombang Soliton merupakan gelombang translasi, dimana
kecepatan partikel air
hanya bergerak dalam penjalaran gelombang.
36
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Gaya gelombang yang berpengaruh pada struktur bangunan lepas pantai dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Morrison, teori Froude-Krillof dan teori
difraksi.
Gaya gelombang permukaan yang membebani sebuah tiang silinder vertikal
pertama kali diungkapkan oleh Morison dkk (1950). Persamaan Morrison digunakan
bila diameter struktur kecil dibandingkan dengan panjang gelombang atau D/< 0,2
misalnya struktur jack-up, jacket, semisub, small pipe dan lain-lainsehingga distorsi
oleh tiang bisa diabaikan. Persamaan ini menyatakan gaya yang timbul per satuan
panjang pada suatu elemen dari tiang yang terletak/terendam pada suatu aliran fluida
yang bergerak. Jika f menunjukkan gaya gelombang per unit panjang yang bekerja pada
sebuah tiang vertikal berdiameter D, maka persamaan Morisonnya, yang sekarang
banyak diterapkan dalam perhitungan-perhitungan keteknikan, adalah :
2
D
f 1 2 CD D u u CI ax ………………………. (3.24)
4
Menurut rekomendasi API RP2A 1980, nilai CD berkisar antara 0,6 sampai 1,0 dan
nilai CI berkisar antara 1,5 sampai 2,0 (Offshore Struktural Engineering, P. 114) dan
menurut API RP2A 1977 untuk perhitungan dengan teori gelombang Stoke derajat lima CD
berkisar antara 0,6 sampai 1,0 dan Ci berkisar antara 1,5 sampai 2,0 (Mechanic of wafe
forces on offshore structures, p. 313).
Dalam perhitungan ini karena yang akan ditentukan adalah beban rancang
maksimum maka nilai yang digunakan adalah CD = 1,5 dan Ci = 2,0.
Dengan demikian dapat diperoleh model distribusi gaya gelombang yang bekerja
pada pile sebagai berikut :
37
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
y
C
SWL
Sea floor y = 0
x
F = FD + FI ……………………………………………… (3.25)
Nilai FD dan FI menyatakan gaya gesek dan gaya inersia yang bekerja pada selinder
yang masing-masing mempunyai persamaan :
2
C DD sinh ky 2ky
(H ) 2
2
cos cos …………..…………….
(3.26)
sinh kh
FD = 2 t t
2k sinh kh
dan
2
C D 2 sinh
FI = H ky sin t ……………………………….. (3.27)
I
2k 4 sinh kh
Dari gambar 3.3 di atas dapat ditentukan kecepatan dan percepatan air pada pile,
yaitu :
��� = � − �� (�� � + �� � )
(2.29)
��� = � − �� ( �� � + �� � )
(3.30)
38
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
��� = −�� ( �� � + �� �
(3.31) Dengan :
�� = cos 𝜑
�� = sin 𝜑 sin �
2
1
�� = . �. �� . �. �� . ��� +��. �� . (�. ) . ���
2 4
(3.35)
2
1
�� = . �. �� . �. �� . ��� +��. �� . (�. ) . ���
2 4
(3.36)
2
�� 1= . �. �� . �. �� . ��� +��. �� . (�. ) . ���
2 4
(3.37)
Gaya total (N) dari elemen utnutk masing – masing arah sepanjang L
�� = �� . 𝐿 �� = �� . 𝐿
�� = �� . 𝐿
(3.39)
39
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Arus laut dapat memberikan pengaruh pada beban dinamis, yaitu pada gaya drag
dalam persamaan Morrison. Besar dan arah dari arus pasang surut pada permukaan air
umumnya diperoleh dengan mengukur besarnya arus pada daerah setempat.
UT = Uo (y/h)1/7 (3.40)
40
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
(3.42)
fD = 0,5 . ρ .CD .D . U T2
Kecepatan angin terbesar yang diharapkan akan terjadi di suatu lokasi tertentu
dapat diestimasikan dari pemantauan cuaca lokal yang dicatat tiap hari. Kecepatan angin
pada umumnya dicatat dengan alat pengukur yang diletakkan pada ketinggian 10 meter
diatas permukaan laut. Untuk menentukan kecepatan angin pada ketinggian berbeda maka
digunakan persamaan yang terdapat dalam buku “Applied Offshore Structural
Engineering, hal. 8”, yaitu sebagai berikut :
a. Production deck.
b. Drilling deck.
c. Perlengkapan lainnya.
41
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Dengan :
Balok 1,5
Silinder 0,5
42
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Untuk obyek yang kedudukannya miring maka persamaan gaya angin yang lebih
konservatif adalah :
43
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
BAB III
PENYAJIAN
DATA
Adapun karakteristik lingkungan pada perairan di Selat Makassar sebagai berikut :
Koefisien drag 1 1
Koefisien inersia 2 2
Koefisien bentuk 1 1
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Lokasi Geografis
Lokasi untuk tempat operasi anjungan lepas pantai yang akan direncanakan adalah di
Laut Jawa dengan asumsi bahwa lokasi tersebut dapat menghasilkan produksi minyak
mentah perhari sebesar 67000 BOPD (Barrel Oil Per Day).
Jenis konstruksi yang akan digunakan pada perancangan struktur lepas pantai ini
adalah jenis struktur terpancang ‘Jacket Steel Platform’ dengan konstruksi yang permanen
dan difungsikan sebagai anjungan produksi dan anjungan pengeboran (self-contained
drilling and production platform). Sebagai penunjangnya, konstruksi lepas pantai ini
direncanakan menopang empat geladak yaitu : geladak produksi, geladak pengeboran,
geladak instalasigeladak tempat tinggal dan geladak heliport.
45
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
D. Berat pengetesan adalah berat tambahan yang timbul pada saat pengetesan
peralatan, bejana atau perpipaan di atas geladak atas. Jika setelah WT terdapat
perbedaan sekitar 1 – 2 ton, maka berat masih berada dalam ambang toleransi.
Berat pengetesan yang diambil adalah 2 ton
E. Beban total yang bekerja pada konstruksi geladak yaitu berat operasional
ditambah berat pengangkatan ditambah berat pengetesan, diperoleh :
Adapun hasil rekap perhitungan beban dan luasan geladak dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Berat (W) Geladak
46
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
33000 Feet2
3.065,80 m2
D = 48 Inchi
= 121.92 cm
t = 0.75 Inchi
47
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
4.6. Perangkaan
48
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
D = 55.79 Inch
Ketebalan dinding jacket menurut tabel 2.4 adalah sebagai berikut :
D/t = 45
t = 53 / 45 = 1.17 In
Sambungan Kaki Jacket (Chord) Ketebalan sambungan chord ditentukan menurut tabel 2.4
(dipilih rasio D/t = 35) :
D/t = 30
t = 55.79 / 30 = 1,4 i
A. Brace Horizontal
Berdasarkan Tabel 2.5. faktor panjang k maka diambil nilai perbandingan kl/r =
70 dan k = 0,7. Adapun hasil perhitungan diameter brace horizontal pada kaki jacket
dapat dilihat berikut ini:
kl/r = 70
k = 0.7
r = 0.35 d Inch
d = ( k x l ) / ( kl/r x r )
d = 29.47 Inch
D = 29.47+ ( 2 x 0.74 ) + 1
D = 31.21 Inch
49
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka control nilai perencanan dapat dihitung
untuk menetukan bahwa brace memenuhi syarat ataupun sebaliknya. Adapun hasil control
nilai perncanaan brace horizontal dapat dilihat pada tebel berikut ini.
β = d/D
= R/T = t/T
(0,4<β<0.7) ≥ 10 (0.5 < < 0.7 )
0.56 13 0,63
Memenuhi Memenuhi Memenuhi
B. Brace K
Berdasarkan Tabel 2.5. faktor panjang k maka diambil nilai perbandingan kl/r = 80
dan k = 0,8. Adapun hasil perhitungan diameter brace K pada kaki jacket dapat dilihat pada
berikut ini :
kl/r = 70
k = 0,8
r = 0.35 d Inch
d = ( k x l ) / ( kl/r x r )
50
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
d = 31.62 Inci
D = D Barce K + (2 x t Brace K ) + 1
D = 31.62 + ( 2 x 0.79 ) + 1
D = 33.26 Inch
D/t = 40
D/t = 35
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka control nilai perencanan dapat dihitung
untuk menetukan bahwa brace memenuhi syarat ataupun sebaliknya. Adapun hasil control
nilai perncanaan brace K dapat dilihat pada tebel berikut iini.
C. Brace X
Berdasarkan Tabel 2.5. faktor panjang k maka diambil nilai perbandingan kl/r = 80
dan k = 0,8. Adapun hasil perhitungan diameter brace X pada kaki jacket dapat dilihat pada
berikut ini :
51
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
kl/r = 70
k = 0,8
r = 0.35 d Inch
d = ( k x l ) / ( kl/r x r )
d = 31.62 Inci
52
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Ketinggian yang dapat dicapai air laut dia atas garis air rata-rata (MWL) bisa
ditentukan dengan persamaan berikut :
H = (0,5HM ) + PAT + PB
= 4,9 m
53
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
PB = Pasang badai
Dengan berdasarkan The ABS Rules and the API Codes require that there be 5ft (1.5
m) clearance (“airgap”) between the highest wave crest and the deck pada data tinggi yang
dapat dicapai gelombang, maka tinggi tiang kaki geladak direncanakan 7,8 m untuk
menghindari akibat pecahan dan percikan gelombang yang menumbuk struktur.
= 0.0335 m
Berdasarkan Tabel 2.5. faktor panjang k maka diambil nilai perbandingan kl/r = 90
dan k = 0.8. Adapun hasil perhitungan diameter brace pada kaki geladak berikut :
kl/r = 90
k = 0,8
r = 0.35 d Inchi
d = ( k x l ) / ( kl/r x r )
d = 26.20 Inchi
54
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
D = 26.20 + ( 2 x 1.32) + 1
D = 28.88 Inch
Adapun ketebalan brace dan ketebalan sambungan kaki geladak dapat ditentukan
menurut tabel 2.4 (dipilih rasio masing – masing D/t = 40 dan D/t = 35 ) Ketebalan Brace :
D/t = 40
t = 26.20 / 40 = 1.32 Inchi
Ketebalan Sambungan Brace Kaki Geladak
D/t = 35
t = 26.20 / 35 = 0.74 Inchi
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka control nilai perencanan dapat dihitung
untuk menetukan bahwa brace memenuhi syarat ataupun sebaliknya. Adapun hasil control
nilai perncanaan brace kaki geladak dapat dilihat pada tebel berikut ini.
Produksi
Produksi
55
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Quarter
Helideck
A. Balok geladak
Rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menentukan profil balok
geladak adalah :
Mmaks = ql2/12
fb = Mmaks / S
Mmaks = Momen maksimum yang bekerja tiap 1 m lebar pelat geladak
q = beban balok geladak (distribusi beban geladak x jarak antar balok geladak)
l = panjang tak ditumpu balok geladak
fb = tegangan yang bekerja pada pelat
S = Modulus penampang pelat
Fb = Tegangan akibat momen lengkung yang diizinkan (syarat batas = fb < Fb)
Balok geladak pada daerah Pengeboran
q = 15554.40 N/m2
= 7.47 ksi
56
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
q = 21603.34 N/m
= 11.80 ksi
q = 22671.98 N/m
= 24.67 ksi
A. Pelat geladak
57
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Mmaks = 1342.17 Nm
Fb = 36 ksi
S = 0.89 inch3
fb = 0,99 x 12 / 0,89
= 13.41 ksi
Mmaks = 966.37 Nm
S = 0.89 inch3
fb = 0,71 x 12 / 0,89
= 9.66 ksi
fb < Fb = perancangan aman (memenuhi)
q = 24552.57 N/m
Mmaks = 1016.94 Nm
58
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
S = 0.42 inch3
fb = 0,75 x 12 / 0,42
= 21.61 ksi
Dari data-data yang ada maka karakteristik gelombang tempat operasional struktur
adalah sebagai berikut
a. Kedalaman perairan (h) = 48,80 m
b. tinggi gelombang (H) = 5.67 m
c. periode gelombang (T) = 7.6 s
d. panjang gelombang () = 89.3 m
59
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Rumus – Rumus yang dapat digunakan dalam teori gelombang Airy adalah sebagai
berikut: Untukt nilai bilangan gelombang dan frekuansi gelombang (k) di peroleh :
k = 2�/ 𝝀
= 2 x 3.14 / 89.28
= 0.07
Frekuensi Gelombang
𝜔 = gk ( 1 + a2C1 + a4C2) tanh kh
𝜔 = 0.83
Mencari sudut θ
θ = (k*x)–(𝜔*0)
= -0.76
60
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
� = 2.05
Kecepatan Gelombang
𝜔 𝜆
� =� =� = 11.82 m/s
Pada teori gaya gelombang kecepatan gelombang arah horizontal dan vertical serta
percepatan arah horizontal dan vertical dengan menggunakan contoh pada elemen 1, yaitu:
Kecepatan gelombang
𝜔� � ��ℎ ��
� =2 ����ℎ��
Cos(�� − 𝜔�)
( 0 . 83 � 5 . 67) � ��ℎ ( 3 . 0 44 )
�= 2 ����ℎ(3.43)
Cos((−0.37) − 6.28)
� = 2.39
Percepatan Gelombang
��2 � ���ℎ��
�� = Sin(�� − 𝜔�)
�𝑖�ℎ�ℎ
2
(0.83)2 � 5.67 ���ℎ(3.044)
�� = Sin((−0.37 − 6.28)
�𝑖�ℎ(3.43)
2
�� = 1.23
No X(m) x/ Deg()
61
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
62
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
� = 128032.54 ��/�
= 0.023 m/s
63
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Perhitungan gaya arus, sebagai contoh elemen 5 (y = 16.25 m dan D = 1,34 m).
Dengan ρ = 1025 ton/m3 CD= 1,0 dan CL = CD/3 = 0,3, maka gaya angkat (fL) dan
gaya drag (fD) adalah sebagai berikut :
fL = 0,5 ρ . CL . D . UT2
= 0.12 kN/m
fD = 0,5 ρ . CD . D . UT2
= 0.38 kN/m
Jadi,
F total = fD + fL
= 0,50 kN/m
Gaya Angin
� = 0.5 � � ����� � � � 𝐴 � � 2
64
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Gaya Total
������ = Total 1 + total 2
= 265.65 + 0.9
������ = 266.3 �𝑁
Input model
1. Desain gambar di autoCAD sesuai dengan data yang telah dianalisis
65
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
2. Ubah desain di autoCAD ke dalam bentuk file *dxf, dengan cara save as files of
type : *dxf
3. Jalankan program SAP 2000, pilih file > import > autoCAD .dxf file. Pilih file
yang telah di ubah ke bentuk file *dxf tadi.
66
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
4. Setelah tahapan di atas pada layer SAP 2000 akan muncul tampilan seperti gambar
Menetapkan Material
2. Pilih add new material…… (untuk menambahkan tipe bahan yang baru)
67
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Sesuai dengan analisis data maka tipe material yang diinput adalah Steel ASTM36
68
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Pada section name isikan nama framenya, seperti : Kaki Jacket dan Brace
Mengganti Tipe Tumpuan
69
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Gambar 4. 15 Tumpuan
Dipilih tumpuan jepit karena ini merupakan bangungan fixed atau terpancang
dimana tidak akan terjadi pergerakan pada struktur bangunan tersebut.
70
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Menetapkan Beban
a. Beban geladak
1. Pilih menu assign > joint loads > forces
71
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
b. Beban gelombang
1. Klik frame yang akan di input beban gelombangnya. Pilih menu assign >
frame loads > distributed
2. Input beban gelombang dengan mengisi load pattern (wave) > load direction
> memasukkan data beban gelombang ke uniform load sesuai dengan beban
gelombang tiap elemen > apply > ok
72
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
c. Beban Arus
1. Klik frame yang akan di input beban arus. Pilih menu assign > frame loads >
distributed
2. Input beban arus dengan mengisi load pattern (current) > load direction >
memasukkan data beban arus ke uniform load sesuai dengan beban arus tiap
elemen > apply > ok
73
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Analisis
Pada kotak dialog set load cases to run, perhatikan kolom status dan action.
menyatakan status dari tipe beban, apakah sudah dianalisis (run) atau belum (not
run). Sedangkan pada kolom action merupakan Langkah yang akan di ambil dalam
analisis yang sedang akan dilakukan, apakah akan dihitung (run) atau tidak (do not
run). Untuk itu yang di analisis hanya analisis statik, sehingga pada analisis
MODAL (yang berguna untuk analisis dinamis) akan dinon-aktifkan dahulu.
74
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Untuk menampilkan bentuk struktur yang belum terdeformasi (atau juga dapat
untuk membersihkan informasi pada layer, beban dan lain-lain), dengan klik menu
show undeformed shape (F4)
1. Pilih menu show forces / stress > joint (F7) > apply > ok
2. setelah tampak aksi reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besar rekasi gaya tumpuan dan momen pada tumpuan tersebut.
75
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
76
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
77
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
78
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
3. Pada options pilih fill diagram untuk menampilkan diagram dalam bentuk blok
warna atau show values untuk menampilkan nilainya > apply > ok
1. Beban axial
Pilih menu display > show object load analysis > joint, selanjutnya akan
muncul table display load assign, ganti load pattern name dengan Dead
2. Beban gelombang
Pilih menu display > show object load analysis > Frame, selanjutnya akan
muncul table display load assign, ganti load pattern name dengan Wave
3. Beban arus
Pilih menu display > show object load analysis > Frame, selanjutnya akan
muncul table display load assign, ganti load pattern name dengan Current
80
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
2. Pilih item yang ingin di tampilkan, seperti jika ingin menampilkan nilai dari
interaction ratio (IR), klik ok > steel design 1 – summary data,
81
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
selanjutnya akan muncul table yang berisikan nilai ratio pada setiap elemen.
Gambar 4. 35 Ratio
Dari hasil di atas nilai interaction ratio (IR) terbesar berada pada elemen 105
yaitu 0,651734
Dengan :
Torsional Stress
�� =
0,6��
�� = 2.068 ∙ 108
��𝑖
82
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
Axial Stress
2� 2 � 1/2
�� = ( )
�
�
1/2
2 × 3,142 × 1.999 ∙ 1011
�� = ( )
2.068 ∙ 108
�� = 3.9419 ∙ 1012 > ��/�
2
(
⌈1 − 2�𝑐 2 ⌉ � ��
�� = 3(�� / ( �� / � )3
��� < ��
5
+ �
3 �) 8��� 2
8�𝑐
−
⌈1 −2×(106,945)2⌉ 50
( 90 )
�� = (90)3
5 3(90)2
+ −
3 8×3.9419∙1012 8×(3.9419∙1012 )2
8100
⌈1 − ⌉
50
(7.884∙1012 )2
�� = 5
+
210
− 72900026
3 3.1535∙1013 1.2431∙10
�� = 31.25
��𝑖
Bending Stress
�� =
0,75��
�� = 0,75 × 3.447 ∙ 108
��𝑖
�� = 2.585 ∙ 108
��𝑖
83
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2021
�� = 0.65 ≤
1
84
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
BAB V
KESIMPULAN
BOPD/ Lokasi
: 67000 / Selat Makassar
Jenis Konstruksi
: Jacket Steel Platform (terpancang)
Fungsi Konstruksi
: Sebagai Anjungan Pengeboran dan Produksi
Berat Total Geladak
: 9.452 ton
Material Struktur
Kaki Struktur & geladak, jacket brace : Baja group I kls C spes. API M grade B
Joint Chord, joint brace, joint N : Baja group II kls B spes. API 5L grade N52
Balok geladak dan pelat geladak : Baja group I kls C spes. ASTM mutu A 36
Jumlah Kaki Struktur / Kemiringan
:
Ukuran Pile
: Diameter = 48 inch , tebal = 1 inch
Pola Perangkaan
: Rangka Horizontal & kombinasi N
Struktur Jacket :
Kaki Jacket : Diameter = 52.72 inch , tebal = 1,17 inch
= 1,339 m , = 0.03 m
Sambungan Kaki Jacket : Diameter = 55.79 inch , tebal = 1,51 inch
= 1,42 m , = 0.04 m
Brace Horizontal : Diameter = 29.47 inch , tebal = 0,74 inch
= 0,75 m , = 0,02 m
Brace N : Diameter = 31.62 inch , tebal = 0,79 inch
= 0,803 m , tebal = 0,02 m
Brace X : Diameter = 31.62 inch , tebal = 0,79 inch
= 0,803 m , tebal = 0,02 m
Luasan Geladak :
Geladak Pengeboran : 55 x 20 m2
Geladak Produksi dan Instalasi : 55 x 20 m2
Geladak Akomodasi 1 dan 2 : 28 x 13.13 m2
Geladak Helikopter : 13.6 x 13.6 m2
Struktur Geladak :
Kaki Geladak : Diameter =52.72 inch , tebal = 1,32 inch
=1,339 m , = 0.033 m
Brace Geladak : Diameter = 26 inch , tebal = 0.75 Inch
= 0.67 m , = 0,02 m
Produksi : Profil WF 12 x 12, baja mutu A36, Fb = 36 ksi (248 Mpa)
85
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
Pelat Geladak :
Produksi : t= 0.46 inch Baja Mutu A=36, Fb =36 ksi (248 Mpa)
Pengeboran : t= 0.46 inch Baja Mutu A=36, Fb =36 ksi (248 Mpa)
Quarter 1 : t= 0.46 inch Baja Mutu A=36, Fb =36 ksi (248 Mpa)
Quarter 2 : t= 0.46 inch Baja Mutu A=36, Fb =36 ksi (248 Mpa)
Helideck : t= 0.46 inch Baja Mutu A=36, Fb =36 ksi (248 Mpa)
86
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
DAFTAR PUSTAKA
G.Dean Robert, and Dalrymple.Robert A, “Water Wave Mechanics for Engineers and
scientists”, Cornel University, USA. 2000
A.Y Baeda, “Perencanaan Bangunan Lepas Pantai Tipe Fixed Jacket Platform”,
Makassar, 2005
Kumpulan makalah mengenai “Offshore Engineering “ dalam rangka kerja sama segi
87
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
LAMPIRAN
88
89
2018
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
90
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
91
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
96
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
101
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
102
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
103
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
104
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
105
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
106
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
107
LAPORAN PERENCANAAN BLP T.A.
FIXED OFFSHORE PLATFORM
2018
108