TINJAUAN PUSTAKA
16
17
a. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara sesar.
Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi
komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu
bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami
sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
dilahirkan secara normal (Manuaba, 2012).
b) Presentasi muka
21
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi
berada pada posisi terendah dan tetap paling
depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan
sendirinya akan berubah menjadi letak muka
atau letak belakang kepala.
2) Letak sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin
terletak memanjang dengan kepala difundus uteri
dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni
presentasi bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna
dan presentasi kaki.
3) Letak lintang
Letak lintang atau miring (oblique) ini adalah
kelainan yang sering terjadi. Menyebabkan poros
janin tidak seusai dengan arah jalan lahir. Kelainan
ini hanya terjadi sebanyak 1%. Kelainan ini
biasanya ditemukan pada perut ibu yang
menggantung atau karena adanya kelainan bentuk
rahim. Sebelum memutuskan melakukan tindakan
operasi harus mempertimbangkan faktor
22
2.1.6 Menurut Mochtar (2013), perawatan yang diberikan pada pasien post
seksio sesaria diantaranya :
2.1.6.1 Pemberian cairan
Pada pasien post operasi pada 24 jam pertama dianjurkan
untuk puasa post operasi maka pemberian cairan perinfus
harus cukup banyak dan mengandung elektrolit yang
diperlukan agar tidak terjadi hipertermia, dehidrasi dan
komplikasi pada organ-organ tubuh yang lain. Cairan yang
diberikan biasanya dektrosa 5- 10%, garam fisiologis dan
Ringer laktat secara bergantian, jumlah tetesan tergantung
pada keadaan dan kebutuhan, kira-kira 20 tetes permenit.
2.1.6.2 Diet
Pemberian sedikit minuman sudah boleh diberikan pada 6-10 jam
setelah operasi berupa air putih yang jumlahnya dapat dinaikkan
pada hari pertama dan kedua pasca operasi.
2.1.6.3 Nyeri
Saat pasien sadar, 24 jam pertama rasa nyeri masih dirasakan
24
2.1.6.4 Mobilisasi
Mobilisasi secara bertahap sangat berguna untuk membantu
jalannya penyembuhan pasien. Miring kanan dan kiri sudah dimulai
sejak 6-10 jam setelah pasien sadar, latihan pernapasan dapat
dilakukan pasien sambil tidur terlentang setelah sadar. Pada hari
kedua pasien dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk
bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai
batukbatuk kecil guna untuk melonggarkan pernapasan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan diri pasien untuk pulih.
2.1.6.5 Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada pasien, menghalangi involusi uteri dan menyebabkan
perdarahan, oleh karena itu dianjurkan pemasangan kateter tetap
yang terpasang 24-48 jam atau lebih tergantung jenis operasi dan
keadaan pasien.
2) Jenis Kelamin
Selain jenis ras, faktor yang mempengaruhi lainnya
adalah jenis kelamin. Perbedaan perilaku pria dan
wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan
melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku
berdasarkan pertimbangan rasional. Sedangkan
wanita berperilaku berdasarkan emosional.
28
3) Sifat Fisik
Salah satu faktor genetik dalam individu adalah sifat
fisik. Perilaku individu akan berbeda-beda karena
sifat fisiknya yang tidak sama.
4) Kepribadian
Perilaku individu merupakan manifestasi dari
kepribadian yang dimilikinya sebagai pengaduan
antara faktor genetik dan lingkungan. Perilaku
manusia tidak ada yang sama karena adanya
perbedaan kepribadian yang dimiliki individu.
5) Bakat Pembawaan
Bakat pembawaan adalah kemampuan individu
untuk melakukan sesuatu lebih sedikit sekali
bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
6) Intelegensi
Intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu,
oleh karena itu kita kenal ada individu yang intelegensi
tinggi yaitu individu yang dalam pengambilan keputusan
dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sedangkan
individu yang memiliki intelegensi rendah dalam
pengambilan keputusan akan bertindak lambat.
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan disini menyangkut segala sesuatu
yang ada disekitar individu. Lingkungan sangat
berpengaruh terhadap individu karena lingkungan
merupakan lahan untuk perkembangan perilaku
(Sunaryo et al., 2016). Menurut Notoatmodjo
(2014), perilaku itu dibentuk melalui suatu proses
dalam interaksi manusia dengan lingkungan.
2) Usia
Salah satu faktor dari luar individu adalah usia
seseorang. Usia adalah faktor terpenting juga dalam
menentukan sikap individu, sehingga dalam keadaan
diatas responden akan cenderung mempunyai
perilaku yang positif dibandingkan umur yang
dibawahnya (Sunaryo et al., 2016).
3) Pendidikan
Kegiatan pendidikan formal maupun informal
berfokus pada proses belajar dengan tujuan agar
terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti
30
4) Pekerjaan
Faktor lainnya yaitu pekerjaan, bekerja adalah salah satu
jalan yang dapat digunakan manusia dalam menemukan
makna hidupnya. Dalam berkarya manusia menemukan
sesuatu serta mendapatkan penghargaan dan pencapaian
pemenuhan diri (Sunaryo et al., 2016).
5) Agama
Faktor agama merupakan faktor yang berasal dari luar
individu. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang
masuk dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat
berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap, bereaksi dan
berperilaku individu (Sunaryo et al., 2016).
6) Sosial Ekonomi
31
7) Kebudayaan
Faktor dari luar individu lainnya adalah faktor
kebudayaan, Kebudayaan diartikan sebagai
kesenian, adatistiadat atau peradaban manusia,
dimana hasil kebudayaan manusia akan
mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri
(Sunaryo et al., 2016).
2.2.2.6 Hal- hal yang perlu diperlu diperhatikan dalam mobilisasi dini :
a. Janganlah terlalu cepat untuk melakukan mobilisasi dini
sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh terutama bila kondisi ibu
masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Apabila
mobilisasinya terlambat juga dapat menyebabkan
36
b. Menggerakkan kaki
Setelah mengembalikan badan ke kanan dan ke kiri,
mulai gerakan kedua belah kaki. Mitos yang
38
c. Duduk
Setelah merasa lebih ringan cobalah untuk duduk di
tempat tidur. Bila merasa tidak nyaman jangan
dipaksakan lakukan perlahan-lahan sampai terasa
nyaman
e. Ke kamar mandi
Hal ini harus dicoba setelah memastikan bahwa keadaan
ibu benar benar baik dan tidak ada keluhan. Hal ini
bermanfaat untuk melatih mental karena adanya rasa
takut pasca persalinan.
2.3.1.3 Perdarahan
Perdarahan terjadi dikarenakan komplikasi post Sectio
Caesarea yang mengalami ruptur pada dinding uteri atau
terdapat masalah hoemostasis pada sirkulasi darah dan juga
banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka,
antonia uteri, dan adanya perdarahan pada placental bed
(Mochtar, 2013). Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan
melakukan mobilisasi dini. Perdarahan abnormal dan
subinvolusi uterus merupakan dampak jika pasien tidak
melakukan mobilisasi dini.
41
4) Tingkat Panik
Kecemasan pada tingkat ini sudah berhubungan
dengan ketakutan dan terror karena mengalami
kehilangan kendali. Seseorang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik meningkatkan aktivitas
motoric, menurunkan kemampuan berhubungan
dengan orang lain, persepsi menyimpang, serta
kehilangan pemikiran rasional
2.3.2.2 Motivasi
Menurut Setiawati and Dermawan (2008)motivasi berasal
dari kata “motiv” yang memiliki makna daya penggerak
yang akan menjadi aktif jika disertai dengan kebutuhan
yang akan dipenuhi. Motivasi menurut Setiawati and
Dermawan (2008) merupakan perubahan energi dalam diri
seseorang berupa tindakan dalam pencapaian tujuan.
2.3.5.2 Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki
oleh seorang wanita semakin tinggi paritas maka semakin
tinggi pulakemampuan ibu untuk melakukan mobilisasi
dini karena dipengaruhi oleh paparan informasi yang
diterima dan pengalaman ibu bersalin
sebelumnya.Menurut Prawirohardjo (2009); Susilowati
(2015) paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grandemultipara.
a. Klasifikasi paritas
1) Primipara adalah wanita yang melahirkan bayi untuk
pertama kali setelah masa gestasi 20 minggu (Wulandari
et al., 2021).
2) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan lebih dari
2 kali (Wulandari et al., 2021).
3) Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan
5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit
dalam kehamilan (Padila, 2014).
2) Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan
informasi, saran atau umpan balik tentang situasi
dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini
dapat menolong individu untuk mengenali dan
mengatasi masalah dengan mudah.
3) Dukungan emosional
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh
keluarga sehingga individu dapat menghadapi masalah
dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam
menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
4) Dukungan pengharapan
Dukungan pengharapan meliputi pertolongan pada
individu untuk memahami kejadian stres lebih baik
dan juga sumber stres serta strategi koping yang
dapat digunakan dalam menghadapi stresor.
Dukungan sosial keluarga dapat membantu
meningkatkan strategi koping individu dengan
menyarankan strategi-strategi alternatif yang
didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan
49
3) Dukungan penilaian
4) Dukungan emosional
Paritas
Perilaku Mobilisasi Dini
6-8 jam setelah post Sectio
Tingkat Kecemasan Caesarea (SC), 12-24 jam
setelah post Sectio Caesarea
(SC), dan >24jam setelah post
Dukungan Keluarga Sectio Caesarea (SC)
Dukungan Tenaga
Kesehatan
2.5 Hipotesis