Literatur Review Sri Aulia Purnama Sari - 1610912320048
Literatur Review Sri Aulia Purnama Sari - 1610912320048
Skripsi
Diajukan guna memenuhi sebagai syarat
memperoleh derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Disusun Oleh :
Sri Aulia Purnama Sari
1610912320048
Juli, 2020
iii
ABSTRAK
Alat kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara (Reversible) dan permanen (Irreversible). Menurut World Health
Organization (WHO) 2014, penggunaan kontrasepsi telah meningkat dibanyak bagian
dunia, terutama Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Jumlah
penggunaan alat kontrasepsi Indonesia tahun 2008 merupakan jumlah terendah di Asia
Tenggara sebesar 61%, kemudian diikuti Vietnam 78% dan Filipina 79%, dan Thailand
sebesar 80%, sedangkan Total Fertility Rate (TFR) Indonesia 2,6. Berdasarkan data
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Indonesia pada
tahun 2018 tercatat sebanyak 23.361.189 peserta KB aktif dan sebanyak 13.632.536
peserta yang tidak ikut KB. Sedangkan pada Provinsi Kalimantan Selatan didapatkan data
pada tahun 2018 tercatat sebanyak 499.850 peserta KB aktif dan sebanyak 191.425
peserta yang tidak mengikuti KB.Tujuan penulisan ini adalah menjelaskan hubungan
pengetahuan, sikap, dan dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi
keluarga berencana (KB). Penelitian ini menggunakan metode systematic
literature review (SLR) terhadap 10 artikel penelitian yang berkaitan. Sumber
data yang digunakan pada penelitian ini yaitu artikel penelitian terdahulu yang
dikumpulkan full text nya melalui database Google Scholar, Portal Garuda dan
Doaj.org. Hasil penelitian menunjukkan persentasi artikel penelitian yang sejalan
dengan teori untuk variabel pengetahuan (88,89%), sikap (100%) dan dukungan
suami (80%) yang menyatakan memiliki hubungan dengan penggunaan alat
kontrasepsi keluarga berencana (KB). Hal ini dikarenakan adanya kesesuaian
antara hasil penelitian terdahulu dengan aspek teoritis.
iv
ABSTRACT
LITERATURE REVIEW: THE RELATIONSHIP BETWEEN
KNOWLEDGE,ATTITUDES, AND SUPPORT OF HUSBAND BY
CONTRACEPTIVE USAGE KELUARGA BERENCANA (KB)
Sri Aulia Purnama Sari
Contraception is an attempt to prevent pregnancy. These efforts can be both
Reversible and Irreversible. According to the World Health Organization (WHO)
2014, contraceptive use has increased in many parts of the world, especially Asia
and Latin America and the lowest is in Sub-Saharan Africa. The number of
contraceptives used in Indonesia in 2008 was the lowest in South east Asia at
61%, followed by Vietnam with 78% and the Philippines 79%, and Thailand at
80%, while Indonesia's Total Fertility Rate (TFR) was 2.6. Based on data from
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Indonesia in
2018 recorded 23,361,189 active family planning participants and 13,632,536
participants who did not participate in family planning. Where as in South
Kalimantan Province, data was obtained that in 2018 there were 499,850 active
family planning participants and 191,425 participants who did not participate in
family planning. The purpose of this paper is to explain the relationship between
knowledge, attitudes, and support of husbands with the use of family planning
contraceptives (KB). This study uses the systematic literature review (SLR)
method of 10 related research articles. Sources of data used in this study are
previous research articles that were collected in full text through the Google
Scholar database, Garuda Portal and Doaj.org. The results showed the
percentage of research articles that were in line with the theory for the variables
of knowledge (88.89%), attitude (100%) and husband's support (80%) which
stated that they had a relationship with the use of family planning contraceptives
(KB). This is because there is an agreement between the results of previous
research and theoretical aspects.
Keywords: Contraception, knowledge, attitude, support of husband
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
Dr. Iwan Aflanie, dr., M.Kes., Sp.F, SH selaku dekan Fakultas Kedokteran
Nur Laily, SKM, M.Kesyang berkenan memberikan saran dan arahan dalam
Kedua Dosen Penguji, Fahrini Yulidasari, SKM, MPH dan Fauzie Rahman,
SKM, MPHyang memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini menjadi
semakin baik.
vi
Perwakilan Badan Kepependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan keberhasilan dan
kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian skripsi
ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan kesehatan dan
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Sintesis Data·············································· 63
B. Pembahasan ····················································· 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan························································ 81
B. Saran ······························································· 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah susuk (implant), IUD, MOP
(Medis Operasi Pria) dan MOW (Medis Operasi Wanita) dan Non MKJP yaitu
telah meningkat dibanyak bagian dunia, terutama Asia dan Amerika Latin dan
meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun
2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan
61,6%, sedangkan Amerika Latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi
67,0% (2).
1
2
jumlah terendah di Asia Tenggara sebesar 61%, kemudian diikuti Vietnam 78%
dan Filipina 79%, dan Thailand sebesar 80%, sedangkan Total Fertility Rate
23.361.189 peserta Kb aktif dan sebanyak 13.632.536 peserta yang tidak ikut KB.
Sedangkan pada Provinsi Kalimantan Selatan didapatkan data pada tahun 2018
tercatat sebanyak 499.850 peserta KB aktif dan sebanyak 191.425 peserta yang
Dalam hal ini berarti jika penggunaan alat kontrasepsi keluarga berencana
(KB) rendah dapat berdampak pada fertilitas yang akan mendorong jumlah
dan terlalu tua untuk hamil) yang merupakan salah satu diantara berbagai
penyebab tidak langsung kematian ibu. Selain itu, laju pertumbuhan penduduk
dilaksanakan dengan baik, hambatan budaya, kelompok wanita yang sudah tidak
ingin anak lagi tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi (unmet need), dan
kelompok hard core yaitu kelompok wanita yang tidak mau menggunakan alat
kontrasepsi baik pada saat ini maupun pada waktu yang akan datang. Menurut
seseorang dalam berperilaku sehat yaitu dipengaruhi oleh 3 faktor utama, faktor
seperti keterampilan dan sumber daya. Yang terakhir faktor penguat (reinforcing
factor) seperti dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, media massa dan
yang baik tentang metode kontrasepsi akan menyebabkan sikap positif terhadap
seseorang untuk ber KB dan pengetahuan yang rendah dapat membuat seseorang
tidak ingin menggunakan KB. Menurut Notoadmodjo (2003) yang dikutip dalam
Zuraidah (2017), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
pengetahuan yang baik akan alat kontrasepsi dapat menghindari kesalahan dalam
pemilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai bagi pengguna itu sendiri. Karena
antara sikap dengan pemanfaatan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB), dalam
penelitian ini paling banyak didapatkan sikap positif. Sikap merupakan reaksi atau
respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
(2019), salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan KB yaitu adanya faktor
dukungan kader kesehatan dan berbagai bentuk dukungan lainnya. Penelitian lain
oleh Tampubolon dan Tarigan (2018) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan
upaya yang diberikan oleh suami baik dalam bentuk mental, fisik maupun sosial.
Berdasarkan dari prevalensi masih adanya pasangan usia subur (PUS) yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB), maka perlu suatu
B. Pertanyaan Penelitian
3. Bagaimana dukungan dari suami kepada pasangan usia subur (PUS) dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari literature review ini adalah untuk menjelaskan hubungan
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
dengan instansi terkait melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
Serta diharapkan tulisan ini menjadi sumber referensi informasi mengenai alat
2. Manfaat Praktis
keluarga berencana (KB) yang efektif dan efisien. Serta diharapkan dapat
7
berencana (KB).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
planning atau birth control ada juga yang menyebutnya dengan planning
yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-
berupa daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan serta kondisi
8
9
perikemanusiaan (17).
berencana (KB) adalah tingkat putus pakai. Satu wanita dapat memakai alat/cara
keluarga berencana (KB) lebih dari 1 episode atau penggunaan alat/cara keluarga
kesuburan(18, 19).
yang jangka waktu menggunakannya lebih dari 2 tahun untuk cara yang efektif
digunakan lebih dari 3 tahun. MJKP juga digunakan ibu apabila sudah tidak ingin
menambah anak kembali. Selain itu jarak kehamilan yang baik bagi ibu untuk
hamil kembali yang paling ideal dapat dihitung sejak setelah ibu melahirkan
hingga akan memasuki masa hamil selanjutnya yaitu 2-5 tahun. Secara umum
29% wanita yang mulai memakai alat/cara KB dalam 5 tahun, berhenti memakai
alat/cara KB itu dalam waktu 12 bulan setelah mulai memakai. Alasan berhenti
memakai dapat dikarenakan metode gagal, ingin hamil, merasakan efek samping
atau masalah kesehatan, ingin metode yang lebih efektif, akses terbatas, merasa
daerah (17).
sebanyak 50%.
“dua anak lebih baik, tiga orang stop, lelakiperempuan sama saja” sehingga
melembaga dan merasa bangga dengan jumlah keluarga yang relatif kecil
b. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak;
11
berencana; dan
kehamilan.
tersebut. Dengan mengikuti salah satu metode kontrasepsi yang ditawarkan, maka
dari sinilah sebuah keluarga telah berjalan menuju sebuah keluarga yang
c. Meningkatkan PUS (Pasangan Usia Subur) yang tidak ingin punya anak
efisien.
tahun.
Keluarga Berencana.
13
Ambarwati (2018), pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang
saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi ataupun tidak. PUS berkisar
antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup
matang dalam segala hal termasuk sistem reproduksi. PUS adalah sepadang suami
istri dimana usia istri antara 15-49 tahun, dan pasangan suami istri yang berusia
kurang dari 15 tahun setelah menikah atau istri berusia lebih dari 49 tahun tetapi
6. Alat Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah atau melawan
dan “Konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma
pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan. Namun tidak
pencegahan kehamilan. Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan
1) Aman
2) Berdaya guna
Jika digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah kehamilan. Ada
tersebut digunakan secara terus menerus dan sesuai dengan petunjuk yang
3) Dapat diterima bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan
budaya di masyarakat.
Ada dua macam penerimaan terhadap kontrasepsi yakni penerimaan awal dan
persuasi yang diberikan oleh petugas KB. Penerimaan lanjut dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti umur, motivasi, budaya, sosial ekonomi, agama, sifat
yang ada pada alat kontrasepsi dan faktor daerah (desa/ kota).
7. Jenis-Jenis Kontrasepsi
IUS.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis susuk/ implant, IUD, MOP
serta MOW
Yang termasuk metode ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode lain selain
sepuluh tahun yang terdiri dari Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode
Operasi Pria (MOP), serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Sedangkan
implan atau yang dikenal dengan susuk KB merupakan alat kontrasepsi bawah
1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ Intra Uterine Device (IUD)/ Sprial
Spiral atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang dalam bahasa
Inggris disebut intra uterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim, terbuat dari plastik halus dan fleksibel (polietilin).
Spiral merupakan metode KB yang sangat efektif dan aman. Memiliki efektivitas
a) Keuntungan
risiko kehamilan
jangka panjang
b) Kerugian
masuknya usus ke dalam lubang atau cincin, dan kemudian terjadilah ileus (25).
4) Wanita dengan kanker mulut rahim atau kanker alat reproduksi lainnya
(ovarium, endometirum)
kandungan.
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau lebih dikenal dengan istilah
susuk KB (implant) adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul kecil yang ditanam
hingga 5 tahun, tergantung jenisnya. Aman bagi hampir semua wanita yang
18
menggunakan, namun harus segera dilepas apabila sudah habis batas waktu
penggunaannya (5).
a) Keuntungan
Dipasang selama lima tahun, kontrol medis ringan, dapat dilayani di daerah
pedesaan, penyulit medis tidak terlalu tinggi dan biaya) ringan (26).
b) Kerugian
1) Susuk KB atau implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan
yang terlatih
5) Rambut rontok
pada wanita yang menderita tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen.
meningkat
saluran vas differens pria. Aman bagi hampir semua pria dan tidak mempengaruhi
dilanjurkan bagi pasangan usia subur (PUS) yang masih menginginkan punya
anak (5).
a) Keuntungan
1) Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja dan dimana
saja
5) Bila pasangan suami istri, oleh karena sesuatu sebab ingin mendapatkan
keturunan lagi, kedua ujung vas deferens dapat disambung kembali (operasi
rekanalisasi) (27).
20
b) Kerugian
spermatozoa yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat
a) Penyakit-penyakit perdarahan
b) Diabetes mellitus
operasi. Ibu masih tetap bisa menstruasi, tidak ada efek samping dalam jangka
panjang. Metode ini tidak mudah dikembalikan ke semula dan bersifat permanen
sehingga hanya dilanjurkan bagi yang sudah tidak menginginkan anak lagi (5).
a) Keuntungan
suasana alami. Tidak ada efek samping dan perubahan dalam hasrat seksual, dapat
dilakukan pada perempuan diatas 26 tahun, tidak mempengaruhi air susu ibu
seumur hidup dan tidak mempengaruhi atau mengganggu kehidupan suami istri
(21, 28).
b) Kerugian
1) Indikasi medis umum adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi
7) Mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah anak hidup dan umur ibu,
misalnya umur ibu 30 tahun dengan anak hidup 4, maka hasil perkaliannya
adala 120
8) Mengikuti rumus 100 umur ibu 25 tahun ke atas dengan anak hidup 4
orang, umur ibu 30 tahun keatas dengan anak hidup 3 orang, umur ibu 35
4) Ada perlekatan.
1) Obesitas berlebihan
2) Bekas laparotomi.
Pil KB kadalah kontrasepsi oral hormonal yang diminum secara rutin setiap
hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang terkandung di dalam pil KB, yaitu
hormon estrogen dan progesteron, adalah hormon yang sama yang di produksi
oleh tubuh wanita. Meminum pil KB secara teratur akan membantu menstabilkan
level kedua hormon di dalam tubuh. Kedua hal tersebut yang membantu dalam
a) Keuntungan
2) Pemakai pil dapat hamil lagi, bila mana dikehendaki kesuburan dapat kembali
dengan cepat
memancing kesuburan
b) Kerugian
Harus rutin minum setiap hari, high failure efek samping bervariasi mulai
dari efek samping ringan seperti berupa mual muntah, pertambahan berat badan,
perdarahan tidak teratur, retensi cairan, edema, mastalgia, sakit kepala, timbul
jerawat, alopesia dan keluhan ringan lainnya. Keluhan ini berlangsung pada
bulan-bulan pertama pemakaian pil. Efek samping berat yaitu dapat terjadi
luar negeri, dikatakan bahwa tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara
pemakaian pil dengan kanker serviks maupun dengan displasia serviks (25, 26).
tidak teratur. Kontraindikasi pil KB yaitu tidak dianjurkan bagi perempuan hamil,
payudara dan wanita yang tidak menggunakan pil secara teratur tiap hari (26).
25
2. Suntik
tiga bulan. Secara umum, suntikan KB bekerja untuk mengentalkan lendir rahim
sehingga sulit ditembus oleh sperma, Selain itu, suntikan KB juga membantu
dihindari (29).
diberikan setiap tiga bulan sejak suntikan pertama dan noristerat diberikan
setiap dua bulan untuk suntikan pertama sampai dengan suntikan keempat,
b) Keuntungan
menstruasi
mendapatkan menstruasi.
c) Kerugian
1) Terjadinya perubahan pada pola haid yang tidak teratur, pendarahan, bercak,
spoting
epilepsi
menyusui. Kontra indikasi suntikan KB tidak boleh dipakai oleh ibu yang
menderita kanker payudara dan kanker alat kelamin, ibu yang menderita
perdarahan pervaginam, ibu yang diduga hamil, ikterus, penyakit hati akut, tumor
jinak, diabetes militus, epilepsi atau tuberkulosis, hipertensi dan depresi (26).
3. Kondom
1) Kulit cirinya: terbuat dari membran usus biri-biri, tidak meregang atau
sensitifitas selama senggama, lebih mahal dari jumlahnya <1% dari semua
jenis kondom.
3) Plastik: saling tipis, juga menghantarkan panas tubuh, lebih mahal dari
kondom lateks.
b) Keuntungan
hubungan seksual lainnya. Keuntungan lain dari kondom dapat dibeli secara bebas
kelamin (28).
c) Kerugian
Kegagalan kondom bisa terjadi bila kondom bocor atau robek, pemakaian
seksual. Kontraindikasi kondom yaitu alergi, dapat terjadi infeksi ringan pada
vagina, dan dapat menyebabkan keputihan yang banyak dan amat berbau pada
wanita (28).
B. Konsep Perilaku
Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku pada
bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan
organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Secara umum
28
dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu dari
1. Perilaku Kesehatan
upaya yang dilakukan kepada faktor perilaku sangat penting dan strategis,
dan literatur, didapatkan bahwa perilaku masyarakat yang erat kaitannya dengan
persepsi, dan lainnya yang berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok
untuk melakukan tindakan atau perilaku. Faktor lain yang termasuk faktor
1) Sikap
Sikap merupakan salah satu dari yang samar namun merupakan kata yang
sebagai “sebuah kecenderungan dalam pikiran atau perasaan yang konstan ke arah
suatu kategori tertentu dari seseorang, suatu objek atau situasi”. Kirscht
yang selalu dimasukkan dalam suatu aspek evaluasi; sikap selalu dapat dinilai
dalam istilah baik-buruk atau positif-negatif. Dua konsep kunci dalam sikap
adalah yang pertama yaitu sikap merupakan sesuatu perasaan cukup konstan yang
langsung terhadap suatu objek (seseorang, perilaku, situasi, atau ide) dan kedua
yaitu yang melekat pada struktur sebuah sikap adalah evaluasi, dimensi baik-
buruk (5).
fisik dan tanggapan pikiran terhadapsuatu keadaan atau suatu objek. Sikap
merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan dan aktivitas, akan tetapi
Selain itu, beberapa ahli mendefinisikan sikap sebagai berikut yang dikutip
dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Disini Trow lebih
c. Menurut Popham, sikap sebenarnya hanya sebagian dari ranah afektif yang
d. Menurut Katz dan Stotland, memandang sikap sebagai kombinasi dari yang
pertama yaitu reaksi atau respons kognitif (respons perceptual dan pernyataan
mengenai apa yang diyakini). Kedua yaitu respon afektif (respons pernyataan
perasaan yang menyangkut aspek emosional) dan ketiga yaitu respon konatif
hati).
2) Pengetahuan
perilaku sehat mungkin tidak terjadi kecuali jika seseorang menerima isyarat yang
hasil penggunaan panca indra yang berbeda dengan kepercayaan, takhayul, dan
penerangan-penerangan yang keliru. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini
3) Kepercayaan
objek adalah benar atau nyata. Agama/ keyakinan, kepercayaan, dan kebenaran
4) Nilai
Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang. Nilai,
kebudayaan, perspektif turun temurun terhadap akibat dari hal yang dilakukan
orang lain. Nilai dipelihara oleh kelompok dalam suatu suku dan generasi dimana
merupakan sebuah dasar pembenaran pada tindakan seseorang dalam syarat etika
atau moral. Nilai menjadi pondasi yang benar dan yang salah, dimensi baik dan
5) Persepsi
sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyeluruh
dalam diri individu. Oleh karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan
obyek. Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan sekitarnya dan
juga keadaan dirinya. Orang yang mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu
6) Motivasi
Motivasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya
ibu membawa balita ke posyandu karena ibu tersebut sadar bahwa dengan
motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu
(31).
Faktor lain yang termasuk faktor predisposisi yaitu faktor status demografi.
pendidikan.
33
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
adalah yang mendasari seseorang dalam bersikap dan kemudian dalam melakukan
tindakan. Kemudian, pengetahuan, sikap, dan tindakan yang sejalan tersebut akan
keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan suatu perilaku
kesehatan (5).
1) Keterampilan
lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Ada juga pengertian lain yang mendefinisikan bahwa skill adalah suatu
34
tercapai hasil kerja yang diinginkan. Jika disimpulkan, skill berati kemampuan
2) Sumber daya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau
unsurtertentu dalam kehidupan. Sumber daya yang dimaksud dalam faktor ini
terjangkau atau sumber daya lain yang serupa. Faktor pemungkin juga
mencapai tujuannya. Sumber daya tersebut dapat berupa diantaranya terdiri atas
sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya manusia, sumber daya
ilmu pengetahuan dan sumber daya teknologi. Diantara sumber daya tersebut,
sumber daya terpenting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia kini
pendidikan kesehatan kerja, faktor penguat misalnya diberikan oleh rekan kerja,
kesehatan di sekolah, faktor penguat mungkin diberikan oleh teman sebaya, guru,
staf sekolah, serta orang tua. Secara umum, faktor penguat yang terdiri dari
bergantung dari sarana dan jenis program yang dilaksanakan. Oleh karena itu,
pembuat program harus berhati-hati dalam memperkirakan faktor penguat. Hal ini
dalam faktor penguat antara lain dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan,
1) Dukungan keluarga
merupakan orang-orang yang paling pertama dan paling sering berinteraksi satu
a. Dukungan informasional berupa pemberian nasehat, saran dan feed back atau
umpan baling tentang apa yang sedang atau sudah dilakukan oleh seseorang,
keluarganya.
Tingkat dukungan sosial yang lebih besar terutama dukungan dari pasangan
dan anggota keluarga lainnya. Menurut Rodin dan Salovey dalam Pertiwi (2015),
penting. Dalam hal ini dukungan suami atau istri adalah adanya keberadaan,
suami atau istri adalah upaya yang diberikan oleh suami atau istri baik dalam
dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan. Pelayanan yang baik dari petugas dapat
tentang obat yang diberikan dan pentingnya makan obat yang teratur. Peran serta
kesehatan adalah pengelola penderita sebab petugas adalah yang paling sering
lebih baik dan dapat mempengaruhi rasa percaya dan menerima kehadiran petugas
e. Media massa
Media adalah saluran atau alat yang dipakai sumber untuk menyampaikan
pesan pada sasaran. Media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat
komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Adapun
yang termasuk media massa adalah surat kabar, telivisi, majalah, radio dan
internet (8).
f. Teman sebaya
kematangan yang kurang lebih sama. Teman sebaya memberikan dukungan yang
kuat pada seseorang, baik secara individu maupun secara kelompok, memberikan
seseorang perasaan memiliki dan kekuatan serta kekuasaan. Salah satu fungsi dari
teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi tentang dunia di luar
atau didukung oleh hal dan orang-orang yang dianggap penting disektor
internasional sebagai salah satu program yang telah berhasil dalam menurunkan
angka fertilitas secara nyata. Pengetahuan adalah penentu yang sangat penting
dipengaruhi oleh niat atau intention seseorang itu sendiri. Menurut Ajzen dan
38
Fishbein (1975), hampir setiap perilaku manusia didahului oleh adanya intensi
berperilaku adalah niat untuk mencoba menampilkan suatu perilaku yang pasti.
mengatur perilaku hingga pada waktu dan kesempatan yang tepat akan
suatu hal, termasuk dalam pemilihan metode kontrasepsi. Faktor pendidikan juga
seseorang (7).
menentukan pilihan jenis kontrasepsi tidak hanya karena terbatasnya metode yang
pengetahuan serta terbentuknya tindakan untuk ikut serta menjadi akseptor KB.
secara tidak langsung dalam ber-KB. Pengetahuan yang baik mengenai pengertian
KB, tujuan ber-KB, jenis alat kontrasepsi, metode alat kontrasepsi serta sumber
(38).
Menurut Green (1981), konsep kunci dalam sikap ada dua yaitu sikap
merupakan sesuatu perasaan cukup konstan yang langsung terhadap suatu objek
(seseorang, perilaku, situasi atau ide); dan yang melekat pada struktur sebuah
sikap adalah evaluasi dan dimensi baik-buruk. Sikap merupakan kesiapan untuk
terhadap objek. Seperti sikap setuju atau tidaknya mereka terhadap informasi alat
kontrasepsi dan KB, pengertian alat kontrasepsi dan manfaatnya, serta hal lain
yang berkaitan dengan kontrasepsi. Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek attau issue (5, 39).
ditentukan juga oleh sikap dan norma subyektif seseorang, sementara itu sikap
dan norma subyektif akan ditentukan oleh keyakinannya atas akibat dari
40
yang belum yakin akan manfaat keluarga berencana maka kemungkinan kecil
sasaran (40).
kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam kegiatan program keluarga
berencana. Sikap atau dapat diartikan suatu persepsi yang juga merupakan salah
satu faktor penting pembentuk perilaku. Pasangan usia subur (PUS) dengan
persepsi positif terhadap alat kontrasepsi maka akan berpartisipasi tinggi untuk
reaksi terhadap stimulus, dengan sikap positif maka akan muncul tindakan positif
terhadap manfaat tentang KB maka sikap untuk ber-KB akan meningkat (38,41).
dimaksud disini adalah sikap mengenai KB. Aspek sikap yang diukur adalah
sikap positif terhadap KB dan sikap negatif terhadap KB. Indikator sikap terhadap
pemerintah, sikap terhadap keputusan untuk melakukan KB, sikap dalam memilih
metode kontrasepsi dan sikap terhadap efek samping metode kontrasepsi (41).
41
secara fisik maupun psikologis untuk orang lain yang merupakan anggota dalam
meliputi dukungan suami atau istri maupun berasal dari orang terdekat keluarga
(14).
Dukungan suami merupakan salah satu variabel sosial budaya yang sangat
berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi bagi kaum wanita sebagai istri
secara khusus, dan didalam keluarga secara umum. Budaya menjadikan pria
kepala keluarga yang masih di anut sebagian pola keluarga didunia menjadikan
menggunakan alat atau cara KB tertentu. Hal ini disebabkan karena suami
tanpa syarat dan juga mencoba membantu istri dalam menghadapi suatu
Dukungan pasangan usia subur (PUS) yang rendah dalam program keluarga
42
berencana dapat di pengaruhi juga oleh pengetahuan dan sikap pasangan usia
subur (PUS) tentang penggunaan alat kontrasepsi karena salah satu yang
memiliki sikap yang lebih positif daripada suami yang tidak mendapatkan
menggunakan alat kontrasepsi kepada istri atau suami hanya memberi dukungan
antara dukungan suami yang dirasakan ibu dengan perilaku penggunaan alat
kenyataan yang terjadi di masyarakat apabila suami tidak mengijinkan atau tidak
mendukung hanya sedikit ibu yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi
tersebut (44).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian
literatur review (SLR) yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan tinjauan
B. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari penelitian-
penelitian sebelumnya. Data tersebut berupa buku dan laporan primer atau hasil
yang terdapat dalam artikel publikasi ilmiah atau jurnal nasional maupun jurnal
internasional (tercetak dan/ ataupun non cetak yang didapatkan secara online yang
berikut:
full text.
43
44
2. Penelitian yang diambil dalam literature review ini adalah penelitian deskiptif
4. Hasil ukur yang ditelaah pada penelusuran ilmiah literatur adalah hubungan
Google Scholar, Portal Garuda dan Doaj.org. Kata kunci yang digunakan dalam
suami dengan penggunaan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB). Artikel atau
jurnal disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang selanjutnya diambil
untuk dianalisis. Kriteria artikel atau jurnal yang terpilih untuk review adalah
artikel atau jurnal yang didalamnya terdapat tema faktor yang berhubungan
karena sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Adapun sumber dari
penelusuran artikel atau jurnal dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
45
berikut:
46
Screening
936 jurnal di lakukan 496 jurnal di ekslusi
screening
Metode yang digunakan dalam menilai kualitas literature pada penelitian ini
yang diterbitkan dari semua basis data yang dicari, kemudian disaring untuk
mencari kelayakan dan relevansi berdasarkan judul, abstrak dan kriteria inklusi.
Kata- kata ini mewakili pasien, populasi dan masalah yang diangkat dalam
Kata ini mewakili intervensi, faktor prognostik atau paparan yang akan
dengan intervensi atau paparan pada karya ilmiah yang akan ditulis.
Kata ini mewakili target apa yang ingin dicapai dari suatu penelitian
misalnya pengaruh atau perbaikan dari suatu kondisi atau penyakit tertentu.
5. T untuk Time
Kata ini mewakili time frame atau kerangka waktu yang digunakan.
48
49
antara pekerjaan
dengan partsipasi KB
pada PUS.
- Pada variabel
dukungan suami
seluruh PUS
mendukung pasangan
untuk ber-KB maka
hasil statistik tidak
dapat dinilai dan
dinyatakan constan.
2. Hubungan pengetahuan, Populasi dalam Pada penelitian ini - Hasil penelitian Waktu penelitian
sikap dan dukungan penelitian ini adalah menggunakan menunjukkan: dilaksanakan pada
keluarga dengan 3.099 pasangan usia kuesioner sebagai - Ada hubungan antara bulan Juli 2015.
keikutsertaan pasangan subur (PUS) dengan instrumen. pengetahuan (p=0,001)
usia subur (PUS) dalam jumlah sampel dengan keikutsertaan
ber-KB di wilayah kerja sebanyak 80 orang. pasangan usia subur
Puskesmas Purwosari dalam ber-KB.
Kota Surakarta - Ada hubungan antara
sikap (p=0,003)
dengan keikutsertaan
pasangan usia subur
dalam ber-KB.
- Ada hubungan antara
dukungan keluarga
(p=0,016) dengan
keikutsertaan pasangan
usia subur dalam ber-
KB.
3. Faktor-faktor yang Populasi pada Alat yang digunakan - Hasil penelitian Pada penelitian ini
berhubungan dengan penelitian ini adalah adalah berupa didapatkan bahwa: tidak disebutkan
perilaku penggunaan alat pasangan usia kuesioner yang - Terdapat hubungan waktu pelaksanaan
50
kontrasepsi pada wanita subur(PUS) wanita ditanyakan kepada antara variabel penelitian.
usia subur di Puskesmas yang menggunakan alat responden untuk dilihat pengetahuan (p=0,019)
Jombang-Kota kontrasepsi di kesimpulan di akhir dengan perilaku
Tangerang Selatan Puskesmas Jombang- penelitian setelah penggunaan alat
Tangerang Selatan pengolahan data kontrasepsi.
yang berjumlah 8.512 kuesioner. - Terdapat hubungan
orang. antara sikap (p=0,034)
Sampel dipilih dengan perilaku
berdasarkan penggunaan alat
kebetulan/insidental kontrasepsi.
yang bertemu dengan - Terdapat hubungan
peneliti ditempat antara dukungan suami
penelitian dan dapat (p=0,000) dengan
digunakan sebagai perilaku penggunaan
sampel penelitian yang alat kontrasepsi.
berjumlah sebanyak 95 - Terdapat hubungan
orang. antara peran tenaga
kesehatan (p=0,009)
dengan perilaku
penggunaan alat
kontrasepsi.
- Tidak terdapat
hubungan antara umur
(p= 0,282) dengan
perilaku penggunaan
alat kontrasepsi.
- Tidak terdapat
hubungan antara
kelengkapan sarana
prasarana (p=0,347)
dengan perilaku
penggunaan alat
51
kontrasepsi.
4. Faktor yang Populasi dalam Instrumen - Berdasarkan hasil uji Penelitian
berhubungan dengan penelitian yaitu semua pengumpulan data regersi logistik, dilakukan pada
penggunaan alat wanita pasangan usia primer menggunakan diketahui: bulan Agustus-
kontrasepsi pada subur (PUS) yang kuesioner sebagai - Ada hubungan September tahun
pasangan usia subur di berusia 15-49 tahun proses wawancara yang dukungan suami 2018.
Desa Lohbener dan berstatus menikah sebelumnya responden (p=0,000; CI: 4,229-
Kabupaten Indramayu di desa Lohbener telah diberi penjelasan 70,362) dengan
Kabupaten Indramayu. dan telah penggunaan alat
Sedangkan sampel menandatangani kontrasepsi pada ibu
penelitian ini sebagian pernyataan persetujuan PUS.
dari wanita pasangan mengikuti penelitian. - Ada hubungan
usia subu (PUS) yang pengetahuan (p=0,000;
berusia 15-49 tahun CI: 3,012-34,233)
dan berstatus menikah. dengan penggunaan
alat kontrasepsi pada
ibu PUS..
- Tidak ada hubungan
status pekerjaan
(p=0,577; CI: 0,214-
15,902) dengan
penggunaan alat
kontrasepsi pada ibu
PUS.
- Tidak ada hubungan
paritas (p=0,319; CI:
0,193-1,710) dengan
penggunaan alat
kontrasepsi pada ibu
PUS.
- Tidak ada hubungan
akses pelayanan
52
keluarga berencana
(p=0,984; CI: 0,315-
3,250) dengan
penggunaan alat
kontrasepsi pada PUS.
5. Faktor yang Populasi dalam Pengumpulan data - Hasil penelitian Waktu yang
berhubungan dengan penelitian ini adalah primer menggunakan menunjukkan: diperlukan dalam
keikutsertaan PUS dalam seluruh pasangan usia kusioner. - Terdapat hubungan penelitian ini adalah
ber-KB subur (PUS) di Desa antara variabel mulai bulan
Taraha dari Januari- pengetahuan (p=0,000) Januari-September
September 2018 dengan keikutsertaan 2018.
dengan 2 dusun PUS dalam ber-KB.
sebanyak 102 PUS. - Terdapat hubungan
Sedangkan sampe antara sikap (p=0,010)
berjumlah 81 PUS dengan keikutsertaan
yang didapatkan dari PUS dalam ber-KB.
hasil perhitungan - Terdapat hubungan
menggunakan rumus budaya (p=0,000)
Slovin. dengan keikutsertaan
PUS dalam ber-KB.
6. Faktor-faktor yang Populasi dalam Pengumpulan data - Hasil penelitian Pada penelitian ini
berhubungan dengan penelitian ini seluruh primer menggunakan menunjukkan: tidak disebutkan
minat pasangan usia suur PUS yang ada di Desa kusioner. - Ada hubungan antara waktu pelaksanaan
dalam mengikuti Jaraksari, Kabupaten variabel pengetahuan penelitian.
program KB di Desa Wonosobo yakni (p=0,000; CC=0,39)
Jaraksari Kabupaten berjumalh 1.903 PUS. terhadap minat PUS
Wonosobo. Sedangkan mengikuti program
pengambilan sampel KB.
sebanyak 162 - Ada hubungan antara
responden yang pendidikan (p=0,020;
didapatkan CC=0,26) terhadap
menggunakan rumus minat PUS mengikuti
53
Lemeshow. program KB
- Ada hubungan
antaradukungan suami
(p=0,000; CC=0,43)
terhadap minat PUS
mengikuti program
KB.
- Sedangkan variabel
status ekonomi tidak
berhubungan
(p=0,258) terhadap
minat PUS mengikuti
program KB..
7. Faktor-faktor yang Populasi dalam Data dikumpulkan - Hasil penilitian Penelitian
berhubungan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode menunjukkan: dilaksanakan pada
penggunaan metode pasangan usia subur di wawancara dengan - Terdapat hubungan periode Agustus
kontrasepsi pada Kelurahan Rowosari instrumen berupa yang signifikan antara 2017.
pasangan usia subur di yang memenuhi kriteria kuesioner. sikap (p=0,000)
Rowosari inklusi dan eksklusi. dengan penggunaan
Kriteria inklusi pada metode kontrasepsi
penelitian ini adalah pada pasangan usia
wanita usia 15-49 subur.
tahun dari pasangan - Terdapat hubungan
usia subur dan yang sifnifikan antara
bertempat tinggal di perilaku (p=0,000)
Kelurahan Rowosari. dengan penggunaan
Sedangkan kriteria metode kontrasepsi
eksklusi penelitian ini pada pasangan usia
adalah responden subur.
pindah di luar - Terdapat hubungan
Kelurahan Rowosari, yang signifikan antara
menderita sakit berat dukungan suami
54
sudah menjadi
akseptor.
9. Hubungan pengetahuan Populasi pada Data yang digunakan - Hasil penelitian yaitu: Pada penelitian ini
dan sikap wanita usia penelitian ini adalah adalah data primer - Pengetahuan pasangan tidak disebutkan
subur dengan pemakaian seluruh pasangan usia yang dikumpulkan usia subur tentang alat waktu pelaksanaan
alat kontrasepsi subur (PUS) khususnya dengan menggunakan kontrasepsi yang penelitian.
wanita di Keluarahan kuesioner kepada 100 termasuk dalam
Kaliawi sebanyak pasangan usia subur. kategori kurang (12%),
2.100 orang. kategori cukup (31%)
Sedangkan besar dan kategori baik
sampel yang akan (57%).
diteliti adalah 96 orang. - Sedangkan sikap
pasangan usia subur
terhadap alat
kontrasepsi yang
termasuk dalam
kategori negatif (43%)
dan kategori positif
(57%).
- Terdapat hubungan
yang bermakna antara
pengetahuan pasangan
usia subur (p=0,008)
dengan pemakaian alat
kontrasepsi.
- Terdapat hubungan
yang bermakna antara
sikap (p=0,002)
pasangan usia subur
dengan pemakaian alat
kontrasepsi.
56
10. Family planning Populasi penelitian ini Pengumpulan data - Bedasarkan hasil Pada penelitian ini
knowledge, attitude and terdiri dari pasangan yaitu: regresi logistik tidak disebutkan
practice among married (wanita dan suaminya) Data kuantitatif diketahui bahwa: waktu pelaksanaan
couples in Jimma Zone, yang menikah secara berdasarkan kuesioner - Pendidikan formal penelitian.
Ethiopia resmi, hidup bersama semi-structured merupakan faktor yang
lebih dari enam tahun diseganiulasi dengan berhubungan dengan
di daerah penelitian. data kualitatif yang pengetahuan yang
Dimana para istri dikumpulkan selama lebih baik tentang
berusia 15-49 tahun focus group metode kontrasepsi
(kelompok usia discussions (FGD). (aOR=2,07, p= 0,001)
reproduksi) tetapi tidak - Sedangkan sikap yang
hamil pada saat survei. positif terhadap
Sedangkan besar keluarga berencana
sampel sebnyak 854 adalah: being a man
dengan desain multi- (aOR =1,67; p
stage sampling. =0,021), young age
(aOR= 0,97; p= 0,001)
dan being literate
(aOR= 1,89; p=0,002).
F. Sintesis Data
Sintesis data bertujuan untuk mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk
menjawab tujuan penelitian. Hasil sintesis data yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
2020.
BAB IV
hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan suami dengan penggunaan alat
kontrasepsi keluarga berencana (KB) yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
63
64
berencana (KB) dan 1 jurnal penelitian yang menyatakan tidak adanya hubungan
Harahap (2019) dan penelitian Sari (2019). Sedangkan hasil penelitian yang
(2018).
yang meniliti variabel tersebut menyatakan ada hubungan antara sikap dengan
Goncalves, dkk (2014), penelitian Nasrulloh (2015), penelitian Huda, dkk (2016),
penelitian Dayanti, dkk (2018), penelitian Harahap (2019) dan penelitian Sari
(2019).
keluarga berencana (KB) dan 1 jurnal penelitian menyatakan tidak ada hubungan
Huda, dkk (2016), penelitian Khairunnisa (2018), penelitian Dayanti, dkk (2018)
dan penelitian Akbar (2018). Sedangkan hasil penelitian yang menyatakan tidak
F. Pembahasan
atau perilaku. Faktor lain yang termasuk faktor predisposisi yaitu faktor
keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan suatu perilaku
perilaku kesehatan didukung. Faktor yang termasuk dalam faktor penguat antara
lain dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, media massa dan teman
sebaya (5,8).
Berencana (KB)
kontrasepsi keluarga berencana (KB). Hal ini sejalan dengan teori perilaku yang
keluarga berencana (KB). Tetapi, masih ada jurnal penelitian yang menyatakan
dengan penggunaan alat kontrasepsi pada ibu PUS dengan nilai p value= 0,000
atau nilai p < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan mereka yang memiliki
pengetahuan yang lebih tinggi, dapat memilih alat kontrasepsi yang baik dan
pengetahuan yang tidak baik tentang program KB, memiliki risiko 3,17 kali lebih
besar untuk tidak ber-KB. Responden yang memiliki pengetahuan baik dan ber-
pengetahuan tidak baik dan tidak ber-KB sebanyak 13 orang (52%). Responden
dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik (46, 47).
Hal penelitian yang disebutkan diatas sejalan dengan penelitian lain yang
terdapat 207 responden (80,9%) ber-KB dan 49 responden (19,1%) tidak ber-KB.
pengetahuan yang lebih tinggi, dapat lebih memilih alat kontrasepsi yang lebih
responden tentang pengertian KB, macam, fungsi dan kegunaan KB, serta efek
dapat mempengaruhi seseorang untuk ber KB dan pengetahuan yang rendah dapat
pengetahuan dengan pemakaian alat kontrasepsi (p= 0,006). Dalam penelitian ini
kontrasepsi menjadi salah satu pemicu banyaknya responden yang tidak memakai
alat kontrasepsi. Hal ini terkait dengan pendidikan responden yang berpendidikan
lebih rendah dari SLTA masih cukup banyak yaitu 38%, sehingga tingkat
74
peningkatan pengetahuan. Hal ini juga dikatakan dalam penelitian oleh Tilahun,
Begitu pula dengan hasil penelitian Huda, dkk (2016) mengatakan bahwa
mengenai keluarga berencana yang kurang sebesar 53,7%. Selain itu, penelitian
terhadap minat pasangan usia subur (PUS) mengikuti program KB (p=0,000 <
tinggi tentang Program KB sebesar 63,6% yakni 103 responden yang diketahui
dalam ber-KB dengan nilai p=0,001. Menurut asumsi peneliti terhadap hubungan
menentukan PUS dalam ikut ber-KB. Banyak PUS yang berpengetahuan kurang
dapat dilihat dari jawaban responden yang mengatakan karena banyak PUS tidak
mengetahui bahwa keluarga berencana adalah mengatur jumlah, jarak dan usia
ideal melahirkan anak, dan Sasaran KB adalah PUS yang bertujuan untuk
57%, kategori cukup 31% dan kategori kurang 12%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain; Pertama faktor usia, usia dapat
Ketiga faktor pekerjaan, orang yang bekerja akan lebih banyak teman dan tempat
pengetahuannya akan semakin baik. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (52).
Berbeda dengan hasil penelitian oleh Dayanti, dkk (2018) yang menyatakan
dengan tokoh agama, guru dan anggota kelompok perempuan berpengaruh dalam
aspek penting ke arah pemahaman terhadap pentingnya peran serta suami dan istri
dalam program KB dan dapat berpengaruh terhadap perilkau suami dan istri untuk
merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka perubahan pola pikir
peroleh dari hasil belajar, berkomunikasi dengan orang lain, media eletronik,
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah penentu yang sangat
(PUS) tentang program KB yang semakin baik dapat menyebabkan semakin baik
Berencana (KB).
(KB). Hal ini sejalan dengan teori perilaku yang dikemukakan oleh Lawrence
Green (1980), bahwa sikap merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat
78
mempengaruhi suatu perilaku kesehatan, dalam hal ini sikap berhubungan dengan
Menurut hasil penelitian Huda, dkk (2016) ada hubungan antara sikap
dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi dengan hasil uji Chi Square
kelompok sikap ibu terhadap keluarga berencana (KB) yang mendukung yaitu
dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam
kegiatan program keluarga berencana (KB).Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Goncalves (2014) menunjukkan bahwa ibu yang bersikap setuju berpeluang 4,1
tidak setuju. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kecenderungan sikap tidak
setuju sebesar 88,9%, secara lebih rinci adalah: sebanyak 68,7% responden tidak
sikap responden yang lebih banyak tidak setuju dengan penggunaan KB (41, 51).
Hasil penelitian yang disebutkan diatas sejalan dengan penelitian lain oleh
Sari (2019), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap wanita
pasangan usia subur (PUS) dengan pemakaian alat kontrasepsi (p=0,000). Hasil
79
penelitian menunjukkan bahwa wanita pasangan usia subur (PUS) yang memiliki
bahwa dalam pelaksanaan KB masih banyak wanita pasangan usia subur (PUS)
keikutsertaan ber-KB dengan nilai p=0,003. Dalam penelitian ini sikap dikaitkan
responden yang memiliki pengetahuan tidak baik. Selain itu, penelitian oleh
penggunaan alat kontrasepsi. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sikap positif
dpengaruhi oleh beberapa hal diantaranya being a man (aOR =1,67; p =0,021),
young age (aOR= 0,97; p= 0,001) dan being literate (aOR= 1,89; p=0,002) (47,
50).
kontrasepsi pada pasangan usia subur dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05).
kontrasepsi. Hal ini sejalan dengan penelitian Harahap (2019), ada hubungan
80
antara sikap dengan keikutsertaan pasangan usia subur (PUS) dalam ber-KB
dengan nilai p=0,010. Dalam penelitian ini dikatakan sikap seseorang dipengaruhi
oleh aspek pengetahuan yang berisikan aspek positif dan negatif dari suatu hal (2,
49).
positif dan negatif dari suatu hal. Apabila seeorang melihat program KB lebih
banyak aspek yang positif daripada aspek yang negatif, dan aspek positif itu lebih
penting dari aspek yang negatif maka akan tumbuh sikap yang positif terhadap
aspek negatifnya dibandingkan dengan aspek positif maka sikap negatiflah yang
akan muncul. Sehingga dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
Sikap setuju dikarenakan adanya pola respon yang terlebih dahulu ada
terhadap terhadap proses yang dipilih dalam hal ini pemakaian kontrasepsi. Sikap
emosional atau kepercayaan mengenai apa yang dianggap benar tentang suatu
didapatkan hasil studi dari 7 jurnal penelitian sebanyak 7 jurnal penelitian tersebut
keluarga berencana (KB) dan tidak ditemukan pada jurnal penelitian yang
dijadikan sebagai sampel dalam literature review ini menyatakan bahwa sikap
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sikap yang positif dipengaruhi pula
pengetahuan yang baik dan positif tentang program KB maka akan muncul sikap
Berencana (KB)
alat kontrasepsi keluarga berencana (KB). Hal ini sejalan dengan teori perilaku
tersebut ialah dukungan dari pasangan atau suami yang berhubungan dengan
jurnal penelitian yang menyatakan tidak adanya hubungan antara dukungan suami
nilai p value = 0,000 dengan nilai Contingency Coefficient (CC) adalah 0,45 yang
0,59). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 162 responden, diperoleh
Hal ini sejalan dengan pendapat dari penelitian yang dilakukan Dayanti, dkk
value= 0,001 dan nilai r yang diperoleh dari uji kolerasi sebesar 0,322 sehingga
kontrasepsi pada pasangan usia subur dengan korelasi yang cukup kuat. Karena
nilai korelasinya positif, artinya semakin banyak suami yang mendukung maka
kontrasepsi (49).
penelitian oleh Huda, dkk (2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
p=0,000. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
kelompok suami yang tidak mendukung sebesar 87,5%. Sejalan dengan penelitian
Dimana dukungan dari suami oleh ibu sangatlah penting. Dalam hal ini suami
berperan juga untuk menentukan alat kontrasepsi apa yang akan digunakan oleh
PUS dan berapa lama PUS menggunakan alat kontrasepsi. Jadi, hal tersebut
Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2019)
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan
pemakaian alat kontrasepsi. Dari hasil yang didapat karena seluruh PUS
mendukung pasangan untuk ber-KB, maka hasil uji Chi Square tidak dapat dinilai
dan dinyatakan constan. Responden yang mendapatkan dukungan dari suami dan
(27,1%). Pria dan wanita sebagai pasangan suami istri mempunyai tanggung
suami dan istri harus saling mendukung dalam penggunaan kontrasepsi karena
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi bukan hanya tanggung jawab pria
keluarga. Suami mempunyai hak untuk setuju ataupun tidak setuju dengan apa
yang dilakukan istri. Kecuali jika sang istri memberikan penjelasan atau alasan
yang tepat mengenai apa yang dilakukannya sehingga suami mengerti. Dukungan
keputusan menggunakan atau tidaknya wanita usia subur untuk menggunakan alat
kontrasepsi (41,48).
Keputusan bersama dalam suatu keluarga itu sangat penting, untuk dapat
menentukan pemakaian kontrasepsi. Maka seorang istri dalam hal ini selalu
timbul rasa kepercayaan dan kesepakatan antara pasangan suami istri. Selain itu,
hal ini dapat menggambarkan bahwa dalam sebuah keluarga sudah lebih paham
manfaat program KB yang diterima dari informasi yang tersalurkan dengan baik
kontrasepsi keluarga berencana (KB) dan terdapat 1 jurnal penelitian (20%) yang
kontrasepsi keluarga berencana (KB). Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
semakin besar dukungan dari suami untuk ibu maka semakin besar pula miniat
ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dukungan suami dirasakan sangat perlu
G. Kesimpulan
penelitian (100%).
81
82
H. Saran
2. Perlu adanya upaya promosi dan preventif dari petugas kesehatan ataupun
pengetahuan serta minat pasangan usia subur untuk ikut serta dalam program
dari petugas PLKB atau tenaga kesehatan, dapat melalui media massa dan
media elektronik.
2. Harahap HP. Faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan PUS dalam ber-
KB. Jurnal Bidan Cerdas, 2019; 2(1): 7-14.
11. Dompas R., Kusmiyati, Losu FN. Pengetahuan dan sikap pasangan usia subur
dengan pemanfaatan kontrasepsi keluarga berencana. Jurnal Ilmiah Bidan,
2016; 4(2): 92-96.
12. Wahyuningsih D., Fatmawati. Hubungan antara kader dengan minat
penggunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS di Desa Sukorejo Kecamatan
Gurah Kabupaten Kediri. Jurnal Nusantara Medika, 2019; 3(2): 1-10.
14. Ambarwati N. Hubungan dukungan suami dan gaya hidup dengan status gizi
pada akseptor KB suntik di wilayah kerja Puskesmas Gading Surabaya.
Skripsi. Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, 2018.
16. Soleha S. Studi tentang dampak program keluarga berencana di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara. E-Journal Ilmu Pemerintahan, 2016;
4(1): 39-52.
17. Riyanti, Agnes W., Alma L. Ketentuan tentang standar pelayanan minimal
bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera berdasarkan asas peri
kemanusiaan dan hak asasi manusia. SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan,
2016; 2(2): 204-216.
19. Kusuma N. Hubungan antara metode dan lama pemakaian dengan keluhan
kesehatan subyektif pada akseptor. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2016; 4(2):
164-175.
21. Pratiwi DR. Komunikasi kesehatan dan perilaku akseptor KB mantab (studi
kasus pengaruh komunikasi kesehatan oleh PLKB terhadap perilaku akseptor
KB mantab MOP di Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta).
Jurnal Komunitas, 2018; 4(1): 1-10.
22. Nurmayanti DR, Ramie A, Herawati. Kepercayaan akseptor KB wanita
dengan pemilihan metode kontrasepsi di Desa Lok Besar wilayah kerja
Puskesmas Birayang Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Duna Keperawatan,
2017; 5(2): 121-128.
23. Sari MD. Kajian tentang pengetahuan ibu dalam penggunaan kontrasepsi
spiral di Desa Pematang Limau. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Indonesia, 2015; 2(2): 98-102.
25. Pertiwi KR, dr. Metode kontrasepsi. Jurdik Biologi. Yogyakarta: Fakultas
Matematika dan IPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
30. Sutarjo, AS. 2014. Pembelajaran nilai karakter. Jakarta: Rajawali Pers.
34. Pertiwi I. Hubungan dukungan pasangan dan efikasi diri dengan kepatuhan
menjalani pengobatan pada penderita diabetes mellitus tipe II. Naskah
Publikasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.
37. Ajzen dan Fishbein. 1975. Understanding attitudes and predicting social
behavior. New Jersey: Prentice Hall.
40. Mulyati SB. Hubungan behaviour intention tentang perilaku pemakaian alat
kontrasepsi dengan status kepesertaan dalam keluarga berencana. Jurnal
Keperawatan & Kebidanan, 2017; 5-10.
42. Mufdillah dan Aryekti K. Dukungan suami terhadap kejadian drop out bagi
askeptor keluarga berencana (KB) di Desa dan Kota di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Musawa, 2016; 15(1): 103-113.
45. Arifin S, dkk. Pedoman penulisan skripsi pada kondisi tanggap darurat.
Banjarbaru: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat, 2020.
49. Dayanti JK, Soeharto BP, Adespin DA. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur di
Rowosari. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 2018; 7(2): 1049-1062.
50. Tilahun T, dkk. Family planning knowledge, attitude and practice among
married couples in Jimma Zone, Ethiopia. Plos One, 2013; 8(4): 1-8.
51. Goncalves MJ, Suariyani NLP, Suryadhi NT. Hubungan pengetahuan dan
sikap dengan pemakaian alat kontrasepsi pada PUS di Puskesmas Comoro
Dili Timor Leste. Public Health and Preventive Medicine Archive, 2014;
2(1): 51-58.
52. Sari NL. Hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur (WUS) dengan
pemakaian alat kontrasepsi. Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, 2019;
VII(1): 41-47.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Provinsi
Kalimantan Sela Tahun 2018