Disusun Oleh;
HELLEN
NIM PO 62.24.2.22.511
Disusun Oleh :
Nama : Hellen
NIM PO 62.24.2.22.511
Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
dan Pendidikan ProfesiBidan
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Holistik Pada
Kasus Pra Nikah dapat diselesaikan tepat pada waktunya
Laporan Pendahuluan ini disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan
Praktik Kebidanan Holistik Remaja dan Pra Nikah Program Studi Profesi Bidan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini khususnya bagi;
1. Ibu Erina Eka Hatini, SST.,MPH selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan dan selaku Koordinator MK.
Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Remaja Dan Pra Niah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan Laporan Pendahuluan
2. Ibu Linda Puji Astutik,M.Keb selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan dan penyelesaian
Laporan Pendahuluan ini
Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini, penulis menyadari masih
banyak kekurangan,karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna kemajuan dan kesempurnaannya,penulis berharap Laporan
Pendahuluan ini bermanfaat bagi semua pihak
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. vi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. vii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………. 1
B. Tujuan …………………………………………….. 3
C. Manfaat .................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 4
A. Persiapan Pra Nikah ………………………………. 4
B. Persiapan Fisik ……………………………………. 4
C. Persiapan Gizi Pra Nikah …………………………. 5
D. Imunisasi Tetanus …………………………………. 7
E. Informasi Tentang Kehamilan, Perencanaan Persalinan
dan Kontrasepsi ……………………………………. 7
F. Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah ………………… 17
BAB III Evidence Based in Midwifery Asuhan Kebidanan Holistik
Pada Kasus Pra Nikah ..................................................... 19
A. Pendidikan Pra Nikah ……………………………… 19
B. Gizi Pra Konsepsi ………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Masa remaja disebut juga masa penghubung atau masa peralihan antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa remaja terjadi
perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai fungsi-fungsi rokhaniah
dan jasmani, terutama fungsi seksual. Terjadi kematangan fungsi jasmani
maupun yang biologis. Pada masa ini, energi atau libido seksual yang
awalnya laten di masa pra remaja menjadi hidup. Perubahan tersebut
mengakibatkan adanya dorongan untuk berperilaku seksual bertambah
(Alfiyah, N., Solehati, T., & Sutini, 2018)
Seksualitas juga berkembang dari anak-anak, remaja, dan dewasa.
Seksualitas diekspresikan dalam bentuk perilaku seksual. Dorongan seksual
dapat dipengaruhi dengan menggunakan NAPZA, berkhayal tentang seksual,
menonton film porno, melihat gambar porno, mendengar cerita porno,
berduaan di tempat sepi. Kematangan fungsi seksual dapat menimbulkan
dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksualnya dengan lawan jenis
dalam bentuk pacaran atau percintaan. Dengan adanya kesempatan
melakukan sentuhan fisik, bertemu untuk bercumbu kadang remaja tersebut
mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Alfiyah, N.,
Solehati, T., & Sutini, 2018)
Dalam Undang-undang nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, perkawinan pasal
7 menyebutkan Perkawinan hanya diijinkan jika pria dan Wanita sudah
mencapai umur 19 tahun. Batas usia dimaksud dinilai telah matang jiwa
raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan agar dapat mewujudkan
tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat
keturunan yang sehat dan berkualitas. Diharapkan juga kenaikan batas umur
yang lebih tinggi dari 16 (enam belas) tahun bagi wanita untuk kawin akan
mengakibatkan laju kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan resiko
kematian ibu dan anak. Selain itu juga dapat terpenuhinya hak-hak anak
sehingga mengoptimalkan tumbuh kembang anak termasuk pendampingan
orang tua serta memberikan akses anak terhadap pendidikan setinggi mungkin
(Kemenhumham, 2019)
Kesehatan reproduksi memegang peranan penting pada calon pasangan
pengantin untuk menghasilkan keturunan, maka dalam mewujudkan tujuan
ini tentu harus dipersiapkan dengan baik. Pendidikan tentang kesehatan
reproduksi penting dilakukan dalam meningkatkan rasa tanggung jawab
pasangan untuk menjaga kesehatan dan dapat digunakan sebagai bekal untuk
perkembangan dan Pendidikan anak kelak. Salah satu upaya yang dilakukan
saat ini adalah memberikan bimbingan atau kursus pranikah pada calon
pengantin karena kualitas sebuah perkawinan sangat ditentukan oleh kesiapan
dan kematangan kedua calon pasangan nikah dalam menyongsong kehidupan
berumah tangga. Namun, masalah kesehatan di Indonesia, utamanya
kesehatan reproduksi masih kurang mendapat perhatian yang cukup di
kalangan masyarakat. Aspek kesehatan sering terabaikan dalam perencanaan
pernikahan. Pemeriksaan medis sebelum menikah ini berguna untuk menjaga
keharmonisan rumah tangga serta bermanfaat untuk mendeteksi penyakit dan
kelainan pada calon pengantin. Konseling pranikah dapat memberikan
informasi mengenai kesehatan reproduksi. Informasi terkait persiapan
kehamilan dan kelahiran menjadi penting sehingga hak anak untuk tumbuh
dan berkembang tercapai (Hasanah, W. K., Pratomo, H., Ashor, F. L.,
Mulyana, E., Jumhati, S., & Lova, 2022)
Calon pengantin yang akan menikah adalah cikal bakal terbentuknya
sebuah keluarga, sehingga sebelum menikah calon pengantin perlu
mempersiapkan kondisi kesehatannya agar dapat menjalankan kehamilan
sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang sehat dan
menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, dan berkualitas (Hasanah, W. K.,
Pratomo, H., Ashor, F. L., Mulyana, E., Jumhati, S., & Lova, 2022)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar kasus pra nikah dan mengetahui
Evidence Based Fisiologis Holistik pada kasus Pra Nikah
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Konsep Persiapan Pra Nikah
b. Untuk mengetahui Konsep Persiapan Fisik Pra Nikah
c. Untuk mengetahui Konsep Persiapan Gizi Pra Nikah
d. Untuk mengetahui teori Imunisasi Tetanus Toksoid
e. Untuk mengetahui Informasi Tentang Kehamilan, Perencanaan
Persalinan dan Kontrasepsi
f. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Hasil dari penyusunan Laporan Pendahuluan dan Praktik Kebidanan
Holistik pada kasus pra nikah dapat dipergunakan sebagai referensi atau
acuan dalam memberikan asuhan kebidanan holistik pada kasus pra nikah
yang sesuai dengan masalah yang ditemukan dan teori ilmiah saat ini
2. Bagi Pasien
Hasil dari praktik kebidanan ini diharapkan dapat memberikan
dampak positif bagi klien. Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan Evidence Based dan komprehensif
3. Bagi Lahan Praktik
Hasil Laporan pendahuluan ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dan sebagai sumbangan teoritis dan aplikatif bagi profesi
Bidan dalam memberikan asuhan komprehensif pada kasus pra nikah
sesuai dengan Evidence Based
BAB II
TEORI KONSEP DASAR PERSIAPAN, PEMERIKSAAN DAN ASUHAN
KEBIDANAN PADA PRA NIKAH
B. Persiapan Fisik
Dalam rangka mempersiapkan kesehatannya sebelum menikah, calon
pengantin perlu menjalani beberapa prosedur pemeriksaan, antara lain;
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital; suhu, nadi, frekuensi napas, tekanan darah
2. Pemeriksaan status gizi; berat badan, tinggi badan, Lingkar Lengan Atas
(LiLA) dan tanda-tanda anemia
3. Pemeriksaan darah rutin; Hb, golongan darah dan rhesus
4. Pemeriksaan urine rutin
5. Pemeriksaan lain atas indikasi seperti; gula darah, infeksi menular
seksual, HIV, malaria, thalassemia, hepatitis B, TORCH (toksoplasmosis,
rubella, cytomegalovirus dan herpes simpleks) (Kemenkes, 2018)
Interval Minimal
Status Imunisasi Masa Perlindungan
Pemberian
T1
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 25 tahun – seumur hidup
Sumber; (Kemenkes, 2018)
19
20
aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial.
Konseling Pranikah berpengaruh secara siginifikan terhadap pemahaman
calon pengantin (p= 0,000). Koefisien Konseling Pranikah terhadap tingkat
pemahaman calon pengantin 0,617 bertanda positif. Mengandung pengertian
semakin tinggi nilai korelasi Konseling Pranikah maka semakin tinggi nilai
korelasi pemahaman calon penganti. Sebaliknya semakin rendah nilai korelasi
Konseling Pranikah maka rendah juga pemahaman calon pengantin
perilaku seksual remaja adalah sikap negatif dan faktor paparan tinggi
dengan sumber informasi seksual. Generasi milenial sudah terpapar media
internet sejak dini, hal ini mengakibatkan remaja sering mencari informasi
dari internet, karena membicarakan masalah seks pada orang tua ada
perasaan tabu dan malu, akhirnya mencari dari sumber lain yang dapat
memberi pengaruh buruk terhadap perilaku seks. Edukasi seksual dengan
cara yang tepat diharap mampu membawa pengaruh positif terhadap
perubahan perilaku seks remaja. Sesudah mendapat edukasi responden
berisiko melakukan hubungan seks pranikah mengalami penurunan yaitu dari
87 (48,3%) menjadi 42 orang
( 23,3 %)(Sebayang, W. B., & Saragih, 2020)
Huić, A., Krznarić, T., & Kamenov, Ž. (2018). Time perspective, perceived stress,
self-control and relationship satisfaction in heterosexual dating
relationships of emerging adults. Psicologia, 32(1), 63-78. Terdapat di
https://revista.appsicologia.org diakses pada tanggal 24 Agustus 2022
19
20