Anda di halaman 1dari 80

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB

SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN (TJSL) YANG


BERBASIS SUMBER DAYA ALAM BERDASARKAN PERATURAN
DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGONG NO 01 TAHUN 2014
TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Kata Kunci : TJSL Perusahaan Kabupaten Probolinggo

Muhammad Junaidi Muhammad Zainal Muhammad Dluha

ABSTRAK

Salah Satu Tujuan Negara Sebagaimana Diamanatkan Oleh


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Adalah Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Ditegaskan Bahwa
Perusahaan Yang Menjalankan Kegiatan Usahanya Di Bidang
Sumber Daya Alam Dan Atau Bidang Yang Berkaitan Dengan
Sumber Daya Alam Wajib Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
dan lingkungan di kabupaten probolinggo.

Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Menjelaskan Peran,


Fungsi Dan Wewenang Dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Dan Kendala-Kendala Yang Dihadapi.

Pemerintah Daerah membentuk Tim Fasilitasi yang ditetapkan


dengan Keputusan Bupati. Tim Fasilitasi bertugas untuk: melakukan
inventarisasi perusahaan yang wajib melaksanakan program TJSL,
melakukan inventarisasi usulan TJSL berdasarkan skala prioritas
pembangunan yang dapat didanai oleh TJSL,

melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi program TJSL


dengan program prioritas pembangunan daerah, bersama FKTSP,
menetapkan daftar usulan program prioritas TJSL yang akan
disampaikan kepada perusahaan; melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program TJSL bersama FKTSP, melakukan
penilaian kepada perusahaan pelaksana program TJSL sebagai
bahan pertimbangan Bupati dalam pemberian penghargaan.

Kraksaan,………….......2022

Pembimbing II Pembimbing I

i
ii
MUHAMMAD DLUHA,SHI.,MH MUHAMMAD ZAINAL,

SH.,MH.BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pengaturan Program Tanggung Jawab Sosilal Dan

Lingkungan TJSL adalah untuk memberikan arah, kebijakan dan

kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi dunia usaha atas

pelaksanaan Program TJSL secara terpadu dan berdaya guna

dalam menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai

dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat di

daerah, melalui upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat

serta memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan ekosistem

sehingga menciptakan pembangunan berkelanjutan, melindungi

perusahaan agar terhindar dari pungutan liar yang dilakukan oleh

pihak-pihak yang tidak berwenang. Untuk Mewujudkan

Pelaksanaan Program Tanggung jawab Sosial Dan Lingkungan

Perusahaa Dapat Dilaksanakan Dengan Baik, Harus Dijalin

Hubungan Sinergis Antara Pemerintah Kabupaten Probolinggo

Dengan Para Pelaku Dunia Usaha.1

1
Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo NOMOR : 01 TAHUN 2014 tentang tenggung jawab sosial dan
lingkungan, hal. 1

1
2
3

Dan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Program Tanggung jawab

Sosial Dan Lingkungan Perusahaan. bahwa pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan sebagai upaya untuk mewujudkan

kesejah teraan dan kemakmuran masyarakat serta kelestarian

fungsi lingkungan hidup merupakan bagian integral dalam

penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Probolinggo.

Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang selanjutnya

disebut Program TJSL, adalah tanggung jawab yang melekat pada

setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya

masyarakat, untuk berperan serta dalam pelaksanaan

pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Agar meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat,

maupun masyarakat pada umumnya. Sebenarnya paham tentang

Tanggung Jawab Sosial atau disebut juga Corporate social

responsibility (CSR), tidak timbul secara serta merta, tetapi melalui

suatu proses perkembangan yang relatif lama. Kita harus menoleh

pertama-tama ke zaman Romawi Kuno sewaktu timbulnya ide yang

diakui sebagai kreasi ilmu hukum yang dapat disebut sebagai

“master piece”, yaitu diakuinya Perseroan sebagai subjek hukum

yang mandiri dalam lalu lintas hukum, sebagaimana layaknya

Ibid, h.5
4

manusia yang cakap dan mampu bertindak. Paham atau teori

tentang Perseroan sebagai Separate Legal Entity tersebutlah yang

telah membawa perubahan mendasar di dunia, yaitu dengan

didirikannya Perseroan yang mampu menemukan dan membuka

Benua Afrika, Amerika dan bahkan2 Indonesia, serta yang menjadi

penggerak dari Revolusi Industri. Setelah diakuinya teori Perseroan

sebagai Separate Legal Entity tersebut beberapa paham baru telah

muncul, antara lain paham bahwa bukan hanya manusia yang

dapat melakukan tindak pidana, namun Perseroanpun dapat

melakukan tindak pidana, sehingga dikenakan hukuman pidana.

Jadi Perseroan juga harus memperhatikan dengan cermat

tindak tanduknya dalam lalu lintas hukum, di masyarakat jika tidak

memperhatikan ketentuan tersebut tidak mustahil Perseroan pun

dapat dikenakan hukuman pidana sebagaimana halnya dengan

manusia. Dari pendapat tersebut terlihat bahwa perbedaan antara

manusia dengan Perseroan telah menjadi semakin menipis.

Perkembangan yang lebih mutakhir dari paham tentang Perseroan

yang kedudukannya semakin mirip dengan manusia, adalah paham

tentang Perseroan sebagai Good Corporate 3 Citizen yang

mengemukakan pendapat, bahwa Perseroan sebagaimana

layaknya manusia tidak boleh hanya memperhatikan kepentingan

dirinya sendiri, namun harus menaruh perhatian pula terhadap


2
Amrul Partomuan Pohan,2018 jurnal. Tentang Tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas.hal
3
3
Ibid, h.4
5

kebutuhan masyarakat sekelilingnya bahkan masyarakat pada

umumnya yang masih memerlukan bantuan.

Perseroan sebagai Good Corporate Citizen sangat

diharapkan kepekaannya terhadap kebutuhan masyarakat dan

Perseroan tidak boleh bersikap egois atau hanya memperhatikan

tujuan Perseroan yang mendasar yaitu mengejar keuntungan atau

laba bagi Perseroan. Dengan demikian adalah tidak pada

tempatnya jika Perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha

bersikap tidak mau tahu akan dampak yang diterima masyarakat

sebagai akibat operasi dari Perseroan. Misalnya asap yang keluar

dari cerobong pabrik Perseroan harus mendapat perhatian dari

Perseroan misalnya dengan dibuat filternya, sehingga dampak dari

asap pabrik tersebut tidak sampai merugikan kesehatan

penduduk .maupun kesuburan tanaman yang ada di sekitar pabrik

Perseroan4.

Perseroan diharapkan peka terhadap keadaan dan

kemakmuran masyarakat, oleh karena kesulitan ekonomi di

masyarakat dapat pula membawa resiko ketidak tenteraman bagi

Perseroan. Sedangkan masyarakat yang makmur akan membawa

pula dampak positip bagi Perseroan karena masyarakat yang

makmur tersebut akan menjadi daerah pemasaran bagi produksi

Perseroan atau tempat untuk mencari tenaga kerja yang sehat dan

4
Ibid, h.5
6

terampil yang dibutuhkan Perseroan. Perseroan yang memberi

perhatian yang pantas tentang keadaan/kesulitan dalam

masyarakat, dapat mengharapkan adanya kerjasama dan bantuan

dari masyarakat, setidak tidaknya Perseroan akan dapat merasa

berada di sekitar di rumah sendiri dan di masyarakat yang

merupakan kumpulan orang asing.

Kesadaran akan hubungan saling memerlukan seperti yang

diuraikan di ataslah yang menjadi dasar dari paham Corporate

Social Responsibility dalam mendorong peran serta Perseroan

untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan, yang bukan saja

bermanfaat bagi masyarakat setempat dan masyarakat pada

umumnya, namun juga penting bagi Perseroan sendiri.

Pereturah daerah (Perda) Kabupaten Probolinggo No 1 Tahun

2014.

Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah, adalah Kabupaten Probolinggo.

2. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

3. Bupati, adalah Bupati Probolinggo.

4. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Kabupaten

Probolinggo.
7

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya

disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan

Daerah.

6. Perusahaan, adalah organisasi atau perorangan baik yang

berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang melakukan

kegiatan usaha dengan menghimpun modal, bergerak dalam

kegiatanproduksi barang dan atau jasa serta bertujuan

memperoleh keuntungan.

7. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang

selanjutnya disebut Program TJSL, adalah tanggung jawab yang

melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan

hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan,

nilai, norma dan budaya masyarakat, untuk berperan serta dalam

pelaksanaan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat,

maupun masyarakat pada umumnya.5

B. Rumusan masalah

5
Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo NOMOR : 01 TAHUN 2014 tentang tanggung jawab sosial dan
lingkungan,op.cit., h.4
8

1. bagaimanakah mekanisme pelaksanaan program tanggung

jawab sosial dan lingkungan perusahaan yang berbasis sumber

daya alam menurut perda kabupaten probolinggo nomor 1 tahun

2014 tentang pelaksanaan TJSL perusahaan ?

2. bagaimanakah sistem pembinaan dan pengawasan yang di

lakukan badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten

probolinggo terhadap pelaksanaan program TJSL oleh

perusahaan yang berbasis sumber daya alam?

C. Alasan pemilihan judul

Pemilihan judul tanggung jawab sosial dan lingkungan di

karenakan di dusun semardesa rawan krejengan kabupaten

probolinggo tempat tinggal saya ada perusahaan yang menjalankan

TJSL/CSR corporate social responsibility yaitu perseroan terbatas

paiton operation end maintenance indonesia (PT.POMI) bidang

Tanggung Jawab Sosial Pengembangan usaha mikro kecil

menengah (UMKM) di situlah pemilihan judul TJSL

D. Penjelasan judul

Adapun penjelasan judul skripsi Mekanisme Pelaksanaan

Prongran Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan

Yang Berbasis Sumber Daya Alam Di Wilayah Kabupaten


9

Probolinggo (Studi Empiris Di Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Probolinggo)

1. Mekanisme: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah penggunaan mesin atau alat-alat dari mesin atau hal

kerja mesin. Mekanisme adalah hal saling bekerja seperti mesin

kalau yang satu bergerak, yang lain turut bergerak.

2. Pelaksanaan: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 

adalah: proses, cara, perbuatan melaksanakan rancangan,

keputusan, dan sebagainya.

3. Program: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan,

perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan.

4. Tanggung Jawab: Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia

(KBBI) keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau

terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan

sebagainya) fungsi menerima pembebanan, sebagai akibat sikap

pihak sendiri atau pihak lain.

5. sosial : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),  adalah

hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat

kemasyarakatan yang memperhatikan kepentingan umum.

6. lingkungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah daerah atau Kawasan.


10

7. Perusahaan: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

 perkegiatan (pekerjaan dan sebagainya) yang diselenggarakan

dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan

mencarikeuntungan dengan menghasilkan sesuatu, mengolah

atau membuat barang barang, berdagang, memberikan jasa.

8. Sumber daya alam: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah semua yang berasal dari Bumi, biosfer, dan

atmosfer. Sumber daya alam memiliki peranan penting bagi

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, sumber

daya alam juga penting sebagai Tempat tinggal manusia.

E. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

berdasarkan dari rumusan masalah yang diangkat pada penelitian

ini adalah:

1. Untuk megetahui mekanisme pelaksanaan program tanggung

jawab sosial dan lingkungan peurusahaan yang berbasis sumber

daya alam menurut perda kabupaten probolinggo nomor 1 tahun

2014 tentang pelaksanaan TJSL perusahaan

2. Untuk mengetahui sistem pembinaan dan pengawasan yang di

lakukan badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten

probolinggo terhadap pelaksanaan program TJSL oleh

perusahaan yang berbasis sumber daya alam


11

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan beberapa

manfaat,antara lain:

1. manfaat Diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

mengevaluasi program Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan yang telah dilaksanakan. Diharapkan juga hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

menyusun program TJSL di masa yang akan datang, serta

bermanfaat pula untuk menambah wawasan mengenai

corporate social responsibility bagi pembaca yang lain.

2. Manfaat Akademik Bagi kalangan akademisi, hasil karya tulis

ilmiah ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menambah

pengetahuan serta informasi di bidang Public Relations,

khususnya TJSL atau yang sering di kenal Corporate Social

Responsbility bagi para peneliti selanjutnya yang meneliti

permasalahan yang sama.

G. Metode penelitian

Metode Penelitian Ini Berisikan Tentang Uraian Dari Peneliti

Berkaitan Dengan Metode Penelitian Yang Digunakan Dalam

Megkaji Mekanisme Pelaksanaan Program Perda Kabupaten

Probolinggo Nomor 1 Tahun 2014 Serta Sistem Pembinaan Dan


12

Pengawasan Yang Di Lakukan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Probolinggo Terhadap Pelaksanaan Program

Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Oleh Perusahaan Yang

Berbasis Sumber Daya Alam Secara Yuridis Empiris. Sehingga

Pada Metode Ini Berisiskan Tentang Jenis Dan Pendekatan

Penelitian;lokasi penelitian; Sumber Data; Teknik pengumpulan

Data;Teknik Analisa Data.

1. pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif

dengan metode penelitian studi kasus. Menurut Robert K. Yin

(1997) studi kasus adalah suatu metode yang digunakan

sebagai cara untuk menyelidiki fenomena dalam konteks

kehidupan nyata bilamana batasan antara fenomena dalam

konteks tidak tampak dengan tegas dimana multi sumber

digunakan. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian

studi kasus adalah karena metode ini memiliki sifat

kecenderungan untuk bisa memperhatikan permasalahan

mengenai mengapa suatu kebijakan diambil dan bagaimana

pelaksanaannya, sesuai dengan penelitian ini yang ingin diteliti

adalah mekanisme pelaksanaan prongran tanggung jawab

sosial dan lingkungan perusahaan yang berbasis sumber daya


13

alam di wilayah kabupaten probolinggo (studi empiris di badan

perencanaan pembangunan daerah kabupaten probolinggo)

2. lokasi penelitian

a. BAPPEDA badan perencanaan pembangunan daerah

kabupaten probolinggo

b. Pemilihan lokasi ini dikarenakan penulis sendiri ingin

mengetahui Bagaimana sistem pembinaan dan pengawasan

yang di lakukan badan perencanaan pembangunan daerah

kabupaten probolinggo terhadap pelaksanaan program TJSL

oleh perusahaan untuk kesejahteraan rakyat probolinggo dan

selain itu penulis juga ingin mengetahui secara langsung

terkait kendala yang dihadapi badan perencanaan

pembangunan daerah kabupaten probolinggo dalam program

TJSL atau yang sering di sebut CSR

3. Populasi dan Teknik Sampling

Adapun Populasi Teknik sampling yang kami ambil dari

penelitian Empiris yang mencari sumberdata atau mengambil

sampel secara langsung di Bappeda (Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah)

4. Sumber data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan pada

penulisan ini yaitu : Data Primer dan Sekunder.


14

a. Data Primer adalah : Data yang diperoleh dari lokasi penelitian

langsung dilapangan antara lain berupa wawancara,

quesioner dan dokumentasi

b. Data Sekunder adalah : Data yang mendukung data primer

yang terdiri dari : Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum

yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bersifat mengikat

berupa peraturan perundang- Undangan, antara lain:

1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

indonesia Tahun 1945 ;

2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 ;

3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4152) ;

4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesi Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


15

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844) ;

5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4752) ;

6) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4756) ;

7) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4967) ;

8) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5063)

9) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234) ;
16

10) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 005 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4090) ;

11) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737) ;

12) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan

Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5305)

13) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Nomor : PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan

Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan ;

14) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun

2011 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan ;


17

15) Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 04 Tahun

2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten

Probolinggo.

Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang diperoleh

dari kepustakaan (library research) yang meliputi berbagai literatur

maupun sumber-sumber lain seperti buku-buku hukum, jurnal

hukum, skripsi, tesis, disertasi serta artikel-artikel lainnya yang

berkaitan dengan penelitian.

5. Teknik pengumpulan data

Data Primer

Teknik pengumpulan data penelitian ini selain

menggunakan dokumen badan peren canaan pembangunan

daerah kabupaten probolinggo juga menggunakan wawancara

mendalam sebagai data primer. Menurut Prabowo (1996)

wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya

adala adengan bercakap-cakap secara tatap muka.

a. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari literatur, jurnal, artikel, dan

laporan penelitian baik dalam bentuk fisik maupun yang

didapat dari internet.


18

b. Observasi

Menurut Nawawi & Martini (1994) observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-

gejala dalam objek penelitian. Peneliti akan melakukan

observasi langsung pada hal yang berkaitan dengan topik

penelitian dalam hal ini adalah Mekanisme Pelaksanaan

Prongran Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan

Perusahaan Yang Berbasis Sumber Daya Alam Di Wilayah

kabupaten Probolinggo (Studi Empiris Di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Probolinggo)

6. Teknik analisis data

Miles and Huberman (1992) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif terdiri dari 3 hal, yaitu

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi

data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan pengabsahan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

data berlangsung terus-menerus selama proyek yang

berorientasi penelitian Yuridis Empiris berlangsung. Penyajian

data merupakan penyajian dari data yang telah dikumpulkan dan

dianalisis sebelumnya. Peneliti akan menggunakan penyajian

data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Kemudian yang


19

ketiga adalah penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk

menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini,

peneliti akan menyajikan data menggunakan teknik analisis data

narasi. Narasi atau cerita harus dilihat dari fungsi cerita seperti

yang dimaksud oleh subjek yang bercerita. Wawancara narasi

bertujuan untuk memahami bagaimana subjek memandang

hubungan antara berbagai peristiwa dan antara peristiwa dengan

konteks

H. Sistematika penulisan

Dalam rangka mempermudah para pembaca untuk

memahami isi dari skripsi ini,maka perlu di lakukan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama berisi mengenai Latar belakang,rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul,

kajian pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mengurai tentang Tinjauan Umum yang

menerangkan tentang TJSL yang berkaitan dengan judul.


20

Mekanisme Pelaksanaan Program Tangung Jawab Sosial Dan

Lingkungan Perusahaan Yang Berbasis Sumber Daya Alam

BAB III PEMBAHASAN

Bab selanjutnya adalah terkait dengan permasalahan yang

ada dalam proposal skripsi ini yaitu Kebijakan atau program perda

kabupaten probolinggo dalam melaksanakan program,pelaksanaan

pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan

perusahaan yang berbasis sumber daya alam dan sistem

pembinaan dan pengawasan yang di lakukan badan perencanaan

pembangunan daerah kabupaten probolinggo terhadap

pelaksanaan program TJSL oleh perusahaan yang berbasis

sumber daya alam.

BAB IV PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir yang mana terdapat kesimpulan

dari pembahasan yang mencakup permasalahan serta saran-saran

dalam merekomendasi hasil yang diperoleh selama proses

penelitia berlangsung.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang tanggung jawab sosial dan

lingkungan (TJSL/CSR) corporate social responsibility

1. Pengertian tanggung jawab sosial dan lingkungan/ corporate

social responsibility

Cita-cita Negara Indonesia yang sekaligus menjadi

tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial.6 Konsep tanggung jawab suatu perusahaan yang

menjadi pembahasan oleh para ahli, CSR sendiri masih belum

memiliki kesamaan dalam memberikan definisi, walaupun

masih memiliki kesamaan dalam esensinya, bahwa berikut

definisi-definis terkait dengan CSR: Mengarahnya bisnis

kepada kemasyarakatan dan pengembangan kepada pemikiran

yang sosial menjadikan perusahaan untuk meningkatkan

tanggung jawab dan pengertian kepada sosial dan lingkungan

mahkluk hidup.

6
Lihat Pembukaan Alinea Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

21
22

Respon terhadap Permasalahan lingkungan dan

sosial oleh perusahaan7 yang diketahui hingga saat ini sebagai

CSR. CSR telah digunakan dalam jangka panjang sebagai

kerangka kerja eksplisist untuk lebih memahami hubungan

bisnis dan masyarakat, satu jurnal penelitian mengklaim

menemukan setidaknya 37 definisi CSR yang berbeda. Jelas

kita tidak bisa mempertimbangkan semuanya. Terdapat

perbedaan dalam hal dengan yang dimaksud CSR dan TJSL.

CSR merupakan istilah yang digunakan secara umum diseluruh

dunia, sedangkan TJSL merupakan istilah yang digunakan

dalam peraturan perundang-undangan Indonesia. Namun, pada

dasarnya baik CSR dan TJSL memiliki makna yang sama yaitu

suatu tanggung jawab perusahaan terhadap sekitar atas

kegiatan usahanya.8 TJSL dapat menjadi suatu instumen

hukum yang digunakan untuk menmberikan kontribusi dalam

pembangunan berkelanjutan yang terdiri dari pencapaian

ekonomi berkelanjutan dan kelestarian lingkungan bagi

masyarakat sekitar. Namun kontribusi dalam pembangunan

berkelanjutan memiliki keterkaitan berbagai aspek dalam pihak

pemangku kepentinga, sehingga dalam tujuan dalam

pembangunan berkelanjutan tidak dapat hanya fokus pada satu


7
Rudi Pisteo Fajar Sugianto Sanggup Leonard Agustian, Jurnal Hukum,Pemaknaan Kembali Terhadap
Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan http://Jurnal.Untag-Sby.Ac.Id/ 2020, 3.1 h.3
8
Ibid, h.4
23

titik tertentu yang hanya melakukan TJSL untuk pengembangan

masyarakat sekitar, tetapi harus pula mempertimbangkan profit

dari perseroan. Tanpa adanya profit perseroan tidak dapat

melakukan9 TJSL, tetapi tetap diwajibkan oleh Pasal 74 UUPT

sehingga akhir terburuknya perseroan bubar. Perseroan bubar

seluruh pekerja di PHK, tidak ada pemasukan ekonomi

berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan berhenti di

karenakan tidak ada pemasukan ekonomi. Tidak ada

pembangunan dan pemasukan ekonomi masyarakat kemudian

merusak kelestarian lingkungan sebagai lingkungan hidupn

untuk memenuhi kebutuhannya. Seluruh hal tersebut terjadi

dikarenakan fokus pada satu titik pembangunan berkelanjutan

pada masyarakat sekitar tapi tidak pada perseroan tersebut.10

Lingkungan Dan Pembangunan merupakan upaya

sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai kehidupan

yang lebih baik. Hakikat pembangunan adalah bagaimana agar

kehidupan hari depan lebih baik dari hari ini. Namun demikian,

tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan akan selalu

bersentuhan dengan lingkungan. Bruce Mitchell mengatakan

pengelolaan sumber daya lingkungan akan mengalami empat

situasi pokok, yaitu' (a) perubahan (change)²; (b) kompleksitas

(complexity)³; (c) ketidakpastian (uncertainty); konflik (conflict).

9
Ibid, h.8
10
Ibid, h.9
24

Dalam konteks Indonesia, hakikat pembangunan,

menurut Emil Salim adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan seluruh 11 masyarakat Indonesia.

Hal ini berarti pembangunan mencakup pertama, kemajuan

lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, dan lain-lain;

kedua, kemajuan batiniah, seperti pendidikan, rasa aman, rasa

keadilan, rasa sehat, ketiga, kemajuan yang meliputi seluruh

rakyat sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup

berkeadilan sosial.

Lebih jauh Emil Salim' mengatakan bahwa sungguh

pun pembangunan telah berjalan ratusan tahun di dunia,

namun baru pada permulaan tahun tujuh puluhan ini, dunia

mulai sadar dan cemas akan pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup sehingga mulai menanganinya secara

sungguh-sungguh sebagai masalah dunia.

Dengan demikian, lingkungan dan pembangunan

yang terdapat di negaranegara maju dan negara-negara

berkembang mempunyai perbedaan dari sudut pandangnya.

Menurut Emil Salim masalah lingkungan hidup yang dihadapi

oleh negara berkembang banyak ditimbulkan oleh kemiskinan

yang memaksa rakyat merusak lingkungan alam. Maka jelaslah

bahwa rendahnya pendapatan penduduk, kurang terbukanya

11
Supriyadi, Hukum Lingkungan Di Indonesia, cetakan ke 2,jakarta,sinar grafika Jl.Sawo Raya No. 18. h. 38
25

kesempatan kerja yang lebih baik, tingkat pendidikan yang

masih rendah, semua ini telah turut mendorong penduduk

negara berkembang menguras sumber daya alam bagi

keperluan hidupnya.

Senada dengan pendapat Emil Salim di atas, Daud

Silalahi mengatakan bahwa kerusakan lingkungan di negara

maju disebabkan oleh pencemaran sebagai akibat sampingan

dari penggunaan sumber daya alam dan proses produksi yang

menggunakan banyak energi, teknologi maju yang boros energi

pada industri, kegiatan transportasi dan komunikasi, serta

kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Masalah lingkungan di

negara berkembang (Indonesia), terutama berakar pada

keterbelakangan pembangunan. Oleh karena itu, apabila

negara industri mempunyai pandangan yang kuat untuk

mengatasi masalah lingkungan dengan tidak meningkatkan

pembangunan, yang lazim dikenal dengan pertumbuhan nol

(zero growth), bagi negara berkembang (Indonesia) justru untuk

mengatasi masalah lingkungan diperlukan pertumbuhan

ekonomi dengan meningkatkan pembangunan nasional.

Oleh karena itu, untuk mengatasi mengenai

pertentangan antara lingkungan dan pembangunan, perlu

dilakukan perubahan pandangan terhadap keduanya. Sebab

selama ini, orang memisahkan antara lingkungan dan


26

pembangunan, yang seharusnya tidak boleh dipertentangkan.

Pemikiran yang demikian itu dilandasi sebuah pemikiran yang

menganggap lingkungan di luar dari pembangunan itu sendiri

atau yang lazim disebut antroposentris. Paham12 antroposentris

mempunyai arti bahwa segala bentuk kegiatan pembangunan

yang dilaksanakan, selalu atau lebih banyak ditujukan bagi

kepentingan manusia, khususnya untuk meningkatkan segi

ekonomi dan kesejahteraannya.13

Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang dan pengelolaan

lingkungan perlindungan hidup

Izin lingkungan hidup sebagai instrumen bagi

pemerintah untuk mengendalikan aktivitas pengelolaan

lingkungan hidup. Tujuannya agar lingkungan hidup tidak rusak,

untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan

datang. Bahkan dalam UUD 1945 dinyatakan, bahwa warga

negara berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. 14

Perizinan memberikan pengendalian terhadap kelestarian

lingkungan hidup, meskipun tidak tertutup kemungkinan dalam

pelaksanaannya bersinggungan dengan hak-hak masyarakat

dalam berusaha maupun dalam mendapatkan haknya atas

lingkungan yang hidup yang baik dan sehat. Mengenai


12
Ibid, h.39
13
Ibid, h. 40
14
Dr. Helmi, Hukum perizinan lingkungan hidup,cetakan 1, Jakarta:sinar Grafika 2012, h.163
27

komitmen pemerintah untuk memberikan perlindungan

terhadap hak-hak asasi manusia atas lingkugan hidup dapat

ditemukan pada Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945, yakni "Setiap

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

memperoleh pelayanan kesehatan."

Pemerintah melalui instrumen perizinan dapat

membebankan kewajiban tertentu secara sepihak kepada

masyarakat, mengingat karakteristik yuridisnya sebagai

perbuatan hukum publik bersegi satu. Instrumen perizinan

merupakan salah satu wujud keputusan pemerintah yang paling

banyak dipergunakan dalam Hukum Administrasi untuk

mempengaruhi dan mengendalikan tindakan masyarakat agar

mau mengikuti cara yang dianjurkan oleh peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pembebanan untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dalam proses pembangunan

termasuk di dalamnya terhadap perizinan kegiatan atau usaha

yang memanfaatkan lingkungan hidup.15

2. Sejarah Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan

Sejarah Tanggung jawab Sosial dunia terbagi atas

beberapa fase. Untuk fase pertama pertanggung jawaban

sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika

15
Ibid, h.164
28

Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai

permulaan abad ke-19. Pada waktu itu Amerika sedang dalam

pertumbuhan yang begitu pesat, ditandai dengan banyaknya

perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan hidup

berdampingan dengan masyarakat. Pada saat itu, banyak

perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal

diskriminasi harga, menahan buruh dan prilaku lainya yang

menyalahi moral kemanusiaan. Dengan kata lain, banyak

perusahaan yang berbuat semena-mena terhadap masyarakat.

Hal itu jelas membuat emosi masyarakat.

Fase kedua evolusi munculnya TJSL tercetus pada tahun

1930-an. Dimana pada waktu ini banyak protes yang muncul

dari masyarakat akibat ulah perusahaan yang tidak

mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu hanya

diketahui oleh16 perusahaan. Ditambah kenyataan bahwa pada

saat itu telah terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang

mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang

bangkrut. Pada masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan

modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti

bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan

pekerjannya.

16
mohammad awaludin. jurnal pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan di
kabupaten probolinggo. universitas islam malang 2021. h. 21
29

Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan

yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena

perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama sekali

tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari kemarahan

masyarakat muncul beberapa perusahaan yang meminta maaf

kepada masyarakat dan memberi beberapa jaminan kepada

para karyawannya yang dipecat.

Selain itu munculnya beberapa kasus upaya monopoli

yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar juga sempat

mewarnai perjalanan perkembangan kegiatan TJSL di

Indonesia. Sehingga dalam menyelesaikan berbagai

permasalahan di atas dibutuhkan peran pemerintah yang lebih

besar17.

B. Tinjauan umum tentang perusahaan

1. Pengertian perusahaan

Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini

merupakan tanggung jawab para pengurus perusahaan kepada

pemegang saham sebagai pemilik dari perusahaan tersebut.

17
Ibid. h. 22
30

Inilah dasar filosofis didirikannya sebuah perusahaan. Namun

demikian, kegiatan operasional perusahaan dalam rangka

memaksimalisasi ke untungannya seringkali memberikan 18

dampak yang negatif terhadap masyarakat dan lingkungan di

sekitarnya, seperti terjadinya polusi dan berbagai kerusakan

lingkungan. Permasalahan tersebut merupakan dasar lahirnya

konsep tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan. 19

Beroperasinya sebuah perusahaan haruslah

memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada di

sekitarnya, karena jika ada pergerakan sosial budaya

masyarakat sekitar, akan dapat menghambat operasional

perusahaan itu sendiri, seperti munculnya kecemburuan sosial

akibat dari pola hidup dan pendapatan yang sangat jauh

berbeda antara pegawai perusahaan dengan masyarakat

sekitar atau bahkan kondisi di dalam perusahaan itu sendiri,

yaitu perbedaan pendapatan antara pegawai lokal dengan

pegawai pendatang (dari luar daerah atau karyawan asing).

Kenyataan-kenyataan tersebut pada dasarnya dapat

menjadi penghambat bagi berjalannya sebuah korporasi dan

juga menjadi hambatan dalam pembentukan kebudayaan

perusahaan. Belum lagi jika terdapat kerusakan lingkungan di

18
Andrew Shandy Utama. jurnal pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru. 24 September 2018.
h.27
19
Ibid, h.28
31

daerah sekitar perusahaan beroperasi. Dari permasalahan

yang timbul tersebut, banyak perusahaan swasta kini

mengembangkan apa yang disebut Tanggung jawab sosial

perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR),

Tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan kepedulian

perusahaan terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih

luas daripada sekedar kepentingan perusahaan saja.

Tanggungjawab sosial dari perusahaan (Corporate Social

Responsibility) merujuk pada semua hubungan yang terjadi

antara sebuah perusahaan dengan semua stake holder,

termasuk didalamnya adalah pelanggan, pegawai, komunitas,

pemilik atau investor, pemerintah, supplierbahkan bahkan juga

kompetitor. Di dunia internasional sendiri sudah ditegaskan

kewajiban korporat yang tergabung dalam ISO untuk

menyejahterakan komunitas di sekitar wilayah usaha yang

ditetapkan dalam pertemuan antar korporat dunia di Trinidad

pada ISO/COPOLCO (ISO Committee on Consumer Policy)

workshop 2002 di Port of Spain. Pengembangan program-

program sosial perusahaan berupa dapat bantuan fisik,

pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community

development), outreach, beasiswa dan sebagainya. Motivasi

mencari laba bisa menghambat keinginan untuk membangun

masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebijakan pemerintah


32

untuk mendorong dan mewajibkan perusahan swasta untuk

menjalankan tanggung jawab sosial ini tidak begitu jelas dan

tegas, ditambahkan pula banyak program yang sudah

perusahaan tidak berkelanjutan.20

Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan suatu

bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap

stakeholders atas berbagai akitivitas perusahaan. Tanggung

jawab sosial dan lingkungan perusahaan juga dikenal dengan

istilah corporate social responsibility (CSR). Isu ekonomi,

kemanusiaan, dan lingkungan menjadi bagian dari tanggung

jawab perusahaan karena ketiga hal tersebut sangat berkaitan

dengan aktivitas perusahaan. Dunia bisnis saat ini menuntut

perusahaan untuk mampu menyeimbangkan pencapaian

kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people), dan kinerja

lingkungan (planet) atau disebut triple bottom-line performance.

Orientasi praktik bisnis yang selama ini pada maksimalisasi

laba perlu dikaji ulang. Orientasi mengejar laba semaksimal

mungkin, secara jangka pendek akan menunjukkan

keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut bisa

menimbulkan masalah bagi perusahaan karena adanya

resistensi dari masyarakat.21 Perusahaan dalam merancang


20
Erni R. Ernawan. Jurnal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Universitas
Pasundan. 2007. h.01
21
Anna Purwaningsih Yogyakarta, Jurnal Pengaruh Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Dan
Lingkungan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (Erc), Dengan Ukuran Perusahaan Dan
33

maupun elaksanakan program tanggung jawab sosial dan

lingkungan tidak terbatas pada tanggung jawab yang bersifat

reaktif, yaitu tanggung jawab yang dilakukan karena

perusahaan telah menimbulkan dampak negatif bagi

masyarakat atau lingkungan. Perusahaan juga perlu melakukan

tanggung jawab yang bersifat proaktif, yaitu perusahaan perlu

merancang atau mendesain program-program dan upaya-

upaya untuk mencegah potensi terjadinya dampak negatif atau

risiko aktivitas ekonomi perusahaan terhadap masyarakat dan

lingkungan.22 Tanggung jawab sosial perusahaan juga

dirumuskan sebagai suatu kontribusi bisnis dalam mencapai

tujuan pembangunan berkelanjutan berdasarkan The

Organization for Economic Cooperation and Development

(OECD). Dimana adanya sikap dari perusahaan yang harus

memperhatikan hal- hal yang dianggap penting bagi nilai- nilai

di masyarakat, disamping menjamin adanya keuntungan bagi

pemegang saham, gaji bagi para karyawan dan juga produksi

produk dan jasa bagi konsumen. Pedoman mumum yang

disepakati oleh OECD yang berlaku bagi perusahaan

multinasional adalah sebagai berikut :

Leverage Sebagai Variabel Kontrol. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 15 Juni 2011, h.02

22
Ibid, h.08
34

a. Perusahaan harus dapat memberikan kontribusi bagi

kemajuan ekonomi, lingkungan dan sosial guna mencapai

pembangunan yang berkelanjutan;

b. Perusahaan harus menghormati HAM, dimana usaha-

usaha23yang dijalankan oleh perusahaan harus sesuai

dengan komitmen pemerintah negara dimana perusahaan

beroperasi.

c. Selain mengembangkan usaha baik di dalam dan diluar

negeri, perusahaan harus dapat mendorong pembangunan

lokal dengan bekerjasama dengan komunitas setempat.

d. Melalui penciptaan lapangan kerja dan pelatihan bagi

karyawan, perusahaan dapat meningkatkan pembentukan

human capital.

e. Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan segala

sesuatu yang bertentangan dengan hukum yang berkaitan

dengan sosial, lingkungan, keselamatan kerja,

perpanjakan, kesehatan, perburuhan, insentif, pembiayaan,

dll.

f. Perusahaan harus menerapkan tata kelola perusahaan

yang baik melalui prinsip Good Corporate Governance

(GCG).

23
: Ida Bagus Erwin Ranawijaya , Putu Devi Yustisia Utami,jurnal. Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam Hukum Adat Bali, Universitas Udayana, 02, Agustus 2020, h.45
35

g. Menumbuhkan rasa saling percaya antara masyarakat

setempat dengan perusahan dengan menerapkan

manajemen yang efektif.

h. Meningkatkan kesadaran pekerja dengan melakukan

penyuluhan mengenai kebijakan perusahaan dan program

pelatihan.

i. Tidak melakukan tindakan diskriminatif dan

ketidakdisiplinan.

j. Mengembangkan relasi bisnis untuk menerapkan aturan

perusahaan yang baik.

k. Tidak memihak terhadap kegiatan- kegiatan perpolitikan di

daerah tempat beroperasinya perusahaan.

Disamping konsep CSR menurut ISO 26000 dan OECD,

World Bank dan The World Busines Council for Sustainable

Development (WBCSD) juga memberikan pengertian bahwa

tanggung jawab sosial perusahaan adalah merupakan suatu

komitmen perusahaan dalam bidang bisnis untuk turut berperan

serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, kerjasama

dengan para karyawan, kerjasama dengan keluarga karyawan

dan juga kerjasama dengan masyarakat lokal. Hal ini dilakukan

guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. World

Bank kemudian menegaskan bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan pada “in ways that are both good for business and
36

good for development” yang diterjemahkan sebagai adanya

kemanfaatan atas aktivitas CSR pada usaha dan

pembangunan.24

2. Manfaat tanggung jawab sosial dan lingkungan

perusahaan

Suatu perusahaan dalam menjalankan program TJSL,

harus memberikan perhatian kepada tiga 3 (tiga) hal yaitu laba,

lingkungan dan masyarakat. Laba perusahaan, dapat

memberikan deviden bagi pemegang saham dengan

mengalokasikan sebagian laba yang didapatkan guna

membiayai pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa

depan, serta membayar pajak kepada pemerintah. TJSL dapat

dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi

perusahaan di tengah iklim bisnis yang semakin sarat

kompetisi.

Perusahaan yang menerapkan TJSL, diharapkan tidak

hanya mengejar keuntungan jangka pendek namun juga turut

berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas

hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka

panjang. Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh

dalam menjalankan TJSL khususnya dilihat dari sisi

perusahaan yaitu:

24
Ibid, h.46
37

a. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan yang

tidak pantas yang diterima perusahaan;

b. Sebagai pelindung dan membantu perusahaan

meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis;

c. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan, karena karyawan

akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang

memiliki25 reputasi yang baik, yang secara konsisten

melakukan upaya- upaya untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan

sekitarnya.

d. TJSL yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu

memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan

dengan para stakeholder-nya. Meningkatkan penjualan

seperti yang terungkap dalam riset Roper Search World

wide, yaitu bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-

produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten

menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki

reputasi yang baik.

Sementara itu, ada pendapat lain yang menjelaskan

bahwa manfaat eksternal dan internal yang dapat diperoleh

perusahaan dari penerapan TJSL sebagai berikut adalah:

25
Mohammad awaludin, 2021 tesis pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan di
kabupaten probolinggo, universitas islam malang hal.23
38

a. Manfaat internal

1) Penerapan TJSL akan meningkatkan reputasi perusahaan

sebagai badan hukum yang mengemban dengan baik

pertanggungjawaban secara sosial. Hal ini menyangkut

pemberian pelayanan yang baik kepada pihak eksternal

atau pemangku kepentingan eksternal.26

2) TJSL merupakan satu bentuk differensiasi produk yang

baik, artinya sebuah produk yang memenuhi persyaratan-

persyaratan ramah lingkungan dan merupakan hasil dari

perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial.

Sangat diperlukan kesesuaian antara berbagai aktifitas

sosial dengan karakteristik perusahaan yang juga khas.

Karakteristik ini mempunyai ekspektasi dari para

pemangku kepentingan tentang bagaimana seharusnya

perusahaan bertindak.

3) Melaksanakan TJSL dan membuka kegiatan TJSL secara

publik merupakan instrument untuk komunikasi yang baik

dengan khalayak. Pada gilirannya semua akan membantu

menciptakan reputasi image perusahaan yang lebih baik.

Hal tersebut, akan membantu perusahaan dan para

karyawannya dalam membangun keterikatan dengan

komunitas secara lebih kohensif dan ter-integrasi.

26
Ibid, h. 24
39

4) Kontribusi TJSL terhadap kinerja perusahaan akan dapat

terwujud paling tidak dalam dua bentuk. Pertama, dampak

positif yang timbul sebagai insentif (rewards) atas tingkah

laku positif dari perusahaan. Kontribusi ini sering disebut

sebagai kesempatan (opportunities). Kedua, kemampuan

perusahaan untuk mencegah munculnya konsekuensi

dari27 tindakan yang buruk atau dikenal sebagai “jaring

pengaman” atau safety nets bagi perusahaan.

b. Manfaat eksternal

1) Pengembangan aktifitas yang berkaitan dengan sumber

daya manusia. Aktifitas tersebut butuh praktik-praktik

ketenagakerjaan yang bertanggung jawab sosial.

2) Adanya pencegahan polusi dan reorganisasi pengelolaan

proses produksi dan aliran bahan baku, serta hubungan

dengan pemasok berjalan dengan baik. Muaranya

adalah peningkatan performa lingkungan perusahaan.

3) Menciptakan budaya perusahaan, kapabilitas sumber

daya manusia, dan organisasi yang baik.

4) Kinerja keuangan perusahaan, terutama harga saham

bagi perusahaan yang telah go public, menjadi lebih

baik.28

27
Ibid, h. 25
28
Ibid, h. 26
40
BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Profil umum tentang Kantor badan perencanaan pembangunan

daerah Kabupaten Probolinggo

Pada tahun 1978 Gubernur Kepala Daerah Jawa Timur

mengintruksikan kepada semua Bupati/Walikota di Jawa Timur agar

membentuk organisasi baru yaitu Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah. Atas dasar hal tersebut, maka

Pemerintahan Daerah kabupaten Probolinggo membentuk Badan

Perencanaan Pembangunan yang pertama.

Kantor Bappda Kabupaten Probolinggo Merupakan salah

satu ibu kota dan pusat pemerintahan kabupaten yang berada di

Kraksaan. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu

kabupaten yang terletak di wilayah tapal kuda. Jawa timur.

Kabupaten ini di kelilingi oleh pengunungan Tengger, Gunung

Semeru, dan Gunung Argopuro, Kabupaten Probolinggo memiliki

batas administrasi sebagai berikut :

−Sebelah Utara : Selat Madura

−Sebelah timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember

−Sebelah selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang

41
42

−Sebelah barat : Kabupaten Pasuruan

Kabupaten probolinggo terdiri dari 24 kecamatan yaitu:

Bantaran, Banyuanyar, Besuk, Dringu, Gading, Kotaanyar,

Kraksaan, Krejengan, Krucil, kuripan, Leces, Lumbang, Maron,

Paiton, Pakuniran, Pajarakan, Sukapura, Sumber, Sumberasih,

Tegalsiwalan, Tiris, Tongas, Wonomerto.

Untuk membentuk Kantor Bappeda seluruh Daerah Tingkat

II se Jawa Timur telah diterbitkan Surat Keputusan Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor BPPD.053/388/1980

tanggal 23 Mei 1980 tentang Pembentukan BAPPEDA Tingkat II.

Surat Keputusan ini dibuat dengan memperhatikan Surat

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980 tentang

Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Tingkat I dan Tingkat II.

bahwa untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan

sebagai upaya untuk mewujudkan kesejah teraan dan kemak

muran masyarakat serta kelestarian fungsi lingkungan hidup

merupakan bagian integral dalam penyelenggaraan Pemerintahan

di Kabupaten probolinggo 01 tahun 2014 tentang pelaksanaan

program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan,

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka perlu

menetapkan Peraturan tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,


43

Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan kabupaten

Probolinggo. Seiring dengan waktu dimulai dari awal dibentuknya

organisasi baru BAPPEDA dengan pemimpin  yang   telah  

berganti   berdasarkan urutan sebagai berikut :

NO NAMA JABATAN MASA


BAKTI
01 Ir.ANGGIT Ketua Bappeda 2017 s.d
HERMANUADI,M.SI kabupaten Probolinggo 2019
02 Drs. H. Tutug Edi Utomo. Ketua Bappeda 2019
MM, kabupaten Probolinggo
03 SANTIYONO, S.E., M.M Ketua Bappeda 2019
kabupaten Probolinggo sampai
sekarang29

2. Sejarah Pendirian Kantor badan perencanaan pembangunan

daerah Kabupaten Probolinggo

Sejarah Pendirian Kantor badan perencanaan pembangunan

daerah Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 10

Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Probolinggo, didalamnya disebutkan institusi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan Peraturan Bupati Probolinggo

29
Kantor badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten probolinggo
44

Nomor : 82 Tahun 2016, Tentang Uraian Tugas dan Fungsi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Probolinggo,

disebutkan bahwa BAPPEDA merupakan unsur perencana

penyelenggaraan pemerintah daerah, yang dipimpin oleh seorang

Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif

berkoordinasi dan dibina oleh Sekretaris Daerah.

BAPPEDA mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

dibidang perencanaan pembangunan daerah. Untuk melaksanakan

tugas, BAPPEDA mempunyai fungsi:

a. Penyusunan Kebijakan Teknis Perencanaan

b. Pengkoordinasian Penyusunan Perencanaan Pembangunan

c. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di Bidang Perencanaan

Pembangunan Daerah

d. Pelaksanaan Tugas Lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya30

3. Struktur Organisasi Kantor badan perencanaan pembangunan

daerah Kabupaten Probolinggo

30
https://bappeda.probolinggokab.go.id/laman/tupoksi-bappeda
45

Adapun Struktur Organisasi Kantor badan perencanaan

pembangunan daerah Kabupaten Probolinggo Sebagi berikut:

31
Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 339 tentang kedudukan,

susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja perangkat

daerah

a. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan dibidang

perencanaan serta bidang penelitian dan pengembangan

pembangunan daerah.

31
peraturan bupati probolinggo nomor : 14 tahun 2022 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi serta tata kerja perangkat daerah. h.282
46

b. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Bagian Susunan Organisasi

a. Susunan Organisasi Badan Perencanaan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah,terdiri atas :

1) Kepala Badan;

2) Sekretariat, membawahi :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b) Sub Bagian Keuangan;

c) Kelompok Jabatan Fungsional.32

d) Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan membawahi

Kelompok Jabatan Fungsional;

e) Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia

membawahi Kelompok Jabatan Fungsional;

f) Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam

membawahi Kelompok Jabatan Fungsional;

g) Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah

membawahi Kelompok Jabatan Fungsional;

h) Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Daerah membawahi Kelompok Jabatan

Fungsional;

32
Ibid, h. 193
47

i) Kelompok Jabatan Fungsional;

j) UPT.

3) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

4) Masing-masing Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang

berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala

Badan.

5) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub

Bagian yan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Sekretaris.

6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat 1) huruf b angka 3), huruf c, huruf d, huruf e, huruf f dan

huruf g bertanggungjawab kepada Pejabat Tinggi Pratama

melalui Pejabat Administrator yang memiliki keterkaitan

dengan pelaksana tugas jabatan fungsional.

7) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat 1) huruf g bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

8) UPT dipimpin oleh Kepala UPT yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan.


48

Struktur Organisasi Badan Perencanaan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dengan Peraturan Bupati ini.33

Tugas dan Fungsi Kepala Badan

a. Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam

melaksanakan fungsi penunjang dibidang perencanaan,

monitoring, evaluasi pembangunan, penelitian dan

pengembangan pembangunan daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

(a) Kepala Badan mempunyai fungsi :

1) penyusunan kebijakan teknis bidang perencanaan,

penelitian dan pengembangan pembangunan daerah;

2) pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang

perencanaan, penelitian dan pengembangan

pembangunan daerah;

3) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas teknis bidang perencanaan, penelitian dan

pengembangan pembangunan daerah;

4) pembinaan teknis bidang perencanaan, penelitian dan

pengembangan pembangunan daerah;

33
Ibid, h. 194
49

5) pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional

dan UPT;

6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.

Paragraf 2 Sekretaris Pasal 343

a. Sekretaris mempunyai tugas menyiapkan rumusan,

mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan,

pemantauan, evaluasi, pelaporan, pembinaan dan

memberikan pelayanan administrasi umum, kepegawaian,

perlengkapan, penyusunan program dan laporan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Sekretaris mempunyai fungsi :

1) Pengoordinasian dan penyusunan, pembinaan,

pemantauan, evaluasi rencana program dan kegiatan;

2) penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah dan pengelolaan

informasi;

3) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

program dan kegiatan;

4) pengoordinasian, pembinaan dan pengendalian penataan

organisasi dan tatalaksana;34

5) pembinaan, pemberian dukungan dan pengawasan

administrasi umum, meliputi ketatausahaan, kepegawaian,

34
Ibid, h. 195
50

hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kehumasan dan

barang milik daerah, kearsipan dan dokumentasi;

6) penyusunan, pelaksanaan, pengorganisasian, monitoring

dan evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP);

7) pengoordinasian penyusunan peraturan perundang-

undangan; pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala

Badan.

Alinea 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 344

a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai

tugas penyiapan bahan rumusan kebijakan, koordinasi dan

pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang

umum dan kepegawaian.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

mempunyai fungsi :

1) penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis dibidang

umum dan kepegawaian;

2) pengelolaan penatausahaan, pendistribusian dan

pengelolaan rumah tangga dan barang milik daerah;

3) penyusunan dan pengelolaan pelaksanaan ketatausahaan

kearsipan dan dokumentasi;

4) penyusunan dan pengelolaan administrasi kepegawaian

dan peningkatan sumber daya manusia;


51

5) penyiapan bahan data kelembagaan, analisa jabatan;

6) penyiapan bahan pelaksanaan hukum, organisasi dan

ketatalaksanaan;

7) pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan

umum dan kepegawaian;

8) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris.

Alinea 2 Kepala Sub Bagian Keuangan Pasal 345

a. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas

menyiapkan dan mengoordinasikan penyelenggaraan

urusan keuangan.35

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

1) penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis dibidang

keuangan;

2) pengelolaan administrasi keuangan;

3) pelaksanaan pengawasan dan evaluasi administrasi

keuangan;

4) penyiapan bahan verifikasi dan pembukuan;

5) penyusunan bahan evaluasi dan laporan pertanggung

jawaban pengelolaan administrasi keuangan;

6) pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap

pengelolaan keuangan;

35
Ibid, h. 196
52

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris.

Alinea 3 Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 346

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 340 huruf a ayat 2) huruf a mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan administrasi rencanaprogram/ kegiatan/

anggaran/ data danakuntabilitas kinerja instansi pemerintah;

b. penyusunan administrasi rencana program/ kegiatan/

anggaran/ data dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;

c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan rencana

program/kegiatan/anggaran data serta akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah;

d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris.

Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan

a. Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan mempunyai

tugas mengoordinasikan perumusan, pelaksanaan kebijakan

pembinaan teknis, pemantauan, evaluasi, pelaporan serta

pengendalian perencanaan pembangunan daerah bidang

infrastruktur dan kewilayahan.36

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan

mempunyai fungsi :

36
Ibid, h. 197
53

1) pengoordinasian perumusan, pelaksanaan kebijakan

pembangunan daerah lingkup bidang infrastruktur dan

kewilayahan meliputi Urusan Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang, Urusan Perumahan dan Kawasan

Permukiman, Urusan Lingkungan Hidup, Urusan

Perhubungan dan Urusan Kominfo;

2) pengoordinasian, sinergitas dan harmonisasi antara

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta antara

kegiatan perangkat daerah dengan kegiatan kementerian

atau lembaga, provinsi yang dilaksanakan di daerah

lingkup Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan;

3) pengordinasian dan pengendalian rencana pembangunan

dalam rangka sinergitas antara dokumen perencanaan

(RPJPD, RPJMD, RKPD) dengan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah lingkup Bidang

Infrastruktur dan Kewilayahan;

4) penyusunan rencana pembangunan daerah secara

holistik, integratif dalam penetapan program dan kegiatan

Perangkat Daerah lingkup Bidang Infrastruktur dan

Kewilayahan;

5) pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah

lingkup Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan;


54

6) pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan lingkup Bidang

Infrastruktur dan Kewilayahan;

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala

Badan.

Paragraf 4 Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan

Manusia Pasal 348

a. Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia

mempunyai tugas mengordinasikan perumusan, pelaksanaan

pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pemantauan,

evaluasi, pelaporan serta pengendalian perencanaan

pembangunan daerah Bidang Pemerintahan dan

Pembangunan Manusia.37

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan

Manusia mempunyai fungsi :

1) pengoordinasian perumusan kebijakan, perencanaan dan

pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan

daerah lingkup bidang Pemerintahan dan Pembangunan

Manusia, meliputi urusan pendidikan, Kesehatan,

ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan

masyarakat, sosial, tenaga kerja, pemberdayaan

37
Ibid, h. 198
55

perempuan dan perlindungan anak, adminsitrasi

kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan

masyarakat dan desa, pengendalian penduduk dan

keluarga berencana, kepemudaan dan olah raga,

kebudayaan serta perpustakaan;

2) pengoordinasikan sinergitas dan harmonisasi antara

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta antara

kegiatan perangkat daerah dengan kegiatan kementerian

atau lembaga, provinsi yang dilaksanakan di daerah;

3) pengordinasian dan pengendalian rencana pembangunan

pembangunan dalam rangka sinergitas antara dokumen

perencanaan (RPJPD, RPJMD, RKPD) dengan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

4) penyusunan rencana pembangunan daerah secara

holistik, integratif dalam penetapan program dan kegiatan

perangkat daerah lingkup bidang Pemerintahan dan

Pembangunan Manusia;

5) pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah

lingkup Bidang Pemerintahan dan Pembangunan

Manusia;
56

6) pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan lingkup Bidang

Pemerintahan dan Pembangunan Manusia;

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala

Badan.

Paragraf 5 Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya

AlamPasal 349

a. Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam

mempunyai tugas mengoordinasikan perumusan,

pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pemantauan,

evaluasi, pelaporan serta pengendalian perencanaan

pembangunan daerah Bidang Ekonomi dan Sumber Daya

Alam.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam

mempunyai fungsi :

1) pengoordinasian perumusan kebijakan, pelaksanaan

kebijakan perencanaan pembangunan daerah lingkup

Bidang Ekonomi Dan Sumber Daya Alam, meliputi urusan

tenaga kerja, pangan, koperasi dan usaha mikro,

penanaman modal, perikanan, pariwisata, pertanian,

kehutanan, energi dan sumber daya mineral,

perdagangan dan perindustrian;


57

2) pengoordinasian, sinergitas dan harmonisasi antara

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta antara

kegiatan perangkat daerah dengan kegiatan kementerian

atau lembaga, provinsi yang dilaksanakan di daerah;

3) pengordinasian dan pengendalian rencana pembangunan

dalam rangka sinergitas antara dokumen perencanaan

(RPJPD, RPJMD, RKPD) dengan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah;

4) penyusunan rencana pembangunan daerah secara

holistik, integratif dalam penetapan program dan kegiatan

perangkat daerah lingkup Bidang Ekonomi dan Sumber

Daya Alam;

5) pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah

lingkup Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

6) pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan lingkup Bidang

Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala

Badan.38

38
Ibid, h. 199
58

Paragraf 6 Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan

Daerah Pasal 350

a. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah

mempunyai tugas mengoordinasikan perumusan,

pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, penelitian,

pengembangan, penerapan dan perekayasaan,pemantauan,

evaluasi serta pelaporan pelaksanaan tugas Bidang

Penelitian dan Pengembangan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan

Daerah mempunyai fungsi :

1) penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis penelitian

dan pengembangan, penerapan dan perekayasaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan

tugas Bidang Penelitian dan Pengembangan

Infratsruktur dan Kewilayahan;

2) penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis penelitian

dan pengembangan, penerapan dan perekayasaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan

tugas Bidang Penelitian Dan Pengembangan

Pemerintahan dan Sosial Budaya;

3) penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis penelitian

dan pengembangan, penerapan dan perekayasaan,


59

pemantauan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan

tugas Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi

dan Sumber Daya Alam;

4) penyiapan bahan, pengoordinasian dan pengembangan

inovasi daerah, jaringan penelitian, fasilitasi penelitian

unggulan daerah dan penyebarluasan hasil kelitbangan;

5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala

Badan.

Paragraf 7 Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah Pasal 351

a. Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pengoordinasian dan

pelaksanaan tugas, pembinaan teknis, pengendalian,

pemantauan dan evaluasi, pelaporan kinerja pembangunan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah mempunyai fungsi : 39

1) perumusan kebijakan teknis, pengoordinasian dan

pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pemantauan,

evaluasi dan pelaporan perencanaan, pengendalian dan

evaluasi pembangunan daerah;

39
Ibid, h. 200
60

2) perumusan kebijakan teknis, pengoordinasian dan

pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pemantauan,

evaluasi dan pelaporan bidang analisa data, informasi

dan pelaporan kinerja pembangunan;

3) pengoordinasian, sinergitas dan harmonisasi antara

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta antara

kegiatan perangkat daerah dengan kegiatan

kementerian/lembaga, provinsi yang dilaksanakan di

daerah;

4) pengoordinasian dan pengendalian rencana

pembangunan dalam rangka sinergitas antara dokumen

perencanaan (RPJPD, RPJMD, RKPD) dengan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

5) penyiapan bahan evaluasi terhadap RPJPD, RPJMD dan

fasilitasi terhadap RKPD;

6) penyusunan rencana pembangunan daerah secara

holistik, integratif dalam penetapan program dan

kegiatan Perangkat Daerah lingkup Bidang Perencanaan

Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

7) pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah lingkup bidang Perencanaan Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah;


61

8) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala

Badan.

Kelompok Jabatan Fungsional

a. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 340 huruf a angka 2) huruf c) ayat (3) ayat 4) ayat 5) ayat

6) ayat 7) terdiri dari sejumlah tenaga dan jenis Jabatan

Fungsional yang dibutuhkan sesuai dengan bidang keahlian

dan keterampilan yang ditetapkan dan dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Jenis, jenjang dan jumlah Kelompok Jabatan Fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (a) berdasarkan kebutuhan,

analisis jabatan dan analisis beban kerja.

c. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (a) dapat dipimpin oleh Sub Koordinator pelaksana fungsi

pelayanan fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang

tugas dan fungsi Jabatan Administrator. 40

d. Sub Koordinator pelaksana fungsi pelayanan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (c) melaksanakan tugas

membantu Pejabat Administrator dalam penyusunan rencana,

pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan pada satu kelompok substansi pada masing-masing

pengelompokan uraian fungsi.

40
Ibid, h. 201
62

e. Sub Koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (c) dan (d)

ditetapkan oleh Bupati atas usulan Sekretaris Daerah.

f. Ketentuan mengenai pembagian tugas Sub Koordinator

sebagaimana dimaksud pada ayat (e) ditetapkan oleh Pejabat

Tinggi Pratama atau setingkat eselon IIb atas usulan Pejabat

Administrator melalui Surat Tugas.

Pasal 353

a. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 340 huruf (a) ayat (8) mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Kepala Badan sesuai dengan keahlian.

b. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan

fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai

dengan keahlian.

c. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (a), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang

ditunjuk oleh Bupati dan bertanggungjawab kepada Kepala

Badan.

d. Jumlah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (a), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban

kerja.
63

e. Jenis dan jenjang Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (a), diatur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 9 UPT Pasal 354

Jumlah, Nomenklatur, Susunan Organisasi serta Uraian

Tugas dan Fungsi UPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340

huruf (a) ayat 8, ditetapkan dalam Peraturan Bupati tersendiri

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 41

B. mekanisme pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan

lingkungan perusahaan yang berbasis sumber daya alam

menurut perda kabupaten probolinggo nomor 1 tahun 2014

tentang pelaksanaan TJSL perusahaan

Pelaksanaan Program TJSL Perusahaan ini dimaksudkan

untuk memberi kepastian dan perlindungan hukum atas

pelaksanaan TJSL di daerah dan memberi arahan dan pedoman

kepada semua perusahaan dan semua pemangku kepentingan

dalam penerapan TJSL yang partisipatif, transparan dan akun

tabel, meningkatkan peran dan partisipasi para pemangku

kepentingan, khususnya kalangan dunia usaha dalam rangka

optimalisasi pelaksanaan pembangunan di daerah.

41
Ibid, h, 202
64

Mekanisme Pelaksanaan Program TSL Perusahaan ini

bertujuan untuk mengintegrasikan penyelenggaraan program TJSL

perusahaan dengan Pemerintah Daerah, terwujudnya keselarasan

dan kerjasama pembangunan antara Pemerintah Daerah,

perusahaan dan masyarakat, memberi pedoman dan acuan

kepada perusahaan dan pemangku kepentingan dalam

pembentukan kelembagaan, perencanaan, penentuan program

dan sasaran, pelaksanaan serta evaluasi program TJS,

Ruang lingkup Pelaksanaan Program TJSL Perusahaan

meliputi: Kelembagaan TJSL, Tim Fasilitasi TJSL, Forum

Komunikasi TJSL, Perencanaan Program TJSL, Pelaksanaan

TJSL, Pembiayaan TJSL, Pemberian Penghargaan dan sanksi.

Untuk mendukung pelaksanaan TJSL, Pemerintah Daerah

membentuk Tim Fasilitasi yang ditetapkan dengan Keputusan

Bupati. Tim Fasilitasi bertugas untuk: melakukan inventarisasi

perusahaan yang wajib melaksanakan program TJSL, melakukan

inventarisasi usulan TJSL berdasarkan skala prioritas

pembangunan yang dapat didanai oleh TJSL, melakukan

sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi program TJSL dengan

program prioritas pembangunan daerah, bersama forum

komuniksai tanggung jawab sosial perusahaan (FKTSP),

menetapkan daftar usulan program prioritas TJSL yang akan

disampaikan kepada perusahaan; melakukan monitoring dan


65

evaluasi pelaksanaan program TJSL bersama FKTSP, melakukan

penilaian kepada perusahaan pelaksana program TJSL sebagai

bahan pertimbangan Bupati dalam pemberian penghargaan.

Pemerintah Daerah kabupaten probolinggo memberi

penghargaan kepada perusahaan yang telah melaksanakan

program TJSL. Pemberian penghargaan kepada perusahaan

pelaksana program TJSL dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali

dalam 2 (dua) tahun berdasarkan inovasi, keberlanjutan dan

kemanfaatan. Aspek kebijakan atau komitmen perusahaan dalam

program TJSL, dengan indikator utama yaitu jumlah dan nominal

program TJSL yang dilaksanakan oleh perusahaan setiap

tahunnya, aspek perencanaan program TJSL, dengan indikator

utama yaitu adanya kesesuaian rencana program TSJL dengan

program prioritas pembangunan Daerah; aspek monitoring dan

evaluasi program TJSL, dengan indikator utama yaitu adanya

laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi program TSLP yang

telah dilakukan oleh perusahaan Penilaian penghargaan kepada

perusahaan pelaksana program TJSL dilaksanakan oleh Tim

Fasilitasi.

Setiap Perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya

dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan Program TJSL, dengan berpedoman pada


66

ketentuan peraturan perundang-undangan. Program TJSL di

selaraskan dengan Agenda Prioritas Pembangunan Daerah, yang

mencakup :

1. bidang pendidikan ;

pengembangan akses pelayanan pendidikan, peningkatan

sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu pendidik

dan tenaga kependidikan, peningkatan dan pengembangan

siswa berprestasi, peningkatan kerjasama Perusahaan dengan

perguruan tinggi dalam menunjang pendidikan masyarakat,

pemberian bantuan kepada siswa dari keluarga yang tidak

mampu

2. bidang kesehatan ;

Program TJSL bidang kesehatan peningkatan mutu sumber

daya manusia dibidang kesehatan, peningkatan mutu pelayanan

dan akses kesehatan.

3. bidang infrastruktur ;

Program TJSL bidang infrastruktur pembangunan atau

peningkatan jalan dan jembatan pedesaan, pembangunan

drainase lingkungan pemukiman, pembangunan jaringan irigasi

pedesaan, pembangunan jaringan air bersih, pembangunan

septitank dan komunal.


67

4. bidang lingkungan hidup ;

pendampingan kepada Usaha Kecil Menengah dalam

penerapan produksi bersih, kegiatan konservasi energi dan

sumber daya alam, pengelolaan sampah melalui 3R (reuse,

reduce, recycle), adaptasi perubahan iklim.

5. bidang sosial dan budaya ;

bantuan kegiatan sosial di masyarakat, bantuan

pembangunan dan/atau pemeliharaan sarana prasarana

peribadatan, bantuan peringatan hari-hari besar keagamaan,

bantuan lomba dan kegiatan keagamaan, bidang olahraga.

perlindungan pengetahuan tradisional seni dan budaya dalam

masyarakat mencakup inventarisasi pengetahuan tradisional

seni dan budaya dalam masyarakat pendaftaran Hak Atas

Kekayaan Intelektual (HAKI) pengetahuan tradisional seni dan

budaya dan/atau revitalisasi pengetahuan tradisional seni dan

budaya melalui event pameran atau gelar seni budaya dengan

sponsorship swasta dan pemerintah, pembangunan sarana seni

dan budaya, mencakup revitalisasi sarana dan prasarana seni

dan budaya penguatan kearifan lokal ; dan/ pengembangan

skema perlindungan sosial berbasis masyarakat.

6. bidang olahraga ;

Program TJSL bidang olahraga pembinaan dan kaderisasi

atlet olah raga berprestasi, penguatan sarana olahraga


68

mencakup pembangunan gedung olahraga penyediaan alat-alat

olahraga bagi siswa sekolah ; dan/atau pengembangan pusat

informasi pendidikan dan pelatihan keolahragaan, pemberian

sponsorship pada event olahraga.

C. sistem pembinaan dan pengawasan yang di lakukan badan

perencanaan pembangunan daerah kabupaten probolinggo

terhadap pelaksanaan program TJSL oleh perusahaan yang

berbasis sumber daya alam.

1. Sistem pembinaan dan pengawasan

Untuk mendukung proses tanggung jawab sosial dan

lingkungan badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten

probolinggo ialah membuat forum untuk mempermudah

mengkoordinir semua perusahan yang berbasis sumber daya

alam yang berada di wilayah kabupaten probolinggo yaitu forum

komunikasi tanggung jawab sosial perusahaan (FKTSP).

a. Untuk melaksanakan program TJSL, perusahaan yang

berdomisili di daerah membentuk FKTSP.

b. forum komunikasi tanggung jawab sosial perusahaan

(FKTSP). sebagaimana bertugas untuk melakukan

inventarisasi rencana program TJSL oleh perusahaan,

bersama Tim Fasilitasi menetapkan daftar usulan prioritas

TJSL yang akan disampaikan kepada perusahaan,


69

melakukan penyelarasan sinkronisasi, harmonisasi dan

integrasi program TJSL dengan usulan prioritas yang telah

ditetapkan, menginformasikan basil integrasi rencana

program TJSL dengan program prioritas Daerah kepada

perusahaan, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

program TJSL bersama Tim Fasilitasi.

Struktur organisasi dan pengurus FKTSP ditentukan

melalui musyawarah dengan melibatkan perusahaan.

Perusahaan yang berdomisili di daerah wajib tergabung dalam

FKTSP. Dalam hal perusahaan yang berdomisili diluar daerah,

namun melakukan aktifitas usaha di daerah, perusahaan

dimaksud wajib melaksanakan program TJSL dengan

melakukan koordinasi kepada FKTSP.

2. Perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial dan

lingkungan akan di berikan sebuah penghargaan dari pemerintah.

Pemerintah Daerah memberi penghargaan kepada

perusahaan yang telah melaksanakan program TJSL. Pemberian

penghargaan kepada perusahaan dilaksanakan sekurang-

kurangnya sekali dalam inovasi, keberlanjutan dan kemanfaatan.

pelaksana program TJSL 2 (dua) tahun berdasarkan novasi,

keberlanjutan dan kemanfaatan. Kriteria sebagaimana dimaksud

paling kurang memenuhi aspek sebagai berikut :


70

a. aspek kebijakan/komitmen perusahaan dalam program TJSL,

dengan indikator utama yaitu jumlah dan nominal program

TJSL yang dilaksanakan oleh perusahaan setiap tahunnya;

b. aspek perencanaan program TJSL, dengan indikator utama

yaitu adanya kesesuaian rencana program TSJL dengan

program prioritas pembangunan Daerah;

c. aspek monitoring dan evaluasi program TJSL, dengan

indikator utama yaitu adanya laporan pelaksanaan monitoring

dan evaluasi program TSLP yang telah dilakukan oleh

perusahaan Penilaian penghargaan kepada perusahaan

pelaksana program TJSL dilaksanakan oleh Tim Fasilitasi.

Pemerintahan kabupaten probolinggo apresiasi perusahaan

melalui CSR/TJSL award 21 november 2019. penerima

penganugerahan csr award 2019 “anucara hati” kabupaten

probolinggo (trophy dan piagam).

Berikut data-data :

1. PENGHARGAAN ADINIROGA

KATEGORI : Health Responsibility Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Kesehatan)

DIBERIKAN KEPADA:

RS GRAHA SEHAT KRAKSAAN


71

2. PENGHARGAAN ADIPARAHITA

KATEGORI: Local Economic Responsibility Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Pengembangan Ekonomi Lokal)

DIBERIKAN KEPADA:

PT. PJB UP PAITON

PT. SURYAJAYA ABADIPERKASA

3. PENGHARGAAN ADINITYASA

KATEGORI : Nature Responsibility Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Hidup)

DIBERIKAN KEPADA:

PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON

4. PENGHARGAAN ADINIWASIKA

KATEGORI : Poverty Alleviation Responsibility Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Pengentasan Kemiskinan)

DIBERIKAN KEPADA:

BANK JATIM CABANG KRAKSAAN

PT. CENDANA PUTRA NUSANTARA

PG PADJARAKAN – PTPN XI
72

5. PENGHARGAAN ADINISCITA

KATEGORI : SMEs Responsibility Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Pengembangan UMKM)

DIBERIKAN KEPADA:

PT. PAITON ENERGY – PT. POMI

PT. HM SAMPOERNA TBK

PT. SASA INTI

6. PENGHARGAAN ADINIRWASITA

KATEGORI :Education Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Pendidikan)

DIBERIKAN KEPADA:

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Probolinggo

7. PENGHARGAAN ADINARMA

KATEGORI : Tourism Responsibility Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Pariwisata)

DIBERIKAN KEPADA:

PT. PJB UP PAITON


73

8. PENGHARGAAN ADIMARGA

KATEGORI : Infrastructure Responsibility Award

(bidang Tanggung Jawab Sosial Infrastruktur)

DIBERIKAN KEPADA:

- PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM

Piagam Penghargaan juga kami berikan kepada perusahaan :

1. PT. JAWA POWER – PT. YTL JAWA TIMUR

2. PT. PELINDO III PELABUHAN PROBOLINGGO

3. PG GENDING – PTPN XI

4. PT Bank Bukopin Tbk

5. PT. GUDANG GARAM Tbk

6. PT. PLN UP3 PASURUAN

7. PT. GRIYA SHEILA AMARIS

8. PT. MALINDO PROBOLINGGO 3

9. PT. SAMAWA PROPERTI

10. PT. ERA CIPTA PRIMA

11. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

12. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

13. PT. Kutai Timber Indonesia

14. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk


74

Atas partisipasi, dukungan dan kontribusinya melalui

program CSR (Corporate Social Responsibility) dilingkungan

Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

Kepada penerima Tropy dan penghargaan Anugerah CSR

AWARD 2020 kami persilakan naik ke atas panggung.

Penerima Tropy dibarisan depan, penerima piagam

penghargaan di belakang penerima trophy

3. Perusahaan yang tidak mematuhi aturan akan di kenakan sanksi

Perusahaan yang tidak melaksanakan Program TJSL

dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis dalam

bentuk :

a. Surat teguran Pemberian surat teguran dilaksanakan

berdasarkan hasil monitoring oleh Tim Fasilitasi yang dituangkan

dalam Berita Acara.

b. Pembatasan kegiatan usaha.

c. Tim Fasilitasi mengoordinasikan pemberian sanksi berdasarkan

hasil monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersama

Perangkat Daerah terkait.

d. Sanksi administratif berupa Surat Teguran dilakukan maksimal 3

(tiga) kali dan dilaksanakan secara patut dan tertib.


75

e. Setiap Perusahaan yang melanggar ketentuan Program

Pelaksanaa TJSL Perusahaan dikenakan teguran tertulis

pertama.

Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah

diberikan teguran tertulis pertama. perusahaan masih

melakukan pelanggaran dan/atau belum menyampaikan surat

kesanggupan melaksanakan TJSL secara tertulis, maka

diberikan teguran tertulis kedua. Apabila dalam jangka waktu 7

(tujuh) hari kerja setelah diberikan teguran tertulis kedua,

perusahaan masih melakukan pelanggaran atau belum

menyampaikan surat kesanggupan melaksanakan TJSL secara

tertulis, maka diberikan teguran tertulis ketiga. Apabila dalam

jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diberikan teguran

tertulis ketiga, perusahaan masih melakukan pelanggaran dan/

atau belum menyampaikan surat kesanggupan melaksanakan

TJSL secara tertulis, maka diberikan sanksi pembatasan

kegiatan usaha.

f. Pembatasan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 huruf b, dikenakan apabila usaha dan/ atau yang

bersangkutan, masih melakukan pelanggaran sekalipun telah

diberikan teguran tertulis. Permohonan pembatasan kegiatan

usaha diusulkan kepada Bupati oleh Tim Fasilitasi untuk


76

diberikan pembatasan kegiatan perusahaan. pembatasan

kegiatan usaha untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

Faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan dan

pengawasan program tanggung jawab sosial dan lingkungan

perusahaan yang berbasis sumber daya alam menurut BAPPEDA

kabupaten probolinggo. Alur perencanaan,monitoring dan evaluasi

belum detail, usulan kebutuhan belum seluruhnhya sesuai dengan

arah tujuan TJSL.42

42
Wawancara di kantor badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten probolinggo
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mekanisme Pelaksanaan Program TSL Perusahaan ini

bertujuan untuk mengintegrasikan penyelenggaraan program

TJSL perusahaan dengan Pemerintah Daerah, terwujudnya

keselarasan dan kerjasama pembangunan antara Pemerintah

Daerah, perusahaan dan masyarakat, memberi pedoman dan

acuan kepada perusahaan dan pemangku kepentingan dalam

pembentukan kelembagaan, perencanaan, penentuan program

dan sasaran, pelaksanaan serta evaluasi program TJS,

2. Untuk mendukung pelaksanaan TJSL, Pemerintah Daerah

membentuk Tim Fasilitasi yang ditetapkan dengan Keputusan

Bupati. Tim Fasilitasi bertugas untuk: melakukan inventarisasi

perusahaan yang wajib melaksanakan program TJSL,

melakukan inventarisasi usulan TJSL berdasarkan skala

prioritas pembangunan yang dapat didanai oleh TJSL,

melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi program

TJSL dengan program prioritas pembangunan daerah, bersama

77
78

FKTSP, menetapkan daftar usulan program prioritas TJSL yang

akan disampaikan kepada perusahaan; melakukan monitoring

dan evaluasi pelaksanaan program TJSL bersama FKTSP,

melakukan penilaian kepada perusahaan dan memberikan

penghargan bagi perusahaan yang pelaksana program TJSL.

B. Saran

1. Bagi perusahaan yang mempunyai kewajiban untuk melak

sanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan

hendaknya melakukan kegiatan TJSL dengan sukarela, serta

menerapkan etika bisnis dalam kegiatan usahanya.

2. Bagi badan perencanaan pembangunan daerah semoga

kedepannya lebih baik dan bisa memonitoring dan megevaluasi

perusahaan yang berada di daerah kabupaten probolinggo.

3. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan atau menambahkan

variabel penelitian lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini

seperti umur perusahaan, kepemilikan publik, ukuran dewan

komisaris, pengungkapan media, dan sebagainya untuk lebih

menjelaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan

perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai