Anda di halaman 1dari 42

RANCANGAN AKTUALISASI

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

OPTIMALISASI PENGELOLAAN DATABASE PERKULIAHAN


MAHASISWA PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT BERBASIS DIGITALISASI

OLEH :
Nama : Virda Evi Yanti Deril, ST., M.T.
NIP : 199408042022032008
Jabatan : Asisten Ahli - Dosen
Instansi : Universitas Sulawesi Barat
NDH : 37
Fasilitator : Dr. Abd Kadir, SE., M.A.P.
Mentor : Ir. SUGIARTO Cokrowibowo, S.Si., M.T.

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GELOMBANG III ANGKATAN VIII KELOMPOK II
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI BARAT
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana waTa’ala yang
tiada putus-putusnya memberikan nikmat dan karunia yang diberikan
olehNya kepada kami, termasuk kesempatan untuk menyelesaikan
laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pengelolaan Database
Perkuliahan Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat Berbasis Digitalisasi”
dengan tepat waktu. Tak lupa kami panjatkan shalawat serta salam
kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihiwa Sallam, serta keluarga-keluarga beliau,
dan orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.
Proses panjang yang kami lalui pada proses latihan dasar sebagai calon
ASN dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan institusi
Universitas Sulawesi Barat akhirnya kami lengkapi dengan laporan ini.
Sungguh besar harapan kami agar bisa benar-benar menerapkan nilai-
nilai dasar ASN BerAKHLAK, yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif di dalam proses bekerja
kami sehari-hari, sebagai bentuk pertanggungjawaban kami atas sumpah
yang akan kami ucapkan kelak.
Oleh karenanya, kami ingin mengucapkan banyak terimakasih terhadap
kebaikan-kebaikan orang-orang di sekitar kami yang telah memberikan
dukungan baik secara moril maupun materil, terutama dari kalangan
instansi kami, keluarga kami, para penyelenggara, widyaiswara, teman-
teman latsar angkatan VIII Kelompok IV, dan seluruh komponen terkait
yang tidak henti-hentinya memberikan pertolongan kepada kami.
Akhir kata, di dalam suatu karya tidak ada kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah subhanawata’ala. Sehingga kami
selaku penulis membutuhkan kritik dan saran terkait apa yang kami buat.
Semoga apa yang kami tulis dapat memberikan manfaat bagi kalangan
pembaca.

Majene, 2022
Penulis,

Virda Evi Yanti Deril, S.T., M.T.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang Isu ........................................................................1
1.2 Tujuan Aktualisasi .........................................................................2
1.3 Manfaan Aktualisasi ......................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI ..............................................3
2.1 Profil Organisasi ..............................................................................3
2.1.1 Profil Universitas Sulawesi Barat ..........................................3
2.1.2 Visi Misi Organisasi ..............................................................4
2.1.3 Struktur dan Tugas Pokok Organisasi ..................................6
2.1.4 Nilai-Nilai Organisasi ............................................................8
2.2 Gambaran Umum Mata Pelatihan ..................................................8
2.2.1 Core Value ASN BerAKHLAK ..............................................8
2.2.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ...........................19
2.3 Teknik Analisis .............................................................................24
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ....................................................27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Isu


Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN diangkat oleh pejabat pembna kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan dan/ atau negara
lainnya dengan 3 (tiga) fungsi pokok diantaranya pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan oerekat dan pemersatu bangsa. Aparatur Sipil
Negera (ASN) pada dasarnya terbagi atas 2 (dua) kategori, yaitu Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). Seseorang yang lolos seleksi menjadi PNS adalah menyandang
status CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) sebelum menjadi PNS.
Sejalan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2018, seorang CPNS menjalankan masa percobaan
selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani melalui proses pelatihan dasar
(Latsar). Pelatihan dasar CPNS sebagaimana yang dimaksudkan yakni
pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang pelaksanaannya
dilakukan secara terintegrasi dengan tujuan untuk membangun
kompetensi yang diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap
perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dara PNS BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif) dalam plaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan
kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI, serta menunjukkan
penguasaan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2009, Dosen dikatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuan
dengan tugas utamanya mentransformasikan, mengembangakan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sejalan
dengan hal tersebut, seorang Dosen yang berstatus ASN diharapkan juga
dapat mengaktulisasikan nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) secara
professional dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya. Peran
seorang dosen pada dasarnya merupakan bagian terpenting dalam dunia
pendidikan tinggi atau institusi, dimana pelaksanaan tugas dan fungsi
jabatan seorang Dosen sangat berkaitan erat dengan kualitas suatu
organisasi institusi, tidak terkecuali Universitas Sulawesi Barat.
Sebagai salah satu universitas negeri, Universitas Sulawesi Barat
telah menetapkan 3 IKU (indikator Kinerja Utama) kriteria pendidikan,
dianaranya kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik demi
tercapainya kualitas pendidikan yang baik dengan mengacu pada data-
data pelaksanaan pendidikan bagi mahasiswa. Database perkuliahan

1
mahasiswa berperan penting dalam penilaian pencapaian dan integrasi
kurikulum pendidikan, evaluasi pembelajaran, maupun kegiatan otonomi
keilmuan mahasiswa. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya
pengelolaan arsip database perkuliahan mahasiswa sebagai dasar
pelaksaan pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini dalam
lingkup Universitas Sulawesi Barat belum memiliki sistem pengelolaan
database perkuliahan mahasiswa yang leih efisien. Semua arsip
kemahasiswaan masih dikumpulkan dan dikelola secara manual, mulai
dari tugas, KRS, RPS mata kuliah, dsb.
Untuk itu, penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut
sebagai isu strategis kontemporer “belum optimalnya pengelolaan
database perkuliahan mahasiswa berbasis digitalisasi” yang penting untuk
diaktulisasikan guna menyelessaikan permasalahan yang ada dengan
sekaligus menjawab tantangan tuntutan digitalisasi revolusi industry 5.0
yang menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi.

1.2 Tujuan Aktualisasi


Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun yang menjadi
tujuan dari aktualisasi dalam Pelatihan Dasar CPNS ini yakni optimalisasi
pengelolaan arsip database prkuliahan mahasiswa berbasis digitalisasi
dalam upaya pengintegrasian kearsipan mahasiswa dan pelaksanaan
Tridarama Perguruan Tinggi sebagai pendukung kegiatan akreditasi,
evaluasi pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran, serta efisiensi
pelaksanaan perkuliahan.

1.3 Manfaat Aktualisasi


Berdasarkan tujuan di atas, maka adapun beberapa manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan aktualisasi ini diantaranya
yakni:
1. Terhadap Tempat Kerja, diantaranya:
a. Sebagai bentuk evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan
kurikulum
b. Sebagai arsip pelaksanaan pembelajaran
2. Terhadap Peserta Latsar, diantaranya:
a. Memberikan pandangan solusi terhadap penyelesaian isu-isu
terkini yang terjadi di lingkungan kerja.
b. Menyelesaikan kewajiban aktualisasi sebagai seorang CPNS.
3. Terhadap Mahasiswa, diantaranya:
a. Mempermudah akses data mahasiswa
b. Mempermudah akses literatur perkuliahan
.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Profil Organisasi


Profil organisasi merupakan uraian terkait gambaran umum
organisasi/ institusi tempat kerja yang terdiri dari profil Universitas
Sulawesi Barat sebagai Institusi dan Fakultas Teknik sebagai lingkungan
kerja.
2.1.1 Profil Universitas Sulawesi Barat
Universitas Sulawesi Barat merupakan salah satu perguruan tinggi negeri
yang berada di Provinsi Sulawesi Barat, tepatnya berlokasi di Kabupaten
Majene. Universitas Sulawesi Barat memperoleh izin operasional melalui
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 229/D/0/2007 tanggal
31 November 2007 yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Indonesia Sulawesi
Barat di bawah koordinasi Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Tanggal 13 Mei 2013
Universitas Sulawesi Barat berubah status dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor: 36 Tahun 2013 tentang Pendiiran Sulawesi Barat. Dengan
adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 36 Tahun 2013 tentang
Pendiiran Sulawesi Barat berarti bahwa Yayasan Pendidikan Indonesia Sulawesi
Barat telah mengalihkan pengelolaan dan aset Universitas Sulawesi Barat
kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Visi dari Universitas Sulawesi Barat yakni “Pada tahun 2040 Unsulbar
unggul dalam pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, dan
teknologi berbasis budaya untuk memecahkan masalah lokal, nasional, dan
global”. Berdasarkan visi tersebut, maka adapun yang menjadi misi Universitas
Sulawsesi Barat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan program pendidikan untuk menghasilkan lulusan
yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan berakhlak mulia dalam rangka
memenuhi tuntutan dan kebutuhan pembangunan;
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi berbasis
budaya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan inovasi
teknologi;
3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi, dalam
mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera dan berperadaban;
dan
4. Membangun sistem tata kelola yang bermutu, transparan, dan
bertanggung jawab.

Universitas Sulawesi Barat terdari atas 8 (delapan) fakultas dengan


23 program studi, diantaranya: (a)Fakultas Pertanian dan Kehutanan (2
program studi); (b)Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (2
program studi); (c)Fakultas Ilmu Kesehatan (4 program studi); (d)Fakultas
Ekonomi (2 program studi); (e)Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (3
program studi); (f)Fakultas Keguruan dan Pendidikan (5 program studi);
(g)Fakultas Peternakan dan Perikanan (2 program studi); serta
(h)Fakultas Teknik (3 program Studi).

3
2.1.2 Visi Misi Organisasi
Fakultas Teknik merupakan salah satu fakultas yang ada di
Universitas Sulawesi Barat. Fakultas ini terdiri dari 3 (tiga) program studi
diantaranya: (a)Teknik Sipil; (b)Teknik Informatika; dan (c)Perencanaan
Wilayah dan Kota.
Adapun visi Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat berdasarkan
SK Dekan Fakultas Teknik Nomor 200/UN55.6/HK.04/2022 yakni “Menjadi
institusi unggul dalam bidang keteknikan dengan mengoptimalkan sumber
daya yang berbasis kearifan local guna bersaing di tingkat nasional dan
internasional”. Unggul dalam hal ini yakni kompeten, inovatif, professional,
mandiri, dan technopreneurship. Lebih lanjut, dalam upaya perwujudan
visi di atas, maka adapun misi Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia,
kompeten, inovatif, profesional, mandiri, serta memiliki semangat
technopreneurship dalam rangka memenuhi tuntutan dan kebutuhan
pembangunan;
2. Menyelenggarakan, mengembangkan dan menyebarluaskan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat pada bidang
keteknikan dengan mengoptimalkan sumber daya yang berbasis
kearifan local;
3. Mewujudkan institusi yang memiliki tata pamong dan tata kelola yang
Kredibel, Transparan, Akuntabel, Bertanggung Jawab, Adil, dan
berbasis digital; serta
4. Meningkatkan kerjasama di bidang Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian yang saling menguntungkan dengan mitra terkait

Adapun Tujuan dari Fakultas Teknk adalah sebagai berikut:


1. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia, kompeten,
inovatif, professional, mandiri, serta memiliki semangat
technopreneurship dalam rangka memenuhi tuntutan dan kebutuhan
pembangunan
2. Terwujudnya pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat
pada bidang keteknikan dengan mengoptimalkan sumber daya yang
berbasis kearifan lokal
3. Diterapkannya hasil penelitian dan pengabdian masyarakat pada
bidang teknologi tepat guna dengan mengoptimalkan sumber daya
yang berbasis kearifan lokal
4. Peningkatan Sarana dan Prasarana penunjang terlaksananya Tri
Dharma Perguruan Tinggi
5. Terciptanya institusi yang memiliki tata pamong dan tata kelola yang
Kredibel, Transparan, Akuntabel, Bertanggung Jawab, Adil, dan
berbasis digital
6. Meningkatkan kerjasama di bidang Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian yang saling menguntungkan dengan mitra terkait

4
Adapun Strategi unutk mencapai tujuan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah Mahasiswa yang menyelesaikan masa studi
tepat waktu
2. Meningkatnya jumlah serapan pengguna lulusan dengan waktu
tunggu kurang dari enam bulan
3. Terserapnya lulusan sesuai bidang keilmuan dengan persentase lebih
dari 50 persen
4. Meningkatnya jumlah Dosen studi lanjut S3
5. Meningkatnya jumlah Dosen yang memiliki sertifikasi profesi
6. Jumlah Dosen dengan Jabatan akademik Lektor /Lektor
Kepala/Guru Besar lebih dari 70%
7. Meningkatnya jumlah Penelitian, Publikasi dan Karya Ilmiah oleh
Dosen dan Mahasiswa yang terekognisi
8. Meningkatnya jumlah Paten, Paten Sederhana, Hak Cipta, Buku
Ber-ISBN dan Teknologi Tepat Guna, oleh Dosen dan Mahasiswa
9. Meningkatnya Jumlah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Terkait Pengembangan teknologi maritim, kebencanaan dan
infrastruktur berkelanjutan
10. Terjalin Integrasi Kegiatan Penelitian dan PkM dalam Pembelajaran
11. Terlaksananya Peta Jalan Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat oleh Dosen dan Mahasiswa yang bermanfaat dan
berkelanjutan
12. Tersedianya Sarana dan Prasarana yang Mutakhir serta aksesibilitas
yang cukup untuk pencapaian CPL , Peningkatan suasana akademik,
Penelitian , dan Pengabdian kepada Masyarakat
13. Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kependidikan dan Kualitas
layanan Akademik berbasis digital
14. Terbentuknya institusi yang memiliki tata pamong dan tata kelola
yang Kredibel, Transparan, Akuntabel, Bertanggung Jawab, Adil, dan
berbasis digital
15. Tersedianya layanan kemahasiswaan di bidang penalaran, minat dan
bakat, kesejahteraan, bimbingan karir dan kewirausahaan
16. Terbentuknya desa mitra yang menjadi pusat pembinaan masyarakat,
terutama dalam bidang Teknik
17. Peningkatan Jumlah, Mutu, Manfaat dan Keberlanjutan dalam
Kerjasama Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat di bidang keteknikan
18. Peningkatan jumlah praktisi mengajar di dalam kampus

5
2.1.3 Struktur dan Tugas Pokok Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Fakultas Teknik

6
1. Tugas dan Fungsi Dekan
Fungsi Dekan adalah Memimpin penyelenggaraan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat, membina tenaga kependidikan,
mahasiswa, dan tenaga administrasi fakultas serta memimpin
penyelenggaraan kegiatan dibidang keuangan umum dan administrasi.
Adapun tugas pokok Dekan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat;
2. Membina tenaga kependidikan, administrasi dan mahasiswa;
3. Merumuskan program kebijakan dan pengembangan fakultas;
4. Memimpin rapat pimpinan fakultas, senat fakultas, dan dosen serta
menghadiri rapat pimpinan universitas;
5. Menjalin kerjasama dengan lembaga di luar Universitas;
6. Mengkoordinasi kegiatan serta pengawasan bidang keuangan dana
dministrasi;
7. Memantau anggaran fakultas;
8. Menyusun rencana anggaran tahunan fakultas;
9. Memberikan ijin, cuti, dan lain-lain bagi karyawan administrasi; dan
10. MenilaiDP3karyawanadministrasi.

2. Tugas dan Fungsi Kordinator ProgramStudi


Fungsi Ketua ProgramStudi adalah menyusun rencana, memberi
petunjukdan mengevaluasi pelaksanaankegiatan pendidikandan
pengajaran yang dilaksanakan dosen di lingkungan program studi
berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan
tugas. Adapun tugas pokok Kordinator Program Studi dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Menyusun jadwal kuliah serta pelaporannya;
2. Mengkoordinasi penyusunan silabus dan satuan acara pengajaran
(SAP);
3. Memantau dan membuat laporan perkembangan studi mahasiswa;
4. Memonitor kehadiran dosen dan perkuliahan;
5. Menyusun dan merancang kurikulum program studi;
6. Memantau dan mendampingi penasehat akademik (PA);
7. Mengkoordinasi pelaporan nilai ujian tengah semester dan ujian akhir
semester;
8. Memantau pengisian Kartu Rencana Studi (KRS);
9. Membuat konversi mahasiswa pindahan dan konversi mata kuliah;
10. Menghadiri rapat-rapat pimpinan fakultas/universitas; dan
11. Menghadirirapat-rapatforumkomunikasijurusanantaruniversitas.

3. Tugas dan Fungsi Tata Usaha


Fungsi Tata Usaha adalah membantu Dekan merencanakan,
mengevaluasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas
sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Adapun tugas pokok
tata usaha daat diuraikan sebagai berikut:

7
1. Mengelola dan mempertanggung jawabkan pengeluaran kas kecil;
2. Menginventarisasi perlengkapan di fakultas;
3. Membuat konsep surat dinas dan/ atau mengetik konsep surat
pimpinan;
4. Menyusun proposal anggaran belanja pegawai;
5. Mengerjakan berkas perpanjangan masa studi mahasiswa yang sudah
akan berakhir;
6. Mempersiapkan rapat pimpinan maupun rapat pimpinan dengan tamu;
7. Tugas luar untuk mengambil soal dan menyerahkan karya ujian; dan
8. Notulisi rapat pelaksanaan ujian tengah dan akhir semester.

2.1.4 Nilai-Nilai Organisasi


Nilai Organisasi Universitas Sulawesi Barat adalah nilai malaqbi
yang meliputi:
1. Kejujuran, merupakan sikap perilaku yang mencerminkan adanya
kesesuaian antara hati, perkataan dan perbuatan;
2. Keadilan, yaitu kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang;
3. Keikhlasan, dimaksudkan adalah setiap pelayanan public dilakukan
dengan tulus dan memperoleh kebahagiaan ketika kebutuhan public
telah terpenuhi;
4. Ketegasan, merupakan kemampuan untuk menyampaikan dan
melaksanakan hal yang tepat dan pada waktu yang tepat;
5. Kemuliaan, dimaksudkan adalah derajat penghargaan kepada
institusi dengan terpenuhinya visi, misi dan nilai-nilai organisasi; srta
6. Kebijaksanaan, merupakan kemampuan menyelesaikan
permasalahan mendasar yang berkaitan dengan perilaku.

2.2 Gambaran Mata Pelatihan


Gambaran umum mata pelatihan ASN ini didasarkan pada nilai-nilai
core value BerAKHLAK dan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang
dapat diuraikan sebagai berikut:

2.2.1 Core Value ASN BerAKHLAK


Core value ASN BerAKHLAK terdiri dari 7 (tujuh) nilai dasar
diantaranya: (a)Berorientasi Pelayanan; (b)Akuntabel; (c)Kompeten; (d)
Harmonis; (e)Loyal; (f)Adaptif; dan (g)Kolaboratif yang daoat diuraikan
sebagai berikut:
A. Berorientasi Pelayanan
Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan
perilaku/ kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman
bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, diantaranya:
1. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:

8
a) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
c) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;dan
d) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

Untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat


(customer needs) sebagai salah satu unsur penting dalam terciptanya
suatu pelayanan publik, terlebih dahulu kita melihat pengertian
Masyarakat atau publik sebagai penerima layanan. Masyarakat dalam
UU Pelayanan Publik adalah seluruh pihak, baik warga negara
maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun
badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Standar mutu pelayanan yang berbasis kebutuhan dan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan (consumer view or public
view), diarahkan untuk memberikan kesejahteraan kepada setiap
warga negara, misalnya: layanan kesehatan, pendidikan, dan
perlindungan konsumen. Kebutuhan dan harapan tersebut
berbedabeda sesuai dengan karakteristik individu yang bersangkutan.
Oleh sebab itu konsep mutu dalam konteks ini menuntut sikap
responsif dan empati dari petugas pemberi layanan kepada harapan
individu atau sekelompok individu pengguna layanan. Aparatur harus
menjadi pendengar yang baik atas keluhan ataupun harapan
masyarakat terhadap layanan yang ingin mereka dapatkan.
Dengan demikian kunci pelayanan kesejahteraan adalah
kepuasan para pengguna layanan. Dalam penyelenggaraan
pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi
juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai
klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan
keinginan masyarakat

2. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan


Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan
dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini
diantaranya:
a) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
b) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan
c) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku


yang semestinya ditampilkan untuk memberikan layanan prima

9
adalah:
a) Menyapa dan memberi salam;
b) Ramah dan senyum manis;
c) Cepat dan tepat waktu;
d) Mendengar dengan sabar dan aktif;
e) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan;
f) Terangkan apa yang Saudara lakukan;
g) Jangan lupa mengucapkan terima kasih;
h) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan; dan
i) Mengingat nama pelanggan.
Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk
memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai senyum,menyapa
dan memberi salam, serta berpenampilan rapi; cekatan ditandai
dengan cepat dan tepat waktu; solutf ditandai dengan mampu
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih layanan
yang tersedia; dan dapat diandalkan ditandai dengan mampu, akan
dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima atau pelayanan
yang diberikan.
Sehingga kode etik ramah, cepat, solutif, dan dapatdiandalkan
sebagai penjabaran dari nilai Berorientasi Pelayanan sangat
diharapkan dapat tercermin dari perilaku Saudara sebagai ASN bukan
hanya yang bertanggung jawab di garis depan (front liner), melainkan
menjadi tanggung jawab semua pegawai ASN pada setiap level
organisasi. Ke depan, citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat
dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan memberi
salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat
waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk
memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.

3. Melakukan Perbaikan Tiada Henti


Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
a) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanyakepada publik;
b) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan


dengan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark. Alangkah baiknya apabila seluruh ASN
dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai dasar orientasi
mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap individu
aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang dapat
dilakukan dari posisinya masing-masing. Di lain pihak, pimpinan
melakukan pemberdayaan aparatnya secara optimal,dan memberikan
arah menuju terciptanya layanan prima yang dapat memuaskan

10
stakeholders dengan memberikan superior customer value.
Hal ini berarti bahwa memberikan layanan yang bermutu tidak
boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi,
melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan
yang diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan
menjadi lebih baik dari hari ini (doing something better and better).
Dalam perkembangannya budaya pelayanan harus dipandang
sebagai sebuah proses belajar yang menghasilkan bentuk baru serta
pengetahuan dan kepandaian yang baru. Sebagai sebuah proses
belajar budaya pelayanan harus dapat melakukan perubahan
kebiasaan, perubahan nilai, dan perubahan pola pikir atau paradigma
pelayanan.

B. Akuntabel
Akuntabilitas sering diartikan sebagai responsibility atau
pertanggungjawban. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Menurut Bovens (2007), Akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu: untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokrasi); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkanefisiensi dan efektifitas (peran belajar). Adapun aspek-
aspek Akuntabilitas terdiri dari:
a) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship);
b) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is
resultsoriented);
c) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiersreporting);
d) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaninglesswithout consequences);
e) Akuntabilitas memperbaiki kinerja(Accountability improves
performance).

Secara umum, nilai akuntabilitas memiliki beberapa tingkatan antara


lainyaitu: 1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability); 2)
Akuntabilitas Individu; 3) Akuntabilitas Kelompok; 4) Akuntabilitas
Organisasi, dan 5) Akuntabilitas Stakeholder. Lebih lanjut, adapun
nilai-nilai dasar akuntabilitas dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kepemimpinan: Pimpinan memberi contoh pada orang lain,
adanyakomitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan;
b) Transparansi: Keterbukaan informasi akan mendorong
tercapainyaakuntabilitas
c) Integritas: Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

11
d) Responsibilitas: Kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat.
e) Keadilan: Landasan utama dari akuntabilitas yng harus dipelihara
dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
kepercayaan dankredibilitas organisasi yang mengakibatkan
kinerja tidak optimal.
f) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan.
g) Keseimbangan: Keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian yangyang dimiliki.
h) Kejelasan: Mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerjadan
i) Konsistensi: Menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang
akuntabel.

C. Kompeten
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam
Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun2021 dalam poin 4, antara lain,
disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kompetensi Diri
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah adalah keniscayaan. Melaksanakan belajar sepanjang
hayat merupakan sikap yang bijak. Setiap orang termasuk ASN
selayaknya memiliki watak sebagai pembelajar sepanjang hayat, yang
dapat bertahan dan berkembang dalam oreintasi Ekonomi
Pengetahuan (Knowledge Economy). Pembelajar yang relevan saat
ini adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk secara efektif dan
kreatif menerapkan keterampilan dan kompetensi ke situasi baru, di
dunia yang selalu berubah dan kompleks.
Sebagai ASN pembelajar, ASN juga diharapkan mengalokasikan
dirinya dalam waktu dan ruang yang memadai, yang dikhususkan
untuk penciptaan atau perolehan pengetahuan. Dalam kaitan ini ASN
dapat terlibat dalam aktivitas seperti laboratorium dan perpustakaan di
lingkungan kantornya, di tempat penemuan pengetahuan baru dapat
dihasilkan, tetapi juga aktivitas laboratorium dan perpustakaan juga
sebagai tempat pertemuan di mana ASN berkumpul dan berbagai
pengetahuan. Belajar/sharing Bersama Teman/jejaring, selain akan
menjadi motivasi belajar dan penyemangat, teman akan membantu
saat kamu menemukan kesulitan. Belajar dengan sistem diskusi
biasanya membuat kita lebih mudahmemahami sesuatu.

12
2. Membantu orang lain belajar
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif
dalam “pasar pengetahuan” (Thomas H.& Laurence, 1998) atau forum
terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums). Dalamforum tersebut
merupakan kesempatan bagi pegawai untuk berinteraksi secara
informal. Seperti kegiatan piknik pegawai memberikan kesempatan
untuk pertukaran informasi antara ASN yang tidak memiliki banyak
kesempatan berbicara satu sama lain dalam pekerjaan sehari-hari di
kantor. Sementara itu Pameran pengetahuan seperti pameran/bursa
buku, pameran pendidikan dan seminar penelitian, adalah forum untuk
mendorong pertukaran pengeahuan.
Cara lain untuk membantu orang lain melalui kegiatan aktifuntuk
akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/ pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned)
(Thomas H.& Laurence, 1998). ASN pembelajar dapat juga
berpartisipasi untuk aktif dalam jaringan para ahli sesuai dengan
bidang kepakarannya dalam proses transfer pengetahuan keahlian.
Jadi ASN dapat aktif dalam jejaring pengetahuan tersebut untuk
memutakhirkan pengetahuannya dan dapat juga menyediakan dirinya
sebagai ahli/sumber pengetahuan itu sendiri, yang dapat mentrasfer
pengetahuannya kepada pihak lain yang membutuhkannya.

3. Melaksanakan Tugas terbaik


Hal yang penting dalam melaksnakan tugas terbaik adalah:
(a)Pengetahuan menjadi karya sejalan dengan kecenderungan setiap
organisasi bai instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup
dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya
manusia; dan (b)Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya
tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup
seseorang.

D. Harmonis
Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikaan sebagai
having a pleasing mixture of notes. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut
adalah: (a)Membuat tempat kerja yang berenergi; (b)Memberikan keleluasaan
untuk belajar dan memberikan kontribusi; dan (c)Berbagi kebahagiaan bersama
seluruh anggota organisasi.
1. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam

13
pelayanan publik, yakni:
a) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
factual

2. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya


Harmonis
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan
menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya adalah sebagai berikut:
a) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan
adil. Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok
atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakna
tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur,
transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan
tugasanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman,
damai, dan tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya.
Sikap netral dan adil juga harus diperlihatkan oleh PNS dalam event
politik lima tahunan yaitu pemilu dan pilkada.
b) PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok
minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang
mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut. Termasuk
didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai, penyusunan
program tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya.
c) menunjang sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam
memberikan layanan.
d) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki
suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu
kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
e) PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS
juga harus menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa
menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian
dari sumber masalah (trouble maker). Oleh sebab itu , setiap ucapan
dan tindakannya senantiasa menjadi ikutan dan teladan warganya.
Dia tidak boleh melakukan tindakan, ucapan, perilaku yang
bertentangan dengan norma norma sosial dan susila, bertentangan
dengan agama dan nilai local yang berkembang di masyarakat.

E. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai
Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak
terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan

14
Republik Indonesia (NKRI).
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara;
serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara Adapun kata-kata kunci yang
dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal
tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“KoDeKoNasAb”.

Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap


bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan
mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalamkehidupan
sehari-harinya, yaitu:
a) Cinta Tanah Air
b) Sadar Berbangsa dan Bernegara
c) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
d) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
e) Kemampuan Awal Bela Negara.

Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan


negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnyaterhadap
bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya
dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan
Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan,
sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus
meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

F. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk
hidupuntuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan
lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi
merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan
makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada

15
akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif
merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan
kehidupan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi
individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini
organisasi maupun individu menghadapi permasalahan yang sama,
yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik
adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun
individual. Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah
menyesuaikan (diri) dengan keadaan. Sedangkan dalam kamus
Bahasa Inggris, seperti Cambridge menyebutkan bahwa adaptif
adalah “having an ability to change to suit changing conditions”, atau
kemampuan untuk berubah dalam sitauasi yang berubah
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya
organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan,
termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan. Dalam konteks budaya organisasi, maka nilai
adaptif tercermindari kemampuan respon organisasi dalam
mengadaptasi perubahan. Di sektor publik, budaya adaptif dalam
pemerintahan ini dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan
serta meningkatkan kinerja pelayanan publik.
Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga
pemerintahan antara lain sebagai berikut:
a) Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan;
b) Mendorong jiwa kewirausahaan;
c) Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah;
d) Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan
antarainstansi mitra, masyarakat dan sebagainya; serta
e) Terkait dengan kinerja instansi.

Penerapan budaya adaptif dalam organisasi pemerintahan akan


membawa konsekuensi adanya perubahan dalam cara pandang, cara
berpikir, mentalitas dan tradisi pelayanan publik yang lebih mampu
mengimbangi perubahan atau tuntutan jaman.

G. Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa
definisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh
(1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi
adalah “ value generated from an alliance between two or more firms
aiming to become more competitive by developing shared routines”.
1. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Collaborative governance dalam artian sempit merupakan
kelompok aktor dan fungsi. Ansell dan Gash A (2007:559),

16
menyatakan Collaborative governance mencakup kemitraan institusi
pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan
keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di
mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi
tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White,
2012). Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek
pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda
dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa
organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi
kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang
memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan bersama
dengan “berbagi kekuatan”.
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting
untuk kolaborasi yaitu:
a) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
b) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
c) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan
bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
d) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
e) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus
(bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
f) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus
tepat yang mampu membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara
yang akan mempertahankan tata kelola stuktur horizontal sambil
mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan ide. Selain
itu, kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan
nilai tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya
untuk tujuan bersama.
Ratner (2012) mengungkapkan terdapat mengungkapkan tiga
tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan assessment
terhadaptata kelola kolaborasi yaitu: (a)mengidentifikasi
permasalahan dan peluang; (b)merencanakan aksi kolaborasi; dan
(c)mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.

17
Ansen dan Gash 2012 p 550) menjelaskan terkait model
collaborative governance. Menurutnya starting condition mempengaruhi
proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses tersebut terdiri dari
membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment to process,
pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara. Desain
kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor
kepemimpinan juga mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan
menghasilkan outcome yang diharapkan.

Gambar 2 .ModelCollaborativeGovernance
Sumber: Ansen dan Gash (2012)

2. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang
terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia
dan Selandia Baru. Di Inggris, misalnya, ide WoG dalam
mengintegrasikan sektor-sektor ke dalam satu cara pandang dan
sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai Buruhnya Tony
Blair pada tahun 1990-an dengan gerakan modernisasi program

18
pemerintahan, dikenal dengan istilah „joined-up government‟
(Bissessar, 2009; Christensen & L\a egreid, 2006). Di Australia,
WoG dimotori oleh Australian Public Service (APS) dalam
laporannya berjudul Connecting Government: Whole of
Government Responses to Australia's Priority Challenges pada
tahun 2015. Namun demikian WoG bukanlah sesuatu yang baru di
Australia. Fokus pendekatan pada kebijakan. pembangunan dan
pemberian layanan publik. Sementara di Selandia Baru WoG juga
dikembangkan melalui antara lain integrasi akunting pemerintahan,
pengadaan barang dan jasa, ICT, serta sektor- sektor lainnya.
Pendekatan WoG di beberapa negara ini dipandang sebagai
bagian dari respon terhadap ilusi paradigma New Public
Management (NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi
dan cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif
integrasi sektor. Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba
menjawab pertanyaan klasik mengenai koordinasi yang sulit terjadi
di antara sektor atau kelembagaan sebagai akibat dari adanya
fragmentasi sektor maupun eskalasi regulasi di tingkat sektor.
Sehingga WoG sering kali dipandang sebagai perspektif baru
dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sector.
Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan
atau minimal disandingkan dengan konsep policy integration,
policy coherence, cross-cutting policy- making, joined- up
government, concerned decision making, policy coordination atau
cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan
konsepkonsep tersebut, terutama karakteristik integrasi institusi
atau penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal
dalam satu wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi
antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun demikian
terdapat pula perbedaannya, dan yang paling nampak adalah
bahwa WoG menekankan adanya penyatuan keseluruhan (whole)
elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih
banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi
institusi, proses kebijakan dan lainnya, sehingga penyatuan yang
terjadi hanya berlakupada sektor-sektor tertentu saja yang
dipandang relevan.

2.2.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


A. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

19
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban serta Kode Etik ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu
bangsa. Selain kedudukan, tugas dan fungsi, ASN juga
mempunyai hak dan kewajiban Agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak sesuai dengan UU ASN sebagai berikut:
a) PNS berhak memperoleh: (a)Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
(b)Cuti; (c)Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
(d)Perlindungan; dan (e)Pengembangan kompetensi
b) PPPK berhak memperoleh: (a)Gaji dan tunjangan; (b)Cuti;
(c)Perlindungan; dan (d)Pengembangan kompetensi.

Berdasarkan pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib


memberikan perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jeminan kematian dam bantuan hukum. Setelah
mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengantugas dan tanggungjawabnya berdasarkan UU ASN
sebagai berikut:
a) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945, NKRI dan Pemerintah yang
sah
b) Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa
c) Melaksanakan kebijan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang
d) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian,kejujuran, kesadaran,dan tanggungjawwab
f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dantindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan
g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatansesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
h) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi


berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam

20
UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.

2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Pengelolaan ASN harus mendukung misi utama
pemerintahan. Pengelolaan ASN dilakukan untuk memotivasi dan
juga meningkatkan produktivitas pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Untuk mendapatkan pegawai yang
produktif, efektif dan efisien tersebut diperlukan sebuah sistem
pengelolaan SDM yang baik. SIstem merit berdasarkan pada
objektifitas dalan pengelolaan ASN menjadi pilihan bagi berbagai
organisasi untuk mengelola SDMnya.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang
bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan
sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat
maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi
sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat
dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem
pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang
sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsipprinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan
sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan
kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui
dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja.

3. Mekanisme Pengelolaan ASN


Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah
kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek sumber daya
manusia dalam organisasi termasuk dalam hal ini adalah
pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan,
penilaian dan penghargaan. Manajemen ASN terdiri dari
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapankebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan;
penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan

21
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja;dan perlindungan. Pengisian jabatan
pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan
Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat
Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan
Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundangundangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat
pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan
Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada
KASN. KASN melakukanpengawasan pengisian Jabatan Pimpinan
Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN
dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan
sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai
PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai
ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar
pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan
akurasi pengambilan keputusandalam Manajemen ASN diperlukan
Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan
secara nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah.
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif.
Upaya administratifterdiri dari keberatan dan banding administratif.

B. Smart ASN
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada
pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan
yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan
praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara

22
produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital
meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan seharihari.
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan seharihari.
Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan
individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat
keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP,
PC)
b) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine)
dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan
memilah berita benar
c) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media
sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan
mengganti Settings
d) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital
dan e- commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi
secara digital

2. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:


a) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata
krama, dan etika berinternet (netiquette)
b) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi,
perundungan, dll.
c) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di
ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan
peraturan yang berlaku
d) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan
berdagang di ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
a) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan
berbahasa Indonesia
b) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak
sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti

23
perpecahan, radikalisme, dll.
c) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan
benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka
Tunggal Ika
d) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,
menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif
lainnya.

4. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:


a) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata
sandi)
b) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid
darisumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam,
phishing.
c) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform
digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat
konten sosmed
d) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam)
dalam transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan
kode otentikasi

3 Teknik Analisis Isu


Berdasarkan pengamatan dan observasi di lapangan, terdapat
beberapa isu-isu aktual yang dapat diidentifikasi berdasarkan aspek
manajemen ASN, pelayanan public, maupun Whole of Governance
sebagai berikut:
1. Kurangnya persiapan kegiatan magang bersertifikat mahasiswa dalam
rangka MBKM;
2. Kurangnya penydediaan modul/ buku ajar pada setiap mata kuliah
praktikum;
3. Belum optimalnya pengelolaan arsip data-data perkuliahan mahasiswa
berbasis digitalisasi;
4. Belum optimalnya pemanfaatan laboratorium dalam mendukung
pembelajaran mahasiswa; dan
5. Penyelenggaraan pembelajaran kurikulum regular dan berbasis MBKM
belum terintegrasi dengan baik.

Dari beberapa isu-isu aktual di atas, selanjutnya dilakukan proses


pemilihan isu-isu strategis kontemporer untuk menentukan Core Issue
yang akan diangkat untuk menjadi isu utama dalam rancangan aktualisasi,
yaitu dengan menggunakan metode/ teknik analisis kriteria Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL). Metode APKL ini
merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu isu untukdicarikan solusinya dengan memperhatikan 4
(empat) faktor, diantaranya:

24
a. Aktual (A), artinya isu tersebut masih dibicarakan atau belum
terselesaikan hingga saat ini;
b. Problematik (P), artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang
seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung
menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang; dan
d. Layak (L), artinya isu tesebut bersifat logis (masuk akal), pantas
realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang,
dan tanggungjawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.
Tabel 1. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
Kriteria APKL (1-5) Total
No Isu Rank
A P K L Skor
Kurangnya persiapan kegiatan
1 magang bersertifikat mahasiswa 5 4 3 3 15 IV
dalam rangka MBKM
Kurangnya penyediaan modul/
2 buku ajar pada setiap mata 5 4 4 3 16 III
kuliah praktikum di Prodi PWK
Belum optimalnya pengelolaan
arsip data-data perkuliahan
3 5 4 5 3 17 II
mahasiswa Prodi PWK berbasis
digitalisasi
Belum optimalnya pemanfaatan
laboratorium dalam mendukung
4 3 3 3 3 12 V
pembelajaran mahasiswa di
Prodi PWK
Penyelenggaraan pembelajaran
kurikulum regular dan berbasis
5 5 5 4 4 18 I
MBKM di Prodi PWK belum
terintegrasi dengan baik

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka adapun beberapa isu yang


paling mendesak dan memenuhi criteria untuk diangkat adalah:
1. Penyelenggaraan pembelajaran kurikulum rguler dan berbasis MBKM
di Program Studi PWK belum terintegrasi dengan baik;
2. Belum optimalnya pengelolaan arsip data-data perkuliahan mahasiswa
di Program Studi PWK berbasis digitalisasi; dan
3. Kurangnya penyediaan modul/ buku ajar pada setiap mata kuliah
praktikum di program Studi PWK.
Dalam upaya penentuan prioritas masalah, penulis juga
menggunakan analisis USG sebagai alat untuk mengetahui isu mana
yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan kriteria Urgency (U),
Seriousness (S), dan Growth (G) atau biasa disebut analisis USG. Analisis

25
USG menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5, yang
menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat
mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya: Lebih jelasnya, criteria
USG dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Urgency (U), berarti seberapa mendesaknya isu/ masalah tersebut
untuk diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu;
b. Seriousness (S), mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan
dengan akibat yang bisa menimbulkan masalah baru; dan
c. Growth (G), berkaitan dengan kemungkinan isu/ masalah tersebut
berkembang memburuk kalau tidak segera diselesaikan.

Tabel 2. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria USG


Kriteria USG (1-5)
No Isu Total Rank
U S G
1 Penyelenggaraan pembelajaran
kurikulum regular dan berbasis
4 3 4 11 III
MBKM di Program Studi PWK
belum terintegrasi dengan baik
2 Belum optimalnya pengelolaan
arsip data-data perkuliahan
5 4 5 14 I
mahasiswa Program Studi
PWK berbasis digitalisasi
3 Kurangnya penyediaan modul/
buku ajar pada setiap mata kuliah 5 4 4 13 II
praktikum di Program STudi PWK

Interval penentuan prioritas:


Angka 1 : sangat tidak mendesak/ gawat dan dampak;
Angka 2 : tidak mendesak/ gawat dan dampak;
Angka 3 : cukup mendesak/ gawat dan dampak
Angka 4 : medesak/ gawat dan dampak;
Angka 5 : sangat mendesak/ gawat dan dampak.

Berdasarkan hasil analisis criteria USG di atas, diperoleh satu isu


utama (Core Issue) yaitu belum optimalnya pengelolaan arsip data-
data perkuliahan mahasiswa Program Studi PWK berbasis
digitalisasi.

26
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

Identifikasi isu-isu strategis aktual sesuai yang telah diuraikan


sebelumnya merupakan suatu bentuk tahapan pelaksanaan penyusunan
rancangan aktualisasi yang didasarkan pada urgensi permasalhan dan
kebutuhan lingkungan kerja. Kedua hal tersebut menjadi indikator utama
dalam proses identifikasi isu sepeperti yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya. Kelima isu tersebut kemudian dianalisis urgensi
penyelesaiannya dengan menggunakan metode dan teknik analisis
criteria APKL dan USG untuk diangkat menjadi satu isu utama (core issue)
dan menjadi bahan aktualisasi. Adapun skema rancangan aktualisasi ini
dapat dirincikan sebagai berikut;
Unit Kerja : Prgram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK), Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi
Barat
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya persiapan kegiatan magang
bersertifikat mahasiswa dalam rangka MBKM;
2. Kurangnya penydediaan modul/ buku ajar
pada setiap mata kuliah praktikum Program
Studi PWK;
3. Belum optimalnya pengelolaan arsip data-
data perkuliahan mahasiswa Program Studi
PWK berbasis digitalisasi;
4. Belum optimalnya pemanfaatan laboratorium
dalam mendukung pembelajaran mahasiswa
di Program Studi PWK; dan
5. Penyelenggaraan pembelajaran kurikulum
regular dan berbasis MBKM Program Studi
belum terintegrasi dengan baik..
Isu yang : Belum optimalnya pengelolaan arsip data-data
Diangkat perkuliahan mahasiswa Program Studi PWK
berbasis digitalisasi
Gagasan : Optimalisasi pengelolaan arsip database
Pemecahan Isu perkuliahan mahasiswa Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota berbasis
digitalisasi
Tujuan Gagasan : Optimalnya pengelolaan arsip database
Pemecahan Isu perkuliahan mahasiswa Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota berbasis
digitalisasi

27
Tabel 3 Rancangan Kegiatan dan Tahapan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

Dokumentasi  Akuntabel
dan dokumen
Melakukan tugas
berupa: 1. Ketegasan
dengan jujur, Dengan melakukan
a. Koordinasi dan a. Surat
bertanggungjawab, koordinasi dan konsultasi Kemampuan untuk
konsultasi dengan pernyataan cermat, disiplin, dan dengan aktor terkait dapat menyampaikan dan
Kordinator Program persetujuan
berintegritas tinggi. mendukung pencapaian melaksanakna hal
Studi dari Kordinator
 Harmonis visi dan misi terkait yang tepat dan pada
b. Koordinasi dan Program Studi
Membangun lingkungan Sumber Daya Manusia waktu yang tepat
konsultasi dengan b. Surat
Persiapan kerja yang kondusif. yang kompeten,inovatif,
Wakil Dekan I pernyataan 2. Kebijaksanaan
1 kegiatan  Kolaboratif professional, mandiri, serta
selaku mentor persetujuan
aktualisasi Terbuka dalam bekerja memiliki semangat Merupakan
c. Koordinasi dengan dari mentor
sama untuk technopreneurship dalam kemampuan
Dekan selaku c. Surat
menghasilkan nilai rangka memenuhi tuntutan menyelesaikan
atasan pernyataan
tambah dan kebutuhan permasalahan
d. Kordinasi dengan persetujuan
rekan kerja yang dari Dekan  Manajemen ASN pembangunan mendasar yang
Melakukan kegiatan berkaitan dengan
terlibat d. Surat
awal dengan perilaku
dukungan dari
rekan kerja memperhatikan etika
yang terlibat dan kode etik

28
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

 Berorientasi
Dokumentasi Pelayanan
dan dokmen Memahami dan
yang memenuhi kebutuhan
a. Mencari dan
berhubungan Dengan Menyusun konsep 1. Ketegasan
mengumpulkan  Akuntabel
dengan: rancangan bedasarkan
referensi terkait Melaksanakan tugas Kemampuan untuk
b. Referensi dan telaah referensi bentuk-
bentuk-bentuk dengan menyampaikan dan
literature bentuk pengarsipan
Menyusun pengarsipan data bertanggungjawab, dan melaksanakna hal
terkait berbasis digitalisasi dapat
konsep berbasis digitalisasi cermat. yang tepat dan pada
digitaliasasi mendukung pencapaian
rancangan b. Menelaah bentuk  Adaptif waktu yang tepat
pengarsipan visi dan misi terkait
dengan telaah dan permasalahan Bertindak proaktf dalam
data Sumber Daya Manusia 2. Kebijaksanaan
2 referensi pengarsipan data- mengumpulkan
c. Permasalahan yang kompeten,inovatif,
bentuk-bentuk data perkuliahan informasi Merupakan
bentuk professional, mandiri, serta
pengarsipan mahasiswa saat ini
pengarsipan  Kolaboratif memiliki semangat
kemampuan
berbasis c. Membuat draft Menggerakkan menyelesaikan
data technopreneurship dalam
digitalisasi konsep rancangan pemanfaatan berbagai permasalahan
perkuliahan rangka memenuhi tuntutan
desain pengarsipan sumberdaya untuk mendasar yang
mahasiswa dan kebutuhan
database tujuan bersama berkaitan dengan
d. Rancangan pembangunan
perkuliahan
desain  Manajemen ASN perilaku
pengarsipan Melakukan kegiatan
database awal dengan
perkuliahan memperhatikan etika
dan kode etik

29
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

Dengan melakukan
 Berorientasi pengumpulan dan
a. Dokumentasi
a. Melakukan Pelayanan menelaah arsip data-data
terkait proses
koordinasi dengan Memahami dan perkuliahan mahasiswa
koordinasi
staff program studi memenuhi kebutuhan dapat mendukung 1. Keikhlasan
kepada staff
terkait arsip data pencapaian visi dan misi Setiap pelayanan
program studi  Harmonis
perkulihan terkait: public dilakukan
b. Dokumentasi Membangun lingkungan
mahasiswa 1. Sumber Daya Manusia dengan tulus dan
terkait proses kerja yang kondusif
b. Melakukan yang kompeten,inovatif, memperoleh
koordinasi dengan selalu
koordinasi dengan professional, mandiri, kebahagiaan ketika
dengan dosen melakukan koordinasi
Mengumpulkan dosen terkait data serta memiliki kebutuhan public
prodi  Adaptif
dan menelaah perkulihan semangat telah terpenuhi.
c. Dokumentasi Bertindak proaktif dalam
3 arsip data-data mahasiswa technopreneurship 2. Ketegasan
terkait proses penydiaan wadah
perkuliahan c. Melakukan dalam rangka Merupakan
koordinasi pengumpulan data
mahasiswa koordinasi dengan memenuhi tuntutan dan kemampuan untuk
keti setiap
dengan keti  Kolaboratif kebutuhan menyampaikan dan
sebagai Bekejasama dengan
angkatan pembangunan; dan melaksanakan hal
perwakilan berbagai pihak (staff,
d. Membuat Link 2. Mewujudkan institusi yang tepat dan
mahasiswa dosen, dan mahasiswa)
Google Drive yang memiliki tata pada waktu yang
sebagai wadah
tiap angkatan  Smart ASN pamong dan tata kelola tepat.
d. Link Memanfaa tkan media
pengumpulan data- yang Kredibel,
pengumpulan digital dalam
data perkuliahan Transparan, Akuntabel,
data dalam pengumpulan data
mahasiswa Bertanggung Jawab,
Google Drive
Adil, dan berbasis
digital

30
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

 Berorientasi
Pelayanan Dengan pengusulan dan
Melakukan perbaikan kordinasi draft konsep
tiada henti metode baru dapat
a. Dokumentasi
mendukung pencapaian
a. Melakukan diskusi berupa foto dan  Kompeten
visi dan misi terkait:
kepada rekan dosen video diskusi Melaksanakan tugas 1. Keadilan
1. Sumber Daya Manusia
di lingkungan prodi dengan rekan dengan kualitas terbaik Kondisikebenaranid
yang kompeten,inovatif,
PWK terkait metode dosen program  Harmonis ealsecaramoralmen
Pengusulan professional, mandiri,
pengarsipan yang studi Selaku melakukan genaisesuatuhal,bai
draft konsep serta memiliki
diusulkan b. Dokumentasi diskusi dan kordinasi kmenyangkut
metode baru semangat
b. Melakukan diskusi berupa foto dan dengan pimpinan dan bendaatau orang
dan koordinasi technopreneurship
kepada staff prodi video diskusi rekan kerja dalam 2. Kebijaksanaan
4 dengan rekan dalam rangka
PWK terkait metode dengan staff rangka membangun Kemampuan
kerja dan memenuhi tuntutan dan
pengarsipan baru program studi lingkungan kerja yang menyelesaikan
Kordinator kebutuhan
c. Mengusulkan c. Dokumentasi kondusif permasalahanmend
Program Studi pembangunan; dan
sebagai atasan
metode pengarsipan berupa foto dan  Adaptif 2. Mewujudkan institusi
asaryang
baru berbasis video Bertindak proaktif berkaitandengan
yang memiliki tata
digitalisasi kepada koordinasi  Smart ASN pamong dan tata kelola
perilaku
Kordinator Program dengan Memanfaatnkan media yang Kredibel,
Studi sebagai atasan Kordinator digitalisasi sebagai Transparan, Akuntabel,
Program Studi basis penggunaan Bertanggung Jawab,
metode baru yang Adil, dan berbasis
diusulkan digital

31
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

Dengan melakukan
 Berorientasi pembaruan sistem
Pelayanan pengarsipan data-data
Melakukan perbaikan perkuliahan mahasiswa
a. Dokumentasi tiada henti dapat mendukung 1. Keikhlasan
proses  Akuntabel pencapaian visi dan misi Setiap pelayanan
a. Membuat akun
pembuatan Melaksanakan tugas terkait: public dilakukan
linktree sebagai alat/
akun linktree dengan cermat dan 1. Sumber Daya Manusia dengan tulus dan
sarana pengarsipan
b. Akun linktree disiplin yang kompeten,inovatif, memperoleh
database
Memperbaharui c. Desain  Kompeten professional, mandiri,; kebahagiaan ketika
b. Mebuat desain
sistem pengarsipan Melaksanakan tugas dan kebutuhan public
pengarsipan data
pengarsipan database dengan kualitas terbaik 2. Peningkatan sarana telah terpenuhi.
perkuliahan yang
5 data perkulihan
terorganisir dengan
perkuliahan  Adaptif dan prasarana
mahasiswa mahasiswa Terus berinovasi dan penunjang 2. Kebijaksanaan
baik dan rapi
berbasis berbasis mengembangkan terlaksananya Tri Kemampuan
c. Mengkoneksikan link
digitalisasi linktree kreatifitas serta Darma Perguruan menyelesaikan
arsip data dari goole
d. Hyperlink data bertindak proaktif Tinggi permasalahanmend
dive kedalam linktree
yang telah dibuat
GDrive  Smart ASN 3. Mewujudkan institusi asaryang
dengan desain Memanfaatnkan media yang memiliki tata berkaitandengan
pengarsipan digitalisasi sebagai pamong dan tata kelola perilaku
linktree basis penggunaan yang Kredibel,
metode baru yang Transparan, Akuntabel,
diusulkan Bertanggung Jawab,
Adil, dan berbasis
digital

32
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

1. Kejujuran
a. Dokumentasi  Berorientasi Sikap perilaku yang
a. Melakukan Pelayanan
kegiatan mencerminkan
koordinasi dengan Ramah, cekatan, dan
koordinasi adanya kesesuaian
Keti sebagai dapat diandalkan.
dengan Keti antara hati,
perwakilan setiap Dengan melakukan
(mahasiswa)  Akuntabel perkataan dan
kelas terkait waktu sosialisasi dapat
b. Dokumentasi Melaksanakan tugas perbuatan
sosialisasi mendukung pencapaian
kegiatan dengan 2. Keadilan
b. Mensosialisasikan visi dan misi terkait:
sosialisasi bertanggungjawab, kebenaranidealseca
Melakukan cara penggunaan 1. Sumber Daya Manusia
penggunaan cermat, dan disiplin ramoralmengenaise
sosialisai secara dan penginputan yang kompeten,inovatif,
metode  Kolaboratif suatuhal,baikmenya
virtual data perkuliahan ke professional, mandiri,;
penginputan Bekerjasama dengan ngkut bendaatau
penggunaan dalam sistem dan
6. dan akses berbagai pihak demi orang
sistem digitalisasi kepada 2. Mewujudkan institusi
database keberhasilan 3. Keikhlasan
digitalisasi Mahasiswa yang memiliki tata
perkuliahan pelaksanaan kegiatan Setiap pelayanan
kepada c. Memberikan pamong dan tata kelola
Mahasiswa pelatihan dan/ atau
mahasiswa  Manajemen ASN public dilakukan
yang Kredibel,
c. Dokumentasi Melaksanakan kegiatan dengan tulus
contoh praktik Transparan, Akuntabel,
berupa video dengan memperhatikan
penggunaan sistem Bertanggung Jawab, 4. Ketegasan
dan foto kode etik dan kode
digitalisasi dalam Adil, dan berbasis
kegiatan perilaku ASN Kemampuan untuk
penginputan dan digital
akses arsip
pelatihan  Smart ASN menyampaikan dan
praktik Kegiatan berbasis melaksanakna hal
perkuliahan kepada
penggunaan digital (dilakukan secara yang tepat dan
mahasiswa
linktree virtual) pada waktu yang
tepat

33
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

a. Angket survey  Berorientasi


dalam bentuk Pelayanan
a. Melakukan survey Memahami dan
gform
kemudahan akses memenuhi kebutuhan
b. Dokumentasi Dengan melakukan review
arsip kepada
Melakukan berupa video  Akuntabel keefektifan penggunaan
mahasiswa 1. Keadilan
review review Melaksanakan tugas sistem/ metode
berbasis digitalisasi Kondisi kebenaran
efektivitas pendapat dengan pengarsipan baru dapat
dengan G.Form ideal secara moral
penggunaan dosen bertanggungjawab, mendukung pencapaian
b. Melakukan review mengenai sesuatu
sistem pengampu cermat, dan disiplin, visi dan misi terkait:
pendapat para hal, baik
digitalisasi mata kuliah  Adaptif 1. Sumber Daya Manusia
dosen pengajar menyangkut benda
dalam terkait Bertindak proaktif yang kompeten,inovatif,
program studi PWK atau orang
pengarsipan efektivitas  Kolaboratif professional, mandiri,;
7 dalam mengakses 2. Ketegasan
data perkuliahan penggunaan Menggerakkan dan
arsip database Kemampuan untuk
mahasiswa sistem pemanfaatan berbagai 2. Mewujudkan institusi
perkuliahan menyampaikan dan
dibandingkan digitalisasi sumberdaya untuk yang memiliki tata
mahasiswa melaksanakan hal
dengan metode c. Dokumentasi tujuan bersama pamong dan tata kelola
c. Melakukan review yang tepat dan
sebelumnya
pendapat staff
berupa video  Manajemen ASN yang Kredibel,
padawaktu yang
review Melaksanakan kegiatan Transparan, Akuntabel,
program studi tepat.
pendapat staff dengan memperhatikan Bertanggung Jawab,
dalam pengelolaan
prodi terkait kode etik dan kode Adil, dan berbasis
arsip data
efektivitas perilaku ASN digital
perkuliahan
mahasiswa
penggunaan  Smart ASN
sistem Kegiatan dilaksanakan
digitalisasi berbasis digital

34
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

a. Angket survey  Akuntabel 1. Kejujuran


kepuasan Dengan melakukan
Melaksanakan tugas sikapperilakuyangm
penggunaan evaluasi dan laporan
a. Membuat survei dengan encerminkanadany
sistem pertanggungjawaban
kepuasan bertanggungjawab, akesesuaianantara
digitalisasi dapat mendukung
penggunaan cermat, dan disiplin, hati, perkataan dan
berbasis pencapaian visi dan misi
metode dan berintegritas tinggi perbuatan
Melakukan terkait:
pengarsipan data G.form  Kompeten 2. Ketegasan
evaluasi dan b. Simpulan dan 1. Sumber Daya Manusia
perkuliahan yang Melaksanakan tugas Kemampuan untuk
pelaporan evaluasi hasil yang kompeten,inovatif,
baru dengan kualitas terbaik menyampaikan dan
pertanggung Survei Google professional, mandiri,;
8 b. Mengolah data  Loyal melaksanakan hal
jawaban kepada Form dan
hasil survey Setia kepada pimpinan yang tepat dan
atasan c. Laporan 2. Mewujudkan institusi
kepuasan dengan selalu padawaktu
pertanggungja yang memiliki tata
mahasiswa sebagai melakukan pelaporan 3. Kebijaksanaan
waban kepada pamong dan tata kelola
bentuk evaluasi pertanggungjawaban Kemampuan
atasan yang Kredibel,
c. Membuat laporan  Manajemen ASN Transparan, Akuntabel, menyelesaikan
pertanggungjawaba d. Laporan Melaksanakan kegiatan permasalahanmend
pelaksanaan Bertanggung Jawab,
n kepada atasa dengan memperhatikan asaryang
aktualisasi Adil, dan berbasis
kode etik dan kode digital berkaitandengan
perilaku ASN perilaku

35
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap visi Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan misi organisasi organisasi

 Berorientasi Dengan melakukan


a. Menyusun Draft 1. Keikhlasan
Pelayanan pembaruan sistem
Rencana Tindak Setiap pelayanan
Melakukan perbaikan pengarsipan data-data
Lanjut terkait public dilakukan
tiada henti perkuliahan mahasiswa
penggunaan dengan tulus dan
a. Draft RTL dapat mendukung
metode  Akuntabel memperoleh
penggunaan pencapaian visi dan misi
pengarsipan baru Melaksanakan tugas kebahagiaan
sistem terkait:
b. Melakukan dengan ketikakebutuhan
digitalisasi 1. Sumber Daya Manusia
koordinasi dengan bertanggungjawab dan public telah
pengarsipan yang kompeten,inovatif,
Dekan selaku berintegritas tinggi terpenuhi
database professional, mandiri,;
atasan mengenai  Adaptif 2. Ketegaasan
perkuliahan dan
Menyusun RTL hasil evaluasi dan Terus berinovasi dan Kemampuan untuk
b. Dokumentasi 2. Peningkatan sarana
(Rencana RTL terkait menyesuaikan dengan menyampaikan dan
9 koordinasi dan prasarana
Tindak Lanjut) penggunaan tantangan perubahan mlaksanaksn hal
dengan Dekan penunjang
kegiatan metode baru yang kebutuhan yang tepat dan
selaku atasan terlaksananya Tri
diusulkan
c. Dokumentasi  Kolaboratif Darma Perguruan pada waktu yang
c. Memberikan Selalu bekerjasama tepat
penyerahan Tinggi
tanggungjawab dengan berbagai pihak 3. Kemuliaan
akun 3. Mewujudkan institusi
pengelolaan arsip terkait demi Derajat
pengelolaan yang memiliki tata
kepada Staff keberlanjutan kegiatan penghargaan
link kepada pamong dan tata kelola
sebagai tindak
staff prodi  Manajemen ASN yang Kredibel, kepada institusi
lanjut. Melaksanakan kegiatan dengan
Transparan, Akuntabel,
d. Terus melakukan dengan memperhatikan terpenuhinya visi,
Bertanggung Jawab,
upgrade data kode etik dan kode misi, dan nilai-nilai
Adil, dan berbasis
sesuai kebutuhan perilaku ASN organisasi
digital

36
Kegiatan ini dilaksanaan selama kurang lebih 32 (tiga puluh dua) hari tertanggal 29 Agustus sampai dengan 1 Oktober
2022 yang dapat dirincikan pada table berikut .
Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Time Schedule
Agustus September
No Kegiatan Minggu V Minggi I Minggu II Minggu III MInggu IV
29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1

1 Persiapan aktualisasi
2 Menyusun konsep rancangan
dengan telaah referensi
bentuk-bentuk pengarsipan
berbasis digitalisasi
3 Mengumpulkan dan menelaah
arsip data perkuliahan
perkuliahan mahasiswa
4 Pengusulan metode baru dan
koordinasi dengan rekan kerja
dan Kordinator Program Studi
sebagai atasan
5 Memperbaharui sistem
pengarsipan data perkulihan
mahasiswa berbasis
digitalisasi
6 Melakukan sosialisai
penggunaan sistem
digitalisasi kepada Mahasiswa
7 Melakukan review efektivitas
penggunaan sistem digitalisasi
dalam pengarsipan data

37
Time Schedule
Agustus September
No Kegiatan Minggu V Minggi I Minggu II Minggu III MInggu IV
29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1

perkuliahan mahasiswa
dibandingkan dengan metode
sebelumnya
8 Melakukan evaluasi dan
pelaporan
pertanggungjawaban kepada
atasan
9 Menyusun RTL (Rencana
Tindak Lanjut) kegiatan

38
DAFTAR PUSTAKA

Literatur
Amelia, Rizki. (2021). SMART ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Fatimah, Elly, Erna Irawati. (2021). Kolaboratif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
Handoko, Ramah. (2021). Akuntabel. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Jalis, Ahmad. (2021). Kompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Mirdin, Andi Aditya. (2021). Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Rahmanendra, Dwi. (2021). Loyal. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Sejati, Tri Atmojo. (2021). Kolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Sembodo, Jarot. (2021). Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Suwarno, Yogi. (2021). Adaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Peraturan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai negeri Sipil
(CPNS).

39

Anda mungkin juga menyukai